Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI


Mata Kuliah : Supply Chain Management
Dosen Pengampu : Dr. Ayun Maduwinarti, MP

Disusun oleh :
M. Sawadil Adhim Arrizqi / 1121600007
Ade Rakhmat Putra / 1121600050
Elfrida Riani Dopo / 1121600017

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Manajemen Transportasi dan
Distribusi ini dengan baik meskipun kami sadari masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki.
Dan juga kami sangat berterima kasih kepada Ibu Dr. Ayun Maduwinarti, MM selaku
Dosen mata kuliah Supply Chain Management yang telah memberikan tugas ini, sekaligus
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih juga kepada Perpustakaan
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang menyediakan buku dengan lengkap, serta Bu
Khusnul Khotimah yang selalu welcome menyediakan tempat untuk kami dalam menyusun
makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Kami harap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Khususnya
semoga bisa menambah wawasan mengenai pengelolaan transportasi dan distribusi.

Surabaya, 6 April 2019

Penyusun

Daftar Isi
i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah........................................................................ 1
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................... 2
2.1 Definisi Distribusi dan Transportasi......................................................... 2
2.2 Unsur-unsur Pada Transportasi................................................................. 2
2.3 Fungsi Transportasi................................................................................... 3
2.4 Macam-macam Transportasi.................................................................... 4
2.5 Tujuan Pengelolaan Transportasi............................................................. 8
2.6 Strategi Distribusi..................................................................................... 8
2.7 Kriteria Kinerja Transpotasi..................................................................... 9
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok. Karena suatu produk
yang diproduksi dan dikunsumsi sangatlah jarang berada dalam satu lokasi yang sama.
Ditambah lagi wilayah indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih
dari 17.000 pulau dengan total wilayahnya yang seluas 735.400 mil persegi. Maka,
dibutuhkan perencanaan yang tepat pada pengelolaan dan pengendalian penggunaan
transportasi dalam manajemen rantai pasok sehingga pendistribusian produk antara satu
wilayah dengan wilayah yang lain dapat terintegrasi dengan baik.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital
dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang
lain. Pengelolaan kegiatan transportasi yang efektif dan efisien akan memastikan
pengiriman barang dari perusahaan ke pelanggan dengan tepat waktu, tepat jumlah, tepat
kualitas, dan tepat penerima. Melalui transportasi, penduduk antar wilayah satu dengan
wilayah lainnya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil pembangunan
yang ada.
Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi oleh
sistem transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan
bandara yang efisien. Manajer transportasi memiliki banyak pilihan dalam keputusan
manajemen transportasi, baik dari pilihan jenis moda transportasi, penyedia jasa
transportasi, maupun pilihan tingkat pelayanan yang diberikan. Angkutan udara, darat, dan
laut harus saling terintegrasi dalam satu sistem logistik dan manajemen yang mampu
menunjang pembangunan nasional.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini antara lain :
1. Apa definisi dari transportasi dan distribusi ?
2. Apa saja unsur-unsur yang ada pada transportasi dan distribusi ?
3. Apa saja fungsi dari transportasi dan distribusi ?
4. Apa saja macam-macam alat transportasi ?
5. Apa tujuan dari adanya pengelolaan transportasi dan distribusi ?
6. Bagaimana strategi pengelolaan transportasi ?
7. Apa kriteria penilaian kinerja transportasi ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka dapat ditentukan tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui secara umum tentang definisi, unsur, fungsi, tujuan dan
macam-macam transportasi serta pengelolaannya.
2. Sebagai tugas mata kuliah “Supply Chain Management”.
BAB 2
1
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Pengertian distribusi menurut Frank H. Woodward dalam bukunya yang berjudul
“Managing the Transport Service Function” dijelaskan In Industry , distribution has been
accepted as : The performances of all business activities involved in moving the goods from
the point of processing or manufacture to the point sale to the customer and would include :
warehousing, inventory control of finished goods, materials handling and packaging,
documentation and dispatch, traffic and transportation, and after sales services to
customers.
Artinya kinerja semua aktivitas bisnis yang terkait kegiatan dalam pemindahan
barang dari titik pemrosesan atau pembuatan ke titik penjualan kepada pelanggan dan
mencakup tentang : pergudangan, kontrol persediaan barang jadi, penanganan dan
pengemasan bahan, dokumentasi dan pengiriman, lalu lintas dan transportasi, danlayanan
purna jual kepada pelanggan.
Bila dilihat dari pengertian tersebut diatas, kegitan transportasi merupakan bagian
dari pengertian distribusi.
Kemudian pengertian transportasi yang secara umum adalah rangkaian kegiatan
memindahkan/mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan
menggunakan moda transportasi darat, laut/sungai maupun udara.
Sedangkan definisi transportasi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Salim (2000) transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ada dua unsur yang
terpenting yaitu pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah tempat dari
barang (comoditi) dan penumpang ke tempat lain.
Menurut Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan,
menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain,
di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-
tujuan tertentu.
Menurut definisi yang umumnya berlaku, manajemen transportasi adalah kegiatan
yang meliputi pengurusan, pengelolaan, ketatalaksanaan, pengontrolan yang dijalankan oleh
bagian transportasi atau unit dalam organisasi industri atau perdagangan dan jasa lain
(manufacturing business and service) untuk memindahkan /mengangkut barang atau
penumpang dari suatu lokasi ke lokasi lain secara efektif dan efisien.
Hal ini berarti di pihak pengusaha atau pengadaan jasa angkutan mengharapkan
imbalan jasa dalam bentuk tarif yang dibayar oleh pemakai jasa dan pihak pemakai jasa
mengharapkan adanya jasa angkutan yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan daya belinya.

2.2 Unsur-unsur Transportasi


Beberapa unsur yang harus ada atau biasanya terkandung dalam tranpostasi :
1. Ada muatan yang di angkut
2. Ada kendaraan/moda transportasinya sebagai alat pengangkut
3. Ada jalan/sarana prasarana yang dapat di lalui dengan aman
4. Adanya terminal awal/asal dan terminal tujuan

2
5. Adanya SDM dan organisasi yang menggerakkan kegiatan
6. Adanya perpindahan sebagai proses pemindahan

2.3 Fungsi Transportasi


Secara tradisional, manajemen transportasi dan distribusi dikenal dengan berbagai
sebutan. Sebagian perusahaan menggunakan istilah manajemen logistik, sebagian lagi
menggunakan istilah distribusi fisik (physical distribution). Apa pun istilahnya, secara
umum fungsi transportasi dan distribusi pada dasarnya adalah menghantarkan produk dari
lokasi tempat produk tersebut diproduksi sampai tempat produk akan digunakan.
Manajemen transportasi dan distribusi mencakup aktivitas, baik fisik yang secara kasat mata
seperti menyimpan dan mengirim produk, maupun fungsi non fisik yang berupa aktivitas
pengolahan informasi dan pelayanan kepada pelanggan.
Pada prinsipnya, fungsi ini bertujuan untuk menciptakan pelayanan tinggi ke
pelanggan yang bisa dilihat dari tingkat service level yang dicapai, kecepatan pengiriman,
kesempurnaan barang sampai ke tangan konsumen, dan pelayanan purnajual yang
memuaskan.

