Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

Mesin Arus
Searah dan
Transformator
Trafo Ideal

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

08
Fakultas Teknik Teknik Elektro MK14034 Fadli Sirait, S.Si, MT

Abstract Kompetensi
Materi dalam pertemuan ke-8  Mahasiswa memahami prinsip dasar
ini menjelaskan tentang trafo ideal operasi trafo tenaga
 Mahasiswa memahami jenis dan
konstruksi trafo tenaga
 Mahasiswa dapat melakukan analisa
sistem tenaga dengan trado ideal

‘13 Mesin Arus Searah dan Transformator Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Fadli Sirait, S.Si, MT http://www.mercubuana.ac.id
Pendahuluan
Pengertian Trafo/Transformator (transformer)

Trafo atau transformator adalah peralatan listrik yang mengubah daya listrik dari satu tingkat
tegangan ke tingkat tegangan yang lain melalui medan magnet. Tegangan listrik yang dapat
diubah besarnya oleh trafo adalah tegangan listrik arus bolak-balik (AC).

Trafo terdiri dari 2 belitan atau lebih yang dibelitkan pada suatu inti dari bahan feromagnetik. Kedua
(ketiga) belitan ini biasanya tidak terhubung langsung secara elektrik, namun melalui gandengan
magnetik berupa fluks magnet yang dibangkitkan pada inti trafo.

Salah satu belitan trafo dihubungkan dengan sumber daya listrik (disebut belitan primer) dan
belitan lainnya dihubungkan dengan beban (disebut belitan sekunder). Apabila ada belitan yang
ketiga, disebut belitan tersier.

Gambar 8. 1 Trafo medern pertama yang dibuat oleh William Stanley pada tahun 1885

Sejarah Sistem Tenaga Dan Masalahnya

Sistem distribusi yang pertama kali di dunia adalah sistem arus searah 120 V. Sistem ini dibangun
oleh Thomas Alva Edison di kota New York, Amerika Serikat, yang mulai beroperasi pada bulan
september tahun 1882.

Sistem tenaga Edison membangkitkan dan mendistribusikan daya listrik pada tegangan yang
sangat rendah. Hal ini mengingat pada pada waktu itu beban masih sangat kecil dan mencakup
‘13 Mesin Arus Searah dan Transformator Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Fadli Sirait, S.Si, MT http://www.mercubuana.ac.id
wilayah yang tidak terlalu luas. Tegangan pengiriman yang rendah ini menimbulkan arus yang
sangat besar, sehingga menyebabkan drop tegangan yang sangat besar dan loses yang juga
sangat besar pada saluran transmisi. Akibatnya daerah pelayanan dan jangkauan sistem tenaga
menjadi sangat terbatas. Perluasan sistem akan menyebabkan drop tegangan dan rugi daya yang
tidak dapat diterima.

Untuk mengatasi hal di atas, pada tahun 1880-an pembangkit listrik dibangun berdekatan dengan
beban. Oleh sebab itu pembangkit listrik yang dibangun harus bverkapasitas kecil, karena berada
di lingkungan pemukiman, dan jangkauannyapun terbatas. Hal ini menyebabkan sisten tenaga
menjadi tidak efisien.

Trafo: Solusi Permanen

Permasalahan yang dihadapi sistem tenaga DC tegangan rendah ini teratasi dengan penemuan
trafo dan sistem tenaga dengan tegangan dan arus bolek-balik (AC). Trafo mengubah tegangan
sistem dari satu level ke level lainnya tanpa mengubah daya yang dikirimkan. Ini adalah kondisi
ideal. Pada kenyataanya tentu saja terjadi rugi-rugi di dalam operasi trafo sehingga daya keluaran
tidak sama persis dengan daya masukan.

Jika tegangan sistem dinaikkan dengan trafo maka arus akan turun untuk menjada agar daya yang
keluar trafo sama dengan daya yang masuk trafo, sesuai dengan persamaan

𝑃 = 𝑉𝐼 cos 𝜃 (8.1)

Arus yang kecil menimbulkan rugi daya dan jatuh tegangan yang rendah pada saluran transmisi.
Dengan demikian maka pembangkit listrik dapat dibangun jauh dari pusat beban.

Menaikkan tegangan transmisi sepuluh kali akan menurunkan rugi transmisi seratus kali. Hal ini
mengingat tegangan berbanding terbalik dengan arus, sedangkan daya berbanding lurus dengan
kuadrat arus.

𝑃 = 𝐼2 𝑅 (8.2)

Saat ini, daya lisrik dibangkitkan pada tegangan 12 kV hingga 25 kV, kemudian ditransmisikan
melalui saluran transmisi 110 hingga 1000 kV. Sistem PLN menggunakan 70 kV dan 150 kV.

‘13 Mesin Arus Searah dan Transformator Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Fadli Sirait, S.Si, MT http://www.mercubuana.ac.id
Tipe Dan Konstruksi Trafo

Trafo mengubah tegangan energi listrik pada frekuensi yang sama. Ini berbeda dengan konverter
elektronik yang dapat mengubah frekuensi listrik. Trafo juga dapat digunakan untuk keperluan
lainnya, seperti sampling tegangan dan arus, transformasi impedansi, dan lain-lain. Pada
pembahasan kali ini kita bicara tentang tafo daya. Trafo arus dan trafo tegangan akan dibahas
pada bagian tersendiri.

Inti tafo dibentuk dari lapisan-lapisan tipis (laminasi) yang terisolasi satu dari lainya. Hali ini
bertujuan untuk mereduksi arus eddy (jelaskan!).

Pada trafo riil, belitan primer dan sekunder dililitkan bertumpuk, yang bertegangan lebih rendah di
bagian dalam. Tujuannya untuk memberikan isolasi belitan bertegangan tinggi dari inti. Selain itu
juga untuk memberikan fluks bocor (leakage flux) yang lebih rendah dibandingkan bila dibelitkan
sendiri-sendiri.

Terdapat dua tipe inti trafo:

1. tipe inti
2. tipe cangkang

Gambar 8. 2 Inti trafo: (a) Tipe inti, (b) tipe cangkang

Trafo daya mempunyai beberapa sebutan yang berbeda-beda tergantung pemakaiannya pada
sisem tenaga listrik. Sebuah trafo yang terhubung dengan keluaran generator dan berfungsi untuk
menaikkan tengan keluaran generator ke tingkat tegangan transmisi (sekitar 150 kV di Indonesia)
disebut unit transformer. Sedangkan trafo yang digunakan untuk sistem distribusi dan berfugsi
menurunkan tegangan dari level transmisi ke level distribusi disebur substation transformer.
‘13 Mesin Arus Searah dan Transformator Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Fadli Sirait, S.Si, MT http://www.mercubuana.ac.id
Adapun trafo yang menurunkan tegangan dari level distribusi ke level tegangan yang digunakan
sehari-hari disebut distribution transformer. Semua trafo yang disebutkan pada hakikatnya sama,
hanya berbeda pada tujuan penggunaannya saja.

Gambar 8. 3 Trafo dengan inti tipe cangkang

Trafo Ideal
Trafo ideal adalah trafo tanpa rugi-rugi. Hubungan antara tegangan dan arus pada trafo ideal baik
pada sisi masukan maupun sisi keluaran diberikan oleh beberapa persamaan yang sederhana.
Gambar 8.4 memperlihatkan suatu trafo ideal dengan Np belitan pada sisi primer dan Ns belitan
pada sisi sekunder. Keterangan gambar 8.4:

 𝑁𝑝 = jumlah lilitan primer


 𝑁𝒔 = jumlah lilitan sekunder
 𝑣𝑝 (𝑡) = tegangan lilitan primer
 𝑣𝒔 (𝑡) = tegangan lilitan sekunder

‘13 Mesin Arus Searah dan Transformator Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Fadli Sirait, S.Si, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 8. 4 Trafo ideal: (a) gambar sketsa, (b) gambar skematik

Hubungan antara tegangan yang dikenakan di sisi primer 𝑣𝑝 (𝑡) dan tegangan yang dihasilkan di
sisi sekunder 𝑣𝑠 (𝑡) dinyatakan dengan:

𝒗𝒑 (𝒕) 𝑵𝒑
= =𝒂 (8.3)
𝒗𝑺 (𝒕) 𝑵𝑺

Di mana 𝑎 = rasio belitan.

Sedangkan hubungan arus didapat dari:

𝑵𝒑 𝒊𝒑 (𝒕) = 𝑵𝒔 𝒊𝒔 (𝒕) (8.4)

atau

𝒊𝒑 (𝒕) 𝑵𝒔 𝟏
= = (8.5)
𝒊𝒔 (𝒕) 𝑵𝒑 𝒂

Bila tegangan dan arus dalam bentuk fasor maka,

𝑽𝒑
=𝒂 (8.6)
𝑽𝒔

‘13 Mesin Arus Searah dan Transformator Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Fadli Sirait, S.Si, MT http://www.mercubuana.ac.id
𝑰𝒑 𝟏
= (8.7)
𝑰𝒔 𝒂

Perlu dicatat bahwa sudut fasa 𝑽𝒑 sama dengan sudut fasa 𝑽𝒔 . Jadi rasio belitan tidak
mempengaruhi sudut fasa.

Konvensi Titik

Persamaan 8.3 sampai 8.7 menggambarkan hubungan antara besardan dan sudut dari tegangan
dan arus baik pada sisi primer maupun pada sisi sekunder. Namun masih ada hal yang belum
tergambarkan pada persamaan-persamaan tersebut yaotu tentang polaritas tegangan dan arus
pada kedua sisi trafo. Pada setiap terminal dari trafo manakah tegangan yang positip dan manakah
tegangan yang negatip? Untuk mengatasi permasalahan ini digunakan konvensi titik. Ketentuan
pada konvensi titik adalah:

1. Jika tegangan primer positip pada sisi yang bertanda titik maka tegangan sekunder juga
akan positip pada sisi yang bertanda titik.

2. Jika arus primer masuk ke sisi yang bertanda titik maka arus sekunder akan keluar dari
titik yang bertanda titik

Gambar 8. 5 Konvensi titik

Daya Pada Trafo Ideal

Daya yang masuk di sisi primer trafo dinyatakan dengan persamaan

𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑝 𝐼𝑝 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑝 (8.8)

Di mana 𝜃𝑝 adalah beda sudut fasa antara tegangan dan arus sisi primer.

Sedangkan daya yang keluar dari sisi sekunder trafo dinyatakan dengan persamaan:

‘13 Mesin Arus Searah dan Transformator Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Fadli Sirait, S.Si, MT http://www.mercubuana.ac.id
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑠 𝐼𝑠 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠 (8.9)

Di mana 𝜃𝑠 adalah beda sudut fasa antara tegangan dan arus sisi sekunder

Karena sudut fasa tegangan dan arus tidak dipengaruhi trafo ideal maka 𝜃𝑝 = 𝜃𝑠 = 𝜃. Belitan
primer dan belitan sekunder pada trafo ideal memiliki faktor daya yang sama

Dari persamaan 8.9, daya keluar dari sisi sekunder:

𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑠 𝐼𝑠 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠

Dengan menerapkan persamaan perbandingan tegangan dan arus 𝑉𝑠 = 𝑉𝑝 /𝑎 dan 𝐼𝑠 = 𝑎𝐼𝑝 maka

𝑃𝑜𝑢𝑡 = (𝑉𝑝 /𝑎)(𝑎𝐼𝑝 )𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝑉𝑝 𝐼𝑝 𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝑃𝑖𝑛 (8.10)

Jadi pada trafo ideal daya keluaran sama dengan daya masukan.

Untuk daya reaktif dan daya nyata berlaku hal yang sama:

𝑄𝑖𝑛 = 𝑉𝑝 𝐼𝑝 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑉𝑠 𝐼𝑠 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑄𝑜𝑢𝑡 (8.11)

𝑆𝑖𝑛 = 𝑉𝑝 𝐼𝑝 = 𝑉𝑠 𝐼𝑠 = 𝑆𝑜𝑢𝑡 (8.12)

Transformasi Impedansi Dengan Trafo

Impedansi didefinisikan sebagai perbandingan antara fasor tegangan dan fasor arus:

𝑽𝑳
𝒁𝑳 = (8.13)
𝑰𝑳

Karena trafo mengubah tingkat tegangan dan arus maka trafo juga mengubah rasio tegangan dan
arus (yang merupakan impedansi)

Impedansi beban:

𝑽𝒔
𝒁𝑳 = (8.14)
𝑰𝒔

Impedanasi sisi primer:

𝑽𝒑 𝒂𝑽𝒔 𝑽𝒔
𝒁′𝑳 = = = 𝒂𝟐 = 𝒂𝟐 𝒁𝑳 (8.15)
𝑰𝒑 𝑰𝒔⁄ 𝑰𝒔
𝒂

‘13 Mesin Arus Searah dan Transformator Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Fadli Sirait, S.Si, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 8. 6 Prinsip transformasi impedansi dengan trafo

Dengan trafo kita dapat menyamakan besar impedansi beban dengan impedansi sumber, dengan
memilih rasio belitan trafo yang tepat.

Analisa Rangkaian Dengan Trafo Ideal

Jika sebuah rangkaian mengandung trafo ideal maka cara termudah untuk menganalisanya
adalah dengan mengganti bagian rangkaian pada salah satu sisi trafo dengan rangkaian
penggantinya. Setelah rangkaian pengganti disubstitusi pada salah satu sisinya maka dapat
dilakukan perhitungan tegangan dan arusnya (tanpa keberadaan trafo). Arus dan tegangan pada
sisi lain trafo dapat dihitung kemudian dengan menggunakan rasio belitan. Cara seperti ini disebut
melihat/merujuk satu sisi trafo dari sisi lainnya.

‘13 Mesin Arus Searah dan Transformator Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Fadli Sirait, S.Si, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai