Disusun Oleh:
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang dengan
Hidayah dari Nya-lah kami dapat menyelesaikan tugas MR (Mini Riset) untuk memenuhi tugas
mata kuliah Riset Operasi. Kami berharap agar makalah mini riset ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sekalian, menambah wawasan para pembaca, dan juga sangat kami harapkan dapat
berguna sebagai bahan referensi untuk penulisan-penulisan lainnya.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu,
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sungguh kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, dan
segala kesalahan tak pernah luput dari diri penulis, penulisan makalah ini tentunya masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sekalian sangat kami harapkan, guna kesempurnaan dan kinerja penulis lebih baik
kedepannya.
Kelompok 11
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................7
KAJIAN TEORI..................................................................................................................................7
2.1 Riset Operasi........................................................................................................................7
2.2 Biaya.....................................................................................................................................8
2.3 Transportasi.......................................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN..................................................................................................................12
3.1 Obyek Penelitian................................................................................................................12
3.2 Jenis Data...........................................................................................................................12
3.3 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................12
BAB IV...............................................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................................13
4.1 Hasil Penelitian..................................................................................................................13
BAB V.................................................................................................................................................22
PENUTUP..........................................................................................................................................22
5.1 Simpulan.............................................................................................................................22
5.2 Saran...................................................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
keterbatasan-keterbatasan yang tersedia. Masalah program linear berkembang pesat
setelah diketemukan oleh George Dantzig pada tahun 1947 (Dwijanto 2008:13).
Program linear merupakan model dari riset operasi yang banyak digunakan dalam
bidang industri, transportasi, perdagangan, ekonomi dan berbagai bidang lainnya. Tipe
khusus persoalan program linier yang paling penting yaitu persoalan transportasi.
Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk
dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan
meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi.
Metode transportasi merupakan salah satu metode program linear untuk
memecahkan permasalahan alokasi sumber daya organisasi (modal, waktu penyelesaian
pekerjaan, kapasitas mesin, bahan baku, tenaga kerja, dan lain sebagainya) yang terbatas.
Seperti halnya metode program linear yang lain, hasil akhir dari metode transportasi
adalah suatu solusi optimal dari fungsi tujuan dengan batas yang ada.
Penggunaan software dalam menyelesaikan masalah optimasi sangatlah penting.
Terutama bila melibatkan banyak iterasi dalam menemukan solusi optimum dari suatu
masalah. Program Solver merupakan salah satu software yang banyak digunakan untuk
masalah optimasi misalnya dalam menyelesaikan masalah transportasi.
Program solver adalah program add in yang berada dibawah program excel.
Program solver ini berisi perintah-perintah yang berfungsi untuk melakukan analisis
terhadap masalah optimalisasi (Dwijanto 2008:49).
Sehubungan dengan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul
“Aplikasi Transportasi dengan Program Solver dalam Meminimumkan Biaya Pengiriman
Produk (Studi Kasus PT. Rajaa Tunggal)”.
5
2. Bagi Penulis
Kegunaan Teoritis, memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang peneliti
peroleh selama kuliah di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Medan.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Memformulasikan persoalan.
2. Mengobservasi sistem.
2.2 Biaya
Biaya/ Beban (Expense) adalah semua pengeluaran uang, pengorbanan atau
pemakaian aktiva untuk memperoleh pendapatan atau hasil. Hal ini akan mengakibatkan
berkurangnya aktiva bukan karena penarikan kembali modal oleh pemilik atau karena
pembayaran utang kepada pihak lain (Kusmuriyanto, 2005:12). Biaya sering kali
didefinisikan sebagai penggunaan sumber daya yang mempunyai konsekuensi keuangan
(Blocher, 2007:4).
Langkah pertama yang sangat penting untuk memperoleh keunggulan kompetitif adalah
mengidentifikasi penggerak biaya utama dalam perusahaan atau organisasi. Penggerak
biaya (cost driver) merupakan faktoryang memberi dampak pada perubahan tingkat biaya
total. Perusahaan mengeluarkan biaya (cost) jika menggunakan sumber daya untuk
tujuan tertentu. Contohnya, perusahaan yang memproduksi peralatan dapur, mempunyai
biaya bahan baku (seperti logam dan baut), biaya tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya.
Seringkali biaya dikumpulkan ke dalam kelompok-kelompok tertentu, disebut dengan
tempat penampungan biaya (cost pools). Ada banyak cara yang berbeda dalam
8
mengelompokkan biaya-biaya individual. Objek biaya (cost object) adalah berbagai
produk, jasa, atau unit organisasi di mana umumnya biaya dibebankan untuk beberapa
tujuan manajemen.
Informasi manajemen biaya sangat penting dalam merencanakan biaya dan
mengambil keputusan (perencanaan untuk produk baru atau perluasan pabrik dan
pengambilan keputusan lainnya). Namun demikian, kebutuhan mendasar dari
perencanaan biaya yang efektif adalah untuk menggunakan estimasi biaya yang akurat
dalam proses perencanaan. Estimasi biaya memfasilitasi manajemen strategi dengan dua
cara utama. Pertama, estimasi biaya membantu memperkirakan biaya di masa yang akan
datang dengan menggunakan penggerak biaya berdasarkan aktivtas, volume, struktural,
atau pelaksanaan yang telah diidentifikasi telebih dahulu. Kedua, estimasi biaya
membantu mengidentifikasi penggerak biaya utama suatu objek dan mana dari
penggerak-penggerak biaya yang paling berguna dalam memprediksi biaya.
9
Untuk menentukan variabel bebas, perlu mempertimbangkan semua data keuangan,
operasi, dan ekonomi lainnya yang mungkin relevan. Tujuannya adalah untuk memilih
10
variabel (1) yang paling relevan, yaitu yang berubah ketika variabel terikat berubah; dan
(2) bukan merupakan duplikasi variabel bebas lainnya. Tabel berikut menunjukkan
beberapa variabel terikat dan variabel bebas.
2.3 Transportasi
Pada umumnya, masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk
tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan,
dengan permintaan tertentu, pada biaya transportasi minimum. Karena hanya satu macam
barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber
(Mulyono, 2004:114).
Masalah transportasi adalah masalah yang khas dan penting dalam masalah
ekonomi. Masalah transportasi disebut juga masalah Hitchcock. Pada tahun 1939 L. V.
Kantorovich telah menyelidiki masalah transportasi, F. L. Hitchcock pada tahun 1941,
dan T. C. Koopmans pada tahun 1947 (Suyitno, 1997:139).
Secara khusus model transportasi berkaitan dengan masalah pendistribusian
barang- barang dari pusat-pusat pengiriman atau sumber ke pusat- pusat penerimaan atau
tujuan. Persoalan yang ingin dipecahkan oleh model transportasi adalah penentuan
distribusi barang yang akan meminimumkan biaya total distribusi (Siswanto, 2007:265).
Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya transportasi pada suatu rute tertentu
proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Definisi unit yang dikirimkan
sangat tergantung pada jenis produk yang diangkut, yang penting, satuan penawaran dan
permintaan akan barang yang diangkut harus konsisten.
Masalah transportasi dapat diselesaikan dengan metode simpleks, sebab model
matematika dari masalah transportasi merupakan keadaan khusus dari model matematika
masalah PL. Kelemahan metode simpleks untuk menyelesaikan masalah transportasi
adalah timbulnya masalah kemerosotan. Masalah transportasi dapat juga diselesaikan
dengn algoritma transportasi.
11
Pengalokasian produk dari sumber ke tujuan bertujuan agar biaya pengangkutannya
seminimal mungkin dari seluruh permintaan dari tempat tujuan dipenuhi. Asumsi sumber
dalam hal ini adalah tempat asal barang yang hendak dikirim, sehingga dapat berupa
pabrik, gudang, grosir, dan sebagainya. Sedangkan tujuan diasumsikan sebagai tujuan
pengiriman barang. Dengan demikian informasi yang harus ada dalam masalah
transportasi meliputi: banyaknya daerah asal beserta kapasitas barang yang tersedia
untuk masing tempat, banyaknya tempat tujuan beserta permintaan (demand) barang
untuk masing-masing tempat dan jarak atau biaya angkut untuk setiap unit barang dari
suatu tempat asal ke tempat tujuan.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
13
BAB IV
14
12. Toko Jaya Kencana Jl. Asia No.19 Kendal.
15
13. Toko Berlian Jl. Salak No.32-33 Banyumas.
14. PT. Lesmana Mandiri Jl. Imam Bonjol No.106 Cilacap.
15. Toko Bintang Abadi Jl. Patimura No.74 Temanggung.
16. Toko Simpang Tiga Jl. Benteng No.7 Ponorogo
Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian, kemudian disusun alur pengiriman
barang dari pabrik sampai ke tempat tujuan pengiriman. Data-data pendistribusian
produk Rokok Rajaa pada Bulan November 2010, meliputi:
Tabel 4.1 Tabel Jarak (KM) antara Pabrik, Regional dan Kota Tujuan Pengiriman
Tujuan Pengiriman
Lokasi
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pabrik 2 50 235 110 140 6 25 30 30 30 25 15 105 145 50 130 110 235 265 110 140
Solo 0 50 235 110 140 6 25 30 30 30 25 15 105 145 50 130 110 235 265 110 140
BMS 235 280 0 110 384 235 255 205 265 265 260 250 362 306 280 270 328 4 53 110 384
TMG 110 60 110 0 210 110 95 125 140 140 135 135 337 285 60 245 302 110 210 7 210
PNG 140 149 384 210 0 140 167 175 115 162 155 128 250 288 190 268 250 384 260 210 5
Keterangan:
Angka pada kolom 1 sampai 16 adalah nama kota tujuan pengiriman:
1) Solo; 2) Boyolali; 3) Klaten; 4) Wonogiri; 5) Sragen; 6) Karanganyar;
7) Sukoharjo;8) Blora; 9) Rembang; 10) Salatiga; 11) Kendal; 12) Pati;
13) Banyumas; 14) Cilacap; 15) Temanggung; 16) Ponorogo.
Tabel 4.2 Tabel Jumlah Permintaan Barang untuk Setiap Tujuan ( Bulan
November 2010)
Jenis Produk
Jumlah
Kota Tujuan Rajaa Sejati DJ Kalisanga (K9) RS Filter
dus pack dus pack dus pack Dus pack dus pack
16
Klaten 17 27200 17 27200 9 14400 18 28800 61 97600
Jumlah 275 440000 200 320000 175 280000 350 560000 1000 1600000
2. Biaya pendistribusian per dus sampai ke tujuan dihitung dalam rupiah yaitu diperoleh
dari biaya angkut tiap kota dibagi jumlah barang yang dikirim.
Asal Kota tujuan Biaya (Rp) Biaya per dus (Rp)
Solo 279.600 280
Salatiga 516.000 516
17
7 453.000 453
8 1.028.000 1028
9 1.019.000 1019
3. Biaya total pendistribusian produk RAJAA TUNGGAL ke tempat tujuan pada Bulan
November 2010 adalah sebesar Rp 12.722.600,-
Untuk menyelesaikan masalah transportasi ini dengan Solver, maka langkah awal
adalah membuat tabel transportasi, tabel transportasi dibuat dengan menggabungkan
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 serta memberikan biaya yang cukup besar (M), dalam hal ini
nilai M dimisalkan 10.000 kepada semua yang tidak mempunyai jalur transportasi,
sehingga diperoleh tabel biaya, kapasitas, dan permintaan. Tabel ini dibuat untuk
memudahkan penyelesaian dalam masalah transportasi tersebut dan dibuat secara
feasible (layak). Pada masalah di atas diperoleh tabel transportasi sebagai berikut.
Tabel 4.4 Tabel Transportasi Gabungan untuk Semua Produk Rajaa Tunggal
Tujuan Pengiriman
Lokasi kpsts
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pabrik 1000
2 50 235 110 140 M M M M M M M M M M M M M M M M
Solo 1000
0 M M M M 6 25 30 30 30 25 15 M M 50 M M M M M M
SLTG 1000
M 0 M M M 50 25 M M M M M 140 135 5 80 110 M M 60 M
BMS 1000
M M 0 M M M M M M M M M M M M M M 4 53 110 M
TMG 1000
M M M 0 M M M M M M M M M M 60 M M M M 7 M
PNG 1000
M M M M 0 M M M 115 M M M M M M M M M M M 5
Demand 1000 1000 1000 1000 1000 70 65 61 61 49 59 64 66 72 60 59 51 67 60 61 75 1000
Angka yang ada dibawah kolom nama kota adalah angka jarak antara pabrik,
regional, dan kota tujuan dalam kilometer (KM). Untuk menyelesaikan masalah pada
Tabel 4.4, dapat dibuat tabel awal untuk seluruh produk berupa tabel persiapan di lembar
kerja Excel berikut
18
Gambar 4.1 Persiapan Tabel Awal pada Lembar Kerja Excel
Biaya pengiriman merupakan kelipatan yang seletak antara banyaknya barang yang
dikirim dengan jarak pengiriman. Oleh karena itu pada sel B22 dituliskan formula
“=SUMPRODUCT(B5:Q9,B15:U19)”. Setelah persiapan tabel awal selesai, kemudian
Solver dijalankan maka akan keluar menu Solver Parameter dan isikan menu-menu yang
ada di dalamnya seperti yang terlihat pada Gambar 4.2 .
19
Gambar 4.3 solver options
Selanjutnya dengan memilih menu Options pada Solver Parameter dan mengisi
keterangan seperti Gambar 4.3. Diperoleh hasil sebagai berikut.
Gambar 4.4 Penyelesaian dengan Program Solver untuk Semua Produk Rajaa Tunggal
20
Tabel 4.5 Tabel Alokasi Pengiriman Barang Berdasarkan Program Solver
(Semua Produk RAJAA)
Tujuan Pengiriman
Lokasi kpsts
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
21
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian akan dibahas biaya pengiriman yang optimal. Biaya
pengiriman yang optimal adalah biaya terendah yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendistribusikan barang. Alur pengiriman barang yang dilakukan perusahaan untuk
mendistribusikan barang dapat dilihat pada Tabel 4.14 dengan biaya pendistribusian
barang sebesar Rp 12.722.600,-.
Tabel 4.14 Tabel Biaya Pengiriman ke Tempat Tujuan
Asal Kota tujuan Biaya (Rp)
Solo 279600
Salatiga 516000
Pabrik Banyumas 1199000
Temanggung 974000
Ponorogo 1028000
1 286800
2 471000
3 480000
Solo 4 480000
5 480000
6 471000
7 453000
8 1028000
9 1019000
Salatiga 10 285000
11 920000
12 974000
13 283200
Banyumas
14 521400
Temanggung 15 288600
Ponorogo 16 285000
Jumlah 12722600
Dari tabel tersebut jika dimasukkan ke dalam program Solver akan menghasilkan
alur pendistribusian seperti pada Tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Tabel Alokasi Pengiriman Barang Berdasarkan Program Solver
(Semua Produk RAJAA)
Tujuan Pengiriman
511 70 65 61 61 49 59 64 60
Solo 1000
691 66 72 59 51 61
SLTG 1000
873 67 60
BMS 1000
1000
TMG 1000
925 75
PNG 1000
Demand 1000 1000 1000 1000 1000 70 65 61 61 49 59 64 66 72 60 59 51 67 60 61 75
Berdasarkan Tabel 4.14 dan Tabel 4.15 terlihat bahwa terdapat perbedaan
pengalokasian barang pada masalah transportasi yang diterapkan oleh perusahaan dengan
pengalokasian barang pada masalah transportasi yang mengunakan Program Solver.
Dari hasil analisis transportasi dengan program solver di atas diperoleh biaya
pendistribusian untuk seluruh produk RAJAA (Rajaa Sejati, DJ, K9, dan Rajaa Sejati
Premium) adalah sebesar Rp 10.615.600,-. Sedangkan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mendistribusikan seluruh produk RAJAA (Rajaa Sejati, DJ, K9, dan
Rajaa Sejati Premium) adalah sebesar Rp 12.722.600,-. Ini berarti terdapat selisih antara
biaya pendistribusian yaitu sebesar Rp 2.107.000,-. Jadi, biaya pendistribusian pada PT.
Rajaa Tunggal masih bisa diminimalkan 16,51% dari jumlah biaya keseluruhan dengan
alokasi seperti pada Tabel 4.15 yang berarti perlu adanya perubahan rute transportasi dari
pabrik ke regional maupun dari regional ke kota tujuan agar diperoleh biaya yang
minimum. Analisis di atas menunjukkan bahwa proses pendistribusian barang di PT.
Rajaa Tunggal belum optimal dari segi biaya, namun pada kenyataannya perusahaan
masih mempergunakan jalur transportasi yang sudah ditetapkan karena adanya
pertimbangan dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses pendistribusian itu
sendiri seperti efisiensi waktu pengiriman.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka simpulan yang dapat
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis dengan program Solver pada bulan November 2010
diperoleh biaya pendistribusian untuk seluruh produk RAJAA (Rajaa Sejati, DJ,
K9, dan Rajaa Sejati Premium) adalah sebesar Rp 10.615.600,-. Sedangkan biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendistribusikan seluruh produk
RAJAA adalah sebesar Rp 12.722.600,-. Jadi, diperoleh selisih biaya
pendistribusian antara PT. Rajaa Tunggal dengan biaya pendistribusian yang
dilakukan dengan program Solver adalah sebesar Rp 2.107.000,- atau 16,51% dari
total biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain biaya pendistribusian produk pada
bulan November 2010 yang dilakukan oleh PT. Rajaa Tunggal dapat
diminimumkan dengan alokasi seperti pada Gambar 4.10 yang berarti perlu
adanya perubahan rute transportasi dari pabrik ke regional maupun dari regional
ke kota tujuan agar diperoleh biaya yang minimum.
2. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa proses pendistribusian barang di
PT. Rajaa Tunggal belum optimal dari segi biaya, namun pada kenyataannya
perusahaan masih mempergunakan jalur transportasi yang sudah ditetapkan
karena adanya pertimbangan dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses
pendistribusian itu sendiri seperti efisiensi waktu pengiriman.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut.
1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada PT. Rajaa
Tunggal, bahwa dalam pengiriman barang selanjutnya dapat mengaplikasikan metode
Transportasi dengan menggunakan bantuan Program Solver sehingga biaya yang
dikeluarkan minimum. Ini berarti perlu adanya perubahan rute transportasi dari pabrik
ke regional maupun dari regional ke kota tujuan agar diperoleh biaya yang minimum.
2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengkaji mengenai Transportasi
dengan menggunakan bantuan software lain agar diperoleh hasil yang optimum.
3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengkaji mengenai permasalahan lain
seperti Travelling Salesman Problem.
22