Anda di halaman 1dari 24

MINI RISET

Tugas mata kuliah: Riset Operasi

Dosen Pengampu: Dr. Zulkarnain Siregar, S.T., M.M.

Disusun Oleh:

Desy Rahmawati 7193210022

Maria Putri Novita Siahaan 7193210024

Muhammad Zidane 7191210004

Uly Basana Hutagalung 7193510022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang dengan
Hidayah dari Nya-lah kami dapat menyelesaikan tugas MR (Mini Riset) untuk memenuhi tugas
mata kuliah Riset Operasi. Kami berharap agar makalah mini riset ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sekalian, menambah wawasan para pembaca, dan juga sangat kami harapkan dapat
berguna sebagai bahan referensi untuk penulisan-penulisan lainnya.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu,
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sungguh kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, dan
segala kesalahan tak pernah luput dari diri penulis, penulisan makalah ini tentunya masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sekalian sangat kami harapkan, guna kesempurnaan dan kinerja penulis lebih baik
kedepannya.

Medan, Juni 2022

Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................7
KAJIAN TEORI..................................................................................................................................7
2.1 Riset Operasi........................................................................................................................7
2.2 Biaya.....................................................................................................................................8
2.3 Transportasi.......................................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN..................................................................................................................12
3.1 Obyek Penelitian................................................................................................................12
3.2 Jenis Data...........................................................................................................................12
3.3 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................12
BAB IV...............................................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................................13
4.1 Hasil Penelitian..................................................................................................................13
BAB V.................................................................................................................................................22
PENUTUP..........................................................................................................................................22
5.1 Simpulan.............................................................................................................................22
5.2 Saran...................................................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkemvbangnya zaman dan kemajuan teknologi yang semakin canggih
banyak sekali perusahaan yang berdiri dan bergerak di bidang jasa maupun manufaktur
menyebabkan persaingan yang kompetitif. Untuk tetap bertahan dalam kondisi seperti ini,
tentunya diperlukan suatu manajemen yang baik. Salah satunya yaitu permasalahan biaya
pengiriman (penyaluran) produk atau barang ke konsumen yang mengalami kenaikan
akibat kurs rupiah terhadap dollar.
Masalah pendistribusian produk itu sendiri berkaitan langsung dengan masalah
transportasi yang merupakan salah satu maslaah yang sering dihadapi karena tidak adanya
koordinasi dalam pengiriman produk, sehingga memungkinkan terjadinya pembengkakan
biaya pengiriman. Jadi, untuk itu perlu dialkukan suatu usaha agar biaya pengiriman
produk seminimal mungkin.
PT. Rajaa Tunggal merupakan suatu perusahaan yang memproduksi rokok di
Surakarta. Kegiatan produksi PT. Rajaa Tunggal dilakukan di pabrik utama yang terletak
di Dk. Jembangan Ds. Gagak Sipat Kec. Ngemplak Kab. Boyolali yang akan dipasarkan
melalui distributor atau agen pemasaran lalu akan dikirim ke subdistributor dan kemudian
dipasarkan ke konsumen. Perusahaan ini mempunyai beberapa perwakilan atau regional
yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa. Perwakilan untuk wilayah Jawa bagian
tengah yaitu Surakarta, Salatiga, Banyumas, Temanggung dan untuk wilayah Jawa bagian
timur yaitu Ponorogo. Sedangkan daerah tujuan pengirimannya yaitu Surakarta, Boyolali,
Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Salatiga, Blora, Rembang, Pati,
Kendal, Banyumas, Cilacap, Temanggung dan Ponorogo.
Perusahaan melakukan pengiriman berdasarkan jumlah permintaan daerah
distributor. Jumlah permintaan tersebut tiap periodenya naik turun karena dipengaruhi
oleh faktor- faktor seperti kualitas, persaingan pasar, pendapatan masyarakat yang tidak
tetap, selera konsumen, pemasaran dan lain-lain. Meskipun daerah pemasaran perusahaan
semakin meluas tetapi adanya faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan permintaan
konsumen mengalami peningkatan pada periode tertentu dan penurunan pada periode
lain.
Untuk dapat memenuhi setiap permintaan daerah distributor yang dapat meningkat
atau menurun setiap saat, pihak perusahaan harus dapat mengalokasikan produksinya
secara optimal ke setiap daerah pemasaran dengan tepat waktu sehingga dapat menekan
atau meminimumkan biaya transportasi yang dikeluarkan, hal ini dikarenakan di
perusahaan tersebut belum digunakan metode transportasi yang sudah ada sehingga biaya
transportasi yang dikeluarkan dari produk yang dikirimkan ke distributor belum efektif.
Dengan demikian diperlukan analisa tentang sistem pendistribusian yang tepat dari
sumber dan tujuan yang ada dengan alternatif jalur untuk rute yang dilewati mampu
meminimumkan biaya pengiriman.
Banyak model riset operasi yang sudah dikembangkan yang berhubungan dengan
matematika. Salah satunya adalah program linear. Program Linear merupakan salah satu
alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimalisasi suatu model linier dengan

4
keterbatasan-keterbatasan yang tersedia. Masalah program linear berkembang pesat
setelah diketemukan oleh George Dantzig pada tahun 1947 (Dwijanto 2008:13).
Program linear merupakan model dari riset operasi yang banyak digunakan dalam
bidang industri, transportasi, perdagangan, ekonomi dan berbagai bidang lainnya. Tipe
khusus persoalan program linier yang paling penting yaitu persoalan transportasi.
Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk
dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan
meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi.
Metode transportasi merupakan salah satu metode program linear untuk
memecahkan permasalahan alokasi sumber daya organisasi (modal, waktu penyelesaian
pekerjaan, kapasitas mesin, bahan baku, tenaga kerja, dan lain sebagainya) yang terbatas.
Seperti halnya metode program linear yang lain, hasil akhir dari metode transportasi
adalah suatu solusi optimal dari fungsi tujuan dengan batas yang ada.
Penggunaan software dalam menyelesaikan masalah optimasi sangatlah penting.
Terutama bila melibatkan banyak iterasi dalam menemukan solusi optimum dari suatu
masalah. Program Solver merupakan salah satu software yang banyak digunakan untuk
masalah optimasi misalnya dalam menyelesaikan masalah transportasi.
Program solver adalah program add in yang berada dibawah program excel.
Program solver ini berisi perintah-perintah yang berfungsi untuk melakukan analisis
terhadap masalah optimalisasi (Dwijanto 2008:49).
Sehubungan dengan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul
“Aplikasi Transportasi dengan Program Solver dalam Meminimumkan Biaya Pengiriman
Produk (Studi Kasus PT. Rajaa Tunggal)”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan-permasalahan yang akan diangkat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan metode transportasi dengan program solver dalam
meminimumkan biaya pengiriman produk di PT. Rajaa Tunggal?
2. Apakah pembiayaan transportasi yang dikeluarkan PT. Rajaa Tunggal sudah optimum?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui penerapan metode transportasi dengan program solver dalam
meminimumkan biaya pengiriman produk di PT. Rajaa Tunggal.
2. Untuk mengetahui apakah pembiayaan transportasi PT. Rajaa Tunggal sudah
optimum atau belum

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Peneliti
Manfaat yang bisa diambil bagi peneliti adalah peneliti dapat menambah wawasan,
pengetahuan, dan mampu menerapkan ilmu-ilmunya, khususnya masalah transportasi
dengan program solver, sehingga dapat memantapkan pemahaman mengenai teori-teori
yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan serta mampu menerapkan ilmunya dalam
kehidupan nyata.

5
2. Bagi Penulis
Kegunaan Teoritis, memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang peneliti
peroleh selama kuliah di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Medan.

6
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Riset Operasi


Istilah Riset Operasi pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan
Trefthen di suatu kota kecil, Bowdsey, Inggris. Pada masa perang 1939, pemimpin
militer Inggris memanggil sekelompok ahli-ahli sipil dari berbagai disiplin dan
mengkoordinasi mereka ke dalam suatu kelompok yang diserahi tugas mencari cara-cara
efisien untuk menggunakan alat yang baru ditemukan yang dinamakan radar dalam suatu
sistem peringatan dini menghadapi serangan udara. Kelompok ahli Inggris ini dan
kelompok- kelompok lain berikutnya melakukan penelitian (research) pada operasi-
operasi (operations) militer (Mulyono, 2004:1).
Menurut teori evolusi managemen, Operation Research sebagai suatu bagian dari
ilmu pengetahuan baru mulai berkembang sejak tahun 1945, yaitu pada saat Perang
Dunia Kedua. Pendekatan kuantitatif yang digunakan di dalam penyelesaian suatu
persoalan, dimana matematika dan statistica memegang peranan yang sangat dominan,
telah menempatkan Operations Research secara teoritis sebagai sebuah ilmu pengetahuan
yang berakar ke Scientific Management yang dipelopori oleh Taylor pada abad XVII. Di
Inggris, Operations Research dikenal sebagai Operational Research (Siswanto, 2007:3).
Pada masa Perang Dunia II, angkatan perang Inggris membentuk suatu team yang terdiri
dari atas para ilmuwan untuk mempelajari persoalan-persoalan strategi dan taktik
sehubungan dengan serangan-serangan yang dilancarkan musuh terhadap negaranya.
Tujuan mereka adalah untuk menentukan penggunaan sumber-sumber kemiliteran
terbatas, seperti radar dan bomber, dengan cara yang paling efektif. Karena team tersebut
melakukan research (penelitian) terhadap operasi-operasi militer, maka muncullah nama
”(Military) OperationResearch” (Penelitian Operational untuk masalah-masalah
kemiliteran), yang semenjak kelahirannya telah ditandai dengan digunakannya
pengetahuan ilmiah dalam usaha menentukan penggunaan sumber-sumber yang terbatas
(Dimyati dan Dimyati, 2004:1).
Dipicu oleh keberhasilan Riset Operasi di dalam operasi-operasi militer, berbagai
bidang industri dan usaha secara bertahap menjadi tertarik dengan bidang baru ini. Paling
sedikit ada dua faktor yang memainkan peranan penting di dalam perkembangan
penerapan Riset Operasi yang sangat pesat di bidang industri (Siswanto, 2007:4).
Setelah Perang Dunia II berakhir, Riset Operasi yang lahir di Inggris ini kemudian
berkembang pesat di Amerika karena keberhasilan tim Riset Operasi dalam bidang
militer ini telah menarik perhatian orang-orang industry. Sedemikian pesat
perkembangannya sehingga kini Riset Operasi telah digunakan dalam hampir seluruh
bidang (Dimyati dan Dimyati, 2004:1).
Secara harfiah kata operations dapat didefinisikan sebagai tindakan- tindakan yang
diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesa. Sementara kata research adalah suatu
proses yang terorganisasi dalam mencari kebenaran akan masalah atau hipotesa tadi.
Kenyatannya, sangat sulit mendefinisikan OR, terutama karena batas-batasnya tidak
jelas. OR memiliki bermacam-macam penjelasan, namun hanya beberapa yang biasa
digunakan dan diterima secara umum (Mulyono, 2004:2).
Riset operasi meliputi ”riset mengenai operasi”. Nama ini menyatakan sesuatu
mengenai pendekatan dan bidang aplikasi dari bidang ini. Maka, riset operasi
diterapkan kepada
7
masalah-masalah mengenai bagaimiana melaksanakan dan mengkoordinasikan operasi
atau kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi (Hillier, 1990:4)
OR adalah suatu metode untuk memecahkan masalah optimasi. Model lain dalam
riset operasi selain program linear antara lain Pemrograman Dinamik, Analisis Jaringan,
Rantai Markov, Teori Permainan, Pemrograman Non Linear, dan Pemrogaman Bilangan
Bulat (Suyitno, 1997:1).
Riset Operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah- masalah
yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar manusia, mesin,
bahan dan uang industri, bisnis, pemerintahan dan pertahanan. Pendekatan khusus ini
bertujuan untuk membentuk suatu model ilmiah dari sistem, mengabungkan ukuran-
ukuran faktor- faktor seperti kesempatan resiko, untuk meramalkan dan membandingkan
hasil-hasil dari beberapa keputusan, strategi atau pengawasa. Tujuannya adalah
membantu pengambilan keputusan menentukan kebijaksanaan dan tindakannya secara
ilmiah (Operational Research Society of Great Britian) (Mulyono, 2004:2).
Dalam riset operasional, masalah optimasi dalam pengambilan keputusan diperoleh
dengan menerapkan teknik matematika dan statistika. Model matematika yang digunakan
dalam metode riset operasional bersifat menyederhanakan masalah dan membatasi
faktor- faktor yang mungkin berpengaruh terhadap suatu masalah.
Jika riset operasi akan digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan, maka harus
dilakukan lima langkah sebagai berikut.

