Taburia dan Cara Pemberian Orientasi Petugas Kesehatan Taburia dan Cara Pemberian A. Pengertian Taburia
B. Kandungan Zat Gizi Mikro dalam Taburia
C. Manfaat Taburia
D. Sasaran dan Dosis Pemberian Taburia
E. Cara Pemberian Taburia
F. Hal yang Perlu Diketahui Selama Anak Makan Taburia
A. Pengertian Taburia Taburia adalah bubuk tabur gizi yang mengandung multivitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro anak usia 6- 24 bulan. B. Kandungan Zat Gizi Mikro dalam Taburia B. Standar Bubuk Tabur Gizi (Permenkes no 51, thn 2016) Kandungan per Gram Bubuk Tabur Gizi B. Standar Bubuk Tabur Gizi Kandungan per Gram Bubuk Tabur Gizi B. Standar Bubuk Tabur Gizi
Kandungan per Gram Bubuk Tabur Gizi C. Manfaat Taburia
Konsumsi Taburia dengan dosis yang sesuai akan
mendapatkan manfaat sbb: • Menurunkan prevalensi anemia • Anak menjadi lebih aktif dan pintar. • Meningkatkan daya tahan tubuh, anak tidak mudah sakit. • Anak tumbuh dan berkembang sesuai umur. • Dokumen Fortifikasi Rumahan dengan Bubuk Gizi Mikro (MNP), Kelompok Penasehat Teknis Fortifikasi Rumahan (HF-TAG), UNICEF, WFP, SightandLife. • Efektifitas Bubuk Gizi Mikro (MNP) pada Wanita dan Anak, Rehana A. Salam et al, 2013, BMC Public Health; Fortifikasi Rumahan terhadap Makanan dengan Bubuk Gizi Mikro (MNP) untuk Kesehatan dan Gizi Anak Dibawah Usia 2 Tahun, Luz Maria De-Regil et al, 2011. • Bubuk tabur dengan fortifikasi gizi mikro mengurangi angka kesakitan dan meningkatkan fungsi kognitif jangka pendek, namun tidak memiliki dampak pada pengukuran antropometri pada anak sekolah dasar di Timur Laut Thailand; sebuah uji acak terkendali, Mari Skar Manger et al, 2008, The American Journal of Clinical Nutrition. C. Manfaat Taburia Untuk dampak yang lebih besar dalam mengurangi anemia, anak usia 1-5 tahun sebaiknya mengikuti program nasional pemberian obat cacing. Anak tidak perlu menunda konsumsi Taburia ketika menunggu pemberian obat cacing berikutnya. Anak usia 6-12 bulan dapat mengkonsumsi Taburia tanpa mengkonsumsi obat cacing. Program nasional pemberian obat cacing adalah menyediakan Albendazole untuk anak usia 1-5 tahun di bulan Februari dan Agustus setiap tahun (sesuai dengan prevalensi kecacingan di daerah tersebut) di posyandu.
*Pedoman Pengendalian Kecacingan, Kemkes 2012*
D. Sasaran dan Dosis Pemberian Taburia Sasaran: Anak usia 6-24 bulan di wilayah PKGBM (3 provinsi yakni Sumsel, Kalbar dan Kalteng). Dosis: 15 saset per anak setiap bulan di Posyandu/ penyedia pelayanan kesehatan. Diberikan 1 saset setiap 2 hari sekali. H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8 H-9 H-10 Dosis yang benar 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - Jika lupa 1 hari 1 - lupa 1 - 1 - 1 - 1 Jika lupa 2 hari/> 1 - lupa lupa lupa 1 - 1 - 1
1 saset dihabiskan sekaligus pada saat sarapan pagi.
D. Sasaran dan Dosis Pemberian Taburia Dosis (lanjutan):
Untuk PKGBM, Taburia akan diberikan dalam 2
siklus: Siklus 1: Pada 1 tahun pertama setiap anak akan Siklus 1 90 saset/anak menerima 90 saset, diberikan 2 hari sekali selama selama 6 6 bulan pertama, dan untuk 6 bulan berikutnya bulan tidak diberikan Taburia. Siklus 2 ? Siklus 2: Tergantung evaluasi Kelanjutan siklus 2 tergantung dari hasil dan siklus 1 rekomendasi dari evaluasi siklus pertama. E. Cara Pemberian Taburia 1) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir; 2) Buka kemasan Taburia lalu ditaburkan pada makanan anak yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan sayuran yang cukup yang akan dimakan anak saat sarapan pagi; 3) Makanan yang sudah dicampur Taburia harus segera dimakan dan dihabiskan oleh anak; 4) Tidak dicampur dengan makanan berair (sayuran berkuah) dan minuman (air, teh, susu), karena akan mengubah warna dan tekstur makanan dan dikhawatirkan anak tidak dapat menghabiskan; 5) Tidak dicampur dengan makanan panas karena akan menimbulkan rasa dan bau yang kurang enak. Apabila setelah dicampur Taburia, warna dan rasa makanan sedikit berubah, tidak perlu dikhawatirkan karena perubahan itu tidak mengurangi manfaat Taburia. E. Cara Pemberian Taburia DEMO MASAK Mengacu pada Praktik Pemberian MP-ASI yang Dianjurkan pada Buku Pedoman Pelatihan PMBA. Usia Frekuensi Berapa banyak setiap Tekstur Variasi (per hari) kali makan (kekentalan/ konsistensi) Mulai berikan 2 sampai 3 Mulai dengan 2 Bubur ASI (bayi disusui makanan kali makan sampai 3 sendok kental. sesering yang tambahan ditambah ASI. makan. Mulai dengan diinginkan) + Makanan ketika anak pengenalan rasa dan hewani (makanan berusia 6 secara perlahan lokal) bulan. tingkatkan jumlahnya. + Makanan pokok Dari usia 6 2 - 3 kali 2 sampai 3 sendok Bubur (bubur, makanan lokal sampai 9 makan makan penuh setiap kental/ lainnya) Bulan. ditambah ASI. kali makan. makanan + Kacang (makanan keluarga lokal) 1-2 kali Tingkatkan secara yang + Buah-buah / sayuran makanan perlahan sampai ½ dilumatkan. (makanan lokal) selingan. (setengah) mangkuk + Bubuk tabur gizi / berukuran 250 ml. Taburia E. Cara Pemberian Taburia DEMO MASAK (lanjutan) Mengacu pada Praktik Pemberian MP-ASI yang Dianjurkan pada Buku Pedoman Pelatihan PMBA. Usia Frekuensi Berapa banyak Tekstur (kekentalan/ Variasi (per hari) setiap kali konsistensi) makan Dari 3- 4 kali makan ½ (setengah) Makanan keluarga ASI (bayi disusui usia 9 ditambah ASI. sampai ¾ (tiga yang dicincang/ sesering yang sampai perempat) dicacah. Makanan diinginkan) + Makanan 12 1-2 kali makanan mangkuk dengan potongan hewani (makanan Bulan. selingan. berukuran 250 kecil yang dapat lokal) ml. dipegang. Makanan + Makanan pokok yang diiris-iris. (bubur, makanan lokal Dari 3 sampai 4 kali ¾ (tiga Makanan yang diiris- lainnya) usia 12 makan ditambah perempat) iris. + Kacang (makanan sampai ASI. sampai 1 (satu) lokal) 24 mangkuk Makanan keluarga. + Buah-buah / sayuran Bulan. 1 sampai 2 kali ukuran 250 ml. (makanan lokal) makanan selingan. + Bubuk tabur gizi / Taburia E. Cara Pemberian Taburia DEMO MASAK (lanjutan) Mengacu pada Praktik Pemberian MP-ASI yang Dianjurkan pada Buku Pedoman Pelatihan PMBA. Usia Frekuensi Berapa Tekstur (kekentalan/ Variasi (per hari) banyak konsistensi) setiap kali makan Catatan: Jika Tambahkan 1-2 Sama dengan Sama dengan di atas- Sama dengan di atas, anak kurang kali makan di atas- menurut kelompok dengan penambahan dari 24 ekstra. menurut usia. 1 sampai 2 gelas susu bulan tidak kelompok per hari + diberi ASI. 1 sampai 2 kali usia. 2 sampai 3 kali cairan makanan tambahan terutama di selingan bisa daerah dengan udara diberikan. panas. E. Cara Pemberian Taburia DEMO MASAK (lanjutan) KERJA KELOMPOK F. Hal yang Perlu Diketahui Selama Anak Makan Taburia 1. Ada kemungkinan tinja anak berwarna hitam, yang disebabkan adanya zat besi pada Taburia. normal dan tidak berbahaya. 2. Pemberian Taburia untuk anak dengan kondisi kesehatan tertentu. a. Anak dengan diare: Anak perlu penanganan sesuai dengan Pedoman Tatalaksana Diare pada Anak, Kemenkes 2014 (diagnosa, pengobatan, kapan harus dirujuk ke pelayanan kesehatan). Taburia diberikan setelah anak sembuh dari diare. Jika saat pemberian Taburia, anak mengalami diare, untuk sementara pemberian Taburia dihentikan dan petugas kesehatan perlu melakukan diagnosa penyebab diare. Pemberian Taburia dilanjutkan jika diare sudah sembuh. F. Hal yang Perlu Diketahui Selama Anak Makan Taburia 2. Pemberian Taburia untuk anak dengan kondisi kesehatan tertentu (lanjutan): b. Anak dengan Tuberkulosis pulmonal/non-pulmonal: Anak dengan gejala Tuberkulosis, atau anak dari keluarga penderita TB, perlu dirujuk ke pelayanan kesehatan terdekat untuk memastikan diagnosa Tuberkulosis pada anak tersebut dan mendapatkan penanganan sesuai dengan Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, Kemenkes 2014. Anak yang menderita Tuberkulosis tidak dianjurkan untuk diberikan Taburia. Anak yang mendapatkan pengobatan profilaksis INH (Isoniazid) atau mendapatkan pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dapat diberikan Taburia setelah pengobatan selesai atau dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan. F. Hal yang Perlu Diketahui Selama Anak Makan Taburia 2. Pemberian Taburia untuk anak dengan kondisi kesehatan tertentu (lanjutan): c. Anak dengan Malaria: Anak yang menderita malaria tidak dianjurkan untuk diberikan Taburia. Taburia diberikan setelah anak sembuh dari malaria. Pengobatan anak dengan malaria mengikuti Pedoman Manajemen Malaria, Kemenkes 2014. Selesai