Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Jurusan : Teknik Elektro Mata Kuliah : Pr. Mesin-Mesin Listrik


Waktu : Topik : Generator DC
Kode : Judul : Generator DC Penguat Terpisah

A. TUJUAN

Mengukur dan menganalisis karakteristik generator DC penguat


terpisah pada saat tanpa beban dan keadaan berbeban.

B. TEORI

Karakteristik yang menunjukkan sifat-sifat operasi suatu generator DC


yaitu karakteristik tanpa beban, karakteristik berbeban, dan karakteristik
tegangan luar. Pada generator DC penguat terpisah, sumber pada kumparan
medannya diambil dari sumber tersendiri diluar keluaran generator.
Bila tegangan sumber yang dihubungkan dengan kumparan medan

generator mempunyai harga yang tetap, maka arus medan I


yang mengalir
f

akan tetap besarnya, demikian pula dengan besarnya fluksi yang dihasilkan
oleh kutup. Jadi tidak ada pengaruh penurunan tegangan jangkar terhadap
besarnya fluks yang dihasilkan. Bila jangkar tersebut dihubungkan dengan
beban sebesar R, maka pada jangkar akan mengalir arus sebesar I a . Arus

jangkar ( Ia ) akan mengakibatkan jatuh tegangan


Ia  Ra (Volt). Juga
sebesar
pada sikat akan jatuh tegangan sebesar
Ia  Volt. Namun demikian jatuh
2rb
tegangan pada sikat sering diabaikan karena relatif kecil.
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat ditulis persamaan sebagai berikut:
Pada generator DC If IL

penguatan terpisah berlaku: Ia

Ea  K   n Vf Rf G V RL

Vt  Ea;Ra
 Ia  R a
Ea
Ia  IL
Vt  I L  RL

Daya masukan pada generator Pi  2   n  Watt


adalah: n M
60
Pout
Efisiensi generator  100%;
Pin
VNL VFL
Voltage Regulation (V )= 100%
R
VFL

di
mana: VN  tegangan tanpa VFL  tegangan beban penuh
L beban;

C. PERALATAN

1. M = Torsi meter listrik MV 1300


2. G = Mesin DC MV 120
3. TG = Tachometer generator MV 153
4. Rmy = Shunt rheostat TS 500/440
5. RB = Resistor beban TB 40
6. IB = Ammeter 12 A (Goerz 324764)
7. Im = Ammeter 1 A (AAM 401)
8. V = Voltmeter 300 V (AVM 402)
9. Po = Wattmeter (Yokogawa)
10. S = Switch TO 30
11. Kabel Jumper 21 buah
D. PROSEDUR

1. Merangkai dan menjalankan mesin


a. Hubungkan torsi meter MV 1300 sebagai motor dan mesin DC MV
120 sebagai generator sesuai dengan diagram rangkaian.
b. Catat spesifikasi generator DC seperti ditunjukkan pada rating plate.
Rating ini tidak boleh dilampaui selama percobaan berlangsung.
c. Dosen atau teknisi mencek rangkaian percobaan.
d. Hidupkan switch tegangan DC konstan atur shunt rheostat torsi meter
sehingga dicapai arus penguatan maksimum (Ifm = maksimum).
e. Set tegangan DC control variabel menjadi nol dan hidupkan switch
tegangan DC variabel. Setelah itu naikkan tegangan rotor 220 V.
Mesin lalu akan hidup dan berputar sampai mencapai 1400 rpm. Mesin
seharusnya berputar sesuai dengan arah panah. (Catatan : Kecepatan
mesin harus disesuaikan dengan batasi maksimum yang tertera pada
rating plate.)

2. Pengukuran karakteristik tanpa beban E = f(Im), sebagai contoh


tegangan induksi tanpa beban sebagai fungsi dari arus
penguatan
a. Atur arus penguatan (Ifm) pada torsi meter sehingga kecepatan putaran
mencapai 1400 rpm. Kecepatan ini harus dikontrol konstan selama
percobaan dan harus di cek secara terus menerus. Switch S harus pada
posisi off. Variasikan arus penguatan sisi generator Ifg dengan variasi
0.1 A mulai dari nol ke maksimum dan pada setiap variasi tegangan
catat besarnya Ifg dan tegangan induksi yang terbaca pada voltmeter U.
Masukkan nilai-nilainya pada tabel .
b. Selanjutnya variasikan arus penguatan dari maksimum ke nol dan
untuk setiap nilai catat Ifg dan tegangan U. Amati bahwa dengan
perubahan arus penguatan dari minimum ke maksimum kemudian dari
maksimum ke minimum akan terdapat pebedaan akibat dari histerisis
magnetic dalam bagian besi mesin. Amati kecepatannya.
c. Ulangi pengukuran a dan b di atas untuk kecepatan 1200 rpm.
3. Pengukuran karakteristik tegangan luar U = f(IL), sebagai contoh
tegangan generator sebagai fungsi dari arus beban IL
a. Atur torsi meter sehingga kecepatannya 1400 rpm. Kecepatan ini harus
dijaga konstan selama percobaan berlangsung karena itu harus dicek
dari waktu ke waktu.
b. Atur shunt rheostat Rmy dari generator DC sehingga tegangan
generator mencapai 220 V. Switch S harus masih pada posisi off. Catat
seting arus penguatan Ifg generator. Arus penguatan ini harus dijaga
konstan selama percobaan berlangsung dan harus di cek dari waktu ke
waktu.
c. Atur resistor beban RB ke beban minimum. Gunakan hanya RL 1 fasa
untuk beban terendah. Hidupkan switch S dan dengan resistor beban
RL variasikan arus beban IL dengan variasi 1 A sampai arus rating.
Untuk masing-masing nilai baca arus IL dan tegangan U. Cek
kecepatan dan arus penguatan!
4. Penutup
a. Setiap selesai melaksanakan praktikum, kembalikan semua peralatan
yang digunakan ke dalam toolboox, minta teknisi untuk memeriksa
kelangkapan peralatan.
b. Buatlah laporan harian berdasarkan data-data yang didapatkan selama
praktikum.
c. Bersihkan workshop dan rapikan kembali meja dan kursi.
E. DIAGRAM RANGKAIAN

MV
rpm
100
F2
F2 A A2 A2 A
A
If Ifg
m M TG G
F1 A1 V A1
F1

IL A

Rm
y
220 V =0 - 220 V =

TF
123
RL

F. TABEL PERCOBAAN

Karakteristik tanpa beban:


V = f(Ifg), n = konstan
n = 1200 rpm n = 1400 rpm
Penambahan Ifg Pengurangan Ifg Penambahan Ifg Pengurangan Ifg
Ifg V Ifg V Ifg V Ifg V
0.0 0.5 0.0 0.5
0.1 0.4 0.1 0.4
0.2 0.3 0.2 0.3
0.3 0.2 0.3 0.2
0.4 0.1 0.4 0.1
0.5 0.0 0.5 0.0
V = f(n), Ifg = konstan
Ifg = 0.4 A Ifg = 0.5 A
Penambahan n Pengurangan n Penambahan n Pengurangan n
N V n V n V n V
0 1500 0 1500
100 1400 100 1400
200 1300 200 1300
300 1200 300 1200
400 1100 400 1100
500 1000 500 1000
600 900 600 900
700 800 700 800
800 700 800 700
900 600 900 600
1000 500 1000 500
1100 400 1100 400
1200 300 1200 300
1300 200 1300 200
1400 100 1400 100
1500 0 1500 0

Karakteristik Berbeban
V = f(IL), Ifg = konstan (mis: 0.4 A), n = 1400 rpm
Pengukuran Perhitungan
IL (A) Pout Pin
V (Volt) T (Nm)  (%) VR (%)
0
1
2
3
4
5
G. TUGAS

1. Gambar karakteristik tanpa beban untuk penaikan dan penurunan Ifg


pada kecepatan 1400 dan 1200 rpm secara berurutan pada diagram
yang sama dengan Im sebagai axisnya.
2. Gambar karakteristik tegangan luar untuk penguatan terpisah dengan IL
sebagai axisnya.
3. Kenapa karakteristik tanpa beban berbeda untuk penaikan dan
penurunan arus penguatan?
4. Kenapa tegangan menurun dengan kenaikan IL dengan penguatan yang
terpisah (lihat karakteristik tegangan luar)?

Anda mungkin juga menyukai