Anda di halaman 1dari 3

FETAL DOPPLER

Pengertian Doppler

Fetal doppler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi dengan
menggunakan prinsip pantulan gelombang ultrasound. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui
kondisi kesehatan janin, aman digunakan, bersifat non-invasif.

Sejarah Perkembangan Doppler

Prinsip doppler pertama kali diperkenalkan oleh Cristian Jhann Doppler dari Australia pada tahun
1842. Di bidang kedokteran penggunaan teknik Doppler Ultrasound pertama kali dilakukan oleh
Shigeo Satomura dan Yosuhara Nimura untuk mengetahui pergerakan katup jantung pada tahun
1955. Tahun 1966, Kato dan Izumi menggunakan osciloscope pada penggunaan Doppler Ultrasound,
sehingga pergerakan pembuluh darah dapat didokumentasikan.

Pada tahun 1968 H. Takemura dan Y. Ashitaka dari Jepang memperkenalkan penggunaan Doppler
velocimetri di bidang kebidanan dengan menggambarkan tentang spektrum Doppler dari arteri
umbilikalis. Sementara itu, di Barat penggunaan velocimetri Doppler di bidang kebidanan baru
dilakukan pada tahun1977. Pada awal penggunaan, Doppler Ultrasound difokuskan pada arteri
umbilikalis, tetapi pada perkembangannya banyak digunakan untuk pembuluh darah lainnya.

Sedangkan untuk fetal dopler sendiri diciptakan pada tahun 1958 oleh Dr Edward H.Hon, yakni
sebuah Doppler monitor janin atau Doppler monitor denyut jantung janin dengan transduser
genggam ultrasound yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung dari janin. Edward
menggunakan Efek Doppler untuk memberikan stimulasi terdengar dari detak jantung. Untuk
perkembangan selanjutnya, alat ini menampilkan denyut jantung janin per menit. Penggunaan alat
ini dikenal sebagai auskultasi doppler.

Aplikasi Klinis
Aplikasi klinis dari Doppler yaitu:
1. Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai reflektor yang
bergerak.
2. Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah dan menilai ritme
denyut jantung bayi.
Pemantauan janin tentunya tidak bisa dilakukan dengan kasat mata. Maka dari itu, biasanya
pemantauan dilakukan dengan mendengarkan denyut jantungnya. Bukan hanya memantau apakah
denyut jantung janin keras atau lemah, tetapi juga dilihat perubahan iramanya terutama saat terjadi
kontraksi rahim. Ketika janin stress, denyut jantung yang tadinya berirama dan cepat bisa jadi tidak
berirama dan melemah. Hal ini perlu diketahui untuk mengetahui sejauh mana toleransi janin
terhadap proses persalinan sehingga dokter atau bidan bisa memutuskan apakan perlu intervensi atau
tidak. Sebagai informasi denyut jantung normal janin adalah 120-160 per menit.

Diagnostik Doppler

Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan efek
ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang ultrasound
ditransmisikan ke arah sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi
yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak ke arah transmiter, frekuensi yang dipantulkan akan lebih
tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih
rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan
kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati transmiter. Fenomena ini dinamakan efek
Doppler, dan perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift.

Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan seperti pada velocimetri
doppler maupun USG. Untuk fetal Doppler, agar bisa menangkap suara detak jantung, transduser ini
memancarkan gelombang suara ke arah jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin
dan ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi sebagai pengirim gelombang suara
dan penerima kembali gelombang pantulnya (echo). Pantulan gelombang inilah yang diolah oleh
Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal suara ini selanjutnya diamplifikasikan. Hasil akhirnya berupa
suara cukup keras yang keluar dari speaker. Dengan alat ini energi listrik diubah menjadi energi
suara yang kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali menjadi energi listrik.

Fetal Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan oleh stetoskop
janin. Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop janin (murni akustik) adalah
output audio elektronik, yang memungkinkan orang selain pengguna untuk mendengar detak
jantung. Fetal dopler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung denyut jantung janin
tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung denyut jantung janin.

BLOK DIAGRAM FETAL DOPPLER


Probe/transducer:
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang
dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik (ultrasound). Gelombang suara frekuensi
tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam transducer. Perubahan bentuk
akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek
piezo-electric. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan
polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan
dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi.
Filter circuit:
Sebagai penyaring frekuensi gelombang yang dipantulkan oleh jantung janin (frekuensi denyut
jantung janin: 2 – 3 Hz)
Power amplifier:
Sebagai penguat sinyal dari rangkaian filter.
Speaker:
Sebagai pengubah sinyal listrik menjadi suara, sehingga bisa didengar oleh telinga manusia.
LCD display:
Untuk menampilkan sinyal detak dalam bentuk angka ataupun grafik.

Anda mungkin juga menyukai