Anda di halaman 1dari 4

ETIKA PROFESI

PERTEMUAN :8
TANGGAL : 30 Oktober 2014
DOSEN : A. Fahmy Arif Tsani, M.Sc., Dietisien

“KEMITRAAN GIZI DENGAN PROFESI LAIN”


(tikatyan, tikadina, bulan, made, edit, lisa, pande, widya, nabilla, sindy, ratri)

PENDAHULUAN
 Masalah gizi di Indonesia bukan hanya gizi kurang, tetapi gizi lebih juga semakin banyak
 Balita: 37,2% mengalami stunting, 11,9% mengalami obesitas (Riskesdas, 2013)
 Orang dewasa: 19,7% pria dan 32,9% wanita mengalami obesitas (Riskesdas, 2013)
 Defisiensi gizi: gizi makro dan gizi mikro
 Dari segi konsumsi pangan, skor pola pangan harapan (PPH) baru mencapai 77,3 dari nilai ideal
100 karena asupan pangan hewani, sayur, dan buah sangat kurang
 35,5% jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat keamanan pangan (BPOM, 2011)
Untuk mengatasi hal tersebut perlu kemitraan gizi dengan profesi lain

MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA


 Menggerakkan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
 Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
 Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta
lingkungannya

PP 32 TAHUN 1996
Jenis tenaga kesehatan menurut PP 32/1996
• Ayat 1 : tenaga kesehatan meliputi : tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, dan tenaga keteknisian
medis
• Ayat 5 : tenaga kesehatan masyarakat meliputi : epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
mikrobiologi kesehatan, penyuluh kesehatan, administrasi kesehatan, dan sanitarian
• Ayat 6 : tenaga gizi meliputi : nutrisionis dan dietisien
Masing-masing profesi tersebut memiliki standar kompetensi, standar pelayanan, protap
pelayanan, rahasia kesehatan, dan etika profesi kesehatan dengan ciri khas sesuai dengan disiplin
ilmu.

PERMENKES 26 TAHUN 2013


Pasal 3 tentang Kualifikasi Tenaga Gizi
• Ahli Madya Gizi : lulusan Diploma Tiga
• Sarjana Terapan Gizi : lulusan Diploma Empat
• Sarjana Gizi : lulusan Sarjana
• Registered Dietisien : lulusan pendidikan profesi

1
KEMITRAAN
• Kamus Besar Bahasa Indonesia
Mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan.
Kemitraan : perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra
• Dr. Muh. Jafar Hafsah (1999)
Kemitraan : suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan prinsip saling
membutuhkan dan saling membesarkan
• Keint L. Fletcher
Partnership is the relation which subsists between persons carrying on a business in common
with a view of profit.
(Kemitraan merupakan hubungan yang terjalin antara orang-orang yang menjalankan bisnis
yang sama dengan mengharapkan keuntungan)
• Notoatmodjo (2003)
Kemitraan : suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau
organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu

FAKTOR PENTING DALAM KEMITRAAN


• Persamaan kepentingan
• Saling mempercayai dan menghormati
• Tujuan yang jelas dan terukur
• Kesediaan untuk berkorban, baik waktu, tenaga, maupun sumber daya lain

PRINSIP KEMITRAAN
1. Persamaan (equality)
2. Keterbukaan (transparancy)
3. Saling menguntungkan (mutual benefit)

APA ITU TIM INTERPROFESIONAL?


• Orang-orang dari berbagai profesi
• Komunikasi yang berkelanjutan dan sering terlihat dari kerja kelompok dan prosesnya.
• Biasanya ada kewajiban kelompok untuk projek akhir

TANTANGAN BAGI KERJA KELOMPOK INTERPROFESIONAL: PRACTICE BASED ISSUES


• Harapannya tidak akurat dan keterbatasan pengetahuan (Fried & Leatt, 1986)
• Kecemburuan antarprofesi (Strasser et al, 1994)
• Dilatih terpisah tapi praktiknya bersama

MULTIPROFESIONAL VS INTERPROFESIONAL
Multiprofesional Interprofesional
1. Praktik sendiri-sendiri (independent 1. Praktik antarprofesi (interdependent
practice) practice)
2. Dipandu dengan standar profesi (guided by 2. Dipandu oleh standar profesi dan tim
professional standards) (guided by professional & team standards)
3. Laporan profesi disampaikan ke bagian 3. Laporan dilakukan diskusi dan kolaborasi
masing-masing (professions report to tim (discussion & collaboration)
departments) 4. Pemimpin dipilih dari isu primer maupun

2
Multiprofesional Interprofesional
4. Pemimpin dipilih dari jabatan atau jenis kemampuan (leadership by skill or primary
profesinya (leadership by rank or profession) issue)
5. Ada batasan peran (rigid role boundaries) 5. Batasannya fleksibel (flexible role
6. Konflik yang terjadi tanggungjawab masing- boundaries)
masing pribadi (conflict attributed to 6. Konflik yang ada merupakan
individuals) tanggungjawab tim (conflict is a team
7. Perhatian kecil terhadap proses tim (little responsibility)
attention to team process) 7. Perhatian banyak terhadap proses tim
(routine attention to team process issues)

Client/ Family RS
MD

Ns
Client/
Family
RS MD ...
Ns

KEMITRAAN DI SEKTOR KESEHATAN


Meliputi 3 tahap :
1. Kemitraan lintas program di lingkungan sektor kesehatan sendiri
2. Kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi pemerintah
3. Membangun kemitraan yang lebih luas, lintas program, lintas sektor, lintas bidang, dan lintas
organisasi yang mencakup : unsur pemerintah, swasta, LSM, dan unsur organisasi profesi

MITRA TENAGA GIZI


1. Tenaga kesehatan : tenaga medis, perawat, farmasi, kesehatan masyarakat
2. Tenaga non kesehatan : bidang pertanian, perikanan, peternakan, perairan, perusahaan-
perusahaan makanan dan gizi, ditunjang bidang sosial, ekonomi dan hukum

KEMITRAAN DALAM PROSES PENGOLAHAN GIZI


1. Gizi dan Rumah Sakit dan Pelayanan Kesehatan
Gizi untuk orang sakit tentu menu makannya bervariatif tergantung keadaan pasien dan
penyakitnya. Untuk itu ahli gizi harus pandai berkoordinasi dengan dokter, perawat dan
pramusaji.
2. Gizi dan Masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, ahli gizi perlu memikirkan sumber bahan makanan yang
mengandung gizi yang baik dalam pemenuhan makanan sehari-hari. Dalam hal ini ahli gizi perlu
bermitra dengan sektor pertanian, sektor perikanan, dan sektor peternakan. Kemitraan
tersebut dapat dilihat dari penyediaan bahan makanan di pasar.

3
3. Gizi dan Hotel
Pengaturan gizi di hotel lebih mudah karena ditujukan pada orang sehat, dan disajikan secara
bersama-sama atau perorangan sesuai dengan pesanan. Ahli gizi yang bekerja di hotel dapat
menangani manajemen pelayanan makanan, dari pemesanan bahan mentah hingga makanan
sampai ke pelanggan, dan dapat berkolaborasi dengan pemasak hotel.
4. Gizi dan Pendidikan Sekolah
Untuk meningkatkan kualitas gizi anak didik, maka perlu sekali ada pengaturan makan di
lingkungan sekolah. Ahli gizi yang secara khusus bekerja di sekolah, dapat merencanakan menu
makan di kantin ataupun memberikan pendidikan kepada para siswa. Ahli gizi dapat bekerja
sama dengan pihak sekolah, dinas pendidikan, dan institusi/ lembaga/ perusahaan terkait.
5. Gizi dan Olahraga
Untuk meningkatkan performa atlet saat pertandingan, maka sangat diperlukan seorang ahli
gizi yang ikut menentukan pengaturan menu. Seorang ahli gizi diperlukan saat pengaturan saat
latihan, menjelang pertandingan, saat pertandingan, dan pasca pertandingan. Ahli gizi harus
dapat bekerja sama dengan pelatih.
6. Gizi dan Rumah makan / Catering
Seorang ahli gizi juga bisa bekerja sama dengan pengusaha makanan, baik rumah makan atau
catering dalam bentuk manajemen, meliputi pengaturan menu, hingga membuat/ menyusun
diet khusus bagi yang memiliki usaha catering diet.

KEMITRAAN PERGIZI PANGAN DENGAN PIHAK SWASTA


1. ASA International Marketing
Bentuk kerjasamanya adalah penyelenggaraan seminar “Perkembangan Terkini tentang Tempe :
Teknologi, Standardisasi dan Potensinya dalam Perbaikan Gizi serta Kesehatan” Agustus 2008 di
IPB.
2. PT Indofood Sukses Makmur
Bentuk kerjasamanya sama dengan ASA Interntaional Marketing.
3. PT Nestle Indonesia
Bentuk kerjasama berupa diskusi ilmiah “Polifenol dan Kopi serta manfaatnyabagi Kesehatan”
April 2009
4. Danone Aqua Indonesia
Bentuk kerja sama adalah kegiatan penelitian dan juga seminar “Kebiasaan Minum dan Status
Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi yang Berbeda”, 2009-2010.
5. Ajinomoto Indonesia
Bentuk kerja sama adalah dalam simposium “Glutamate and Umami Beyond Food Additive”,
Maret 2011.

PENUGASAN DI AKHIR PERTEMUAN


• Impian di Masa Depan dalam Mengambil Peran sebagai Ahli Gizi
• Dibagi dalam kelompok
• Laporan dan presentasi:
Bidang yang diminati, alasan, target sasaran, peran, usaha untuk mewujudkan impian.

Anda mungkin juga menyukai