Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Letak geografis ialah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi
atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain.
Letak geografis ditentukan pula oleh letak astronomis dan letak geologis. Jadi
diliat dari geografisnya daratan Cina sebagian besar berhadapan dengan Samudera
Pasifik dan Laut Cina Selatan. Negara Cina memiliki letak astronomis yang di
lihat dari garis lintang bujur 18° LU-54° LU dan 73° BT-135° BT. Negara Cina
bila dilihat dari bentang garis lintangnya dan bujurnya bisa dikategorikan di
daerah sub tropis sampai daerah lintang kuda. Sehingga menyebabkan didaerah ini
sering ditemui perubahan suhu yang ekstrim. Daratan Cina sebagian menghadap
ke samudra pasifik dan laut Cina Selatan, sedangkan bagian lainnya (wilayah
pedalaman) merupakan daratan pedalaman Asia yang sangat luas. Keadaan ini
sangat berpengaruh pada kedaan iklim di Cina.
Meskipun konsep sinyal dan sistem muncul dari berbagai macam disiplin
ilmu yang berbeda sama sekali, keduanya memiliki fitur dasar yang umum. Sinyal
adalah fungsi dari satu atau lebih variabel bebas dan mengandung informasi
tentang sebuah fenomena.
Sinyal adalah suatu isyarat atau pemberitahuan yang dapat ditangkap oleh
indera untuk kepentingan penyampaian peringatan, petunjuk, atau informasi.
Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan tingkah
laku dari sebuah sistem secara fisik. Meskipun sinyal dapat diwujudkan dalam
beberapa cara, dalam berbagai kasus, informasi terdiri dari sebuah pola dai
beberapa bentuk yang bervariasi. Sebagai contoh sinyal mungkin berbentuk
sebuah pola dari beberapa banyak variasi waktu atau sebagian saja. Secara
matematis, sinyal merupakan fungsi dari satu atau lebih variabel yang tidak
bergantung independent variabel sebagai contoh, sinyal wicara akan dinyatakan
secara matematis oleh tekanan akustik sebagai fungsi waktu dan sebuah gambar
dinyatakan sebagai fungsi ketajaman brightness dari dua variabel ruang spatial.
Oleh karena itu, praktikum analisis sinyal mengenai fast fourier trasfrom
pada sinyal ini dilakukan agar para praktikan dapat lebih mengetahui tentang
pengertian sinyal, dasar-dasar terjadinya sinyal, manfaat sinyal, klasifikasi dari
sinyal, mengetahui temperatur permukaan laut dilokasi laut Cina, mengetahui
perbedaan temperatur permukaan laut dilokasi laut Cina, agar dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan proses fast fourier transfrom.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui temperatur permukaan laut dilokasi laut Cina
2. Mengetahui perbedaan temperatur permukaan laut dilokasi laut Cina
3. Mengetahui

1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui temperatur permukaan laut dilokasi laut Cina
2. Dapat mengetahui perbedaan temperatur permukaan laut dilokasi laut Cina
3. Dapat mengetahui
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan


tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik. Sebagi contoh sinyal berbentuk
sebuah pola dari banyak variasi waktu atau sebagian saja. Secara matematis,
sinyal merupakan fungsi dari satu atau lebih variabel yang berdiri sendiri
(independent variabel). Contoh, sinyal wicara dinyatakan secara matematis oleh
tekanan akustik sebagai fungsi waktu dan sebuah gambar dinyatakan sebagai
fusngsi ke-terang-an (brightness) dari dua variabel ruang (spatial). Secara umum,
variabel yang berdiri sendiri (independent) secara matematis diwujudkan dalam
fungsi waktu. Terdapat 2 tipe dasar sinyal, yaitu: Sinyal waktu kontinyu
(continous-time signal) dan Sinyal waktu diskrit (discrete-time signal) Pada sinyal
kontinyu, variabel independent terjadi terus-menerus dan kemudian sinyal
dinyatakan sebagai sebuah kesatuan nilai dari variabel independent. Sebaliknya,
sinyal diskrit hanya menyatakan waktu diskrit dan mengakibatkan variabel
independent hanya merupakan himpunan nilai diskrit (Astuti, 2010).
Sinyal yang paling mudah diukur dan sederhana adalah sinyal listrik
sehingga sinyal listrik biasanya dijadikan kuantitas fisik referensi. Sinyal-sinyal
lain seperti temperatur, kelembapan, kecepatan angin, dan intensitas cahaya biasa
diubah terlebih dahulu menjadi sinyal listrik dengan menggunakan transducer
(Gunawan, 2012).
Sinyal dapat berarti apa saja, sinyal tidak dibatasi hanya pada dunia
kelistrikan seperti trgangan dan arus. Contoh dari sinyal secara umum adalah bit-
bit yang dikirimkan komputer, sinyal EEG (Electro Encephalo Graph) dan ECG
(Electro Cardio Graph), jumlah mahasiswa baru di sebuah kampus, seuhu
ruangan yang dicatat setiap menit, kecepatan angin di suatu daerah, ketinggian air
pada sungai, dan jumlah produksi dari sebuah mesin setiap jam (Syaifudin, 2014).
Sinyal direpresentasikan secara matematis sebagai fungsi dari suatu variabel
bebas atau lebih. Sebagai contoh, sinyal pembicaraan dapat direpresentasikan
secara matematis oleh tekanan akustik sebagai fungsi waktu, dan gambar dapat
direpresentasikan oleh terang sebagi fungsi dua variabel ruang. Untuk mudahnya,

3
secara umum kita akan merujuk pada variabel bebas sebagai waktu, meskipun
dalam kenyataannya, variabel bebas ini tidak memrepresentasikan waktu dalam
aplikasi khusus. Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai
keadaan tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik. Sebagai contoh dalam
geofisika, sinyal- sinyal yang merepresentasikan variasi-variasi dengan besarnya
kuantitas secara fisik seperti kerapatan, porositas dan tahanan listrik digunakan
untuk mempelajari struktur bumi, Juga mengetahui variasi tekanan udara, suhu
dan kecepatan angin terhadap ketinggian sangat penting dalam penyelidikan ilmu
meteorologi. Variasi kecepatan angin terukur pada ketinggian, digunakan untuk
memeriksa pola cuaca, sebagaimana juga dikondisi angin yang dapat
mempengaruhi sebuah pesawat udara selama tahap akhir pendaratan (Oppenheim,
1997).
Satu bentuk transformasi yang umum digunakan untuk merubah sinyal
dari domain waktu ke domain frekuensi adalah dengan transformasi fourier:

X(𝜔)=∫−∞ 𝑥(𝑡)𝑒 −𝑗𝜔𝑡 dt (2.1)
Persamaan ini merupakan bentuk transformasi fourier yang siap di komputasi
secara langsung dari bentuk sinyal x(t) (Huda, 2004).
Untuk menghitung frekuensi dari suatu sinyal, sebuah implementasi diskrit
dari analisa fourier dapat digunakan, yang lebih disempurnakan dengan suatu
algoritma yang dikenal sebagai Fast Fourier Transform (FFT). Secara umum
teknik ini merupakan pendekatan terbaik untuk transformasi. Dalam hal ini input
sinyal ke window ditetapkan memiliki panjang 2m. Anda dapat memilij analisis
window yang akan digunakan. Output dari syntax FFT (x,n) merupakan sebuah
vektor kompleks, dengan n amplitudo kompleks dari 0 Hz sampai dengan
sampling frekuensi yang digunakan (Huda, 2004).
Sinyal listrik pada umumnya merupakan fungsi waktu t dalam teknologi
elektro yang telah berkembang demikian lanjut kita mengenal dua macam bentuk
sinyal listrik yaitu sinyal waktu kontinu dan sinyal waktu diskrit. Suatu sinyal
disebut sebagai sinyal waktu kontinu (atau disebut juga sinyal analog) jika sinyal
itu mempunyai nilai untuk setiap t dan t sendiri mengambil nilai dari satu set
bilangan riil (Syaifudin, 2014).
Sistem simulasi getaran untuk menganalisa sinyal Doppler ultrasonik dapat
dibangkitkan menggunakan program dari mikrokontroler dan direkam dalam
komputer. Dari analisis Fast Fourier Transform (FFT) menunjukkan jumlah
frekuensi yang dibangkitkan oleh sistem pembangkit sinyal pada Doppler
ultrasonik memiliki jumlah yang sesuai dengan yang dibangkitkan oleh
mikrokontroler. Frekuensi dominan dari sinyal yang dibangkitkan menunjukkan 3
frekuensi dominan yang sebanding dengan frekuensi referensi mikrokontroler
(Syaifuddin,2014).
Ada banyak sinyal dan sistem yang dapat diamati, yaitu suatu udara di pagi
hari dapat menjadi sinyal untuk beberapa peralatan. Sinyal sendiri merupakan
sebuah fungsi informasi mengenai keadaan tingkat laku dari sebuah sistem secara
fisik. Meskipun sinyal dapat di wujudkan dalam beberapa cara, dalam berbagai
kasus dan informasi terdiri dari sebuah bola dari beberapa bentuk yang bervariasi
(Openheim, 1997).
Pada dasarnya, Transformasi Fourier menghasilkan sebuah fungsi X(f)
dalam domain frekuensi dari sebuah fungsi x(t) dalam domain waktu. Baik
variable t maupun f merupakan kontinu. Fungsi x(t) terdiri dari sebuah seri tak
terbatas dari X(f) dan, untuk setiap f, X(f) menunjukkan kekuatan, atau intensitas,
dari fungsi menunjukkan pergeseran fasa. Poin yang paling penting adalah bahwa
setiap frekuensi f adalah terkait dengan fungsi kosinus. Kita dapat menyimpulkan
bagian ini dengan mengatakan bahwa Transformasi Fourier dapat dilihat sebagai
alat analisis sedemikian rupa sehingga menghasilkan komponen frekuensi untuk
setiap frekuensi f. Walaupun X (f) dapat menjadi kompleks, ini masih sesuai
dengan fungsi cosinus dengan pergeseran fasa tertentu (Pradivta,2007).
Transformasi Fourier mentransformasi fungsi x (t), fungsi dalam waktu,
untuk (f), fungsi dalam frekuensi. Transformasi Fourier transformasi fungsi dalam
domain waktu menjadi fungsi dalam domain frekuensi. Sebaliknya, invers Fourier
mengubah mengubah fungsi dalam domain frekuensi ke dalam fungsi dalam
domain (Pradivta,2007).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Data Lokasi
3.2 Kasus
Analisis data sea surface temperature menggunakan metode Fast Fourier
Transform (FFT) yang terjadi di laut cina, berdasarkan data yang telah diperoleh
dari hasil sea surface temperature di laut cina tahun 1990 sampai 2015. Analisis
data dilakukan per 1 hari, per 3 hari, perminggu, per bulan, per 3 bulan, per 6
bulan dan pertahun. Setelah itu cari magnitude terbesarnya.

3.3 Algoritma
1. Memulai program
2. Dibaca file netcdf kedalam matlab kemudian memisahkan variable
Longitude, Latitude, waktu dan data sea surface temperature ke masing-
masing folder
3. Menentukan lokasi laut cina dengan memasukkan nilai longitude dan latitude
yang telah di konversi ke desimal
4. Dicuplik data sea surface temperature per 3 jam dalam 27 tahun
5. Dibuat rata-rata sea surface temperature per 1 hari, per 3 hari, perminggu, per
bulan, per 3 bulan, per 6 bulan dan pertahun.
6. Menentukan koefisien fourier di indeks kompleks
7. Dibuat grafik fft yang mengandung frekuensi
8. Dibuat grafik periode sea surface temperature pada interval waktu
9. Dibuat grafik energinya
10. Mengakhiri program
3.1 Flowchart

Mulai

Memuat data longitude,


latitude, time dan data sea
surface temperature

Menentukanl lokasi laut


cina

For i==1:9490

Menghitung rata-rata sea surface temperature per hari

For i=1:3163

Menghitung rata-rata sea surface temperature per 3 hari

For i=1:1352

Menghitung rata-rata sea surface temperature perminggu

For i=1:312

Menghitung rata-rata sea surface temperature perbulan

For i=1:104

Menghitung rata-rata sea surface temperature per 3 bulan

A
A

For i=1:52

Menghitung rata-rata evaporasi per 6 bulan

For i=1:26

Menghitung rata-rata sea surface temperature pertahun

Menentukan konstanta fourier


dalam indeks frekuensi

Dibuat grafik fft yang


mengandung frekuensi

Dibuat periode sea surface


temperature pada interval waktu

Selesai
3.5 Script

clear;clc
load('latitude.mat')
load('longitude.mat')
load('sst.mat')
load('time.mat')
%data per 3 jam
temp=squeeze(sst(32,3,1:end));
%Data Per 1 hari
t=1;
for i=1:9490
hari(i)=(temp(t)+temp(t+1)+temp(t+2)+temp(t+3)+temp(t+4)+temp(t+5)+temp(t+
6)+temp(t+7))/8;
t=(i*8)+1;
end
%Data per 3 hari
t=1;
for i=1:3163
hari3(i)=(hari(t)+hari(t+1)+hari(t+2))/3;
t=(i*3)+1;
end
%perminggu
t=1;
for i=1:1352

minggu(i)=(hari(t)+hari(t+1)+hari(t+2)+hari(t+3)+hari(t+4)+hari(t+5)+hari(t+6))/
7;
t = (i*7)+1;
end
%Perbulan
t=1;
for i = 1:312
bulan(i,1)=(hari3(t)+hari3(t+1)+hari3(t+2)+hari3(t+3)+hari3(t+4)+hari3(t+5)+hari
3(t+6)+hari3(t+8)+hari3(t+9))/10;
t=(i*10)+1
end
%per 3 bulan
t=1;
for i = 1:104
bulan3(i)=(bulan(t)+bulan(t+1)+bulan(t+2))/3;
t = (i*3)+1;
end
%per 6 bulan
t=1;
for i = 1:52
rain6(i)=(bulan3(t)+bulan3(t+1))/2;
t = (i*2)+1;
end
%Data per tahun
t=1;
for i=1:26
tahun(i)=(rain6(t)+rain6(t+1))/2;
t=(i*2)+1;
end
%--------------------------------------------------------------------------
figure(1)
subplot(121)
plot(hari,'b*-')
title('sea surface temperature di laut cina dalam 27 tahun/hari')
xlabel('waktu(Hari)');
ylabel('sea surface temperature(mm)');
y=fft(hari)
y(1)=[]
subplot(122)
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/Days)');
title('Periode sea surface temperature laut cina dalam 27 tahun/hari')
%--------------------------------------------------------------------------
figure(2)
subplot(121)
plot(hari3,'r*-')
title('sea surface temperature dalam 27 tahun/ 3 hari')
xlabel('Time (3 hari)');
ylabel('sea surface temperature(mm)');
subplot(122)
y=fft(hari3)
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/3 Days)');
title('Periode sea surface temperature dalam 27 tahun/3 hari')
%--------------------------------------------------------------------------
%--------------------------------------------------------------------------
figure(3)
subplot(121)
plot(minggu,'r*-')
title('sea surface temperature dalam 27 tahun/ minggu')
xlabel('Time (3 hari)');
ylabel('sea surface temperature(mm)');
subplot(122)
y=fft(minggu)
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/week)');
title('Periode sea surface temperature dalam 27 tahun/minggu')
%---------------------------------------------------
figure(4)
subplot(121)
plot(bulan,'r*-')
title('sea surface temperature dalam 1 tahun/bulan')
xlabel('Time (/bulan)');
ylabel('Magnitudo (mm)');
subplot(122)
y=fft(bulan)
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/Days)');
title('sea surface temperature dalam 1 tahun/bulan')
%--------------------------------------------------------------------------
figure(5)
subplot(121)
plot(bulan3,'r*-')
title('sea surface temperature dalam 1 tahun/3 bulan')
xlabel('waktu(/3bulan)');
ylabel('sea surface temperature (mm)');
subplot(122)
y=fft(bulan3)
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/Days)');
title('sea surface temperature dalam 1 tahun/3bulan')
%-------------------------------------------------------------------------
figure(6)
subplot(121)
plot(rain6,'r*-')
title('sea surface temperature dalam 1 tahun/6bulan')
xlabel('Time (/6bulan)');
ylabel('sea surface temperature (mm)');
subplot(122)
y=fft(rain6)
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/Days)');
title('sea surface temperature dalam 1 tahun/6 bulan')
%--------------------------------------------------------------------------
figure(7)
subplot(121)
plot(tahun,'r*-')
title('sea surface temperature dalam 1 tahun/tahun')
xlabel('Time (/tahun)');
ylabel('sea surface temperature (mm)');
subplot(122)
y=fft(rain6)
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/year)');
title('sea surface temperature dalam 1 tahun/tahun')
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
BAB V
PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai