Fisika Material 1I
Modul 2.3
PENGUKURAN SUSCEPTIBILITAS DAN PERMEABILITAS BAHAN
MAGNET
Semester Genap
Tahun Ajaran 2015-2016
: Faried Latief
NPM
: 140310130006
Partner
NPM
: 140310130024, 140310130029
Jadwal Praktikum
Asisten
I.
Tujuan
1. Memahami prinsip pengukuran melalui rangkaian RLC.
2. Menentukan nilai susceptibilitas dan permeabilitas bahan-bahan magnet.
II.
Teori Dasar
2.1 Magnetisme
Magnetisme telah diamati manusia beberapa abad sebelum masehi.
Tahun 1269, de Maricourt melakukan studi tentang magnet dan mengamati
adanya sepasang kutub pada benda magnetik. Kutub-kutub ini kemudian
dinamakan dengan kutub utara dan kutub selatan. Jika kutub yang
sama didekatkan maka akan saling menolak, dan sebaliknya jika kutub
yang berlainan didekatkan akan saling menarik.
Gambar 2.1 Gaya saling-tolak dan saling-tarik pada magnet, serupa dengan
gaya Coulomb dalam Elektrostatik
Pasangan kutub ini dikenal dengan istilah dipole magnet (di = dua,
pole
Gambar 2.3 Gaya saling-tolak dan saling-tarik pada magnet, serupa dengan
gaya Coulomb dalam Elektrostatik
magnet diukur dan r vektor satuan dengan arah tegak lurus permukaan
yang dibentuk perkalian vektor v dan r.
Gambar 2.3 Arah medan magnet yang dihasilkan dari sebuah muatan
listrik yang bergerak
2.2 Medan Magnet Di Sekitar Kawat Berarus Listrik
(2)
r adalah jarak suau titik dengan kawat berarus. Persamaan (2) ini dikenal
sebagai hukum Biot-Savart.
(3)
Jika dianggap panjang kawat tak-berhingga dibanding z, maka 1 =
/2 dan 2 = +/2. karenanya :
(4)
2.3 Solenoida
Solenoida adalah induktor yang terdiri gulungan kawat yang
kadang di dalamnya dimasukkan sebuah batang besi berbentuk silinder
sebagai dengan tujuan memperkuat medan magnet yang dihasilkannya
seperti terlihat dalam gambar di samping. Solenoida digunakan dalam
banyak perangkat elektronika seperti bel pintu atau pengeras suara. Secara
skematik bentuk dari solenoida dapat dilihat pada gambar 2.5 di mana
solenoida terdiri dari n buah lilitan kawat berarus listrik I, medan magnet
yang dihasilkan memiliki arah seperti pada gambar, di mana kutub utara
magnet mengikuti aturan tangan kanan 1
hasil dari bentuk integral ini dapat dilihat pada tabel-tabel integral baku
pada buku kalkulus anda, di mana berlaku :
Sehingga :
(7)
Jika jari jari solenoida R kita anggap jauh lebih kecil dari x1 dan
x2, maka suku pertama dalam kurung pada persamaan terakhir dapat
didekati :
dengan demikian kita peroleh kuat medan magnet untuk solenoida dengan
jumlah lilitan persatuan panjang n adalah :
(8)
2.4 Sifat Kemagnetan Bahan
Semua bahan tersusun semata dari atom. Setiap atom terdiri dari
inti dan elektron yang bergerak mengelilingi inti. Di samping mengorbit
inti, elektron melakukan gerakan spin pada sumbunya. Akibat gerakan
elektron ini, maka dalam atom timbul medan magnet
Medan magnet akibat orbit dan spin elektron ini dapat dipadu
seperti perpaduan vektor. Dan hasil perpaduannya disebut resultan medan
magnet atomis. Berdasarkan sifat medan magnet atomis bahan dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu:
A. Bahan diamagnetik
Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet
atomis masing-masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan
spinnya tidak nol (Halliday & Resnick, 1989:427). Bahan diamagnetik
tidak mempunyai momen dipol magnet permanen. Jika bahan
diamagnetik diberi medan magnet luar, maka elektron-elektron dalam
atom akan berubah gerakannya sedemikian hingga menghasilkan
resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan dengan medan
magnet luar tersebut. Akibatnya, jika bahan ini dimasukkan dalam
kumparan toroida akan menyebabkan fluks induksi magnet ()
menjadi lebih kecil, sehingga induksi magnet (B) yang ditimbukan juga
lebih kecil.
Material diamagnetik ini mempunyai nilai suseptibilitas magnetik
xm negatif dan sangat kecil, beberapa material yang termasuk golongan
ini adalah Timah, Tembaga, Intan, Emas, Air raksa, Perak,Hidrogen (1
atm) dan Nitrogen (Tipler,1996). Medan magnet luar yang diberikan
pada material diamagnetik akan menyebabkan elektron-elektron dalam
murni,
kobalt
dan
nikel
serta
gabungannya.
Material
tetangganya
menyebabkan
sebagian
besar
atom
akan
dimana energi yang disimpan ini adalah dalam bentuk medan magnetik
internal dengan garis-garis gaya magnet merupakan gabungan dari
garis-garis gaya magnet dari kawat melingkar. Besarnya medan magnet
B yang dihasilkan induktor dengan jumlah lilitan persatuan panjang n
adalah :
B = 0 . n . I
Induktor yang diberi tambahan inti apabila dialiri arus listrik dapat
menghasilkan medan magnet yang lebih besar dibanding induktor yang
hanya memiliki inti udara. Hal ini disebabkan medan magnet induktor
akan membuat magnet-magnet elementer (dipoldipol magnet) material
inti tersebut searah dan termagnetisasi. Sebagai hasilnya, medan magnet
yang terjadi merupakan gabungan dari medan magnet selenoida (B0)
dan medan magnet material inti (Binti), secara matematis ditulis dengan
:
BT = B0 + Binti
Besarnya medan magnet yang ditimbulkan material inti adalah :
Binti = 0 . M
M menyatakan magnetisasi, untuk bahan paramagnetik dan
feromagnetik magnetisasi mempunyai arah yang sama dengan B0.
Sehingga magnetisasi berbanding lurus dengan medan magnetik
solenoida yang dikerahkan untuk menyearahkan dipol magnetik pada
material inti tersebut. Dengan demikian dapat ditulis :
M = m (B0/0)
m adalah suseptibilitas magnetik, yang nilainya berbeda-beda
untuk masing-masing material.
III. Metodologi
A. Alat dan Bahan
1. Perangkat sinyal function generator dan osiloskop digital.
IV.
Pengolahan data
IV.1.
Data hasil eksperimen
Pada bahan udara
Bahan Alumunium
Bahan Magnet
1
2
4 fr C
2
220 x 106
4 (3,14 )42,722
1
L=
L= 0,06309 H
b. Permaebilitas
Nilai permaebilitas dapat dihitung dengan persamaan :
L .l
2
AN
c. Suscepsibilitas
Nilai suscepsibilitas dapat dicari dengan menggunakan persamaan :
bahan
0
m =
3,164 x 106
1
1,26 x 106
m=1,5113
V.
Analisa Data
VI.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Halliday & Resnick. 2010. Fisika Dasar Jilid 3 Edisi 7. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Reitz, J.R., Milford, F.J., Christy, R.W. 1992. Foundation of Electromagnetic
Theory. New York: Addison-wesley publishing company, Inc.
Tipler, P.A. 1996, Fisika Untuk Saint dan Teknik Jilid 2, Edisi ketiga. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Young & Freedman. 2008. Fisika Universitas. Jakarta: Penerbit Erlangga