1. Memformulasikan persoalan.

2. Mengobservasi sistem.

3. Memformulasikan model matematis dari persoalan yang dihadapi.

4. Mengevaluasi model dan menggunakannya untuk prediksi.

5. Mengimplementasikan hasil studi. (Dimyati dan Dimyati, 2004:4-5)

2.2 Biaya
Biaya/ Beban (Expense) adalah semua pengeluaran uang, pengorbanan atau
pemakaian aktiva untuk memperoleh pendapatan atau hasil. Hal ini akan mengakibatkan
berkurangnya aktiva bukan karena penarikan kembali modal oleh pemilik atau karena
pembayaran utang kepada pihak lain (Kusmuriyanto, 2005:12). Biaya sering kali
didefinisikan sebagai penggunaan sumber daya yang mempunyai konsekuensi keuangan
(Blocher, 2007:4).
Langkah pertama yang sangat penting untuk memperoleh keunggulan kompetitif adalah
mengidentifikasi penggerak biaya utama dalam perusahaan atau organisasi. Penggerak
biaya (cost driver) merupakan faktoryang memberi dampak pada perubahan tingkat biaya
total. Perusahaan mengeluarkan biaya (cost) jika menggunakan sumber daya untuk
tujuan tertentu. Contohnya, perusahaan yang memproduksi peralatan dapur, mempunyai
biaya bahan baku (seperti logam dan baut), biaya tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya.
Seringkali biaya dikumpulkan ke dalam kelompok-kelompok tertentu, disebut dengan
tempat penampungan biaya (cost pools). Ada banyak cara yang berbeda dalam
8
mengelompokkan biaya-biaya individual. Objek biaya (cost object) adalah berbagai
produk, jasa, atau unit organisasi di mana umumnya biaya dibebankan untuk beberapa
tujuan manajemen.
Informasi manajemen biaya sangat penting dalam merencanakan biaya dan
mengambil keputusan (perencanaan untuk produk baru atau perluasan pabrik dan
pengambilan keputusan lainnya). Namun demikian, kebutuhan mendasar dari
perencanaan biaya yang efektif adalah untuk menggunakan estimasi biaya yang akurat
dalam proses perencanaan. Estimasi biaya memfasilitasi manajemen strategi dengan dua
cara utama. Pertama, estimasi biaya membantu memperkirakan biaya di masa yang akan
datang dengan menggunakan penggerak biaya berdasarkan aktivtas, volume, struktural,
atau pelaksanaan yang telah diidentifikasi telebih dahulu. Kedua, estimasi biaya
membantu mengidentifikasi penggerak biaya utama suatu objek dan mana dari
penggerak-penggerak biaya yang paling berguna dalam memprediksi biaya.

Langkah-langkah dari estimasi biaya, yaitu sebagai berikut.


1. Menentukan objek biaya yang berkaitan dengan biaya yang diestimasi.
2. Menentukan penggerak biaya.
3. Mengumpulkan data yang konsisten dan akurat atas objek biaya dan penggerak biaya.
4. Membuat grafik data.
5. Memilih dan menggunakan metode estimasi yang tepat.
6. Mengevaluasi keakuratan dari estimasi biaya.
Beberapa contoh biaya yang diestimasi dan penggerak biayanya yang terkait adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.1 Contoh Biaya yang Diestimasi dan Penggerak biaya

Biaya yang Diestimasi Penggerak Biaya


Biaya bahan bakar untuk kendaraan Jarak tempuh
Biaya pemanas ruangan untuk Suhu yang dipertahankan dalam
bangunan bangunan
Biaya pemeliharaan untuk bangunan Jam kerja mesin, jam kerja tenaga
pabrik kerja langsung
Biaya desain produk Jumlah desain, perubahan desain
Terdapat tiga metode estimasi, yaitu sebagai berikut.
1. Metode titik tinggi rendah (high-low method).
2. Metode pengukuran kerja (work meansurement).
3. Metode analisis regresi (regression analysis).
Metode-metode diurutkan dari yang paling rendah tingkat keakuratannya sampai yang
paling tinggi keakuratannya. Namun, biaya dan usaha yang diperlukan untuk mengolah
ketiga metode tersebut kebalikan urutannya.
Pengembangan analisis regresi dimulai dengan memilih objek biaya, yang merupakan
variabel terikat. Variabel terikat mungkin disajikan pada tingkat yang sangat luas
(agregat), seperti total biaya pemeliharaan untuk seluruh perusahaan, atau bisa saja
dalam tingkat yang terinci, seperti biaya pemeliharaan untuk setiap pabrik atau
departemen.
Pemilihan tingkat agregat tergantung pada tujuan dari estimasi biaya, ketersediaan dan
keandalan data, serta pertimbangan biaya dan manfaat. Apabila tujuannya adalah
keakuratan, maka sering kali analisis pada tingkat terinci yang dipilih.

9
Untuk menentukan variabel bebas, perlu mempertimbangkan semua data keuangan,
operasi, dan ekonomi lainnya yang mungkin relevan. Tujuannya adalah untuk memilih

10
variabel (1) yang paling relevan, yaitu yang berubah ketika variabel terikat berubah; dan
(2) bukan merupakan duplikasi variabel bebas lainnya. Tabel berikut menunjukkan
beberapa variabel terikat dan variabel bebas.

2.3 Transportasi
Pada umumnya, masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk
tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan,
dengan permintaan tertentu, pada biaya transportasi minimum. Karena hanya satu macam
barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber
(Mulyono, 2004:114).
Masalah transportasi adalah masalah yang khas dan penting dalam masalah
ekonomi. Masalah transportasi disebut juga masalah Hitchcock. Pada tahun 1939 L. V.
Kantorovich telah menyelidiki masalah transportasi, F. L. Hitchcock pada tahun 1941,
dan T. C. Koopmans pada tahun 1947 (Suyitno, 1997:139).
Secara khusus model transportasi berkaitan dengan masalah pendistribusian
barang- barang dari pusat-pusat pengiriman atau sumber ke pusat- pusat penerimaan atau
tujuan. Persoalan yang ingin dipecahkan oleh model transportasi adalah penentuan
distribusi barang yang akan meminimumkan biaya total distribusi (Siswanto, 2007:265).
Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya transportasi pada suatu rute tertentu
proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Definisi unit yang dikirimkan
sangat tergantung pada jenis produk yang diangkut, yang penting, satuan penawaran dan
permintaan akan barang yang diangkut harus konsisten.
Masalah transportasi dapat diselesaikan dengan metode simpleks, sebab model
matematika dari masalah transportasi merupakan keadaan khusus dari model matematika
masalah PL. Kelemahan metode simpleks untuk menyelesaikan masalah transportasi
adalah timbulnya masalah kemerosotan. Masalah transportasi dapat juga diselesaikan
dengn algoritma transportasi.

Adapun langkah-langkah algoritma transportasi sebagai berikut.


1. Menyiapkan tabel untuk masalah transportasi.
2. Menyusun program awal sehingga diperoleh penyelesaian fisibel.
3. Menentukan biaya kesempatan dari sel-sel kosong.
4. Menguji apakah program sudah optimal.
5. Menyusun program perbaikan, apabila belum ditemukan program optimal.
Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk
dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (destination, demand), dengan
tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi (Dimyati dan Dimyati,
2004:128).

Ciri-ciri khusus persoalan transportasi ini adalah sebagai berikut.


1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan setiap sumber dan yang diminta
oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya
sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
4. Ongkos pengangkutan komoditas dari sumber ke suatu tujuan besarnya tertentu.

11
Pengalokasian produk dari sumber ke tujuan bertujuan agar biaya pengangkutannya
seminimal mungkin dari seluruh permintaan dari tempat tujuan dipenuhi. Asumsi sumber
dalam hal ini adalah tempat asal barang yang hendak dikirim, sehingga dapat berupa
pabrik, gudang, grosir, dan sebagainya. Sedangkan tujuan diasumsikan sebagai tujuan
pengiriman barang. Dengan demikian informasi yang harus ada dalam masalah
transportasi meliputi: banyaknya daerah asal beserta kapasitas barang yang tersedia
untuk masing tempat, banyaknya tempat tujuan beserta permintaan (demand) barang
untuk masing-masing tempat dan jarak atau biaya angkut untuk setiap unit barang dari
suatu tempat asal ke tempat tujuan.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian


Penelitian ini dilakukan di PT. Rajaa Tunggal yang beralamat di Jalan Dk.
Jembangan Ds. Gagak Sipat Kec. Ngemplak Kab. Boyolali. Data pengiriman produk
rokok diambil per lokasi pengiriman rokok. Data yang diambil adalah data pengiriman
produk Rajaa Sejati, DJ, Kalisanga (K9), dan Rajaa Sejati Filter selama satu bulan yaitu
pada bulan November 2010.

3.2 Jenis Data


Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak
managemen perusahaan yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa laporan, dokumen,
dan data yang diperoleh dari sumber kepustakaan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data untuk penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut.
1. Observasi, Yaitu pengumpulan data dengan melakukan suatu pengamatan pada
perusahaan yang akan menjadi objek penelitian.
2. Dokumentasi, Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan mendapatkan
sejumlah informasi yang berasal dari data-data masa lalu perusahaan. Data
perusahaan yang yang meliputi profil perusahaan, jenis-jenis rokok, dan data- data
lain yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


PT. Rajaa Tunggal memproduksi produk-produk rokok yaitu jenis rokok kretek dan
filter. Rokok-rokok tersebut dikirim sebanyak dua kali dalam satu bulan, dalam
penelitian ini data yang diambil yaitu pengiriman produk Rokok selama satu bulan.
Produk rokok yang menjadi objek penelitian yaitu berupa Rokok Rajaa Sejati, Rokok DJ,
Rokok Kalisanga (K9) dan Rokok Rajaa Sejati Premium. Rokok-rokok tersebut dimuat
dalam kardus.
Jenis rokok kretek yaitu rokok Rajaa Sejati, rokok DJ, dan rokok Kalisanga (K9),
sedangkan jenis rokok filter yaitu Rajaa Sejati Premium. Produk Rokok Rajaa Sejati
dalam 1 kardus berisi sebanyak 2 karton yaitu 1600 pak. Begitu juga untuk produk DJ,
produk Kalisanga (K9) dan produk Rajaa Sejati Premium. Pengiriman produk-produk
rokok ini dilakukan melalui beberapa distributor. Untuk wilayah Jawa bagian tengah
yaitu Solo, Salatiga, Banyumas dan Temanggung. Untuk wilayah Jawa bagian timur
yaitu Ponorogo. Pengiriman produk dari distributor adalah menggunakan truk ekspedisi.
Sedangkan daerah tujuan pengirimannya yaitu Solo, Boyolali, Sukoharjo, Klaten,
Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Salatiga, Blora, Rembang, Pati, Kendal, Banyumas,
Cilacap, Temanggung, dan Ponorogo.
PT. Rajaa Tunggal memiliki beberapa kota besar sebagai Agen yang berfungsi
sebagai pemasok produk-produk rokok ke kota-kota disekitarnya. Pengiriman produk
dari Pabrik menggunakan truk ekspedisi yang dapat memuat sekitar 200 dus produk
rokok. Adapun daerah Lokasi Pabrik dan Kapasitasnya adalah dari Surakarta, Salatiga,
Banyumas, Temanggung dan Ponorogo. Dengan kapasitas supply tiap-tiap kota yaitu
untuk Rokok Rajaa Sejati sebanyak 80 dus, Rokok DJ sebanyak 30 dus, Rokok
Kalisanga sebanyak 35 dus, dan Rokok Rajaa Sejati Premium sebanyak 55 dus.
Sedangkan kota tujuan pengiriman yaitu
1. Toko Pojok Jl. Tanjung No.31 Solo.
2. Toko Sido Makmur Jl. Pandanaran (Kios Pasar) Boyolali.
3. PT. Anom Prima Jl. Sukawati 28 Klaten.
4. Toko Sederhana Jl. Merbabu No.11 Wonogiri.
5. Toko 88 Jl. Anggrek No.5 Sragen.
6. Toko Sumber Rejeki Jl. Gading No.17 Karanganyar.
7. Toko Bati Jl. Pandawa No.3 Sukoharjo.
8. Toko Trio Jl. Fatmawati Salatiga.
9. PT. Makmur Jaya Jl. Diponegoro Pati.
10. Toko Surya Jl. Asri No.43 Rembang.
11. Toko Arifin Jl. Kartini No.38 Blora.

14
12. Toko Jaya Kencana Jl. Asia No.19 Kendal.

15
13. Toko Berlian Jl. Salak No.32-33 Banyumas.
14. PT. Lesmana Mandiri Jl. Imam Bonjol No.106 Cilacap.
15. Toko Bintang Abadi Jl. Patimura No.74 Temanggung.
16. Toko Simpang Tiga Jl. Benteng No.7 Ponorogo
Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian, kemudian disusun alur pengiriman
barang dari pabrik sampai ke tempat tujuan pengiriman. Data-data pendistribusian
produk Rokok Rajaa pada Bulan November 2010, meliputi:
Tabel 4.1 Tabel Jarak (KM) antara Pabrik, Regional dan Kota Tujuan Pengiriman

Tujuan Pengiriman
Lokasi
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Pabrik 2 50 235 110 140 6 25 30 30 30 25 15 105 145 50 130 110 235 265 110 140

Solo 0 50 235 110 140 6 25 30 30 30 25 15 105 145 50 130 110 235 265 110 140

Sltiga 50 0 280 60 190 50 25 75 80 80 75 65 140 135 5 80 110 280 330 60 190

BMS 235 280 0 110 384 235 255 205 265 265 260 250 362 306 280 270 328 4 53 110 384

TMG 110 60 110 0 210 110 95 125 140 140 135 135 337 285 60 245 302 110 210 7 210

PNG 140 149 384 210 0 140 167 175 115 162 155 128 250 288 190 268 250 384 260 210 5

Keterangan:
Angka pada kolom 1 sampai 16 adalah nama kota tujuan pengiriman:
1) Solo; 2) Boyolali; 3) Klaten; 4) Wonogiri; 5) Sragen; 6) Karanganyar;
7) Sukoharjo;8) Blora; 9) Rembang; 10) Salatiga; 11) Kendal; 12) Pati;
13) Banyumas; 14) Cilacap; 15) Temanggung; 16) Ponorogo.

Tabel 4.2 Tabel Jumlah Permintaan Barang untuk Setiap Tujuan ( Bulan
November 2010)

Jenis Produk
Jumlah
Kota Tujuan Rajaa Sejati DJ Kalisanga (K9) RS Filter

dus pack dus pack dus pack Dus pack dus pack

Solo 18 28800 15 24000 12 19200 25 40000 70 112000

Boyolali 21 33600 13 20800 10 16000 21 33600 65 104000

16
Klaten 17 27200 17 27200 9 14400 18 28800 61 97600

Wonogiri 19 30400 9 14400 16 25600 17 27200 61 97600

Sragen 14 22400 8 12800 11 17600 16 25600 49 78400

Karanganyar 15 24000 15 24000 12 19200 17 27200 59 94400

Sukoharjo 19 30400 12 19200 8 12800 25 40000 64 102400

Blora 16 25600 14 22400 9 14400 27 43200 66 105600

Rambang 17 27200 13 20800 11 17600 31 49600 72 115200

Salatiga 15 24000 10 16000 13 20800 22 35200 60 96000

Kendal 18 28800 15 24000 8 12800 18 28800 59 94400

Pati 16 25600 9 14400 11 17600 15 24000 51 81600

Banyumas 19 30400 11 17600 14 22400 23 36800 67 107200

Cilacap 15 24000 8 12800 9 14400 28 44800 60 96000

Tamanggung 20 32000 14 22400 12 19200 15 24000 61 97600

Ponorogo 16 25600 17 27200 10 16000 32 51200 75 120000

Jumlah 275 440000 200 320000 175 280000 350 560000 1000 1600000

1. Biaya pendistribusian tiap kota diperoleh dari


Biaya = jarak x 4500/ 5 + uang makan + biaya operasional
Keterangan :
a. Setiap 1 liter solar mempunyai jarak tempuh sejauh 5 KM
b. Uang makan @Rp 8.000,-/hari
c. Uang harian @Rp 30.000,-/hari
d. Biaya operasional : Luar daerah = Rp 350.000,-
Satu daerah = Rp 175.000,-
Satu kota = Rp 100.000,-

2. Biaya pendistribusian per dus sampai ke tujuan dihitung dalam rupiah yaitu diperoleh
dari biaya angkut tiap kota dibagi jumlah barang yang dikirim.
Asal Kota tujuan Biaya (Rp) Biaya per dus (Rp)
Solo 279.600 280
Salatiga 516.000 516

Pabrik Banyumas 1.199.000 1199


Temanggung 974.000 974
Ponorogo 1.028.000 1028
1 286.800 287
2 471.000 471
3 480.000 480

Solo 4 480.000 480


5 480.000 480
6 471.000 471

17
7 453.000 453
8 1.028.000 1028
9 1.019.000 1019

Salatiga 10 285.000 285


11 920.000 920
12 974.000 974
13 283.200 283
Banyumas
14 521.400 521
Temanggung 15 288.600 289
Ponorogo 16 285.000 285
Jumlah 12.722.600

3. Biaya total pendistribusian produk RAJAA TUNGGAL ke tempat tujuan pada Bulan
November 2010 adalah sebesar Rp 12.722.600,-
Untuk menyelesaikan masalah transportasi ini dengan Solver, maka langkah awal
adalah membuat tabel transportasi, tabel transportasi dibuat dengan menggabungkan
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 serta memberikan biaya yang cukup besar (M), dalam hal ini
nilai M dimisalkan 10.000 kepada semua yang tidak mempunyai jalur transportasi,
sehingga diperoleh tabel biaya, kapasitas, dan permintaan. Tabel ini dibuat untuk
memudahkan penyelesaian dalam masalah transportasi tersebut dan dibuat secara
feasible (layak). Pada masalah di atas diperoleh tabel transportasi sebagai berikut.

Tabel 4.4 Tabel Transportasi Gabungan untuk Semua Produk Rajaa Tunggal
Tujuan Pengiriman
Lokasi kpsts
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Pabrik 1000
2 50 235 110 140 M M M M M M M M M M M M M M M M
Solo 1000
0 M M M M 6 25 30 30 30 25 15 M M 50 M M M M M M
SLTG 1000
M 0 M M M 50 25 M M M M M 140 135 5 80 110 M M 60 M
BMS 1000
M M 0 M M M M M M M M M M M M M M 4 53 110 M
TMG 1000
M M M 0 M M M M M M M M M M 60 M M M M 7 M
PNG 1000
M M M M 0 M M M 115 M M M M M M M M M M M 5
Demand 1000 1000 1000 1000 1000 70 65 61 61 49 59 64 66 72 60 59 51 67 60 61 75 1000

Angka yang ada dibawah kolom nama kota adalah angka jarak antara pabrik,
regional, dan kota tujuan dalam kilometer (KM). Untuk menyelesaikan masalah pada
Tabel 4.4, dapat dibuat tabel awal untuk seluruh produk berupa tabel persiapan di lembar
kerja Excel berikut

18
Gambar 4.1 Persiapan Tabel Awal pada Lembar Kerja Excel
Biaya pengiriman merupakan kelipatan yang seletak antara banyaknya barang yang
dikirim dengan jarak pengiriman. Oleh karena itu pada sel B22 dituliskan formula
“=SUMPRODUCT(B5:Q9,B15:U19)”. Setelah persiapan tabel awal selesai, kemudian
Solver dijalankan maka akan keluar menu Solver Parameter dan isikan menu-menu yang
ada di dalamnya seperti yang terlihat pada Gambar 4.2 .

Gambar 4.2 solver parameter

19
Gambar 4.3 solver options
Selanjutnya dengan memilih menu Options pada Solver Parameter dan mengisi
keterangan seperti Gambar 4.3. Diperoleh hasil sebagai berikut.

Gambar 4.4 Penyelesaian dengan Program Solver untuk Semua Produk Rajaa Tunggal

20
Tabel 4.5 Tabel Alokasi Pengiriman Barang Berdasarkan Program Solver
(Semua Produk RAJAA)

Tujuan Pengiriman
Lokasi kpsts
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Pabrik 489 309 127 75 1000


Solo 511 70 65 61 61 49 59 64 60 1000
SLTG 691 66 72 59 51 61 1000
BMS 873 67 60 1000
TMG 1000 1000
PNG 925 75 1000
Demand 1000 1000 1000 1000 1000 70 65 61 61 49 59 64 66 72 60 59 51 67 60 61 75
Hasil penyelesaian keseluruhan dengan menggunakan Program Solver di atas, dapat
diartikan sebagai berikut :
1. Biaya minimum yang diperlukan untuk pengangkutan semua produk RAJAA
TUNGGAL adalah sebesar 106.156 x Rp 100,- = Rp 10.615.600,-.
2. Alokasi pengiriman barang yang diperlukan agar biaya yang ditanggung oleh
perusahaan minimal pada bulan November 2010 adalah sebagai berikut.
a) Dari lokasi pabrik dengan kapasitas pengiriman 1000 dus dikirim ke Regional Solo
sebanyak 489 dus, dikirim ke Regional Salatiga sebanyak 309 dus, dikirim ke Regional
Banyumas sebanyak 127 dus, dan dikirim ke Regional Ponorogo sebanyak 75 dus
b) Regional Solo mendapat kiriman dari pabrik sebanyak 489 dus, untuk memenuhi
kebutuhan Kota Solo 70 dus, dikirim ke Agen Boyolali 65 dus, dikirim ke Agen Klaten
61 dus, dikirim ke Agen Wonogiri 61 dus, dikirim ke Agen Sragen 49 dus, dikirim ke
Agen Karanganyar 59 dus, dikirim ke Agen Sukoharjo 64 dus, dan dikirim ke Agen
Salatiga 60 dus.
c) Regional Salatiga mendapat kiriman dari pabrik sebanyak 309 dus, dikirim ke Agen
Blora 66 dus, dikirim ke Agen Rembang 72 dus, dikirim ke Agen Kendal 59 dus, dikirim
ke Agen Pati 51 dus, dan dikirim ke Agen Temanggung 61 dus.
d) Regional Banyumas mendapat kiriman dari pabrik sebanyak 127 dus, untuk
memenuhi kebutuhan Kabupaten Banyumas 67 dus dan dikirim ke Agen Cilacap 60 dus.
e) Dari Regional Ponorogo mendapat kiriman dari pabrik sebanyak 75 dus, untuk
memenuhi kebutuhan Kabupaten Ponorogo 75 dus.
Dengan cara yang sama seperti di atas, Tabel Transportasi dan penyelesaiannya dengan
menggunakan Program Solver untuk masing-masing jenis produk RAJAA TUNGGAL,
yaitu Rajaa Sejati, DJ, Kalisanga(K9), dan Rajaa Sejati Premium adalah sebagai berikut.

21
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian akan dibahas biaya pengiriman yang optimal. Biaya
pengiriman yang optimal adalah biaya terendah yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendistribusikan barang. Alur pengiriman barang yang dilakukan perusahaan untuk
mendistribusikan barang dapat dilihat pada Tabel 4.14 dengan biaya pendistribusian
barang sebesar Rp 12.722.600,-.
Tabel 4.14 Tabel Biaya Pengiriman ke Tempat Tujuan
Asal Kota tujuan Biaya (Rp)
Solo 279600
Salatiga 516000
Pabrik Banyumas 1199000
Temanggung 974000
Ponorogo 1028000
1 286800
2 471000
3 480000
Solo 4 480000
5 480000
6 471000
7 453000
8 1028000
9 1019000
Salatiga 10 285000
11 920000
12 974000
13 283200
Banyumas
14 521400
Temanggung 15 288600
Ponorogo 16 285000
Jumlah 12722600

Dari tabel tersebut jika dimasukkan ke dalam program Solver akan menghasilkan
alur pendistribusian seperti pada Tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Tabel Alokasi Pengiriman Barang Berdasarkan Program Solver
(Semua Produk RAJAA)

Tujuan Pengiriman

Lokasi Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 kpsts

489 309 127 75


Pabrik 1000

511 70 65 61 61 49 59 64 60
Solo 1000

691 66 72 59 51 61
SLTG 1000

873 67 60
BMS 1000

1000
TMG 1000

925 75
PNG 1000
Demand 1000 1000 1000 1000 1000 70 65 61 61 49 59 64 66 72 60 59 51 67 60 61 75

Berdasarkan Tabel 4.14 dan Tabel 4.15 terlihat bahwa terdapat perbedaan
pengalokasian barang pada masalah transportasi yang diterapkan oleh perusahaan dengan
pengalokasian barang pada masalah transportasi yang mengunakan Program Solver.
Dari hasil analisis transportasi dengan program solver di atas diperoleh biaya
pendistribusian untuk seluruh produk RAJAA (Rajaa Sejati, DJ, K9, dan Rajaa Sejati
Premium) adalah sebesar Rp 10.615.600,-. Sedangkan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mendistribusikan seluruh produk RAJAA (Rajaa Sejati, DJ, K9, dan
Rajaa Sejati Premium) adalah sebesar Rp 12.722.600,-. Ini berarti terdapat selisih antara
biaya pendistribusian yaitu sebesar Rp 2.107.000,-. Jadi, biaya pendistribusian pada PT.
Rajaa Tunggal masih bisa diminimalkan 16,51% dari jumlah biaya keseluruhan dengan
alokasi seperti pada Tabel 4.15 yang berarti perlu adanya perubahan rute transportasi dari
pabrik ke regional maupun dari regional ke kota tujuan agar diperoleh biaya yang
minimum. Analisis di atas menunjukkan bahwa proses pendistribusian barang di PT.
Rajaa Tunggal belum optimal dari segi biaya, namun pada kenyataannya perusahaan
masih mempergunakan jalur transportasi yang sudah ditetapkan karena adanya
pertimbangan dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses pendistribusian itu
sendiri seperti efisiensi waktu pengiriman.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka simpulan yang dapat
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis dengan program Solver pada bulan November 2010
diperoleh biaya pendistribusian untuk seluruh produk RAJAA (Rajaa Sejati, DJ,
K9, dan Rajaa Sejati Premium) adalah sebesar Rp 10.615.600,-. Sedangkan biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendistribusikan seluruh produk
RAJAA adalah sebesar Rp 12.722.600,-. Jadi, diperoleh selisih biaya
pendistribusian antara PT. Rajaa Tunggal dengan biaya pendistribusian yang
dilakukan dengan program Solver adalah sebesar Rp 2.107.000,- atau 16,51% dari
total biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain biaya pendistribusian produk pada
bulan November 2010 yang dilakukan oleh PT. Rajaa Tunggal dapat
diminimumkan dengan alokasi seperti pada Gambar 4.10 yang berarti perlu
adanya perubahan rute transportasi dari pabrik ke regional maupun dari regional
ke kota tujuan agar diperoleh biaya yang minimum.
2. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa proses pendistribusian barang di
PT. Rajaa Tunggal belum optimal dari segi biaya, namun pada kenyataannya
perusahaan masih mempergunakan jalur transportasi yang sudah ditetapkan
karena adanya pertimbangan dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses
pendistribusian itu sendiri seperti efisiensi waktu pengiriman.

5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut.
1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada PT. Rajaa
Tunggal, bahwa dalam pengiriman barang selanjutnya dapat mengaplikasikan metode
Transportasi dengan menggunakan bantuan Program Solver sehingga biaya yang
dikeluarkan minimum. Ini berarti perlu adanya perubahan rute transportasi dari pabrik
ke regional maupun dari regional ke kota tujuan agar diperoleh biaya yang minimum.
2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengkaji mengenai Transportasi
dengan menggunakan bantuan software lain agar diperoleh hasil yang optimum.
3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengkaji mengenai permasalahan lain
seperti Travelling Salesman Problem.

22

Anda mungkin juga menyukai