Sinar x
Sinar X adalah suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang
gelombang sangat pendek dengan energi yang sangat besar dan memiliki daya
tembus yang sangat tinggi.Sinar X juga mampu mengionisasi atom dari materi
yang dilaluinya, menjadikannya sebagai salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik
X,jaringan yg padat,seperti tulang, akan menyerap sinar itu dan tampak seperti
bidang terang pada negatif film, yg disebut radiograf.
Filter sinar x
Filter Radiografy
Pratama Nur Fandi
Add Comment
Kendali dan Jaminan Mutu, RADIODIAGNOSTIK, RADIOTERAPI
Senin, 02 Juni 2014
Filter??? ya filter itu saringan atau penyaring. Nah Sebetulnya apa sih filter pada radiografi??
Apanya yang disaring dalam proses radiografi? Nah lebih jelasnya simak terus ya....
Mulai dari pengertian filter dulu ya. Filter merupakan suatu bahan yang dapat meningkatkan
kehomogenitasan energi radiasi polikromatik, yang dipancarkan oleh anoda tabung tanpa
absorsbsi. Radiasi Polikromatik sendiri adalah radiasi sinar-x yang terdiri dari foton-foton yang
mempunyai spektrum yang bermacam-macam.
Nah dalam Radiografi kita mengenal ada dua jenis filter yang digunakan yaitu filter bawaan
(inherent) dan filter tambahan (additional).
Jenis filter
1. Filter Bawaan (inherent)
Filter bawaan adalah filter oleh tabung sinar-X itu sendiri, misalnya tabung kaca, oli pendingin
dan jendela tabung. Untuk tabung sinar-X pada pesawat mamografi, saringan bawaannya
berkisar
0,1
mm
Al
ekivalen.
Untuk memenuhi kebutuhan akan kualitas radiasi yang tetap rendah dan dosis pasien yang
minimal pada mamografi, maka dipilih suatu bahan khusus. Bahan tersebut adalah logam
Baryllium. Karena nomor atomnya kecil (Z=4), maka efek penyaringannya lebih kecil daripada
efek penyaringan kaca pyrex atau borosilicate. Ketebalan 0,8 mm Beryllium (0,028 mm Al
ekivalen pada 30 kv) dapat digunakan sebagai jendela tabung sinar-X pesawat mamografi
2. Filter Tambahan (additional)
Filter tambahan merupakan bahan penyerap yang terletak pada jalur berkas sinar-x, dari tabung
menuju pasien. Filter tambahan biasanya berupa lembaran dengan ketebalan tertentu. Bahan
filter yang digunakan dalam radiologi diagnostic adalah alumunium dengan no.atom 13, bahan
filter ini paling baik untuk menyerap semua radiasi berenergi rendah.
Selain pelat aluminium, tembaga juga bisa digunakan untuk filter. Untuk tabung sinar-X pesawat
mamografi digunakan Molybdenum. Ketebalan 30 m Mo dapat digunakan pada tabung sinar-X
pesawat
mamografi.
Pemakaian kolimator sebagai pembatas lapangan penyinaran pada pesawat mamografi ternyata
kurang menguntungkan. Hal ini karena struktur kolimator (misalnya mika dan cermin) juga
merupakan Filter yang ekivalen dengan 1 mm Al. oleh karena itu lebih disukai pemakaian konus
berbentuk
D.
Dengan Filter total 0,5 mm Al ekivalen, diharapkan kualitas sinar-X yang dihasilkan tabung
sinar-X pesawat mamografi dapat tetap rendah.
Bahan Filter
Tegangan
Jenis Bahan Filter
30-120 kVp
Aluminium
120-250 kVp
250-600 kVp
600-2MV
>2 MV
Tembaga
Timah
PB
Ketebalan Filter
kVp
Di Bawah 50 kVp
50-70 kVp
Di atas 70 kVp
Total Filtrasi
0.5 mm Alumunium
1.5 mm Alumunium
2.5 mm Alumunium
Efek Pemakaian Filter
Penambahan filter atau filtrasi akan dapat mempengaruhi kuantitas sinar-x. Apabila filter
bertambah maka kuantitas sinar-x akan berkurang sehingga terjadi penurunan kontras pada
gambaran radiografi. Filtrasi atau filter juga mempengaruhi kualitas sinar-x. Apabila filtrasi
bertambah maka kualitas sinar-x akan bertambah sehingga filter ini berfungsi untuk
menghilangkan sinar-x berenergi rendah dan bergelombang panjang yang tidak berguna dalam
film.
Ilustrasi sinar x
b.
c.
d.
e.
Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga sinar x yang
terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
f.
Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron dihilangkan
dengan radiator pendingin.
radioaktif barium platinum sianida atau tungsten carbide). Dengan kata lain bila
anoda dibombardir oleh electron, akan timbul pancaran sinar radiasi roentgen atau
sinar x, keadaan ini terjadi di dalam tabung vakum Coolidge.
Tabung sinar x
Tabung sinar x terdiri dari tabung gelas hampa udara, elektroda positif disebut
anoda dan elektroda positif disebut katoda. Katoda dibalut dengan filament, bila
diberi arus beberapa mA bisa melepaskan elektron. Dengan memberi tegangan
tinggi antara anoda dan katoda maka elektron katoda ditarik ke anoda. Arus
elektron ini dikonsentrasikan dalam satu berkas dengan bantuan sebuah silinder
(focusing cup). Antikatoda menempel pada anoda dibuat dari logam dengan titik
permukaan lebih tinggi, berbentuk cekungan seperti mangkuk. Waktu elektron
dengan kecepatan tinggi di dalam berkas tersebut menumbuk antikatoda, terjadilah
sinar x. Makin tinggi nomor atom katoda maka makin tinggi kecepatan elektron,
akan makin besar daya tembus sinar x yang terjadi. Antikatoda umumnya dibuat
dari tungsten, sebab elemen ini nomor atomnya tinggi dan titik leburnya juga tinggi
0
(3400 C) hanya sebagian kecil energi elektron yang berubah menjadi sinar x kurang
dari 1% pada tegangan 100 kV dan sebagian besar berubah menjadi panas waktu
menumbuk antikatoda. Panas yang tinggi pada tabung didinginkan dengan
menggunakan pendingin minyak emersi / air.
Gambar di bawah ini menunjukkan komponen tabung sinar x dan proses terjadinya
sinar x melalui beberapa ilustrasi berikut ini:
Gambar 1-2: Ilustrasi tabung sinar x, pembentukan kabut electron pada katoda
sebagai sirkuit filament. Penyinaran switch terbuka
Efek Fotolistrik
Sinar X utk diagnostik dapat berintraksi dgn elektron lintasan dalam pada atom
Tidak di hamburkan tetapi semua di serap
Efek Fotolistrik
Elektron yang berpindah sambil memancarkan foton di sebut fotoelektron.
Fotoelektron bergerak energi kinetik yang sama besar antara energi foton datang
dan energi ikat elektron
Pada atom target dgn no atom rendah mempunyai energi ikat yang lemah
Pada atom target dgn no atom tinggi mempunyai energi ikat yang kuat
Efek Fotolistrik
Energi kinetik pada fotoelektron akan menurun secara proporsional
Sinar x karakteristik di hasilkan sebagai akibat interaksi fotolistrik di dalam tabung
sinar X tube.
Kemungkinan interaksi fotolistrik tergantung pada energi foton dan nomor atom
target
Interaksi fotolistrik tidak akan terjadi bila energi foton datang sama besar atau
lebih tinggi di bandingkan energi ikat elektron
Pair Production ( produksi pasangan )
Jk sinar X datang dengan energi yang cukup besar maka dapat menyebabkan
elektron lepas dan datang kembali mendekati inti atom dengan medan elektrostatik
yang kuat.
Interaksi dengan nukleus dengan medan lektrostatik yang kuat menyebabkan
foton lenyap dan digantikan dengan pasangan positron dan elektron.
Pair Production ( produksi pasangan )
Satu bermuatan positif di sebut positron, dan satu bermuatan negatif di sebut
elektron , dan ini di sebut sebagai produksi pasangan.
Energi foton minimal untuk menyebabakan produksi pasangan adalah 1.02 MeV
Fungsi redefined
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Charles W.1984.Kimia untuk Universitas .Jakarta : Erlangga.
Mulyani, Sri.2005.Kimia Fisika 2.Surabaya : Universitas Negeri Malang.
DAFTAR PUSTAKA
Lutfi. 2007. IPA Kimia. Jakarta: erlangga.
Mikarjudin. 2007. IPA TERPADU. Jakrta: ESIS.
Partana, Crys Fajar. 2008. KIMIA I. Bogor: Quadra.
Rahayu, Nurhayati. 2011. KIMIA. Jakarta: Gagas Media.
Vlack, Lawrence H. Van. 2004. Elemen-Elemen Ilmu dan Rekayasa Material. Edisi ke-6.
Jakrta: Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Budiman. 2005. Kimia. Bandung : Yrama Widya.
Imam Khasani, Soemanto. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta : Gramedia.
Syarifudin. 2008. Kimia. Tangerang : Scientific Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB.
5
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Charles W.1984.Kimia untuk Universitas .Jakarta : Erlangga.
Mulyani, Sri.2005.Kimia Fisika 2.Surabaya : Universitas Negeri Malang.
Sulami, Emi.2006.Kimia.Jakarta : PT.Gelora Aksara Pratama.
Suminar.2001.Prinsip-prinsip Kimia Modern.Jakarta : Erlangga.
Syukri, S.1999.Kimia Dasar 1.Bandung : ITB.
DAFTAR PUSTAKA
Caenan, Dkk. 1999. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar. Bogor: Erlangga
S. Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB
Yazid, estien. 2005. Kimia Fisik untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi