Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK RADIOGRAFI

IV

PELVIMET
RI
KELOMPOK 2

M. THIO
YULIANRY
18002018

SINDI AMELIA Widya ayu s


Sri wulandari
18002034 180020
180020
Pelvimetri

PENGERTIAN
 DASAR ANATOMIS
 Metode Pemeriksaan dengan menggunakan
– Pintu masuk/atas panggul (PAP)
sinar-X yang tepat untuk menaksir hubungan – Pintu tengah panggul
antara panggul ibu dengan kepala fetus. – Pintu keluar/bawah panggul

TUJUAN
 Menentukan Ukuran panggul ibu
 Menentukan proporsi ukuran panggul ibu
terhadap kepala janin
Pintu atas panggul (PAP)(PAP)
Anatomi Pelvis
Anatomi merupakan suatu bidang yang dibatasi
disebelah posterior oleh
promontorium, dilateral oleh linea
terminalis dan di anterior oleh pinggir
Jalan lahir atas simpisis

Secara fungsional panggul terdiri atas 2


bagian yang terdiri dari

pelvis mayor dan pelvis minor


Ukuran ukuran pintu atas panggul :

– Conjugate obstetrika
Diameter anteroposterior yang diukur dari promontorium sampai ke
tengah permukaan posterior simpisis

– Konjugata diagonalis
Jarak tepi bawah simfisis sampai ke promontorium, yang dapat
diukur dengan memasukan jari tengah dan telunjuk ke dalam vagina
dan mencoba meraba promontorium.
Lanjutan…
– Konjugata vera
Jarak tepi atas simfisis dengan promontorium didapat dengan
mengurangi konjugata diagonalis dengan 1,5 cm
– Diameter tranversa
Jarak terjauh garis lintang PAP, biasanya 12,5-13 cm
– Diameter oblique
Garis persilangan konjugata vera dengan diameter tranversa ke
artikulasio sakroiliaka.
Ruang Panggul

– Ruang panggul merupakan saluran diantara PAP


dan Pintu bawah panggul (PBP). Dinding anterior
sekitar 4 cm terdiri atas os pubis dengan
simpisisnya.
– Dinding posterior dibentuk oleh ossakrum dan os
koksigis, sepanjang ±12 cm. Karena itu ruang
panggul berbentuk saluran dengan sumbu
melengkung ke depan
Pintu Bawah Panggul
– Batas pintu bawah panggul adalah setinggi spina ischiadika. Jarak
antara kedua spina ini disebut diameter bispinosum adalah
sekitar 9,5-10 cm.
– PBP berbentuk segi empat panjang disebelah anterior dibatasi
oleh arkus pubis, dilateral oleh tuber ischii. Dan di posterior oleh
os koksigis dan ligamentum sakrotuberosum.
– Pada panggul normal besar sudut (arkus pubis ) adalah ± 90
derajat . Jika kurang dari 90 derajat , lahirnya kepala janin lebih
sulit karena kepala memerlukan labih banyak tempat ke
posterior.
Jenis Panggul
– Jenis ginekoid: ditemukan pada 45% wanita. Panjang diameter
anteroposterior hampir sama dengan transversa
– Jenis android: Bentuk PAP hampIr segitiga. Pada umumnya pada
pria. Diameter anteroposterior hampir sama panjangnya dengan
diameter tranversa, tetapi diameter tranversa dekat dengan
sacrum. Bagian dorsal PAP gepeng, bagian ventral menyempit ke
muka. Ditemukan pada 15% wanita.
– Jenis anthropoid: bentuk PAP agak lonjong seperti telur,
ditemukan pada 35 % wanita. Jenis panggul ini diameter
anteroposterior lebih besar daripada diameter tranversa
– Jenis platipelloid: ditemukan pada 5 % wanita. Diameter
transversa lebih besar dapirada diameter anteroposterior
Indikasi Pemeriksaan

 Disproporsi Kepala janin dan lebar


panggul
 Adanya Palpasi (kendala pemeriksaan Pada anamnese terdapat riwayat :
 Distocia : kesulitan persalinan karena :
– Kesulitan persalinan
– Kelainan jalan lahir
– Panggul sempit – Persalinan midforceps
– Tumor-tumor yg mempersempit jalan
– Kematian janin yang tidak dapat
lahir.
diterangkan
KESEMPITAN PANGGUL ADA 3 :
– Sempit pintu atas
– Sempit pintu tengah
– Sempit pintu bawah
Teknik Pemeriksaan Pelvimetri
Methode Modifikasi Thoms Posisi Inlet

– Posisi Pasien :
• Duduk dg kmiringan sandaran kursi 50 derajat
• Palpasi untuk menentukan titik Lumbl IV & V
(marker)
• Pasien diatur diatas platform

– Posisi Obyek
– Film : 24 x 30 cm
• MSP pada pertengahan platform
– Arah Sinar : vertikal
• Posisi pasien setengah duduk
– CP : pada MSP tepat pada titik
• Pelvic inlet diatur sehingga paralel bidang film
2,5 inchi posterior simpisis pubis
• Kaki pasien diregangkan dengan genu untuk
– Eksposi : Inspirasi & Tahan nafas
imobilisasi
• Rongga panggul dipusatkan pada 2,5 inci posterior
pubis
• Atur lengan pelvic caviter belakang pd Lumbal IV &
V, Lengan
Pelvic caviter depan pada titik 1 cm di tepi atas
simpisis pubis.
Posisi inlet
Posisi Lateral (toms)

 Posisi Pasien :
– Berdiri posisi lateral kanan/kiri
 Titik Bidik
– Kedua kaki lurus, semua berat badan sama pada kedua kaki
– Titik yang beraa pada sepertiga jarak antara simpisis
– Kedua lengan disilangkan keatas
pubis dengan lekukan di bawah vertebta Lumbal V
yang dihitung mulai dari arah posterior yang beraa pada
 Posisi Obyek: pertengahan daerah lekukan panggul.
– Dengan palpasi, tentukan titik yang berada pada L –V sebagai
tiitk bidik penyinaran  FFD: 90 cm
– Hip yang dekat film menempel bucky stand. Bucky Stand  Eksposi : Ekspirasi dan tahan nafa
diatur sehingga titik tengah  Kriteria :
film pada titik yang telah ditentukan.
– Sakrum, lekukan sakroiliaka
– Atur hingga garis antara titik L-V dengan film dan
– Spina iski dan tuberositas isiadika
pertengahan labi dan film sama
– Asetabulum
 Arah Sinar
– Horisontal tegak lurus
Lanjutan…
Methode Ball

Posisi AP

Posisi Pasien
– Penderita berdiri tegak dan dipusatkan pada bidang sagitalis media dari tubuh pada garis tengah
diafragma Potter Bucky
– Film ditempatkan melintang agar kedua trokhanter mayor masuk bidang film
– Diatur diafragma Potter Bucky sehingga batas bawah film satu inci dibawah garis tuber
ischiadica (sebagai tanda adalah lipatan gluteofemoral)
– Pasien difiksir agar tidak bergerak dan pada waktu ekposisi penderita menahan nafas
– Sentralisasi : sinar melalui sagitalis mediam tegak lurus pada batas atas simpisis pubis. Bila
diperlukan . Bila diperlukan film yang stereoskopis dilakukan dengan menggerakan tube ke atas
3 inci dari level yang digunakan posisi lateral agar didapat film yang stereoskopis
– Ukuran Film : 18 x 24 inci atau 14x 17 inchi
AP Balls
Posisi Lateral
(Balls)

Posisi Pasien
– Penderita dari anteroposterior diputar 90 derajat menjadi true lateral dan penderita
berdiri pada posisi lateral kanan , sehingga gluteus kanan menyentuh diafragma potter
Bucky
– Ditempatkan film memanjang sehingga fundus uteri masuk dalam bidang film
– Posisi tubuh diatur agar tepi lateral gluteus tepat pada batas lateral film
– Sentralisasi : pada jarak 1 inci diatas tepi superior trochanter mayor
– Jarak FFD : 36 inchi
– Ukuran Film : 18 x 14 inci atau 14 x 17 inci
– Penghitungan hasil pengukuran yang sebenarnya dicari dengan menggunakan
nomogram holmquest.
Methode Colcher -
Sussman
Posisi AP (Anteroposterior)
Posisi Pasien
– Penderita diletakan diatas meja dengan posisi supine sehingga MSP tepat pada garis tengah meja
– Kedua lengan disamping tubuh dan kedua bahu diletakan pada satu bidang tranversa. Lutut ditekuk untuk
menaikan pelvis bagian atas serta kedua telapak kaki menapak pada meja dan diberi bantalan pasir agar tidak
bergerak
– Alat pelvimeter dipasang tranversa pada lipatan glutea setinggi dataran tuber isciadika , yang terletak kira-kira
10 cm dibawah batas atas simpisis
– Sentralisasi : tepi atas simpisis pubis
– Jarak FFD : 36 atau 40 inchi
– Ukuran Kaset : 30 x 40 cm atau 35 x 35 cm
Alat ukur
Posisi Lateral(Colcher )

Posisi Pasien
– Pasien berbaring miring pada sisi kiri atau kanan sedemikian rupa sehingga trokhanter
mayor pada garis tengah meja
– Kedua lengan membentuk sudut 90 dengan sumbu panjang tubuh dan kedua lutut flexi
saling berlipat. Scapula terletak pada satu bidang vertical
– Alat pelvimeter diletakan memanjang pada bidang sagitalis media daerah lipatan glutea.
– Tahan nafas waktu ekposisi
– Sentralisasi : sinar tegak lurus pada trokanter mayor femur
– Ukuran kaset : 30 x 40 cm atau 36 x 35 cm
– Jarak FFD : 36 atau 40 inci.
Ringkasan
(Kata yang sering didengar pada pelvimetri)
– Pelvimetri : Pemeriksaan Rongga panggul wanita hamil
– PAP : Pintu Atas Panggul
– PTP : Pintu Tengah Panggul
– PBP : Pintu Bawah Panggu
– BPD : Biparietal Diameter , diameter kepala pada janin
– Distocia : kesulitan persalinan/kelahiran pada wanita yang telah hamil
dengan waktu kehamilan cukup
– CPD : cephalo pelvic Disproportion
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai