Makalah
Magneto Kimia Material Anorganik
Disusun oleh
Mutiara Ismet
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pekembangan Magneto Kimia (magnetochemistry) dimulai oleh
Michael Faraday lebih dari seratus tahun yang lalu. Magneto kimia
semakin berkembang oleh Pierre Curie dan A. Pascal di akhir abad 19
dan diawal abad 20, tapi magneto kimia tidak menjadi topik utama
hingga Gilbert N. Lewis menemukan hubungan antara momen magnetik
atom dan valensi kimia. Magneto kimia dapat diartikan sebagai aplikasai
kerentanan magnetik (Selwood, 1943). Selain itu, magneto kimia juga
berkaitan
dengan
sifat
magnetik
material.
Sifat
magnetik
yang
yang
dimiliki
oleh
material
anorganik
dapat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Momen Magnet
Ara
h
aru
s
Ara
h
ger
ak
ele
ktr
on
(a) (b)
Gambar 2.1 momen magnet yang berhubungan dengan (a)
orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya
Tiap elektron atom akan memiliki momen magnetik.
Momen
Pengukuran
utama
dalam
magnetokimia
yakni
kerentanan
(1)
(2)
diamagnetik
dan
6
negatif dan sangat kecil ( 1 10 ) dan umumnya tidak
10
mempunyai
momen
dipol
magnet
permanen.
Jika
bahan
akan
mengubah
gerakannya
sedemikian
rupa
sehingga
2 Ibid.,hlm. 2
r
v
r
1
+
r
v
r
B
r
v
r
1
Gambar 2.3 Setelah ada medan magnetik luar maka resultan medan
magnet atomis berlawanan arah dengan arah medan
magnetik luar.
Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron.
Karena atom mempunyai elektron orbital, maka semua bahan bersifat
diamagnetik. Suatu bahan dapat bersifat magnet apabila susunan atom
dalam
bahan
tersebut
mempunyai
spin
elektron
yang
tidak
b. Bahan Ferromagnetik
Bahan ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan
medan atomis besar. Hal ini terutama disebabkan oleh momen
magnetik spin elektron. Pada bahan ferromagnetik banyak spin elektron
yang tidak berpasangan, misalnya pada atom besi terdapat empat buah
spin elektron yang tidak berpasangan. Masing-masing spin elektron
yang tidak berpasangan ini akan memberikan medan magnetik,
sehingga total medan magnetik yang dihasilkan oleh suatu atom lebih
besar.
memiliki
arah
domain
yang
menuju
dua
arah
dan
saling
d. Bahan Ferrimagnetik
Jenis tipe ini hanya dapat ditemukan pada campuran dua unsur
antara paramagnetic dan ferromagnetik seperti magnet barium ferit
dimana barium (Ba) adalah jenis paramagnetik dan ferit (Fe) adalah
jenis unsur yang termasuk dalam kategori ferromagnetik .
medan.
Sedangan
susepbilitas
bahan
paramagnetik
Dengan neraca Westphal dan prinsip kerja torsi, gaya tarik medan
magnet dari elektromagnet terhadap magnetisasi sampel dapat diukur
melalui beban-beban yang digantungkan pada neraca. Dalam hal ini
medan magnet
medan magnet
diantara dua
memiliki dua frekuensi pengukuran sampel (0,46 dan 4,6 kHz) sehingga
dapat
mengukur
kandungan
mineral
ferrimagnetik
dan
super
diawali
dengan
penimbangan
massa
holder
kosong
(a)
(b)
Gambar 2.11 Proses penimbangan (a) holder kosong (b) holder terisi sampel
Setelah
ditimbang,
proses
berikutnya
dengan
menjalankan
MS2B
untuk
mengukur
nilai
suseptibilitas
magnetiknya.
Keluarkan sampel dari sensor dan ukur nilai last air dengan toleransi
rentang nilai -2 dan +2. Proses pengukuran ini dilakukan berulang
sebanyak lima kali pengukuran untuk satu sampel. Langkah untuk
pengukuran low dan high frekuensi yang dilakukan adalah sama, yang
membedakan adalah pengaturan awal untuk low atau high frekuensi.
2.4
Domain Magnet
Domain adalah derah-daerah mikroskopik magnetik tempat atomatom tersusun atau terkelompokkan. Dalam magnetik kristal, sebuah
kristal dapat disusun oleh beberapa domain yang dipisahkan oleh
dinding domain. Domain-domain tersebut terorientasi dalam arah
random hingga mengalami magnetisasi dalam medan eksternal. Jika
bahan ferromagnetik diberi medan magnet luar, maka domain-domain
tersebut akan terorientasi dan menghasilkan medan magnetik. Jika
magnetisasi
domain
ini
tetap
(tidak
berubah)
sekalipun
medan
adalah
magnetisasi
bahan
yang
tidak
mengalami
atau
besarnya
kuat
medan
magnetik
yang
ini lebih rendah bila dibandingkan dengan cara teknik sintering. Akan
tetapi, kelebihan teknik ini yaitu mudah dibentuk dan menggunakan
suhu rendah pada prosesnya.
c. Teknik Injection Molding
Yaitu dengan cara mencampurkan serbuk dengan suatu binder dan
kemudian diinjeksi. Energi produk yang dihasilkan dengan cara teknik ini
lebih
rendah
dibandingkan
dengan
teknik
sintering
dan
teknik
Compression bonded .
2.5 Pengaruh Temperatur Terhadap Magnet Permanen
Magnet mudah didemagnetisasi pada temperatur tinggi, ini artinya
mudah hilang sifat kemagnetannya pada temperatur tinggi. Sifat
kemagnetannya akan turun pada temperatur tinggi, tetapi akan
meningkat pada temperatur rendah.
BAB III
APLIKASI DALAM INDUSTRI
Salah satu penelitian yang membahas tentang sifat magnetik
material anorganik yakni
oleh Asyer
Paulus.
3.1 Ringkasan Penelitian
Proses metalurgi serbuk untuk pembuatan material magnetik dapat
digunakan pada peralatan elektronik. Keuntungan proses metalurgi
serbuk didalam pembuatan material magnetic adalah kemampuan
penyesuaian
properties
atau
sifat
magnet
ke
aplikasi
dengan
semakin
besar
yang
akan
mengakibatkan
domain-domain
magnet akan mulai acak dan tidak searah lagi. Hal ini dapat
mengakibatkan
penurunan
sifat
magnetik
pada
bahan
tersebut.
holding time 30
menit
Hasil histeresis magnet pada Gambar 3.2
menunjukkan bahwa
bahan serbuk besi ini merupakan bahan soft magnetik. Hal ini
ditunjukkan dengan kurva histeresis yang sangat kurus dan nilai
induksi remanen yang sangat kecil.
A. R. West "Solid State Chemistry and its Applications" John Wiley & Sons
(1992)