Anda di halaman 1dari 19

PENGAPLIKASIAN MOTOR LISTRIK

DI DUNIA INDUSTRI

Di Susun Oleh : Franco Eka Murianto / 3.31.14.0.11 / LT-3A

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2016
1. MOTOR BRUSHLESS DC

Salah satu jenis motor listrik yang paling banyak digunakan akhir-akhir ini adalah
Bushless DC (BLDC) Motor dimana motor DC ini tidak menggunakan Brush (sikat)
untuk proses komutasi. BLDC motor banyak digunakan pada teknologi otomasi
mutakhir, seperti: otomasi industri manufaktur maupun otomasi non-manufaktur (Robot,
UAV, ROV, aeromodeling, hingga RC cars). Konstruksi yang sangat simpel menjadi
pertimbangan pemakaian BLDC motor pada pengembangan bidang otomasi tersebut.
Selain itu, mobil listrik maupun mobil hybrid yang menjadi trend akhir-akhir ini, juga
menggunakan BLDC motor sebagai tenaga penggerak karena mempunyai efisiensi
yang sangat besar hingga mencapai 95%. BLDC motor juga digunakan pada motor
penggerak hardisk yang membutuhkan kecepatan serta ketahanan yang tinggi.
Skema kerja motor brushless

Keuntungan yang brushless DC motor berikankepada setiap aplikasi yang


digunakan pada industri sangat besar.Penggunaan motor ini dapat menghemat
biaya dan waktu pada hampir semua industri. Selain itu keunggulan Brushless motor DC
adalah efisiensinya yang unggul, umur panjang , pengiriman torsi halus, dan dapat beroperasi
dengan kecepatan tinggi
2. Motor induksi 1 fasa AC

Aplikasi motor 1 fasa biasanya di gunakan untuki konveyor,pompa dll.

Prinsip Kerja Motor Induksi 1 Fasa


Misalkan kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai oleh
sebuah sumber AC 1 fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding dari
motor, maka arus dapat mengalir pada stator winding. Fluks yang dihasilkan oleh
sumber AC pada stator winding tersebut disebut sebagai fluks utama. Karena
munculnya fluks utama ini maka fluks medan magnet dapat dihasilkan oleh stator.

3.
4. Gambar 3-Dampak adanya arus pada stator
5. Misalkan lagi rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor berputar
maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak melewati stator
winding. Karena konduktor pada rotor bergerak relatif terhadap fluks pada stator
winding, akibatnya muncul tegangan ggl (gaya gerak listrik) pada konduktor rotor
sesuai dengan hukum faraday. Anggap lagi motor terhubung dengan beban yang
akan dioperasikan. Karena motor terhubung dengan beban maka arus dapat
mengalir pada kumparan rotor akibat adanya tegangan ggl pada rotor dan
terhubungnya rotor dengan beban. Arus yang mengalir pada rotor ini disebut arus
rotor. Arus rotor ini juga menghasilkan fluks yang dinamakan fluks rotor. Interaksi
antara kedua fluks inilah yang menyebabkan rotor didalam motor dapat berputar
sendiri. Perlu diingat bahwa pada kondisi awal diasumsikan rotor sudah diberi gaya
luar untuk menggerakkan konduktor pada rotor, karena jika tidak maka rotor akan
diam terhadap fluks pada kumparan stator sehingga tidak terjadi tegangan ggl pada
kumparan rotor, sesuai dengan hukum faraday.

6.
7. Gambar 4-Putaran pada rotor akibat fluks. Dimisalkan Rotor sudah berputar sedikit
8. Sebelumnya telah dibahas mengenai adanya arus stator yang mengakibatkan
munculnya arus pada rotor karena hukum faraday. Masing-masing arus
menghasilkan fluks yang mempengaruhi rotor. Bagaimana fluks tersebut
mempengaruhi kecepatan putaran rotor akan dibahas pada paragraf ini. Arus stator
akan menghasilkan fluks utama, sedangkan arus pada rotor menghasilkan fluks
pada rotor. Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor, hanya
saja arah keduanya berlawanan. Sesuai hukum lorentz, apabila kita memiliki sebuah
kabel yang dialiri arus dan terdapat fluks medan magnet disekitar kabel tersebut
maka akan terjadi gaya pada kabel tersebut. Karena besarnya fluks pada stator dan
rotor relatif sama maka gaya yang dihasilkan juga sama. Namun karena arah gaya
yang berbeda mengakibatkan rotor tidak berputar akibat kedua gaya yang saling
menghilangkan. Hal ini juga yang mengakibatkan motor induksi perlu diputar sedikit,
agar salah satu gaya yang dihasilkan oleh fluks lebih besar daripada yang lainnya
sehingga rotor dapat berputar.

9.
10. Gambar 5-Saat rotor tidak berputar, total gaya akibat masing-masing fluks ialah 0

3. MOTOR 3 FASA SYNKRON

Aplikasi

Contoh pengaplikasian motor 3 fasa salah satunya adalah blower,dll


Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa

Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki sumber AC 3
fasa yang terhubung dengan stator pada motor. Karena stator terhubung dengan
sumber AC maka arus dapat masuk ke stator melalui kumparan stator. Sekarang
kita hanya melihat 1 kumparan stator saja. Sesuai hukum faraday bahwa apabila
terdapat arus yang mengalir pada suatu kabel maka arus itu dapat menghasilkan
fluks magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya mengikuti kaidah tangan kanan.

Gambar 6 Arus pada Kabel menghasilkan Fluks (www.learnengineering.org)

Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena setiap fasa
dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap waktu. Hal ini
disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap waktunya. Misalkan
fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada fasa a maksimum sehingga
menghasilkan fluks maksimum dan arus fasa b tidak mencapai makismum, dan ada
kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus pada
fasa a tidak mencapai maksimum. Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih
cenderung pada fasa mana yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak
langsung dapat dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar”
seiring waktu. Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.

Gambar 7 Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada Rangkaian (www.learnengineering.org)

Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah dialiri arus.
Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi pada rotor. Anggap
rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat mengalir pada rotor (seperti rotor tipe squirrel
cage). Akibat munculnya arus pada rotor dan adanya medan magnet pada stator maka
rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz. Hal yang menarik disini ialah kecepatan
putaran rotor tidak akan pernah mencapai kecepatan sinkron atau lebih. Hal ini disebabkan
karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka tidak ada arus yang terinduksi
pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi pada rotor sesuai dengan hukum lorentz.
Akibat tidak adanya gaya pada rotor maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil
(seperti gaya gesek dengan sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor
melambat kecepatan sinkron dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan
terinduksi arus sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya
itulah motor dapat menambah kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan kecepatan ini
dikenal sebagai slip.

Gambar 8 Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz (www.learnengineering.org)

Gambar 9 Gaya Akibat Fluks pada Stator dan Rotor (www.learnengineering.org)


4. MOTOR UNIVERSAL

Motor universal adalah salah satu jenis motor listrik yang dapat disuplai
dengan tegangan DC maupun tegangan AC. Motor ini mempunyai kecepatan
yang tinggi (lebih dari 10000 rpm) dan memiliki torsi yang rendah sehingga tidak
cocok untuk mensuplai beban-beban yang besar.

PRINSIP KERJA

Motor universal pada dasarnya merupakan motor DC yang dimodifikasi


sedemikian rupa sehina dapat dijalankan dengan suplai tegangan AC.
Pada motor DC seri, jika arah aliran arusnya dibalik maka arah medan
magnetnya juga terbalik sehinga tosi dari motor tetap memiliki arah yan sama
sebelum arah aliran arus dibalik, artinya motor selalu berputar pada satu arah
saja tidak tergantung arah arusnya.Pada arah arus seperti gambar di atas, kutub
utara pada sisi kiri dan kutub selatan pada sisi kanan, hal ini dapat ditentukan
dengan aturan tangan kanan Maxwell. Arah arus yang melalui kumparan jangkar
menjauhi dan menuju pengamat. Dengan aturan tangan kiri Fleming maka dapat
ditentukan bahwa motor berputar berlawanan dengan jarum jam.
Pada arah arus seperti gambar di atas, kutub utara ada pada sisi kanan dan
kutub selatan pada sisi kiri. Dengan aturan tangan kiri Fleming, maka motor akan
berputar berlawanan dengan arah jarum jam.
Banyak aplikasi peralatan elektronik yang menggunakan motor universal, antara
lain:

1. Vacuum Cleaner
2. Hand Tools
3. Mesin Jahit
4. Peralatan putaran tinggi
5. Mixer
MOTOR PADA VACUM CLEANER

MOTOR PADA MESIN JAHIT


5. SWITCH RELUCTANCE MOTOR

Dalam mesin listrik konvensional, misalnya mesin DC, mesin sinkron dan
mesin induksi, torsi output yang dihasilkan berdasarkan prinsip elektromagnetik
terkenal " GayaLorenz ", dimana gaya dihasilkan dengan menempatkan
konduktor beraliran listrik dan terletak dalam medan magnet. Gaya yang
dikembangkan oleh Lorenz adalah resultan antara vektor arus dan medan
magnet.
Sebaliknya, motor SR bekerja berdasarkan prinsip "gaya reluktan
(tahanan magnetik)". Gaya ini dihasilkan dari sifat alami dari jalur medan
magnetik yang selalu berusaha untuk meminimalkan resistansi magnetik yang
disebut "reluktan" pada rangkaianmagnetik. Dengan memlihat mekanisme pada
Gambar.5, resistansi pada jalur magnetik di gambar sebelah bernilai tinggi
karena celah udara besar. Untuk mengurangi total resistansi magnetik,
maka gaya tarik dihasilkan untuk menggerakkan magnet dan besi satu sama lain
sampai celah udara benar-benar tertutup, seperti yang ditunjukkan Gambar. 5
dibagian kanan.
Dengan mentransformasi prinsip dasar ini kedalam gerakan rotasi dan
mengganti magnet permanen dengan kumparan medan magnet, maka motor
SRdapat dibangun, seperti ditunjukkan pada Gambar. 6. Untuk menghasilkan
rotasi terus menerus, kutub dari motor SR harus dieksitasi tepat waktu sesuai
dengan posisi rotor sehingga rotor akan selalu tertarik dalam arah yang sama.
Sedangkan istilah "switched" ditambahkan pada motor reluktan karena karena
fasa motor SR secara bergantian dinyalakan dan dimatikan selama operasi.

4. Model motor SR (Kondisi ideal)


Dalam menurunkan model mesin listrik, satu set persamaan matematika
diperlukan untuk mendeskripsikan baik perilaku listrik dan mekanik. Secara
umum, persamaan tegangan digunakan untuk menggambarkan perilaku listrik
sedangkan persamaan torsi menyatakan perilaku mekanik.
Untuk pemahaman dasar, motor SR sering dianalisis dengan asumsi
operasi linier tanpa saturasi magnetik pada laminasi inti besi. Ini sangat
membantu dalam memodelkan mesin dalam bentuk matematis tanpa saturasi
magnetik pada karakteristik mesin, yaitu induktansi fasenya, dapat dianggap
sebagai fungsi dari posisi rotor. Dalam kondisi ideal, total torsi fase mesin SR
digambarkan sebagai,

rotor untuk satu periode listrik. Ini dimulai pada


posisi rotor dengan induktansi minimum (reluktanmaksimum) didefinisikan
sebagai "posisi tidak sejajar". Induktansi meningkat secara
signifikan ketika kutub mulai sejajar dan mencapai induktansi
maksimum (reluktanminimum) ketika posisi kutub secara sempurna
sejajar didefinisikan sebagai "posisi sejajar".Sering, mesin SR dirancang
dengan lebar kutub rotor dan stator yang tidak merata untuk meningkatkan torsi
output. Hal ini menyebabkan kurva induktansi di daerah posisi kutub sejajar
puncaknya datar seperti diperlihatkan pada .
Menurut persamaan di atas , torsi dapat diproduksi dalam posisi di
mana gradieninduktansi adalah tidak nol. Gambar. 7 menunjukkan
bahwa torsi dapat diproduksi untuk arah positif dan negatif. Ini juga berarti bahwa
mesin SR pada dasarnya mampu bekerja pada mode motor dan generator.
Penting bahwa arus masukan berpengaruh pada amplitudotorsi keluaran
karena pengaruh kuadrat . Oleh karena itu, satu-satunya kemungkinan untuk
mengontrol arah torsi output dengan
cara mengendalikan periode eksitasi fase sesuai dengan posisi rotor.

Pada sisi elektik nya, motor SR digambarkan dalam generalisasi persamaan


mesin,
6. AC Motor Induksi

Motor tiga fasa: Motor induksi 3 fasa memiliki keunggulan diantaranya handal, tenaga yang
besar, daya listrik rendah dan hampir tidak ada perawatan. Tetapi motor induksi 3 phase
memiliki kelemahan pada pengontrolan kecepatan. Kecepatan putar motor induksi
bergantung pada frekuensi input, sedangkan sumber listrik memiliki frekuensi konstan. Untuk
mengubah frekuensi input lebih sulit daripada mengatur tegangan input. Dengan
ditemukannya teknologi inverter maka hal tersebut menjadi lebih mudah dan mungkin
dilakukan 2.2.1 Prinsip kerja Motor induksi. A. Prinsip Motor Induksi AC dan DC Motor
induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan
rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong
kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena penghantar
(kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada
kumparan rotor Belitan stator yang dihubungkan dengan satu sumber tegangan tiga
fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron
(ns=120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada
rotor, sehingga terinduksi arus, dan sesuai dengan hukum lentz Penghantar
(kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari
kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan
torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi
stator. Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya
yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan
berputarnya medan stator yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah
kutup akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.
Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron Prinsip kerja motor
induksi adalah berdasarkan induksi elektromagnet, dimana tegangan sumber diberikan pada
kumparan stator, sehingga inti besi di stator menjadi magnet, kemudian menginduksikan
magnet tersebut ke rotor. Dengan demikian, di kumparan rotor akan terinduksi tegangan
karena kumparan rotor merupakan loop tertutup, maka akan mengalir arus di kumparan
rotor tersebut yang berinteraksi dengan medan magnet di stator, sehingga timbullah gaya
putar pada rotor yang mendorong rotor untuk berputar dengan kecepatan sinkron dan akan
mengikuti persamaan Dimana : N= kecepatan putar dari medan putar stator dalam rpm F =
Frekuensi arus dan tegangan stator P = Banyaknya kutub Garis-garis gaya fluks dari stator
tersebut yang berputar akan memotong panghantar-panghantar rotor sehingga pada
penghantar rotor tersebut timbul Gaya Gerak Listrik (GGL) atau tegangan induksi.
Berhubung kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup maka pada kumparan
tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir pada penghantar rotor yang berada dalam
medan magnet berputar dari stator, maka pada penghantar rotor tersebut timbul gaya-gaya
yang berpasangan dan berlawanan arah, gaya tersebut menimbulkan torsi yang cenderung
memutar rotornya, rotor akan berputar dengan kecepatan (Nr) mengikuti putaran medan
putar stator (Ns) B. Kecepatan Motor Induksi Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik
dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak
dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua,
yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar.
Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron
namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua
kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan
meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat
dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin
geser/ slip ring motor Dimana : Ns = kecepatan sinkron dalam RPM Nb = kecepatan
dasar dalam RPM 3.1.1 Metode Starting Motor Induksi A. Metode Starting Motor Induksi
Bila suplai motor berasal dari penyulang utama biasanya tidak akan ada masalah dengan
awal start motor listriknya.namun demikian akan menjadi masalah bila motor listrik
berkapastas besar di letakkan di daerah yang jauh dari penyulang utama.akan tetapi
beberapa industri memiliki rentang yang cukup besar untuk jatuh tegangan sehingga
besarnya jatuh tegangan bisa di toleransi.Namun demikian ada beberapa kasus dimana
kapasitas motor terlalu besar di bandingkan kapasitas suplai,kususnya bila motor listrik
berkapasitas besar bergabung dengan motor motor pembantu berkapas kecil dalam suatu
proses produksi yang kemungkinan di jalankan bersamaan.perhitungan bersarnya arus
srating motor listrik perlu dilakukan untuk mengetahui efeknya terhadap proses produksi
maupun system yang sedang dijalankan. Arus start mempunyai sifat reaktif, yang nilainya
biasanya di asumsikan.oleh karena itu power factor saat start biasanya lagging sebesar 15
sampai dengan 30 persen dari power factor nominal.untuk menjaga motor tetap bekerja dan
kontaktor tidak beroperasi tegangan tidak boleh jatuh lebih dari 70% dari tegangan
nominal.ini diasumsikan bahwa fliker lampu tidak menjadi pertimbangan.batasan penurunan
tegangan disesuaiakan dengan kondisi suatu industri.namun demikian jika factor keamanan
dan kontinuitas sangat penting maka jatuh tegangan di batasi harus lebih kecil dari 10%
tegangan nominal. Di lain sisi motor dengan beban bervariasi terus menerus dapat
mengakibatkan nilai arus line berubah ubah,sehingga mengakibatkan naik turunya tegangan
yang di butuhkan.beban yang bertipe seperti ini diantaranya adalah pompa kompressor
udara yang besar yang berdenyut enam sampai 12 kali per detik.akibatnya tegangan jatuh
terjadi terus menerus dan mungkin saja bias membuat suatu proses industri yang kontinyu
terhenti.yang berakibat harus memulai proses produksi dari awal lagi.atau kemungkinan
lainya adalah kehilangan sebagian dari sequence suatu proses akibat dari tegangan jatuh.
Batasan tegangan jatuh pada kontaktor motor listrik adalah paling rendah 30% dan yang
paling tinggi adalah 70% dari tegangan nominal,tergantung dari tipe,ukuran dan pabrikan
kontaktor tersebut.kontaktor mungkin akan mengalami jatuh tegangan dari ¾ sampai
dengan 12 cycles. Kebanyakan permasalahan fliker muncul saat motor baru start. Ini terjadi
pada motor satu fasa ataupun tiga fasa yang beroperasi pada bus sekunder dan pada
kumpulan motor dengan kapasitas besar yang bekerja pada bus utama. B.
karakteristik arus starting pada motor induksi Ketika motor induksi di jalankan maka akan
timbul arus mula yang besar,hal ini dikarenakan frekuensi dan reaktansi yang tinggi dalam
kondisi start yaitu dengan slip seratus persen.jadi dalam rangkaian rotor yang sangat
reaktif ,arus rotor tertinggal terhadap ggl rotor dengan sudut yang besar .Hal ini berarti
bahwa aliran arus maksimum terjadi dalam konduktor rotor pada suatu waktu setelah
kerapatan fluksi maksimum stator melewati konduktor tersebut.sehingga kondisi ini
menghasilkan arus mula yang besar dengan factor daya yang rendah dan menghasilkan
torsi mula yang rendah. Jika rotor melakukan percepatan,frekuensi rotor menjadi
berkurang dikarenakan nilai slip yang berkurang,hal ini berarti nilai reaktansi rotornya
berkurang sehingga menyebabkan nilai torsinya naik ke harga maksimumnya. Jika motor
mempercepat lebih lanjut,torsi akan turun sesuai dengan harga yang diperlukan untuk
memutar beban dengan kecepatan konstan
7. Bagian-bagian dari motor DC bersikat

Gambar 1. Bagian-bagian pada


motor DC.

Prinsip kerja motor DC bersikat

Putaran rotor pada motor DC bersikat mengikuti kaidah tangan-kanan gaya Lorentz.

Gambar 2. Kaidah tangan kanan gaya Lorentz.


Gambar 3. Ilustrasi kaidah tangan kanan pada motor DC bersikat.

Beda potensial (tegangan) antara dua terminal akan mengalirkan arus listrik dari positif
(+) ke negatif (-) melalui terminal – sikat (brush) – lilitan (windings) tembaga seperti
terlihat pada Gambar 3, arus listrik diilustrasikan oleh arah panah merah (I). Kemudian
mengikuti kaidah tangan kanan, karena ada arus listrik yang mengalir pada lilitan dalam
medan-magnet-tetap, maka akan dihasilkan gaya Lorentz seperti pada Gambar 3 yang
d. Proses inilah yang secara terus menerus berlangsung pada motor dc yang
menyebabkannya berputar selama ada beda potensial pada terminal-nya. Semakin
besar beda potensial pada kedua terminal-nya, maka akan semakin besar arus listrik
yang mengalir pada lilitan, dengan demikian semakin besar pula gaya Lorentz yang
dihasilkan dan motor pun akan berputar semakin cepat, sesuai dengan persamaannya:

F = B x IL

Anda mungkin juga menyukai