Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN AWAL Ke-5 PRAKTIKUM MESIN-MESIN

LISTRIK
“Motor DC Shunt”

DISUSUN OLEH :
Debora Indah Sari B.Sinurat 18063074

Senin, 02 Maret 2020

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Hansi Efendi S.T., M.Kom.

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Jurusan : Teknik Mata Kuliah : Praktek Mesin- Mesin
listrik
Waktu : 07.00-10.30 Topik : Motor DC
Kode : ELO1.61.4202 Judul : Motor DC Shunt

A. TUJUAN
Mengukur dan menganalisis karakteristik motor DC shunt dalam keadaan tanpa beban
dan keadaan berbeban.

B. TEORI
Motor DC Shunt adalah motor yang kumparan medan pada stator dihubungkan secara
paralel dengan kumparan jangkar pada rotornya. Kecepatan motor dapat dikontrol di atas
kecepatan dasar. Kecepatan motor akan menjadi berbanding terbalik dengan arus medan.
Ini berarti motor DC Shunt berputar cepat dengan arus medan rendah dan berputar lambat
saat arus medan ditambah. Motor DC Shunt dapat melaju pada kecepatan tinggi jika arus
kumparan medan hilang.
Karakteristik kecepatan pada arus jangkar :
1. Pada kondisi tanpa beban, arus jangkar sangat kecil sehingga diasumsikan 0, sehingga
Vt
dapat ditentukan dengan : n0 = t , ketika efek reaksi jangkar diabaikan maka ∅
Ca ∅
akan tetap konstan. Sebaliknya, ketika efek reaksi jangkar tidak diabaikan akan
menyebabkan poses demagnetisasi dimana fluks akan menurun seiring dengan
bertambahnya arus medan magnet. Sehingga kecepatannya akan lebih tinggi
dibandingkan dengan kecepatan ketika efek reaksi jangkar diabaikan.
2. Pada kondisi berbeban, nilai kecepatannya akan tetap konstan karena arus medan
magnet awalnya sangat kecil sehingga nilainya dapat diabaikan sedangkan hubungan
antara torsi motor terhadap arus jangkar yaitu : T =C a ∅ I a

C. PERALATAN
1. M = Mesin DC MV 120
2. G = Torsi meter listrik MV 100
3. TG = Tachometer generator MV 153
4. Rmy = Shunt Rheostat TS 500/400
5. RB = Resistor beban TB 40
6. IB = Atmeter 12 A
7. Im = Ammeter 1A
8. V = Voltmeter 300 V
9. Po = Wattmeter (Yokogawa)
10. S = Switch TO 30

D. PROSEDUR
1. Merangkai dan menjalankan mesin
1. Hubungkan torsi meter sebagai generator dan mesin DC MV 120 sebagai motor
sesuai dengan diagram rangkaian.
2. Catat spesifikasi generator DC seperti ditunjukkan pada rating plate. Rating ini
tidak boleh dilampaui selama percobaan berlangsung.
3. Dosen atau teknisi mencek rangkaian percobaan.
4. Cek switch S pada posisi OFF, starter Rs pada posisi start sehingga semua
tahanan terhubung.
5. Hidupkan switch tegangan DC variabel dan konstan. Naikkan tegangan DC
variabel DC ke 220 V.
6. Atur shunt rheostat Rmy pada posisi maksimum sehingga didapatkan arus
penguatan maksimum (Ifm).
7. Matikan starter Rs secara perlahan dan amati bahwa kecepatan motor semakin
meningkat. Ketika starter sudah sepenuhnya OFF, kecepatan putaran motor telah
mencapai 1200 rpm.

2. Pengukuran karakteristik efisiensi ƞ=f (Pout ) dan karakteristik torsi T = f(n)


pada percobaan ini yang akan diobservasi adalah pengaruh perubahan arus beban (IL)
terhadap daya Torsi motor (T) dan kecepatan putaran motor (n). Selain itu, mahasiswa
juga dituntut untuk menganalisis karakteristik torsi (T) sebagai fungsi kecepatan (n)
dan karakteristik efisiensi (ƞ) sebagai fungsi daya output Pout.
1. Hidupkan switch tegangan DC konstan dan atur shunt rheostat torsi pada sisi
generator sehingga arus medan (Ifg) yang tercatat mencapai 0,4 Ampere.
2. Cek switch S pada posisi OFF, hidupkan starter Rs.
3. Hidupkan switch tegangan DC variabel dan atur nialinya sebesar 220 Volt.
4. Atur shunt rheostat Rmy pada posisi maksimum sehingga didapatkan arus
penguatan maksimum pada sisi motor (Ifm max).
5. Posisikan beban RL berada pada kondisi arus beban minimum. Lalu hubungkan
switch S ke posisi on.
6. Naikkan nilai resistir beban (RL) sehingga didapatkan nilai arus beban (IL) yang
bervariasi sesuai dengan nilai yang tertera pada tabel.
7. Lakukan pengukuran nilai kecepatanm putarn motor (n), daya yang dikonsumsi
oleh motor (Pin), daya output generator (Pout) dan torsi (T).
8. Perlu diingat bahwa selama percoban ini berlangsung nilai tegangan DC variabel,
arus penguatan medan pada motor (Ifm), dan arus penguatan medan pada
generator (Ifg) harus selau konstan.
9. Perhatikan hasil yang didapatkan pada saat pengukuran. Analisa pengaruh
penambahan arus beban (IL) terhadap kecepatan putaran motor (n).

3. Kontrol kecepatan motor DC Shunt dengan penguatan Shunt Rheostat (Rmy)


1. Selanjutnya arus beban Ra sehingga didapatkan nilai Torsi sebesar 4 Nm, nilai ini
harus dijaga konstan selama pengukuran.
2. Variasikan nilai Ifm, sesuai dengan nilai yang tertera pada tabel dengan cara
mengatur shunt rheostat Rmy.
3. Lakukan pengukuran nilai arus mengalir pada beban (IL) dan kecepata putaran
motor (n) untuk setiap kenaikan step Ifm. Dan masukkan semua nilai yang
didapatkan ke dalam tabel tersebut.
4. Lakukan perhitungan Pin, Pout dan ƞ dengan persamaan berikut:
Pin = (IL + Im) . V
2π .n
Pout = T . W = T .
60
Pout
Ƞ= × 100%
Pin
4. Penutup
1. Setiap selesai melaksanakan praktikum, kembalikan semua peralatan yang
digunakan ke dalam toolbox, minta teknisi untuk memeriksa kelengkapan
peralatan.
2. Buatlah laporan harian berdasarkan data-data yang didapatkan selama praktikum.
3. Bersihkan workshop dan rapikan kembali meja dan kursi.

E. DIAGRAM RANGKAIAN

Rs
L

M R

MV 100 Rpm
F2
A2 A
A IL A
A2 Ifm
Ifg
F2

G TG M
F1 A1
A1
F1

V P

S V Rmy

220 V = 0 – 220 V =

TF 123
Ra

F. DATA TABEL PERCOBAAN

Karakteristik Berbeban:

V = f( I L), If = konstan (mis: 0.4 A), V = konstan (mis: 220 V), variasikan nilai I L.
Vt Pengukuran Perhitungan
(Volt) IL Pin Vout T n Pin Pout Ƞ (%)
(A) (Watt) (Volt) (Nm) (rpm) (Watt) (Watt
)
220
220
220
220
220

n = f(Ifm) , V = konstan (mis:220 V), T = Konstan 4 Nm


Pengukuran Perhitungan
Ifm (A) I L (A) n (rpm) Pin Pin Pout Ƞ (%)
(Watt) (Watt) (Watt)
0,5
0,4
0,3

G. TUGAS
1. Hitung efisiensi motor pada percobaan 2 dalam perhitungan : Pin = (IL + Im) . V ;
2π .n
Pout = T . W = T .
60
2. Gambar grafik ƞ = f (Pout) untuk pengukuran percobaan 2 (Pout sebagai axis).
3. Gambar grafik T = f(n) pada percobaan 2 dengan n sebagai axisnya.
4. Gambar grafik n = f(Im) untuk percobaan 3.
5. Kenapa kecepatan motor DC shunt menurun dengan bertambahnya beban ?

Anda mungkin juga menyukai