REACTION (PCR)
DETEKSI MOLEKULER BAKTERI ESCHERICHIACOLI SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT DIARE DENGAN MENGGUNAKAN TEHNIK PCR
• Polymerase Chain Reacton (PCR) adalah suatu teknik sintesis dan amplifikasi
DNA secara in vitro. Teknik PCR dapat digunakan untuk mengamplifikasi segmen
DNA dalam jumlah jutaan kali hanya dalam beberapa jam.
• Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Karry Mullis
pada tahun 1985.
ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN INI
PCR adalah suatu teknik yang melibatkan beberapa tahap yang berulang
(siklus) dan pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah target DNA untai
ganda. Untai ganda DNA templat (unamplified DNA) dipisahkan dengan
denaturasi termal dan kemudian didinginkan hingga mencapai suatu suhu
tertentu untuk memberi waktu pada primer menempel (anneal primers) pada
daerah tertentu dari target DNA. Polimerase DNA digunakan untuk memperpanjang
primer (extend primers) dengan adanya dNTPs (dATP, dCTP, dGTP dan
dTTP) dan buffer yang sesuai. Umumnya keadaan ini dilakukan antara 20 –
40 siklus.
MANFAAT PCR
1. Denaturasi
Di dalam proses PCR, denaturasi awal dilakukan sebelum enzim taq polimerase
ditambahkan ke dalam tabung reaksi. Denaturasi DNA merupakan proses dimana terjadi
pemutusan ikatan hidrogen antar basa nitrogen yang menyebabkan pemisahan DNA untai
ganda menjadi DNA untai tunggal.
Suhu reaksi : 90-98 derajat celcius selama 20-30 detik
• 2. Annealing (penempelan primer)
Kriteria yang umum digunakan untuk merancang primer yang baik adalah
bahwa primer sebaiknya berukuran 18 – 25 basa, mengandung 50 – 60 % G+C dan
untuk kedua primer tersebut sebaiknya sama. Waktu annealing yang biasa digunakan
dalam PCR adalah 30 – 45 detik.
Semakin panjang ukuran primer, semakin tinggi temperaturnya., namun suhu
yang biasa dilakukan itu adalah antara 50 – 60oC.
3. Pemanjangan primer (extension)
Tahapan terakhir dari metode PCR dimana terjadinya pemanjangan primer (sintesis DNA)
dengan bantuan enzim DNA polimerase membentuk komplemen DNA dari untai tunggal
DNA target.
Suhu reaksi : 70-80 derajat celcius selama 60 detik.
Minisentrifus Mikrosentrifus Mesin PCR
Kabinet PCR
• Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi secara molekuler bakteri Escherichia coli sebagai
penyebab penyakit diare dengan menggunakan tehnik PCR. DNA genomik Escherichia coli
diekstraksi menggunakan metode boiling, kemudian diamplifikasi menggunakan primer 16E1 dan
16E2. Hasil PCR positif Escherichia coli ditunjukkan dengan adanya pita fragmen DNA pada
ukuran sekitar 584 pasang basa pada gel elektroforesis. Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan adalah sebanyak delapan titik dengan distribusi empat titik dari sampel air sumur bor
dan empat dari air sumur galian. Dari delapan titik sampel, ada satu sampel yang terdeteksi secara
molekuler yaitu mengandung Escherichia coli yaitu dengan kode sampel ASB 3yang dibuktikan
dengan adanya pita DNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode PCR dapat mendeteksi
Escherichia coli secara spesifik dan lebih cepat.