Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ungkapkan pada Allah SWT, atas terselesaikan Modul ilmu
fisika.Modul ini disusun untuk memperkaya dan mempermudah memahami materi pada
kegiatan proses belajar mengajar bagi peserta didik khusus di kelas X yang diampu oleh
guru. Salah satu perbedaan antara K13 demgan kurikulum KTSP adalah dalam metode
pembelajaran.
Pada kurikulum sebelumnya, proses belajar mengajar bersifat guru centris,
sehingga peserta didik tidak langsung terlibat proses belajar mengajar. Sedangkan
kurikulum K13 menuntut siswalah yang harus aktif dalam membanggun pengetahuannya,
dan guru lebih berperan sebagai fasilitator. Kompeten siswa yang harus dituntut bukan
saja dalam ranah kognetif, tetapi juga dalam ranah psikomotorik dan afektif. Siswa tidak
saja harus mengetahui fakta, konsep, atau prinsip, tetapi juga harus terampil dalam
penerapan pengetahuannya dalam menghadapi masalah kehidupan dan teknologi.
Dalam penyusunan modul ini penulis telah mempertimbangkan cirri-ciri ilmu fisika yang
berhubungan dengan materi momentum dan impuls.
Pada modul ini disusun berdasrkan berdasrkan Kompetesi Inti dan Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013, dalam modul ini disajikan teori momentum impuls ,lembar kerja
siswa ,evaluasi kompetensi sebagai latihan – latihan
Dengan adanya modul diharapkan siswa dapat dengan mudah mempelajarinya
dan menyenangkan.

“Saya pasti bisa jika saya pikir saya bisa”

Saya sangat berharap modul ini bermamfaat dalam memahami pelajaran fisika.
Kritik dan saran selalu terbuka untuk perbaikan modul ini yang akan datang, Akhir kata
semoga segala upaya yang saya lakukan dapat memajukan pendidikan di lingkungan sekolah
kita, khususnya pada bidang ilmu fisika.

Kotaagung , 31 Agustus 2019

SITI NURJANNAH,S.Si
NIP.197504242006042017
DAFTAR ISI

PENYUSUN

DAFTAR ISI

GLOSARIUM

PENDAHULUAN

A. KOMPETENSI DASAR
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
C. MOTIVASI /APERSEPSI
D. PETUNJUK PENGUNAAN MODUL
E. TUJUAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. MATERI PEMBELAJARAN
B. RANGKUMAN
C. LEMBAR KERJA SISWA
D. SOAL TUGAS
E. EVALUASI
F. KUNCI JAWABAN DAN PENSCORAN

DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM

AYUNAN BALISTIK : Alat uny\tuk mengukur kecepatan peluru

BAJI : Pesawat sederhana yg menggunakan dua bidang miring yang di


satukan

BESARAN VEKTOR : Besaran yang memiliki nilai dan arah

ENERGI : Kemampuan untuk melakukan suatu usaha

ENERGI KINETIK : Energi yang dimiliki benda karena geraknya atau kelajuannya

ENERGI MEKANIK : Energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan untuk bergerak

IMPLUS : Gaya yang diperlukan u8ntuk membuat sebuah benda bergerak dalam
interval waktu tertentu

KOEFISIEN RESTITUSI (e): Tingkat kelentingan suatu tumbukan yang dapat dinyatakan melalui
sebuah nilai

MASSA KELEMBAMAN: Massa benda yang didapat dari perbandingan gaya yang bekerja pada
benda dan percepatan yang timbul pada benda.

MOMENTUM : Ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda yang sedang


bergerak

TUMBUKAN : Pertemuan dua benda yang relatif bergerak

TUMBUKAN LENTING SEMPURNA: Tumbukan dimana tidak ada energi yang hilang dari sistem

TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN : Tumbukan dimana ada energi yang hilang setelah tumbukan
PENYUSUN
(E.Modul Fisika Kelas X SMAN 2 KOTAAGUNG)

Nama : Siti Nurjannah,S.Si

NIP : 197504242006042017

Alamat : Kota batu Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus

Telp : 085369636500
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
( KD dan IPK )

KD 3.10 : Menerapkan konsep momentum dan implus, serta hukum kekekalan


momentum dalam kehidupan sehari-hari.

IPK :

1. Mengamati tentang momentum, impuls, hubungan antara impuls dan momentum serta
tumbukan dari berbagai sumber belajar.
2. Mendiskusikan konsep momentum, impuls, hubungan antara impuls dan momentum
serta hukum kekekalan momentum dalam berbagai penyelesaian masalah
3. Merancang dan membuat roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan
momentum secara berkelompok
4. Memformulasikan konsep impuls dan momentum, keterkaitan antar keduanya, serta
aplikasinya dalam kehidupan (misalnya roket).
5. Merumuskan hukum kekekalan momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
6. Mengintegrasikan hukum kekekalan energi dan kekekalan momentum untuk berbagai
peristiwa tumbukan.

KD 4.10 : Menyajikan hasil pengujian penerapan hukum kekekalan momentum, misalnya


bola jatuh bebas ke lantai dan roket sederhana

IPK :

1. Mempresentasikan modifikasi roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan


momentum
MOTIVASI DAN APERSEPSI

MOTIVASI : Mengapa lebih sulit menghentikan kereta api di bandingkan


motor apabila keduanya bergerak dengan kecepatan yang
sama?... Bagaimana syarat terjadinya impuls

APERSEPSI : Apakah yang dimaksud dengan momentum? Dan Apakah


yang dimaksud dengan impuls?

Prasyarat Pengrtahuan : Konsep massa, kecepatan dan momentum.


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Perhatikanlah langkah langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk


mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang
maksimal.
2. Pahami setiap teori dasar yang akan menunjang penguasaan materi dengan membaca
secara teliti. Bilamana terdapat evaluasi maka kerjakan evaluasi itu sebagai sarana latihan
dan kunci jawabannya terdapat pada bagian belakang.
3. Jawablah tes soal dengan jawaban yang singkat dan jelas serta kerjakan sesuai dengan
kemampuan anda setelah mempelajari modul ini.
4. Bila terdapat penugasan,kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bila perlu konsultasikan
hasil penugasan tersebut kepada guru.
5. Catatlah semua kesulitan anda dalam mempelajari modul ini untuk ditanyakan kepada
guru pada saat tatap muka.
6. Bacalah referensi lain yang ada hubungannya dengan materi modul ini agar anda
mendapatkan pengetahuan tambahan.
TUJUAN

E.Modul merupakan Alat atau sarana pembelajar yang berisi materi ,metode, batasan-
batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang di harapkan sesuai dengan kompleksitasnya secara elektronik.
Penggunaan modul dalam kegiatan belajar dan mengajar merupakan salah satu upaya
melakukan aktifitas belajar mandiri serta modul juga banyak di gunakan siswa ketika di rumah.
Harapanya dengan mengunakan modul
1. siswa mampu belajar tanpa ada yang mendampingi ketika mereka berada di rumah.
2. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi seperti halnya dalam upaya meningkatkan
motivasi belajar dan minat belajar siswa.
4. Dengan mengunakan modul ,memungkinkan siswa dapat mengukur kemampuan dirinya
sendiri setelah mengunakan modul.
MATERI PEMBELAJARAN

1. Impuls
Impuls benda didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan selang waktu
gaya itu bekerja pada benda. Impuls temasuk besaran vektor yang arahnya sama
dengan arah gaya. Untuk menghitung besar impuls dalam satu arah dapat Anda
gunakan persamaan berikut:

Momentum
Momentum sebuah benda didefinisika sebagai hasil kali massa dengan
kecepatannya. Berdasarkan definisi tersebut, momentum termasuk besaran
vektor. Hal ini berarti, momentum memiliki besar dan arah. Benda- benda yang
massanya besar dan bergerak, memiliki momentum yang besar. Sebagai
contoh,kapal laut berkecepatan rendah, tetapi karena memiliki massa yang
sangat besar, kapal laut memiliki momentum yang sangat besar, kapal laut
memiliki momentum yang besar.
Secara matematis, persamaan momentum sebuah benda dapat dituliskan

2. Hukum Konservasi Momentum

Persamaan F Δt = Δp yang telah kita turunkan menyatakan bahwa momentum


suatu sistem dapat berubah jika ada gaya dari luar yang bekerja pada sistem itu.
Tanpa adanya gaya luar ini momentum sistem tidak berubah (Δp = 0) atau
momentum sistem kekal. Sebagai gambaran kita tinjau sebuah senapan yang
menembakkan peluru.
Sistem kita anggap terdiri atas peluru dan senapan. Pada sistem ini tidak ada gaya
luar yang bekerja, sehingga kita harapkan momentum sistem tidak berubah.
Setelah peluru ditembakkan ternyata senapan tertolak ke arah belakang. Apakah
benar momentum sistem tidak berubah? Bukankah momentum peluru
mengalami perubahan setelah penembakan? Memang benar momentum peluru
mengalami perubahan yaitu dari nol (sebelum penembakan), menjadi tidak nol
(sesudah penembakan)! Akan tetapi kita harus ingat bahwa senapan juga
mengalami perubahan momentum. Momentum senapan setelah penembakan ini
sama dengan momentum peluru, tetapi arahnya berlawanan. Akibatnya
momentum system (momentum senapan + momentum peluru) sama dengan nol,
yaitu sama dengan momentum mula-mula. Dengan kata lain momentum kekal.

Di sini dua buah bola yang masing-masing bermassa m1 dan m2 bergerak dengan
kecepatan v1 dan v2 (gambar (a)). Kemudian kedua benda bertumbukan (gambar
(b)) dan setelah bertumbukan kecepatan masing-masing benda menjadi v1’ dan
v2’. Karena tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem tersebut, maka
momentum sistem kekal, artinya momentum sebelum dan sesudah tumbukan
sama.

p sebelum tumbukan = p sesudah tumbukan

m1 v1+ m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’

Persamaan tersebut dinamakan Hukum Konservasi Momentum yang menyatakan:


"Jika tidak ada gaya luar, maka momentum sistem sebelum dan sesudah
tumbukan kekal".

3. Tumbukan
Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan
konsep momentum dan impuls. Di antaranya peristiwa tumbukan antara dua
kendaraan. Salah satu penggunaan konsep momentum yang penting adalah pada
persoalan yang menyangkut tumbukan. Berdasarkan sifat kelentingan atau
elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan
tidak lenting sama sekali.

1) Tumbukan Lenting Sempurna


Tumbukan lenting sempurna (elastik) terjadi di antara atom-atom, inti atom,
dan partikel-partikel lain yang seukuran dengan atom atau lebih kecil lagi. Dua
buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sempurna jika pada
tumbukan itu tidak terjadi kehilangan energi kinetik. Jadi, energi kinetik total
kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap. Oleh karena itu,
pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum konservasi momentum dan
hukum konservasi energi kinetik. Tumbukan lenting
sempurna hanya terjadi pada benda yang bergerak saja.
v1 v2 v1 v2’

m1 m2 m1 m2

2) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, terjadi kehilangan energi kinetik
sehingga hukum konservasi energi mekanik tidak berlaku. Pada tumbukan
jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan sama besar (benda yang
bertumbukan saling melekat). Misalnya, tumbukan antara peluru dengan
sebuah target di mana setelah tumbukan peluru mengeram dalam target.
v1 v2
v’

m1 m2 m1 m2

3) Tumbukan Lenting Sebagian


Sebagian besar tumbukan yang terjadi antara dua benda adalah tumbukan
lenting sebagian. Misalnya, bola tenis yang bertumbukan dengan raket atau
bola baseball yang dipukul. Analisis tumbukan tidak lenting sebagian
melibatkan koefisien restitusi (e). Pada tumbukan lenting sebagian, kecepatan
awal bola dengan kecepatan bola sesudah tumbukan berbeda. Pada
tumbukan lenting sebagian, harga koefisien restitusi 0 < e < 1
4. Koefisien Restitusi
Setelah pada diskusi sebelumnya siswa berdiskusi tentang masalah tumbukan,
apa itu tumbukan lenting sempurna, lenting sebagian, tumbukan tak lenting,
serta hubungan koefisien restitusi benda terhadap masing-masing jenis
tumbukan. Maka untuk pertemuan berikutnya siswa melakukan percobaan
sederhana untuk menentukan nilai koefisien restitusi suatu benda. Telah
diketahui sebelumnya, bahwa: koefisien restitusi didefinisikan sebagai harga
negatif dari perbandingan antara besar kecepatan relatif kedua benda setelah
tumbukan dan sebelum tumbukan.

e=1 untuk tumbukan elastis


0<e<1 untuk tumbukan tidak elastis
e=0 untuk tumbukan tidak elastis sempurna

5. Roket Air Sederhana

Setelah roket dijalankan maka pada roket akan didapat percepatan. Percepatan
yang diperoleh roket ini mirip dengan percepatan yang diterima oleh senapan
setelah menembakkan pelurunya. Percepatan roket diperoleh dari tolakan gas
yang disemburkan roket itu. Tiap molekul gas dapat dianggap sebagai suatu
peluru kecil yang ditembakkan roket. Dalam sistem ini momentum total roket
dan momentum gas senantiasa sama selama tidak ada gaya luar (diabaikan).
RANGKUMAN

1. Momentum merupakan besaran vektor. Besarnya didefinisikan sebagai perkalian


massa dengankecepatan.

p=mv

2. Impuls juga besaran vektor. Besarnya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya F
dengan selang waktut Δt.

I = F .Δt
3. Jika pada benda bekerja impuls maka momentumnya akan berubah dan
memenuhi hubungan:

I = Δp

F . Δt = m . Δv

4. Jika pada benda atau sistem tidak bekerja impuls maka pada benda atau
sistem itu akan berlaku hukumkekekalan momentum.

Pawal = Pakhir

5. Tumbukan benda dapat dianalisa dengan momentum dan impuls. Pada


tumbukan memiliki tingkat kelentingan (elastisitas) yang dinamakan
koefisien restitusi.

6. Berdasarkan nilai e, tumbukan dapat dibagi menjadi tiga


.
a. Tumbukan elastis sempurna, berlaku:
1. kekekalan momentum
2. kekekalan energi kinetik
3. e = 1
b.Tumbukan elastis sebagian, berlaku:
1. kekekalan momentum
2. energi tidak kekal
3. 0 < e < 1
c.Tumbukan tidak elastis, berlaku:
1. kekekalan momentum
2. energi tidak kekal
3. e = 0

7. Penerapan tumbukan contohnya adalah ayunan balistik. Pada ayunan balistik


dapat dianalisa dengandua tahap:
a. tumbukan : kekekalan momentum
b. gerak naik : kekuatan energi mekanik

Lembar Kerja Peserta Dididk 01

Tujuan : Menyelidiki hukum kekekalan momentum.

Rumusan masalah : Bagaimana pengaruh massa benda terhadap kecepatan dan arah
gerak benda setelah tumbukan?

Hipotesis :

Sebelum melakukan eksperimen, kamu terlebih dahulu menentukan variabel penelitian.


Variabel penelitian meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

Variabel :

a. Bebas :

b. Terikat :

c. Kontrol :

Merencanakan Experimen : Lakukanlah suatu eksperimen untuk menjawab permasalahan


tersebut berdasarkan ilustrasi pada gambar.
Adapun alat dan bahan yang diperlukan adalah:

- Ticker Timer
- Kereta Dinamik
- Catu daya
- Lem
- Gunting
- Lilin Mainan atau plastisin

LANGKAH KERJA

1. Susun ticker timer dan rangkaikan pada papan luncur

2. Tempelkan potongan styrofoam pada kereta dinamik B dan jarum pentul pada kereta
dinamik.

3. Susunlah kereta dinamik, ticker timer, dan papan luncur seperti gambar.

4. Sebelum ticker timer dihidupkan, tahanlah kereta dinamik dengan tangan. Sementara itu
kereta dinamik diberi ganjalan halus, sehingga dengan gangguan sedikit dapat meluncur
ke bawah. Upayakan kemiringan papan luncur dapat menggerakkan kereta, namun
dengan percepatan gerak paling kecil (gerakan seperti GLBB)

5. Hidupkan ticker timer kemudian lepaskan kereta dinamik A hingga menabrak kereta
dinamik B. Biarkan keduanya bergerak bersama setelah tabrakan.

6. Periksalah ticker timer, kemudian potonglah pita pada rekaman titik yang mengalami
perubahan kerapatan. Potonglah sepanjang 6 titik ke kiri dan 6 titik ke kanan, kemudian
ukurlah panjang masing-masing.

Informasi:
- Rekaman pita merupakan data kecepatan dari gerak kereta. Jika kita
mengukur panjang rekaman dengan jumlah titik yang sama, maka panjang
rekaman merupakan kecepatannya. Anggaplah jika panjang pita 4 cm,
berarti kecepatannya 4 satuan/sekon
- Jika kedua benda yang bertumbukan bergerak bersama sesudah tumbukan
maka termasuk jenis tumbukan tidak elastis

7. Masukkan data kecepatan Va, Vb dan V sebagai kecepatan sebelum dan sesudah
tumbukan.

8. Lakukan percobaan seperti langkah 5 dan 6 dengan menempatkan tambahan sebuah


beban kereta dinamik sejenis di atas kereta dinamik A. Kemudian pindahkan beban pada
kereta dinamik B dan seterusnya.

TABEL HASIL PENGAMATAN

No. mA mB vA VB V’A V’B


1 m M
2 2m M
3 m 2m
4 2m 2m

ANALISIS

1. Lengkapi tabel pengolahan data berikut ini.


No. mA vA+ mB VB mA v’A+ mB V’B

2. Setiap kali ditambahkan beban, bagaimana jumlah momentum yang dihasilkan


sebelum dan sesudah tumbukan?

3. Pada tumbukan berlaku hukum tentang momentum, yaitu


KESIMPULAN

Tuliskan kesimpulan dari eksperimen yang telah kamu lakukan!

Lembar Kerja Siswa 02

Tujuan : Membuktikan koefisien restitusi tumbukan.

Rumusan Masalah : Bagaimana membuktikan koefisien restitusi tumbukan?

Hipotesis :

Sebelum melakukan eksperimen, kamu terlebih dahulu menentukan variabel penelitian.


Variabel penelitian meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

VARIABEL

d. Bebas :

e. Terikat :

f. Kontrol :
Merencanakan eksperimen

Lakukanlahsuatu eksperimen untuk menjawab permasalahan


tersebut berdasarkan ilustrasi pada gambar.

Adapun alat dan bahan yang diperlukan adalah:

- Bola karet
- Lantai Keramik
- Lempengan Kayu
- Meteran/penggaris besar

Langkah Kerja

1. Terlebih dalulu lakukan pengukuran massa bola karet (kg).


2. Tentukan kedudukan h1 terhadap lantai dengan menggunakan
meteran.
3. Jatuhkan bola karet dari h1 sehingga bola karet dipantulkan
kembali sampai mencapai ketinggian maksimum h2.
4. Ukur kedudukan h2terhadap lantai dengan menggunakan
meteran.
5. Ulangi percobaan 3 dan 4 sampai 5 kali dengan lantai keramik
sebagai alas
6. Ulangi langkah no 5 dengan menggubah h1 pada kedudukan
tertentu kemudian ulangi 5 kali percobaan
7. Ulangi langkah 3, 4, dan 5 dengan mengganti alas dengan
lembaran kayu.
8. Catat hasil percobaan pada tabel.
Tabel Hasil Pengamatan

Massa bola karet = ............... kg

Tabel kedudukan (h2) terhadap lantai keramik

h1(m) Percobaan ke h2 (m)


1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

Tabel kedudukan (h2) terhadap kayu

h1(m) Percobaan ke h2 (m)


1
2
3
Tabel analisis data hasil percobaan pada lantai keramik

h2(m Percobaan
No h2 (m)
) ke
1 1 ................ ................ ................ ................
2 ................ ................ ................ ................
3 ................ ................ ................ ................
4 ................ ................ ................ ................
5 ................ ................ ................ ................
2 1
2
3
4
5
3 1 ................ ................ ................ ................
2 ................ ................ ................ ................
3 ................ ................ ................ ................
4 ................ ................ ................ ................
5 ................ ................ ................ ................

Tabel analisis data hasil percobaan pada lembaran kayu

h2(m Percobaan
No h2 (m)
) ke
1 1 ................ ................ ................ ................
2 ................ ................ ................ ................
3 ................ ................ ................ ................
4 ................ ................ ................ ................
5 ................ ................ ................ ................
2 1
2
3
4
5
3 1 ................ ................ ................ ................
2 ................ ................ ................ ................
3 ................ ................ ................ ................
4 ................ ................ ................ ................
5 ................ ................ ................ ................

1. Dari pengamatan percobaan 5 kali dengan ketinggian awal yang berbeda pada
pemantulan bola karet pada lantai keramik, apakah perbandingan (menunjukan
hasil yang hampir sama?
2. Dari pengamatan percobaan 5 kali dengan ketinggian awal yang berbeda pada
pemantulan bola karet pada lembaran kayu, apakah perbandingan
(menunjukan hasil yang hampir sama?
3. Berapakah kesalahan mutlak ( )dari pemantulan bola karet pada lantai keramik ?
4. Berapakah kesalahan mutlak ( )dari pemantulan bola karet pada lembaran kayu
?
5. Apakah perbandingan ( untuk lantai keramik dan perbandingan ( untuk
lembaran kayu sama?

KESIMPULAN
1. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, Apakah perbandingan ketinggian
akhir dengan ketinggian mula-mula dari percobaan berulang menggunakan lantai
keramik menunjukkan nilai yang spesifik?

2. Jelaskan bagaimana hubungan ketinggian akhir dengan ketinggian mula-mula


benda dijatuhkan untuk lantai keramik?

3. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, Apakah perbandingan ketinggian


akhir dengan ketinggian mula-mula dari percobaan berulang menggunakan
lembaran kayu menunjukkan nilai yang spesifik?

4. Jelaskan bagaimana hubungan ketinggian akhir dengan ketinggian mula-mula


benda dijatuhkan untuk lembaran kayu?

5. Jelaskan bagaimana hubungan permukaan pantul terhadap ketinggian pantulan!

6. Berdasarkan sumber teori tentang koefisien restitusi tumbukan, apakah


persamaan koefisien restitusi tumbukan tersebut berlaku untuk percobaan yang
telah dilakukan? Kalau berlaku jelaskan perbandingan ketinggian akhir dengan
ketinggian awal berdasarkan teori koefisien restitusi?
LEMBAR KERJA SISWA 03

PEMBUATAN ROKET AIR SEDERHANA

A. Alat dan Bahan Pembuatan Roket Air


1. Botol Air Minuman Soda1,5 liter
2. Plastisin / Koran bekas yang dibasahi sebagai pemberat
3. Kertas Karton (hanya untuk roket air 1 botol)
4. Selotip Transparan Besar
5. Impra Board
6. Lem Epoksi
7. Nozzle
8. Penggaris
9. Spidol
10. Cutter dan gunting
11. Peluncur roket

B. Langkah Pembuatan
1. Buatlah ujung roket air dari kertas karton dengan desain mengerucut
(aerodinamis). Tidak harus berbahan karton, asal nose-cone dapat bertahan dan
stabil ketika diluncurkan

2. Masukkan plastisin sebagai pemberat diujung roket, plastisin dapat digantikan


dengan kertas Koran yang di basahi untuk menambah beban pada nose (hidung)
rocket

3. Sambunglah ujung roket dengan Botol pada bagian bawah botol dengan
menggunakan Lem Epoksi.
4. Buatlah sirip roket dari bahan yang ringan dan kuat (misal : impraboard),
setidaknya menggunakan 3 buah sirip untuk keseimbangan Body roket (Ukuran
dan bentuk sayap bebas)

5. Rekatkan sayap pada bagian bawah roket dengan simetris

C. Langkah kerja
1. Bukalah pipa peluncur dan masukkan air sampai kira-kira 1/4 bagian botol.
2. Masukkan kembali pipa peluncur dan arahkan roket ke atas
3. Pasanglah kunci pengamannya, bila air merembes keluar, maka seal tidak
berfungsi dengan baik. Ganti kembali seal karet.
4. Pompa udara kedalam botol melalui pentil di bagian bawah peluncur. Berhati-
hatilah dalam memompa udara, pastikan jangan terlalu tinggi tekanannya agar
botol tidak pecah
5. Apabila tekanan sudah mencukupi, tarik kunci pengaman ke bawah dan roketpun
akan meluncur.
6. Seekor ikan yang lapar sedang berburu untuk makan siang. Didepannya terlihat
ada seekor ikan yang kecil yang menarik perhatiannya. Apabila massa ikan
tersebut lima kali ikan kecil, dengan kecepatan, gerak seperti pada gambar
dibawah ini tentukan besarnya momentum untuk setiap kondis
TUGAS

KERJAKANLAH SOAL SOAL DIBAWAH INI!

1. Seseorang yang bermain parasut ketika mendarat menekukan lututnya dan berguling
untuk berhenti. Hitung pengaruh gaya dari seorang pemain parasut yang akan
mendarat jika memiliki massa 70 kg, kecepatan 10 m/s dan waktu yang dibutuhkan
untuk berhenti 0,8 s. Bandingkan pengaruh gaya jika mendarat dengan posisi badan
yang tegap, waktu yang dibutuhkan untuk berhenti 0,05 s.
2. Nina adalah seorang yang sedang bermain golf. Nina memukul bola golf yang
memiliki massa 45 g dan memiliki kecepatan 40 m/s. Tentukan impuls dan perubahan
momentumnya.
3. Mengapa didalam bagian helm menggunakan lapisan berbahan lunak seperti gabus
atau spons?
4. Seekor ikan yang lapar sedang berburu untuk makan siang. Didepannya terlihat ada
seekor ikan yang kecil yang menarik perhatiannya. Apabila massa ikan tersebut lima
kali ikan kecil, dengan kecepatan, gerak seperti pada gambar dibawah ini tentukan
besarnya momentum untuk setiap kondisi!

5. Ketika ada ada seorang petinju yang sedang memukul lawannya, dengan ilustrasi
seperti gambar dibawah ini, gambar (a) petinju memukul lawannya dengan lamban/
pelan, gambar (b) petinju memukul lawannya dengan cepat. Kejadan manakah yang
mempunyai momentum lebih besar?
6. Dua buah benda A dan B massanya masing-masing 5 kg dan 3 kg bergerak
berlawanan arah pada bidang datar licin dengan kelajuan sama 2 m/s. Jika terjadi
tumbukan tidak lenting sama sekali, berapakah kecepatan kedua benda sesaat
setelah tumbukan?
7. Bola A bermassa 40 gram bergerak dengan kelajuan 10 m/s menumbuk bola B dengan
massa 60 gram yang bergerak searah dengan kelajuan 5 m/s. Tentukan kelajuan bola
A dan B sesaat setelah tumbukan jika tumbukan yang terjadi adalah:

a) tumbukan elastis sempurna,


b) tumbukan elastis sebagian e = 0,5,
c) tumbukan tidak elastis.
8. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengan kecepatan 20 m/s.
Setelah tumbukan, balok terpental dengan kecepatan 15 m/s searah dengan
kecepatan benda semula. Berapakah kecepatan benda setelah tumbukan, jika besar
koefisien restitusi e = 0,4?
9. Sebuah bola dijatuhkan ke lantai dari ketinggian 15 m. Koefisien restitusi antara bola
dengan lantai adalah 0,75. Tentukan tinggi bola setelah pantulan ketiga!
10.Perhatikan gambar berikut!

Bola A bergerak ke arah kanan dengan kecepatan 2 m/s menumbuk bola B yang sedang diam, jika
setelah tumbukan bola A dan B menyatu, maka hitunglah kecepatan masing-masing bola setelah
tumbukan!
EVALUASI PEMBELAJARAN

Nama siswa :
Kelas :
Mata pelajaran :

SOAL ESSAY

1. Sebuah bola bermassa 0,1 kg mula-mula diam, kemudian setelah dipukul dengan tongkat dan
kecepatan bola menjadi 20 m/s. Hitunglah besarnya impuls dari gaya pemukul tersebut!

2. Sebuah bola dengan massa 50 gram dilemparkan mendatar dengan kecepatan 6 m/s ke kanan,
bola mengenai dinding dan dipantulkan dengan kecepatan 4 m/s ke kiri. Hitunglah besar impuls
yang dikerjakan dinding pada bola!

3. Perhatikan gambar dibawah ini!

Gambar diatas menunjukkan kurva gaya terhadap waktu yang bekerja pada sebuah partikel
bermassa 2 kg yang mula-mula. Impuls dari gaya tersebut adalah ...

4. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukul sehingga bola meluncur
dengan kelajuan 150 m/s. Bila lamanya pemukul menyentuh bola 0,1 detik, maka besar gaya
pemukul adalah ...

5.Perhatikan gambar berikut!

Bola A bergerak ke arah kanan dengan kecepatan 2 m/s menumbuk bola B yang sedang diam, jika
setelah tumbukan bola A dan B menyatu, maka hitunglah kecepatan masing-masing bola setelah
tumbukan!
KUNCI JAWABAN DAN PENSCORAN

KUNCI JAWABAN SOAL ESSAY


1.Pembahasan:
Diketahui:
m = 0,1 kg
v 1 = 0 m/s(karenbola mula-mula dalam keadaan diam)
v2 = 20 m/s
Ditanya: Impuls (I)

Jawab:
I = p2–p1
I = m(v2–v1)
I = 0,1 (20–0) = 2Ns
Jadi impuls dari gaya pemukul tersebut adalah 2 Ns.

2.Pembahasan:

Diketahui:
m = 50 gr = 0,05 kg
v1 = 6 m/s
Dengan ketentuan arah kanan (+), dan arah kiri (-), maka:
v2 = -4 m/s
Ditanya: Impuls (I)

Jawab:
I = p2 – p1
I = m (v2 – v1)
I = 0,05 (-4 – 6)
I = 0,05 (-10) = -0,5 Ns (tanda negatif menunjukan bahwa bola bergerak ke kiri)
Jadi besar impuls yang dikerjakan dinding pada bola adalah 0,5Ns ke arah kiri.

3.Pembahasan:
Impuls sama dengan luas daerah dibawah grafik F-t. Nah dengan demikian, impuls dari gaya
tersebut adalah luas trapesium ABCD.

Jadi impuls dari gaya tersebut adalah 6 Ns


4.Pembahasan:
Diketahui:
m = 0,2 kg
v1 = 0 m/s (bola mula-mula dalam keadaan diam)
v2 = 150 m/s
∆t = 0,1 s
Ditanya: gaya pemukul (F)
Jawab:
Ingat, rumus impuls:
I = F. ∆t
Atau
I = m (v2 – v1)
Dari rumus tersebut, maka diperoleh:

5.Pembahasan:
Diketahui:
mA = 0,6 kg
mB = 0,4 kg
vA = 2 m/s
vB = 0 m/s
Ditanya: kecepatan bola A dan B setelah tumbukan (vA’ dan vB’)

Jawab:
Karena setelah bertumbukan kedua bola menyatu maka vA’ = vB’ = v’

Sehingga kecepatan bola A dan B setelah bertumbukan adalah 1,2 m/s

PETUNJUK PENSKORAN

Nilai maksimum 20 poin untuk mawsing masing soal


Perhitungan skor akhir mengunakan rumus :
LEMBAR PENILAIAN DIRI

Nama Peserta Didik :

Kelas :

Materi Pokok :

Tanggal :

PETUNJUK

1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti

2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari

No Pernyataan TP KD SR SL

1 Sebagai peserta didik, saya mengerjakan tugas dengan baik

2 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Saya mengecek ulang hasil penyelesaian sebelum dikumpul

4 Saya bertanya dengan teman sejawat untuk memastikan jawaban

5 Saya melaksanakan tugas / pekerjaan sesuai dengan target

Keterangan:

 SL : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai dengan pernyataan

 SR : Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan

 KD : Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

 TP : Tidak permah, apabila tidak pernah melakukan


DAFTAR PUSTAKA

http://fisikastudy.blogspot.com/

Kanginan Marthen, 2007 Fisika Untuk SMA kelas X ,Jakarta, Erlangga.

Adip Ma’rifu Sururi,Dhara Nurani, Rinawan Abadi, 2016 LKS Fisika untuk SMA kelas X, Klaten ,Intan Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai