Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYELIDIKAN OPERASIONAL
Analytic Hierarchy Process

Oleh :
Jefri Vernando
2011129
TIA 2D

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI AGRO


POLITEKNIK ATI PADANG 2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahamanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Laporan Praktek
Penyelidikan Operasional dengan tepat waktu.
Laporan Praktek Penyelidikan Operasional disusun guna memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Penyelidikan Operasional jurusan Teknik industri Agro
Politeknik ATI Padang. Selain itu, penulis juga berharap agar laporan ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Analytic Hierarchy Process.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku
dosen mata kuliah Penyelidikan Operasional. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan laporan
ini.
Padang, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.3 Implementasi Penerapan AHP
BAB II PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2.1 Pengumpulan Data
2.2 Pengolahan Data
2.2.1 Penyusunan Struktur Hirarki
2.2.2 Penyusunan Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria
2.2.3 Penetapan Bobot Prioritas Kriteria dengan Menentukan Eigen
Vector
2.2.4 Pengujian Consistency Index dan Consistency Ratio
2.2.5 Penyusunan Matriks Perbandingan Berpasangan dan Bobot
Prioritas Antar Alternatif
2.2.6 Penentuan Keputusan Alternatif Terpilih
BAB III ANALISIS
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Pasangan Berdasarkan Kriteria Utama

Tabel 2.2 Penjumlahan Kolom Matrik Berdasarkan Kriteria Utama

Tabel 2.3 Normalisasi Matrik Berdasarkan Kriteria Utama

Tabel 2.4 Menghitung Consistency Index dan Consistency Ratio

Tabel 2.5 Perbandingan Pasangan Berdasarkan JNT

Tabel 2.6 Penjumlahan Kolom Matrik Berdasarkan JNT

Tabel 2.7 Normalisasi Matrik Berdasarkan JNT

Tabel 2.8 Perbandingan Pasangan Berdasarkan POS

Tabel 2.9 Penjumlahan Kolom Matrik Berdasarkan POS

Tabel 2.10 Normalisasi Matrik Berdasarkan POS

Tabel 2.11 Perbandingan Pasangan Berdasarkan SICEPAT

Tabel 2.12 Penjumlahan Kolom Matrik Berdasarkan SICEPAT

Tabel 2.13 Normalisasi Matrik Berdasarkan SICEPAT


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Hirarki


Gambar 2.2 Hasil Percentase Keputusan Alternatif Terpilih
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas logistik memegang peranan penting dalam proses bisnis dan
perdagangan dimana terdapat proses distribusi untuk menyalurkan barang/produk
dari produsen/penjual kepada konsumen. Permasalahan dalam distribusi mencakup
kemudahan untuk mendapatkan produk kapanpun dan dimanapun dengan tepat
waktu dan biaya yang sesuai. Dalam pelaksanaan kegiatan logistik, para pemilik
barang cenderung untuk melakukan praktek alih daya (outsource) kepada pihak lain
yang menyediakan jasa logistik (logistic service provider) untuk menangani urusan
logistik perusahaan inti seperti pergudangan, pengiriman bahan baku / produk, dan
pengemasan (Falsini, dkk, 2012). Untuk memenuhi kebutuhan pengiriman barang,
saat ini banyak lahir perusahaan jasa kurir yang terus berkembang dan bersaing
untuk merebut pasar. Proses distribusi dan pengantaran barang merupakan bisnis
inti bagi perusahaan ekspedisi jasa pengangkutan barang/jasa kurir tersebut.
Perkembangan pelayanan jasa logistik, yang sedang berkembang pesat adalah
pelayanan jasa kurir. Bisnis ini menunjukkan perkembangan yang pesat. Salah satu
faktor penyebab perkembangan tersebut adalah pertumbuhan bisnis online
khususnya pada sektor konsumsi. Berdasarkan laporan tahunan PT. Kereta Api
Logistik (2014), pada tahun 2013, JNE memegang market share terbesar dengan
pangsa pasar sekitar 13%. Disusul oleh TIKI dan PT Pos Indonesia, dengan nilai total
pasar untuk bisnis kurir diperkirakan mencapai 8.6 hingga 9 triliun rupiah per
tahunnya. Nilai ini meningkat sekitar 8.1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tantangan terbesar bagi perusahaan penyedia jasa kurir adalah bagaimana cara
bersaing dengan perusahaan lain yang menawarkan jenis jasa yang sama, dan
pengguna layanan semakin menuntut keamanan dan kehandalan pelayanan
pengirim barang. Meningkatnya persaingan antar perusahaan jasa, memaksa
penyedia layanan untuk meningkatkan kinerjanya dengan berupaya memahami
ekspektasi pengguna layanan. Secara terperinci, Chan, et.al., (2006) mengusulkan
pengukuran benchmarking terhadap berbgai aspek, seperti keandalan, memimpin
waktu, kenyamanan, fleksibilitas, biaya, return on assets, hubungan, inovasi,
perbaikan, biaya, waktu, kemampuan, integrasi dengan sistem yang ada, kemauan,
dan kendala. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa kunci keberhasilan dan daya
saing pada bisnis jasa kurir adalah tentang bagaimana menghemat waktu proses
distribusi. Selain itu, jaminan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dalam
rangka untuk menarik pelanggan terkait dengan layanan disediakan oleh
perusahaan. Banyaknya perusahaan yang menyediakan pelayanan jasa logistik
dengan berbagai kelebihan dan kekuranganya, membuat pengguna jasa lebih
leluasa dalam menentukan pilihan perusahaan logistik mana yang dipercaya untuk
mengambil alih sebagian fungsi bisnisnya. Dalam proses pengambilan keputusan,
pelanggan akan dihadapkan pada berbagaialternatif yang dapat dipilih, sehingga
untuk suatu permasalahan beberapa pembuat keputusan dapat mengambil
keputusan yang berbeda. Dalam dunia bisnis, proses pengambilan keputusan
menjadi salah satu kunci yang mendasar dan penting seperti dalam Inventory
control, pengembangan produk baru, investasi, sampai pada pemilihan supplier,
dan pemilihan distributor, terutama untuk pengambilan keputusan pemilihan
penyedia jasa logistik terbaik. Untuk membantu pengambilan keputusan dalam
pemilihan penyedia jasa logistik/jasa kurir, penulis melakukan penelitian mengenai
evaluasi pemilihan penyedia jasa kurir, menggunakan metode AHP. Metode AHP
dipilih karena metode ini dapat membuat kerangka pengambilan keputusan yang
efektif atas suatu persoalan kompleks dengan menyederhanakan proses
pengambilan keputusan dan memecahkan persoalan tersebut kedalam kriteria
kemudian menata kriteria tersebut dalam sebuah susunan hirarki. Sehingga hasil
analisis dapat mensintesis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel yang
mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil
pada situasi tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas beberapa pertanyaan yang
perlu dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan kriteria yang
menjadi dasar keputusan pemilihan penyedia jasa logistik dan bagaimana
mengembangkan model pengambilan keputusan secara sistematis dalam pemilihan
penyedia jasa logistic (LSP) berdasarkan model Analytical Hierarchy Process (AHP).
Untuk memperjelas proses analisis, diperlukan beberapa batasan untuk
memperjelas lingkup penelitian yang dilakukan. Batasan masalah yang digunakan
adalah sebagai berikut:Batasan dalam pelaksanaan penelitian ini pemilihan
penyedia jasa kurir (LSP) di batasi pada perusahaan yang bergerak di bidang
pengantaran barang (ekspedisi/kurir); Responden dibatasi pada pengguna yang
menggunakan jasa pengantaran barang (kurir) ke konsumen akhir.Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria utama dalam pertimbangan
pengguna jasa dalam pemilihan penyedia jasa logistik. Diharapkan, hasil penelitian
ini dapat bermanfaat bagi perusahaan pengguna penyedia jasa logistik, sebagai alat
bantu untuk memutuskan penyedia jasa logistik terbaik yang akan dipilih untuk
mendukung proses bisnisnya.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Menyalurkan produk dari produsen ke konsumen Pendistribusian memiliki
tujuan utama yaitu mengantarkan barang maupun jasa dari produsen ke
konsumen.
2. Mempertahankan dan mengembangkan kualitas produksi Proses
pendistribusian memberikan produsen waktu untuk lebih fokus pada kegiatan
produksi. Kegiatan pendistribusi yang dilakukan oleh distributor memberikan
produsen kesempatan untuk mengembangkan kualitas produksinya.
3. Menjaga stabilitas perusahaan Selain membuat fokus produsen atau
perusahaan, aktivitas pendistribusian juga mampu mengembangkan saluran baru
dan kesempatan bagi banyak orang. Sehingga perusahaan akan lebih banyak yang
menopang dan lebih stabil.
4. Sebagai pemerataan perolehan produk di setiap wilayah Semakin banyak
distirbutor dari berbagai daerah maka akan semakin banyak pula konsumen yang
memperoleh produk. Produk yang diperoleh juga dapat lebih mudah untuk
tersebar di berbagai wilayah.
5. Peningkatan nilai barang dan jasa Melalui kegiatan distibusi maka akan ada
peningkatan nilai suatu produk. Sebagai contoh yang dilakukan pada komoditas
cabai. Cabai yang dijual oleh petani di Kulonprogo Yogyakarta akan meningkat
harganya saat dibawa pedagang ke Jakarta.
6. Supaya proses produksi merata Kegiatan produksi dapat dilakukan secara
merata bila proses pendistribusian berjalan baik. Distributor di setiap wilayah
dapat mendorong kegiatan produksi di wilayah yang terdapat distributor
7. Mempertahankan kontinuitas proses produksi Adanya distributor aktif
menandakan adanya permintaan dari produk. Berdasarkan hal ini maka kegiatan
produksi akan terus berjalan selagi pasar masih ada
1.3 Implementasi Penerapan AHP
Implementasi penerapan AHP dalam laporan ini yaitu pengambilan keputusan
terpilih / tertinggi dalam 3 alternatif untuk menyalurkan barang/produk dari
produsen/penjual kepada konsumen. Permasalahan dalam distribusi mencakup
kemudahan untuk mendapatkan produk kapanpun dan dimanapun dengan tepat
waktu dan biaya yang sesuai..
BAB II

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

2.1 Pengumpulan Data


Data pengolahan ini didapat dari jurnal penelitian yang dibuat oleh Rika
Fatma, Program Studi Manajemen Logistik Industri Elektronika Politeknik APP
Jakarta

2.2 Pengolahan Data


2.2.1 Penyusunan Struktur Hirarki
Langkah Selanjutnya Adalah Penyusunan Yang ada dalam struktur
Hikrarki,langkah ini agar masalah yang kompleks dapat ditinjau dari
sisi yang deatail dan terstruktur, Seperti di bawah ini
Penyedian Jasa Kurir

Reliability Convenience Services Cost

On-Time

Akurasi

Kebutuhan

Gambar 2.1 Struktur Hirarki


2.2.2 Penyusunan Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria
Kasus yang akan dikerjakan adalah meminimalisasi risiko Kasus
Kurir. Alternatif yang akan dipilih ada 3 strategi dengan 3 kriteria yang
digunakan sebagai parameter penilaian yaitu Ontime, Akurasi,
Kebutuhan.
Kriteria On-time Akurasi Kebutuhan
On-time 1 7 5
Akurasi 1/7 1 5
Kebutuhan 1/5 1/5 1

Tabel 2.1 Perbandingan Pasangan Kriteria Utama


Perbandingan Berpasangan
Kriteria On-time Akurasi Kebutuhan
On-time 1 7 5
Akurasi 0,14 1 5
Kebutuhan 0,2 0,2 1
Total 1,34 8,20 11

Tabel 2.2 Penjumlahan Kolom Matrik Berdasarkan Kriteria Utama

2.2.3 Penetapan Bobot Prioritas Kriteria dengan Menentukan Eigen


Vector
Normalisasi Matrik Berdasarakan Kriteria Utama
Kriteria On-Time Akurasi Kebutuhan Rata-Rata
On-Time 0,74 0,85 0,45 0,68
Akurasi 0,11 0,12 0,45 0,23
Kebutuhan 0,15 0,02 0,09 0,09
Eigen Vector 1,00

Tabel 2.3 Normalisasi Matrik Berdasarkan Kriteria Utama

2.2.4 Pengujian Consistency Index dan Consistency Ratio


1. Menentukan nilai Eigen Maksimum (λmaks).
Untuk mengetahui apakah penilaian perbandingan kriteria bersifat
konsisten.
λmaks diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah
kolom Matriks Pairwise Comparison ke bentuk desimal dengan
vektor eigen normalisasi.
λmaks : (1,34 x 0,68) + (8,20 x 0,23) + (11 x 0,09) = 3,787
2. Menghitung Index Consistensy (CI)
CI = (λmaks – n)/n-1 = (3,787 - 3)/3-1= 1,260
3. Rasio Consistensy (CR)
Rasio Consistensy = CI/RI (nilai RI untuk n =3 adalah 0,58)
= 1,260 / 0,58 = 2,172
CR < 0,100 berarti preferensi pembobotan adalah konsisten, hasil
perhitungan data dapat dibenarkan.
Menghitung Consistency Ratio
Max 3,787
CI 1,26
CR 2,172

Tabel 2.4 Menghitung Consistency Index dan Consistency Ratio

2.2.5 Penyusunan Matriks Perbandingan Berpasangan dan Bobot


Prioritas Antar Alternatif
a) JNT
Kriteria JNT POS SICEPAT
JNT 1 5 7
POS 1/5 1 3
SICEPAT 1/7 1/3 1

Tabel 2.5 Perbandingan Pasangan Berdasarkan JNT


Perbandingan Berpasangan
Kriteria JNT POS SICEPAT
JNT 1,00 5,00 7,00
POS 0,20 1,00 3,00
SICEPAT 0,14 0,33 1,00
TOTAL 1,34 6,33 11,00

Tabel 2.6 Penjumlahan Kolom Matrik Berdasarkan JNT


Normalisasi Matrrik Berdasarakan JNT
Kriteria JNT POS SICEPAT Rata-Rata
JNT 0,74 0,79 0,64 0,72
POS 0,15 0,16 0,27 0,19
SICEPAT 0,11 0,05 0,09 0,08
Eigen Vector 1,00
Tabel 2.7 Normalisasi Matrik Berdasarkan JNT

b) POS
Kriteria JNT POS SICEPAT
JNT 1 1/7 5
POS 7 1 9
SICEPAT 1/5 1/9 1
Tabel 2.8 Perbandingan Pasangan Berdasarkan POS
Perbandingan Berpasangan
Kriteria JNT POS SICEPAT
JNT 1,00 0,14 5,00
POS 7,00 1,00 9,00
SICEPAT 0,20 0,11 1,00
TOTAL 8,20 1,25 15,00
Tabel 2.9 Penjumlahan Kolom Matrik Berdasarkan POS
Normalisasi Matrik Berdasarkan POS
Kriteria JNT POS SICEPAT RATA-RATA
JNT 0,12 0,11 0,33 0,19
POS 0,85 0,80 0,60 0,75
SICEPAT 0,02 0,09 0,07 0,06
Eigen Vector 1,00

Tabel 2.10 Normalisasi Matrik Berdasarkan POS


c) SICEPAT
Kriteria JNT POS SICEPAT
JNT 1 1/5 1/7
POS 5 1 1/5
SICEPAT 7 5 1

Tabel 2.11 Perbandingan Pasangan Berdasarkan SICEPAT


Perbandingan Berpasangan
Kriteria JNT POS SICEPAT
JNT 1,00 0,20 0,14
POS 5,00 1,00 0,20
SICEPAT 7,00 5,00 1,00
TOTAL 13,00 6,20 1,34

Tabel 2.12 Penjumlahan Kolom Matrik Berdasarkan SICEPAT


Normalisasi Matrik Berdasarakan SICEPAT
Kriteria JNT POS SICEPAT Rata-Rata
JNT 0,08 0,03 0,11 0,07
POS 0,38 0,16 0,15 0,23
SICEPAT 0,54 0,81 0,74 0,70
Egien Vector 1,00

Tabel 2.13 Normalisasi Matrik Berdasarkan SICEPAT

2.2.6 Penentuan Keputusan Alternatif Terpilih


0,07 0,19 0,13 0,68 0,0476 0,0437 0,0117 0,
0,23 0,75 0,49 0,23 0,1564 0,1725 0,0441 0,
0,70 0,06 0,38 * 0,09 = 0,476 0,0138 0,0342 = 0,

Dari hasil di atas ditentukan bahwa distributor kasus kurir yang dipilih
adalah SICEPAT.
JNT 10%
POS 37%
SICEPAT 52%
HASIL
JNT
10%

SICEPAT
52% POS
37%

JNT POS SICEPAT

Gambar 2.2 Hasil Persentase Keputusan Alternatif Terpilih

BAB III
ANALISIS

3.1 Analisis Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria


Berdasarkan perbandingan berpasangan antar kriteria terdapat data dari
kuisioner. Data tersebut menunjukan perbandingan tingkat kepentingan dari
kriteria-kriteria yang kemudian akan dituliskan dalam matriks perbandingan
berpasangan sebagai berikut :
• Kualitas Susu : Dampak Lingkungan = 9 : 1 = 9
• Kualitas Susu : Kemudahan Pelaksanaan = 7 : 1 = 7
• Dampak Lingkungan : Kualitas Susu = 1 : 9 = 1/9
• Dampak Lingkungan : Kemudahan Pelaksanaan = 7 : 1 = 7
• Kemudahan Pelaksanaan : Kualitas Susu = 1 : 7 = 1/7
• Kemudahan Pelaksanaan : Dampak Lingkungan = 1 : 7 = 1/7
3.2 Analisis Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif
1. Melengkapi Fasilitas Produksi
Berdasarkan perbandingan berpasangan antar alternatif terdapat data
dari kuisioner. Data tersebut menunjukan perbandingan tingkat kepentingan
dari alternatif-alternatif yang kemudian akan dituliskan dalam matriks
perbandingan berpasangan sebagai berikut :
• MFP : PIP = 9 : 1 = 9
• MFP : MPMP = 7 : 1 = 7
• PIP : MPMP = 3 : 1 = 3
• PIP : MFP = 1 : 9 = 1/9
• MPMP : MFP = 1 : 7 = 1/7
• MPMP : PIP = 1 : 3 = 1/3

2. Pelatihan Intensif Peternak


Berdasarkan perbandingan berpasangan antar alternatif terdapat data
dari kuisioner. Data tersebut menunjukan perbandingan tingkat kepentingan
dari alternatif-alternatif yang kemudian akan dituliskan dalam matriks
perbandingan berpasangan sebagai berikut :
• MFP : PIP = 1 : 7 = 1/7
• MFP : MPMP = 5 : 1 = 5
• PIP : MPMP = 9 : 1 = 9
• PIP : MFP = 7 : 1 = 7
• MPMP : MFP = 1 : 5 = 1/5
• MPMP : PIP = 1 : 9 = 1/9

3. Meningkatkan Perawatan Mesin dan Peralatan


Berdasarkan perbandingan berpasangan antar alternatif terdapat data
dari kuisioner. Data tersebut menunjukan perbandingan tingkat kepentingan
dari alternatif-alternatif yang kemudian akan dituliskan dalam matriks
perbandingan berpasangan sebagai berikut :
• MFP : PIP = 1 : 7 = 1/7
• MFP : MPMP = 1 : 9 = 1/9
• PIP : MPMP = 1 : 7 = 1/7
• PIP : MFP = 7 : 1 = 7
• MPMP : MFP = 9 : 1 = 9
• MPMP : PIP = 7 : 1 = 7

3.3 Analisis Penentuan Keputusan Terpilih


Dari hasil penentuan terpilih didapat dari rata-rata tiap alternative dikali
rata-rata kriteria utama. Rata-rata didapat dari nilai kriteria (1) lalu dibagi
dengan total kriteria (3) begitu juga degan alternatif. Hasil perkalian tersebut
dijumlahkan dan dapat hasil dari ketiga alternatif. Nilai tertinggi dari ketiga
alternatif, itulah alternative yang dipilih yaitu alternative melengkapi fasilitas
produksi yaitu dengan nilai 59.59%, yang kedua alternative pelatihan intensif
peternak yaitu 28.71% dan ketiga meningkatkan perawatan mesin dan peralatan
yaitu 11.70 %.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa:Kriteria yang diutamakan
oleh responden dalam memilih enyedia pelayanan logistik adalah Reliability dengan bobot
0.4018, diikuti kriteria Cost, dengan bobot 0.2275, kemudian kriteria Convenience dengan
bobot 0.1886, dan terakhir adalah kriteria Services dengan bobot 0.1820.Berdasarkan
priorotas global, diperoleh bahwa JNE memiliki nilai tertinggi sebesar 39.15% lebih unggul
dibandingkan TIKI dan POS. Hal ini menujukan bahwa penyedia jasa logistik yang paling
unggul menurut responden adalah JNE. Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat disarankan
kepada perusahaan penyedia jasa logistik untuk lebih memperhatikan faktor Reliability dan
Cost dalam menjalankan usahanya. Untuk faktor Reliability dapat dilakukan melalui usaha
untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan. Kepercayaan pelanggan dapat ditingkatkan
salah satunya dengan meminimalisir keluhan pelanggan terhadap jasa pengiriman.
Sedangkan untuk faktor cost dapat dilakukan dengan menekan harga pelayanan kepada
konsumen.
Saran.
Jika ada penelitian berikutnya kurir yang digunakan juga berupa motor dan pengambilan
data waktu tempuh dari titik i ke titik j (tij) juga menggunakan GOGGLE MAPS,maka
pengambilan data waktu tempuh di GOGGLE MAPS tersebut dapat dimanfaatkan fitur
kendaraan bermotor roda dua (two-wheeler mode) agar lebih representatif dan akurat
terhadap waktu tempuh yang ada pada kenyataannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Y., & TIP, T. D. (2012). Supplier Evaluation And Selection In Agroindustrial Supply
Chain Management Of Guava Fruit Juice (Case Study Guava Fruit Juice Industry PT XYZ,
Subang, Jawa Barat). Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 22(2)

Chan, F. T., Chan, H. K., Lau, H. C., & Ip, R. W. (2006). An AHP approach in benchmarking
logistics performance of the postal industry. Benchmarking: An International Journal, 13(6),
636- 661.

Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management, Prentice-Hall. New Jersey.

Falsini, D., Fondi, F., & Schiraldi, M. M. (2012). A logistics provider evaluation and selection
methodology based on AHP, DEA and linear programming integration. International Journal
Of Production Research, 50(17), 4822-4829.

Guitouni, A., & Martel, J. M. (1998). Tentative guidelines to help choosing an appropriate
MCDA method. European Journal of Operational Research, 109(2), 501-521.

Kalogistik. 2013, Laporan Tahunan PT. Kereta Api Logistik Tahun 2013. Jakarta.

Maniya, K., & Bhatt, M. G. (2010). A selection of material using a novel type decision-making
method: Preference selection index method. Materials & Design, 31(4), 1785- 1789.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

1. Perbandingan Berpasangan
 Kriteria Utama

 MJ

 AA

 SB

2. Menghitung Nilai Bobot Kriteria (Wj)


 Kriteria Utama
 MJ

 AA

 SB

3. Menghitung Eigen Vektor Normalisasi


 Kriteria Utama
 MJ

 AA

 SB

4. Menghitung Consistency Ratio


5. Menentukan Ranking

6. Percentase

HASIL
SB
8%

AA
21%

MJ
71%

Anda mungkin juga menyukai