Anda di halaman 1dari 33

2014/11/18

SPEKTROSKOPI
SINAR X
Bagian Kimia Analitik

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

POKOK BAHASAN

1
2014/11/18

SIFAT DASAR SINAR X

SIFAT DASAR SINAR X


 Sinar X ditemukan oleh Wihelm Conrad Rontgen sebagai
penerima hadiah Nobel pertama dalam bidang Fisika tahun 1901
untuk penemuannya mengenai sprektra absorpsi sinar X, emisi
dan fluoresense yang digunakan dalam penentuan kualitatif dan
kuantitatif unsur dalam padatan dan larutan
 Digunakan untuk
 Menentukan gigi berlubang, tulang patah, analisis bagasi di
airport, struktur kristal, etc
 Sinar X terdiri atas radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang antara 0.005 sampai 10 nm (0.05 -100Amstrong).
 Panjang gelombang lebih pendek  energi lebih tinggi
dibandingkan radiasi UV
 Dihasilkan dengan beberaa cara seperti ketika elektron
dengan kecepatan sangat tinggi dihentikan oleh padatan atau
transisi elektronik elektron lebih dalam

2
2014/11/18

SIFAT DASAR SINAR X

Radiasi gelombang elektromagnetika


Sinar X dihasilkan akibat perlambatan
(sangat tiba-tiba) elektron berenergi
tinggi

Radiasi gelombang elektromagnetik


Sinar yang timbul akibat yang dihasilkan dari transisisi
tumbukan elektron elektronik pada orbital atom bagian
berkecepatan tinggi pada dalam (bukan elektron valensi)
suatu sasaran logam

Radiasi gelombang elektromagnetik


pada panjang gelombang pendek, 
Tabung sinar X : berkisar 10-5-100A  alat
sumber elektron konvensional 0.1 - 25A
voltase pemercepat
logam target/sasaran Beda voltase 30.000 -
6

50.000 volt

3
2014/11/18

TINGKAT ENERGI DALAM ATOM


 Tiap elektron pada atom memiliki bilangan
kuantum yang
berbeda

Contoh atom
Na:
 Elektron pada kulit K penuh, L penuh, dan M
terisi hanya
1.

 Tiap elektron dalam Na akan
memiliki bilangan kuantum yang
berbeda
Ketika sinar X atau elektron yang
bergerak cepat dengan atom,
energinya dapat diabsorbsi oleh atom
(a). Jika energinya cukup, dapat
mengeluarkan elektron dari kulit
yang lebih dalam sehingga atom
menjadi ion (b). Lalu elektron dari
kulit
yang lebih luar akan mengisi bagian
yang kosong di dalam (c) lalu foton
sinar X dilepaskan dengan panjang
gelombang yang khas. Atau elektron
dari kulit lebih luar dilepaskan 
auger elektron (d): penting untuk
analisis permukaan

TINGKAT ENERGI DALAM ATOM

 Jika elektron dari kulit K keluar


maka dari kulit L atau M dapat
menggantikannya. Perbedaan
energinya sebesar
(Jika elektron kulit L menggantikan
kulit K)
 Besarnya energi:

 Sehingga

 Frekuensi sinar X yang dilepaskan


2014/11/18

TINGKAT ENERGI DALAM ATOM


 Garis emisi sinar X dari
elektron transisi yang
berakhir di kulit K disebut K
lines, dst u L lines
 3 tingkat energi pada kulit L
dan 5 energi pada kulit M.
 Elektron dari kulit L yang
jatuh ke kulit K melepaskan
energi foton. Transisi ini
menghasilkan line K
 Ada 2 kemungkinan K K
untuk atom dengan nomor
>9yaitu K K1 dan K K2.
 Line K K biasanya
hanya memunculkan 1
puncak

TINGKAT ENERGI DALAM ATOM


2014/11/18

SIFAT DAN SUMBER SINAR X

Sumber sinar X untuk keperluan analisis didapat dengan 4 cara :


1. elektron
Membombardir logam target
berkecepatan tinggi dengan dengan berkas
2. harapan
Menyinari zat dengan
terbentuk suatu
berkas sumber sinar
sekunder X primer
fluoresensi dengan
sinar X )
3. Menggunakan radioisotop yang meruruh dengan memancarkan
sinar X
4. Dari suatu sumber radiasi sinkrotron

Dua jenis spektra sinar x


Sifat sinar X
1. tidak bermuatan, Garis dan Kontinyu
2. energi/daya tembus tinggi Spektra kontinu disebut
3. menghitamkan pelat foto, radiasi putih atau
4. menimbulkan fluoresensi Bremsstrahlung
11

RADIASI SINAR X,
KONTINU DAN DISKONTINU
Radiasi khas /diskontnu/garis: nampak
sebagai puncak-puncak di atas radiasi
kontnyu
 pada K dan K tergantung logam
target
 dari lines karakteristk bergantung
hanya pada unsur karena elektron lebih
dalam tdak mengambil bagian pada
ikatan
Lines tdak bergantung pada bilangan
oksidasi, ikatan dan keadaan fisik  12
Spektra garis sinar x, target mudah untuk analisis unsur
molibdenum
RADIASI KONTINU SINAR X
 Radiasi kontinu dihasilkan dari collision elektron dengan atom
padatan
 Tiap collision, elektron kehilangan energinya dan
decelerates dengan memproduksi foton sinar X
 Energi foton setara dengan energi kinetik perbedaan
elektron yang menghasilkan collision. Energi untuk
elektron E=eV dimana e adalah muatan elektron dan V
adalah tegangan yang diberikan

 Ketika seluruh energi elektron diubah menjadi radiasi X,


panjang gelombang radiasi minumum adalah

RADIASI KONTINYU SINAR X


Distribusi Radiasi kontinyu sinar x
tergantung potensial pemercepat 
makin tinggi potensial radiasi bergeser
ke  kecil
O (panjang gelombang terpendek)
tergantung potensian pemercepat
elektron, tidak pada logam sasaran
O Untuk radiasi dengan potensian
Radiasi sinar X kontnyu logam
target tungsten pada berbagai
pemercepat 35 kV, o ~ 0,3A, baik
potensial pemercepat pada sasaran logam W (Fig 12.1)
maupun Mo Fig 12.2) 14
2014/11/18

HUKUM MOSELEY

 Hubungan antara panjang gelombang karakteristik


line sinar X dengan nomor atom

Metode Analisi dengan sinar X


emisi
adsorpsi
Cara-cara spektroskopi
sinar X Penghambura
n/scaterring

fluoresensi

difraksi

Flouresensi dan absorpsi sinar X telah digunakan untuk


analisis kualitatf dan kuanttatf penentuan semua unsur
dalam Daftar Periodik dengan nomor atom > atom Na. (Dan
no atom 5-10 dengan cara khusus) 16
PROSES ABSORPSI SINAR X

 Untuk aloi:

 Jumlah cahaya yang diabsorpsi meningkat


dengan meningkatnya panjang gelombang.
 Panjang gelombang meningkat 
energi menurun, foton energetik untuk
power penetrasi berkurang lebih
mudah diabsorpsi

PENYERAPAN SINAR X Puncak serapan

Tepi absorpsi (adsorpton edge)


Proses penyerapan
Koefisien adsorpsi massa

 Bila seberkas sinar X melalui suatu materi tipis,


intesitas atau dayanya akan berkurang disebabkan
penyerapan dan penghamburan
 Penghamburan sangat kecil dibandingkan penyerapan,
sehingga dapat diabaikan (kecuali untuk unsur sangat
ringan)
18
SPEKTRA SERAPAN SINAR X

Gambar 12.5
spektra serapan
sinar X Pb dan Ag

Empat puncak serapan Pb: K ( 0,14 Å); LI, LII ( ±0,8 Å); LIII ( < 1,0 Å)
Satu puncak serapan Ag : K (0,485 Å)
Panjang gelombang garis K Ag > K Pb menunjukkan no atom Pb > Ag 47Ag ; 82Pb
19

SPEKTRA SERAPAN SINAR X


 Spektra serapan sinar X suatu unsur seperti juga
spektra emisinya merupakan spektra sederhana
dengan puncak-puncak serapan yang nyata. Puncak
serapan terjadi pada panjang gelombang khas dan
tidak tergantung pada kedudukan kimia unsur.
 Gambar 12.5 menunjukan spektra serapan timbal dan
perak. Tepi absorpsi, absorption edge merupakan
kekhususan spektra serapan sinar X. Terdapat
diskontinuitas sangat tajam pada panjang gelombang
sedikit lebih besar dari panjang gelombang puncak
serapan.

20
PROSES PENYERAPAN
 Penyerapan sinar X disebabkan pengeluaran elektron terdalam dan
menimbulkan ion tereksitasi
 Pada peristiwa ini, total energi radiasi (h) terbagi antara energi kinetik
elektron (fotoelektron) dan energi potensial ion tereksitasi
 Probabilitas tertinggi terjadinya penyerapan energi adalah pada saat energi
radiasi (h) sama dengan energi yang diperlukan mengeluarkan elektron
pada batas atom(pada energi radiasi yang menyebabkan energi kinetik
fotoelektron nol)
 Spektra atom Pb menunjukkan 4 puncak; puncak dengan  terpendek
(puncak K) 0.14Å, merupakan energi yang tepat mengeluarkan elektron
dari kulit K tanpa kelebihan energi (kinetik) pada elektron tersebut
 Kurang sedikit dari energi tersebut (atau pada  sedikit lebih besar):
jumlah energi tidak cukup untuk membawa elektron penyerapan energi
menurun tiba-tiba
 Pada  kurang dari 0.14Å interaksi antara elektron dan radiasi berkur2a1
ng perlahan dan ini nampak dari menurunnya serapan. Pada kondisi ini
enengri kinetik elektron bertambah dengan berkurangnya 

PROSES ABSORPSI SINAR X


2014/11/18

PROSES FLUORESENSE SINAR X (XRF)

 Serapan sinar X menimbulkan ion tereksitasi tingkat


elektronik, saat kembali ke keadaan dasar akan melibatkan
transisi tingkat energi yang lebih tinggi
 Eksitasi ion yang menimbulkan kekosongan pada kulit K, akan
terjadi bila Pb menyerap radiasi dengan  kurang dari 0,14 A
(gambar 12.5), beberapa saat kemudian ion kembali ke keadaan
dasar melalui serangkaian transisi elektron
 Setelah beberapa saat, ion kembali ke keadaan dasar melalui
serangkaian transisi elktronik yang khas dengan memancakan
radiasi (emisi/fluoresensi) pada panjang gelombang yang sama
dengan sinar yang menyebabkan eksitasi

FLUORESENSI SINAR X

  sinar fluoresensi >  tepi absorpsi yang bersesuaian


 Garis absorpsi K untuk Ag terjadi pada 0,485Å (Gambar
12-5) sementara garis emisinya pada 0,497Å dan 0,559Å
 Bila fluoresesnsi disebabkan emisi tabung sinar X, maka
pengoperasian alat harus pada beda potensial yang
memadai yaitu yang menyebabkan nilaio yang lebih kecil
dari  tepi serapan

24
2014/11/18

PROSES DIFRAKSI SINAR X

 Kristal atom, ion atau molekul tersusun secara teratur membentuk susunan 3D
yang disebut kisi kristal
 Pola difraksi dapat ditentukan dari jarak atom dalam kristal, dapat
menentukan jenis kristal tertentu
 Interaksi vektor listrik gelombang elektromagnetik dengan elektron
menimbulkan penghamburan.
 Bila sinar X terhambur pada lingkungan yang teratur dalam kristal,
interferensi (yang saling menguatkan ataupun saling meniadakan)
akan timbul diantara sinar-sinar hamburan tersebut, sebab jarak
antar pusat hamburan pada orde yang sama dengan panjang
gelombang sumber radiasi.

PROSES DIFRAKSI SINAR X


 Sinar X akan menunjukkan gejala difraksi bila sinar tersebut jatuh pada benda
yang jarak antar atomnya kira-kira sama dengan panjang gelombang sinar.
 Difraksi sinar X terjadi bila
 Jarak antar lapisan atom sama
 Pusat hamburan terdistribusi dengan sangat teratur
 Benda-benda Kristalin menunjukkan gejala difraksi sinar X
2014/11/18

DIFRAKSI SINAR X, HUKUM BRAGG


a’ Gambar 12.6
a
b’
Difraksi sinar X
b oleh kristal

2d sin θ = n 

AP + PC = n 
a. sinar datang
mengenai bidang 1 Interferensi saling
a’ dan b’ Satu fase bila
b. sinar datang menguatkan bila a’
sinar jalur tempuh
mengenai bidang 2 dan b’ satu fase
hamburan keduanya 27
berbeda n

INSTRUMENTASI
KOMPONEN PERALATAN

 Aplikasi sinar X meliputi absorpsi, emisi, fluoressensi


dan difraksi, namum demikian 5 komponen alat yang
utama /fungsinya sama, terdapat pada semuanya
 Sumber sinar
 Pemilih panjang gelombag (filter, monokromator)
 Sel (tempat sampel)
 Detektor/tranduser
 Pemroses sinar dan luaran/meter

29

INSTRUMENTASI

 Sumber sinar X

 Collimators

 Filter

 WDXRF spektrometer

 Sample holders

 Simultaneous WDXRF spektrometer

 ED spektrometer
2014/11/18

SUMBER SINAR X

 3 metode umum menghasilkan sinar X untuk penggunaan analitik di lab:


 Beam dengan elektron berenergi tinggi menghasilkan pita yang kontinu radiasi X
menembak ke logam target sebagai radiasi line sinar X unsur tertentu oleh keluarnya
elektron terdalam  tabung sinar X yang biasanya digunakan untuk XRD dan XRF
 Menggunakan sinar X dengan energi tertentu untuk menghasilkan sinar X secondari
(XRF)
 Menggunakan isotop radioaktif yang mengeluarkan energi sinar X sangat tinggi (juga
disebut radiasi gamma)
 Metode lain ialah menggunakan partikel pengakselerasi energi tinggi
yang disebut sinkroton

SIFAT DAN SUMBER RADIASI SINAR X

 Sifat sinar X
 tidak bermuatan,
 energi/daya tembus tinggi
 menghitamkan pelat foto,
 menimbulkan fluoresensi
 Produk tabung sinar x,
Sinar x terjadi bila logam sasaran ditembaki oleh elektron
berenergi tinggi Terjadi pengurangan kecepatan tiba-tiba,
 energi kinetik elektron diubah jadi energi foton eV
Ek = ½ mv2 = eV
 Radioaktif 32

 Sinar X sekunder
2014/11/18

SINAR X,
RADIASI KONTINYU DAN KHAS

Tabung sinar X  penghasil sinar X primer


 Radisi kontinyu atau radiasi putih, atau heterokromatik
 Radiasi khas timbul bila potensial V
ditingkatkan, tampak sebagai puncak-puncak di
atas radiasi kontinyu (Fig 12.1-2)
Aplikasi
 Radiasi kontinyu, bidang kedokteran (radiografi)
 Radiasi khas, untuk analisis struktur
33

TABUNG SINAR X

 Ketika katoda (elektroda bermuatan negatif dipanaskan secara elektrik oleh


arus akan dilepaskan elektron  emisi termionik
 Muatan positif pada elektroda logam (anoda) ditempatkan dekat katoda
dalam vakum, muatan negatif dari elektron akan ditembakkan ke anoda 
panjang gelombang pendek (sinar X)
 Tabung sinar X biasanya beroperasi pada tegangan 4+50kV antara katoda dan
anoda
2014/11/18

Tabung sinar X (Coolidge tube)

Logam target :
W, Cr, Cu, Mo,
Rh, Sc, Ag, Fe
dan Co (wolfram,
krom, tembaga,
molibden,
rodium,
scandium,perak
besi dan kobalt)
35

Skema tabung sinar X

 Tabung hampa udara yang dilengkapi dengan : katoda, kawat


pijar wolfram ; anoda, logam target; pendingin; jendela berilium
dan pemfokus
 Cara kerja :
Suatu rangkaian elektronik (di luar tabung) memanaskan filamen dan
mempercepat elektron yang dihasilkannya. Elektron berenergi tinggi
lalu menumbuk anoda dan kehilangan energinya, energi berubah
menjadi radiasi sinar X, yang kemudian menembus ke luar tabung
melalui jendela berilium

Rangkaian pemanas berfungsi mengontrol intensitas


radiasi yang dihasilkan sedangkan potensial
pemercepat mengatur energinya  untuk
pekerjaan kuantitatif keduanya terhubung dengan
suatu stabilisator yang menjaga arus atau potensial Alat
selalu tetap (perubahan < 1%) baru ?

Pengubahan energi listrik menjadi energi radiasi merupakan proses


yang tidak efisien (< 1%), sebagian besar energi hilang sebagai panas,
36

oleh sebab itu diperlukan suatu pendingin anoda


SUMBER XRF SEKUNDER

SUMBER SINAR X SEKUNDER


Spektra sinar fluoresensi dari unsur yang telah dieksitasi
oleh sumber radiasi tabung sinar X dapat menjadi
sumber sinar bagi analisis fluoresensi atau absorpsi
unsur analit
Tabung sinar Sinar X
X primer = Logam
Molibden Sinar Mo
Target : W radiasi
kontinyu K dan

= Sumber
sinar 38

sekunder
2014/11/18

SUMBER RADIOISOTOF

Beberapa radioisotop memancarkan spektra garis, sebagian lain spektra


kontinyu sinar X

Radiasi yang diemisikan isotop radioaktif dapat mengeksitasi unsur-unsur


 digunakan untuk analisis fluoresensi dan analisis absorpsi sinar X
 Contoh : I mengemisikan sinar X  = 0,45A
125

 Sinar X sering kali dihasilkan dari peluruhan radioaktif. Sinar  tidak


terbedakan dari sinar X, kecuali asal/cara pembentukannya, dari reaksi
inti. Beberapa proses emisi sinar  atau  sering meninggalkan inti
pada posisi tereksitasi yang kemudian akan mengemisi sinar  saat
kembali ke keadaan dasar.

SUMBER SINAR X RADIOISOTOP

 Proses penangkapan elektron atau penangkapan K juga


merupakan proses yang disertai emisi sinar X. Penangkapan
satu elektron K (jarang elektron L atau M) oleh inti atom,
menjadi inti atom baru (nomor atom berkurang satu)
menyebabkan transisi elektronik untuk mengisi kekosongan
pada kulit K. Transisi ini disertai emisi sinar X monokromatis
(spektra garis)
 Produksi radioisotop buatan dengan prinsip penangkapan
elektron menyediakan sumber sinar X monokromatis untuk
kebutuhan analisis, misalnya :
55
Fe  54Mn +h
Membebaskan sinar X dengan panjang gelombang 2,1A 40
2014/11/18

SUMBER SINAR X RADIOISOTOP

 Berbagai zat radioaktif telah digunakan dalam metode


fluoresensi dan absorpsi sinar X (Tabel 12.2). Radioisotop
dikapsulkan untuk mencegah kontaminasi laboratorium dan
perlindungan terhadap absorpsi radiasi pada semua arah kecuali
arah tertentu
 Sumber radioaktif terbaik menyediakan garis spektra sederhana.
Contohnya suatu sumber yang menghasilkan garis diantara panjang
gelombang 0,3 dan 0,47 A dapat digunakan untuk studi fluoresensi
maupun absorpsi yang meliputi tepi absorpsi K bagi unsur Ag
(Gambar 12.5). Sensitivitas meningkat sejalan panjang gelombang
sumber garis mendekati patahan (absorption edge). Iodine -125
yang mengemisi sinar X pada 0,46 A adalah ideal untuk penetapan
Ag.
41

COLLIMATOR
2014/11/18

COLLIMATOR

FILTER DAN MONOKROMATOR


 Filter
 Seperti halnya pada spektoskopi optik, pada spektrometri
sinar X juga filter merupakan pemilih panjang gelombang sinar
yang lebih dulu ada, sebelum monokromator dikembangkan
 Gambar 12.8 menunjukkan cara menghasilkan sinar X yang lebih
monokromatis dengan menggunakan filter
 Garis K dan bagian sinar kontinyu (dari tabung sinar X dengan
target molibden) diserap oleh filter zirkonium yang memiliki
ketebalan 0,01cm  tinggal sinar garis K (monokromatis)
44
2014/11/18

FILTER
2014/11/18

Filter

Penggunaan Filter,
untuk menghasilkan
sinar lebih
monokromatis
FILTER

Sumber sinar 42Mo


Filter 40Zr

Gambar 12.8 Penggunaan filter untuk 46


menghasilkan sinar X Monokromatis
2014/11/18

WDXRF SPEKTROMETER

ANALISIS KRISTAL
2014/11/18

MONOKROMATOR
DAN DETEKTOR SINAR X
Sinar setelah diabsorpsi
oleh sampel diamati pada
posisi searah sumber sinar
Sinar fluoresensi yang
timbul akibat penyinaran
sampel oleh sumber sinar
diamati pada arah 90
terhadap arah sinar dari
sumber sinar
Gambar 12.9 monokromator dan detektor sinar X. sudut detektor ke sumber (2) =
2x dari sudut sumber ke kristal (monokromator). Bagi analaisis anbsorpsi
sumber
adalah tabung sinar Xdan sampel diletakkan pada berkas (sepert pada
gamba4r9 ). Untuk emisi, sampel merupakan sumberfluoresensi sinar X sepert
tampak pada insert

50
2014/11/18

DETEKTOR DAN MONOKROMATOR SINAR X

 Monokromator: sebuah kristal dilengkapi 2 kolimator yang fungsinya


sama seperti slit pada alat optik
 Kristal terletak diatas goniometer atau alas yang dapat berputar yang
memungkinkan menentukan sudut antara muka kristal dengan berkas sinar
yang menembus kolimator
 Untuk satu sudut angular tertentu yang diset pada goniometer akan ada
beberapa  yang menimbulkan interferensi ( /2 /3…. /n) dengan 
=2dsinθ
 Detektor terletak pada goniometer kedua yang berotasi dengan laju 2x
laju goniometer pertama (tempat meletakkan kristal analisator)
 Pada Gambar sudut berkas sinat X dengan muka kristal = θ, sudut sinar X
dengan detektor = 2θ
51

DETEKTOR DAN MONOKROMATOR SINAR X


 Kolimator terdiri dari sederet pelat-pelat atau tabung-
tabung logam sangat rapat yang menyerap sinar dari
berbagai arah dan hanya meneruskan sinar yang
paralel saja
 Kristal pengalisa sinar X, suatu kristal tunggal dengan
jarak antar bidang tertentu tergantung bahan
pembentuk kristal. Tabel 12.3
 Sinar X dengan  lebih dari 2Å dihamburkan oleh
partikel gas di atmosfir  gas helium dialirkan pada
wadah sampel dan detektor. (atau dilengkapi alat
pengosong udara)
 Kehilangan intensitas sangat tinggi pada kristal datar
 diganti dengan kristal permukaan melengkung 52
2014/11/18

KISARAN  KERJA KRISTAL ANALISATOR


SINAR X

 Kisaran panjang gelombang yang paling berguna bagi suatu kristal ditentukan
jarak bidang d, ada masalah berkaitan dengan deteksi radiasi pada saat 2θ
mendekati 0 dan 180. Bila monokromator diset pada 2θ yang kurang dari 10,
sejumlah radiasi polikromatis dihamburkan dari permukaan kristal menjadi
sangat mengganggu. Umumnya 2θ > 160 tidak terukur sebab lokasi sumber
sinar terhalang posisi detektor. ada max dan min (Tabel kristal pendifraksi)
 Pemilihan kristal juga harus mempertimbangkan dispersi. Dispersi (diukur
sebagai dθ/d) berbanding terbalik dengan d  contoh pada APD 
sebaiknya tidak untuk pengukuran panjang gelombang pendek.  kristal LIF
atau topaz dapat menggantikannya.

53

KISARAN  KERJA KRISTAL


ANALISATOR SINAR X

 Pemakaian multi kristal karena kisaran pengukuran


dengan sinar X 0,1-10Å (Tabel 12.1) maka tidak satu pun
krista tunggal memiliki kisaran kerja pada panjang
gelombang tersebut  diperlukan alat sinar X yang
memungkinkan penggunaan ≥ 2 kristal tunggal.

54
2014/11/18

Kristal pendifraksi sinar X


kristal Jarak Kisaran panjang Dispersi dθ/d,
kisi d, Å gelombang, Å derajat/ Å pada
pada
max min max min
Topaz 1,356 2,67 0,24 2,12 0,37
LiF 2,014 3,97 0,35 1,43 0,25

NaCl 2,820 5,55 0,49 1,02 0,18


EDDT* 4,404 8,67 0,77 0,65 0,11
APD** 5,325 10,50 0,93 0,54 0,09

*Etilen diamin d-tartrat 55

**Amonium dihidrogen fosfat

SOAL Spektrometri Sinar X

Berapa seting goniometer (dalam 2θ), yang dibutuhkan untuk


mengamati garis K bagi Fe(1.76Å), Se(0.992Å), Ag
(0.497Å), apabila kristal pendifraksi : (a). topaz, (b). LiF dan
(c). NaCl
Jawab
(a)Data jarak d untuk topaz= 1.356 Å n
=2dsinθ  sinθ = /2d (Nilai n biasanya 1
Untuk Fe  sinθ = (1.76)/2 x 1.356) = 0.648968
θ = 40.46  2θ = 80.82
Untuk Se sinθ = (0.992)/2 x 1.356) = 0.365782
θ = 21.4557  2θ = 42.9114
56

(b) …..
2014/11/18

INDEKS MILLER DAN BIDANG SEL

57

Analisis kualitatif senyawa/unsur kristalin dengan XRD


Cari 3 puncak utama (puncak intensitas tertinggi) dari spektra
Sampel  Cari pada data spekra zat standar yang memiliki puncak
utama dengan nilai sama

Contoh :
Suatu sampel zeolit alam diduga memiliki stuktur mordenit,
maka cocokan data spetrum sampel dengan standar (misalnya)Atlas
of Zeolite Framework Types. Elsevier ed 7 (2007) : hal 218 (225 pdf)
Collection of Simulated XRD Powder Paterns for Zeolites….hal 244

Contoh 2
Suatu sampel diduga merupakan unsur silikon . Maka diperiksa
apakah ada puncak utama Si yaitu : pada 2 28.38,(111), I/I0=
100%; 2 47.30,(200), I/I0= 100% ; 2 56.06,(210),I/I0= 80% ,
69.581, (400), I/I0= 60%. (acuan JCPDS ICCD Silikon)
58
Joint Committies on Powder Diffraction Standar
International Centre for Diffraction Data 1977
2014/11/18

Pola Difraksi sinar X :


Suatu hasil percobaan
Sintesis nanokomposit zeolit-TiO2

59

APLIKASI ANALITIK SINAR X


3 bidang berbeda dalam analisis sinar X
 Absorpsi sinar X:
bervariasi bergantung pada bobot atom
 XRD
bergantung pada sifat kristal padatan
 XRF
karakteristik unsur yang ada dan
konsentrasinya dalam sampel
2014/11/18

ANALISIS CAMPURAN BAHAN DENGAN XRD

 Spektrum XRD campuran senyawa atau atom. Dapat terjadi tumpangsuh


puncak-puncak serapan antara komponen2 dalam sampel  puncak-puncak
pada λ yang sama saling menambahkan

61

ABSORBSI SINAR X

 Jika panjang gelombang sinar X cukup pendek (energi tinggi), akan terjadi
eksitasi atom dan atom mengabsorbsi sinar X dengan energi yang cukup untuk
eksitasi
2014/11/18

PENYERAPAN SINAR X, KOEFISIEN


ABSORPSI
Bila sinar X melalui bahan sebagian sinar akan ditransmisi sebagian
diserap
 Penurunan fraksi sinar tergantung panjang/jarak yang ditempuh
(hukum Beer)
 -dI/I = dx
  koefisien absorpsi linier
 - dI/I perubahan intensitas sinar/
 dx jarak tempuh sinar
 Intergrasi :
I = Ioe-x atau ln I/Io = x
 Io intensitas sinar asal
 I intensitas sinar setelah melaui jarak d = intensitas
yang ditransmisi
63

PENYERAPAN SINAR X, KOEFISIEN


ABSORPSI MASSA

Hukum Beer dapat dinyatakan sebagai :


 ln I/Io = Mx
M = koefisien absorpsi massa, nilainya tidak bergantung fase
bahan (padat, cair, gas)
 = densitas contoh
Koefisien absorpsi massa bersifat aditif
M = WAA + WBB + WCC
WA, WB, WC masing-masing menyatakan fraksi berat unsur A, B
dan C
Aadalah koefisien absorpsi massa unsur A
64

Anda mungkin juga menyukai