Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
keilmuan yang beragam, berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran yang berkembang sangat pesat perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka
pelayanan yang bermutu.
Pelayanan radiologi di rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
medik melalui pelayanan radiodiagnostik konvensional dan pelayanan ultrasonografi bagi
pasien – pasien untuk pelayanan rutin maupun gawat darurat yang berasal dari rawat jalan,
rawat inap maupun pasien rujukan yang berasal dari rumah sakit atau institusi lainnya.
Agar pelayanan radiologi yang diselenggarakan berjalan dengan baik dan bermutu, maka unit
radiologi harus didukung oleh pedoman dalam pengelolaan seluruh kegiatan yang bersifat
manajerial ataupun teknis.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan profesionalitas unit radiologi rumah
sakit maka disusunlah suatu pedoman yang dapat dijadikan acuan bagi seluruh petugas unit
radiologi dalam menjaga mutu pelayanan terhadap pasien.

B. Tujuan
1. Terlaksananya pelayanan radiologi yang bermutu dan aman bagi pasien.
2. Memberikan pelayanan radiodiagnostik untuk membantu menegakkan diagnosis
penyakit.
3. Terlaksananya pengelolaan unit radiologi yang terintegrasi dan bermutu, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan .

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan unit radiologi terdiri dari :
1. Pelayanan di unit radiologi
2. Pelayanan di luar unit radiologi

1
a. Pelayanan USG di NICU
b. Pelayanan rontgen dengan mobile x ray di NICU/PICU/HCU
3. Jenis pemeriksaan meliputi :
a. Pemeriksaan radiologi konvensional
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriiksaan ABVS
4. Sistem Rujukan
Pelayanan radiologi yang tidak dapat dilakukan sehubungan keterbatasaan fasilitas
maupun SDM maka pelayanan dilakukan di luar RSIA Grand Family yang dipilih
berdasarkan reputasi yang baik.
5. Pemantapan Mutu
a. Pemantapan mutu internal
b. Pemantapan mutu eksternal
6. Keamanan dan keselamatan kerja / kewaspadaan universal
7. Meningkatkan mutu SDM melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi terkini
8. Meyediakan peralatan radiologi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sesuai dengan kebutuhan

D. Batasan Operasional
Unit radiologi RSIA Grand Family memberikan pelayanan rutin dan pelayanan gawat
darurat kepada pasien rawat jalan, rawat inap dan pasien rujukan. Pelayanan yang diberikan
adalah :

1. Pemeriksaan radiologi konvensional


Pemeriksaan radiologi konvensional yaitu pemeriksaan radiologi sederhana
menggunakan sinar roentgen (sinar X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Pemeriksaan ini
dilakukan pada berbagai organ tubuh. Pemeriksaan radiologi konvensional dengan dan tanpa
bahan kontras adalah sebagai berikut :
 Cranium
 Thorax

2
 Sinus Paranasal
 Vertebrae
 Extremitas atas
 Extremitas bawah
 Abdomen
 Pelvis
 HSG
2. Ultrasonography (USG)
Suatu metode pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara frekuensi
tinggi (gelombang ultrasonik). 
Pemeriksaan ini baik untuk mengevaluasi organ-organ tubuh yang terdiri atas komponen
padat atau cair seperti: organ-organ perut, kandungan (termasuk janin), kelenjar gondok,
payudara, prostat, buah zakar, kepala (khusus bayi), anggota gerak, jantung dan pembuluh
darah. Pemeriksaan USG yang dapat dilakukan di rumah sakit Grand Family diantaranya
adalah :
 USG Kepala
 USG Abdomen
 USG Thyroid
 USG Mammae
 USG Ginjal
 USG Testis
 USG Kebidanan dan Kandungan
 USG Thorax
 USG Sistem Vena Ekstremitas
 USG ABVS/3D
 USG Sendi Siku
 USG Sistem Arteria Ekstremitas
 USG Sistem A/V Organ
 USG Carotis
 USG Leher
 USG Muskuloskeletal

3
 USG Scrotal
 USG Sendi Bahu
 USG Sendi Lutut
 USG Sendi Pergelangan Tangan
3. Pemeriksaan Rujukan

RSIA Grand Family melaksanakan pelayanan radiologi CT Scan dan MRI ke rumah
sakit rujukan.

E. Dasar Hukum
1. Undang - Undang No 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaga nukliran
2. Undang - Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang - Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
4. Undang - Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Kep.Menkes RI Nomor 375 /Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi
Radiografer
6. Kep.Menkes RI Nomor 1014/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di sarana Pelayanan Kesehatan
7. Per.Menkes RI Nomor 780/Menkes/PER/VIII/2008 Tentang Penyelengaraan
Pelayanan Radiologi
8. Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 8 tahun 2011 Tentang Keselamatan Radiasi
Dalam Penggunaan Pesawat Sinar – X Radiologi Diagnostik Dan Intervensional.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tenaga merupakan salah satu sumber daya penting karena menjadi kunci dalam
keberhasilan kegiatan penyelenggaraan pelayanan radiologi di rumah sakit.
Pada dasarnya kegiatan radiologi harus dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi
pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh / memiliki kewenangan untuk
melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau tanggung jawabnya. Agar
pelayanan radiologi dapat terselenggara dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan,
maka pelayanan radiologi harus dilakukan oleh tenaga yang profesional
Dibawah ini adalah kualifikasi tenaga dengan jumlah minimal untuk instalasi radiologi
RSIA Grand Family .
NO JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH
1 Kepala Unit Radiologi DIII Radiodiagnostik dan 1 orang
Radioterapi
2 Dokter Spesialis Radiologi Dokter spesialis radiology 2 orang
paruh waktu/purna waktu
3 Pelaksana Radiologi DIII Radiodiagnostik dan 4 orang
Radioterapi

B. Distribusi Ketenagaan
Ketenagaan di unit radiologi diatur dalam daftar dinas petugas yang terdiri dari 2
(dua) shift, agar pelayanan dapat berjalan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan
oleh rumah sakit. Kebutuhan tenaga radiografer adalah 2 radiografer per shift berdasarkan
perhitungan beban kerja.
Adapun setiap shift ketenagaan di radiologi melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
1. Menginput data pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Membantu dalam pemberian informasi yang menyangkut kepentingan pemeriksaan
Radiologi

5
4. Melaksanakan pemeriksaan radiologi
5. Proses pencetakan film radiologi
6. Mencatat data pasien pada buku registrasi
7. Menginput nama dokter yang membaca
8. Pembacaan foto oleh dokter radiologi
9. Melakukan print hasil
10. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan arsip
11. Bertanggung jawab atas penyerahan hasil
12. Bertanggung jawab terhadap alat alat radiologi ( perangkat X – Ray, USG, CR, dll)

C. Struktur Organisasi

PENANGGUNGJAWAB
PELAYANAN RADIOLOGI

KEPALA UNIT RADIOLOGI

PELAKSANA

PJ. ADMINISTRASI PJ. ALKES PJ.LOGISTIK PJ.PPR

6
D. Pengaturan Jaga
1. Pelayanan umum radiologi dilaksanakan pada hari senin-sabtu Pukul 07.00 – 21.00 WIB
dan pelayanan di luar jam kerja diatas jam 21.00-07.00 Wib.
2. Minggu/hari libur yaitu 24 jam.
3. Setiap hari kerja dokter spesialis radiologi akan datang ke rumah sakit jika ada tindakan
USG dan HSG atau jika ada tindakan CITO USG.
4. Hasil ekpertise akan dikirim melalui e-mail radiologi kecuali untuk pembacaan hasil
ABVS dokter radiolog akan langsung datang ke rumah sakit.
5. Jadwal rutin petugas radiologi adalah sesuai dengan jadwal pelayanan radiologi di RS
6. Jika ada kebutuhan pembuatan ekspertise di luar jadwal praktek dokter radiologi, maka
hasil pemeriksaan akan dikirim melalui e-mail.
7. Jika ada kebutuhan pemeriksaan yang harus dilakukan oleh dokter diluar jam praktek
maka dokter akan dipanggil dengan melakukan konfirmasi sebelumnya.

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
1. Gedung
a. Lokasi
Unit radiologi berada di dalam rumah sakit di area poliklinik rawat jalan disamping
UGD. Ruang konsultasi dilengkapi dengan fasilitas untuk membaca foto.
b. Ruang
Persyaratan luas dan proteksi radiasi mengacu kepada buku sarana dan prasarana
rumah sakit kelas C tahun 2010 dan Kep Menkes No 1014 / Menkes/SK/XI/2008
tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan sesehatan. Ada ijin
BAPETEN sesuai UU no.10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
Menurut fungsinya dalam garis besar ruangan Radiologi dibagi dalam :
2. Loket Pendaftaran
a. Meja + kursi
b. Komputer + printer
c. Alat Tulis
3. Ruang pemeriksaan
a. Tanda bahaya radiasi dan lampu merah yang terpasang didepan pintu kamar periksa
sebagai tanda bahwa pesawat radiologi sedang dioperasikan serta tanda bahaya
radiasi lainnya yang dapat dilihat dengan jelas
b. Ukuran ruangan minimal 12 m2
c. Kamar pemeriksaan dibuat agar paparan radiasi keluar tidak lebih dari 0,25 mSv/jam
apabila pesawat radiologi sedang dioperasikan
d. Tebal dinding 20 cm beton atau bata setebal 25 cm dengan plesteran atau
e. yang setara dengan 2mm Pb.
f. Pintu dan jendela kayu harus diberi penahan radiasi Pb setebal 2 mm.
g. Kaca jendela menggunakan kaca Pb.
h. Ruangan x-ray memakai AC

8
4. Ruang kontrol / operator
Peralatan proteksi radiasi yang cukup memadai baik kualitas maupun kuantitas
5. Ruang administrasi
a. Komputer
b. Meja + kursi
c. Telpon
6. Ruang dokter untuk membaca hasil pemeriksaan/expertise
a. Meja + Kursi
b. Komputer
c. X ray viewer
7. Ruang ganti baju pasien
a. Loker pasien
b. Gantungan baju
8. WC
a. Kloset
b. Kran air
9. Ruang tunggu
a. Ruang tunggu ada akses langsung ke ruang pemeriksaan
b. Ruangan nyaman
10. Sumber Air
RSIA Grand Family memiliki sumber air dari daur ulang komplek PIK.
11. Sumber Listrik
Untuk dapat memberikan pelayanan radiologi yang baik dan aman, diperlukan
aliran listrik yang cukup dengan tegangan yang konstan dan tidak ada aliran listrik
terputus. Hal ini perlu bukan saja supaya pemeriksaan tidak terhenti, tetapi mengingat
beberapa jenis alat memerlukan perawatan dan penyimpanan pada suhu tertentu dan
tetap.
Selain sumber listrik PLN, disediakan cadangan sumber listrik dari generator,
mengingat unit radiologi harus dapat memberikan pelayanan selama 24 jam termasuk
diluar jam kerja/on call.

9
B. Standar Fasilitas
1. Peralatan
Unit Radiologi harus menyediakan peralatan sesuai jenis pelayanan yang
dilakukan dan jumlah minimal yang telah ditentukan.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan alat radiologi , yaitu:
a. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan di RSIA Grand Family
b. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan fasilitas yang
tersedia seperti luasnya ruangan, fasilitas listrik yang ada serta kelembapan dan suhu
ruangan
c. Tenaga yang ada
Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu yang dapat
mengoperasikan alat yang akan dibeli
d. Sistem alat
Perlu dipertimbangkan antara lain:
1) Alat tersebut mudah dioperasikan atau tidak
2) Apakah alat memerlukan perawatan khusus
e. Nilai ekonomis
Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analysis cost benefit, yaitu seberapa besar
keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan, termasuk biaya operasi alat
Evaluasi peralatan baru atau disebut juga sebagai uji fungsi dilakukan sebelum
atau sesudah pembelian. Tujuannya adalah mengenal kondisi alat, yang mencakup:
kesesuaian spesifikasi alat dengan brosur, kesesuaian alat dengan lingkungan dan hal – hal
khusus yang diperlukan bagi penggunaan secara rutin. Dari evaluasi ini dapat diketahui
efektivitas dan efisiensi alat bagi pelayanan di RS.

10
2. Daftar Alkes

NO NAMA ALAT JUMLAH

1 Table Pemeriksaan 1 buah

2 Bucky stand 1 buah

3 Mobile unit 1 buah

4 USG SAMSUNG (4D) 1 buah

5 USG SIEMNS 3D (ABVS) 1 buah

6 USG GE (Logiq Pro) 1 buah

7 Computed Radiografi 1 buah

8 Kaset 4 buah

9 Apron 0,25 mmPb di Ruang Radiologi 2 buah

10 Thyroid shield 2 buah

11 Shielding Pb di Nicu 1 buah

12 Film badge / TLD (jumlah personil +1 kontrol) 1 buah untuk setiap petugas
+ 1 buah kontrol

3. Fasilitas Lain
No NAMA ALAT JUMLAH

1 Lemari arsip/rak hasil 2


2 Komputer 3
3 Meja computer 3
4 AC 2
5 Telepon 7
6 UPS 4

11
7 Meja Administrasi 1
8 Kursi Administrasi 1
9 Kursi Kerja (bulat) 3
10 Kursi Kerja kantor 3
11 Lampu emergency/lampu sorot 2
12 Formulir Pemeriksaan / Hasil Radiologi tersedia
13 Amplop foto tersedia
14 Alat tulis tersedia

4. Alat Pelindung Diri


No NAMA ALAT JUMLAH
1 Masker
Sesuai kebutuhan
2 Sarung Tangan Dispossible
3 Pelindung thyroid 2 buah
4 Shielding yang berlapis 2,5 mmPb di Nicu 1 buah

5 Apron 0,25 mm Pb di Ruang Radiologi


2 buah
6 Film badge / TLD (jumlah personil +1 kontrol) 1 buah untuk setiap
petugas + 1 buah kontrol

5. Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan


Untuk menjamin tersedianya alat yang berkualitas dan siap pakai dalam setiap pelayanan
instalasi radiologi maka perlu diadakan program pemeliharaan alat secara rutin terdiri dari .
a. Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh radiografer
b. Pemeliharaan dan perbaikan yang dilaksanakan oleh teknisi alkes
c. Rincian masing-masing kegiatan diatur dalam program pemeliharaan alat kesehatan
d. Program Kalibrasi Alat:
 Penanggung jawab kegiatan kalibrasi alat adalah teknisi alkes
 Jenis alat yang dikalibrasi adalah alat X-Ray dan USG
 Pelaksana adalah pihak ketiga (Rekanan alat/BPFK) yang dilakukan didalam
rumah sakit.
 Kegiatan kalibrasi dilaksanakan 1 tahun sekali dengan jadwal yang dibuat oleh
12
teknisi alkes

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran Dan Pemeriksaan

1. Pasien Rawat Jalan

Pasien
Menyerahkan form pemeriksaan

Petugas
Memeriksa kelengkapan form,
menginformasikan tarif,
waktu pemeriksaan,persiapan
pasien ,dan pengambilan hasil.

Pasien
Mendaftar ke administrasi

Pasien
Membayar transaksi di kasir

Pasien

Menunjukan bukti transaksi ke


petugas radiologi

Pemeriksaan radiologi

Pasien

Pengambilan hasil radiologi

13
2. Pasien Rawat Inap

Perawat Ruangan

Menghubungi Petugas radiologi untuk


rencana pemeriksaan radiologi dan
Mengantar pasien ke ruang radiologi

Pemeriksaan radiologi

Petugas

Menginformasikan hasil pemeriksaan


telah selesai

Perawat ruangan

Mengambil hasil pemeriksaan

3. Alur Pemeriksaan Khusus dan USG Abdomen

Rawat Jalan Rawat Inap

Perawat Ruangan
Pasien
Membuat perjanjian
Membuat perjanjian pemeriksaan
pemeriksaan

Petugas Radiologi

Menginformasikan 14
Persiapan tindakan dan tarif
Petugas Radiologi

Mengatur jadwal pemeriksaan antara


Dokter radiologi,
Perawatan dan Poliklinik.
Menginformasikan jadwal Pemeriksaan
kepada pasien / perawat ruangan

Pasien Perawat Ruangan

Datang ke instalasi radiologi Mengantar dokter radiologi ke


sesuai jadwal ruang Perawatan untuk
pemeriksaan USG/
Mengantar pasien ke unit
radiologi untuk pemeriksaan
khusus

Pemeriksaan Radiologi

Pasien Perawat Ruangan


Pengambilan hasil pemeriksaan Pengambilan hasil pemeriksaan

4. Alur pemeriksaan pasien ke unit radiologi rujukan / luar rumah sakit

Rawat Jalan Rawat Inap


Perawat Ruangan
Pasien
Menghubungi petugas radiologi
Menyerahkan form untuk rencana pemeriksaan
pemeriksaan radiologi rujukan

Petugas Radiologi
15
Menghubungunit radiologi RS
Rujukan, menanyakan biaya,
persiapan pasien dan membuat
perjanjian
Petugas Radiologi Petugas Radiologi

Menginformasikan kepada Menginformasikan kepada


pasien biaya, persiapan dan perawat biaya,persiapan pasien
sudah dijadwalkan untuk dan sudah dijadwalkan untuk
pemeriksaan tersebut pemeriksaan tersebut

Pasien Perawat Ruangan

Mengambil hasil dan Mengantar dan mendampingi


menyerahkan hasil tersebut ke pasien ke Inst.Radiologi RS
DPJP rujukan untuk pemeriksaan

Perawat

Mengambil hasil pemeriksaan


dan
dilaporkan ke DPJP

B. Persiapan Pemeriksaan HSG dan Konventional


1. Pemeriksaan HSG dilakukan pada hari ke-9 sampai ke-12 terhitung dari hari pertama
haid atau sesuai rekomendasi dokter pengirim.
2. Dari awal haid, pasien tidak boleh bersenggama.
3. Pasien membawa pembalut wanita 1 (satu buah) atau sudah disediakan RS.
4. Pasien dianjurkan buang air besar/kecil sebelum pemeriksaan dilakukan.
5. Untuk pemeriksaan konventional tidak perlu persiapan khusus.
C. Pelaksanaan pemeriksan
1. Pemeriksaan radiologi dengan kontras dilakukan oleh dokter spesialis radiologi
sedangkan pemeriksaan radiologi non kontras dilakukan oleh radiografer.

16
2. Pemeriksaan USG dilakukan oleh dokter spesialis radiologi
3. Standar pelayanan secara teknis diatur dalam SPO unit radiologi
4. Pemeriksaan radiologi yang tidak dapat dilakukan di RSIA Grand Family maka di rujuk
ke instalasi radiologi rumah sakit rujukan
D. Pencucian /Pencetakan Film
Pelaksanaan pencetakan film dilakukan di luar kamar gelap / ruang CR Proses pencetakan
film menggunakan Computer Radiografi ( CR):
1. Lakukan barcode kaset yang telah di gunakan
2. Lakukan scaning kaset
3. Edit gambar yang muncul pada layar CR
4. Kirim data ke printer (cetak)
E. Pemberian hasil pemeriksaan / expertise
Hasil pemeriksaan / ekspertise radiologi di lakukan oleh dokter spesialis radiologi
didalam jam kerja melalui pengetikan langsung dan diluar jam kerja hasil dibaca melalui
email.
F. Penyerahan Hasil
Hasil pemeriksaan radiologi (film dan expertise) diserahkan ke pada pasien setelah
dibaca oleh dokter spesialis radiologi atau dapat diberikan tanpa expertise dalam keadaan
emergensi atau atas permintaan DPJP. Jika pemeriksaan elektif waktu tunggu hasil <8 jam
dan jika pasien Cito waktu tunggu hasil <3 jam.
Untuk pasien dengan diagnosa kedalam kategori nilai kritis maka waktu pelaporan hasil
ke klinisi 1-2 jam kategori parah dan 24 jam jika nilai kritis kategori sedang.
G. Penyimpanan dokumen
Unit Radiologi menyimpan dokumen-dokumen :
1. Surat permintaan pemeriksaan
2. Hasil pemeriksaan /expertise
3. Catatan dosis
4. Catatan kondisi peralatan
5. Kartu kesehatan pekerja (harus ada atau tidak)

Semua dokumen disimpan selama 5 tahun sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

17
Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan barang-barang di logistik radiologi meliputi bahan habis pakai dan alat tulis kantor.
A. Alur permintaan
1. Obat –obtan dan bahan abis pakai (BHP)

Petugas Radiologi Ka.Bid Penunjang Gudang Farmasi


Medis

2. Barang rumah tangga (RT) dan alat tulis kantor (ATK)

Petugas Radiologi Ka.Bid Penunjang Gudang Logistik


Medis

B. Pengecekan logistik
Pengecekan logistik dilakukan 1(satu) minggu sekali ditulis di kartu stok, apabila stok ada
yang kurang segera melamporkan ke Ka. Koordinator untuk permintaan
C. Perencanaan
Staf administrasi mendata kebutuhan bahan habis pakai, obat-obatan dan alat tulis kantor
yang dibutuhkan untuk operasional selama 1 bulan
D. Permintaaan
1. Permintaan X-Ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya sesuai dengan stok
minimal dan
maksimal barang.

18
2. Permintaan harus ditulis dengan lengkap nama barang, jumlah, satuan dan kode barang.
3. Permintaan dibuat oleh staf radiologi yang telah disetujui oleh Ka. Bid Penunjang Medis
4. Surat permintaan yang telah disetujui diserahkan ke logistik atau farmasi
5. Untuk permintaan Film, Amplop, Form, Alkes, tissu dan ATK ditujukan ke bagian
gudang logistik.
6. Untuk permintaan kontras, cateter, spuit, betadine, kasa, Nacl, handscoon, masker,
buscopane tablet, dan pencuci antiseptik ditujukan ke gudang farmasi
Jika ada kebutuhan lainnya yang belum pernah diminta, maka harus diproses oleh Ka.Koordinasi
Unit radiologi, Ka. Unit Radiologi dan disetujui Kabid. Penunjang Medik.
E. Penyimpanan dan Pemakaian
Penyimpanan barang permintaan tersebut dilakukan di lemari logistik unit radiologi.
1. Penyimpanan harus sesuai dengan FIFO (First In First Out)
2. Pemberian label untuk semua perbekalan dilakukan secara lengkap dan akurat.

19
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah yang utama. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa pelayanan
radiologi hendaknya menjamin bahwa keselamatan dan kepentingan pasien selalu menjadi
hal yang diutamakan. Disamping itu, instalasi radiologi hendaknya memperlakukan semua
pasien secara adil dan tanpa diskriminasi.

B. Tujuan
1. Agar dalam melakukan kegiatan di instalasi radiologi, senantiasa mengedepankan
keselamatan pasien dan etika, sehingga menghasilkan personal yang profesional yang
terikat dengan kode etik sesuai profesi.
2. Agar petugas radiologi mempunyai tanggung jawab untuk tidak mengikatkan diri dalam
praktek yang dilarang oleh hukum dan hendaknya menegakkan reputasi profesinya.

C. Tatalaksana keselamatan pasien


Tatalaksana keselamatan pasien di unit radiologi meliputi :
 Perawatan pasien (patient care).
 Pengaturan keselamatan (safety) dan etika (ethics).

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam tatalaksana keselamatan pasien antara lain :
1. Pengumpulan Informasi dan identifikasi resiko

2. Mengumpulkan informasi yang memadai tentang pasien dan melakukan proses


identifikasi pasien secara tepat dan benar.
3. Melakukan asesmen / penilaian dan identifikasi resiko di radiologi
4. Mencegah penularan penyakit dari petugas ke pasien dan sebaliknya dengan selalu
menggunakan APD.

20
D. Pemeriksaan

1. Semua tindakan yang dilakukan pada pasien memerlukan persetujuan pasien.


2. Dalam situasi darurat, persetujuan pasien tidak di perlukan dengan tertap
mengutamakan keselamatan pasien.
3. Menjaga hak dan privasi pasien dalam melakukan pemeriksaan radiologi
a. Kinerja Pemeriksaan
 Semua pemeriksaan radologi harus dilakukan oleh petugas yang kompeten sesuai
standar prosedur yang berlaku di rumah sakit.
 Dilarang melakukan pemalsuan hasil pemeriksaan / expertise
b. Pelaporan Hasil
1) Hasil pemeriksaan radiologi yang diberikan ke pasien bersifat rahasia kecuali jika
pengungkapan hal tersebut disetujui pasien atau dipersyaratkan oleh peraturan
perundangan yang berlaku.
2) Keputusan yang berkenaan dengan pernyataan persetujuan mengenai pelaporan hasil
ke pihak lain (misalnya: praktisi rujukan pasien) harus dilakukan dengan persetujuan
pasien secara tertulis
3) Unit radiologi  mempunyai tanggung jawab untuk menjamin bahwa pemeriksaan
diinterpretasikan dengan benar dan digunakan untuk kepentingan pasien.
c. Penyimpanan dan retensi rekam medik
1) Unit radiologi menjamin bahwa informasi disimpan dengan baik sehingga
terlindung dari kehilangan, akses oleh yang tidak berwenang, dan penyalahgunaan
lainnya.
2) Retensi rekam medik diatur dalam peraturan perundang-undangan.
d. Pengaturan Keuangan
1) Unit radiologi tidak berperan dalam pengaturan finansial dengan praktisi
perujuk atau lembaga pembiayaan lainnya ( independen)
2) Bila memungkinkan, ruangan yang digunakan untuk pemeriksaan terpisah dari
ruangan praktisi perujuk.
3) Unit radiologi hendaknya menghindari situasi yang memungkinkan timbulnya
konflik kepentingan.

21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) radiologi merupakan bagian dari pengelolaan
radiologi secara keseluruhan. Instalasi radiologi dalam melakukan berbagai tindakan dan
kegiatan selalu berhubungan dengan radiasi. Bagi petugas radiologi yang selalu kontak dengan
radiasi dan pasien, maka berpotensi untuk terpapar radiasi dan terinfeksi kuman.
Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan
ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu diatur dalam kebijakan yang
ditetapkan oleh direktur rumah sakit. Petugas harus memahami keamanan terhadap bahaya
radiasi, mempunyai kemampuan untuk melakukan tindakan keamanan dan keselamatan kerja
sesuai SPO.
Keselamatan kerja di instalasi radiologi menjadi tanggung jawab setiap petugas,untuk
mengkoordinasikan, menginformasikan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan keamanan
radiasi di instalasi radiologi, terutama untuk instalasi radiologi yang memiliki berbagai jenis
pelayanan dan kegiatan pada satu sarana.
Kepala instalasi radiologi adalah penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan K3
radiologi. Dalam pelaksanaannya kepala instalasi radiologi dapat menunjuk seorang petugas atau
membentuk tim K3 radiologi.
Petugas atau tim K3 radiologi mempunyai kewajiban merencanakan dan memantau
pelaksanaan K3 yang telah dilakukan oleh setiap petugas radiologi, mencakup :
1. Gunakan monitoring radiasi ( TLD) setiap kali bekerja di area radiasi
2. Lakukan kalibrasi dan pengujian kebocoran alat secara rutin
3. Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala terhadap metode/prosedur dan
pelaksanaan kerja.
4. Memastikan semua petugas radiologi memahami dan dapat meminimalisir bahaya radiasi
5. Melakukan investigasi semua insiden yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
6. Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan dekontaminasi yang telah

22
dilakukan
7. Menyediakan kepustakaan/rujukan K3 yang sesuai dan informasi untuk petugas radiologi
tentang perubahan prosedur.
8. Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi petugas radiologi
9. Memantau petugas radiologi yang sakit atau absen yang mungkin berhubungan dengan
pekerjaan di instalasi radiologi dan melaporkannya pada pimpinan Radiologi.
10. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infeksi di buang secara aman setelah
melalui proses dekontaminasi sebelumnya.
11. Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3 radiologi bagi seluruh petugas
radiologi.
12. Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di radiologi dan melaporkan
kepada kepala instalasi radiologi.

A. Kesehatan Petugas Radiologi


Pada setiap calon petugas radiologi harus dilakukan pemeriksaan kesehatan lengkap
termasuk foto thorax dan laboratorium. Keadaan kesehatan petugas radiologi harus
memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan.
Untuk menjamin kesehatan petugas radiologi harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pada wanita hamil dilarang bekerja di area radiasi
b. Pemantuan kesehatan
c. Kesehatan setiap petugas radiologi harus selalu dipantau, untuk itu setiap petugas
harus mempunyai kartu dosis yang tersimpan dengan baik. Minimal setiap tahun
dilaksanakan pemeriksaan kesehatan rutin.
d. Mendapatkan asupan gizi tambahan

B. Sarana dan prasarana K3 radiologi


1. Apron
2. Pelindung thyroid
3. Shielding yang berlapis 2 mm Pb
4. Dinding tembok yang berlapis Pb
5. Pintu ruang pemeriksaan dilapisi Pb.setebal 2 mm Pb

23
6. Masker
7. Wastafel yang dilengkapi dengan sabun (skin desinfectan) dan air mengalir

C. Pengamanan keadaan darurat


1. Sistem tanda bahaya
2. Sistem evakuasi
3. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
4. Alat komunikasi darurat baik di dalam maupun ke luar Radiologi
5. Sistem informasi darurat
6. Pelatihan khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat
7. Alat pemadam kebakaran
8. Nomor-nomor telpon darurat (ambulan, pemadam kebakaran dan polisi) di ruang
Radiologi .

D. Pengelolaan Limbah
Unit radiologi sudah menggunakan Computer radiography sehingga tidak memiliki
limbah cairan radiologi. Namun pembuangan benda berbahaya lain seperti spuit bekas
dilakukan penanganan sesuai ketentuan dari panitia Pencegahan dan Pengedalian Infeksi RS.

E. Proteksi Radiasi
Radiasi sangat bermanfaat bagi manusia tetapi juga mempunyai potensi bahaya yang
perlu dikendalikan.Untuk dapat mengendalikan potensi bahaya tersebut maka diperlukan
tindakan proteksi radiasi. Upaya proteksi radiasi di RSIA Grand Family terbagi menjadi :
1 . Proteksi Radiasi terhadap Pasien
a. Kurangi kesalahan foto seminimal mungkin
b. Gunakan faktor eksposi sesuai kebutuhan / obyek
c. Gunakan jarak foto sesuai prosedur pemeriksaan
d. Batasi luas lapangan penyinaran (kolimasi) sesuai obyek.
e. Usahakan pada saat pemeriksaan berlangsung yang berada dalam ruang pemeriksaan
hanya pasien atau jika pasien harus didampingi keluarga / petugas.maka pendamping
wajib mengunakan tabir pelindung ( apron / shielding lapis Pb dll)

24
f. Lindungi bagian tubuh diluar obyek penyinaran mengunakan apron (terutama gonad)
g. Pada wanita hamil pemeriksaan radiologi hanya boleh dilakukan atas persetujuan dokter
SpOG
2. Proteksi Radiasi untuk Petugas
a. Kurangi kesalahan pembuatan foto /pengulangan foto
b. Saat melakukan pemeriksaan petugas harus berada di ruang kontrol yang sudah
dilapisi timbal.
c. Gunakan monitoring radiasi ( TLD) untuk mengetahui dosis radiasi yang telah diterima
petugas.
d. Lakukan evaluasi monitoring radiasi (TLD) setiap tiga bulan sekali oleh BATAN.
3. Proteksi radiasi untuk Lingkungan
a. Lapisi dinding bangunan instalasi radiologi dengan timbal ( P b) setebal 2 mm
b. Pasang tanda bahaya radiasi pada pintu ruang pemeriksaan x - ray
c. Pasang lampu merah di atas pintu ruang pemeriksaan x– ray
4. Proteksi radiasi pada pemeriksaan yang mengunakan Mobile X – ray
a. Gunakan shielding / tabir berlapis Pb setebal 2 mm untuk melindungi pasien di
sekitar yang terpapar radiasi
b. Letakkan pasien dekat ke dinding untuk menghindari pasien disekitar terpapar
radiasi.
c. Pemeriksaan radiologi dengan mobile x - ray hanya dilakukan untuk pasien yang
tidak dapat dimobilisasi ke instalasi radiologi ( perawatan intensif dan kamar operasi)
d. Batasi luas penyinaran sesuai obyek yang di minta
e. Lindungi bagian tubuh diluar obyek penyinaran mengunakan apron (terutama daerah
gonad)
f. Gunakan jarak foto sesuai kebutuhan

25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Latar Belakang
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di unit radiologi maka
disusun suatu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan unit.
B. Tujuan

1. Meningkatkan mutu pelayanan unit radiologi.


2. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan unit radiologi melalui indikator mutu
pelayanan.
C. Sasaran
Tercapainya mutu pelayanan radiologi yang sesuai dengan standar dan perkembangan ilmu
pengetahuan.

D. Standar Mutu Pelayanan Radiologi

STANDAR
NO INDIKATOR MUTU
MUTU
1 Kejadian Kegagalan Pelayanan Rontgen / Riject Film Analys (RFA) 2%

2 Kecepatan pelayanan /kerangka waktu pelayanan Radiologi ≤ 8 jam

3 Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing Setiap hari

E. Penyusunan Program Peningkatkan Mutu


1. Kegiatan analisa dan evaluasi :
2. Melakukan analisa dan evaluasi terhadap pencapaian standar mutu yang dilakukan setiap

26
1 tahun sekali
3. Dari hasil analisa dan evaluasi data-data diatas dibuat program kerja tahunan yang berisi
program rutin dan program peningkatan mutu (tidak rutin).

F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


1. Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
2. Pelaporan pencapaian standar mutu dilakukan 3 bulan sekali.
3. Penyusunan program kerja tahunan disusun 1 tahun sekali.

G. Tindak Lanjut
Dilakukan tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut dari hasil analisa dan evaluasi kinerja
1. Tindak lanjut segera dilakukan bila hasil analisa dan evaluasi akan mengakibatkan
terganggunya pelayanan.
2. Tindak lanjut perbaikan mutu yang dituangkan dalam program kerja tahun berikutnya
berdasarkan hasil evaluasi kinerja tahun berjalan

27
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan radiologi yang sudah disusun berisi jenis-jenis pelayanan standar
yang harus dimiliki oleh instalasi radiologi yang telah ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
Mengingat kondisi masing-masing instalasi radiologi terkait sumber daya dan fasilitas yang
belum sama maka diperlukan kegiatan bertahap dalam melaksanakan standar pelayanan
radiologi. Buku ini merupakan standar pelayanan radiologi yang telah disusun dan harus
menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan radiologi.

28
29

Anda mungkin juga menyukai