Manajemen transportasi dan distribusi pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar
yang terdiri dari :
1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level.
Segmentasi pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue
perusahaan bisa bervariasi dan karakteristik setiap pelanggan bisa sangat berbeda
antara satu dengan lainnya. Dari segi revenue, seringkali hukum pareto 20/80
berlaku disini. Artinya, hanya sekitar 20% dari pelanggan atau area penjualan
menyumbangkan sejumlah 80% dari pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Perusahaan tidak bisa menomorsatukan semua pelanggan. Dengan memahami
perbedaan karakteristik dan kontribusi setiap pelanggan atau area distribusi,
perusahaan bisa mengoptimalkan alokasi persediaan maupun kecepatan pelayanan.
Misalnya, pelanggan kelas 1 yang menyumbangkan pendapatan terbesar, memiliki
target service level yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan kelas 2 atau
kelas 3 yang kontribusinya jauh lebih rendah.
2. Menentukan mode transportasi yang akan digunakan.
Tiap mode transportasi memiliki karakteristik yang berbeda dan mempunyai
keunggulan serta kelemahan yang berbeda juga. Sebagai contoh, transportasi laut
memiliki keunggulan dari segi biaya yang lebih rendah, namun lebih lambat
dibandingkan dengan transportasi udara. Manajemenen transportasi harus bisa
menentukan mode yang akan digunakan dalam mengirimkan/mendistribusikan
produk-produk mereka ke pelanggan. Kombinasi dua atau lebih mode transportasi
bahkan perlu dilakukan untuk menghadapi situasi yang berbeda.
3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman.
Kosolidasi merupakan kata kunci yang sangat penting deasa ini. Tekanan untuk
melakukan pengiriman cepat, namun murah menjadi pendorong utama perlunya
melakukan konsolidasi informasi maupun pengiriman. Salah satu contoh konsolidasi
pengiriman adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai regional retribution
3
center oleh central warehouse untuk keperluan pembuatan jadwal pengiriman.
Sedankan konsolidasi pengiriman dilakukan, misalnya dengan menyatukan
permintaan beberapa toko atau ritel yang berbeda dalam sebuah truk, Dengan cara
ini, truk dapat berjalan dengan sering tanpa harus membebankan biaya lebih pada
pelanggan atau klien yang mengirimkan produk tersebut.
4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman.
Salah satu kegiatan operasional yang dilakukan oleh gudang atau distributor adalah
menentukan waktu sebuah truk harus berangkat dan rute yang harus dilalui untuk
memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan. Apabila jumlah pelanggansedikit,
keputusan ini bisa diambil dengan relatif mudah.
5. Memberikan pelayanan nilai tambah.
Selain mengirimkan produk ke pelanggan , jaringan distribusi semakin banyak
dipercaya untuk melakukan proses nilai tambah. Kebanyakan proses nilai tambah
tersebut tadinya dilakukan oleh pabrik. Beberapa nilai tambah yang bisa dikerjakan
oleh distributor adalah pengepakkan(packaging0, pelabelan harga, pemberian
barcode, dan sebagainya. Untuk mengkomodasikan kebutuhan lokaldengan lebih
baik, beberap industri, seperti industri printer memindahkan proses konfigurasi akhir
dari produknyake ditributor pada setiap negara. Hal ini meningkatkan fleksibelitas
produk, sehingga mengurangi kelebihan stok di suata negara dan kekurangan di
negara lain.
6. Menyimpan persediaan.
Jaringan distribusi selalu melibatkan penyimpanan produk, baik di suatau gudang
pusat atau gudang regional maupun di toko tempat produk tersebut dipajang untuk
dijual. Oleh karena itu, manajemen distribusi tidak bisa dilepaskan dari manajemen
pergudangan.
7. Menangani pengembalian.
Manajemen distribusi juga mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan
kegiatan pengembalian produk dari hilir ke hulu dalam supply chain. Pengembalian
ini bisa karena produk rusak atau tidak terjual sampai batas penjualannya habis,
seperti produk-produk makana, sayuran, buah-buahan, dan sebagainya. Kegiatan
pengembalian juga bisa terjadi pada produk-produk kemasan, seperti botol yang
akan digunakan kembali dalam proses produksi atau yang harus dioleh lebih lanjut
untuk menghindari pencemaran lingkungan> Pengembalian produk ataua kemasan
ini biasa disebut reverse logistics.

2.4 Macam-macam Transportasi


Secara umum, transportasi di Indonesia dibedakan dalam beberpa jenis yaitu:
1. Transportasi darat
Transportasi darat memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:
a. Sarana Transportasi darat :

a.1. Sarana Angkutan Jalan Raya

4
Angkutan Jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk
menggunakan jalan. Angkutan jalan ini diantaranya adalah :
- Sepeda Motor
- Mobil Penumpang
- Mobil Barang
- Bus
- Truk dsb.

a.2. Sarana Angkutan Kereta Api :

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga


gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya,
yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat
transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan
tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong
(dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong
tersebut berukuran relatif besar sehingga mampu memuat penumpang
maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal
efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal
sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota,
maupun antar negara.
b. Prasarana Transportasi Darat :
Jalan dan Jembatan, adalah prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
5
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori,
dan jalan kabel.
Rel Kereta, digunakan pada jalur kereta api. Rel
mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel
merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan
sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan
menggunakan paku rel, sekrup, penambat, atau penambat e (seperti penambat
Pandrol).
Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan
yang digunakan. Paku ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan
kayu, sedangkan penambat e digunakan untuk bantalan beton atau semen.
Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu
kericak atau dikenal sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api
untuk meredam getaran dan lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk
menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih elastis
ketimbang bantalan beton.

2. Transportasi Laut
Transportasi laut memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:
a. Sarana transportasi laut :

- Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut


(sungai dsb) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal
biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci.
Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar
dan boat yang lebih kecil. Berabad-abad lamanya kapal digunakan oleh
manusia untuk mengarungi sungai atau lautan.
- Feri, adalah sebuah sebuah kapal transportasi jarak dekat. Feri mempunyai
peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota pesisir
pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih
kecil dibandingkan jembatan atau terowong.
- Sampan (bahasa Tionghoa) adalah sebuah perahu kayu tiongkok yang
memiliki dasar yang relatif datar, dengan ukuran sekitar 3,5 hingga 4,5
meter yang digunakan sebagai alat transportasi sungai dan danau atau
menangkap ikan. Sampan dapat mengangkut penumpang 2 – 8 orang,
tergantung ukuran sampan. Sampan ada kalanya memiliki atap kecil dan
6
dapat digunakan sebagai tempat tinggal permanen di perairan dekat darat.
Sampan biasanya tidak digunakan untuk berlayar jauh dari daratan karena
jenis perahu ini tidak memiliki perlengkapan untuk menghadapi cuaca
yang buruk.

b. Prasarana Transportasi Laut :


Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai atau danau
untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke
dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk
memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang
berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang
berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti
pengalengan dan pemrosesan barang.
Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-
kapal laut. Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk
berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan serta menjadi tempat distribusi
maupun pasar ikan. Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3, yaitu: Pelabuhan
Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan Nusantara, dan Pelabuhan Perikanan
Samudera.
Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi :
1. Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter)
2. Perlindungan dari angin, ombak, dan petir
3. Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk
4. Galangan kapal, sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan
membuat kapal. Kapal-kapal ini dapat berupa yacht, armada militer, cruisine
line, pesawat barang atau penumpang.

3. Transportasi Udara
Transportasi udara memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:
a. Sarana Transportasi Udara :

Pesawat terbang atau pesawat udara atau kapal terbang atau cukup
pesawat saja adalah kendaraan yang mampu terbang di atmosfir atau udara

b. Prasarana Transportasi Udara :


Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat
terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana
7
minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya
dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan
maupun bagi penggunanya.
Menurut ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar
udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau
sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura
adalah “lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang
merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi
angkutan udara untuk masyarakat.

2.5 Tujuan Dari Pengelolaan Transportasi


Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan
menaikkan atau menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian
pengangkutan dilakukan karena nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari pada
tempat asalnya.

2.6 Strategi Distribusi


Secara umum ada tiga strategi distribusi dari pabrik ke pelanggan. Tiga strategi ini
dengan asumsi bahwa pengiriman barang melewati sampai ke toko. Tentu saja diluar tiga itu
masih ada model pengiriman langsung ke pelanggan akhir yang sekarang ini banyak
dilakukan oleh perusahaan yang melakukan transaksi penjualan secara online. Masing-
masing dari strategi ini memiliki keunggulan dan kekurangan. Ketiga strategi tersebut
sebagai berikut :
1. Pengiriman Langsung (Direct Shipment)
Pada model ini yang terjadi adalah pengiriman langsung dari pabrik ke pelanggan,
tanpa melalui gudang. Jadi, dengan strategi ini kebutuhan gudang akan hilang. Biasanya
strategi ini cocok digunakan untuk barang yang umurnya pendek dan barang yang mudah
rusak dalam proses bongkar muat atau pemindahannya. Dibeberapa industri consumer
goods, seperti Coca-cola, Sebagian pelanggan besar seperti Giant atau Carrefour dilayani
dengan model direct shipment. Karena hlangnya fasilitas antar gudang, maka ada
penghematan biaya fasilitas, tetapi terkadang biaya transportasi lebih tinggi akibat
berkurangnya kesempatan mencapai ecomonies of scale yang tinggi pada aktivitas
transportasi. Keunggulan lainnya ialah pemendekan waktu kirim dari pabrik ke pelanggan
dan pengurangan inventori pada supply chain. Di sisi lain, strategi ini akan menanggung
resiko yang lebih tinggi apabila ketidakpastian permintaan maupun pasokan relatif tinggi.
2. Pengiriman melalui Warehouse
Pada model ini barang tidak langsung dikirim ke pelanggan, namun melewati satu
atau lebih gudang. Berkebalikan dengan model direct shipment, model warehousing cocok
untuk produk-produk yang ketidakpastian supply-nya tinggi serta produk-produk yang
memiliki daya tahan relatif lama. Gudang juga berfungsi sebagai tempat melakukan
konsolidasi muatan dari sejumlah supplier ke sejumlah pelanggan, sehingga pengiriman bisa
dilaksanakan dengan skala ekonomi yang lebih tinggi, baik dari sumber menuju gudang
8
maupun dari gudang menuju ke pelanggan. Kalau ada ketidaksinkronan antara supply, maka
gudang juga akan berfungsi sebagai peredam ketidakpastian. Di sisi lain, dengan adanya
gudang, biaya-biaya fasilitas dan operasional akan lebih tinggi dan barang rata-rata akan
lebih lama sampai ke pelanggan. Tingkat kerusakan barang bisa jadi lebih tinggi karena
adanya proses bongkar muat dan handling yang lebih banyak.
3. Croos-Docking
Pada model ini produk akan mengalir melalui cross-dock yang berada antara pabrik
dengan pelanggan. Di tempat ini, kendaraan penjemput dan pengirim akan bertemu dan
terjadi transfer beban. Aktivitas yang terjadi adalah penerimaan, sorting, dan pemuatan.
Secara umum keunggulannya adalah pengiriman bisa relatif cepat dan bisa tetap mencapai
ecomonies of transportasion yang baik karena adanya konsolidasi. Selain itu, kegiatan
handling akan jauh berkurang dan inventory di supply chain tidak akan setinggi model
werehousing. Strategi ini lemah dari sisi kebutuhan investasi sistem yang biasanya cukup
tinggi untuk menciptakan visibilatas informasi dan koordinasi antara pabrik dengan
pelanggan. Dalam prakteknya, perusahaan mungkin menggabungkan antara fasilitas
penyimpanan (werehousing) dengan fasilitas untuk cross-docking. Sebagai contoh, bagian
depan dari fasilitas digunakan untuk kegiatan cross-docking, sedangkan bagian belakang
digunakan untuk penyimpanan. Dengan demikian, produk yang akan melewati proses cross-
docking bisa menggunakan fasilitas receiving dan loadingnya yang sama. Apabila tujuan
pengiriman berdekatan, misalnya pengiriman untuk toko-toko di suatu wilayah, maka
kendaraan bisa mengangkut muatan untuk sejumlah tujuan sekaligus.

2.8 Kriteria Kinerja Transportasi


Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi transportasi,
ada beberapa parameter/indikator yang bisa dilihat, yaitu ; yang pertama menyangkut
ukuran kuantitatif yang dinyatakan dengan tingkat pelayanan dan yang kedua bersifat
kualitatif yang dinyatakan dengan mutu pelayanan (Rudy Herman K, 2001: 55).

a) Faktor Tingkat Pelayanan


1. Kapasitas
Kapasitas dinyatakan sebagai jumlah penumpang atau barang yang bisa
dipindahkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya orang/jam atau ton/jam. Dalam
hal ini kapasitas ini merupakan fungsi dari kapasitas atau ukuran tempat atau sarana
transportasi dan kecepatan, serta mempengaruhi besarnya tenaga gerak yang
dibutuhkan.
Pada dasarnya, biasanya semua pihak berusaha untuk meningkatkan kapasitas
dengan cara memperbesar ukuran, mempercepat perpindahan, merapatkan atau
memadatkan penumpang/barang angkutan.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas dinyatakan sebagai derajat kemudahan yang dicapai oleh orang
terhadap suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan. Dalam pengertian yang lain
bahwa aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan lokasi untuk dijangkau dari
lokasi lainnya melalui sistem transportasi.

9
b) Faktor Kualitas Pelayanan
1. Keselamatan
Keselamatan ini erat hubungannya dengan masalah kemungkinan kecelakaan dan
terutama berkaitan erat dengan sistem pengendalian yang digunakan. Suatu sistem
transportasi yang mempunyai sistem pengendalian yang ketat, biasanya mempunyai
tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi, contohnya adalah kereta api atau
pesawat udara.
2. Keandalan
Keandalan ini berhubungan dengan faktor-faktor seperti ketetapan jadwal waktu
dan jaminan sampai di tempat tujuan. Suatu sistem transportasi yang andal berarti
bahwa penumpang dan/atau barang yang diangkutnya bisa sampai pada waktu yang
tepat dan tidak mengalami gangguan atau kerusakan.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemudahan yang ada dalam mengubah segala sesuatu sebagai
akibat adanya kejadian yang berubah tidak sesuai dengan skenario yang
direncanakan. Contohnya adalah apabila pola perjalanan orang berubah akibat
perkembangan telekomunikasi, maka sistem transportasi yang bersangkutan juga
bisa dengan mudah disesuaikan.
4. Kenyamanan
Kenyamanan transportasi, terutama berlaku untuk angkutan penumpang, erat
kaitannya dengan masalah tata letak tempat duduk, sistem pengaduran udara
didalam kendaraan, ketersediaan sailitas khusus seperti toilet, tempat makan, waktu
operasi dan lai-lain.
5. Kecepatan
Kecepatan merupakan faktor yang sangat penting dan erat kaitannya dengan
masalah efisiensi sistem transportasi. Pada prinsipnya orang selalu menginginkan
kecepatan yang tinggi dalam bertransportasi, namun demikian keinginan itu
kadang-kadang dibatasi oleh berbagai hal, misalnya kemampuan mesin atau tenaga
penggerak yang terbatas, masalah keselamatan dan kemampuan manusia dalam
mengendalikan pergerakan yang juga terbatas dan lain-lain.
6. Dampak
Dampak transportasi sangat beragam jenisnya, mulai dari dampak lingkungan
(polusi, kebisingan, getaran dan lain-lain) sampai dengan dampak sosial politik
yang ditimbulkan/diharapkan oleh adanya suatu operasi lalu lintas serta besarnya
konsumsi energi yang dibutuhkan.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

11

Anda mungkin juga menyukai