KEDOKTERAN NUKLIR
STANDAR
PROSEDUR 5 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. Harsono
PENGERTIAN Limbah Radioaktif : Zat radioaktif dan bahan bekas serta alat alat yang
terkena radioaktif atau menjadi radioaktif karena dipergunakan dalam
kegiatan kedokteran nuklir.
TUJUAN Keselamatan dan kesehatan manusia dan perlindungan lingkungan hidup
dengan menerapkan Azas Proteksi Radiasi (Justifikasi, Optimisasi dan
Limitasi)
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Dr. Soetomo Nomor
188.4/4557/301/2016 tentang Kebijakan Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
PROSEDUR Batasan dan Wewenang :
Dokter Ahli Kedokteran Nuklir
Pelaksana : Radiografer, Analis Medis dan Ahli Kimia.
Persiapan Alat :
Bak Sampah berlapis Timbal (Pb)
Kantong Plastik
Apron , sarung tangan Pb dan Kacamata Pb
Pinset Panjang (30 cm )
Personal Dosimeter with Alarm
Survey Meter
Alat Tulis
PROSEDUR TETAP PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI
KEDOKTERAN NUKLIR
Kegiatan :
1. Pengumpulan / Penampungan
2. Pengelolaan dan penyimpanan
3. Pembuangan dan pemonitoran terhadap limbah.
PROSEDUR TETAP PENGELOLAAN LIMBAH
RADIOAKTIF DI KEDOKTERAN NUKLIR
Tata Laksana :
A. Umum
1. Spuit dan Vial dimasukkan dalam container lapis timah hitam
(Pb) yang diberi kantong plastic dan dilengkapi tutup container
selama 1 minggu. Ini sebagai tempat penampungan
sementara.
2. Selanjutnya di hitung dan di cek dosis sampah radiasi tersebut
dan dicatat tanggal penyimpanannya.
3. Setyelah itu kantong diikat dan dimasukkan dalam ruangang
peluruhan (de’cay container) selama 80 hari.
4. Setelah itu dihitung lagi tingkat radiasinya , apabila laju dosis
radiasi sudah < 0,2 mRem/ Jam dapat ditampung dan
dikumpulkan serta dapat dibuang seperti sampah biasa
5. Pembuangan sampah radiasi tersebut dilakukan 1 kali dalam
setahun.
B. Khusus
1. Pengumpulan / Penampungan.
Penampungan digolongkan menurut :
a. Fasa padat berupa : vial, spui + jarum, kapas sarung tangan
dan barang yang terkontaminasi missal baju, sprei, sarung
bantal selimut ditampung dalam wadah berupa tong
tertutup yang bagian dalamnya dilapisi dengang kantong
plastic atau kertas kedap air yang kuat dan mudah
diambil supaya limbah dapat dipindahkan tanpa
menimbulkan kontaminasi tong tersebut. Sebaiknya
dapat dibuka dan ditutup dengan kaki.
b. Fasa Cair berupa urine, feces ditempatkan dalam wadah
PROSEDUR TETAP PENGELOLAAN LIMBAH
RADIOAKTIF DI KEDOKTERAN NUKLIR
Pengolahan :
Pengolahan limbah padat:
a) Pengurangan aktifitas dapat dicapai dengan jalan
peluruhan terutama yang berwaktu paruh pendek.
b) Lokalisasi aktifitas dapat diperoleh dengan jalan
menempatkan limbah dalam wadah yang kuat dan tidak
mudah rusak.
Penyimpanan :
a) Semua limbah tidak dapat segera dibuang harus disimpan dalam
tempat penyimpanan yang aman yaitu sesui dengang ketentuan
tentang penyimpoanan sumber radioaktif.
b) Penyimpanan dapat untuk sementara waktu dan tidak terbatas.
Penyimpanan sementara ini biasanya dengan maksud agar
dengang demikian aktifitas menjadi kecil. Memungkinkan
pembuangan secara sedikit demi sedikit. Sesuai dengan
ketentuan yangberlaku atau untuk memberikan waktu untuk
menganalisa atau memonitor zat zat yang belum diketahui
tingkat bahayanya atau untuk menunggu pengannggukutan
kembali.
c) Penyimpanan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
mungkin terjadi penyebaran limbah radioaktif kedaerah
sekitarnya.
d) Hanya orang yang berwenang yang diijinkan masuk ketempat
penyimpanan limbah. Juga harus diperhatikan dan dicegah
kemunggkinan mesuknya binatang ke tempat penyimpanan.
e) Catatan tentang penyimpanan limbah radioaktif harus dilakukan.
PROSEDUR TETAP PENGELOLAAN LIMBAH
RADIOAKTIF DI KEDOKTERAN NUKLIR
DOKUMEN
TERKAIT