Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN GRANDE MULTIPARA DENGAN

ATONIA UTERI TERHADAP NY."J" DI BPS "BUNDA" Diposkan oleh Nouna Shaleha di
08.16 DOKUMENTASI KEBIDANAN PERSALINAN PADA GRANDE MULTIPARA
A. Prinsip Dasar Grande Multipara Menurut www.grandemultipara.com Grande multipara
adalah kehamilan lebih dari 4 kali Grande multipara termasuk dalam kehamilan dengan
resiko tinggi Ibu hamil dengan resiko tinggi memiliki bahaya yang lebih besar pada waktu
kehamilan maupun persalinan bila di bandingkan dengan ibu hamil normal. Kehamilan resiko
tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan. Grande multipara memiliki komplikasi dalam kehamilan dan persalinan,
antara lan : Dalam kehamilan : a. Perdarahan ante partum b. Solusio plasenta c. Plasenta
previa d. Abortus Dalam persalinan : Atonia uteri Ruptur uteri B. Hubungan Grande
Multipara Dengan Atonia Uteri 1. Pengertian Menurut Wiknjosastro H (2005) Perdarahan
post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 cc dalam masa 24 jam setelah anak lahir.
Perdarahan terutama perdarahan post partum masih merupakan salah satu penyebab utama
kematian ibu dalam persalinan. Berdasarkan penyebabnya adalah sebagai berikut : a. Atonia
uteri 50%-60% b. retensio plasenta 16%-17% c. sisa plasenta 23%-24% d. laserasi 4%-5% e.
kelainan darah 0,5%-0,8% (Roestam, 1988) atonia uteri jika uterus tidak berkontraksi secara
terkoordinasi sehingga ujung pembuluh darah ditemapt implantasi plasenta tidak dapat
dihentikan (kolusi) sehingga perdarahan menjadi tidak terkendali. Pada grande mulitpara,
fungsi otot-otot uterus dalam melakukan kontraksi menurun, sehingga pada grande multipara
sering didapati his yang lemah, bahkan tidak ada (atonia uteri) 2. Tanda atau Gejala Atonia
Uteri a. Perdarahan pasca persalinan b. Uterus lembek dan tidak berkontraksi C.
Penatalaksanaan Atonia Uteri dikutip dari Modul APN Edisi Revisi (2007) Atonia uteri
terjadi jika uterus tidak berkonraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil
(massase) fundus uteri : 1. Segera lakukan kompresi bimanual internal a. Pakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan secara obstetric (menyatakan
kelima ujung jari) melalui introitus kedalam vagina ibu. b. Periksa vagina dan serviks, jika
ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kovum uteri mungkin hal ini menyebabkan
uterus tidak dapt berkonraksi secara penuh. c. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada
forniks anterior, tekan dinding anterior uterus kearah tangan luar yang menahan dan
mendorong dinding posterior uterus ke arah depan sehingga uterus ditekan dari ara depan dan
belakang. d. Tekan kuat uterus diantara kedua tangan. Kompresi uteru sini memberikan
tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta) di dinding
uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkonraksi. e. Evaluasi keberhasilan : 1) Jika
uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2 menit,
kemudian perlahan keluarkan tangan dan pantau ibu secara melekat selama kala IV. 2) Jika
uterus berkontraksi tapi perdaraan masih berlangsung, periksa ulang perineum, vagina dan
serviks apakah terjadi laserasi. Jika demikian, segera lakukan penjahitan untuk
menghentikan. 3) Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk
melakukan kompresi bimanual eksternal, kemudian lakukan langkah-langkah
penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya, kemudian untuk mulai menyiapkan rujukan. 2.
Berikan 0,2 mg ergometris IM atau misoprostol 600-1000 per rectal, jangan berikan ergo
metrium kepada ibu dengan hipertensi karena ergometrin dapat menaikkan tekanan darah. 3.
Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infuse dan berikan 500 cc
larutan RL yang mengandung 20 unit oksitoxin (guyur dalam 10 menit) 4. Pakai sarung
tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan ulangi KBI 5. Jika uterus tidak berkonraksi
dalam waktu (sampai 2 menit, segera rujuk ibu karena hal ini bukan atonia uteri sederhana.
Ibu membutuhkan tindakan gawat darurat difasilitasi kesehatan rujukan yang mampu
melakukan tindakan operasi dan tranfusi darah. 6. Sambil membawa ibu ketempat rujukan,

teruskan tindakan KBI dan infuse cairan hingga ibu tiba di tempat rujukan a. Infus 500 ml
pertama dihabiskan dalam waktu 10 menit b. Berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba
ditempat rujukan atau hingga jumlah cairan yang diinfuskan mencapai 1,5 L dan kemudian
lanjutkan dalam jumlah 125 cc/jam c. Jika cairan infuse tidak cukup, infuskan 500 ml (botol
kedua) cairan infuse dengan tetesan sedang dan ditambah pemberian cairan secara oral untuk
rehidrasi. ASUHAN KEBIDANAN BESALIN PATOLOGIS PADA GRANDE MULTIPARA
TERHADAP Ny. J DI BPS TAHUN 2007 I. PENGUMPULAN DATA DASAR A. Anamnesa
pada tanggal 13 Februari 2008 pukul 11.00 WIB 1. Identitas Nama : Ny. Julianti Nama Suami
: Tn. Hamdi Umur : 33 tahun Umur : 35 tahun Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Agama : Islam Agama : Islam Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani Suku : Lampung Suku :
Lampung Alamat : Jln. Merpati 4 Sukarame Alamat : Jln. Merpati 4 Sukarame Bandar
Lampung Bandar Lampung 2. Data Subjektif Keluhan utama Ibu hamil anak ke enam, usia
kehamilan 9 bulan, mengeluh nyeri pinggang dan terkadang mulas, pada pukul 10.00 WIB
keluar lendir. 3. Riwayat kebidanan a. Riwayat haid 1) Menarche : 15 tahun 2) Lama haid : 7
hari 3) Siklus : 30 hari 4) Banyak darah : 2-3 x ganti pembalut 5) Sifat darah : encer 6)
Keluhan : tidak ada b. Riwayat persalinan yang lalu No Umur JK Persalinan BB/TB
Penolong Penyulit Keadaan 1. 10 thn L Normal 2900/45 Bidan Tidak ada Baik 2. 8 thn P
Normal 3000/45 Bidan Tidak ada Baik 3. 6 thn P Normal 3100/43 Bidan Tidak ada Baik 4. 4
thn L Normal 2800/42 Bidan Tidak ada Baik 5. 2 thn P Normal 3000/46 Bidan Tidak ada
Baik c. Riwayat kehamilan 1) HPHT : 01-05-2007 2) TP : 08-02-2008 3) Imunisasi TT1
usia kehamilan 16 minggu, di bidan TT2 usia kehamilan 20 minggu, di bidan 4) ANC : TM
I : 2 x dibidan Keluhan : mual, muntah TM II : 3 x di bidan Keluhan : tidak ada TM III : 2 x
di bidan Keluhan : tidak ada 4. Riwayat kesehatan keluarga a. Kesehatan ibu Ibu tidak pernah
menderita penyakit menular dan penyakit keturunan, serta tidak pernah mengkonsumsi
alkohol. b. Kesehatan keluarga Dalam keluarga tidak ada riwayat anak kembar, tidak ada
yang menderita penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan. 5. Pola hidup sehari-hari a.
Nutrisi Makan 3 x sehari porsi cukup : nasi, lauk, sayur, buah kadang-kadang dan susu 2 x 1
gelas b. Eliminasi BAB 1 x sehari, BAK 3-4 x sehari c. Istirahat dan tidur Siang + 1 jam,
malam 6-8 jam d. Personal hygiene Mandi 2 x sehari dan ganti pakaian setiap habis mandi B.
Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum : baik 2. Kesadaran : composmentis 3. Tanda-tanda
vital TD : 110/70 mmHg Pols : 34 x/mnt RR : 22 x/mnt Temp : 36,50C 4. Tinggi badan : 163
cm 5. Berat badan : Sebelum hamil : 45 kg Setelah hamil : 55 kg 6. Ukuran Lila : 21,5 cm 7.
Inspeksi a. Rambut : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak mudah dicabut b. Wajah : Simetris,
tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum c. Mata : Simetris, konjungtiva merah
muda, sclera tidak ikterik, fungsi baik, reflek baik d. Hidung : Simetris, keadaan bersih, tidak
ada polip, fungsi penciuman baik. e. Gigi dan mulut : Keadaan bersih, tidak ada caries, lidah
bersih, tidak ada stomatis f. Telinga : Semetris, bersih, tidak ada serum, fungsi pendengaran
baik. g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis. h. Dada : Payudara
simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi, kolostrum sudah keluar sedikit. i.
Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada strie, pembesaran sesuai kehamilan. j.
Ekstermitas : Atas : Tidak ada oedema, simetris kanan dan kiri Bawah : Tidak ada oedema,
simetris kanan dan kiri, tidak ada varices, reflek patella (+) k. Genetalia : Tidak ada oedema
dan varices pada vulva dan vagina, perineum elastis tidak ada pengeluaran lendir pada saat
kontraksi, ada bekas luka perineum dari persalinan yang lalu. l. Rektum : Tidak ada hemoroid
8. Palpasi Mc. Donald : 30 cm TBJ : (30 11) x 155 19 x 155 = 2945 gram Leopold I :
TFU pertengahan Px-pusat, pada fundus teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting yang
berarti bokong Leopold II : Perut sebelah kanan ibu teraba paparan panjang dan luar yang
berarti punggung. Pada perut sebelah kiri ibu teraba bagian kecil janin yang berarti
ekstermitas. Leopold III : Bagian terendah janin teraba bagian bulat keras dan melenting yang
berarti kepala. Leopold IV : Kepala sejajar PAP 9. Auskultasi Dada : paru-paru tidak

terdengar ronchi dan wheezing, jantung tidak teraba mur-mur DJJ terdengar teratur dan kuat
dengan frekuensi 140 x/mnt. 10. Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam dilakukan pukul
11.00 WIB dengan hasil : a. Pengeluaran pervaginam berupa lendir berwarna kekuningan. b.
Dinding vagina normal, tidak ada benjolan atau kelainan. c. Portio lunak d. Pembukaan 2 cm
e. Ketuban (-) f. Hodge I = sejajar PAP (penurunan kepala 4/5) II. INTERPRETASI DATA
DASAR Diagnosa G6P5A0, hamil 40 minggu janin tunggal, hidup, intra uterin, , letak
memanjang puka, presentasi kepala, inpartu kala I, fase laten. Dasar : Ds : a. Ibu mengatakan
hamil anak ke-6 usia kehamilan 9 bulan b. Ibu mengatakan terkadang mulas, nyeri pinggang,
diikat pengeluaran lendir. Do : a. HPHT : 01-05-2007 b. TP : 08-02-2008 c. Pemeriksaan
Leopold I : TFU pertengahan Px-pusat, pada fundus teraba bagian lunak, tidak melenting
yang berarti bokong. Leopold II : Perut sebelah kanan ibu teraba paparan panjang dan yang
berarti punggung. Pada perut sebelah kiri ibu bagian kecil janin yang berarti ekstermitas.
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bagian bulat, keras yang berarti kepala. Leopold
IV : Kepala sejajar PAP d. DJJ (+), frekuensi 140 x/mnt, kuat dan teratur e. His ada, 3 x 10
menit, lamanya kurang dari 20 detik f. Pengeluaran cairan berwarna kekuningan g. Pada
pemeriksaan dalam didapatkan ; porsio lunak, pembukaan 2 cm, ketuban (-), penurunan
kepala hodge I Masalah Bila ditemukan komplikasi segera dirujuk dan dikolaborasikan
dengan dokter Kebutuhan a. Persiapan fisik dan mental untuk proses persalinan b. Dukungan
psikologis c. Penyuluhan teknik relaksasi d. Informasi tentang kemajuan persalinan e.
Anjurkan ibu untuk berjalan dan kembali bila kontraksi terasa lebih kuat f. Pantau kemajuan
persalinan dengan tabel pengawasan kala I III. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA DAN
KOLABORASI Bila tidak segera ditangani, potensial terjadi perdarahan. IV. IDENTIFIKASI
TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI Bila ditemukan komplikasi, segera dirujuk dan
dikolaborasikan dengan dokter V. PERENCANAAN Persiapan fisik dan mental ibu untuk
proses persalinan a. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini b. Libatkan keluarga dalam
memberikan dukungan psikologis pada saat proses persalinan c. Observasi kala I
menggunakan pengawasan kala I dan partograf d. Siapkan ruangan bersalin, alat, kebutuhan
fisik dan psikologis ibu serta persiapkan bidan dengan memperhatikan teknik aseptic dan
antiseptic Penyuluhan cara mengejan yang baik a. Jelaskan manfaat mengejan yang efektif b.
