Anda di halaman 1dari 19

ABSTRAK

PEMANTULAN CAHAYA

Cahaya merupakan suatu energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat
mata dengan memiliki Panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Fungsi cahaya sangat besar
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya untuk dapat melihat. Ketika cahaya menimpa
permukaan benda, sebagian cahaya akan dipantulkan dan sisanya akan diserap oleh benda atau
jika benda tersebut transparan seperti kaca dan air maka sebagian akan diteruskan, karena salah
satu sifat cahaya sendiri adalah dapat dipantulkan yaitu pengembalian arah rambat cahaya pada
reflector. Tujuan dari praktikum pemantulan cahaya adalah untuk membuktikan bahwa besar
sudut datang sama dengan sudut pantul dan jarak benda sama dengan jarak bayangan pada
cermin datar serta menentukan nilai jarak titik focus dan sifat bayangan pada cermin cekung.
Sehingga diperoleh hasil Sudut datang pada cermin datar nilainya sama dengan sudut pantul pada
cermin datar. Jarak benda pada cermin datar nilainya sama dengan jarak bayangan pada cermin
datar. Dan jarak benda terhadap cermin cekung berpengaruh pada jarak bayangan yang
dihasilkan. Semakin besar jarak benda maka semakin kecil jarak bayangan dan jarak fokus akan
tetap. Dan diperoleh jarak fokus rata-rata sebesar (10,05±0,11) cm dengan taraf ketelitian sebesar
98,91%.
Kata kunci: cermin datar, cermin cekung, nilai fokus, dan bayangan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cahaya merupakan suatu energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang


kasat mata dengan memiliki Panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Fungsi cahaya
sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya untuk dapat melihat. Ketika
cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya akan dipantulkan dan sisanya akan
diserap oleh benda atau jika benda tersebut transparan seperti kaca dan air maka sebagian
akan diteruskan, karena salah satu sifat cahaya sendiri adalah dapat dipantulkan yaitu
pengembalian arah rambat cahaya pada reflector. Pemantulan cahaya dapat diamati pada
cermin datar yang biasa digunakan untuk merias dan pada cermin cekung maupun
cembung. Pada cermin datar dan cermin cekung, masing-masing memiliki sifat dalam
memantulkan cahaya. Untuk mengetahui bagaimana pemantulan terjadi pada cermin datar
dan cermin cekung, maka dilakukan praktikum yang berhubungan dengan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana besarnya sudut datang terhadap sudut pantul pada cermin datar?
2. Bagaimana jarak benda dengan jarak bayangan pada cermin datar?
3. Berapakah nilai jarak titik fokus pada cermin cekung?
4. Bagaimana sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung?

C. Tujuan
1. Untuk membuktikan bahwa besar sudut datang sama dengan sudut pantul pada cermin
datar.
2. Untuk membuktikan bahwa jarak benda sama dengan jarak bayangan pada cermin
datar.
3. Untuk menentukan nilai jarak titik fokus pada cermin cekung.
4. Untuk menentukan sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung.
BAB II

DASAR TEORI

A. Pemantulan Cahaya

Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya dipantulkan. Sisanya diserap
oleh benda (dan diubah menjadi energi panas) atau, jika benda tersebut transparan seperti kaca
atau air, sebagian diteruskan. Untuk usaha benda-benda yang sangat mengkilat seperti cermin
berlapis perak, lebih dari 95 persen cahaya bisa dipantulkan (Giancoli, 2001: 243). Apabila
cahaya mengenai suatu permukaan maka cahaya akan dipantulkan. Arah rambatan cahaya
digambarkan sebagai garis lurus yang disebut berkas cahaya. Sedangkan berkas cahaya adalah
kelompok sinar-sinar cahaya. Berkas cahaya dikelompokkan tmenjadi iga macam, yaitu : berkas
cahaya sejajar, berkas cahaya divergen (menyebar), berkas cahaya konvergen (mengumpul).
1. Jenis Pemantulan Cahaya
Berdasarkan bidang pantulnya pemantulan cahaya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Pemantulan teratur
Apabila berkas cahaya mengenai suatu permukaan teratur, halus, mengkilat atau licin maka
berkas cahaya akan dipantulkan secara teratur yaitu menuju suatu arah tertentu.

Contoh : cahaya yang jatuh dipermukaan kaca.

Gambar 2.1 Pemantulan teratur

b. Pemantulan baur (difus)


Apabila berkas cahaya mengenai suatu permukaan kasar dan tidak teratur maka berkas cahaya
akan dipantulkan ke segala arah.

Contoh : cahaya yang jatuh pada kerikil.

Gambar 2.2 Pemantulan baur


2. Hukum Pemantulan Cahaya

Gambar 2.3 Hukum Pemantulan Cahaya

Ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591-1626) melakukan sebuah kajian


eksperimental mengenai arah sinar masuk, sinar yang direfleksikan (dipantulkan) dan sinar yang
direfraksikan pada antarmuka yang halus di antara dua material optik memunculkan berbagai
kesimpulan. Ketika gelombang dari tipe apapun mengenai sebuah penghalang datar misalnya
sebuah cermin, gelombang-gelombang baru dibangkitkan dan bergerak menjauhi penghalang
tersebut. Fenomena ini disebut dengan pemantulan. Pemantulan terjadi pada bidang batas antara
dua medium berbeda seperti sebuah permukaan udara kaca, dalam kasus di mana sebagian energi
datang dipantulkan dan sebagian ditransmisikan (Tipler, 2001: 442). Gambar 2.3 memperlihatkan
sebuah sinar cahaya yang engenai sebuah permukaan udara kaca yang mulus. Sudut θi antara
sinar datang garis normal (garis yang tegak lurus permukaan) disebut sudut datang, bidang yang
dibatasi oleh dua garis ini disebut bidang datang. Sinar yang dipantulkan terletak di dalam
bidang datang tersebut dan membentuk sudut θr dengan garis normal yang sama dengan sudut
datang seperti ditunjukkan pada gambar disebut sudut pantul. Kesimpulan mengenai pemantulan
cahay menurut Willebrord Snell (1591-1626) adalah :

a. Sinar yang masuk, sinar yang direfleksikan, dan normal-terhadap-permukaan


semuanya terletak pada bidang yang sama.
b. Sudut refleksi θr sama dengan sudut masuk θi untuk semua panjang gelombang
dan untuk setiap pasangan material.

θi=θr

(Young dan Freedman, 2004: 499)

Hubungan ini, bersama-sama dengan pengamatan bahwa sinar masuk dan sinar yang
dipantulkan dan normal, semuanya terletak pada bidang yang sama yang dinamakan
dengan hukum pemantulan.
B. Cermin
Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan pantulan bayangan benda
dengan sempurna. Cermin yang dibuat paling awal adalah kepingan batu mengkilap seperti
obsidian, sebuah kaca volkanik yang terbentuk secara alami. Menurut bentuk permukaannya
cermin dibagi menjadi tiga, yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung.
1. Cermin Datar
Cermin datar adalah cermin yang memiliki permukaan datar seperti sebuah garis lurus
dan mempunyai bidang pantul berupa bidang datar.. Contoh penggunaan cermin datar adalah
seperti pada cermin rias. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar, antara lain :
1) Jarak bayangan pada cermin sama dengan jarak benda pada cermin.
2) Bayangan bersifat maya, tegak, dan sama besar.
3) Ukuran bayangan yang terbentuk sama dengan ukuran benda,
4) Bayangan bersifat simetris (berlawanan) dengan benda
5) Bayangan yang terbentuk sama persis dengan benda bentuk bendanya.

Gambar 2.4 Pembentukan bayangan pada cermin datar

2. Cermin Cekung
Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya berbentuk lengkung teratur ke dalam
menyerupai bagian dari permukaan bola. Bagian tengah cermin memiliki jarak lebih jauh ke
benda daripada bagian tepi cermin. Ada sebuah titik imajiner yang menjadi pusat
kelengkungan cermin yang memiliki jarak yang sama dengan setiap titik di permukaan
cermin. Cermin cekung digunakan pada permukaan pemantul lampu kendaraan, lampu
senter, dan lampu tipe sorot lainnya.

Permukaan-permukaan yang memantulkan tidak harus datar. Cermin lengkung yang


umumnya berbentuk sferis, yang berarti cermin tersebut akan membentuk sebagian dari bola.
Cermin sferis disebut cekung jika permukaan pantulannya ada pada permukaan dalam bola
sehingga pusat cermin melengkung menjauhi orang yang melihat .
Gambar 2.5 Cermin cekung

Pada cermin cekung berlaku persamaan umum yang digunakan untuk menghitung jarak
titik fokus cermin dengan menggunakan panjang fokus f . Persamaan tersebut adalah :
1 1 1
= + (1)
f s s'
(Tipler, 2004: 485)
Keterangan :
f =¿ jarak titik fokus cermin (cm)
s=¿ jarak benda (cm)
s' =¿ jarak bayangan (cm)
Pada cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar pantul (konvergen). Ketika sinar-sinar
sejajar dikenakan pada cermin cekung, sinar pantulnya akan berpotongan pada satu titik,
yang dinamakan titik api atau titik fokus. Untuk melukiskan bayangan pada cermin cekung
digunakan sinar-sinar istimewa seperti berikut:

1. Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus
2. Sinar datang yang melewati fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama

3. Sinar melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan kembali pada lintasan yang sama.
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat Dan Bahan


1. Bangku optik 1 buah
2. Cermin datar 1 buah
3. Cermin cekung 1 buah
4. Jarum pentul 8 buah
5. Lilin dan korek api 1 buah
6. Layar 1 buah
7. Mistar 1 buah
8. Busur 1 buah
9. Gabus 1 buah
10. Tempat lilin dan cermin 2 buah
B. Rancangan Percobaan

b' d'
a' c'
Gambar 3.1 (a)
Sudut datang sama
a Cermin dengan sudut pantul
θi θr (b) Jarak benda
b
sama dengan jarak
bayangan dari
N cermin datar.

Cemin cekung Layar


Benda

s
s'

Gambar 3.2 Pembentukan bayangan pada cermin cekung.


Cermin

Sudut datang
Sudut pantul

Jarum pentul

Garis normal

Gambar 3.3 Percobaan cermin datar

Layar

Lilin
Mistar
Cermin
Cekung

Gambar 3.4 Percobaan cermin cekung

C. Variabel Percobaan
1. Cermin datar
a. Sudut datang (θi) = sudut pantul (θr)
Variable kontrol : jenis cermin
Variable manipulasi : sudut datang (θi)
Variable respon : sudut pantul (θr).

b. Jarak benda (s) = jarak bayangan (s’)


Variable kontrol : jenis cermin
Variable manipulasi : jarak benda (s)
Variable respon : jarak bayangan (s’)
2. Cermin cekung
Variable kontrol : jenis cermin
Variable manipulasi : jarak benda (s)
Variable respon : jarak bayangan (s’)

D. Langkah Kerja
Percobaan 1
1. Membuat garis bidang cermin, garis normal, dan garis sinar datang sesuai sudut
datang di kertas.
2. Meletakkan kertas diatas styrofoam.
3. Menancapkan dua jarum pada garis sinar datang.
4. Meletakkan cermin datar dengan permukaan pantul berhimpit dengan garis bidang
cermin.
5. Mengamati dari sisi lain sehingga bayangan jarum terlihat.
6. Menancapkan jarum c dan d.
7. Bayangan jarum terlihat lurus sampai gari bidang cermin.
8. Mengukur pantul dengan busur.

Percobaan 2
1. Menentukan jarak AO.
2. Membuat garis bidang cermin dan titik benda sesuai dengan jarak benda di kertas.
3. Meletakkan kertas diatas styrofoam.
4. Menancapkan jarum pada titik A.
5. Menancapkan jarum a pada titik sembarang.
6. Menancapkan jarum b.
7. Bayangan jarum terlihat segaris lurus.
8. Melakukan hal yang sama di sisi lain.
9. Memperpanjang garis ab dan cd hingga berpotongan di belakang cermin yaitu titik
bayangan benda.
10. Mengukur jarak bayangan.

Percobaan 3
1. Menyalakan lilin sebagai benda.
2. Mengatur layar, benda, dan cermin pada posisi segaris.
3. Menentukan jarak benda ke cermin.
4. Mengatur jarak layar ke cermin.
5. Mengukur jarak layar ke cermin .
BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A. Analisis dan Pembahasan


Percobaan 1 Sudut Datang sama dengan Sudut Pantul pada Cermin Datar

Gambar 4.1 Hubungan antara sudut datang dengan sudut pantul

Pada percobaan ini, didapatkan bahwa sudut datang memiliki besar yang sama dengan
sudut pantul (θi ° =θr °). Hal ini dapat diketahui dari hasil percobaan yang telah dilakukan sesuai
dengan gambar 4.1. Dimana pada gambar tersebut jika kita memanipulasi besar sudut datang
yang diletakan didepan cermin datar, maka hasil sudut pantul yang didapatkan memiliki nilai
yang hampir sama dengan sudut datang tersebut.

Pada percobaan kali ini sudut datang yang dimanipulasi ditambah 10° sehingga jika sudut
datang semakin besar maka sudut pantul didapatkan nilai yang sama. Atau besar sudut datang ≈
sudut pantul.

Percobaan 2 Jarak Benda sama dengan Jarak Bayangan pada Cermin Datar
Gambar 4.2 Hubungan antara jarak benda dengan jarak bayangan

Pada percobaan ini, didapatkan bahwa jarak benda memiliki besar yang sama dengan
jarak bayangan (s=s '). Hal ini dapat diketahui dari hasil percobaan yang telah dilakukan sesuai
dengan gambar 4.2. Dimana pada gambar tersebut jika kita memanipulasi jarak benda yang
diletakan didepan cermin datar, maka hasil jarak bayangan yang didapatkan memiliki nilai yang
hampir sama dengan jarak benda tersebut.

Pada percobaan kali ini jarak benda yang dimanipulasi kira-kira ditambah 1 cm sehingga
jika jarak benda semakin besar maka jarak bayangan didapatkan nilai yang sama. Atau jarak
benda ≈ jarak bayangan.

Percobaan 3 Jarak Titik Fokus pada Cermin Cekung

Gambar 4.3 Hubungan antara jarak benda dengan jarak bayangan dan jarak titik fokus

Dalam melakukan percobaan pada cermin cekung, didapatkan hasil pengukuran dan
perhitungan. Pada hasil pengukuran didapatkan jarak bayangan dari cermin ke layar. Sedangkan
hasil perhitungan didapat kan nilai titik fokus cermin. Jika dilihat dari gambar 4.3 didapatkan
bahwa semakin besar jarak antara cermin dengan benda maka jarak bayangan yang terbentuk dari
cermin ke layar akan semakin kecil. Pada percobaan ini juga didapatkan bahwa bayangan yang
terbentuk pada layar memiliki sifat nyata, terbalik, dan diperbesar.

1. Pada hasil perhitungan, didapatkan 5 nilai titik fokus yang hampir sama. Pada percobaan
pertama jarak benda (s) sebesar 13cm dan jarak bayangan (s’) yang dihasilkan sebesar 41
cm, sehingga jika dihitung nilai titik fokus benda tersebut sebesar 9,87 cm. Kemudian
pada percobaan kedua jarak benda (s) ditentukan sebesar 14 cm dan terbentuk bayangan
(s’) sebesar 35 cm, jika dihitung nilai titik fokus benda sebesar 10 cm. Lalu pada
percobaan ketiga jarak benda (s) sebesar 15 cm sehingga jarak bayangan (s’) yang
terbentuk sebesar 28 cm dan nilai titik fokus sebesar 9,77 cm. Selanjutnya pada percobaan
keempat digunakan jarak benda (s) sebesar 16 cm dan jarak bayangan (s’) sebesar 29 cm,
maka nilai titik fokus benda sebesar 10,31 cm. Dan pada percobaan terakhir digunakan
jarak benda (s) sebesar 18 cm dan dihasilkan jarak bayangan (s’) sebesar 24 cm, sehingga
nilai titik fokus benda sebesar 10,28 cm. Dari hasil perhitungan kelima nilai titik fokus
tersebut, jika dirata-rata maka didapatkan nilai titik fokus sebesar (10,05±0,11) cm
dengan taraf ketelitian sebesar 98,91%.
B. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada cermin datar?

Jawaban: jarak benda dengan cermin memiliki nilai yang sama dengan jarak bayangan benda
dengan cermin. Hal ini dikarenakan cermin datar dapat membentuk bayangan
dengan bentuk dan jarak yang sama. Bayangan tersebut akan simetris dengan benda
dan terbentuk sama persis dengan bentuk bendanya.

2. Jelaskan ketentuan agar jarak benda sama dengan jarak bayangan pada cermin cekung!

Jawaban: jarak benda harus tepat berada pada pusat kelengkungan (C) sehingga sinar datang
dengan sinar pantul akan tepat tegak lurus pada fokus.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Sudut datang pada cermin datar nilainya sama dengan sudut pantul pada cermin datar.
2. Jarak benda pada cermin datar nilainya sama dengan jarak bayangan pada cermin datar.
3. Jarak benda terhadap cermin cekung berpengaruh pada jarak bayangan yang dihasilkan.
Semakin besar jarak benda maka semakin kecil jarak bayangan dan jarak fokus akan
tetap. Namun dalam percobaan kami, diperoleh jarak fokus rata-rata sebesar (10,05±0,11)
cm dengan taraf ketelitian sebesar 98,91%. 
B. SARAN
Dalam melakukan suatu percobaan sebaiknya :
1. Praktikan memahami dan mempelajari dengan benar cara kerja dalam percobaan.
2. Teliti dalam menggunakan alat ukur.
3. Teliti dalam pembacaan skala.
4. Dan, teliti dalam menentukan bayangan.
DAFTAR PUSTAKA
Douglas, Giancoli. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Tim Laboratorium Fisika Dasar. 2019. Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar 2. Surabaya:
UNESA University Press.
Tipler, A Paul. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Young, H. D dan Freedman R. A. 2004. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Terjemahan
oleh Silaban P. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

A. Menghitung fokus cermin cekung

1 1 1
= +
f s s'

Keterangan :
f = jarak fokuslensa(cm)
s= jarak bendaterhadap lensa ( cm )
s' = jarak lensa terhadaplayar ( cm )

1. Percobaan Pertama
s=13 ,00 cm
s' =41,00 cm
Jarak titik fokus cermin cekung
1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= +
f 13 41,00
1 54
=
f 533
533
f= cm
54
f =9,87 cm

2. Percobaan Kedua
s=14 , 00 cm
s' =35,0 0 cm
Jarak titik fokus cermin cekung
1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= +
f 14 35,0 0
1 1
=
f 10
10
f= cm
1
f =10 cm

3. Percobaan Ketiga
s=15 ,00 cm
s' =28,00 cm
Jarak titik fokus cermin cekung
1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= +
f 15 28
1 43
=
f 420
420
f= cm
43
f =9,77 cm

4. Percobaan Keempat
s=16 ,00 cm
s' =29 , 00 cm

Jarak titik fokus cermin cekung


1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= +
f 16 29
1 45
=
f 464
464
f= cm
45
f =10,31 cm

5. Percobaan Kelima
s=18,00 cm
s' =24,00 cm

Jarak titik fokus cermin cekung


1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= +
f 18 24
1 7
=
f 72
72
f= cm
7
f =10,28 cm
B. Ketidakpastian dan Taraf Ketelititian Jarak Titik Fokus Cermin Cekung

No (f ± 0,05) cm ∆ δ2
1 9,87 0,18 0,0324
2 10,00 0,05 0,0025
3 9,77 0,28 0,0784
4 10,31 −0,26 0,0676
5 10,28 −0,23 0,0529
n =5 ∑ f =50,23 ∑ δ2=0,2338

a. Rata-rata jarak titik fokus lensa pada kamera

f=
∑f
n
50,23
f= cm
5
f =10,05 cm

b. Presentase Ketidakpastian dan Taraf Ketelitian

∑ δ2
∆ f=
√ n(n−1)
0,2338
∆ f=
√ 5(5−1)
0,2338
∆ f=
√ 5(4)
0,2338
∆ f=
√ 20
∆ f = √ 0,01169
∆ f =0,23 cm
0,11
presentase ketidakpastian= × 100 %
10,05
presentase ketidakpastian=1,09 %
taraf ketelitian=100 %−1,09%
taraf ketelitian=98,91 %

Sehingga jarak titik fokus lensa pada kamera penulisannya adalah ( 10,05 ±0,11 ) cmdengan
taraf ketelitian 98,91%.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai