Anda di halaman 1dari 84

Buku Ajar

REKAYASA LOGISTIK

Untuk Mahasiswa Fakultas Teknik


Dan Progam Studi Teknik Transportasi Laut

Dedy Rusmiyanto, S.Tr., M.T

Universitas Maritim Amni


Semarang, 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur dipanjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala


yang telah memberikan petunjukNya sehingga penulisan Buku Ajar Ekonomi
Tranportasi Laut ini dapat diselesaikan dengan baik.
Seluruh materi dalam buku ini dikelompokkan ke dalam sepuluh bab yang telah
disusun secara urut dan sistematis sehingga pembaca dapat memperoleh pengetahuan
yang utuh terhadap ekonomi transportasi laut. Selain diperuntukkan bagi mahasiswa
program studi Teknik Transportasi Laut, buku ajar ini juga dapat digunakan oleh para
mahasiswa program studi lain yang serumpun seperti Teknik Keselamatan dan bahkan
oleh para mahasiswa diluar fakultas teknik / di luar universitas.
Melalui buku ajar ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami secara
komprehensif Ekonomi Transportasi Laut yang merupakan landasan bagi
pengembangan kompetensi utama di lingkungan fakultas teknik atau program studi
Teknik Transportasi Laut.
Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ajar ini diucapkan
terimakasih. Semoga bantuan tersebut menjadi amal sholeh dan mendapat imbalan
pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta‟ala.
Dengan berbagai kekurangannya, buku ajar ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sesuai dengan fungsinya. Masukan-masukan dari siapapun sangat dinanti demi
perbaikan buku ajar ini.

Semarang, Oktober 2023

Dedy Rusmiyanto
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul................................................................................................................

Kata pengantar................................................................................................................

Daftar isi.........................................................................................................................

BAB I MANAJEMEN LOGISTIK

Manajemen Logistik dan Sistem Logistik......................................................................

BAB II OPERASI LOGISTIK DAN KOORDINAASI LOGISTIK

Siklus Usaha Logistik.....................................................................................................

Manajemen Distribusi Fisik...........................................................................................

Pengolahan Pesanan.......................................................................................................

Perencanaan Operasional...............................................................................................

BAB III KOMPONEN SISTEM LOGISTIK

Prasarana Transportasi Laut...........................................................................................

Administrasi Transportasi...............................................................................................

BAB IV UNSUR – UNSUR INVENTARIS

Sifat dan Fungsi Persediaan...........................................................................................

Mengevaluasi Ketidakpastian Penjualan........................................................................


BAB V UNSUR – UNSUR PENYIMPANAN DAN PENANGANAN MATERIAL
DAN PETI KEMAS

Pengangkutan dan Penyimpanan....................................................................................

Penanganan Material dan Peti Kemas............................................................................

Progran Pengiriman Terpadu..........................................................................................

Konsep Penyimpanan Strategis......................................................................................

Fungsi Gudang dan Alternatif Penyimpan.....................................................................

BAB VI KEBIJAKSANAAN DAN PERENCANAAN LOGISTIK

Intregasi Sistem Logistik Ekonomi Transportasi dan Lokasai Fasilitas.........................

Integrasi Total Biaya dan Penyelenggaraan Analisa Total Biaya...................................

BAB VII PRESTASI LOGISTIK DAN KEBIJAKSANAAN PELAYANAN

Prestasi Logistik dan Mengukur Prestasi Logistik.........................................................

Analisa Biaya Penghasilan dan Merumuskan Kebijaksanaan Pelayanan .....................

Pertimbangan Operasional dalam Pembuatan Kebijaksanaan.......................................

BAB VIII PROSEDUR PERENCANAAN

Perencanaan Logistik.....................................................................................................

Pedoman Manajerial untuk Perencanaan Logistik.........................................................

BAB IX TEKNIK DESAIN

Sifat Perencanaan dan Modeling Strategi Kasifikasi Atribut Teknik.............................


Replikasi Simbolik.........................................................................................................

Teknik Simulasi..............................................................................................................

BAB X TEKNIK OPERASIONAL

Desain untuk Keputusan dan Operasi Fasilitas..............................................................

Allocationna and Assignment.........................................................................................

Routing and Schedulin...................................................................................................

BAB XI ADMINISTRASI DAN ORGANISASI SISTEM LOGISTIK

Pengawasan Logistik......................................................................................................

Evolusi Logistik.............................................................................................................

BAB XII DIMENSI PERUBAHAN..............................................................................

Penerapan Inovatif Teknologi yang Tersedia.................................................................

Potensi Logistik Sekarang..............................................................................................

Kesimpulan.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

BIONARASI..................................................................................................................
BAB I
MANAJEMEN LOGISTIK TERPADU

A. Manajemen Logistik
Manajemen logistik adalah suatu proses atau kegiatan perencanaan, pengendalian
dan pelaksanaan dalam pengelolaan barang/material, mulai dari penentuan dan
pengadaan barang, penyimpanan barang, penyaluran barang, pemeliharaan barang,
penghapusan barang dan pengendalian barang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Manajemen logistik merupakan bagian dari Manajemen Rantai Pemasok (Supply
Chain Management atau SCM) yaitu sistem terintegrasi yang mengkoordinasikan
keseluruhan proses diorganisasi atau perusahaan dalam mempersiapkan dan
menyampaikan produk atau jasa kepada konsumen.

Berikut definisi dan pengertian manajemen logistik dari beberapa sumber buku :
Menurut Abbas (2012), manajemen logistik adalah suatu proses kegiatan
fungsional untuk mengelola material, yang meliputi kegiatan perencanaan dan penentuan
kebutuhan, penganggaran pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, pemeliharaan,
penghapusan dan pengendaliannya.
Menurut Subagya (1994), manajemen logistik adalah kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk mencapai daya guna efisiensi yang optimal di dalam memanfaatkan
barang dan jasa.
Menurut Siahaya (2012), manajemen logistik adalah bagian dari Supply Chain
Management (Manajemen Rantai Pasok) yang merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan aliran barang secara efektif dan efisien, meliputi transportasi,
penyimpanan, distribusi dan jasa layanan serta informasi terkait mulai dari tempat asal
barang sampai ke tempat konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Menurut The Council of Logistics Management (CLM), manajemen Logistik
merupakan bagian proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengendalian keefisienan dan keefektifan aliran penyimpanan barang,
pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik
konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
(Febriawati, 2013).
Menurut Bowersox (1996), manajemen logistik merupakan aktivitas perusahaan
yang berkaitan dengan lokasi, fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi,
pengurusan, dan penyimpanan.

Tujuan dan Prinsip Manajemen Logistik


Manajemen logistik bertujuan agar barang atau bahan yang diperlukan untuk
proses produksi atau kegiatan operasional dapat tersedia dengan kuantitas, kualitas,
waktu dan tempat yang dibutuhkan dengan biaya seefisien mungkin, melalui penerapan
konsep standarisasi (standar teknik, standar penyimpanan, pemusnahan, pengadaan),
optimalisasi (sesuai dengan kebutuhan) dan akurasi.

Menurut Lumenta (1990), terdapat tiga tujuan manajemen logistik, yaitu:


1. Tujuan operasional, yaitu tersedianya barang serta bahan dalam jumlah yang tepat
dan mutu serta waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan, yaitu terlaksananya tujuan operasional dengan baya serendah-
rendahnya dengan hasil yang optimal.
3. Tujuan pengamanan, agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan,
penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak wajar lainnya, serta nilai
persediaan yang sesungguhnya dalam sistem akuntansi.

Menurut Abbas (2012), fungsi-fungsi manajemen logistik adalah sebagai berikut:


1. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan
Fungsi ini mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedoman-
pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik.Penentuan kebutuhan
merupakan perincian (detailing) dari fungsi perencanaan, bilamana diperlukan semua
faktor yang mempengaruhi penentuan harus diperhitungkan.
2. Fungsi penganggaran
Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan, usaha-usaha untuk
merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala
mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan
yang berlaku terhadapnya.
3. Fungsi pengadaan
Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan,
penentuan kebutuhan maupun penganggaran.
4. Fungsi penyimpanan dan penyaluran (alokasi)
Fungsi ini merupakan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran
material yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi sebelumnya untuk kemudian
disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.
5. Fungsi pemeliharaan
Fungsi ini merupakan usaha atau proses kegiatan-kegiatan untuk
mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil material inventaris.
6. Fungsi penghapusan
Fungsi ini merupakan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha pembebasan
material dari pertanggungjawaban yang berlaku. Dengan kata lain, fungsi
penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan (aset) karena kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis,
kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
7. Fungsi pengendalian
Fungsi ini merupakan inti pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha
untuk memantau dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik. Dalam fungsi
ini di antaranya terdapat kegiatan-kegiatan pengendalian inventarisasi (inventory
control) dan expediting yang merupakan unsur-unsur utamanya.

Komponen Manajemen Logistik


Menurut Bowersox (2002), agar kegiatan logistik dapat berjalan dengan baik perlu
didukung oleh komponen-komponen yang ada dalam sistem logistik, yaitu sebagai
berikut:
a. Struktur lokasi fasilitas
Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi ke mana
dan melalui mana material dan produk diangkut. Untuk tujuan perencanaan, fasilitas-
fasilitas tersebut meliputi pabrik, gudang, dan toko pengecer. Jika digunakan jasa
khusus dari perusahaan pengangkutan atau gudang, maka fasilitas ini merupakan
bagian terpenting dari jaringan kerja tersebut.

b. Transportasi
Kecepatan pelayanan transport adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pengangkutan. Kecepatan itu berkaitan dengan transport yang mampu
memberikan pelayanan yang lebih cepat dan tarif tinggi, selain itu berkaitan pada
lebih cepat pelayanan maka lebih pendek waktu produksi barangnya.
c. Persediaan
Pengadaan material dilaksanakan dalam sistem logistik untuk alasan yang
berbeda dengan pengadaan produk jadi. Dengan pentahapan waktu MRP, tujuan yang
terpenting adalah mempertahankan kontinuitas jadwal produksi dengan komitmen
yang minimum pengadaan persediaan.
d. Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan yang tidak boleh diabaikan dalam sistem logistik.
Kecepatan arus informasi itu juga berkaitan langsung dengan integrasi dari fasilitas,
transportasi dan persediaan. Semakin efisien desain sistem logistik suatu perusahaan
maka akan semakin peka terhadap gangguan dalam arus informasi.
e. Penanganan (handling) dan penyimpanan
Penanganan dan penyimpanan meliputi pergerakan atau movement,
pengepakan, dan containerization (pengemasan). Jadi semakin sedikit produk
ditangani maka semakin terbatas atau efisien arus total fisiknya. Jika diintegrasikan
secara efektif maka handling dapat mengurangi masalah dengan kecepatan dan
kemudahan melalui sistem tersebut.
B. Sistem Logistik
Sistem logistik adalah kumpulan dari alat-alat yg menjadi satu dan terkoneksi
dengan jasa pelayanan transportasi. alat-alat yg disebutkan itu memiliki maksud tempat
dimana suatu material diolah mulai dari pembuatan, penyimpanan, sortir, hingga
konsumsi. Yang akan masuk dari sistem logistik ini sangat beragam mulai menurut
fasilitas manufaktur, terminal transportasi, hingga loka pembuangan.
Ada 3 aktivitas utama pada menjalankan sistem logistik yaitu order processing,
inventory management, & freight transportation. Bagian yang bergerak dalam aktivitas
order processing atau pemrosesan pemesanan pada fakta. Proses tadi bisa dimulai dari
mengisi formulir pemesanan sang pihak customers, kemudian dikirim & dilakukan
pemeriksaan. Setelah itu akan dilakukan pembuktian tentang ketersediaan barang dan
status kredit memesannya.
Selain itu terdapat juga perintah mengenai pengambilan berdasarkan
penyimpanan atau pembuatan pada fasilitas manufaktur. Selanjutnya barang akan
dikemas kemudian dikirimkan yg disertai dengan dokumen pengirimannya.
Setelah kegiatan order processing selesai, maka kegiatan yg selanjutnya
merupakan inventory management. Aktivitas ini mempunyai faktor yang yang sangat
penting pada perencanaan & operasi sistem logistik. Maksud inventory pada kata ini
mampu berupa komponen juga material work-in-process. Sementara dalam kegiatan
freight transportation yang paling poly berkiprah merupakan barang mulai dari barang
mentah, barang dalam proses, hingga barang jadi.

Tujuan utama dari sistem transportasi dan logistik


Tujuan utama dari sistem transportasi dan logistik adalah demi tersedianya suatu
produk barang yg tepat waktu & sampai di lokasi yg tepat. Sehingga, terdapat beberapa
serangkaian kegiatan logistik yang wajib dilakukan perusahaan, yaitu pengadaan barang,
kegiatan produksi, & distribusi. Dalam prosesnya, aktivitas logistik memiliki standar
performa tertentu yang harus diraih. Adapun strata kinerja yang harus diraih pada
kegiatan logistik merupakan lahirnya keseimbangan antara kualitas pelayanan yang
diinginkan oleh pelanggan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan demi menyentuh
tujuan akhir perusahaan. jelaskan tujuan dari sistem transportasi dan logistik
Bowersox mengungkapkan setidaknya masih ada 2 faktor primer pada
menentukan tingkat kinerja logistik. Pertama faktor pelayanan, yaitu suatu tingkat
pelayanan yang dihadirkan perusahaan pada konsumennya. Kedua faktor biaya , yaitu
besarnya nominal biaya yg dikeluarkan perusahaan buat menghadirkan pelayanan yg baik
dalam konsumennya.

Sistem Manajemen Logistik


Sistem Manajemen logistik, kita memerlukan beberapa data penelitian untuk
mendukung aktifitas pembuatan sistem. Sehingga dalam memenuhinya, Pkita akan
merancang suatu sistem yg digunakan sang Pelaku & Penyedia Jasa Logistik yang
mendistribusikan bahan-bahan utama ke wilayah-wilayah di Indonesia. Sistem ini
nantinya akan membantu Pelaku & Penyedia Jasa Logistik, mulai menurut penginputan
asal data perusahaan, menerima pesanan pengiriman, pengecekan ketersediaan angkutan,
biaya , data pengiriman, pelacakan posisi kendaraan angkutan, & output laporan.
Kelangkaan stock akan memicu peningkatan harga, dan peningkatan harga akan
memperlebar disparitas harga.Kelancaran distribusi akan mengklaim ketepatan stock
serta bisa mengendalikan perbedaan & fluktuasi harga komoditas bahan-bahan utama.
Selain itu, fluktuasi harga bahan-bahan utama turut menaruh kontribusi signifikan
terhadap taraf inflasi daerah dan nasional. Tingkat inflasi yg fluktuatif, apalagi cenderung
tinggi, akan berdampak dalam stabilitas ekonomi secara holistik.Dalam konteks supply
chain management, saluran distribusi adalah galat satu keputusan stratejik. Saluran
distribusi akan memastikan produk dari manufaktur atau produsen diserahkan ke
konsumen dengan kuantitas, kualitas, tempat, penerima, saat, dan porto yg sempurna.

Sistem Logistik Terintegrasi


Sistem bisa menunjang dalam memprediksi jumlah peredaran bahan pokok serta
strategis dari waktu ke waktu secara akurat. Apabila pada sesuatu waktu tertentu
diperkirakan hendak terjalin kekurangan stock( shortage) ataupun kelebihan
stock( surplus) hendak lekas mengirimkan pemberitahuan( notification) buat mencari
pemecahan metode pemenuhan. Sistem bisa menunjang mendiskripsikan analisis supply
serta demand forecasting, dengan melacak arus ekspedisi transportasi yang mengangkat
logistik bahan baku, sehingga menciptakan informasi serta infromasi yang akurat buat
membagikan pemecahan dalam meminimalkan kelangkaan stock ataupun kelebihan
stock, yang kedua- duanya berimplikasi pada fluktuasi harga.
Kelangkaan stock berimplikasi pada kenaikan harga, sedangkan kelebihan stock
hendak berakibat pada penyusutan harga. Sistem bisa menunjang dalam menghitung
pembagian subsidi distribusi bahan baku serta strategis.
Setelah memahami mengenai pengertian dari system logistik, selanjutnya pahami
juga tentang elemen. Lantaran pada aktivitas logistik melibatkan poly pemangku
kepentingan di mana semuanya saling mendukung menciptakan sebuah sistem.
Konsumen sebagai salah satu elemen karena sebagai pengguna logistik baik buat
proses produksi atau dikonsumsi. Konsumen bebas membeli barang apapun,
darimanapun, kemana akan dikirimkan tanpa ada aturan spesifik.

Elemen lainnya merupakan PL (Pelaku Logistik) sebagai pemilik atau penyedia


barang yang akan dibeli sang konsumen. PL ini sendiri terbagi menjadi 2 yaitu penghasil
pribadi atau hanya menjadi penyalur saja. Pengertian Jasa Logistik adalah vendor servis
pengiriman barang berdasarkan lokasi yang berasal dari alamat penerima. Bisa pula dari
produsen ke gudang penyimpanan barang memakai berbagai tunggangan sesuai
kebutuhan.
Pendukung logistik adalah elemen yang membantu mengatasi banyak sekali
hambatan atau perseteruan terkait hal ini. Misalnya seperti konsultan, lembaga tertentu,
tempat pelatihan serta masih poly lagi yang membantu.
Terakhir adalah pemerintah juga termasuk ke pada elemen menjadi regulator,
fasilitator, integrator. Dengan adanya dukungan pemerintah maka sistem ini dapat
berjalan lancar & pastinya aman sinkron anggaran. Untuk lebih memahami sistem
logistik adalah maka perlu mencari liputan dari para pakar.

Sistem Distribusi
Sistem distribusi adalah Penyaluran hasil produksi berupa barang & jasa dari
pembuat ke konsumen. Pihak atau orang yang melakukan kegiatan distribusi dianggap
distributor. stem penyaluran atau penjualan barang melibatkan pedagang agen makelar
dan komisioner termasuk dalam sistem distribusi darat. sistem penyaluran atau penjualan
barang melibatkan pedagang agen makelar dan komisioner termasuk dalam sistem
distribusi.
Dalam sistem ekonomi terpusat proses perekonomian dari produksi distribusi
sampai kepada konsumsi dan harga diatur oleh Pemerintah. Dalam aktivitas distribusi,
tidak terdapat standar spesifik bagi perusahaan buat menentukan sistem distribusi yg
dipakai. Bahkan, perusahaan bisa memakai kedua sistem distribusi tadi secara bersamaan.
Tetapi, dalam kegiatan distribusi, perusahaan wajib menimbang banyak hal berkenaan
menggunakan besaran anggaran yg ada dan estimasi omset yg akan didapatkan. Selain
itu, terdapat beberapa faktor lain yg sanggup mempengaruhi sistem distribusi perusahaan.
Berikut ini, beberapa faktor yg menghipnotis sistem distribusi.
1. Faktor Pasar
Faktor pasar dalam saluran distribusi akan ditentukan sang pola pembelian
konsumen. Misalnya jumlah konsumen, letak geografis, jumlah pesanan, dan
kebiasaan dalam pembelian. Sebelum menentukan sistem distribusi yg akan
digunakan, maka perusahaan harus melakukan riset dengan syarat pasarnya.
Misalnya, buat syarat geografis yang lebih mini jumlah konsumen yg terbatas,
perusahaan bisa memakai sistem distribusi eksklusif. Menggunakan energi penjual
atau membuka gerai penjualan dinilai lebih efektif buat syarat pasar misalnya ini.
Tetapi, buat jangkauan yg lebih luas, tidak terdapat salahnya menggunakan distribusi
nir eksklusif dengan menjalin kemitraan menggunakan perusahaan distribusi
(distributor).
2. Faktor Produk
Faktor produk bisa menjadi pertimbangan buat memilih sistem distribusi yang
akan dipakai. Perusahaan wajib mengenal segala aspek produknya, mulai nilai unit,
besar , & berat barang. Selain itu, perlu juga diperhatikan baku barang & pengemasan
produk. Proses pendistribusian produk jenis kuliner dan bukan makanan akan tidak
sinkron. Proses pendistribusian produk yang rawan rusak jua sangat tidak selaras
menggunakan produk yg tahan lama . Maka berdasarkan itu, Setiap jenis produk akan
mempengaruhi sistem distribusi yang digunakan.

3. Faktor Kebiasaan Dalam Pembelian


Saat ini, perusahaan wajib sahih-sahih mengerti bahwa norma dalam
pembelian merupakan dilakukan melalui platform digital misalnya e-commerce.
Pelanggan akan bebas melihat pilihan produk homogen menggunakan banyak sekali
varian harga dan kemudahan proses pengiriman. Setiap sistem distribusi yang dipilih
hendaknya sanggup memberikan segala kemudahan dan mengikuti tren atau
kebiasaan dalam pembelian.
BAB II

OPERASI LOGISTIK DAN KOORDINASI LOGISTIK

Latar Belakang

Operasi logistik adalah serangkaian aktivitas yang terkait dengan perencanaan,


implementasi, dan pengelolaan aliran barang, informasi, dan sumber daya lainnya dari titik awal
hingga titik akhir dalam rantai pasokan. Tujuan utama dari operasi logistik adalah untuk
memastikan bahwa produk atau layanan dapat disediakan dengan efisien dan efektif kepada
konsumen akhir.

Operasi logistik memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran rantai pasokan dan
memenuhi kebutuhan pelanggan. Ketika dilakukan dengan baik, operasi logistik dapat
menghasilkan efisiensi, penghematan biaya, dan peningkatan kepuasan pelanggan.

Koordinasi logistik adalah proses mengelola dan mengatur berbagai elemen operasi
logistik agar berjalan dengan efisien, efektif, dan terkoordinasi. Ini melibatkan pengelolaan
segala aspek yang terkait dengan pergerakan barang, informasi, dan sumber daya dalam rantai
pasokan. Tujuan utama dari koordinasi logistik adalah untuk mencapai aliran barang dan
informasi yang lancar dari titik awal hingga titik akhir, meminimalkan gangguan,
mengoptimalkan efisiensi, dan memastikan kepuasan pelanggan.

Koordinasi logistik adalah kunci dalam menjaga rantai pasokan berjalan lancar,
menghindari keterlambatan atau masalah dalam pengiriman, serta meminimalkan biaya dan
meningkatkan efisiensi operasi logistik secara keseluruhan. Dengan teknologi yang terus
berkembang, peran koordinasi logistik menjadi semakin penting dalam ekonomi global yang
kompleks.

Siklus Usaha Logistik

Siklus usaha logistik adalah serangkaian tahapan atau langkah-langkah yang terlibberkait
dalam operasi logistik suatu perusahaan atau organisasi. Siklus usaha logistik melibatkan
berbagai proses yang dimulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, pengendalian, dan
peningkatan. Siklus ini dapat berbeda-beda tergantung pada industri dan jenis bisnis, tetapi
umumnya mencakup langkah-langkah berikut:

1.Perencanaan Logistik:

a. Analisis kebutuhan logistik.


b. Perencanaan jaringan rantai pasokan.
c. Penentuan sumber daya dan anggaran logistik.

2. Pengadaan dan Pengadaan:

a. Identifikasi pemasok.
b. Negosiasi kontrak dengan pemasok.
c. Pemesanan dan pengadaan barang.

3. Penerimaan dan Pemeriksaan Barang:

a. Penerimaan barang dari pemasok.


b. Pemeriksaan kualitas dan kuantitas barang.
c. Pencatatan dan pembaruan inventaris.

4. Penyimpanan dan Manajemen Gudang:

a. Penyimpanan dan pengaturan barang di gudang.


b. Pemeliharaan inventaris.
c. Pengelolaan stok dan pengendalian persediaan.

5. Pemrosesan Pesanan:

a. Penerimaan pesanan dari pelanggan.


b. Pemrosesan pesanan, termasuk pemilihan barang, pengepakan, dan pelabelan.
c. Persiapan barang untuk pengiriman.

6. Transportasi:

a. Pemilihan mode transportasi yang sesuai.


b. Pengiriman barang ke lokasi pelanggan.
c. Pelacakan dan pemantauan pengiriman.
7. Pengiriman dan Layanan Pelanggan:

a. Penerimaan barang oleh pelanggan.


b. Penanganan keluhan atau retur pelanggan.
c. Layanan pelanggan untuk pertanyaan dan permasalahan terkait.

8. Evaluasi dan Peningkatan:

a. Evaluasi kinerja logistik.


b. Identifikasi masalah dan peluang perbaikan.
c. Penerapan perubahan dan peningkatan dalam operasi logistik.

Siklus usaha logistik adalah proses berkelanjutan di mana perusahaan terus menerus
beradaptasi dengan perubahan permintaan pelanggan, pasokan, dan faktor-faktor lain yang
memengaruhi operasi logistik. Peningkatan berkelanjutan dan efisiensi dalam siklus usaha
logistik dapat membantu perusahaan mengurangi biaya, meningkatkan layanan pelanggan, dan
tetap kompetitif dalam pasar.

Manajemen Distribusi Fisik

Manajemen distribusi fisik, juga dikenal sebagai manajemen rantai pasokan fisik, adalah
bagian integral dari operasi logistik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian aliran fisik barang dari produsen atau pemasok hingga pelanggan akhir. Tujuan
utama dari manajemen distribusi fisik adalah memastikan bahwa produk atau barang dapat
disalurkan secara efisien, efektif, dan tepat waktu kepada konsumen, dengan meminimalkan
biaya dan mengoptimalkan pelayanan. Beberapa konsep dan praktik penting dalam manajemen
distribusi fisik meliputi:

1. Pemilihan Rute dan Transportasi: Memilih rute dan mode transportasi yang paling efisien
untuk mengirimkan produk kepada pelanggan. Hal ini mencakup pertimbangan seperti biaya,
jarak, waktu pengiriman, dan karakteristik barang.

2. Manajemen Stok: Mengelola persediaan produk atau barang dalam rantai pasokan. Ini
termasuk pemantauan stok, peramalan permintaan, pengelolaan stok keselamatan, dan
pemotongan stok yang tidak perlu.
3. Manajemen Gudang: Memastikan bahwa gudang-gudang yang digunakan dalam rantai
pasokan diatur dengan baik dan efisien. Ini melibatkan pemilihan lokasi gudang, penataan barang
di dalam gudang, dan pengaturan sistem penyimpanan.

4. Pemrosesan Pesanan: Memproses pesanan pelanggan dengan cepat dan akurat. Ini mencakup
pemilihan barang, pengepakan, pelabelan, dan pengiriman pesanan sesuai dengan permintaan.

5. Pengukuran Kinerja: Mengukur dan memantau kinerja distribusi fisik untuk memastikan
bahwa target dan standar kinerja terpenuhi. Ini termasuk pengukuran waktu pengiriman, biaya
distribusi, akurasi pesanan, dan kepuasan pelanggan.

6. Manajemen Kualitas: Memastikan bahwa produk yang didistribusikan memenuhi standar


kualitas yang ditetapkan. Ini melibatkan pengujian dan pemeriksaan barang, serta penanganan
barang cacat atau retur.

7. Pelayanan Pelanggan: Memberikan dukungan pelanggan yang efektif, termasuk penanganan


keluhan, pertanyaan, dan permintaan pelanggan.

8. Optimasi Rantai Pasokan: Menyesuaikan proses distribusi fisik dengan perubahan dalam
rantai pasokan dan permintaan pelanggan, serta mencari peluang untuk mengoptimalkan operasi
logistik secara keseluruhan.

Manajemen distribusi fisik sangat penting dalam menjaga kelancaran rantai pasokan dan
memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan mengintegrasikan dan mengoptimalkan berbagai aspek
distribusi fisik, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan
kepuasan pelanggan.

Pengolahan Pesanan

Pengolahan pesanan adalah proses yang terkait dengan penerimaan, pemrosesan, dan
pengiriman pesanan pelanggan. Ini adalah tahap penting dalam rantai pasokan dan operasi
logistik yang memastikan bahwa produk atau layanan dikirimkan kepada pelanggan dengan tepat
waktu dan sesuai dengan permintaan mereka. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam
pengolahan pesanan:
1. Penerimaan Pesanan: Proses dimulai dengan penerimaan pesanan dari pelanggan. Pesanan ini
dapat diterima melalui berbagai saluran, termasuk pemesanan online, telepon, email, atau fax.
Penerimaan pesanan harus dilakukan secara akurat dan cepat.

2. Verifikasi Pesanan: Setelah pesanan diterima, perlu dilakukan verifikasi untuk memastikan
keakuratannya. Ini mencakup memeriksa jumlah barang yang dipesan, harga, alamat pengiriman,
dan persyaratan khusus lainnya.

3. Pemrosesan Pesanan: Setelah verifikasi, pesanan harus diproses. Ini melibatkan pemilihan
barang yang sesuai dari gudang atau inventaris dan persiapan barang untuk pengiriman. Proses
ini mencakup pengepakan, pelabelan, dan pembaruan inventaris.

4. Pengiriman Pesanan: Pesanan yang telah diproses kemudian dikirim kepada pelanggan.
Pemilihan metode pengiriman dan transportasi yang sesuai sangat penting dalam tahap ini. Juga,
melibatkan pembuatan dokumen pengiriman, seperti faktur dan resi pengiriman.

5. Pelacakan Pesanan: Dalam banyak kasus, pelanggan ingin dapat melacak pesanan mereka
secara online. Oleh karena itu, pelacakan pesanan adalah komponen penting dalam pengolahan
pesanan. Ini memungkinkan pelanggan untuk memantau status pengiriman mereka.

6. Pemberitahuan dan Konfirmasi Pelanggan: Memberikan pemberitahuan kepada pelanggan


mengenai pengiriman yang sedang berlangsung dan memberikan konfirmasi saat pesanan telah
tiba. Hal ini membantu mengurangi kebingungan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

7. Manajemen Retur: Jika terjadi retur atau pengembalian barang oleh pelanggan, perlu ada
prosedur yang ditetapkan untuk mengelola retur dengan efisien. Ini mencakup inspeksi barang
yang dikembalikan dan proses pengembalian dana kepada pelanggan.

8. Pelaporan dan Analisis: Memonitor dan menganalisis kinerja pengolahan pesanan, termasuk
waktu pemrosesan, akurasi pesanan, dan biaya pengiriman. Data ini dapat digunakan untuk
meningkatkan proses pengolahan pesanan di masa depan.

Pengolahan pesanan yang efisien adalah penting untuk memastikan kepuasan pelanggan,
meminimalkan biaya operasi, dan menjaga rantai pasokan yang lancar. Dalam era perdagangan
elektronik dan pengiriman online yang berkembang pesat, pengolahan pesanan yang efisien juga
memainkan peran kunci dalam menjaga kompetitivitas perusahaan.
Perencanaan Operasi

Perencanaan operasi adalah suatu proses penting dalam manajemen yang melibatkan
perencanaan, pengorganisasian, dan pengelolaan semua aspek operasional suatu organisasi atau
perusahaan. Tujuan dari perencanaan operasi adalah untuk mencapai efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas dalam pelaksanaan tugas dan aktivitas sehari-hari. Beberapa elemen penting dalam
perencanaan operasi meliputi:

1.Penetapan Tujuan dan Sasaran: Proses perencanaan dimulai dengan penetapan tujuan dan
sasaran yang jelas. Tujuan ini harus sesuai dengan visi dan misi organisasi dan dapat diukur
secara kuantitatif.

2. Analisis Lingkungan: Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor eksternal


dan internal yang dapat memengaruhi operasi organisasi. Ini termasuk analisis pasar, pesaing,
tren industri, dan faktor-faktor ekonomi.

3. Perencanaan Strategis: Perencanaan operasi harus selaras dengan perencanaan strategis


organisasi. Ini melibatkan pengembangan strategi jangka panjang yang menentukan bagaimana
organisasi akan mencapai tujuannya.

4. Perencanaan Taktis: Ini melibatkan pengembangan rencana taktis atau rencana jangka
menengah yang mendukung tujuan strategis. Ini dapat mencakup alokasi sumber daya, rencana
keuangan, rencana pemasaran, dan rencana operasional.

5. Perencanaan Operasional: Ini adalah tahap perencanaan yang lebih rinci, yang melibatkan
perencanaan harian atau mingguan tentang bagaimana operasi sehari-hari akan dilakukan. Ini
mencakup alokasi sumber daya, jadwal kerja, dan perencanaan produksi.

6. Pengorganisasian: Setelah perencanaan, langkah berikutnya adalah pengorganisasian, di mana


tugas dan tanggung jawab didefinisikan, tim dibentuk, dan sumber daya dialokasikan sesuai
dengan rencana.

7. Pelaksanaan: Pelaksanaan adalah tahap di mana rencana dijalankan. Ini mencakup


pelaksanaan operasi sehari-hari sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
8. Pengawasan dan Pengendalian: Pengawasan melibatkan pemantauan pelaksanaan operasi
untuk memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Pengendalian melibatkan
tindakan korektif jika terjadi penyimpangan dari rencana.

9. Evaluasi dan Pembaruan: Setelah periode tertentu, rencana operasi dievaluasi untuk mengukur
pencapaian tujuan dan mengidentifikasi area di mana perbaikan diperlukan. Revisi dan
pembaruan rencana dapat diperlukan untuk mengatasi perubahan dalam lingkungan atau tujuan
organisasi.

Perencanaan operasi merupakan komponen penting dalam manajemen yang membantu


organisasi mencapai efisiensi, mengurangi risiko, dan mencapai tujuan strategisnya. Proses
perencanaan yang baik memungkinkan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan dan
merespons tantangan dalam bisnis dan lingkungan yang selalu berubah.
BAB III

KOMPONEN SISTEM LOGISTIK

Sistem logistik merupakan segala bentuk fasilitas yang digunakan untuk menyalurkan
logistik. Fasilitas ini terwujud dalam sebuah rangkaian sistem agar semuanya berjalan sesuai
rencana. Setidaknya terdapat 5 komponen yang harus diperhatikan dalam system logistic.

Tranasportasi menjadi komponen yang harus diperhatikan dalam berjalannya system


logistic. Dalam artian pihak Perusahaan harus menentukan jelis transportasi apa dalam
berjalannya oprasional Perusahaan.

Setelah transportasi dipilih sebagai perantara berjalannya logistic selanjutnya ada


penentuan lokasi pengiriman suatau barang dengan perhitungan untung atau rugi yang seksama.

Yang ke tiga persediaan, ketersediaan barang logistik. Perusahaan bisa mengetahui


persediaan logistik dari hasil pencatatan. Komponen ini akan mempermudah perusahaan dalam
menentukan pengiriman logistik dan kapan harus melakukan stok barang lagi.

Komunikasi menjadi hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam sistem logistik. Adanya
komunikasi akan membuat semua proses penyaluran barang (logistik) menjadi lebih lancar dan
terstruktur. Kata lainnya tidak akan ada miskomunikasi antar kegiatan atau komponen
logistiknya.

Yang terakhir adalah komponen penyimpanan, Komponen penyimpanan ini juga


termasuk penanganan (handling), pergerakan (movement), pengepakan serta pengemasan
produk. Komponen ini juga tidak kalah penting untuk diperhatikan, karena bisa mempengaruhi
kualitas transportasi khusnya trasnportasi laut.

A. PRASARANA TRANSPORTASI LAUT

Sarana dan prasarana transportasi laut adalah infrastruktur yang digunakan untuk
menjalankan kegiatan transportasi melalui laut, seperti kapal, pelabuhan, dermaga, bantalan
kapal, jalan di pelabuhan, dan peralatan pelengkap lainnya. Dalam rangka memastikan
kelancaran transportasi laut di Indonesia, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan
berbagai upaya untuk menjamin ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai.

Rute Pelayaran dan Keberagaman Kapal yang Digunakan


Transportasi laut memiliki rute pelayaran yang beragam, tergantung pada tujuan dan kebutuhan
pengiriman. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi laut yang memadai sangat penting
untuk mendukung berbagai rute pelayaran ini. Beberapa rute pelayaran yang populer di
Indonesia meliputi:

1.Rute Tanjung priok – Pelabuhan Tanjung Perak


Rute ini merupakan salah satu rute pelayaran yang sibuk di Indonesia, menghubungkan
pelabuhan di Jakarta dengan pelabuhan di Surabaya. Ketersediaan sarana dan prasarana yang
baik di kedua pelabuhan ini sangat penting untuk memastikan lancarnya pergantian kapal dan
pengiriman barang.

2. Rute Pelabuhan Merak – Pelabuhan Bakauheni


Rute ini merupakan jalur utama pelayaran antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Dalam
rangka memastikan pengoperasian yang lancar, sarana dan prasarana transportasi laut di kedua
pelabuhan ini terus ditingkatkan.

3. Rute Pelabuhan Tanjung Priok – Pelabuhan Belawan


Rute ini menghubungkan pelabuhan di Jakarta dengan pelabuhan di Medan. Sarana dan
prasarana transportasi laut di kedua pelabuhan ini harus diperhatikan guna mendukung
pengiriman barang yang optimal.

Adanya berbagai rute pelayaran yang beragam ini menuntut keberagaman jenis kapal yang
digunakan. Beberapa jenis kapal yang umum digunakan dalam transportasi laut antara lain:

1.Kapal Kontainer
Kapal kontainer merupakan jenis kapal yang digunakan untuk mengangkut barang dalam
wadah kontainer. Kapal ini biasanya memiliki ruang kargo yang besar dan terdiri dari beberapa
lantai yang dapat menampung banyak kontainer.
2. Kapal Tanker
Kapal tanker digunakan untuk mengangkut minyak mentah atau bahan bakar minyak
lainnya. Kapal ini memiliki ruang khusus yang dilengkapi dengan sistem pengisian dan
pemompaan yang aman untuk menjaga kualitas dan keamanan pengiriman muatan.

3. Kapal Ferry
Kapal ferry digunakan untuk transportasi penumpang dan kendaraan melintasi perairan
yang terpisah oleh jarak yang relatif dekat, seperti antara pulau-pulau di Indonesia.

4. Kapal Pesiar
Kapal pesiar adalah kapal mewah yang digunakan untuk tujuan rekreasi dan pariwisata.
Kapal ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti kamar tidur, restoran, kolam renang, dan
tempat hiburan lainnya.

Kelebihan dan Keunggulan Transportasi Laut


Transportasi laut memiliki beberapa kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan
jenis transportasi lainnya. Beberapa di antaranya adalah:

1. Kapasitas Angkut yang Besar


Kapal memiliki ruang kargo yang besar sehingga dapat mengangkut banyak barang
dalam satu perjalanan. Hal ini membuat transportasi laut menjadi pilihan yang efisien dan
ekonomis untuk mengirimkan barang dalam jumlah besar.

2. Biaya Operasional yang Rendah


Biaya operasional transportasi laut cenderung lebih rendah dibandingkan transportasi
udara dan darat. Hal ini dikarenakan kapal dapat mengangkut banyak barang sekaligus dan biaya
perjalanan bisa dibagi rata per barang.

3. Lebih Ramah Lingkungan


Transportasi laut merupakan salah satu jenis transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Meskipun kapal menggunakan bahan bakar fosil, emisi gas buangnya cenderung lebih rendah
dibandingkan dengan pesawat terbang dan kendaraan bermotor lainnya.
4. Aksesibilitas ke Pulau-Pulau Terpencil
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ribuan pulau, dan transportasi laut
menjadi salah satu sarana yang penting untuk menghubungkan pulau-pulau terpencil.
Keberadaan kapal feri dan kapal penumpang membuat aksesibilitas ke pulau-pulau ini menjadi
lebih mudah bagi masyarakat.

5. Pengiriman Barang yang Aman


Kapal-kapal pengangkut barang dilengkapi dengan sistem pengamanan yang ketat untuk
menjaga keamanan muatan. Hal ini membuat transportasi laut menjadi pilihan yang aman untuk
mengirimkan barang dengan risiko kerusakan yang lebih rendah.

Kekurangan dan Tantangan Transportasi Laut


Meskipun memiliki banyak keunggulan, transportasi laut juga memiliki beberapa
kekurangan dan tantangan yang perlu diperhatikan. Beberapa di antaranya adalah:

1. Waktu Pengiriman yang Lebih Lama


Transportasi laut membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan transportasi
udara dan darat. Hal ini terutama terjadi pada pengiriman barang ke pulau-pulau terpencil yang
hanya dapat diakses melalui jalur laut.

2. Ketergantungan pada Kondisi Cuaca


Kondisi cuaca yang buruk, seperti badai atau gelombang tinggi, dapat menghambat
operasional transportasi laut. Kapal-kapal mungkin harus menunda keberangkatan atau memutar
jalur perjalanan untuk menghindari kondisi cuaca yang tidak aman.

3. Terbatasnya Jaringan Pelabuhan


Meskipun Indonesia memiliki banyak pelabuhan, terdapat kekurangan dalam hal jaringan
pelabuhan yang mampu menjangkau semua daerah di Indonesia. Hal ini dapat menghambat
efisiensi transportasi laut dan menghambat pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah terpencil.

4. Biaya Investasi yang Besar


Pembangunan sarana dan prasarana transportasi laut membutuhkan biaya investasi yang
besar. Mulai dari pembangunan pelabuhan, pemeliharaan kapal, hingga pengadaan peralatan dan
sistem pendukung lainnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan perusahaan
pelayaran.

Harga dan Biaya Transportasi Laut


Harga dan biaya dalam transportasi laut dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti
tujuan pengiriman, jenis barang, dan jarak tempuh. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi
harga dan biaya transportasi laut antara lain:

1. Jarak Tempuh
Semakin jauh jarak pengiriman, umumnya biaya transportasi laut akan semakin tinggi.
Hal ini terkait dengan biaya operasional kapal, bahan bakar, dan waktu tempuh yang lebih lama.

2. Jenis Barang
Jenis barang yang akan dikirim juga dapat memengaruhi harga dan biaya transportasi
laut. Barang dengan ukuran besar, berat, atau perlu penanganan khusus mungkin membutuhkan
biaya tambahan dalam proses pengiriman.

3. Tingkat Layanan
Terdapat berbagai tingkat layanan dalam transportasi laut, mulai dari layanan ekonomi
hingga layanan eksklusif. Tingkat layanan yang dipilih akan mempengaruhi harga dan biaya
transportasi laut.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai harga dan biaya transportasi laut, dapat
menghubungi perusahaan pelayaran atau agen pengiriman yang beroperasi di wilayah tersebut.

Cara Menggunakan Transportasi Laut


Penggunaan transportasi laut memiliki beberapa tahapan yang perlu diperhatikan. Berikut
adalah cara menggunakan transportasi laut yang umum dilakukan:

1. Memilih Perusahaan Pelayaran


Pertama kali, Anda perlu memilih perusahaan pelayaran yang akan digunakan untuk
mengirimkan barang atau menggunakan jasa transportasi laut. Pastikan memilih perusahaan yang
terpercaya dan memiliki pengalaman yang baik dalam bidang ini.
2. Konsultasi dan Pembuatan Kontrak
Setelah memilih perusahaan pelayaran, Anda perlu berkonsultasi dengan mereka
mengenai kebutuhan pengiriman Anda. Informasikan mengenai jenis barang, tujuan pengiriman,
dan jadwal yang diinginkan. Kemudian, buat kontrak yang mencakup kesepakatan harga, waktu
pengiriman, dan syarat-syarat lainnya.

3. Packing dan Persiapan Barang


Sebelum mengirimkan barang, pastikan barang yang akan dikirim telah dikemas dengan
baik dan aman. Pastikan juga untuk mengikuti aturan dan persyaratan keamanan yang ditetapkan
oleh perusahaan pelayaran.

4. Pengangkutan ke Pelabuhan
Setelah barang siap dikirim, Anda perlu mengangkut barang ke pelabuhan pengiriman
yang telah ditentukan. Pastikan barang tiba di pelabuhan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang
telah disepakati.

5. Proses Pengiriman di Pelabuhan


Di pelabuhan, barang akan melalui proses pengiriman sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Pastikan mengikuti instruksi dan arahan petugas pelabuhan untuk memastikan
kelancaran proses pengiriman.

6. Penerimaan dan Penyelesaian Pembayaran


Setelah barang sampai di pelabuhan tujuan, Anda perlu menerima barang dan
menyelesaikan pembayaran sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Pastikan
untuk melakukan pengecekan terhadap barang yang diterima dan melaporkan jika terdapat
kerusakan atau kehilangan.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, penggunaan transportasi laut dapat


dilakukan dengan lebih efisien dan lancar. Pastikan untuk selalu mematuhi aturan dan peraturan
yang berlaku dalam industri ini.
BAB IV

UNSUR UNSUR INVENTARIS

Latar Belakang

Inventaris (atau dalam bahasa Inggris disebut "inventory") adalah daftar atau catatan dari
semua barang, produk, atau aset yang dimiliki, disimpan, atau dikelola oleh suatu perusahaan,
organisasi, atau individu dalam suatu periode waktu tertentu. Inventaris biasanya mencakup
berbagai jenis barang, mulai dari bahan baku, barang jadi, hingga barang-barang yang belum
terjual.

Inventaris dapat berupa benda fisik yang disimpan dalam gudang atau tempat
penyimpanan, tetapi juga dapat berbentuk digital, seperti basis data yang mencatat barang-barang
yang ada. Manajemen inventaris adalah bagian penting dalam operasi bisnis, terutama dalam
bisnis ritel, manufaktur, distribusi, dan logistik, karena pengelolaan inventaris yang efisien dapat
berdampak signifikan pada laba, biaya, dan pelayanan pelanggan.

Unsur-unsur inventaris merujuk pada komponen atau unsur-unsur yang umumnya


ditemukan dalam catatan atau daftar inventaris. Dalam konteks bisnis dan manajemen persediaan

Unsur-unsur inventaris ini penting untuk melacak, mengelola, dan memantau stok barang
dengan akurat, mengoptimalkan pengadaan, dan membuat keputusan bisnis yang tepat. Sistem
manajemen inventaris modern sering menggunakan perangkat lunak khusus untuk mengelola
semua informasi ini dengan efisien.

Sifat dan Fungsi Persedian

1. Sifat persediaan

Sifat-sifat persediaan merujuk pada karakteristik atau atribut yang terkait dengan barang-
barang atau bahan yang disimpan oleh suatu organisasi. Pemahaman tentang sifat-sifat ini
membantu dalam manajemen persediaan yang efisien. Berikut adalah beberapa sifat persediaan
yang penting:
1.1 Nilai Ekonomis: Persediaan memiliki nilai ekonomis yang dapat diukur dalam bentuk biaya
yang dikeluarkan untuk membeli atau memproduksi barang tersebut. Ini mencakup harga
pembelian, biaya penyimpanan, dan biaya produksi.

1.2 Keterbatasan Sumber Daya: Persediaan tidak selalu tidak terbatas. Organisasi harus
memperhatikan keterbatasan sumber daya yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan
memelihara persediaan, seperti ruang penyimpanan dan modal.

1.3 Kerawanan Terhadap Kerusakan: Beberapa jenis persediaan, seperti makanan segar atau
bahan kimia, dapat mudah rusak atau memburuk seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu,
perlu dilakukan manajemen khusus untuk mencegah pemborosan atau kerugian.

1.4 Nilai Penurunan: Persediaan tertentu dapat mengalami penurunan nilai seiring waktu. Ini bisa
terjadi karena teknologi yang cepat usang atau perubahan tren konsumen, yang dapat
mengurangi harga jual atau nilai persediaan.

1.5 Kesulitan Penjualan: Beberapa persediaan mungkin memiliki tingkat kesulitan penjualan
yang berbeda. Barang yang kurang populer atau khusus mungkin memerlukan waktu lebih lama
untuk dijual, yang dapat mengikis laba.

1.6 Penyesuaian Permintaan: Persediaan perlu disesuaikan dengan perubahan permintaan pasar.
Ini berarti perlu ada fleksibilitas dalam manajemen persediaan untuk menghindari kekurangan
stok atau stok berlebih.

1.7 Nilai Kritikal atau Strategis: Beberapa persediaan mungkin memiliki nilai strategis atau
kritikal bagi operasi organisasi. Misalnya, bahan baku penting untuk produksi harus selalu
tersedia agar operasi tidak terganggu.

1.8 Elasticity of Supply: Sifat ini mengacu pada sejauh mana persediaan dapat diperoleh dari
pemasok dalam jumlah yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat. Beberapa barang mungkin
memiliki pasokan yang elastis, sementara yang lain mungkin memiliki pasokan yang kurang
elastis.

1.9 Biaya Penyimpanan: Biaya penyimpanan persediaan termasuk biaya seperti sewa gudang,
asuransi, keamanan, dan biaya pemeliharaan. Sifat ini memengaruhi keputusan tentang berapa
banyak persediaan yang perlu disimpan.
1.10 Kualitas Barang: Kualitas persediaan dapat bervariasi, dan memastikan bahwa barang yang
disimpan dalam persediaan memenuhi standar kualitas yang diperlukan adalah penting.

Pemahaman tentang sifat-sifat ini membantu organisasi dalam merencanakan, mengelola,


dan mengoptimalkan persediaan mereka dengan lebih efisien, sehingga dapat memenuhi
permintaan pelanggan, menghindari kerugian, dan mengurangi biaya penyimpanan yang tidak
perlu.

2. Fungsi Persediaan

Persediaan (inventaris) memiliki berbagai fungsi penting dalam operasi bisnis dan
manajemen rantai pasokan. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari persediaan:

2.1 Pelayanan Pelanggan: Salah satu fungsi utama persediaan adalah memastikan bahwa
perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat dan tepat waktu. Persediaan
yang cukup memungkinkan perusahaan untuk menjaga ketersediaan produk atau barang untuk
pelanggan, mencegah kekurangan stok, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

2.2: Persediaan bahan baku dan komponen produksi memungkinkan perusahaan untuk menjaga
produksi berjalan meskipun ada gangguan dalam rantai pasokan atau masalah produksi. Ini
membantu mencegah penundaan dalam proses produksi.

2.3 Ekonomi Skala: Persediaan yang cukup dapat membantu organisasi memanfaatkan ekonomi
skala. Dengan memiliki stok yang cukup besar, perusahaan dapat membeli bahan baku dalam
jumlah besar atau memproduksi barang dalam volume besar, yang dapat mengurangi biaya per
unit.

2.4 Pemenuhan Pesanan: Persediaan yang dikelola dengan baik memungkinkan perusahaan
untuk menjawab pesanan pelanggan dengan cepat, terutama dalam bisnis ritel. Ini memastikan
bahwa barang siap untuk pengiriman segera setelah pesanan diterima.

2.5 Melindungi Risiko: Persediaan dapat berfungsi sebagai perlindungan terhadap fluktuasi harga
dan risiko dalam rantai pasokan. Dengan memiliki persediaan yang cukup, perusahaan dapat
menghindari kenaikan harga mendadak atau kekurangan stok akibat gangguan pasokan.
2.6 Pengendalian Biaya: Dengan mengelola persediaan dengan baik, perusahaan dapat
menghindari biaya penyimpanan yang berlebihan dan meminimalkan kerugian akibat barang
rusak atau kadaluwarsa.

2.7 Optimasi Proses: Persediaan dapat membantu dalam pengaturan proses produksi dan
distribusi. Dengan mengelola persediaan secara efisien, perusahaan dapat mengoptimalkan
proses operasional dan meminimalkan waktu tunggu.

2.8 Keamanan Pasokan: Persediaan bahan baku yang cukup dapat memberikan jaminan bahwa
perusahaan tidak akan kehabisan bahan baku yang diperlukan untuk produksi.

2.9 Manajemen Siklus Produk: Dalam bisnis dengan siklus produk, persediaan dapat membantu
dalam mengelola fase peralihan antara produk lama dan produk baru dengan mempertahankan
stok produk lama sambil memperkenalkan produk baru.

2.10 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Beberapa industri dan produk mungkin mengharuskan
perusahaan untuk memiliki persediaan tertentu untuk mematuhi hukum dan regulasi tertentu,
seperti produk farmasi yang perlu memenuhi persyaratan penyimpanan tertentu.

Penting untuk mencatat bahwa manajemen persediaan yang efektif adalah kunci untuk
memanfaatkan manfaat dari persediaan sambil mengelola risiko yang terkait. Tujuan utama
adalah menjaga keseimbangan antara persediaan yang mencukupi untuk memenuhi permintaan
pelanggan dan menghindari biaya penyimpanan yang tidak perlu.

3. Mengevaluasi Ketidakpastian Penjualan

Mengevaluasi ketidakpastian penjualan adalah langkah penting dalam perencanaan bisnis


dan manajemen persediaan. Ketidakpastian penjualan mengacu pada ketidakpastian dalam
jumlah produk atau layanan yang akan dijual di masa depan. Proses evaluasi ini membantu
perusahaan dalam merencanakan produksi, persediaan, dan strategi bisnis yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa langkah untuk mengevaluasi ketidakpastian penjualan:
3.1 Analisis Data Historis: Mulailah dengan menganalisis data penjualan historis. Data ini
mencakup penjualan bulanan, musiman, atau tahunan yang telah dicatat selama beberapa tahun
terakhir. Analisis ini akan memberikan wawasan tentang tren penjualan dan fluktuasi yang
mungkin terjadi.

3.2 Peramalan Penjualan: Gunakan data historis untuk meramalkan penjualan di masa depan.
Terdapat berbagai metode peramalan yang dapat digunakan, seperti peramalan rata-rata bergerak,
regresi, atau analisis deret waktu. Pilih metode yang sesuai dengan jenis produk atau layanan
yang Anda tawarkan.

3.3 Pengujian Sensitivitas: Lakukan analisis sensitivitas untuk mengidentifikasi faktor-faktor


yang dapat memengaruhi penjualan. Ini bisa mencakup perubahan tren ekonomi, perubahan
dalam preferensi pelanggan, atau faktor eksternal lainnya. Cobalah memodelkan bagaimana
penjualan akan berubah jika faktor-faktor ini berubah.

3.4 Peluang dan Ancaman Pasar: Evaluasi kondisi pasar dan lingkungan bisnis Anda. Apakah ada
peluang baru yang dapat meningkatkan penjualan? Apakah ada ancaman yang dapat mengurangi
penjualan? Identifikasi potensi perubahan dalam lingkungan bisnis yang dapat memengaruhi
penjualan.

3.5 Konsultasi dengan Pelanggan dan Tim Penjualan: Berbicaralah dengan tim penjualan dan
pelanggan Anda. Mereka mungkin memiliki wawasan tentang kebutuhan pelanggan, tren
permintaan, atau perubahan dalam preferensi pelanggan yang dapat mempengaruhi penjualan.

3.6 Perencanaan Cadangan: Pertimbangkan untuk memiliki rencana cadangan atau strategi
fleksibel yang dapat diaktifkan jika terjadi fluktuasi besar dalam penjualan. Ini bisa mencakup
penyesuaian produksi atau inventaris, promosi khusus, atau strategi harga yang berbeda.

3.7 Manajemen Persediaan yang Efisien: Dalam mengelola persediaan, pastikan Anda memiliki
kebijakan yang efisien dalam hal persediaan untuk menghindari kelebihan stok atau kekurangan
stok yang dapat merugikan.

3.8 Monitoring dan Pemantauan Kontinu: Ketidakpastian penjualan adalah suatu hal yang
alamiah. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau penjualan dan merasakan perubahan
yang mungkin terjadi. Jika ada indikasi bahwa penjualan tidak sesuai dengan perkiraan, segera
rencanakan tindakan korektif.

3.9 Berbicara dengan Ahli Peramalan: Dalam beberapa kasus, Anda mungkin ingin berkonsultasi
dengan ahli peramalan atau konsultan yang berpengalaman dalam meramalkan penjualan untuk
mendapatkan pandangan yang lebih mendalam.

3.10 Mengevaluasi ketidakpastian penjualan adalah suatu proses yang berkelanjutan dan
memerlukan analisis yang cermat serta pemantauan yang terus-menerus. Hal ini membantu
organisasi dalam merencanakan bisnis mereka dengan lebih baik, mengoptimalkan operasi, dan
mengatasi perubahan dalam permintaan pasar.
BAB V
UNSUR-UNSUR PENYIMPANAN DAN PENANGANAN MATERIAL DAN PETI
KEMAS

V.1 Pengertian Penyimpanan dan Penanganan Bahan


Berdasarkan Permendagri No. 17 Tahun 2007 penyimpanan merupakan kegiatan
melakukan penerimaan, penyimpanan, pengaturan, pembukuan, pemeliharaan barang dan
pengeluaran dari tempat penyimpanan. Sedangakan menurut Subagya (1988:68) penyimpanan
juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan,
penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan. Penyimpanan
juga dapat diartikan kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan penyelenggaraaan dan
pengaturan barang-barang persediaan di dalam ruang penyimpanan. Penyimpanan barang daerah
dilaksanakan dalam rangka pengawasan, penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di
dalam gudang/ruang penyimpanan sehingga dalam pengurusan barang persediaan agar setiap
waktu diperlukan dapat dilayani dengan cepat dan tepat. Adapun kegiatan dari penyimpanan,
antara lain:

a. Menerima, menyimpan, mengatur dan menjaga keutuhan barang dalam gudang/ruang


penyimpanan agar dapat dipergunakan sesuai dengan rencana secara tertib, rapi dan
aman;
b. Menyelenggarakan administrasi penyimpanan/pergudangan atas semua barang yang ada
dalam gudang;
c. Melakukan stock opname secara berkala ataupun insidentil terhadap barang persediaan
yang ada di dalam gudang agar persediaan selalu dapat memenuhi kebutuhan;
d. Membuat laporan secara berkala atas persediaan barang yang ada di gudang.
Menurut Subagyo (1988:68), penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah
ditetapkan dalam fungsi–fungsi sebelumnya dengan pemenuhan setepat–tepatnya dan dengan
biaya serendah mungkin.

V.2 Unsur-Unsur Penyimpanan Dan Penanganan Barang


Penyimpanan dan penanganan material tidak dapat persisi diklasifikasikan ke dalam skema
transportasi dan skema persediaan karena ia menyangkut seluruh aspek dari komponen logistic.
Dalam system logistic, penanganan terhadap material adalah yang paling banyak memakan
tenaga kerja. Pemakaian tenaga untuk penanganan material mengatasi semua bidang lain dalam
system ini dan menjadi total biaya yang tertinggi.

V.3 Factor-Faktor dalam Penanganan Material


Penaganan material dalam system logistic itu berpusat pada dan di sekitar fasilitas gudang.
Khusunya pada 4 kegiatan penanganan gudang yang harus dilaksanakan :

a. Penerimaan
b. Pemindahan
c. Seleksi
d. Pengiriman (shipping)
Keempat tipe penanganan ini lazim terdapat pada manajemen material, transfer dan operasi
distribusi fisik dalam suatu system logistic.

V.4 Pengertian Pergudangan


Pergudangan (kk) adalah kegiatan menyimpan barang dalam gudang. Sedangkan menurut
Sukadarto (2001:19), Pergudangan adalah kegiatan–kegiatan penampungan, penyimpanan,
pengamanan dan pendistribusian/penyaluran barang–barang yang menjadi kebutuhan bagi setiap
organisasi.
Penggudangan
Menurut Lucas dan Rumsari (2004:81) Penggudangan merupakan serangkaian kegiatan
pengurusan dalam penyimpanan logistik mulai dari kegiatan penerimaan, pencatatan,
pemasukan, penyimpanan, pengaturan, pembukuan, pemeliharaan, pengeluaran dan
pendistribusian samapai dengan kegiatan pertanggungjawaban pengelolaan gudang (pembuatan
laporan – laporan) dengan tujuan mendukung kontinuitas kerja unit kerja, sekaligus mendukung
efektivitas dan efisiensi organisasi secara keseluruhan.
Dari pengertian penggudangan ini dapat digaris bwahi bahwa kegiatan penggudangan tidak
sekedar kegiatan memasukkan barang dalam ruang penyimpanan (gudang), tetapi lebih dari itu,
dalam kegiatan penggudangan penting dilakukan perencanaan, pengorganisasian, serta
pengendalian logistic baik secara teknis maupun administrative sehingga kegiatan tersebut dapat
menjamin dan menjaga kelangsungan dan kesinambungan setiap aktivitas dalam setiap unit kerja
di dalam suatu organisasi.
Dalam setiap kegiatan pasti ada masalah-maslah yang dihadapi. Hal tersebut juga sama
halnya dengan penyimpanan logistik yang memilki berbagai permasalahan. Berikut ini adalah
beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyimpanan logistik:

a. Penanganan administrasi fisik: jumlah jenis klasifikasi, karakteristik dari barang


b. Unsur pertanggung jawaban barang: Kekayaan negara dan instansi yang memiliki nilai
yang besar
c. Pengadministrasian harus diikuti perkembangan agar menunjang fugnsi perencanaan dan
penentuan kebutuhan: terutama bahan dan suku cadang
d. Pembiayaan yang khusus
e. Modal yang ditanam: gudang, jalan, dermaga, pemasangan instalasi, drek dan crane,
pendingin, pemanas, peralatan pengendali.
f. Biaya operasional: administrasi dan overhead, untuk biaya-biaya pengawetan,
penerangan, perawatan, pendingin, pengaman, pengendalian, penyusutan modal.
Dalam penyimpanan logistik kita juga harus memperhatikan beberapa faktor. Hal ini
berkaitan dengan efektitas dan efisiensi penyimpanan barang tersebut. Adapun beberapa
faktor tersebut antara lain:
1. Pemilihan lokasi
Dalam rangka memperlancar, dengan mempertimbangkan jalur cepat, lokasi mudah, dalam
mempersiapkan kematangan penyampaian barang.
2. Barang
Dalam hal ini harus diperhatikan mengenai klasifikasi dan jenis barang. Barang-barang harus
diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya.
3. Pengaturan ruang
Ruangan penyimpanan barang harusnya mematuhi segala aturan ruangan yang telah
ditentukan. Jangan sampai barang itu rusak karena penataan ruangan yang tidak benar.
4. Prosedur atau sistem penyimpanan
Faktor ini mencakup segala tata cara terkait penyimpanan barang yang di dalamnya juga
memeprhatikan aspek keamanan barang.
Selain itu penyimpanan atau pergudangan barang juga mempunyai berbagai tujuan. Adapun
tujuan penyimpanan antara lain:

1. Untuk menerima berbagai macam alat-alat, material komponen, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan logistik.
2. Untuk menjaga kelayakan, kualitas dan keawetan barang-barang logistik.
3. Untuk mengatur keluarnya barang secara wajar kepada konsumen.
4. Untuk meminimalisir berbagai kerusakan barang-barang logistik.
5. Untuk mengukur dan meneliti jumlah barang-barang logistik.
6. Untuk melakukan pengamanan terhadap barang logistik dari berbagai ancaman.
7. Untuk memberikan informasi kepada pihak lain yang membutuhkan.

Dalam penyimpanan logistik tidak akan pernah dapat lepas dari adanya gudang. Sama
halnya seperti konsep dan istilah penyimpanan gudang, gudang adalah ruangan untuk
menyimpan barang yang berdinding, beratap dan terkunci.
Gudang dibuat memiliki fungsi utama yaitu untuk menampung barang – barang untuk
sementara waktu, menunggu saat barang itu dipergunakan dan untuk menjamin kontinuitas
pelaksanaan kerja. Sedangkan menurut sukadarto gudang memiliki beberapa fungsi antara lain:

1. Penerimaan
Penerimaan merupakan proses penyerahan dan penerimaan logistik dan peralatan di gudang.
Dalam proses penyerahan dan penerimaan ini dilakukan:
a. Pendataan jumlah dan mutu logistik dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku/layak untuk diberikan kepada korban bencana.
b. Pencatatan administratif sebagai dokumen yang dapat dipertanggung jawabkan oleh
petugas yang bersangkutan.
2. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses kegiatan penyimpanan logistik dan peralatan di gudang
dengan cara menempatkan logistik dan peralatan yang diterima:
a. Penempatan sesuai dengan denah.
b. Aman dari pencurian.
c. Aman dari gangguan fisik.
d. Aman dari pencemaran secara kimiawi dan biologi yang dapat merusak kualitas dan
kuantitas.
e. Aman dari kebakaran.
f. Penataan sesuai dengan standar pergudangan.

3. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan perawatan logistik dan peralatan agar kondisi tetap
terjamin dan siap pakai untuk dipergunakan dalam penanggulangan bencana secara efektif
dan efisien dan akuntabel
4. Pengamanan
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan logistik dan peralatan di gudang perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Lokasi Pergudangan diupayakan secara historis aman dari bencana (misalnya aman
dari gempa, banjir, tanah longsor).
2. Pencegahan Kebakaran
a. Dihindari penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar.
b. Dipasang alat alarm kebakaran.
c. Alat pemadam kebakaran harus diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau dan
dalam jumlah yang cukup. Contoh: tersedianya bak pasir, tabung pemadam kebakaran,
hidran, karung goni, galah berpengait besi.
3. Keamanan Gudang
a. Dipagar keliling
b. Alat pemantau keamanan seperti : alarm atau kamera CCTV
c. Petugas keamanan

V.5 Metode Penyimpanan Barang di dalam Gudang


Dalam penyimpanan barang di gudang agar nantinya barang yang disimpan tersebut tidak
mengalami kerusakan sangatlah dibutuhkan suatu metode, cara maupun prosedur tertentu.
Setidaknya dalam penyimpanan barang di gudang kita mengenal adanya du sistem, yaitu LIFO
(Last in First Out) dan FIFO (First in First Out). LIFO adalah suatu sistem atau cara
penyimbaran barang dalam gudang yaitu barang yang datang terakhir digunakan terlebih dahulu.
Sistem ini biasanya digunakan untuk barang-barang yang dapat bertahan lama atau barang yang
jika disimpan lebih lama kualitasnya akan lebih baik, contohnya kopi. Sedangkan sistem FIFO
ialah suatu sistem penyimpanan barang yaitu barang yang masuk terlebih dahulu juga
dikeluarkan terlebih dahulu. jadi keluarnya barang secara berurutan atau sesuai kronologis.
Sistem ini biasanya digunakan untuk barang barang yang kurang bisa tahan lama. Contohnya
gula, beras, dan sejenisnya.
Pemilihan sistem penyimpanan barang baik itu FIFO maupun LIFO pada dasarnya
tergantung pada jenis barang itu sendiri. Jika barang itu mampu bertahan lama dan akan menjadi
lebih baik jika disimpan lebih lama maka alangkah baiknya jika digunakan metode LIFO. Begitu
juga sebaliknya jika barang itu kurang bisa tahan lama dan dikhawatirkan jika barang yang
datang disimpan terlalu lama akan merusak kualitas barang itu sendiri. Jika diperhatikan
memang proses pemindahan barang secara LIFO dianggap lebih praktis dan cepat dibandingkan
dengan metode FIFO, karena barang yang baru saja masuk bisa langsung dikeluarkan. Tetapi
sebenarnya masing-masing sistem tersebut mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-
masing.
Di sini saya lebih akan menekankan pada metode atau sistem penyimpanan barang secara
FIFO (First in First Out). Seperti yang telah diuraikan sebelumnya sistem ini adalah suatu cara
penyimpanan barang yang mana barang yang pertama kali masuk gudang maka juga yang
pertama keluar dari gudang. Sistem ini sebenarnya memiliki banyak kelebihan, antara lain:

1. Barang akan lebih terjaga kualitasnya


Dengan menggunakan sistem FIFO diharapkan barang yang pertama kali masuk juga
pertama kali keluar. Jadi barang tidak terlalu lama tersimpan dalam gudang. Jadi barang yang
masa kadaluarsanya itu paling awal juga akan keluar paling awal. Sehingga kualitas barang bisa
terjamin serta mengantisipasi terjadinya kerusakan barang secara masal. Contohnya gudang
penyimpanan beras, jika beras tersebut disimpan terlalu lama di dalam gudang dikhawatirkan
nantinya akan rusak dan mengundang kutu. Hal ini nantinya juga akan berpengaruh terhadap
kualitas beras lainnya yang mungkin akan terserang kutu juga.

2. Pengendalian harga lebih terjamin


Selain menjaga kualitas barang kelebihan lain dari sistem ini adalah adanya kestabilan
harga barang-barang yang disimpan. Tidak selamanya harga itu selalu sama ada kalanya harga itu
naik namun ada kalanya harga itu turun. Dengan sistem ini maka diharapkan barang yang
pertama kali masuk dengan harga tertentu akan sama harganya pada saat dikeluarkan nanti.
Berkaitan dengan kelebihan sebelumnya yaitu kualitas barang yang tetap terjamin maka nantinya
kekhawatiran bahwa harga barang tersebut akan anjlok dapat dihindari. Dengan kata lain harga
pembelian natinya tidak akan lebih tinggi dari harga penjualan. Jadi akan diperoleh keuntungan
yang maksimal. Sebagai contoh misalnya gudang beras, barang pertama dibeli dengan harga beli
Rp 6000/kg kemudian masuk lagi barang kedua dengan harga beli Rp 6200/kg, kemudian ada
permintaan pasar dan ketika itu harga barang sedang mengalami kenaikan, maka harga beras
yang di pasaran mengalami kenaikan tidak akan terjadi pada waktu itu. Dengan kata lain
perusahaan mampu mengendalikan harga pasar.

3. Pencatatan yang lebih sitematis


Keuntungan atau kelebihan lain dari sistem FIFO yaitu pada saat pencatatan barang di
gudang. Yang mana petugas pencatatan barang masuk dan barang keluar akan lebih mudah
mengontrol. Hal ini dikarenakan keluarnya barang secara berurutan atau sesuai kronologis. Jadi
petugas pencatan biasanya tidak perlu melakukan pengecekan terhadap semua barang. Petugas
biasanya hanya mengecek jumlah barang yang keluar pada saat itu apakah sesuai dengan jumlah
barang pada saat barang tersebut masuk.
Melihat berbagai macam keuntungan dari sitem FIFO ini tidak terlepas pula dari
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem ini. Biasanya sistem ini kurang efektif apabila
pihak-pihak pergudangan tidak mampu menata letak barang-barang secara berurutan sesuai
tanggal atau waktu barang tersebut masuk. Selain itu konsumen atau pihak pemakai barang
kurang puas dengan kualitas barang karena barang yang diterima merupakan barang lama yang
dianggap barang tersebut kualitasnya kurang baik.
Tetapi kelemahan-kelemahan tersebut dapat dihindari jika pehak pengelola gudang
mampu mengatur pemindahan barang-barang sesuai dengan sistem ini. Penataan barang di
gudang apabila menggunakan sistem ini seharunya tidak ditumpuk melainkan dijajar sesuai
dengan waktu barang tersebut masuk. Biasanya gudang yang menggunakan sistem ini
mempunyai dua pintu. Pintu pertama merupakan pintu masuk barang sedangkan pintu kedua
merupakan pintu khusus keluar barang. Barang yang masuk biasanya diletakkan di dekat pntu
keluar barang begitu seterusnya. Hal ini dimaksudkan agar barang yang pertama kali masuk bisa
keluar dengan mudah karena dekat dengan pintu keluar begitu pula dengan barang yang baru saja
masuk akan mudah masuk karena tidak terhalangi oleh barang-barang yang sebelumnya telah
masuk.

Penanganan Material dan Peti Kemas

Saat merancang sistem penanganan material, penting untuk mengacu pada praktik terbaik
untuk memastikan bahwa semua peralatan dan proses—termasuk manual, semi-otomatis, dan
otomatis—di fasilitas bekerja sama sebagai satu sistem terpadu . Dengan menganalisis tujuan
proses penanganan material dan menyelaraskannya dengan pedoman, seperti 10 Prinsip
Penanganan Material , sistem yang dirancang dengan baik akan meningkatkan layanan
pelanggan, mengurangi inventaris, mempersingkat waktu pengiriman, dan menurunkan biaya
penanganan keseluruhan di bidang manufaktur, distribusi dan angkutan. Prinsip-prinsip ini
meliputi:

1. Perencanaan: Tentukan kebutuhan, sasaran kinerja strategis dan spesifikasi fungsional sistem
yang diusulkan dan teknologi pendukung pada awal desain. Rencana tersebut harus
dikembangkan dalam pendekatan tim, dengan masukan dari konsultan, pemasok dan pengguna
akhir, serta dari manajemen, teknik, sistem informasi, keuangan dan operasi.

2. Standardisasi: Semua metode penanganan material, peralatan, kontrol dan perangkat lunak
harus distandarisasi dan mampu melakukan berbagai tugas dalam berbagai kondisi
pengoperasian.

3. Pekerjaan: Proses penanganan material harus disederhanakan dengan mengurangi,


menggabungkan, memperpendek atau menghilangkan pergerakan yang tidak perlu yang akan
menghambat produktivitas. Contohnya termasuk penggunaan gravitasi untuk membantu
pergerakan material, dan sebisa mungkin menggunakan gerakan garis lurus.

4. Ergonomi: Pekerjaan dan kondisi kerja harus disesuaikan untuk mendukung kemampuan
pekerja, mengurangi pekerjaan manual yang berulang dan berat, dan menekankan keselamatan.
5. Muatan satuan: Karena lebih sedikit usaha dan kerja yang diperlukan untuk memindahkan
beberapa barang secara bersamaan sebagai satu muatan (dibandingkan memindahkan banyak
barang satu per satu), muatan satuan—seperti palet, wadah, atau tas jinjing—harus digunakan.

6. Pemanfaatan ruang: Untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan ruang di dalam fasilitas,


penting untuk menjaga area kerja tetap teratur dan bebas dari kekacauan, memaksimalkan
kepadatan di area penyimpanan (tanpa mengorbankan aksesibilitas dan fleksibilitas), dan
memanfaatkan ruang di atas kepala.

7. Sistem: Pergerakan dan penyimpanan material harus dikoordinasikan di seluruh proses, mulai
dari penerimaan, inspeksi, penyimpanan, produksi, perakitan, pengemasan, unitisasi dan
pemilihan pesanan, hingga pengiriman, transportasi, dan penanganan pengembalian.

8. Lingkungan: Penggunaan energi dan potensi dampak lingkungan harus dipertimbangkan


ketika merancang sistem, dengan menerapkan proses penggunaan kembali dan daur ulang jika
memungkinkan, serta praktik yang aman untuk menangani bahan berbahaya.

9. Otomatisasi: Untuk meningkatkan efisiensi operasional, daya tanggap, konsistensi, dan


prediktabilitas, teknologi penanganan material otomatis harus diterapkan bila memungkinkan
dan jika memungkinkan.

10. Biaya siklus hidup: Untuk semua peralatan yang ditentukan untuk sistem, analisis biaya
siklus hidup harus dilakukan. Bidang pertimbangan harus mencakup investasi modal, instalasi,
pengaturan, pemrograman, pelatihan, pengujian sistem, pengoperasian, pemeliharaan dan
perbaikan, nilai penggunaan kembali, dan pembuangan akhir.

Peti kemas atau dikenal juga dengan sebutan kontainer (bahasa Inggris: ISO Container) adalah
peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for
Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan
diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal peti kemas
laut. Berbagai variasi bentuk peti kemas digunakan untuk barang-barang yang spesifik namun
menggunakan ukuran yang standar untuk mempermudah handling dan perpindahan moda
angkutan. Berat maksimum peti kemas muatan kering 20 kaki adalah 24.000 kg, dan untuk 40
kaki (termasuk high cube container), adalah 30.480 kg. Sehingga berat muatan bersih/payload
yang bisa diangkut adalah 21.800 kg untuk 20 kaki, 26.680 kg untuk 40 kaki.

Salah satu keunggulan angkutan peti kemas adalah keantarmodaannya yakni peti kemas dapat
diangkut dengan truk peti kemas, kereta api peti kemas (atau sebutan dari saleha peti kemas atau
saleha kontainer) dan kapal peti kemas. Hal inilah yang menyebabkan peralihan angkutan barang
umum menjadi angkutan barang dengan menggunakan peti kemas yang menonjol dalam
beberapa dasawarsa terakhir ini. Hal ini juga terlihat pada pelabuhan-pelabuhan kecil yang sudah
menunjukkan tren peralihan ke peti kemas karena alasan ekonomis terutama sehubungan dengan
kecepatan bongkar muat dan biaya yang lebih murah.

Jenis-jenis peti kemas antara lain:

1. Peti kemas barang umum untuk diisi kotak-kotak, karung, drum, palet dls, jenis yang paling
banyak digunakan

2. Peti kemas tangki yaitu tangki baja yang dibangun di dalam kerangka container digunakan
untuk mengangkut Tanki yang di dalamnya diisi barang-barang yang berbahaya, misalnya gas,
minyak, bahan kimia yang mudah meledak.

3. Peti kemas berventilasi untuk barang organik yang membutuhkan ventilasi

4. Peti kemas Generator

5. Peti kemas berpendingin digunakan untuk mengangkut barang – barang yang memerlukan
suhu pendingin, misalnya untuk jenis sayur-sayuran, daging dll.

6. Peti kemas curah, digunakan untuk mengangkut muatan curah, misalnya beras, gandum, dll.

7. Peti kemas yang diperlengkapi dengan isolasi

8. Peti kemas dengan pintu di samping digunakan untuk mengangkut muatan yang ukurannya
tidak memungkinkan dimasukkan dari pintu belakang peti kemas. Jadi semua sisi Peti kemas
harus dibuka. Misalnya alat – alat berat.
9. Peti kemas dengan jenis tabung gas, tangki, generator biasanya tidak dilengkapi dengan
dinding samping, depan belakang dan atas.

Logistik dianggap sebagai suatu proses yang sangat penting, karena dengan pengelolaan
yang efektif dan efisien akan menjadi salah satu sumber keunggulan kompetitif yang dapat
diciptakan oleh perusahaan. Dasar-dasar kesuksesan dalam kompetisi di pasar ada beberapa
macam tetapi suatu model sederhana yang dapat dikemukakan dan cukup masuk akal adalah apa
yang dinamakan sebagai "the triangular linkage of the company" atau "the Three C's" yaitu
customers, competition dan company dengan hubungan keterkaitan diantara ketiganya.

Dengan sistem manejemen yang baik dalam logistik akan tercapai :

Perencanaan operasional itu berkenaan dengan kegiatan sehari-hari dari suatu perusahaan dalam
kerangka rencana strategisnya

Perumusan rencana operasi membutuhkan koordinasi tujuan-tujuan yang bersangkutan dengan :

a. Tujuan Modifikasi Sistem


b. Tujuan Penyelenggaraan
c. Tujuan Anggaran
d. Rencana Final
e. Proses pengawasan adalah salah satu aspek paling kompleks dari manajemen logistik.
f. Rencana operasional membutuhkan tercapainya sasaran-sasaran tertentu untuk type
pengawasannya yaitu modifikasi sistem dan penyelenggaraannya.
g. Modifikasi Rencana
h. Konsep manajemen logistik secara mendalam dan integrated serta peranannya dalam
kehidupan perusahaan
i. Rencana kebutuhan & rencana kegiatan pengadaan material secara fisik maupun finansial
j. Analisis kuantitatif kebutuhan logistik untuk optimasi persediaan secara manual maupun
dengan software
k. Menyajikan informasi logistik untuk dipakai sebagai referensi pengambilan keputusan
l. Mengelola pergudangan dan distribusi barang
m. Melakukan evaluasi terhadap sistem manajemen logistik sehingga bisa diketahui inti
masalah yang dihadapi dan cara pemecahannya.
Fungsi Gudang dan Alternatif Penyimpanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gudang adalah rumah atau bangsal tempat
menyimpan barang-barang. Ya, dalam kehidupan sehari-hari, gudang memang biasa dijadikan
sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang, baik yang masih terpakai maupun yang tidak
terpakai. Akan tetapi, dalam aktivitas ekonomi, gudang menjadi tempat atau ruang untuk
menyimpan barang hasil produksi sebelum kemudian dijual atau didistribusikan kepada
konsumen atau distributor yang memiliki skala lebih kecil.

Sementara itu, menurut para ahli, gudang memiliki pengertian sebagai berikut:

a. Bowersox (1978:293) Gudang adalah lokasi untuk penyimpanan produk sampai permintaan
(demand) cukup besar untuk melaksanakan distribusinya.

b. Apple (1990:242) Gudang adalah tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang
akan digunakan dalam produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai jadwal produksi.

c. Ibnu Syamsi (1997:28) Gudang adalah ruangan untuk menyimpan barang yang berdinding,
beratap, dan terkunci.

d. Perpu Nomor 5 Tahun 1962 Gudang adalah ruangan yang tidak bergerak yang dapat ditutup
dengan tujuan tidak untuk dikunjungi untuk umum, melainkan untuk dipakai khusus sebagai
tempat barang.

Dengan demikian, jika dilihat dari perspektif sederhana, gudang adalah ruang yang dibangun
dengan tujuan untuk menyimpan berbagai macam barang. Sementara itu, dalam aktivitas
ekonomi, gudang memiliki pengertian yang cukup luas dan tidak terbatas sebagai ruang
penyimpanan. Selain untuk memfasilitasi lokasi penyaluran barang, gudang juga bisa menjadi
wadah untuk barang mentah hingga barang jadi yang akan disalurkan kepada pengguna.

Dalam bisnis yang bergerak dalam bidang produksi atau industri, gudang menjadi salah satu hal
penting yang wajib dimiliki, sebab gudang berperan sebagai tempat menyimpan barang atau
hasil produksi. Dengan adanya ketidakpastian permintaan hasil produksi oleh konsumen, suatu
perusahaan tentu akan melakukan inventory atau sistem persediaan. Untuk mendukung hal ini,
perusahaan biasanya akan menyediakan wadah atau fasilitas berupa gedung (sebagai gudang)
untuk menyimpan persediaan barang.

dulu penjelasan mengenai pengertian gudang, tujuan dan manfaat gudang, fungsi gudang,
khususnya fungsi gudang dalam kegiatan bisnis, serta jenis-jenis gudang di bawah ini.

Tujuan dan Manfaat Gudang

Secara garis besar, gudang dibangun untuk mendukung operasional usaha. Akan tetapi, gudang
dibangun dengan beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Kebutuhan Produksi

Salah satu dan tujuan utama gudang adalah untuk menunjang kebutuhan produksi agar
kelancaran usaha bisa berlangsung. Biasanya dalam proses produksi membutuhkan aktivitas
yang berbeda-beda sehingga menghasilkan produk dengan sifat yang bermacam-macam. Dalam
hal ini, gudang adalah tempat penyimpanan yang cocok untuk mengelompokkan sebuah barang.
Barang bisa dikelompokkan berdasarkan sifatnya disimpan terlebih dahulu maupun dikonsumsi
secara langsung oleh pengguna.

2. Pengurangan Biaya Transportasi dan Produksi

Tujuan utama gudang adalah sebagai tempat penyimpanan, namun apakah kamu sadar
bahwa fasilitas gudang ini bisa menekan biaya? Biaya yang dimaksud adalah biaya transportasi
dan produksi. Gudang sendiri bisa dimanfaatkan untuk menyimpan barang persediaan produksi.
Kamu bisa membeli bahan hanya dengan satu kali transportasi dan bisa berbelanja dalam skala
besar sehingga biaya transportasi hanya satu kali saja.

3. Pengkoordinasian antara Penawaran dan Permintaan

Seperti yang diketahui, permintaan pasar memang tidak bisa selalu dipastikan secara
akurat. Di satu sisi, penawaran harus terus berjalan sehingga gudang akhirnya dibuat untuk
mengkoordinasikan antara penawaran dengan permintaan. Jadi gudang bisa digunakan sebagai
tempat penyimpanan barang pada saat jumlah produksi naik atau ketika permintaan menurun,
sehingga barang tidak akan terlantar dan masih bisa disimpan untuk dijual pada waktu yang akan
datang.

4. Kebutuhan Pasar

Proses distribusi barang tidak boleh terganggu karena akan menunjang pendapatan
sebuah usaha. Akan tetapi, untuk proses tersebut membutuhkan gudang sebagai tempat
menampung persediaan produk. Hal ini berguna agar permintaan barang yang harus selalu ada
oleh konsumen dapat terus dicukupi.

Sementara itu, beberapa manfaat gudang menurut Purnomo (2004:282) adalah sebagai berikut:

1. Manufacturing Support (Pendukung Proses Produksi)

Keberadaan gudang memiliki peran untuk mendukung kelancaran proses produksi


dimana sistem penyimpanan, transportasi, dan lainnya diatur agar produksi mampu tetap berjalan
sesuai target.

2. Production Mixing

Gudang juga merupakan sarana untuk melakukan penyortiran barang atau produk
sebelum didistribusikan ke pasar.

3. Sebagai Perlindungan terhadap Barang

Sistem pengamanan gudang juga dirancang agar mampu menjamin keamanan produk
baik dari bahaya pencurian, kebakaran, banjir, serta problem keamanan lainnya.

4. Pemisahan Produk dari Pencemaran

Gudang juga merupakan sarana memisahkan material berbahaya dan material tidak
berbahaya. Material yang beresiko membahayakan dan menimbulkan pencemaran mampu
diantisipasi sebelum digabung atau bahkan dipasarkan.

5. Sebagai Persediaan
Melakukan prediksi permintaan produk yang akurat merupakan hal yang sangat sulit.
Untuk itu pergudangan dapat digunakan sebagai alternatif tempat persediaan barang yang mana
akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan penanganan persediaan.

Fungsi Gudang

Fungsi utama gudang adalah sebagai tempat untuk memfasilitasi proses pengelolaan
barang. Akan tetapi, terdapat beberapa fungsi gudang dalam kegiatan bisnis yang perlu kamu
ketahui, yaitu sebagai berikut:

1. Penerimaan

Penerimaan atau receiving adalah proses penerimaan material pesanan perusahaan yang
dikirim oleh pihak supplier sekaligus mendistribusikannya ke lantai produksi dengan tetap
mempertahankan kualitasnya.

2. Persediaan

Fungsi gudang selanjutnya adalah untuk tempat persediaan dan berguna dalam menjamin
agar permintaan konsumen dapat terpenuhi. Barang yang ada di gudang harus bisa memenuhi
permintaan pelanggan dengan kualitas barang yang sudah terjamin.

3. Penyisihan

Penyisihan sering juga disebut dengan put away adalah sebuah kegiatan untuk
meletakkan barang-barang ke lokasi penyimpanan. Jadi, lokasi penyimpanan gudang bisa
digunakan dalam penyisihan sebuah barang dagangan.

4. Penyimpanan

Gudang berfungsi untuk penyimpanan atau storage, dimana gudang adalah sebuah bentuk
fisik dari produk-produk yang disimpan sebelum adanya permintaan dari konsumen.

5. Pengambilan Pesanan
Sesuai namanya, pengambilan pesanan atau order picking adalah proses pengambilan
barang sesuai permintaan konsumen dari gudang.

6. Pengepakan

Gudang juga bisa difungsikan sebagai tempat pengepakan atau packing, yang mana bisa
dilakukan sesuai dengan permintaan pelanggan.

Jenis-Jenis Gudang

Sebenarnya, mengapa harus memahami jenis gudang? Well, pada dasarnya, gudang
berfungsi sebagai ruang untuk menyimpan barang. Akan tetapi, dengan banyaknya jenis gudang,
kamu perlu memahami jenis-jenis gudang agar gudang yang digunakan dapat berfungsi secara
maksimal. Jenis-jenis gudang menurut Purnomo (2004) adalah sebagai berikut:

1. Gudang bahan baku.

2. Gudang komponen/ suku cadang/ barang dalam proses.

3. Gudang finished goods.

4. Gudang pemasok kantor.

5. Gudang peralatan.
BAB VI

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN LOGISTIK

Kebijaksanaan logistik berfungsi mendukung kebijaksanaan produksi,


kebijksanaan pemasaran, dan kebijaksanaan kebijaksanaan lainnya, dan berhubungan
dengan pengadaan bahan, suplier, dan jasa untuk melancarkan kegiatan kegiatan produksidan
operasi dengan efesien.Perencanaan dapatdiartikan sebagai merumuskan segala sesuatu
sebelum dilaksanakan.Perencanaandapat juga dipahami sebagai penentuan berbagai
tindakan yang dapat dilakukanuntuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.Sedangkan
istilah logistik dapatdiartikan sebagai berbagai barang-barang yang dibutuhkan untuk
melakukan suatutindakan-tindakan tertentu untuk mencapai tujuan.Perencanaan logistik
merupakankegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-tindakan
yangkandilakukan di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-
kegiatanoperasional dalam pengadaan logistik, penggunaan logistik,
pengorganisasian,maupun penegendalian logistik.

Integrasi sistem logistik adalah proses penggabungan berbagai sistem, aplikasi, dan
teknologi yang berhubungan dengan manajemen logistik. Tujuan dari integrasi ini adalah untuk
menciptakan sistem yang lebih efisien, efektif, dan fleksibel dalam mengelola rantai pasok,
distribusi, dan penyimpanan barang. Dengan integrasi sistem logistik, perusahaan dapat
meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan kepuasan
pelanggan. Proses integrasi sistem logistik melibatkan langkah-langkah berikut:
1.Identifikasi sistem yang ada:

Tentukan sistem logistik yang saat ini digunakan oleh perusahaan, serta kebutuhan dan tujuan
bisnis yang ingin dicapai melalui integrasi.

2.Evaluasi kompatibilitas:

Periksa kompatibilitas antara sistem yang berbeda, termasuk kemampuan untuk saling berbagi
data dan berkomunikasi.

3.Desain dan implementasi integrasi:

Rancang solusi integrasi yang akan menghubungkan sistem yang berbeda, termasuk perangkat
lunak, perangkat keras, dan teknologi yang diperlukan.

4.Pengujian dan validasi:

Lakukan pengujian untuk memastikan integrasi berfungsi dengan baik dan sesuai dengan
kebutuhan bisnis.

5.Pelatihan dan dukungan:

Berikan pelatihan dan dukungan kepada karyawan yang akan menggunakan sistem yang
terintegrasi.

Setidaknya ada lima komponen yang harus diperhatikan dalam sistem logistik, yakni:

1.Transportasi Artinya pihak perusahaan harus menentukan jenis transportasi yang akan
digunakan untuk menyalurkan logistik. Tidak hanya itu, pihak perusahaan juga harus
memperhatikan estimasi biaya serta faktor risiko yang mungkin ditimbulkan.

2.Lokasi Sebelum menentukan jenis transportasinya, perusahaan akan melihat dan


memperhitungkan terlebih dahulu lokasi pengiriman logistiknya. Dalam komponen ini,
perusahaan juga harus merencanakan hal lainnya, seperti ketersediaan stok, pihak penerima,
pabrik, dan lainnya.

3. Persediaan Persediaan adalah pengadaan atau ketersediaan barang logistik. Perusahaan bisa
mengetahui persediaan logistik dari hasil pencatatan. Komponen ini akan mempermudah
perusahaan dalam menentukan pengiriman logistik dan kapan harus melakukan stok barang lagi.
4.Komunikasi Komunikasi menjadi komponen yang tidak boleh ditinggalkan dalam sistem
logistik. Adanya komunikasi akan membuat semua proses penyaluran barang (logistik) menjadi
lebih lancar dan terstruktur. Kata lainnya tidak akan ada miskomunikasi antar kegiatan atau
komponen logistiknya.

5.Penyimpanan Komponen penyimpanan ini juga termasuk penanganan (handling), pergerakan


(movement), pengepakan serta pengemasan produk. Komponen ini juga tidak kalah penting
untuk diperhatikan, karena bisa mempengaruhi kualitas produk ataupun komponen lainnya.

BAB VII

PRESTASI LOGISTIK DAN KEBIJAKSANAAN PELAYANAN

Prestasi logistik dan Mengukur Prestasi Logistik

Prestasi logistik itu adalah masalah prioritas dan biaya. Apabila suatu barang
tidaktersedia pada waktu dibutuhkan oleh pabrik, maka pabrik itu mungkin terpaksa
ditutupdengan akibat kerugian biaya dan kemungkinan kerugian penjualan.

Prestasi logistik diukur dengan availability, capability, dan quality.

1) Availability (penyediaan )

Availability (penyediaan ) adalah menyangkut kemampuan perusahaan untuk


secarakonsisten memenuhi kebutuhan material atau produk menyangkut level persediaan.Aspek
penyediaan merupakan hal yg sangat penting dalam memberikan pelayanankepada langganan.

Indikator yang diukur antara lain ;

a) Pesanan satu barang yang habis persediaannya

b) Rata-rata kasus habis persediaan per pesanan

c) Rata-rata persentase penyediaan seluruh barang yg diminta

d) Frekuensi pesanan ulange) Tingkat pengisian pesanan ulang

2) Capability (kemampuan)
Capability (kemampuan) adalah menyangkut jarak waktu antara penerimaan suatu
pesanandengan pengantaran barangnya. Kemampuan perusahaan dapat dilihat dari waktu yg
diukuruntuk menyelesaikan pekerjaan mulai dari penempatan pesanan sampai kepada
pengantarankepada langganan (pengolahan pesanan, penyampaian pesanan, pengisian pesanan,
transpor pesanan) .

Ukuran kemampuan pelayanan langganan;

a) Rata-rata pengantaran

b) Penyimpangan baku dari waktu pengantaran

c) Distribusi pesanan dlm interval waktu

d) Persentase pesanan dlm interval waktu

3) Quality (mutu/kualitas ) prestasi

Quality (mutu/kualitas ) prestasi adalah menyangkut seberapa jauh baiknya tugas logistik
itusecara keseluruhan telah dilaksanakan, dilihat dari besarnya kerusakan, item-item yang bagus,
dan pemecahan masalah-masalah yang tak terduga. Pengantaran barang yg salah atau barang
yang rusak walapun waktunya tepat tidak akan membantu perusahaan mencapaisasaran
operasinya.

Indikator ukuran kualitas antara lain ;

a) Frekuensi barang yg salah pada suatu pesanan

b) Pengiriman ke lokasi yg tidak sesuai pesanan

c) Persentase kerusakan menurut pengiriman barang atau menurut jenis produkKlaimkerusakan


per kuantitas pengiriman

Analisa Biaya Penghasian dan Merumuskan kebijakan Pelayanan

Analisa Biaya – Penghasilan


Sasaran dari desain sistem logistik terpadu adalah memberikan level prestasi
yangmenyeluruh yang dapat membantu perusahaan dlm memaksimalkan laba.

Kendala/masalah yang dihadapi adalah ;

a) Mengukur biaya tambahan

b) Memisahkan prestasi logistik dari prestasi lain dalam perusahaan.

c) Ketidaksanggupan untuk membuat perubahan besar atau kecil dalam komponensistem logistic

d) Ketidaksanggupan untuk merubah dgn cepat komitmen dlm sistem logistik, sepertikontrak
sewa, dsb

e) Ketidaksanggupan untuk mengukur elastisitas penghasilan sbg fungsi dari prestasilogistik.

Merumuskan kebijaksanaan Pelayanan

a) Menentukan desain sistem yang total biayanya paling rendah

b) Mengukur penyediaan pelayanan dan kemampuannya dgn desain sistem yang total biayanya
paling rendah

c) Melakukan analisa kepekaan thdp pelayanan tambahan dan biayanya berdasarkankontribusi


penghasilan yg dibutuhkan

Desain Total Biaya Terendah

a) Memilih suatu kombinasi fasilitas yg dapat menghasilkan biaya tetap dan biayavariabel
terendah

b) Pelayanan kpd langganan yg dihasilkan mengacu kpd apa yg disebut sbg level pelayanan
ambang pintu ( threshold ).

c) Walaupun sistem biaya terendah dimaksudkan utk penghematan maksimum tetapitidak berarti
bhw pelayanan kpd pelanggan menjadi rendah

Analisa Kepekaan Pelayanan


Kemampuan pelayanan suatu sistem dpt ditingkatakn atau diturunkan dgn salah satuatau
seluruh metode-metode berikut :

a) Perubahan jumlah fasilitas/lokasi yg dimasukakan ke dalam sistem

b) Perubahan dalam salah satu atau lebih unsur-unsur daur pelaksanaan utk merubahkecepatan

c) Perubahan dalam kebijaksanaan persediaan pengaman

Menyelesaikan kebijaksanaan Pelayanan

Kebijaksanaan pelayanan adalah integral dgn desain sistem logistik krn tujuan pelayanan
harus berada dlm antisipasi biaya. Setiap perubahan kebijaksanaan pelayanan akan
mempengaruhi desain logistik. Di luar total biaya terendah ada 3strategi utk menjadi pedoman
desain sistem logistic yaitu, pelayanan maksimum, pemaksimuman laba, keuntungan kompetitif
yang maksimum.

Pelayanan maksimum

Walaupun disebut pelayanan maksimum, tetapi sistem yang didesain tidak akan berusaha
untuk mengantarkan produk lebih cepat dari 24 jam. Contoh layanan : overnight delivery dan
next day delivery . Layanan ini memerlukan transportasi berkecepatan tinggi dgn biaya yg juga
tinggi

Pemaksimuman laba

Dalam mengembangkan sistem logistik yg sangat menguntungkan, manajemen harus


berusaha utk mencari keseimbangan antara pelayanan kpd langganan dgn biaya.Keuntungan
pelayanan yg sesungguhnya diperoleh akan berbeda-beda antara satusituasi dgn situasi lainnya.

Pertimbangan Operasional dalam Pembuatan Kebijakan

1) Operasi yg fleksibel

Operasi yang fleksibel memasukkan kemampuan melayani langganan dari tempat-


tempatpengiriman lain, ke dalam desain sistem dasarnya.
a) Operasi darurat yang fleksibel, biasanya terjadi apabila suatu tempat pengiriman primertidak
sanggup memberikan pelayanan yang normal.

b) Operasi standar yang fleksibel, yaitu memasukkan ke dalam desian sistem logistik,
suatuprosedur standar untuk pengiriman ke lokasi langganan yang sama dari lebih satufasilitas
logistik. Ini terjadi karena langganan berlokasi dekat diantara 2 gudang logistik,biaya logistik
berbeda jika dikirim dari fasilitas yg berbeda, dan perusahaan menjalankankebijaksanaan
persediaan yg berbeda.

2) Penundaan

Mengurangi resiko persediaan dengan cara menunda pelaskanaan produksi sampai


adanyakomitmen pembelian dari langganan.

a) Penundaan bentukMempertahankan produk dlm statusnya yg netral selama dlm proses


pembuatan.Contoh ; pabrik cat atau pemasanagn asesoris yg sesuai dgn permintaan
langganan( customized).

b) Penundaan tempoMempertahankan assortment produk penuh pada beberapa lokasi sentral


sampaiditerimanya pesanan dari langganan.

3) Reverse Logistics (RL)

Suatu bentuk operasi logistik berupa pengiriman kembali produk


kepadapengusaha/perusahaan dalam saluran distribusi. RL lazim terjadi karena, semakinketatnya
standar pengawasan mutu, expiration dating (tanggal kadaluarsa), tanggung jawab terhadap
konsekuensi produk yang berbahaya, UU yg melarang kemasanmakanan dan minuman yang
dapat dibuang. RL merupakan strategi pelayanan ygmaksimum thdp langganan yg harus
dilaksanakan tanpa memandang biaya.

4) Konsolidasi Pengiriman

Tujuannya mengurangi pengeluaran transportasi karena pengiriman dilakukan dgn


carapenggabungan (konsolidasi).

a) Pengelompokan wilayah pasarPengiriman kecil dlm suatu wilayah pasar tertentu digabungkan
utk transportasi.
b) Distribusi terjadwalPembatasan pengiriman pada pasar tertentu utk hari-hari tertentu pada
masing-masing minggu.

c) Suatu organisasi pihak ketiga ( freight forwarder ) yang mengatur pengirimangabungan dari
banyak perusahaan berbeda-beda

BAB VIII

PROSEDUR PERENCANAAN

A.Perencanaan logistik

Perlunya pendekatan positif untuk perencanaan dibahas bersama dengan konsep hierarki
perencanaan logistik. Dalam pertemuan ini, kerangka kerja perencanaan yang lebih rinci untuk
logistik dijelaskan dan beberapa pertimbangan strategis penting diperkenalkan. Pendekatan
umum untuk perencanaan strategis perusahaan diuraikan dan dikaitkan dengan strategi desain
logistik spesifik. Elemen utama dari strategi desain ini dijelaskan. Akhirnya, beberapa pengaruh
utama pada perencanaan dan desain jaringan logistik dirinci, khususnya: karakteristik produk,
siklus hidup produk, pengemasan dan muatan unit. Secara historis, banyak organisasi telah
mengambil pendekatan yang terfragmentasi dan tidak lengkap untuk perencanaan strategis
mereka. Ini terutama benar dalam konteks logistik, di mana fungsi-fungsi individu dalam rantai
pasokan atau rantai pasokan sering kurang dioptimalkan sehingga merugikan keseluruhan rantai
pasokan. Salah satu alasan untuk pendekatan yang tidak lengkap ini adalah tekanan untuk
perubahan pada perusahaan dari berbagai sumber. memberikan ilustrasi dari beberapa tekanan
ini. Mereka termasuk (Anon 2014):
1) Peningkatan yang signifikan dalam sistem komunikasi dan teknologi informasi, termasuk
perkembangan seperti sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP), sistem titik
penjualan elektronik (EPOS), pertukaran data elektronik (EDI) dan, tentu saja, Internet;
2) Perubahan peraturan, termasuk pengembangan serikat ekonomi, di mana Pasar Tunggal
Eropa (ESM) adalah contoh di antara banyak, dan semakin pentingnya berbagai isu
lingkungan dan hijau;
3) Meningkatnya persyaratan layanan pelanggan, terutama di mana tingkat layanan yang dapat
diberikan logistik sering dipandang sebagai keunggulan kompetitif utama antara perusahaan
yang berbeda dan produk mereka;
4) Mengurangi siklus hidup produk, terutama untuk produk teknologi tinggi dan fashion;

5) Kebutuhan untuk meningkatkan kinerja pada saat perusahaan berada pada ekonomi di bawah
tekanan yang berat;
6) Pengembangan pemain baru dengan peran baru dalam saluran distribusi - ini termasuk
pertumbuhan berkelanjutan penyedia layanan outsourcing dan pergeseran mereka untuk
menawarkan operasi global dan pan-Eropa dan mengembangkan kemitraan pasokan;
7) Tekanan tanpa akhir untuk mengurangi persediaan dan biaya terkait penyederhanaan setoran
dan mengadopsi konsep JIT;
8) Kebutuhan untuk mengambil perspektif rantai pasokan yang lebih luas ketika merencanakan
dan mendesain ulang operasi logistik.

Bahaya bagi organisasi mana pun adalah melebih-lebihkan kebutuhan akan perubahan.
Dengan demikian, respons yang terukur diperlukan untuk memungkinkan sistem dan struktur
distribusi dan logistik dikembangkan secara keseluruhan dalam konteks rencana strategis
perusahaan. Dengan demikian, kemungkinan kurang optimalnya kegiatan logistik dapat
dihindari. Pemodelan kuantitatif persyaratan logistik sebagai tahap kedua perencanaan bisnis
strategis adalah aspek penting dari ini. Karena itu, bab ini berfokus pada pengembangan dan
penggunaan kerangka kerja dan pendekatan yang memperhitungkan masalah organisasi dan
bisnis utama serta masalah logistik yang lebih rinci.
Fase awal dari sebuah studi strategis harus memasukkan tinjauan terhadap lingkungan
eksternal di mana perusahaan beroperasi. Ini termasuk faktor-faktor seperti iklim ekonomi,
peraturan saat ini dan kemungkinan perubahan peraturan, dan setiap perkembangan teknologi
yang relevan. Yang juga penting bagi sebagian besar perusahaan adalah penilaian pesaing utama
terutama dalam konteks ini informasi tentang strategi layanan dan logistik. Pendekatan yang
diakui untuk meninjau dan menilai dampak lingkungan eksternal adalah melakukan apa yang
dikenal sebagai analisis PESTEL. Pandangan yang sangat luas diambil dari faktor-faktor
eksternal dan penilaian dampaknya dan bagaimana mereka dapat mempengaruhi strategi
perusahaan.
Analisis faktor internal yang relevan juga harus dilakukan. Pendekatan tipikal adalah
analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk menganalisis posisi pasar sehubungan dengan produk-produknya, permintaan
akan produk-produknya, layanan yang ditawarkannya kepada para pelanggan dan posisi para
pesaingnya. Jenis analisis ini dapat dan harus dilakukan sehubungan dengan mengidentifikasi
variabel logistik utama perusahaan.
Pendekatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi apa strategi
perusahaan secara keseluruhan seharusnya. Salah satu poin utama yang harus diatasi adalah
menentukan di mana bisnis perusahaan beroperasi. Banyak perusahaan dapat diklasifikasikan
sebagai 'pengecer' atau 'produsen', tetapi seringkali definisi tambahan penting karena
memengaruhi cara bisnis diatur dan disusun. Bir memberikan contoh yang bermanfaat.
Biasanya, pembuatan bir telah dilihat sebagai fitur utama industri, dan industri pembuatan bir
memiliki tradisi kuat yang mendukungnya. Jadi, menyeduh adalah aktivitas utama. Namun, ada
banyak elemen berbeda yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan cara terbaik untuk
membawa bir ke pelanggan. Ada berbagai bagian rantai pasokan yang dapat berpengaruh dan
mungkin memerlukan pengembangan jenis lingkungan bisnis yang sangat berbeda.

B.Pedoman Manajerial untuk Perencanaan Logistik


1. Proses Inventarisasi Kebutuhan adalah langkah-langkah awal untuk mengetahui apa yang
dibutuhkan, siapa yang membutuhkan, di mana, kapan dan bagaimana cara
menyampaikan kebutuhannya.
2. Inventarisasi ini membutuhkan ketelitian dan keterampilan serta kemampuan untuk
mengetahui secara pasti kondisi korban bencana yang akan ditanggulangi.
3. Maksud dan Tujuan Perencanaan/Inventarisasi kebutuhan adalah :
a. Mengetahui seberapa banyak jumlah korban terkena bencana yang membutuhkan
bantuan logistik dan peralatan.
b. Mengetahui seberapa banyak bantuan logistik dan peralatan yang dibutuhkan.
c. Mengetahui jenis kebutuhan (pangan, sandang, papan).
d. Mengetahui bagaimana cara menyampaikan bantuan.
e. Mengetahui penanggung jawab kelompok penerima bantuan.
f. Mengetahui kapan bantuan harus disampaikan. –
4. Contoh formulir Inventarisasi pada Lampiran memberikan gambaran langkah-langkah
apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses ini.
5. Inventarisasi kebutuhan dihimpun dari :
a. Laporan-Laporan;
b. Tim Reaksi Cepat;
c. Media Massa;
d. Instansi terkait;
e. Rapat koordinasi terhadap informasi mengenai antara lain jumlah korban, pengungsi,
kondisi kerusakan.
6. Perencanaan Inventarisasi kebutuhan terdiri dari :
a. Penyusunan standar kebutuhan minimal.
b. Penyusunan kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang.
C. Pengadaan dan/atau Penerimaan
1. Proses penerimaan dan/atau pengadaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana
dimulai dari pencatatan atau inventarisasi termasuk kategori logistik atau peralatan, dari
mana bantuan diterima, kapan diterima, apa jenis bantuannya, seberapa banyak
jumlahnya, bagaimana cara menggunakan atau mengoperasikan logistik atau peralatan
yang disampaikan, apakah ada permintaan untuk siapa bantuan ini ditujukan.
2. Proses penerimaan atau pengadaan logistik dan peralatan untuk penanggulangan bencana
dilaksanakan oleh penyelenggara penanggulangan bencana dan harus diinventarisasi atau
dicatat. Pencatatan dilakukan sesuai dengan contoh formulir dalam lampiran.
3. Maksud dan Tujuan Penerimaan dan/atau Pengadaan:
a. Mengetahui jenis logistik dan peralatan yang diterima dari berbagai sumber.
b. Untuk mencocokkan antara kebutuhan dengan logistik dan peralatan yang ada.
c. Menginformasikan logistik dan peralatan sesuai skala prioritas kebutuhan.
d. Sebagai upaya pengendalian dan pengawasan penggunaan logistik dan peralatan.
e. Untuk menyesuaikan dalam hal penyimpanan

4. Sumber Penerimaan dan/atau Pengadaan

f. Penerimaan dan atau Pengadaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana


dapat berasal dari dalam negeri antara lain dari Pemerintah (APBN), masyarakat,
badan usaha dan lembaga swadaya masyarakat.
g. Penerimaan dan atau Pengadaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana
dapat berasal dari luar negeri antara lain dari Pemerintah, masyarakat, badan usaha
dan lembaga swadaya masyarakat.
5. Proses Penerimaan dan/atau Pengadaan
h. Proses pengadaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana dilaksanakan
secara terencana dengan memperhatikan jenis dan jumlah kebutuhan, yang dapat
dilakukan melalui pelelangan, pemilihan dan penunjukkan langsung sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
i. Penerimaan logistik dan peralatan melalui hibah dilaksanakan berdasarkan peraturan
dan perundangan yang berlaku dengan memperhatikan kondisi pada keadaan darurat.

D. Pergudangan dan Penyimpanan

4. Proses penyimpanan dan pergudangan dimulai dari data penerimaan logistik dan
peralatan yang diserahkan kepada unit pergudangan dan penyimpanan disertai dengan
berita acara penerimaan dan bukti penerimaan logistik dan peralatan pada waktu itu.
5. Pencatatan data penerimaan antara lain meliputi jenis barang logistik dan peralatan apa
saja yang dimasukkan ke dalam gudang, berapa jumlahnya, bagaimana keadaannya, siapa
yang menyerahkan, siapa yang menerima, cara penyimpanan menggunakan metoda
barang yang masuk terdahulu dikeluarkan pertama kali (first-in first-out) dan atau
menggunakan metode last-in first-out.
6. Prosedur penyimpanan dan pergudangan, antara lain pemilihan tempat, tipe gudang,
kapasitas dan fasilitas penyimpanan, sistem pengamanan dan keselamatan, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
7. Maksud dan Tujuan Penyimpanan dan Pergudangan adalah :
a. Melindungi logistik dan peralatan dari kerusakan dan kehilangan atau berkurangnya
standar mutu.
b. Memudahkan pendistribusian, dengan menggunakan system “first-in first-out”.
c. Mengetahui dan menjamin ketersediaan pada setiap waktu.
D. Pendistribusian
8. Berdasarkan data inventarisasi kebutuhan maka disusunlah perencanaan pendistribusian
logistik dan peralatan dengan disertai data pendukung: yaitu yang didasarkan kepada
permintaan dan mendapatkan persetujuan dari pejabat berwenang dalam penanggulangan
bencana.
9. Perencanaan pendistribusian terdiri dari data: siapa saja yang akan menerima bantuan,
prioritas bantuan logistik dan peralatan yang diperlukan, kapan waktu penyampaian,
lokasi, cara penyampaian, alat transportasi yang digunakan, siapa yang bertanggung
jawab atas penyampaian tersebut.
10. Maksud dan Tujuan Pendistribusian adalah :
a. Mengetahui sasaran penerima bantuan dengan tepat.
b. Mengetahui jenis dan jumlah bantuan logistik dan peralatan yang harus disampaikan.
c. Merencanakan cara penyampaian atau pengangkutannya.
E. Pengangkutan
11. Berdasarkan data perencanaan pendistribusian, maka dilaksanakan pengangkutan.
12. Data yang dibutuhkan untuk pengangkutan adalah: jenis logistik dan peralatan yang
diangkut, jumlah, tujuan, siapa yang bertanggung jawab dalam perjalanan termasuk
tanggung jawab keamanannya, siapa yang bertanggung jawab menyampaikan kepada
penerima.
13. Penerimaan oleh penanggung jawab pengangkutan disertai dengan berita acara dan bukti
penerimaan logistik dan peralatan yang diangkut.
14. Maksud dan Tujuan Pengangkutan:
a. Mengangkut dan atau memindahkan logistik dan peralatan dari gudang penyimpanan
ke tujuan penerima
b. Menjamin keamanan, keselamatan dan keutuhan logistik dan peralatan dari gudang
ke tujuan.
c. Mempercepat penyampaian.
15. Jenis Pengangkutan
a. Jenis pengangkutan terdiri dari angkutan darat, laut, sungai, danau dan udara, baik
secara komersial maupun non komersial yang berdasarkan kepada ketentuan yang
berlaku.
b. Pemilihan moda angkutan berdasarkan pertimbangan: 1) Situasi dan kondisi keadaan
darurat; 2) Kecepatan distribusi; 3) Ketersediaan alat angkutan dan infrastruktur yang
ada; 4) Kondisi wilayah asal dan tujuan; 5) Efektifitas dan efisiensi; 6) Keamanan dan
keselamatan.
F. Penerimaan di Tempat Tujuan
16. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penerimaan di tempat tujuan adalah:
a. Mencocokkan antara data di manifest pengangkutan dengan jenis bantuan yang
diterima.
b. Men-check kembali, jenis, jumlah, berat dan kondisi barang.
c. Mencatat tempat pemberangkatan, tanggal waktu kedatangan, sarana transportasi,
pengirim dan penerima barang.
d. Membuat berita acara serah terima dan bukti penerimaan.
17. Maksud dan Tujuan Penerimaan di tempat tujuan adalah :
a. Logistik dan peralatan diterima dengan baik.
b. Logistik dan peralatan yang dikirim sesuai dengan yang diterima.
G. Penghapusan
18. Barang logistik dan peralatan yang dialihkan kepemilikannya atau tidak dapat digunakan
atau tidak dapat dimanfaatkan atau hilang atau musnah dapat dilakukan penghapusan.
19. Penghapusan harus dilakukan dengan permohonan penghapusan oleh pejabat yang
berwenang melalui proses penghapusan dan diakhiri dengan berita acara penghapusan.
20. Penghapusan didasarkan peraturan yang berlaku.
21. Maksud dan Tujuan Penghapusan adalah:
a. Untuk mengetahui barang logistik dan peralatan yang dihapuskan
b. Bentuk pertanggung jawaban atas amanat dari negara dan donatur
c. Mengurangi beban biaya penyimpanan dan pemeliharaan.
H. Pertanggungjawaban
22. Seluruh proses manajemen logistik dan peralatan yang telah dilaksanakan harus dibuat
pertanggung jawabannya.
23. Pertanggungjawaban penanggulangan bencana baik keuangan maupun kinerja, dilakukan
pada setiap tahapan proses dan secara paripurna untuk seluruh proses, dalam bentuk
laporan oleh setiap pemangku proses secara berjenjang dan berkala sesuai dengan prinsip
akuntabilitas dan transparansi.
24. Maksud dan Tujuan Pertanggung Jawaban adalah :
a. Mempertanggung jawabkan seluruh pekerjaan logistik dan peralatan kepada para
pemangku kepentingan.
b. Mempertanggung jawabkan kepada masyarakat.
c. Memudahkan pelacakan apabila terjadi kesalahan.
BAB IX

TEKNIK DESAIN

Secara umun Teknik desain adalah proses kreatif yang melibatkan pemecahan
masalah,pengembangan konsep, dan pembuatan artefak yang sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan pengguna.Dengan kata lain Teknik Desain adalah cara yang digunakan untuk
merancang suatu produk,system,atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pengguna.Teknik desain melibatkan proses kreatif ,analitis, dan evaluatif yang bertujuan untuk
mencapai solusi optimal dari masalah yang dihadapi.

Sifat Perencanaan dan Modeling Strategi

Perencanan dan modeling strategi adalah tahap awal dalam teknik desain yang berkaitan
dengan penetapan tujuan,misi,visi,dan strategi dari suatu proyek desain.Perencanaan dan
modeling strategi juga mencakup analisis situasi internal dan ekstenal,indentifikasi peluang dan
ancaman,serta formulasi alternative solusi.

Klasifikasi Atribut Teknik

Secara umumnya atribut teknik karakteristik atau sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu teknik
desain.Atribut teknik dapat dibagi 5 kategori,sebagai berikut;

a. Analisis atau heuristic yaitu menunjukan sejauh mana teknik desain didasarkan
pada prinsip-prinsip ilmiah atau pengalaman praktis.

b. Statis atau dinamis yaitu menunjukan sejauh mana trknim desain dapat menangani
perubahan-perubahan yang terjadi dalan lingkungan atau kondisi proyek.

c. Bereselon atau total system yaitu menunjukan sejauh mana teknik desain
mempertimbangkan hubungan antara elemen-elemen yang terlibat dalam proyek desain.

d. membutuhkan computer atau tidak yaitu menunjukan sejauh mana teknik desain
memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung prosen desain.
e. Dapat disesuaikan dengan analisis kepekaan atau tidak yaitu sejauh mana teknik desain
dapat mengakomodasi variasi-variasi yang mungkin terjadi dalam asumsi atau parameter
yang digunakan dalam proses desain.

Teknik Replikasi Simbolik

Secara umumnya merupakan teknik desain yang menggunakan simbol-simbol untuk


memrepresentasikan objek-objek atau konsep-konsep yang terkait dengan proyek desain.Teknik
replikasi simbolik dapat membantu untuk menvisualisasikan,membandingkan menganalisis,dan
mengkomunikasikan ide-ide desain secara lebih mudah dan efektif.Berikut contoh dari replikasi
simbolik;

a. Analisis perbandingan yaitu teknik yang menggunakan table atau grafik untuk
membandingakan biaya,manfaat,kelebihan dan kekurangan dari berbagai alternatif solusi.
b. Analisis break even yaitu teknik yang menggunakan grafik untuk menentukan titik impas
dimana total biaya sama dengan total pendapatan dari suatu proyrk desain
c. Peta arusyaitu teknik yang menggunakan diagram untuk menggambarkan aliran prosen
produksi atau jasa dari suatu proyek desain.

Teknik Simulasi

Secara umumnya merupakan teknik desain yang menggunakan model matematis atau computer
untuk meniru perilaku atau kinerja dari suatu produk,system, atau layanan yang
dirancang.Digunakan untuk membantu menguji,mengevaluasi dan memperbaiki ide-ide desain
secara lebih akurat dan efisien.Berikut contoh teknik simulasi yaitu;

a. Simulasi statis merupakan teknik dengan model matematis untuk menghitung nilai-nilai
variable yang terkait dengan proyek desain pada suatu kondisi tertentu
b. Simulasi dinamis merupakan teknik dengan model computer untuk menghitung nilai-nilai
vaeriabel dengan proyek desain pada berbagai kondisi yang berubah-ubah seiring waktu.
BAB X

TEKNIK OPERASIONAL

Pengertian Aspek Teknis/Operasi.


Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Jadi, aspek operasi adalah
untuk menilai kesiagaan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Penilaian terhadap aspek ini
sangat penting karena menyangkut hal-hal seperti masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata
letak ( layout ), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan
teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan
dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri

Tujuan Aspek Teknis/Operasi


Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis/operasi yaitu:
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang,
cabang, maupun kantor pusat.

2. Agar perusahaan dapat menentukan loyout yang sesuai dengan proses produksi yang dipilih,
sehingga dapat memberikan efisensi.
3. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan
produksinya.
4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk dijalankan
sesuai dengan bidang usahanya.
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan dimasa yang
akan datang.

Penentuan Lokasi Usaha.


Terdapat paling tidak 4 lokasi yang di pertimbangkan sesuai keperluan perusahaan yaitu
antara lain :
1. Lokasi untuk kantor pusat
2. Lokasi untuk pabrik
3. Lokasi untuk gudang
4. Kantor cabang.

Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai berikut :
1. Jenis usaha yang dijalankan
2. Apa dekat dengan pasar atau konsumen
3. Apa dekat dengan bahan baku
4. Apa tersedia tenaga kerja
5. Tersedia sarana dan prasarana ( transportasi, listrik dan air )
6. Apa dekat dengan pusat pemerintahan
7. Apa dekat lembaga keuangan
8. Apa berada di kawasan industri
9. Kemudahan untuk melakukan ekspansi/perluasan
10. Kondisi adat istiadat/budaya/sikap masyarakat setempat
11. Hukum yang berlaku di wilayah setempat.
Khusus untuk lokasi pabrik paling tidak ada 2 faktor yang menjadi pertimbangan, yaitu :
1. Faktor Utama ( Primer )
Pertimbangan utama dalam mementukan lokasi pabrik adalah :
a. Dekat dengan pasar
b. Dekat dengan bahan baku
c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang di inginkan
d. Tersedia fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta api atau pelabuhan laut atau
pelabuhan udara.
e. Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik
f. Sikap masyarakat
2. Faktor Sekunder
a. Biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan gedung
b. Proses perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut di masa yang akan datang
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahan
e. Iklim dan tanah
f. Maslah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat.
Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusatyang umum dilakukan adalah
sbb:
1. Dekat pemerintah
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia sarana dan prasarana
Sedangkan pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Di kawasan industri
2. Dekat dengan pasar
3. Dekat dengan bahan baku
4. Tersedia sarana dan prasarana
Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, baik
dari segi finansial maupun non finansial. Keuntungan yang diperoleh dengan mendapatkan lokasi
yang tepat antara lain adalah :
1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan.
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah maupun kualifikasi.
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlh yang diinginkan
secara terus – menerus
4. Kemudahn untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah di perhitungkan untuk
usaha perluasan lokasi sewaktu – waktu.
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi dimasa yang akan datang.
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah setempat

Metode Penilaian Lokasi


Paling tidak ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menilai sesuatu lokasi sebelum
diputuskan, yakni :
1. Metode penilaian hasil value
2. Metode perbandingan biaya ( cost comparison method )
3. Metode analisis ekonomi ( economic analysis method )
Faktor – faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil value antara lain
adalah :
1. Pasar 4. Tenaga kerja
2. Bahan baku 5. Pertimbangan lainnya
3. Trasportasi
Sedangkan faktor faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode perbandingan biaya adalah :

1. Bahan baku 4. Biaya umum


2. Bahan bakar dan listrik 5. Biaya lainnya
3. Biaya operasi

Luas Produksi
Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang di hasilkan
dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki
serta biaya yang paling efisien.
Secara umum luas produksi ekonomis di tentukan antara lain oleh :
1. Kecenderungan permintaan yang akan datang
2. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja dan lain – lain.
3. Daur hidup produksi, dan produksi subtitusi dari produk tersebut.

Tata Letak ( Loyout )


Loyout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan fsilitas yang dapat
menentukan efisiensi produksi/operasi. Loyout dirancang berkenaan dengan produk, proses,
sumber daya manusia, dan lokasi sehingga dapat tercapai efisiensi/operasi.
Dengan adanya loyout akan di peroleh berbagai keuntungan antara lain sbb :
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktifitas dan pemeliharaan
2. Pemakaian ruang yang efisien
3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi
4. Aliran material menjadi lancar
5. Pengangkutan material dan barang menjadi rendah
6. Kebutahan persediaan yang rendah
7. Memberikan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik
Pada umumnya loyout di dasarkan pada situasi sebagai berikut :
1. Posisi tetap ( fixed Position )
Fix position layout biasa dikatakan juga sebagai tata letak dengan posisi tetap. Tata letak
merupakan suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka
panjang. Tata letak mempunyai banyak dampak setrategis karena tata letak termasuk yang
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas
lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat
membantu organisasi mencapai sebuah setrategi menunjang diferensiasi, biaya rendah, ataupun
respon cepat.

2. Orientasi Proses ( Proses Oriented )


Orientasi pada proses atau hasil? tergantung siapa yang melakukannya dan siapa yang meminta.
Ada beberapa orang yang berorientasi pada hasil, namun ada juga orang yang menganggap
proses itu lebih penting daripada sekedar hasil. Pada pekerjaan, mungkin lebih banyak orang
yang berorientasi kepada hasil. Yang penting selesai dan sesuai permintaan. Ini bisa jadi
disebabkan karena pekerjaan orang itu ditarget. Ya, hasilnya harus sesuai dengan target yang
diberikan. Apalagi sang pemberi tugas tersebut tidak mendefinisikan dengan pasti spesifikasi
proses kerjanya.

3. Tata letak kantor ( Office loyout )


Perbedaan antara tata letak kantor dengan tata letak pabrik adalah pada penekanan atas
pentingnya informasi. Jika tata letak kantor yang mengalir adalah informasi maka tata letak
pabrik yang mengalir adalah tata letak bahan-bahan. Dalam tata letak kantor terjadi
pengelompokkan pekerja serta peralatan dan ruangan/kantor yang menyediakan kenyamanan,
keamanan dan pergerakkan/perpindahan informasi.

4. Tata letak pandang eceran / pelayanan ( Retail and Service Loyout )

5. Tata letak gudang ( warehouse layout )


Tujuan dari tata letak gudang adalah memaksimalkan pemanfaatan seluruh luas gudang yaitu
menfaatkan pada volume penuh tetapi biaya material handlingnya rendah.
6. Tata letak produk ( Product Loyout )
Tata letak produk digunakan untuk produk atau lini produk yang sama dengan volume tinggi dan
variasi produk rendah. Produksi repetitive dan produksi kontinyu menggunakan tata letak ini.

Untuk memperoleh loyout yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal berikut :
1. Kapasitas dan tempat yang di butuhkan
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
3. Lingkungan dan estetika
4. Arus informasi
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda

Pemilihan Teknologi
Yang perlu di perhatikan dalam pemilihan teknologi adalah :
1. Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya
2. Keberhasilan teknologi di tempat lain
3. Pertimbanagan teknologi lanjutan
4. Besarnaya biaya investasi dan biaya pemeliharaan
5. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan perkembangannya
6. Pertimbagan pemerintah dalam hal tenaga kerja
7. Dan pertimbangan lainnya.

Economic Order Quantity ( EOQ )


Adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis (Economical Order Quantity = EOQ)
Definisi : jumlah setiap kali pembelian bahan yang disertai biaya minimal = jumlah pembelian
bahan yang paling ekonomis.
Perumusan Economic Order Quantity (EOQ)
Salah satu metode manajemen persediaan yang paling terkenal adalah metode Economic Order
Quantity atau bisac disebut dengan EOQ. Metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang
dibeli maupun untuk barang yang diproduksi sendiri.
Model EOQ bisaa digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang
meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya ( inverse cost)
pemesanan persediaan.
Rumusan EOQ yang bisaa digunakan adalah :
EOQ =

Dimana:
D : Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu.
S : Biaya pemesanan ( persiapan pesanan dan penyiapan mesin ) per pesanan
H : Biaya penyimpanan per unit per tahun

Secara umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Biaya angkut/penyimpanan atau Carrying ( CC )
b. Biaya pemesanan atau Ordering Cost ( OC )
c. Biaya total atau total Cost ( TC )

Safety Stock ( SS )
Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Stock out dapat disebabkan oleh adanya
penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau adanya keterlambatan bahan
baku yang dipesan. Dengan adanya safety stock akan mengurangi stockout cost bagi
perusahaann. Akan tetapi akan menimbulkan penambahan carrying cost sebesar perkalian antara
prosentase carrying cost terhadap harga atau nilai safety stock
Terdapat beberapa faktor penentu dalam menghitung besarnya safety stock, yaitu antara lain :
1. Penggunaan bahan baku rata – rata
2. Faktor waktu
3. Biaya yang digunakan
Disamping faktor penentu diatas dalam menentukan safety stock di perlukan standar
kuantitas yang hrus di penuhi, yaitu :
1. Persedisaan minimum
2. Besarnya pesanan standar
3. Persediaan maksimum
4. Tingkat pemesanan kembali
5. Administrasi persediaan

Reorder Point ( ROP )


ROP merupakan waktu perusahaan akan memesan kembali atau batas waktu pemesanan
kembali dengan melihat minimal jumlah persediaan yang ada. Pemesanan kembali dihitung
dengan probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stock dan di hitung selama tangga
waktu.
BAB XI

ADMINISTRASI DAN ORGANISASI LOGISTIK

A. Administrasi Logistik

Dalam disain suatu system logistic,administrasi merupakan tanggung jawab manajemen


yang penting.Administrasi logistic berkaitan dengan alokasi sumber daya dan control operasi
logistic,Administrasi logistic akan menjadi efektif melalui penetapan sasaran yang dirumuskan
dengan jelas dan peninjauan yang terus menerus terhadap kemajuan yang dicapai.Berkaitan
dengan hal tersebut,maka administrasi dalam organisasi logistic hendaklah berpedoman kepada
Management by Objectives ( MBO ) yang dirancang untuk menghasilkan suatu statemen tujuan-
tujuan yang jelas.Misi yang esensial dari MBO adalah penetapan sasaran dan control.

Berdasarkan pendekatan MBO,tahapan administrasi logistic meliputi:

A. pada permulaan periode perencanaan,top management menetapkan sasaran atau tujuan


menyeluruh untuk seluruh organisasi.

B. Berikutnya,membentuk suatu struktur organisasi yang sesuai dengan/dan dapat mencapai


tujuan-tujuan itu.

C. Kemudian mengembangkan uraian mengenai posisi yang dengan jelas menentukan tanggung
jawab masing-masing individu dalam struktur organisasi.

D. Tahap berikutnya adalah menetapkan standar prestasi yang dapat dijadikan pedoman dan
pengarah bagi masing-masing aktivitas individu. Standar prestasi ini harus menunjang dan
sesuai dengan bidang fungsional dan tujuan organisasi secara keseluruhan

E. Langkah berikutnya adalah mengembangkan struktur imbalan yang adil dan memadai untuk
masing -masing individu apabila Ia telah mencapai standar prestasi yang ditetapkan untuk
posisinya.

F. Akhirnya dan barangkali ysng terpenting adalah masing-masing keberhasilan atau kegagalan
individu dalam mencapai standar prestasi haruslah dinilia dan bila perlu diambil Tindakan
koreksi
a. MBO ini berganntung pada pengembangan rencana operasi yang sehat.Rencana yang
telah disahkan menjadi basis untuk pengukuran prestasi selama perode operasi.
b. Administarsi logistic terdiri dari perencanaan operasi dan pengawasan operasional.

1. Perencanaan Operasional

Perencanaan operasional berkaitan dengan kegiatan sehari hari dari suatu organisasi
dalam kerangka rencana strateginya.Rencana operasional untuk administrasi logistic adalah
berjangka pendek,biasanya diproyeksikan untuk masa tidak lebih dari satu tahun.

Perumusan rencana operasional membutuhkan koordinasi tujuan-tujuan modifikasi


system,penyelenggaraan dan anggaran kedalam suatu usaha terpadu.

a. Tuuan Modifikasi Sistem


b. Tujuan Penyelenggaraan
c. Tujuan Anggaran
Ada 4 ( empat) tipe pokok anggaran yang dipakai dalam pengawasaan logistic,yaitu:
a. Anggaran Tetap
b. Anggaran Luwes
c. Anggaran Level Nol
d. Anggaran Modal

2. Pengawasan

a. Rencana Operasi memberikan basis pengukuran untuk seluruh pengawasaan operasi


logistic. Pengawasaan suatu system logistic menggabungkan level penyelenggaraan
yang diharapkan dengan pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan.
b. Proses pengawasan merupakan salah satu aspek paling kompleks dari manajemen
logistic. Tantangan dalam pengawasaan logistic adalah memformat data yang
dibutuhkan dengan suatu cara yang menghasilkan pengukuran penyelenggaraan yang
konsisten.

c. Ada 2 ( dua) tipe data yang dibutuhkan dalam pengawasaan logistic,yaitu data
pengawasaan biayan dan data penyenggaraan pelayanaan
d. Pengawasaan logistic haruslah memisahkan data biaya dan data penyenggaran untuk
memberikan fakta-fakta operasi logistic keseluruhanyaa kepada manajemen.
e. Seluruh level pengawasaan manajemen membutuhkan datta pada waktu yang tepat dan
akurat.

B. Organisasi Logistik

Istilah organisasi berasal dari Bahasa Yunani organon dan dalam Bahasa latin organum
yang berarti alat,bagian,anggota badan.Dalam berbagai literatur,definisi organisasi beraneka
ragam tergantung dari sudut mana Ahli yang bersangkutan melihatnya.

1.Evolusi Organisasi

a. Organisasi type 1,type ini menyangkut pengelompokan Kembali fungsi-fungsi dalam


bidang-bidang tradsional pemasaran dan manufaktur.
b. Organisasi type 2 beberapa bagian dari bidang logistic ini sudah dipisahkan dan diangkat
ke suatu posisi yang lebih tinggi wewwenang dan tanggung jawab organisasinya.
c. Organisasi type 3, tipe 3 dari organisasi ini adalah penyatuan semua fungsi dan operasi
logistic kedalam sautu struktur manajemen Tunggal.
BAB XII

DIMENSI PERUBAHAN

A.Penerapan inovatif teknologi yang tersedia

Perkembangan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah mengubah lanskap


ekonomi global secara dramatis. Inovasi teknologi menjadi pendorong utama pertumbuhan
ekonomi di berbagai negara dan memainkan peran kunci dalam menciptakan peluang baru,
meningkatkan efisiensi, dan mengubah cara kita hidup dan berinteraksi.

Era yang didominasi oleh kemajuan teknologi, peran inovasi teknologi dalam
menggerakkan pertumbuhan ekonomi menjadi semakin penting. Inovasi teknologi telah
mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi, serta memiliki dampak yang signifikan
terhadap perkembangan ekonomi suatu negara. Dalam opini ini, kita akan menjelajahi peran
yang dimainkan oleh inovasi teknologi, khususnya dalam konteks promosi dan kontribusinya
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Peran inovasi teknologi dalam promosi dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Malalui inovasi teknologi memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dan
memperkenalkan produk atau layanan baru ke pasar. Mengembangkan teknologi baru atau
memanfaatkan teknologi yang ada dengan cara baru, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi
produksi, meningkatkan kualitas produk, atau menghadirkan solusi yang lebih baik untuk
kebutuhan konsumen. Hal ini mendorong pertumbuhan sektor bisnis, menciptakan lapangan
kerja baru, dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.

Inovasi teknologi juga memiliki dampak yang signifikan dalam mempromosikan sektor
jasa. Dalam era digital, platform online dan aplikasi telah mengubah cara kita berkomunikasi,
berbelanja, bepergian, dan melakukan aktivitas sehari-hari lainnya. Kemajuan dalam teknologi
komunikasi dan internet telah membuka pintu bagi peluang baru bagi pelaku usaha, baik dalam
bentuk perusahaan besar maupun pengusaha individu. Memanfaatkan inovasi teknologi, mereka
dapat mempromosikan produk dan layanan mereka kepada audiens yang lebih luas, mengakses
pasar global, dan mencapai kesuksesan yang sebelumnya sulit dicapai.
Selain memberikan peluang bisnis yang lebih besar, inovasi teknologi juga berperan penting
dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Automatisasi, kecerdasan buatan, dan teknologi
lainnya telah memungkinkan proses produksi menjadi lebih cepat, akurat, dan efisien. Hal ini
mengurangi biaya produksi, mempercepat waktu pengiriman produk, dan memungkinkan bisnis
untuk bersaing secara lebih efektif di pasar global. Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat
terkait dengan produktivitas dan efisiensi sektor bisnisnya, dan inovasi teknologi merupakan
salah satu kunci utama dalam mencapai hal tersebut.

Inovasi teknologi dalam promosi memungkinkan perusahaan untuk mencapai target pasar
yang lebih luas dengan cara yang lebih efektif. Melalui kemajuan teknologi seperti media sosial,
situs web, platform e-commerce, dan alat digital lainnya, perusahaan dapat menjangkau
konsumen di seluruh dunia dan mempromosikan produk atau layanan mereka secara lebih mudah
dan efisien. Hal ini memberikan peluang baru bagi perusahaan kecil dan menengah untuk
bersaing dengan perusahaan besar dan internasional.

Namun, perlu diingat bahwa inovasi teknologi dalam promosi juga menimbulkan tantangan dan
risiko tertentu. Salah satunya adalah masalah privasi dan keamanan data. Dalam era digital yang
semakin terhubung, perlindungan data konsumen dan keamanan informasi menjadi sangat
penting. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk bekerja
sama dalam mengembangkan kebijakan dan standar yang sesuai untuk memastikan bahwa
inovasi teknologi berjalan sejalan dengan kebutuhan privasi dan keamanan.

Berikut adalah peran Inovasi :

1. perusahaan dapat mencapai pasar yang lebih luas,

2. meningkatkan efisiensi operasional

3. menciptakan lapangan kerja baru

4. merangsang perkembangan sektor ekonomi baru

Namun, perlu diingat bahwa perkembangan teknologi juga harus diimbangi dengan perlindungan
privasi dan keamanan yang memadai.
Potensi Logistik Sekarang

Logistik merupakan salah satu bisnis yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi dalam
beberapa tahun terakhir.Pada tahun 2023 Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memprediksi bisnis
logistik di Indonesia bisa tumbuh sekitar lima hingga delapan persen. Sedangkan, Supply Chain
Indonesia (SCI) memprediksi kontribusi sektor logistik (sektor transportasi dan pergudangan)
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan menembus angka Rp 1.090,2 triliun pada
2023.

Sebelumnya, Chairman SCI Setijadi memperkirakan, sektor itu akan terus tumbuh di
tahun 2023 ini, terutama di bidang usaha logistik.Menurut Setijadi, peluang jasa logistik terbesar
pada tahun 2023 diperkirakan pada lapangan usaha industri pengolahan. Sektor logistik dapat
mendorong lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Tingginya sektor logistik, terutama di bidang transportasi rantai pendingin, juga diakui
Direktur Prima Trans Logistik Eko Wijaya. Menurut dia, peningkatan tertinggi terjadi saat masa
pandemi Covid 19. Eko mencatat, sejak sebelum pandemi hingga saat ini, terjadi peningkatan
permintaan untuk transportasi rantai pendingin sekitar 20 persen

Dalam beberapa tahun ke depan, permintaan untuk transportasi cold chain akan terus
meningkat, seiring meningkatnya industri makanan dan minuman serta membaiknya
perekonomian pascapandemi.

Menurut Eko, peningkatan itu dibarengi dengan penambahan armada kendaraan truk
pendingin. Saat ini, pihaknya memiliki armada sekitar 400 unit. Seluruh armada itu beroperasi
dari Sumatera, Jawa, hingga Lombok. Truk pendingin yang dimiliki Prima Trans mengangkut
banyak produk di antaranya makanan beku, susu, cokelat dan bahan baku cokelat, buah-buahan,
dan sayur mayur, untuk dipasok ke sejumlah toko ritel atau gudang mitra.
Eko menjelaskan, layanan terbesar Prima Trans adalah mengangkut makanan beku atau
frozen food ke hampir 1.200 gerai Prima Freshmart, toko jaringan PT Charoen Pokphand
Indonesia, Tbk, salah satu perusahaan pakan ternak terbesar di Indonesia.

Dari 400 unit armada yang dimiliki, sekitar 50 persen di antaranya adalah merek Isuzu.
Seluruh armada itu terbagi dalam beberapa ukuran, baik kapasitas angkut dua ton dan 20 ton.
Rata-rata, pihaknya melakukan 1.000 sampai 1.200 pengiriman per bulan.

Menurut Eko, pihaknya menggunakan armada Isuzu karena hemat bahan bakar minyak
(BBM). Efisiensinya cukup besar yakni 20 persen dibanding pesaing. Bagi pelaku bisnis logistik,
efisiensi itu sangat penting karena mereka bisa bersaing dengan kompetitor.

Selain memiliki produk yang andal, Isuzu sangat kuat di layanan purna jual. Isuzu
memiliki manajemen terpusat untuk layanan purna jual. Dengan begitu waktu perbaikannya lebih
cepat dan mereka tidak kehilangan waktu. "Bagi pelaku usaha logistik, waktu itu sangat penting.
Apalagi, kami melayani konsumen yang sangat menjaga kualitas barangnya," papar Eko Wijaya.

"Barang-barang yang dikirim selama ini makanan dan minuman harus dijaga kualitasnya
agar tidak berubah sampai di tangan konsumen. Masing-masing barang ini membutuhkan suhu
pendingin yang berbeda. Sehingga, perlu diatur temperaturnya dengan baik agar barang yang
dibawa bisa tiba di tangan konsumen dalam kondisi kualitas bagus dan tidak berubah," tuturnya.

Presiden Direktur PT IAMI Jap Ernando Demily mengatakan, penerimaan yang tinggi
dari pelaku usaha jasa transportasi logistik tercermin dari tingginya penjualan truk ELF Isuzu.
Sepanjang 2022, penjualan ritel Isuzu ELF sebanyak 16.192 unit. Angka itu naik signifikan dari
tahun 2021 yang sebanyak 12.723 unit.

"Kita saat ini terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan para konsumen, tingginya
penjualan Isuzu Elf sebagai bukti pelaku usaha logistik percaya pada produk kami," tutur
Ernando.
DAFTAR PUSTAKA
BIONARASI

Anda mungkin juga menyukai