Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan sejarah sinar-x

Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan

gelombang radio, cahaya tampak (visible light) dan sinar ultraviolet, tetapi dengan

panjang gelombang yang sangat pendek yaitu hanya 1/10.000 panjang gelombang

cahaya yang kelihatan. Karena panjang gelombangnya yang pendek, maka sinar-X

dapat menembus bahan yang tidak tertembus sinar yang terlihat (M. Akhadi,

2001).

Penemu Sinar X adalah seorang ilmuan Jerman yang sangat terkenal

dengan kemampuan dan reputasinya yang sangat baik, yang bernama Wilhelm

Conrad Rontgen. Dengan adanya penemuan Sinar X ini, namanya menjadi

semakin dikenal oleh masyarakat dunia.

Wilhelm Conrad Roentgen merupakan seorang ilmuan yang sangat ahli dalam

dunia fisika. Penemuan Sinar X yang ditemukannya ini diperkirakan dimulai

pada tahun 1895, saat Wilhelm Conrad Roentgen menemukan sebuah layar

barium platinocyanide yang bercahaya di laboratoriumnya, ketika ia sedang

melakukan generasi terhadap sinar katoda dalam tabung Crooke dengan jarak

yang agak jauh. Sinar katoda ini merupakan sinar yang terdiri dari arus elektron.

8
Pada saat itu, dia bersama dengan beberapa anggota timnya sedang membuat

rekayasa sinar katoda, dan menyorotkannya ke sebuah kaca berlapis yang terdiri

dari beberapa bahan kimia.Dan saat percobaan tersebut dilakukan, ternyata terjadi

suatu hal diluar dugaan. Sinar hasil rekayasa tersebut ternyata bisa menembus

lapisan kaca berlapis yang terdiri dari beberapa bahan kimia tadi. Padahal

seharusnya cahaya tidak bisa menembusnya.

Arus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan voltase tinggi di

antara elektrode, yang ditempatkan di masing-masing ujung tabung gelas, dan

kemudian mengosongkan udara yang ada di dalamnya, dengan cara menutup

tabung sinar tersebut dengan kertas hitam tebal.Seharusnya didalam penelitian

tersebut tidak ada cahaya yang terlihat dari tabung meskipun sinar listrik telah

dinyalakan. Akan tetapi, apa yang dipikirkan tidak sesuai dengan kenyataan yang

terjadi. Kekeliruan akan hasil penemuan inilah yang menjadi awal sejarah

ditemukannya Sinar X, yang dianggap sebagai penemuan penting yang tak

disengaja.

Sejak kejadian tersebut, Wilhelm Conrad Rontgen akhirnya memutuskan

untuk meningalkan penelitian awalnya, dan memilih untuk fokus pada gelombang

elektromagnetik baru yang ditemukannya secara tidak sengaja.Rontgen mulai

menuliskan kertas kerja pertamanya pada bulan Desember 1895. Dan tanpa harus

menunggu lama, laporan Rontgen tersebut langsung menarik minat dan perhatian

ilmuwan lainnya untuk melakukan penelitian yang sama terhadap Sinar X

tersebut.

9
Hanya dalam beberapa bulan saja, ratusan ilmuwan mulai melakukan

penelitian terhadap sinar x yang ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen.

Penamaan Sinar X pada penemuan Rontgen ini, dibuat sesuai dengan

keberadaannya yang masih sangat misterius saat pertama kali muncul. Dalam

dunia matematika, “X” adalah lambang dari sesuatu yang belum atau tidak

diketahui.

2.1.1 Proses terjadinya sinar-X

Adanya aliran listrik yang masuk kedalam tabung sinar-X, akan

memanaskan filamen. Pemanasan filament akan menyebabkan filament menjadi

berpijar, sehingga elektron-elektron bergerak dari atom-atom filament tersebut

dan membentuk kabut electron atau ruang muatan disekitar electron . Semakin

berpijar filamen, semakin banyak pelepasan electron. Pada keadaan demikian, jika

antara anoda dan katoda diberi beda potensial yang tinggi , maka electron-elektron

yang terlepas tadi akan bergerak dari katoda ke anoda dengan kecepatan tinggi .

Sinar-X yang dihasilkan bergerak kesegala arah di dalam tabung, sebagian besar

sinar-X yang dibentuk tersebut dipusatkan pada daerah kecil di permukaan anoda

dengan cara menetapkan sebuah cawan kecil yang terbuat dari molybdenum yang

mengelilingi filamen. Cawan tersebut bermuatan negative untuk membatasi

electron sehingga menyatu dan hanya sebagian kecil sinar-X yang dihasilkan

melewati lubang keluar . Sinar-X yang terlepas ini melewati filter yang akan

menyerap sinar-X yang tidak berguna yaitu sinar-X dengan energi yang rendah.

Selanjutnya sinar-X melewati collimator yang terbuat dari timah yang mana akan

10
membatasi penyebaran sinar . Kemudian , sinar-X akan melewati cone mengarah

film dengan melewati obyek .

2.1.2 Sifat-Sifat Sinar-X

1) Memiliki panjang gel. Yang sangat pendek yaitu antara 10-13 – 10 -10

nanometer (nm).

2) Mempunyai energi yang besar yaitu antara 10 4 s/d 105 elektronvolt

(ev), sehingga mampu untuk menembus bahan.

3) Mengalami atenuasi ( perlemahan ) setelah menembus bahan.

4) Tidak terlihat, tidak terasa, dan tidak berbau.

5) Dapat memendarkan suatu bahan tertentu ( mis : posfor )

6) Tidak terpengaruh oleh medan magnet ataupun medan listrik.

7) Dapat menghitamkan emulsi film.

8) Mempunyai efek terhadap sel-sel hidup.

9) Apabila mengenai suatu materi akan dipantulkan, diserap, dan atau

diteruskan.

2.1.3 Syarat-Syarat Terjadinya Sinar-X

1) Tabung Vacum

2) Tegangan Tinggi/Beda Potensial

3) Adanya Awan Electron

4) Adanya Tabung Dioda

11
2.1.4 Komponen Tabung Sinar-X

Gambar 2.2 Komponen Utama Tabung Sinar X

1. Katoda

Katoda terbuat dari nikel murni dimana celah antara 2 batang katoda

disisipi (filament) yang menjadi sumber elektron pada tabung sinar-x.

Bagian yang mengubah energi kinetik elektron yang berasal dari katoda

adalan sekeping logam yang ditanam pada permukaan anoda. Arus yang

diberikan pada tabung sinar-x dalam kisaran miliamper (mA) berfungsi

untuk memijar filament sehingga terbentuk awan elektron pada filament.

Selanjutnya beda potensial dalam kisaran kilo voltage (kV) berfungsi

memberikan energi kinetik pada elektron-elektron tersebut.

2. Anoda

Anoda atau elektron positif bisa juga disebut sebagai target, anoda

berfungsi sebagai tempat tumbukan elektron. Ada 2 macam anoda yaitu

anoda diam dan anoda putar. Anoda angel (sudut anoda) adalah sudut pada

permukaan bidang target yang dapat dijadikan pusat sumbu sinar yang

terbentuk pada bidang atau area terbentuknya sinar-x.

12
3. Focusing Cup

Fosucing cup ini sebenarnya terdapat pada katoda yang berfungsi

sebagai alat untuk mengarahkan elektron secara konvergen ke target agar

elektron tidak terpancar kemana-mana.

4. Oil

Oil ini adalah komponen yang cukup prnting pada tabung sinar-x

karena saat elektron menabrak target pada anoda, energi kinetik elektron

yang berubah menjadi sinar-x hanyalah 1% selebihnya berubah menjadi

panas, jadi disinilah peran oil sebagai pendingin tabung sinar-x.

5. Window

Window atau jendela adalah tempat keluarnya sinar-x, window

terletak dibagian bawah tabung, tabung bagian bawah dibuat lebih tipis dari

tabung bagian atas agar sinar-x dapat keluar.

6. Rotor dan Stator

Rotor berfungsi sebagai pemutar anoda pada roating anoda.

perputaran disebabkan karena adanya medan magnet dan lilitan kawat email

pada rotor, sedangkan stator biasanya mengelilingi rotor. Stator berupa

gulungan kawat tembaga yang berinteraksi dengan angker dan membentuk

medan magnet untuk mengatur perputaran rotor.

7. Glass Metal Envalope (Vakum Tube)

Glass metal envalope adalah tabung yang gunanya membungkus

komponen-komponen penghasil sinar-x agar menjadi vacum atau kata

lainnya menjadikannya ruang hampa udara.

13
8. HTT (High Tension Transformer)

High tension transformer berfungsi untuk memberikan beda potensial

pada tabung rontgen high tension cable, high tension cable yang lain untuk

memberikan beda potensial antara anoda dan katoda pada x-ray tube.

2.1.5 Kaset Rontgen

Gambar 2.3 Kaset Rontgen

Kaset memili berbagai fungsi, diantaranya adalah: melindungi intensyfing

screen dari kerusakan akibat tekanan mekanik, menjaga intensyfing screen dari

kotoran dan debu. Selain itu kaset juga berfungsi menjaga agar film dapat dengan

rapat menempel pada kedua intensyfing screen yang terletak di depan dan

belakang kaset tersebut secara sempurna serta membatasi radiasi hambur balik

dari belakang kaset.Kaset memilki berbagai macam ukuran. Diantaranya adalah

berukuran : (18 X 24) cm, (24 X 30) cm, (30 X 40) cm, (35 X 35) cm dan (35 X

43) cm. Penggunaan berbagai macam kaset ini ditentukan oleh objek yang akan

di periksa.

14
2.1.6 Film Rontgen

Gambar 2.4 Film Rontgen

Film merupakan alat yang dapat digunakan untuk mencatat gambaran

secara permanen yang terbuat dari bahan – bahan khusus (Bushong, 2001). 

2.1.7 Grid

Gambar 2.5 Grid

Grid adalah suatu alat bantu pemeriksaan yang terdiri dari lempengan garis-

garis logam yang bernomor atom tinggi (biasanya timbal) yang disusun berjajar

satu sama lain dan dipisahkan oleh bahan penyekat atau interspace material yang

dapat ditembus sinar-X.

Grid digunakan untuk memperbaiki kontras dengan cara mengeliminasi

radiasi sekunder agar tidak sampai ke film , idealnya meneruskan semua foton

utama  yaitu foton yang berasal dari focal-spot dan menolak semua foton yang

sekunder .

15
2.1.8 Marker

Gambar 2.6 Marker

Dalam radiogaraf wajib menyertakan marker secara benar sebagai penanda

bagian tubuh pasien. Marker sendiri biasanya terbuat dari timah dan ditempatkan

langsung pada IR.Marker terlihat opak (putih) pada gambaran radiograf bersama

dengan bagian tubuh yang diperiksa.Pemberian marker tidak boleh tulis tangan

“R” atau “L” di radiograf setelah pengolahan.

2.1.9 Apron

Gambar 2.7 Apron

Apron merupakan baju pelindung yang terbuat dari bahan timbal yang digunakan

untuk pemeriksaan radiografi atau fluoroskopi yang harus menyediakan sekurang-

kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb. Tebal kesetaraan timbal harus diberi

tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut.

2.1.10 Computed Radiography (CR)

Computer Radiography adalah proses merubah sistem analog pada

konvensional radiografi menjadi digital radiografi. Pada sistem CR data analog

16
dikonversi kedalam data digital pada saat tahap pembakitan energi yang

teperangkap di dalam imaging plate dengan menggunakan laser, selanjutnya data

digital berupa sinyal sinyal ditangkap oleh photo multiplier Tube (PMT)

kemudian cahaya tersebut digandakan dan diperkuat intensitasnya setelah itu

diubah menjadi sinyal elektrik yang akan di konversi dalam data digital oleh

Analog Digital Converter (ADC).

Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabungan antara

film radiografi dan screen, akan tetapi pada computer radiografi menggunakan

imaging plate.Walaupun imaging plate secara fisik terlihat sama dengan screen

konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda, karena pada

imaging plate berfungsi untuk menyimpan energi sinar X ke dalam photo

stimulable phospor dan menyampaikan informasi gambar kedalam bentuk data

digital. Komponen-komponen yang terdapat pada CR adalah:

1. Kaset

Kaset pada CR terbuat dari carbon fiber dan bagian belakang terbuat

dari alumunium, kaset ini berfungsi sebagai pelindung dari imaging

plate.

2. Imaging plate

Merupakan komponen utama pada system CR yang berfungsi

menyimpan energy sinar X, imaging plate terbuat dari bahan phospor.

17
Proses pembentukan gambaran yang terjadi pada imaging plate

melalui beberapa tahapan:

a. Exsposure

Imaging plate diletakkan di dalam kaset, setelah itu kita lakukan

exsposi dengan menggunakan sinar X,Sinar X yang menembus

objek akan mengalami atenuasi sehingga imaging dari sinar X

tersebut ditangkap oleh imaging plate dalam bentuk data digital.

b. Stimulasi

Bayangan tersebut kemudian di stimulasi dengan photo

stimulable phospor yang fungsinya untuk mengubah bayangan

laten pada IP menjadi cahaya tampak.

c. Reader (pembacaan)

Dengan menggunakan photo multiplayer cahaya tampak tersebut

di tangkap dan digandakan serta diperkuat intensitasnya

kemudian diubah menjadi sinyal eletrik.Kemudian sinyal-sinyal

ini di rekonstruksikan menjadi sebuah gambaran yang dapat di

lihat oleh layar monitor.

d. Irasure ( penghapusan)

Setelah proses pembacaan selesai, data gambaran pada imaging

plate secara otomatis akan dihapus oleh intense light sehingga

imaging plate dapat di gunakan kembali.

18
2.2 Efek Radiasi Terhadap Tubuh Manusia

Dilihat dari interaksi biologi, maka secara biologis efek radiasi dibedakan atas:

1. Berdasarkan jenis sel yang terkena paparan radiasi. Sel dalam tubuh

manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel genetik adalah sel

telur pada perempuan dan sel sperma pada laki laki, sedangkan sel

somatik sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh.

a. Efek genetik adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari

individu yang terkena paparan radiasi.

b. Efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu

yang terpapar radiasi.

2. Berdasarkan dosis radiasi, bila ditinjau dari dosis radiasi efek radiasi

dibedakan atas efek stokastik dan efek deterministik.

a. Efek stokastik adalah efek yang penyebab timbulnya merupakan

fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis

ambang, timbul setelah melalu masa tenang yang lama,

keparahannya tidak bergantung pada dosis radiasi.

b. Efek deterministik, adalah efek yang kualitas keparahannya

bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang

dilampaui. Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel

akibat dari paparan radiasi. Ciri-ciri efek deterministik: mempunyai

dosis ambang timbul beberapa saat setelah radiasi, adanya

penyembuhan spontan.

19
2.3 Anatomi dan Patologi Antebrahi

2.3.1 Anatomi Ossa Antebrahi


Antebrachi terdiri dari dua tulang panjang yaitu tibia dan fibula , namun

kita harus memperhatikan syarat pada setiap pemerksaan tulang panjang, selain

objek inti yang kita foto, kedua persendian tulang harus tampak. Jadi pada

pemeriksaan cruris kita juga perlu mengetahui tulang tarsal yaitu sendi bawah

pada pergelangan kaki dan juga sendi lutut yaitu 1/3 distal femur.

Bagian-bagian tulang Tibia (Tulang kering) (Pearce Evelyn C, 2013): a.

Epiphysis Proximalis (Ujung atas) Bagian ini melebar secara transversal dan

memiliki permukaan sendi superior pada tiap condylus, yaitu condylus lateral.

Ditengah-tengahnya terdapat suatu peninggian yang disebut eminenta

intercondyloidea. b. Diaphysis (Corpus) Pada penampang melintang merupakan

segitiga dengan puncaknya menghadap ke muka, sehingga corpus mempunyai tiga

sisi yaitu margo anterior (disebelah muka), margo medialis (di sebelah medial),

dan crista interossea (di sebelah lateral) yang membatasi facies lateralis, facies

posterior dan facies medialis. Facies medialis langsung terdapat dibawah kulit dan

margo anterior disebelah proximal. c. Epiphysis diatalis (ujung bawah) Ke arah

medial bagian ini kuat menonjol dan disebut maleolus medialis (mata kaki).

Epiphysis distalis mempunyai tiga dataran sendi yang horizontal (facies articularis

inferior) dan di sebelah lateral terdapat cekungan sendi (incisura fibularis).

Gambar 2.3 Tulang Tibia Fibula (Wibowo Daniel,2013). Tulang Fibula adalah

tulang betis yang berada disebelah lateral tungkai bawah. Ujung atas berbentuk

kepala dan bersendi dengan bagian belakang sebelah luar dari tibia tapi tidak ikut

20
dalam formasi lutut. Ujung bawah memanjang menjadi maleolus lateralis. Seperti

tibia, arteri yang memperdarahinya adalah arteri tibialis posterior.

2.3.2 Patologi Antebrachi

1. Fraktur

Fraktur adalah suatu keadaan dimana terjadinya disintegrasi

tulang.Penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan tetapi factor lain

seperti proses degenerative juga dapat berpengaruh terhadap fraktur.

2. Dislokasi

Dislokasi adalah cedera pada sendi yang terjadi ketika tulang bergeser

dan keluar dari posisi normalnya. Seluruh sendi pada tubuh dapat

mengalami dislokasi, termasuk sendi bahu, jari, siku,lutut, pinggul, dan

pergelangan kaki.

3. Corpus alienum

Corpus alienum adalah masuknya benda asing.

21
2.4 Teknik Pemeriksaan Antebrachi

2.4.1 Proyeksi AP

Pada proyeksi AP antebrachi ini kaset yang digunakan harus cukup untuk

mencakup seluruh lengan dari prosesus olecranon ulna sampai prosesus styloid

radius. Kedua gambar antebrachi dapat diambil pada satu kaset dengan membagi

kaset menjadi dua bagian. Harus memperhatikan penempatan identifikasi pasien

sehingga tidak ada bagian dari gambar radiografi yang terpotong.

Kaset :

 Kaset yang digunakan pada proyeksi AP adalah 24 x 30 cm untuk dua

proyeksi.

Posisi Pasien :

 Pasien diatur duduk di samping meja radiografi dan cukup rendah untuk

menempatkan seluruh lengan pada bidang yang sama.

Posisi Objek :

 Atur antebrachi pada posisi supine, ekstensikan siku, dan pusatkan

pertengahan kaset pada pertengahan antebrachi. Pastikan kedua persendian

masuk pada kaset.

 Sesuaikan kaset sehingga sumbu panjang sejajar dengan antebrachi.

 Pada pasien yang lateral sampai anebrachi berada dalam posisi true.

22
 Karena proksimal antebrachi umumnya dalam posisi ini memutar, raba

dan sesuaikan epicondylus humerus sampai berjarak sama dari kaset.

 Pakaikan pasien apron untuk poteksi radiasi.

Arah Sinar :

 Tegak lurus kaset pada mid antebrachi.

Tampilan Struktur :

Sebuah proyeksi AP antebrachi menunjukkan elbow joint, radius ulna, dan baris

tulang carpal proksimal sedikit mengalami pemendekan.

KRITERIA EVALUASI

Berikut ini Kriteria radiograf yang harus nampak pada proyeksi Ap antebrachi :

a. Pergelangan tangan dan distal humerus nampak.

b. Sedikit superimposisi caput, colum, tuberosity radial, pada daerah

proksimal ulna.

c. Tidak ada perpanjangan atau foreshortening dari epicondyles humeri.

23
d. Memungkinkan elbow joint terbuka jika shoulder ditempatkan pada

bidang yang sama dengan antebrachi.

e. Densitan yang sama antara daerah distal dan

proksimal antebrachi.

2.4.2 Proyeksi Lateral

Harus memperhatikan penempatan identifikasi pasien sehingga tidak ada

bagian dari gambar radiografi yang terpotong.

 Ukuran Kaset : Pada projeksi lateral antebrachi digunakan 18 x 43 cm

tunggal; 35×43 cm dibagi dua memanjang. Tapi di indonesia digunakan

kaset 24 x 30 cm dibagi dua .

 Posisi Pasien :

 Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dan rendahkan humerus,

shoulder joint, dan elbow joint sejajar pada bidang yang sama.

24
Posisi Objek :

 Fleksikan elbow 90 derajat, dan pusatkan antebrachi di atas setengah

permukaan kaset yang membuka dan sejajar dengan long axis antebrachi.

 Pastikan bahwa kedua sendi masuk pada gambaran radiograf.

 Atur lengan pada posisi true lateral position. Sisi ibu jari dari tangan harus

berada di atas.

 Pakaikan apron pada pasien untuk mengurangi dosis radiasi.

Arah Sinar :

 Tegak lurus kaset pada mid point antebrachi.

Tampilan Struktur :

Proyeksi lateral menunjukkan tulang dari antebrachi, elbow joint, dan baris

proksimal tulang carpal.

KRITERIA EVALUASI

Berikut ini gambaran radiograf yang nampak pada proyeksi lateral antebrachi :

25
a. Pergelangan tangan dan distal humerus nampak.

b. Superposisi dari radius dan ulna pada ujung distal.

c. Superimposisi oleh caput radial di atas prosesus koronoideus.

d. Radial tuberositas menghadap depan.

e. Epicondilus humerus superposisi.

f. Elbow fleksi 90 derajat.

g. Tampak soft tissue dan trabecula tulang di sepanjang poros radial dan

ulnaris.

26

Anda mungkin juga menyukai