LISTRIK
“Motor DC Shunt”
DISUSUN OLEH :
Debora Indah Sari B.Sinurat 18063074
A. TUJUAN
Mengukur dan menganalisis karakteristik motor DC shunt dalam keadaan tanpa beban
dan keadaan berbeban.
B. TEORI
Motor DC Shunt adalah motor yang kumparan medan pada stator dihubungkan secara
paralel dengan kumparan jangkar pada rotornya. Kecepatan motor dapat dikontrol di atas
kecepatan dasar. Kecepatan motor akan menjadi berbanding terbalik dengan arus medan.
Ini berarti motor DC Shunt berputar cepat dengan arus medan rendah dan berputar lambat
saat arus medan ditambah. Motor DC Shunt dapat melaju pada kecepatan tinggi jika arus
kumparan medan hilang.
Karakteristik kecepatan pada arus jangkar :
1. Pada kondisi tanpa beban, arus jangkar sangat kecil sehingga diasumsikan 0, sehingga
Vt
dapat ditentukan dengan : n0 = t , ketika efek reaksi jangkar diabaikan maka ∅
Ca ∅
akan tetap konstan. Sebaliknya, ketika efek reaksi jangkar tidak diabaikan akan
menyebabkan poses demagnetisasi dimana fluks akan menurun seiring dengan
bertambahnya arus medan magnet. Sehingga kecepatannya akan lebih tinggi
dibandingkan dengan kecepatan ketika efek reaksi jangkar diabaikan.
2. Pada kondisi berbeban, nilai kecepatannya akan tetap konstan karena arus medan
magnet awalnya sangat kecil sehingga nilainya dapat diabaikan sedangkan hubungan
antara torsi motor terhadap arus jangkar yaitu : T =C a ∅ I a
C. PERALATAN
1. M = Mesin DC MV 120
2. G = Torsi meter listrik MV 100
3. TG = Tachometer generator MV 153
4. Rmy = Shunt Rheostat TS 500/400
5. RB = Resistor beban TB 40
6. IB = Atmeter 12 A
7. Im = Ammeter 1A
8. V = Voltmeter 300 V
9. Po = Wattmeter (Yokogawa)
10. S = Switch TO 30
D. PROSEDUR
1. Merangkai dan menjalankan mesin
1. Hubungkan torsi meter sebagai generator dan mesin DC MV 120 sebagai motor
sesuai dengan diagram rangkaian.
2. Catat spesifikasi generator DC seperti ditunjukkan pada rating plate. Rating ini
tidak boleh dilampaui selama percobaan berlangsung.
3. Dosen atau teknisi mencek rangkaian percobaan.
4. Cek switch S pada posisi OFF, starter Rs pada posisi start sehingga semua
tahanan terhubung.
5. Hidupkan switch tegangan DC variabel dan konstan. Naikkan tegangan DC
variabel DC ke 220 V.
6. Atur shunt rheostat Rmy pada posisi maksimum sehingga didapatkan arus
penguatan maksimum (Ifm).
7. Matikan starter Rs secara perlahan dan amati bahwa kecepatan motor semakin
meningkat. Ketika starter sudah sepenuhnya OFF, kecepatan putaran motor telah
mencapai 1200 rpm.
E. DIAGRAM RANGKAIAN
Rs
L
M R
MV 100 Rpm
F2
A2 A
A IL A
A2 Ifm
Ifg
F2
G TG M
F1 A1
A1
F1
V P
S V Rmy
220 V = 0 – 220 V =
TF 123
Ra
Karakteristik Berbeban:
V = f( I L), If = konstan (mis: 0.4 A), V = konstan (mis: 220 V), variasikan nilai I L.
Vt Pengukuran Perhitungan
(Volt) IL Pin Vout T n Pin Pout Ƞ (%)
(A) (Watt) (Volt) (Nm) (rpm) (Watt) (Watt
)
220
220
220
220
220
G. TUGAS
1. Hitung efisiensi motor pada percobaan 2 dalam perhitungan : Pin = (IL + Im) . V ;
2π .n
Pout = T . W = T .
60
2. Gambar grafik ƞ = f (Pout) untuk pengukuran percobaan 2 (Pout sebagai axis).
3. Gambar grafik T = f(n) pada percobaan 2 dengan n sebagai axisnya.
4. Gambar grafik n = f(Im) untuk percobaan 3.
5. Kenapa kecepatan motor DC shunt menurun dengan bertambahnya beban ?