Anda di halaman 1dari 4

Hubungan pengetahuan tentang diare dan kondisi jamban dengan

kejadian diare di PKM Karang Ploso


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Derajat kesehatan masyarakat pada hakikatnya dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetika. Kalangan
ilmuwan umumnya berpendapat bahwa determinan utama dari derajat kesehatan
masyarakat tersebut selain kondisi lingkungan adalah perilaku masyarakat
(Pedoman Pembinaan PHBS, 2011)

Salah satu penyakit terbanyak yang disebabkan oleh buruknya sanitasi di


lingkungan masyarakat adalah diare, yaitu buang air besar yang tidak normal
berbentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Hiswani, 2003).
Faktor lingkungan yang memiliki pengaruh sangat dominan terhadap kejadian
penyakit ini adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan
berinteraksi bersama perilaku manusia, apabila faktor lingkungan yang tidak sehat
karena tercemar bakteri atau virus berakumulasi dengan perilaku manusia yang
tidak sehat pula, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare (Depkes RI,
2005)

Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan


masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan
menimbulkan banyak kematian, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa. Data
dari profil kesehatan Indonesia tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan insiden
diare meningkat. Pada tahun 2000 IR (incidence rate) penyakit diare 301/1000
penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi
423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Pada tahun 2010
dilaporkan terjadi KLB dengan jumlah kasus 2.580 dengan kematian sebanyak 77
kasus (CFR: 2,98%) (Kemenkes RI, 2011)

Pada Puskesmas Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, Diare


menempati urutan ke-3 dalam 10 besar penyakit terbanyak. Berdasarkan data
penderita diare pada tahun 2016 berjumlah 1.170 (69,51%). Jumlah rumah tangga
yang Tidak Punya Jamban / WC pada tahun 2016 ada 2.489 RT, sehingga belum
seluruh rumah di Kecamatan Karangploso yang memiliki jamban. Menurut
penelitian Nilton, dkk (2008) faktor-faktor penyebab diare adalah pengetahuan
yang rendah, minum air yang tidak dimasak, tidak mempunyai jamban, tidak
menggunakan jamban, tidak mempunyai tempat sampah dan tidak cuci tangan.
Pengetahuan yang rendah menyebabkan seseorang kurang memahami dan
mengetahui sesuatu yang sedang dialaminya, sehingga tidak mampu melakukan
tata laksana pencegahan diare. Tidak menggunakan jamban memperbesar
penularan diare melalui air atau serangga yang hinggap di tinja penderita diare lalu
hinggap dimakanan.

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian ini dengan


harapan dapat mengetahui hubungan pengetahuan tentang diare dan kondisi jamban
dengan kejadian diare di puskesmas Karangploso Kabupaten Malang.

1.1 Rumusan Masalah


Adakah hubungan antara pengetahuan tentang diare dan kondisi jamban dengan
kejadian diare di Puskesmas Karangploso?

1.2 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang diare dan kondisi jamban
dengan kejadian diare di Puskesmas Karangploso.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan tentang diare pada pasien diare di
Puskesmas Karangploso .
b. Untuk mengetahui kondisi jamban pada pasien diare di Puskesmas
Karangploso.
c. Untuk mengetahui kejadian diare di Puskesmas Karangploso.
d. Mengetahui hubungan pengetahuan tentang diare dengan kejadian diare
pada Puskesmas Karangploso.
e. Mengetahui kondisi jamban dengan kejadian diare pada Puskesmas
Karangploso.

1.4 Manfaat
1.4. 1 Manfaat Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi penerapan ilmu di
lapangan dan masyarakat khususnya di Puskesmas Karangploso.
1.4. 2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi landasan untuk meningkatkan upaya
penatalaksanaan Diare khususnya di Puskesmas Karangploso.

Anda mungkin juga menyukai