Anda di halaman 1dari 48

RADIOLOGI DASAR

Sekilas proses awal mulanya terjadinya radiasi


Sinar Rontgen pertama kali diketemukan oleh W.C . Rontgen seorang berkebangsaan
Jerman pada Th…… beliau mengadakan penelitian atau percobaan pada sebuah tabung
hampa udara dengan desain model dua kutub . kutub positip diberi nama anoda dan dan
kutub negatip diberinama katode .

Kemudian Anoda dan Katoda pada bagian tesebut diberikan tegangan atau arus listrik
hingga ribuan volt dimana kutub anoda diberikan tegangan positip atau lebih besar
sedangkan kutub katoda diberikan tegangan negatip atau lebih kecil dibanding dengan
kutub Anoda

Pada saat kutub negatip diberikan tegangan , karena pada kutub negatip tersebut atau
katoda terbuat dari bahan tungstem dan didesain seperti kawat wolfram seperti filament
pada lampu pijar . maka saat diberikan arus dan tegangan filament tersebut akan menyala /
berbendar seperti layaknya lampu pijar .

Proses terbut sekarang dikenal dengan preheating atau pemanasan tabung dimana pada
proses tersebut filament menghasilkan electron hingga berjuta-juta electron.

Kutub Anoda pada saat diberikan tegangan positip arus listrik akan menarik electron pada
katoda / filament sehingga menabrak anoda , karena jumlah dan tegangan yang diberikan
cukup tinggi maka jutaan electron tersebut akan menabrak/menumbuk Anoda sehingga
menimbulkan panas yang cukup tinggi selain itu ada efek bremstahlung dan efek photon
pada bahan anoda tersebut sejhingga menimbulkan radiasi/ sinar yang dikenal dengan
Radiasi sinar X ( sinar Rontgen sesuai dengan nama yang menemukan ).

Pada proses fisika dimana saat terjadinya sinar X itu timbul karena sifat suatu bahan dari
suatu metal / logam jika di bombardier oleh bahan lain maka akan terjadi perpindahan
electron pada bahan tersebut kesetimbangan suatu electron akan tetap dipertahankan.
Mana kala electron pada bahan tersebut mengalami perpindahan maka kestabilan electron
tersebut akan memancarkan suatu energy photon / photon energy.
Seiring dengan perkembangan jaman maka tabung yang semula sederhana dilengkapi
dengan berbagai pengaman dan fungsi yang bermacam macam fariasi dari sisi bentuk , sifat
bahan , model pendingin dengan system kontrol pemberian tegangan yang fariatip.

Bagian komponen dari tube Xray adalah :

Gbr 6. Tube Xray :


1. Rotor / anoda putar
2. Katoda / filamen tube
3. Kabel filamen tube
4. Konektor Anoda
5. Konektor Katoda
6. Stator Anoda
7. Window/celah /jendela tube
8. Housing tube
9. Chamber tube
10. Colimator tube
11. Singgle beam & double beam pengatur kolimator
12. Lampu kolimator
13. Simulasi X ray Beam/ visible beam
1. Anoda : ( Anoda tube )

Merupakan kutub positip dari tabung rontgen ( tabung X Ray ) . Anoda terbuat dari
bahan dasar Rhenium dan Tungstem merupakan bahan dengan titik lebur yang
cucup tinggi dan memiliki nomer atom yang tinggi karena sifat yang demikian maka
Anoda mampu menahan panas hingga ribuan derajat Kelvin dan mampu diberikan
tegangan hingga dalam satuan KV ( Kilo Volt )

Anoda dibuat seperti lempengan/ cakram dimana fungsinya dapat menahan laju
electron yang ditembakan dari filament / katode.

Mana kala jutaan electron –elektron dari filament ( kutub Negatip ) diberikan
tegangan positip pada Anoda maka dengan kecepatan yang sangat tinggi pada
lintasan tabung hampa electron tersebut akan tertarik dan menabrak/ menumbuk
bidang target anoda.

Elektron akan menabrak/menumbuk sampai lapisan kulit dari bahan anoda tersebut
hingga lapisan kulit yang paling dalam . Proses fisika akan terjadi seperti diceritakan
di awal , Elektron menembus bahan dari Anoda tersebut akan mengakibatkan
adanya energy yang dipancarkan oleh electron bahan anoda tersebut. Efek yang
demikian dinamakan efek photon dan efek bremstahlung. Adapun prosentase dari
akibat benturan tersebut 99 % adalah panas sedangkan 1 % adalah radiasi.

Efek lain dari hal tersebut diatas jika tumbukan tersebut berulang-ulang maka akan
timbul berkas pada satu titik dan ini akan merusak lempengan anoda yang akan
mempengaruhi kwalitas dari radiasi

Kwalitas radiasi ditentukan dari jumlah pancaran elektron filament dan bidang target
dari anoda . Radiasi yang dihasilkan dikatagorikan ada 2 yaitu (Radiasi Primer dan
Radiasi Sekunder )

Manakala radiasi dengan energy intensitas yang cukup tinggi dinamakan Radiasi
Primer sedangkan Radiasi dengan energy intensitas yang rendah dinamakan Radiasi
Sekunder.

Radiasi Sekunder tidak dapat dimanfatkan pada pesawat Rontgen untuk itu perlu
adanya filter pada pesawat rontgen agar radiasi sekunder tersebut tidak mengenai
objek atau film rontgen . radiasi tersebut jika mengenai object akan meninbulkan
bahaya pada tubuh secara akumulatif sedangkan pada film rontgen akan
menimbulkan noise pada gambaran di film.

Model dan bentuk Anoda :


Karena Anoda merupakan bidang target electron maka desain dan pengaman yang
dibuat agar usia ( life Time ) anoda cukup handal maka perlu adanya system
pendingan salah satunya dengan system anoda diputar ini penting karena proses
rambatan panas akan lebih cepat dingin ke bagian lain dan berkas yang ditimbulkan
tidak pada satu tempat saja.

Adapun macam dan bentuk sbb :

1. Anoda diam dengan satu bidang target

2. Anoda putar dengan satu bidang target

3. Anoda putar dengan dua bidang target

1. Anoda diam dengan satu bidang target dimiliki oleh pesawat dengan spesifikasi
KV dan mAs yang relatip kecil biasanya pada pesawat Panoramic dan Pesawat
Dental X Ray.

2. Anoda putar dengan satu bidang target dimiliki oleh pesawat dengan spesifikasi
KV dan mAs yang relatip cukup untuk soft tissue ( jaringan lunak ) misalnya
pesawat Mamography dan mobile X ray

3. Anoda putar dengan dua bidang target dimiliki oleh pesawat dengan spesifikasi
KV dan mAs yang tinggi misalnya pesawat general Purpose, Multi Purpose . dan
CT Scan, Angiography.

Tujuan dari diputar agar :


- umur Anoda cukup lama dan awet. Karena elektron tidak menumbuk pada satu
titik
- mempercepat proses penyerapan panas
Gbr 1 a Gbr 1 b

2. Katoda : ( Katoda tube )

Merupakan kutub Negatip dari tabung sinar X ( tabung Rontgen ) . katoda dibuat dari
bahan dasar tungstem dan didesain seperti kawat lampu pijar mana kala diberikan
tegangan atau arus listrik akan mengalami pendaran pada bahan tersebut yang dikenal
dengan istilah preheating atau pemanasan filament.

Bentuk pendaran pada katoda merupakan penghasil elektron yang jumlahnya jutaan
mana kala semakin panas atau semakin lama diberikan tegangan dan arus maka
semakin banyak electron yang dihasilkan .menandakan kwalitas electron semakin baik.

Pancaran electron dapat dibentuk sesuai dengan model dari pada tabung tersebut atau
dikenal istilahnya dengan focusing Cup . yang berfungsi agar pancaran electron dapat
focus sesuai dengan bidang pancarannya

Macam –macam focusing cup pada tabung Rontgen :

1. Single Focus ( satu pancaran focus )/ SF

2. Double Focus ( dua pancaran focus )/ LF

Single focus pada tabung merupakan satu focus yang dimiliki oleh filamen tabung pada saat
electron tersebut dipancarkan maka akan mengenai bidang target pada satu tempat sesuai
dengan sudut pancaran dan sudut bidang target. Sedangkan Double focus pada tabung dua
focus yang dimiliki oleh filament tabung pada saat electron tersebut dipancarkan maka akan
mengenai bidang target pada dua tempatsesuai dengan sudut pancaran dan sudut bidang
target. Namun proses kerjanya untuk double focus tidak bisa bersama sama /sekaligus
kedua focus tersebut bekerja harus sendiri sendiri ( tidak bersamaan karena harus
mengalami pemilihan oleh operator alat). Adapun tegangan yang diberikan pada katoda
merupakan tegangan yang lebih kecil dari pada Anoda , sesuai dengan fungsi Katoda sebagai
muatan Negatip dari pada tabung Rontgen . Kisaran tegangan yang diberikan antara 12 Volt
hingga 16 Volt AC , ini sudah cukup untuk memendarkan filament pada tabung tersebut.
Semakin aman suatu tabung Rontgen agar filament tersebut tidak mudah putus akibat
tegangan maka semakin kompleks rangkaian pada filament yang didesain. Ini penting bagi
pembuat produk pesawat rontgen karena untuk menjamin garansi selama setahun atau life
time dari tabung tersebut mengingat proses pembuatan tabung saat ini hanya 2 pabrik dan
harganya cukup mahal. Kisaran 350 juta – 800 juta rupiah.

Istilah double focus ( dua pancaran focus ) terdiri dari focus besar ( Large Focus ) dan focus
kecil ( Small Focus ) dimana :

- Pada focus besar ( Large Focus ) kisaran kemampuan pesawat pada saat diberikan
tegangan ke Anoda maupun Katode ( filament ) dengan factor Ekspose hingga
maksimal kemampuan tube ( Misal pesawat tersebut 125 KV dengan 500 mA maka
pesawat tersebut dapat diexpose dengan 95 KV , 450 mA dan 0,1 sekon ) namun ini
jarang dilakukan kecuali untuk pasien dengan ketebalan objek yang cukup tingggi
( Big Weight )

- Pada focus kecil ( Small Focus ) kisaran kemampuan pesawat pada saat diberikan
tegangan Ke Anoda maupun Katode ( filament ) dengan factor Ekspose hingga
maximal kemampuan tube ( misal sama dengan spek pesawat diatas dapat di
ekspose dengan 95 KV & < 250 mA dan 0,1 sekon ) hal ini biasanya dilakukan dengan
system interlock manakala system berubah dari focus besar jika kondisi awal 95 KV
& > 250 mA 0,1 Sekon dirubah ke focus kecil maka factor ekspose akan berubah
secara otomatis . atau Fault/ error jika jika pesawat tersebut tidak bisa secara
otomatis ini penting untuk mengamankan kondisi filament pada tabung tersebut
agar tidak putus akibat tegangan yang over/ melebihi kemampuan filament tabung
pada focus kecil.

- Pada SF kapasitas daya yang dapat diberikan lebih rendah dari pada LF dengan kata
lain jika tegangan pada filamen tersebut sama maka arus maximum yang diberikan
pada kedua filamen tersebut berbeda dimana SF lebih kecil dari pada LF (arus Sf <
arus Lf ).
- Sesuai fungsinya maka gambar yang dihasilkan dari hasil pemotretan ( imaging )
lebih tajam SF dari pada LF ( detail SF > detail LF )
- Focusing cup merupakan wadah dari filamen yang berfungsi untuk memfocuskan
berkas elektron
Gbr 2 a Gbr 2 b Gb 2 c

Gbr .blok rangkaian filamen dengan double fokus


Utk warna biru rangkaian fokus besal sedangkan utk warna merah rangkaian fokus kecil
Gbr rangkaian filamen dengan double fokus yang lain.
SW merupakan saklar/switch yang berfungsi memilih filamen : apakah fokus kecil atau fokus
besar

3. Glass tube ( tabung kaca )

Pada bagian ini merupakan wadah /tempat dari anoda tube dan katoda tube
Dibuat hampa udara yang berfungsi sebagai lintasan elektron/ tempat jalan nya
elektron . dapat menahan panas yang cukup tinggi ( < 1000° K )

Gbr 3 a Gbr 3 b

4. Rotor Anoda putar :


Merupakan bagaian rotor motor dari tangkai dari anoda putar. Dapat berputar saat
diberikan tegangan melalui tombol ready dari Hand swicth pada pesawat rontgen.
Bagian ini merupakan satu kesatuan dari tangkai anoda tube dan letaknya pada
bagian dalam tabung ( insert tube )
Gbr 5 a Gbr 5 b
5. Stator Anoda putar :
Gbr 5 c Gbr 5 d

Gbr 5 e Gbr 5 f
Merupakan bagian stator motor yang terdapat diluar dari glasstube/ luar tabung
( insert tube )

Untuk pesawat rontgen dengan dual tube ,


Pesawat general purpose /multi purpose dengan floroscopy dan ceiling tubedimana
coil/gulungan yang disebut sebagai stator ,untuk dua tabung( dual tube ) anoda putarnya
digambarkan seperti blok diagram di bawah ini

Gbr 5 G

Gbr 5 H

Gbr 5 I
6. Housing Tube :
Bagian ini merupakan bagian luar tube rontgen yang terbuat dari besi yang
melindungi glass tube
Diantara glass tube dan Housing tube terdapat :
1. Oli yang berfungsi sebagai pendingin dari glasstube dan juga sebagai isolator
dari terminal kutub positip dan terminal kutub negatip dari glasstube
tersebut.
2. selubung Pb ( Plumbum = timah hitam ) berfungsi sebagai proteksi radiasi
yang dihasilkan dari glasstube tersebut.
3. Window merupakan celah atau jendala sebagai jalan keluarnya radiasi yang
dihasilkan dari glasstube xray tersebut.
4. terminal konektor anoda dan terminal konektor katode tube merupakan
penghubung kabel tegangan tinggi dari tabung rontgen.
5. Below swicth merupakan thermistor yang berfungsi sebagai swicth. Swicth ini
akan terbuka posisinya saat panas yang dihasilkan dari glasstube tersebut
tinggi.
6. Chamber merupakan membran yang terbuat dari bahan karet yang lentur
dan tahan panas.
7. Filter pada pelapisan filter yang disesuaikan dengan produksi radiasi / kemampuan
KV dan mAs yang ada pada pesawat
Semakin tinggi kemampuan KV dan mAs maka semakin tebal filter yang dipakai .
filter ini berfungsi untuk memfilter radiasi sekunder , radiasi hambur yang dihasilkan
oleh tabung rontgen .
Tebal tipis filter antara 0,1 ml Al, 1 mm Al, 1,5 mm Al hingga 2 mm Al.

Gbr ad.5 Gbr ad 3


Gbr ad 6 Gbr ad 7

Gbr ad 4.1 Gbr ad 4.2

Kolimator tube :
Merupakan bagian dari pesawat rontgen yang menyatu pada tube dimana pada bagian ini
berfungsi untuk membatasi luas lapangan penyinaran dari radiasi yang dihasilkan pesawat
rontgen.
Bagian ini dapat diatur oleh operator /radiografer dan radiolog sebagai petugas dimana
besar buka tutup kolimator disesuaikan dengan objek yang akan disinari atau difoto. Ini
dilakukan agar radiasi yang diperlukan untuk memfoto organ tidak mengenai bagian organ
lain yang tidak diperlukan untuk difoto karena bahaya radiasi.

Kolimator tube terdiri dari :


1. Lampu kolimator yang berfungsi sebagai simulasi penyinaran yang dapat dilihat
batasan dari organ yang akan difoto / disinari
2. sigle frame dan double frame dan iris merupakan pengatur batas penyinaran yang
dapat terbuka maupun dapat tertutup sesuai petugas/operator/radiografer yang
akan mengatur bagian ini terbuat dari bahan Pb , dimana bahan Pb tersebut dapat
menahan radiasi agar tidak mengenai objek .
3. Cermin /kaca yang diletakkan pada bagian dalam colimator persis pada lobang
window /jendela /celah yang berfungsi memantulkan cahaya lampu sebagai simulasi
dari radiasi.
4. Rangkaian Timer merupakan Pewaktu dari nyalanya lampu colimator agar lampu
awet
Kabel HTT :
Merupakan kabel yang menghubungkan tube dengan trafo tegangan tinggi . dimana kabel
ini mampu dialiri tegangan hingga 125 KV dengan arus maximal 800 mA . kabel ini
merupakan kabel khusus yang hanya dapat dipakai pada pesawat rontgen .

HTT ( High Tension Transformer ) trafo tegangan tinggi :


Merupakan trafo tegangan tinggi dimana pada trafo ini sama seperti trafo tegangan tinggi
lainnya .
Bagian dari Trafo ini terdiri dari :
1. Kumparan Primer / lilitan primer dengan jumlah lilitan lebih sedikit dari sekunder
2. Kumparan sekunder / lilitan sekunder dengan jumlah lilitan lebih banyak dari lilitan
primer
3. Adapun perbandingan jumlah lilitan primer : lilitan sekunder minimal : ( L1 : L2 =
1 : 1000 )
4. Tegangan yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan diberikan dari HTT ke
Tube X ray.
5. Selain itu pada HTT juga terdapat Filamen trafo dimana fungsi dari filament trafo
berfungsi untuk memberikan tegangan ke filament pada tube
6. Sebelum sampai ke filament tube , tegangan tinggi dari HTT akan diberikan ke
Anoda untuk tegangan yang positip ( lebih besar ) dari tegangan Katode

Gbr ad 1,2,3,4,
Gbr ad 5,6.

Kontrol Table :

Merupakan bagian dari unit control yang didalamnya terdiri dari :


1. Pengaturan KV
2. Pengaturan mA
3. Pengaturan Waktu Penyinaran
4. Tombol Push Butom ( handswitch )
5. KV Meter
6. mA Meter
7. Pilot Lamp X Ray
8. Meter LV
9. Selektor LV
10. mAs meter

Meter LV ( Line Voltage ):


Merupakan meter penunjuk tegangan input yang menandakan tegangan line / jala-jala PLN
yang sesungguhnya , dimana jika tegangan PLN naik atau turun dapat dilihat perubahan
penyesuaiannya dapat diatur dengan melihat meter penujuk tersebut.
Biasanya diberi tanda segitiga atau square yang menyatakan pada tanda tersebut meter
penunjuk diarahkan. Dengan mengatur selector LV
Tapi ada juga alat rontgen yang tidak memiliki bagian tersebut, karena sudah automatic
pengaturan LVnya.

LV ( Line Voltage ) & Autotrafo :


Bagian input dari pesawat rontgen adalah tegangan line yang di dapat dari jala-jala PLN
dimana pada pesawat rontgen ada yang 3 phase dan ada yang 1 phase
Untuk pesawat rontgen mobile X ray maupun mobile C arm unit hampir rata-rata
menggunakan 1 phase/ singgle phase dimana pesawat langsung dapat ditusukkan pada
stopkontak yg disesuaikan dengan steker dan kemampuan arus yang ada pada alat
tersebut.
Untuk pesawat rontgen General porpuse/multi porpuse /Cathlab/MS CT/CT Scan sudah
pasti menggunakan listrik 3 phase karena kemampuan kapasitasnya mencapai 125 - 150 KV
dan 350 mA – 800 mA
Trafo dan Auto Trafo Unit
Trafo merupakan komponen pasif dari pesawat Rontgen dimana trafo merupakan
bagian dari power supply rangkaian pesawat rontgen .

Trafo merupakan gulungan kawat yang didesain ada gulungan/ lilitan primer dan gulungan/
lilitan sekunder. Pada pesawat rontgen trafo yang digunakan tergantung
darikemampuan dan besarnya daya yang digunakan alat tersebut .Perbandingan
antara gulungan primer dan sekunder menandakan trafo tersebut apakah Step Up
atau Step Down.

Trafo dengan sebutan step Down mana kala antara gulungan/ lilitan primer lebih banyak
dari pada gulungan/ lilitan sekunder sekundernya misalnya perbandingan gulungan
primer : gulungan sekunder = 100 : 10 ini menandakan jika tegangan input 220 maka
keluaran dari trafo tersebut menjadi :

L1 : L2 = E1 : E2

100 : 10 = 220 : E2 maka

E2 = 220 x 10/100

E2 = 22 Volt

Trafo dengan sebutan Step Up mana kala gulungan primer lebih sedikit dari gulungan
sekundernya misalnya perbandingan gulungan primer : gulungan sekunder = 10 : 10000 ini
menandakan jika tegangan input 50 volt maka keluaran dari trafo tersebut menjadi :

10 : 10 000 = 50 : E2 maka

E2 = 50 x 10 000/10

E2 = 50 000 Volt atau 50 KV.

Disetiap lilitan baik itu lilitan sekunder maupun primer yang akan dijadikan keluaran atau
inputan memiliki tanda atau nilai keluaran dari pada tegangan mis :

Pada input trafo ada 2 kabel inputan tertulis 0 V dan 220 V ini menandakan input dari trafo
adalah tegangan 220 Volt atau trafo dengan inputan 1 phase tegangan

sedangkan pada inputan trafo ada 4 kabel inputan tertulis 0 , R , S , T atau 0 , U , V , W ini
menandakan tegangan antara phase R dan S , S dan T , R dan T masing-masing 380 Volt
sedangkan antara phase R , dengan 0 , S dengan 0 , T dengan 0 masing-masing 220 Volt.

Inputan yang ada pada masing input trafo tergantung desain trafo tersebut jika trafo yang
ada pada pesawat Rontgen sebagai catu daya yang diperoleh dari PLN maka dikatakan
sebagai trafo input dari pesawat dan biasanya disebut sebagai auto trafo unit
Autotrafo ini mensuply tegangan ke semua rangkaian yang ada pada pesawat rontgen,
mana kala jala PLN sudah masuk ke Rangkaian pesawat yang diawali oleh NFB pada panel
listrik di dinding luar alat atau steker pada alat sudah dihubungkan ke stopkontak dinding
maka prinsip power supply sudah standby di unit alat rontgen .

Saat Tombol atau switch ditekan atau tombol On ditekan maka catu daya PLN sudah
mensuply tegangan ke unit alat dan alat sudah dapat diopersionalkan .

Trafo pada pesawat rontgen secara sumber tegangan catu input phase nya ada 2 jenis :

- Trafo 1 Phase untuk pesawat dengan penggunaan mobile Xray, Panoramic, Dental X
ray, Mamography, C Arm Mobile ( tegangan catu 220 Volt )

- Trafo 3 Phase untuk pesawat dengan penggunaan General Purpose X ray unit ,
CathLab, Angiography X Ray unit,Multipurpose x ray unit .( tegangan catu 380 Volt )

Trafo 1 phase , umumnya didapat dari sumber tegangan jala-jala PLN antara ( R – 0 ), (S –
0 ) atau ( T - 0 ).

Trafo 3 Phase , umumnya didapat dari sumber tegangan jala- jala PLN antara R, S ,T dan 0.
Gbr 7 a Gbr 7 b

Gbr 8 a Gbr 9 a

Gbr 8 b Gbr 9 b
Gbr 10

Untuk 1 phase maka autotrafo dari pesawat tersebut cukup 1 lilitan trafo saja dimana
pengaturan penyesuaian tegangan line hanya satu phase sedangkan untuk 3 phase maka
dibutuhkan 3 lilitan trafo dimana penyesuain tegangan line bisa ketiga phase tersebut dapat
diatur jika salah satu atau ketiganya berubah.
Perbandingan jumlah lilitan akan sebanding dengan tegangan yang dihasilkan
L1 : L2 = E1 : E2
Ini penting harus diketahui karena jika berubah 1 volt saja pada Autotrafo akan berdampak
di tegangan output HTT menjadi besar karena pengaturan /setting KV jika berubah 1 volt
setara dengan 1000 Volt jika pada HTT perbandingan lilitannya 1 : 1000

Gbr 11

Rangkaian ini merupakan rangkaian sederhana dari blok diagram pesawat rontgen dengan 3 phase
Tegangan 3 phase dari pesawat didapat dari sumber catu daya PLN akan masuk melalui pengaman
/fuse L1, L2, L3 Yang akan masuk ke trafo 3 phase ( T2 ) kemudian di filter melalui Z1 , tegangan 3
phase setelah melalui trafo ( T2 ) didistribusikan tegangan 2 phase ke trafo ( T1 ) yang pada input
trafo tersebut diberikan fuse ,

T1 merupakan power suply untuk control power On dan pada board power tersebut terdapat catu
daya DC yang dipergunakan sebagai control table dengan tegangan catu DC ( +15 Volt dan – 15
Volt , + 5 V , + 24 V )
Output dari tegangan T2 selain untuk T1 juga digunakan untuk Rectifier yang outputnya
dipergunakan untuk inverter dan pengaman beban lebih ( LS )
Fungsi tegangan Dc yang dihasilkan oleh Rectifier 3 phase selain dipergunakan untuk inverter juga
dipergunakan untuk :
- Generator control
- Dan operating desk untuk diberikan ke tube xRay.

Generator control merupakan pengendali tegangan DC yang diperuntukkan mengatur rangkaian


filamen heating dan rangkaian rotating anoda sebagai stater device motor anoda
Operating desk yang dicatu dengan tegangan DC sebagai pengendali kontrol KV, mA, yang diatur
dengan system contro dan service PC sebagai adjusment / setting.

Inverter akan memberikan catu daya / arus listrik pada HTT jika perintah dari Generator control
sebagai pengendali memerintahkan untuk mensuply tegangan.
Pada HTT terdapat Rectifier ( D ) dan rangkaian cascade ( C )

Pengaturan KV merukan pengaturan pemberian tegangan tinggi ke tube x ray . pada prisipnya akan
diberikan jika semua interlock tidak masalah dan tidak putus filamennya.
Pengaturan mA juga sama ( akan inter locke jika persyaratan tdk terpunuhi )

Pengaturan KV
Merupakan rangkaian selektor pemilhan Kilo Volt dimana selektor ini akan mengatur pemilihan
besarnya inputan tegangan anoda dan katoda di HTT yang dihasilkan dari Auotrafo dengan cara
mengatur besarnya variabel resistor atau jumlah lilitan sekunder autotrafo atau nilai resistansi dari
output autotrafo.
Yang kemudian akan diberikan ke HTT
Pengaturan mA
Merupakan rangkaian selektor pemilihan mA dimana selektor ini akan mengatur pemilihan
besarnya inputan arus ke filamen pada katoda di HTT yang dihasilkan dari rangkaian resistor
variabel yang dirangkai pararel.pada rangkaian filament.

Gbr blok rangkaian filamen.

Pengaturan kompensasi tegangan HTT dan arus tabung pada filamen tube saling mempengaruhi ,
jika arus filamen naik maka tegangan pada anoda dan katoda tube akan turun sebaliknya jika
tegangan pada anoda dan katoda naik maka arus pada filamen tube akan turun. ( KV naik maka mA
turun )sebaliknya mA naik KV harus turun.

Pengaturan waktu
Pengaturan waktu merupakan pengaturan lamanya penyinaran dari tabung rontgen artinya
pengaturan ini membatasi berapa lama pemberian tegangan tinggi itu diberikan ke Anoda dan
Katoda tube.
Karena radiasi keluar saat filamen sudah panas atau sdh terdapat elektron maka pemberian
tegangan anoda dan katoda berupa tegangan tinggi baru keluar x ray.

Hand switch
Tombol saklar untuk mengeksekusi terjadinya sinar X pada pesawat rontgen adalah Hand switch
Tombol ini memiliki dua step saklar :
1. step awal disebut ready
2. Step akhir disebut expose
Step awal dikatakan ready artinya pesawat akan mengerjakan preheating maximum pada filament
dimana arus maximum yang sudah diset oleh petugas radiographer /operator/ radiolog . dan motor
rotating anoda akan bekerja memutar anoda tube.
Step akhir dikatakan expose artinya HTT akan memberikan tegangan tinggi ke anoda dan katoda
tube . Waktu pemberian tegangan ini selama waktu yang diset pada timer pesawat oleh petugas
radiografer /operator/radiolog

mAs meter
meter penunjuk arus tabung ini sebagai indicator adanya arus tabung pada pesawat saat terjadinya
radiasi. Meter ini akan menyimpang sesaat , dengan besar simpangan sesuai dengan mA yang kita
set pada selector mA karena ini merupakan salah satu indicator adanya X ray maka terjadinya atau
tidak terjadinya x ray dapat dilihat jika pada mAs meter menyimpang maka saat itu terjadi x ray pada
pesawat tersebut
kejadian ini akan terjadi jika tombol Hand switch ditekan pada step akhir ( expose )

Red lamp indikator


Flas red lamp akan menyala saat tombol expose ditekan pada Hand switch
Untuk pesawat diagnostik type general purpose atau multi purpose tanpa fluoroscopy . Red lamp
indicator hanya ada di control table sedangkan lampu merah yang ada diatas pintu akan menyala
saat pesawat dihidupkan dan belum tentu ada radiasi sedangkan pada pesawat x ray General
purpose/ multipurpose dengan fluoroscopy atau pesawat cathlab / CT Scan/ MSCT dan C Arm unit
lampu merah diatas pintu akan menyala saat terjadi x ray ( fluoroscopy ).
Macam –macam timer untuk pesawat Rontgen :
1. Timer Mekanik
2. Timer Elektrik
3. Timer Elektronik

Timer Mekanik
Timer ini bekerja dengan sistem full mekanik , adapun prinsip kerjanya menggunakan per atau pegas
sebagai penarik atau pemicu saklar.
Pegas/per pada timer akan linear saat koefisien muai pegasnya masih stabil
Ketidakcocokannya pewaktu ini saat koefisien pegas tersebut sudah mulai kendor sehingga waktu
yang diset tidak cocok dengan waktu penyinaran saat terjadinya radiasi.

Timer Elektrik
Timer ini bekerja dengan sistem elektrik / atau menggunakan motor sebagai penggerak pemicu
saklar .
Motor digerakkan oleh listrik AC atau listrik DC.
Ketidak cocokkannya waktu ini saat roda gigi dari motor tersebut sudah aus atau banyak yang lepas

Timer Elektronik
Timer ini bekerja sistem full elektronik dimana komponen dasar sebagai pewaktu adalah Resistor
dan Kapasitor .
Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah pengisian dan pengosongan dari kapasitor , bisa digunakan
pewaktu dengan menggunakan lamanya waktu pengosongan atau pengisian dari Kapasitor.
Dengan memilih nilai Resistansi pada Resistor untuk mengisi atau mengaliri arus kekapasitor maka
nilai besar kecilnya resistansi akan mempengaruhi cepat atau lambatnya pengisian atau
pengosongan yang ada pada kapasitor.
INTERLOCK SYSTEM
Interlock pada pengaturan pesawat rontgen merupakan rangkaian saklar integrated yang dirangkai
seri dengan saklar atau tombol hand switch jadi jika salah satu interlock terbuka maka kondisi
expose penyinaran tidak akan terjadi dikarenakan saklar interlock terbuka.
Adapun banyaknya interlock pada pesawat rontgen sbb :
1. Interlock untuk pintu ruangan
2. Interlock untuk anoda putar
3. Interlock untuk pendingin oli/air chiller
4. Interlock untuk kaset/film/flat imaging
5. Interlock untuk moving grid
6. Interlock untuk pengaturan iris/kolimator
7. Interlock untuk ukuran kaset/flat/film
8. Interlock untuk posisi pemilihan bucky ( bucky table/bucky stand)
9. Interlock untuk posisi pemilihan tube.
10. Dll
Grid/lisolem :
Merupakan peralatan yang digunakan untuk memfilter radiasi hambur, dimana saaat petugas
menaikan KV dan mA untuk memfoto organ dengan ketebalan /kekerasan organ dengan kondisi
faktor expose yang tinggi maka harus digunakan grid/lisolem
Faktor expose yang tinggi kecenderungannya akan menghasilkan radiasi sekunder yang tinggi. Untuk
menghilangkan radiasi sekunder yang berlebih digunakan grid untuk memfilternya
Grid merupakan lapisan Almunium yang didesain seperti irisan irisan garis dengan tingkat ketebalan
dan kerapatan tertentu
Kerapatan dan ketebalan dari suatu irisan Almunium dari suatu grid dikatakan sebagai rasio dari
suatu grid
Misalnya : Grid dengan rasio = 1 : 3 maka setiap tinggi penampang 1 cm dan tebal grid ada celah 3
cm
Semakin besar rasio grid maka semakin rapat jarak dari irisan almunium dari suatu grid.
Bucky
Pada pesawat rontgen mengenal gird ada 2 yaitu :
1. Grid / lisolem adalah grid yang jika dikatagorikan ke fungsi dan melihat sistem peletakkan
dan pergerakkannya yang digerakkan oleh motor maka disebut Grid moving.
Moving grid ada dua sistem : a. sistem per/ pegas
b. sistem motor
2. Grid / lisolem yang dipakai diletakkan diatas kaset atau flat imaging.

Bucky pada pesawat rontgen terdiri dari beberapa bagian komponen :


1. Grid
2. Tempat /tray kaset atau flat imaging
3. Motor
4. Pegas/solenoid
5. Rangkaian kontrol motor/ rangkaian solenoid

Fungsi bucky merupakan bagian yang digunakan sebagai tempat kaset/flat imaging saat objek akan
difoto dengan menggunakan bucky
Macam-macam bucky :
1. Bucky table
2. Bucky Stand
Bucky stand adalah bucky yang diletakkan pada dinding dan digunaka untuk pemotretan berdiri
Berikut gbr bucky stand dari pesawat rontgen merk siemens type stnding floor :

Bucky table adalah bucky yang dilakkan pada posisi pasien ada di bad . dan posisi tidur.
Berikut gbr bucky table dari pesawat rontgen merk siemens type ceyling :
Bucky table biasanya ada yang memiliki program seriograf dimana jika kaset /flat imaging dipakai
dapat membuat foto dengan program serial./dibagi dalam beberapa format foto.
Format foto yang ada pada bucky tersebut beberapa macam :
Ada yang dapat dibagi 1,2,3 ,4, 6,9 tergatung ukuran kaset/flat imaging.

SISTEM PERGERAKAN : MEJA PASIEN ,COLUMN TUBE ,TUBE X RAY, KOLIMATOR .


Meja tempat pasien diperiksa dimana pada bagian ini sistem pergerakkan diatur sesuai dengan objek
yang akan diperiksa adapun sistem pergerakan meja pasien yang ada pada pesawat rontgen sbb :
1. Tilt Up / tilt down .......................( Patient table )
2. Lift Up / lift down .......................( Patient table )
3. Longitudinal /transvesal ( peristepping ) ...................( Table top )
4. Longitudinal / oblique ...................( Column tube )
5. Close/open..............( Kolimator )
6. Rotation ...............( Tube X ray )
Berikut gambar skematik pergerakan dari komponen tersebut :
Gbr Tilt Down Gbr Tilt Up

Gbr Tomograpy Gbr peristepping 1 - 5

Gbr peristepping 5 - 1
Panel listrik dari Pesawat Rontgen komponennya harus memenuhi standar dari SNI dan PERMENKES
no 4 2016 dan sesuai dengan Undang Undang

Adapun panel harus memiliki ground dan jaringan grounnya memiliki tahanan se besar 0,2 Ohm ,
dimaksudkan jika terjadi kebocoran arus tidak langsung mengenai operator apalagi pasien.
Berikut komponen komponen yang ada di dalam panel listrik pesawat sbb :

- NFB (disesuaikan dengan daya alat)


- ELCB (disesuaikan dengan kebutuhan alat)
- MCB untuk lampu indikator radiasi dan pintu (disesuaikan dengan kebutuhan alat)
- Pilot Lamp untuk indikator Phase jala listrik ( disesuaikan dengan phase kebutuhan alat )
- Push buton on off untuk power jaringan listrik ke alat
- Relay kontaktor untuk self holding on offdari alat
- Volt Meter ( disesuaikan dengan kebutuhan alat )
- Amper meter ( disesuaikan dengan kebutuhan alat )
- NH Fuse ( disesuaikan untuk kebutuhan alat )

Beberapa contoh peralatan radiologi ( Radiodiagnostik )dibawah ini :

1. Dengan power listrik 1 phase :


Gbr alat Mamography unit Gbr alat mobile x ray unit
Gbr pencitraan mamography

Gbr alat C arm unit.

Gbr pencitraan C arm unit


Gbr Dental x ray unit dan hasil pencitraannya
Gbr alat Panoramic X ray Unit dan hasil pencitraannya
2. Dengan power listrik 3 phase :

Gbr alat angiography/ cath lab


Gbr alat general purpose with flouroscophy
Gbr alat Ct Scan
Gbr alat spec CT
Gbr pencitraan dari alat Spec CT
Pergerakan meja pasien & tube x ray dimana tube bergerak dari kepala ke kaki sedangkan
table top sebaliknya

Gambar pergerakan selanjutnya kebalikan dari gambar sebelumnya ada d ibawah ini
Dan gambar blok diagram seluruh pergerakan pesawat X ray.

Gambar skematik diagram dari kontrol pergerakkan pesawat.


gg
Gambar wiring dari motor pergerakkan dan batasan aman pergerakkan pesawat.
gambar matrik dari daerah kerja aman pergerakkan hingga batasan kerja yang dibatasi oleh
software dan hardware
Gambar skematik hasil gambar dari pergerakkan tomography/planigraphy

Anda mungkin juga menyukai