Ajarkan ibu cara mengejan yang efektif c. Observasi cara mengejan ibu Penyuluhan
mengatasi rasa nyeri a. Jelaskan pada ibu penyebab rasa nyeri b. Ajarkan ibu teknik relaksasi
c. Observasi keadaan ibu Pemenuhan nutrisi ibu a. Berikan makanan jika ibu lapar b. Berikan
minum jika ibu haus c. Berikan minuman manis sebagai penambah tenaga kepada ibu d.
Anjurkan ibu istirahat jika lelah. VI. IMPLEMENTASI a. Menjelaskan pada ibu tentang
kondisinya saat ini telah memasuki kala I persalinan dengan his yang lemah b. Melibatkan
keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada saat persalinan c. Melakukan
observasi kala I dengan tabel pemantauan kala I persalinan dan partograf. d. Persiapan
persalinan : 1) Mempersiapkan ruangan persalinan 2) Menyiapkan alat-alat persalinan :
Partus set, heacting set, air DTT dan klorin, pakaian bayi, handuk, tempat sampah kering dan
basah. 3) Mempersiapkan alat resusitasi : Slym zounger, penghisap dele, tabung, sungkup,
stop watch, sarung tangan, kain, handuk, selimut. 4) Mempersiapkan pakaian bayi. 5)
Melakukan PD setiap 4 jam 1 x atau indikasi inpartu 6) Menyiapkan alat penanganan
perdarahan : Sarung tangan, infuse RL, oksitoxin 20 unit 7) Memenuhi kebutuhan fisik ibu :
Makan, minum, BAK dan BAB 8) Memenuhi kebutuhan psykologis ibu dengan memberikan
dukungan persalinan 9) Menyiapkan alat (pelindung diri) untuk bidan : Mitela, masker,
barwkort, kacamata, hand scone, sepatu boot 10) Melakukan penyuluhan mengenai cara
mengejan yang efektif pada ibu, apabila ibu mengejan dengan baik akan membantu
mempercepat penurunan kepala dan pengeluaran bayi. Mengajarkan cara mengejan yang
efektif. Mengejan dilakukan pada saat datang his dan telah memasuki kala II persalinan
(kepala membuka pintu) sehingga diafragma berfungsi dengan baik, posisi mengejan: badan

ibu dilengkungkan dengan dagu menempel di dada dan mata melihat perut, ibu tidak
mengeluarkan suara, kaki di tarik ke ara badan/perut dengan kedua tangan menarik pangkal
paha dan bokong tidak diangat, sehingga posisi lithotomi dapat mempercepat penurunan
kepala. 11) Mengobservasi cara mengejan ibu Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa
nyeri yang disebabkan oleh his yang adekuat. a. Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri, nyeri
disebabkan karena adanya uterus yang akan membantu mendorong janin untuk keluar. b.
Mengajarkan cara mengatasi rasa nyeri, anjurkan ibu untuk jalan-jalan dengan bantuan
keluarga jika masih bisa. Atau ajarkan ibu untuk tidur dengan posisi miring ke kiri agar
pembukaan serviks lebih cepat. VII. EVALUASI 1. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini
2. Ruangan dan peralatan persalinan sudah dipersiapkan 3. Ibu bersedia miring ke kiri 4.
Kemajuan persalinan baik 5. Hasil pengawasan kala I dengan partograf DJJ : 140 x/mnt
TTV : TD : 110/70 mmHg Pols : 75 x/mnt RR : 22 x/mnt Temp : 370C 6. Kandung kemih
kosong 7. Frekuensi his : 3 x dalam 10 menit lamanya 20-40 detik Pengawasan Kala I Tgl
Waktu Pembukaan serviks Kondisi ibu Kondisi ibu TD Pols RR Temp Cairan obat yang
diberikan His DJJ Penurunan Ketuban penyusupan 3-2-08 11.00 2 cm 110/70 74 22 36,50C
2x 10 mnt < 20 detik 146 x/mnt 4/5 0 11.30 75 2x 10 mnt < 20 detik 145 x/mnt 12.00 74 3x
10 mnt < 20 detik 145 x/mnt 12.30 74 3x 10 mnt 20-40 detik 146 x/mnt 13.00 75 22 370C 3x
10 mnt 20-40 detik 145 x/mnt 13.30 75 3x 10 mnt 20-40 detik 145 x/mnt 14.00 74 3x 10 mnt
20-40 detik 146 x/mnt 14.30 76 3x 10 mnt 20-40 detik 146 x/mnt 15.00 6 cm 110/70 75 22
370C 3x 10 mnt 20-40 detik 146 x/mnt 2/5 Jernih KALA II Pengumpulan Data Tanggal 13
Februari 2008 Pukul 19.00 WIB S : a. Ibu mengatakan merasa ingin BAB b. Ibu mengatakan
rasa sakit semakin sering O : a. Keadaan umum b. Tanda-tanda vital TD : 120/70 mmHg RR :
24 x/mnt Pols : 80 x/mnt Temp : 370C c. His kuat, frekuensi 5 x dalam 10 menit lamanya >
40 detik d. DJJ frekuensi 148 x/mnt kuat dan teratur e. Pada pemeriksaan dalam pukul 19.00
WIB didapatkan 1) Vulva dan anus membuka, perineum menonjol 2) Portio tidak teraba 3)
pembukaan 10 cm 4) ketuban (-) 5) presentasi : kepala 6) penurunan kepala di hodge III IV
A : 1. Diagnosa G6P5A0, hamil 40 minggu, jenis tunggal, hidup, letak memanjang, puka,
presentasi kepala, inpartu kala II fase aktif Dasar : a. Ibu mengatakan ingin mengedan dan
merasa ingin BAB b. His kuat, dengan frekuensi 5 x dalam 10 menit lamanya > 40 detik c.
PD didapat pembukaan 10 cm, ketuban sudah pecah, penurunan kepala di hodge III IV 2.
Masalah Nyeri adanya his Dasar : Ibu mengatakan nyeri yang semakin kuat 3. Kebutuhan a.
Dukungan keluarga dalam proses persalinan b. Penatalaksanaan nyeri his c. Pertolongan
persalinan yang bersih, aman dan nyaman d. Pimpin ibu untuk mengedan dengan benar f.
Ajarkan ibu bernapas selama persalinan g. Pemantuan DJJ h. Lakukan pertolongan persalinan
i. Keringkan bayi j. Pemotongan tali pusat P : a. Jelaskan pada ibu bahwa ia memasuki proses
persalinan kala III b. Atur posisi ibu c. Berikan rangsangan taktil pada payudara dan injeksi
oksitosin bila kontraksi belum membaik d. Beri dukungan psikologis e. Bimbing ibu untuk
mengejan hanya saat ada his dan diselangi nafas panjang mengejan seperti ingin BAB keras f.
Pastikan kandung kemih ibu tetap kosong. g. Anjurkan ibu untuk minum disaat tidak ada his
h. Pimpin ibu mengejan selama ada his i. Observasi DJJ saat his berkurang j. Meminta ibu
bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan lahir k. Lahirkan bayi dengan menolong
kelahiran kepala l. Bayi lahir spontan pukul 19.30 WIB, jenis kelamin perempuan, BB : 2800
gram, PB : 45 cm. m. Setelah bayi lahir, keringkan bayi, potong dan ikat tali pusat. KALA III
Pengumpulan Data Tanggal 13 Februari 2008 Pukul 19.00 WIB S : a. Ibu mengatakan merasa
lega dan senang atas kelahiran bayinya b. Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya
O : a. Bayi lahir spontan pervaginam pukul 19.30 WIB, jenis kelamin perempuan, BB : 2800
gram, PB : 45 cm, Anus ada, tidak cacat. b. Apgar score menit pertama c. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/mnt Pols : 90 x/mnt Temp : 37,20C d. Plasenta belum lahir e.
Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta 1) Bentuk uterus berubah jadi bulat/glabuler 2)
Uterus naik 3) Tali pusat memanjang 4) Ada pengeluaran darah, baik semburan/mengalir 5)

Perdarahan + 150 cc f. Pada inspeksi tidak terdapat robekan jalan lahir g. Keadaan kandung
kemih kosong A : 1. Diagnosa G6P5A0, partus kala III Dasar : a. Bayi lahir pukul 19.30 b.
Plasenta belum lahir c. Pada palpasi : kontraksi uterus baik, TFU 1 jari diatas pusat d.
Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta e. Perdarahan 150 cc 2. Masalah Bila ditemukan
masalah segera dirujuk dan dikolaborasikan dengan dokter 3. Kebutuhan a. Manajemen aktif
kala III b. Lahirkan placenta c. Pemenuhan kebutuhan cairan P : a. Periksa abdomen ibu
untuk memastikan tidak ada janin lagi b. Lakukan menejemen aktif kala III 1) Berikan
oksitosin 10 unit secara IM pada 1/3 pada bagian luar 2) Lakukan PTT a) Pindahkan klem
kedua yang menjepit tali pusat sekitar 5-10 cm didepan vulva. b) Letakkan tangan pada
abdomen ibu diatas tulang pubis dengan mendorong kearah dorso kranial, sedangkan tangan
yang lainnya melakukan PTT. c) Jika sudah terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta; plasenta
berhenti berdenyut tali plasenta bertambah panjang, maka anjurkan ibu meneran untuk
membantu lahirnya plasenta d) Saat plasenta sudah terlihat pada introitus vagina, tangkap
plasenta dengan kedua tangan. Lahirkan plasenta dengan kedua tangan memutar plasenta
seperti orang mengemudi. c. Lahirkan plasenta dengan hati-hati Plasenta lahir spontan dan
lengkap pukul 19.45 WIB 1) Kotiledon dan selaput utuh 2) Panjang tali pusat : 45 cm 3)
Lebar plasenta : 14 cm 4) Berat plasenta : 1500 gr 5) Laserasi : marginal d. Jika plasenta
sudah lengkap, lakukan massase fundus selama 15 unit merangsang kontraksi. Lalu ajarkan
ibu dan keluarga untuk melakukan massase. e. Periksa adakah robekan perineum, heacting
bila ditemukan laserasi, ternyata tidak ditemukan laserasi jalan lahir. f. Observasi konraksi
uterus dan perdarahan kala III, ternyata uterus tidak berkontraksi. g. Lakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu KALA IV Pengumpulan Data Tanggal 13 Februari
2008 Pukul 20.00 WIB S : a. Ibu mengatakan senang dan bahagia atas kelahiran anaknya b.
Ibu mengatakan perutnya tidak mulas O : a. keadaan umum ibu baik b. kesadaran :
composmentis c. Tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg RR : 24 x/mnt Pols : 90 x/mnt Temp :
37,20C d. Uterus teraba lembek, kontraksi tidak ada e. Perdarahan + 400 cc f. Keaadaan
kandung kemih kosong g. Tidak terdapat luka jalan lahir A : 1. Diagnosa G6P5A0, partus
spontan pervaginam kala IV dengan atonia uteri Dasar : a. Bayi lahir spontan pervaginam
pukul 19.30 WIB b. Plasenta belum lengkap pukul 19.45 WIB c. Uterus teraba lembek,
kontraksi tidak ada d. Perdarahan 150 cc Diagnosa potensial Perdarahan PP dan syok
hemoragik Dasar : Pengeluaran darah 150 cc 2. Masalah Uterus tidak berkontraksi Dasar : a.
Uterus teraba lembek, kontraksi tidak ada b. Ada pengeluaran darah yang terus mengalir di
uterus c. Perdarahan 150 cc 3. Kebutuhan a. Pengentian perdarahan dengan KBI dan KBE b.
penggantian cairan tubuh yang hilang c. Kolaborasi dan rujukan d. Pemenuhan nutrisi dan
cairan tubuh e. Pemantuan kala IV P : a. Atur posisi ibu; yaitu trendenburg posisi kepala lebih
rendah dari kaki, kepala jangan diberi ganjalan b. Hentikan perdarahan dengan KBI c. Jika
uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2 menit,
kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan pantau ibu secara melekat selama kala IV d.
Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung, periksa ulang perineum, vagina
dan serviks apakah terjadi laserasi, jika demikian, segera lakukan penjahitan untuk
menghentikan perdarahan. e. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan
keluarga untuk melakukan KBE. f. Berikan 0,2 mg ergometrin IM/ muoprostol 600-1000
meg/rectal, jangan berikan orgemetrin pada bumil dengan hipertensi. g. Pasang infuse RL 500
yang mengandung 20 unit oksitosin, guyur dalam waktu 20 menit h. Bila masih diperlukan,
ulangi KBI i. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1-2 menit, segera rujuk ibu karena
hal ini bukan atonia sederahan. j. Sambil membawa ibu ketempat rujukan, teruskan tindakan
KBI dan infuse cairan hingga ibu tiba di tempat tujuan DAFTAR PUSATA Oxorn Harry,
1990, Ilmu Kebidanan, Patologi dan Fisiologi Persalinan, Jakarta : Yayasan Essentia medica
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Asuhan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal, Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Winkjosastro, H., 2005, Ilmu Kandungan Edisi 2 Cetakan Ke-4, YBP-

SP, Jakarta www.google.com/grandemultipara


Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai