Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

ILMU BAHAN LISTRIK

“ KACA DAN PORSELIN,PLASTIK DAN SERAT

OPTIK”
DOSEN PEMBIMBING : Drs. Ridwan, M.Sc.Ed

OLEH

KELOMPOK

1. HELSI MARISKA PUTRI (15063)

2. ILVI NIRMA HUSNI (15063063)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
1 Kaca

Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Namun tidak banyak yang kita ketahui mengenai kaca tersebut. Dipandang dari
segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur
partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri
berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga
partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca adalah
gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari
dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun
lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya.
Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses
pembentukannya.

1.2 Proses Pembuatan Kaca Wujud silika awalnya adalah pasir, yaitu pasir silika. Kaca
merupakan substansi kimia yang serupa dengan kuarsa. Silika mempunyai titik lebur sekitar
2000 derajat celcius. Dua komponen penting dalam pembuatan kaca yang baik adalah
mencampurkan soda (sodium karbonat (Na2CO3)), atau potasy dengan kalium karbonat,
yang dapat menurunkan titik lebur kaca menjadi sekitar 1000 derajat celcius. Bahan soda
menjadikan kaca larut, sedangkan kapur (kalsium oksida, CaO) adalah bahan yang
menyebabkan kaca sukar larut. Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh
karena itu, silikon (IV) oksida dapat digunakan untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara
atom dalam struktur raksasa. Maka, silikon (IV) oksida mempunyai titik lebur yang sangat
tinggi, yaitu 1710 derajat celcius. Pada silikon (IV) oksida, setiap atom silikon diikat secara
kovalen kepada 4 atom oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5°.
Unit itu diulangi secara tidak terhingga dengan tiap atom oksigen terikat pada 2 atom silikon
untuk membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian. Kaca merupakan bahan
yang terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak
memberikan cukup massa untuk jaringan kristal bisa terbentuk. Terdapat dua macam kaca
silika, yaitu kaca silika bening dan kaca silika tidak bening, tetapi tembus cahaya
(translucent). Kaca silika bening mempunyai sifat yang lebih baik daripada kaca silika tidak
bening. Pada kaca silika yang tidak bening terdapat gelembung-gelembung udara di
dalamnya. Hal ini dapat dimaklumi, karena proses pembuatan kaca silika bening lebih sulit
daripada kaca silika tidak bening. Jika kristal kuarsa dalam jumlah besar diperlukan, bisa
digunakan pasir kuarsa biasa (pasir kali). Massa jenis kaca kuarsa adalah 2,2 g/cm3.
1.3 Macam-Macam Kaca Kebanyakan kaca silika yang digunakan di dalam keteknikan
mempunyai berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2, sehingga membuatnya lebih
mudah direkayasa, tetapi titik fusinya menjadi lebih rendah. Kaca-silika di dalam keteknikan
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Kaca alkali tanpa oksida berat. Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah.
Pemakaiannya antara lain untuk botol dan kaca jendela.
2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat. Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang
tinggi dibandingkan dengan kaca alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah dengan PbO atau
kaca crown ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus untuk bahan
dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut minos. Di antara kaca-kaca crown terdapat
jenis yang disebut pireks. Pireks mempunyai koefisien thermal 33. 10-7 per oC dan mampu
menahan perubahan suhu yang mendadak.
3. Kaca non alkali. Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi listrik.
Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan yang sangat tinggi.
1.4 Pemanfaatan Kaca Pemakaian kaca pada keteknikan antara lain :
1. Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filamen Titik pelunakan kaca ini
tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya dibuat mendekati muai panjang logam
maupun paduannya yang disangga. Logam yang dimaksud adalah wolfram, molibdenum.
2. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor Minos adalah salah satu jenis kaca permeabilitas
relatif tinggi yaitu 7,5, sudut kerugian dielektrik (tan δ) kecil pada frekuensi 1MHz, suhu
20oC, tan δ = 0.0009 pada frekuensi 1MHz, suhu 200oC, tan δ = 0,0012. Kaca minos
mempunyai α = 8,2 . 107 per oC. massa jenis 3,6 g/cm3.
3. Untuk membuat berbagai isolator Misalnya isolator penyangga, isolator antena, isolator
len, dan isolator bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga
dituntut mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang
mendadak, dan tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis kaca yang digunakan untuk keperluan
ini antara lain kaca silika, pireks kalium-natrium.
4. Pelapisan logam Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis). Enamel dalam
hal ini dapat digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain sejenisnya, misalnya dudukan
lampu, reflektor, barang-barang dekoratif yang tujuannya untuk mendapatkan permukaan
yang lebih bagus. Enamel juga dapat digunakan sebagai isolasi listrik, yaitu untuk melapisi
resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung tersebut adalah resistor, antara lain :
nikrom, konstantan). Dalam hal ini, enamel dileburkan dan kemudian tabung keramik yang
sudah dililiti kawat tersebut dicelupkan sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel.
Tujuannya di samping untuk mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan terhadap uap, debu,
dan oksidasi udara pada suhu kerja yang tinggi. Enamel dipabrikasi dengan meleburkan
komponen-komponennya yang halus, kemudian dituangkan sedikit demi sedikit dalam
keadaan meleleh ke dalam air yang dingin hingga membentuk seperti bola, selanjutnya
dihaluskan menjadi bubuk. Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara
kering maupun basah. Pada pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi dipanasi hingga
suhu tertentu kemudian dimasukkan ke dalam bubuk enamel. Dengan demikian maka bubuk
di sekelilingnya akan meleleh dan melapisi perangkat tersebut. Proses ini diulang berkali-kali
hingga diperoleh ketebalan lapisan yang diinginkan. Pada pelapisan basah, mula-mula enamel
diaduk dengan air sehingga menjadi bubur enamel yang digunakan untuk melapisi perangkat
yang dimaksud. Selanjutnya perangkat yang sudah dilapis tersebut dikeringkan, lalu
dipanaskan dengan oven sehingga enamel meleleh dan dengan demikian melapisi perangkat.
Untuk keperluan pelapisan ini, koefisien muai panjang enamel harus diusahakan sama dengan
muai panjang perangkat yang dilapisi. Komponen elamen untuk pelapisan resistor tabung
(kaca boron-timah hitam dengan mangan peroksida) adalah sangat sederhana yaitu : 27%
PbO, 70% H3BO3 dan 3% MnO2. Titik lebur enamel ± 600oC. Enamel akan hilang
warnanya dan sebagian akan melarut jika direndam dalam air dalam waktu yang lama. Untuk
menambah ketahanan enamel terhadap air dan panas biasanya ditambahkan pasir kuarsa.
Sedangkan untuk menambahkan kemampuan lekatnya, enamel yang digunakan untuk
melapisi baja atau besi tulang, ditambah Ni dan Co.
1.5 Sifat-Sifat Kaca
1. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3.
2. Kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2.
3. Kekutan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif kecil, maka kaca
adalah bahan yang regas. Walaupun kaca adalah substansi berongga, tetapi tidak mempunyai
titik leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu pemanasan
dinaikkan.
4. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 1700° C. Makin sedikit kandungan SiO2
makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula halnya dengan muai panjang (α), makin
banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan makin kecil α nya. 5. Muai panjang untuk kaca
berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per derajat celcius. Nilai dari angka muai panjang
adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam hubungannya dengan kemampuan kaca
menahan perubahan suhu. Piranti dari kaca yang dipanaskan atau didinginkan secara tiba-tiba
akan meregang. Hal ini disebabkan distribusi suhu yang tidak merata pada lapisan luarnya
dan keadaan tersebut menyebabkan piranti retak. Jika kekuatan tarik piranti kaca lebih rendah
dari kekuatan tekannya, maka pendinginan yang mendadak pada permukaannya akan lebih
memungkinkan terjadinya keretakan dibandingakan dengan pemanasan yang tiba-tiba. Kaca
silika jenis Red-Hot akan lebih aman dalam hal pendinginan atau pemanasan tiba-tiba karena
kaca jenis ini mempunyai α yang sangat rendah. Piranti kaca yang dindingnya tipis,
ketahanannya terhadap perubahan panas mendadak lebih baik dibandingkan dengan piranti
kaca yang dindingnya tebal. Hal ini karena dipengaruhi faktor kerataan pemuaian permukaan
kaca bagian luar dan dalam dinding piranti adalah tidak sama. Kaca yang digunakan untuk
suatu perangkat dan pada perangkat tersebut terdapat juga logam, misalnya : lampu pijar dan
tabung sinar katode, maka nilai α nya harus disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu
bekerja pada suhu yang cukup tinggi. Dengan demikian, maka tidak terjadi keretakan di
bagian kacanya pada waktu perangkat tersebut digunakan. Kemampuan larut kaca terhadap
bahan lain akan bertambah sesuai dengan kenaikkan suhunya. Kaca yang mempunyai
kekuatan hidrolik rendah ketahanan permukaannya pada media yang lembab adalah kecil.
Kaca silika mempunyai ketahanan hidrolik paling tinggi. Kekuatan hidrolik akan sangat
berkurang jika kaca diberi alkali. Pada kenyataannya, kaca silika adalah tidak peka terhadap
asam kecuali asam fluorida. Pada pabrikasi kaca, asam fluorida digunakan untuk membuat
kaca embun. Pada umumnya kaca tidak stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat elektris
dari kaca dipengaruhi oleh komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang digunakan untuk teknik
listrik pada suhu normal diperlukan syarat-syarat antara lain : resitifitas berkisar antara 108
hingga 1017 Ω-cm, permitivitas relatif єr berkisar antara 3,8 hingga 16,2, kerugian sudut
dielektriknya 0,003 hingga 0,01, tegangan break-down 25 hingga 50 kV/mm. Kaca silika
mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu kamar, besarnya resitivitas adalah
107 Ω-cm, єr 3,8 dan sudut dielektriknya pada 1 MHZ adalah 0,0003. Jika kaca silika
ditambahkan natrium atau kalium, maka resitivitasnya akan turun, sudut dielektriknya naik
sedikit. Sering kali oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca dengan maksud
agar sifat-sifat kaca menjadi lebih baik. Oksida-oksida tersebut dimasukkan ke dalam kaca
sebagai pemurnian bahan-bahan mentah. Keberadaan natrium dalam kaca adalah lebih tidak
menguntungkan dari kalium. Karena ion Na adalah sangat kecil ukurannya dan sangat mudah
bergerak di dalam medan listrik. Itulah sebabnya mengapa Na dapat menambah konduktifitas
kaca. Kaca yang mengandung oksida-oksida dua logam alkali yang berbeda dimungkinkan
mempunyai sifat isolasi yang lebih tinggi dibandingkan jika kuantitas oksidanya hanya
mengandung 1 bagian dari kuantitas oksida dua logam (efek netralisasi atau polialkalin).
Kemampuan isolasi kaca juga dapat lebih baik jika ditambah PbO atau BaO.

2 Porselin

2.1 Pengertian Porselin Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting
dan luas penggunaannya. Istilah bahan-bahan keramik adalah digunakan untuk semua bahan
anorganik yang di bakar dengan pembakaran pada suhu tinggi dan bahan asli berubah
substansinya. Porselin terbuat dari tanah liat china (china clay) yang terdapat di alam dalam
bentuk alumunium silikat. Bahan tersebut dicampur kaolin, felspar dan quarts. Kemudian
campuran ini dipanaskan dalam tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan porselin dibakar
sampai keras, halus mengkilat dan bebas dari lubang-lubang. Untuk mendapatkan sifat-sifat
listrik dan sifat mekanis yang baik, harus dipilih suhu pemrosesan bahan isolasi yang sesuai,
karena jika bahan isolasi diproses pada suhu yang agak rendah, sifat mekanisnya baik, tetapi
bahan tetap berlubang-lubang. Sedangkan jika diproses pada suhu yang tinggi, lubang-
lubangnya berkurang tetapi bahan menjadi rapuh. Isolator porselin yang baik secara mekanis
mempunyai kuat dielektrik kira-kira 60 kV/cm, kuat tekan dan kuat tariknyamasing-
masing70.000 kg/cm2 dan 500 kg/cm2.

2.2 Proses Pembuatan Porselin Proses pembuatan perangkat dari porselin secara garis besar
yaitu, setelah tanah liat dibersihkan dari kotoran-kotoran misalnya kerikil, kemudian
dicampur dengan air hingga homogen (tetapi tidak terlalu encer seperti bubur). Selanjutnya
adalah tahap pembentukan, yaitu dengan putaran, penekanan, cetakan, dan ekstrusi.
Selanjutnya setelah perangkat terbentuk, dikeringkan lalu diadakan pelapisan dengan gelas
(glazing) dan terakhir adalah tahap pembakaran. Perlu di ingat bahwa proses pembuatan
perangkat dari keramik sejak masih basah hingga selesai di bakar akan terjadi pengecilan
dimensi. Sedangkan pada proses pelapisan dengan gelas dan pembakaran menentukan sekali
kualitas produk. Pada pelapisan dengan gelas, kaca halus atau bahan dasar kaca atau
campuran keduanya dipanaskan hingga meleleh, kemudian digunakan melapisi perangkat
yang dikehendaki dengan cara mencelupkan benda atau permukaan yang diinginkankan
untuk dilapisi. Dengan pelapisan gelas seperti ini digunakan untuk memperkuat dan sekaligus
menghiasi permukaan, akan menjadikan produk porselin makin sedikit kemampuannya
menyerap air, mudah dibersihkan, menghilangkan retak-retak yang ada di permukaan.
Dengan pelapisan gelas, arus bocor yang melalui permukaan isolator akan lebih kecil
terutama pada keadaan basah dan sekaligus dapat menaikkan tegangan terjadinya busur api
(flashover). Seperti pada penggunan kaca bersama-sama dengan logam koefisien termal antar
pelapis dan yang dilapisi harus sama. Jika gelas pelapisnya mempunyai  lebih kecil daripada
 yang dilapiskan, akan terjadi kompresi pada ketika suhu rendah. Sedangkan jika kaca
pelapis mempunyai  yang lebih besar dari pada  yang dilapisi pada waktu terkena suhu
diatas normal, pelapisnya akan retak (bentuk retaknya kecil memanjang) yang disebut
crazing. Retak ini akan menurunkan kekuatan mekanik benda. Untuk pelapisan benda-benda
porselin yang besar dapat dilakukan dengan menuangkan bahan pelapis pada permukaannya.
Selanjutnya setelah benda itu dilapis, dikeringkan dan dilakukan pembakaran. Maksud dari
pembakaran adalah untuk mendapatkan kekuatan mekanik, kemampuan isolasi dan ketahanan
terhadap air yang lebih tinggi. Selama pembakaran, struktur kristal dari tanah liat (bahan
dasar keramik) akan berubah, air yang dikandung akan hilang. Selama pembakaran juga akan
terjadi lubang-lubang kecil. Untuk menutup lubang-lubang tersebut digunakan bahan yang
disebut feldpar. Feldpar selama pembakaran akan meleleh sehingga mengisi lubang-lubang
kecil yang terjadi tersebut sekaligus berfungsi sebagai bahan penguat. Untuk pembuatan
isolator porselin diperlukan suhu berkisar antara 13000 C hingga 15000 C dalam jangka
waktu 20 hingga 70 jam. Kenaikan suhu dari normal hingga suhu diatas adalah perlahan-
lahan. Setelah mencapai suhu yang diinginkan, pendinginannya dilakukan secara perlahan-
lahan sebelum di keluarkan dari oven. Untuk pembakaran atau pemanasan dalam oven dapat
digunakan solar, gas, batu bara atau listrik. Cara pembakaran pada benda yang akan di buat
(sebelumnya dikeringkan) diletakkan dalam ruang bakar agar tidak berhubungan langsung
dengan nyala api atau lilitan elemen pemanas yang digunakan pemanas listrik. Hal ini untuk
menghindari pemanasan yang tidak merata dan pembentukan jelaga. Bagian-bagian dasar
dari benda tidak perlu dilapis dengan gelas agar tidak melekat dengan dasar ruang
pembakaran jika sudah dingin. Ada dua macam oven untuk pembakaran porselin, yaitu jenis
pemanggang (kiln) dan jenis terowongan. Pada oven jenis pemanggang, proses pembakaran
dan pendinginan dilakukan secara serentak untuk beberapa benda kerja. Untuk industri kecil,
oven ini tepat digunakan. Oven jenis kedua yaitu jenis terowongan pemanggangan. Dalam
oven ini, benda yang dipanaskan dilewatkan melalui oven secara perlahan-lahan. Panjang
oven ini dapat mencapai 100 meter, terdiri dari tiga bagian proses yaitu : daerah pemanasan,
daerah pemanggang dan daerah pendinginan. Suhu tertinggi adalah di daerah tengah, yaitu
daerah pemanggang dan bagian pinggir lebih dingin. Dengan demikian selama perjalanan
benda-benda kerja akan terjadi pemanasan dan pendinginan secara bertahap dan perlahan-
lahan. Karena pada oven jenis terowongan ada bagian yang selalu begerak (untuk
menempatkan benda kerja), maka pemanasan terhadap benda kerja adalah terus menerus,
demikian pula pengambilan bagi benda kerja yang selesai dipanasi tidak perlu memadamkan
oven. Pengecilan yang terjadi selama proses pembuatan benda porselin dari keadaan basah
hingga pembakaran adalah sebesar 20%. Karena itu untuk pembuatan benda porselin pada
waktu mentah harus lebih besar dari ukuran akhir yang dikehendaki. Namun, pada
prakteknya sulit didapat ukuran yang presisi, karena hal ini dipengaruhi komposisi bahan dan
kondisi pembakarannya. Umumnya produk-produk porselin toleransi yang masih dapat
ditolerir berkisar antara 2 hingga 5%. Benda-benda porselin disarankan tidak disambung
dengan menggunakan sekrup, tetapi untuk menyambungnya menggunakan lem, semen atau
diikat dengan logam.

2.3 Sifat-Sifat Porselin Sifat-sifat poselin adalah sebagai berikut :


1. Massa jenisnya berkisar antara 2,3 hingga 2,5 g/cm3.
2. Koefisien muai panjang (ά) 3 . 10-6 hingga 4,5 . 10-6 per 0C. Hal ini perlu mendapatkan
perhatian jika dilem dengan semen atau diikat dengan logam, karena ά semen = 11 . 10-6 per
0C, ά baja = 14 . 10-6 per 0C.
3. Kekuatan tekan porselin adalah 4000 hingga 6000 kg/cm2.
4. Kekuatan tarik 300 hingga 500 kg/cm2 untuk yang menggunakan pelapis, 200 hingga 300
kg/cm2 yang tanpa pelapis.
5. Kekuatan tekuk 80 hingga 100 kg/cm2.
Porselin lebih regas daripada kaca. Sedangkan, sifat kelistrikan porselin antara lain :
1. Tegangan tembus berkisar antara 10 hingga 30 kV/mm.
2. Resistifitas 1011 hingga 1014 Ώ cm.
3. Permitifitas (ε) berkisar antara 6 hingga 7, tan σ 0,015 hingga 0,02. 4. Sudut kerugian
dielektrik akan naik jika suhu dinaikkan. Penggunaan isolator pada tegangan tinggi, yang
juga harus menjadikan pertimbangan adalah tegangan pelepasan (discharge-voltage).
Tegangan pelepasan adalah tegangan yang dikenakan pada isolator yang menyebabkan
mengalirnya arus listrik melalui permukaan di antara elektroda-elektroda. Dalam banyak
kasus, pelepasan ini menyebabkan busur api pada permukaan isolator. Busur api ini dapat
terjadi pada keadaan kering maupun basah (curah hujan 4,5 hingga 5,5 mm/menit). Pada
pengujian busur api dilaboratorium kondisi ini dapat diciptakan, untuk mengetahui kelayakan
suatu isolator digunakan dilapangan. Isolator gantung atau isolator tarik pada tegangan tinggi
(bentuknya seperti cakram) pada bagian bawahnya dibuat berlekuk-lekuk agar air hujan tidak
merambat melaluinya. Banyak isolator gantung atau isolator tarik tergantung besarnya
tegangan yang diisolasi. Contoh : untuk tegangan 110 kV diperlukan 10 hingga 12 isolator,
sedangkan untuk 400 kV terdiri dari 20 hingga 24 isolator. Hubungan atau kolerasi antara
besarnya tegangan kerja dengan banyaknya isolator yang diperlukan.
Kelebihan dan Kekurangan Porselin Beberapa kelebihan isolator porselin/keramik antara
lain:
1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antaratom yang menyusun keramik, seperti silikon
dan oksigen dalam silica dan silicates, membuat strukturnya sangat stabil dan biasanya tidak
mengalami degradasi karena pengaruh lingkungan. Ini berarti bahwa isolator keramik tidak
akan rusak oleh pengaruh UV, kelembaban, aktivitas elektrik, dsb.
2. Mempunyai kekuatan mekanik yang baik, merupakan ciri alami bahwa bahan keramik
mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada pemakaian isolator porselin sebagai
terminal kabel, bushing, dan arrester surya tidak memerlukan material lain untuk
meyokongnya.
3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan quartz harganya relatif
murah dan persediaannya berlimpah.
4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses seperti
pencetakan dan pembakaran dalam mengurangi kadar air menyebabkan porselin mempunyai
sifat awet. Namun, ada pula kekurangan dari isolator porselin/keramik yaitu:
1. Mudah pecah, isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa maupun saat instalasi.
Vandalisme merupakan faktor utama yang menyebabkan isolator pecah.
2. Berat, salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang berat. Oleh karenanya,
pada isolator porselin berukuran besar dan berat biasanya mahal karena biaya yang
dikeluarkan lebih besar untuk pengiriman dan instalasi.
3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman isolator porselin
yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tegangan tembus internal (internal dielectric
breakdown).
2. Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai karakteristik jarak
rayap yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang jarak rayap tidak dilakukan dengan
memperbesar diameter atau memperpanjang isolator melainkan mendesain isolator dengan
membuat shed-shed. Hal ini membuat bentuknya menjadi kompleks.
3. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti bahwa permukaan
porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada kondisi lingkungan yang berpolusi
mudah untuk terbentuk lapisan konduktif di permukaannya. Hal ini yang dapat menyebabkan
kegagalan isolasi yaitu flashover.

3.Plastik

Plastik adalah bahan sintesis yang dapat dibentuk dengan pemanasan dan dapat diperkeras,
tergantung pada strukturnya. Pada teknik listrik plastik mempunyai peran yang sangat
penting sebagai bahan isolasi. Pada perkrmbangan akhir ini banyak kawat atau kabel
berisolasi plastik, misalnya: NYA, NYM, NYY, dan lainnya,

Plastik banyak digunakan untuk berbagai macam bahan dasar. Penggunaan plastik dapat
dipakai sebagai bahan pengemas, konstruksi, elektroteknik, automotif, mebel, pertanian,
peralatan rumah tangga, bahan pesawat, kapal mainan dan lain sebagainya.Penggunaan
plastik di berbagai bidang seperti di atas di dasarkan pada alasan bahwa bahan plastik
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bahan lain antara lain, seperti tidak mudah
berkarat, kuat, tidak mudah pecah, ringan, dan elastis.

Plastik dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu :

1. Termoplastik
bahan termoplastik dapat dilunakkan dengan pemanasan dan pada proses
pendinginan akan mengeras lagi. Bahan-bahan yang termasuk termoplastik antara lain
: polistiren, polietilen, nilon, plegsiglas dan teflon. Bahan termoplastik tidak tahan
terhadap suhu yang cukup tinggi, kecuali teflon. Bahan ini kalau di panasi pada suhu
cukup tinggi akan meleleh.
2. Termoseting
termoseting akan mengeras jika dipanasi dan setelah itu tetap menjadi keras dan
tidak dapat dibuat seperti semula. Bahan-bahan yang tergolong termoseting antara lain
: bakelit, karet dan epoksi. Bahan ini umumnya tidak terbakar, tetapi pada suhu yang
tinggi akan tejadi proses pengarangan dan rontok.

a) Struktur plastik
Mer adalah unit dasar dari molekul monomer. Monomer-monomer
digabung menjadi polimer. Terjadinya polimer disebut polimerisasi. Polimerisasi ini
dapat terjadi secara alami maupun dibuat. Mer, monomer dan polimer dinyatakan
sebagai berikut :

Untuk mendapatkan polimer bahwa masing-masing atom karbon mempunyai 4


elengan, di mana masing-masing lengan mengikat atom H. Dalam hal ini
memungkinkan mengganti salah satu atau beberapa atom hidrogen dengan chlor,
flour, benzena, seperti ditunjukkan sebagai berikut :

Etilen Vinil alkohol Vinil chlorid

Stiren

Untuk membentukpolimer dari monomer ada 3 cara yaitu : penambahan,


kopolimerisasi, dan kondensasi. Polimerisasi penambahan diperoleh dengan
menggabungkan beberapa monomer yang sama untuk mendapatkan polimer.
Kopolimerisasi adalah proses yang mengkombinasika beberapa monomer yang
berbeda dengan menggunakan proses penambahan.

b) Pabrikasi
Bahan pokok untuk membuat perangkat-perangkat plastik adalah bubuk
cetak yaitu dimampatkan dengan tekanan tinggi untuk mendapatkan ukuran
yang dikehendaki.
Bubuk cetak terdiri dari beberapa bahan isiyang dapat diperoleh dengan 2
metode :

 Metode kering
Yaitu dengan menggiling dan mncampur bahan isi dengan bahan
pengikat dalam keadaan padat.
 Metode basah/ vernis
Yaitu bahan isi pertama diimregnasi dengan larutan pengikat hingga
larut.selanjutnya dipanasi hingga cairan pelarut menguap hingga
akhirnya menjadi bubuk. Pada proses ini bubuk yang dihasilkan
adalah lebih homogen dibandingkan dengan proses kering.

Beberapa cara untuk membuat perangkat dari plastik yaitu :

a. Metode Penekan
b. Penuangan plastik cair yang sudah dicairkan kedalam pencetak terbuka tanpa tekanan.
c. Peniupan plastik cair seperti yang dilakukan pada pembuatan perangkat gelas yang
berongga.
d. Pelapisan logam baik secara penyemprotan cairan plastik ataupun pelapisan dengan
pemanasan hingga plastik lembek saja
e. Pengerjaan perangkat plastik dengan menggunakan mesin

c) Mikaleks
Mikaleks adalah bahan plastik anorganik yang termasuk isolasi kelas C
mempunyai bahan pengikat kaca dan bahan pengisi bubuk mika. Mikaleks
diproses pada suhu tinggi yaitu sekitar 600° C dengan tekanan 500 ̶ 700
kg/cm2. Mikaleks mempunyai sifat isolasi yang baik, ketahanan panasnya
tinggi, demikian pula ketahananya terhadap uap. Warnanya agak abu-abu,
keras, masa jenisnya 3 g/cm3. Marten ketahanan panasnya sekitar 450° C.
Kekuatan tariknya 300 ̶ 400 kg/cm2, kekuatan tekanannya 2500 ̶ 3000 kg/cm2,
kekuatan tumbukannya 2 ̶ 3 kg/cm.
Resistivitas mikaleks pada suhu 1000° ohm. Permitivitas sekitar 7,5 tegangan
tembus 15 kV/mm.
Mikaleks tahan tergadap pengaruh minyak tanah dan macam-macam larutan
organik, tetapi sensitif terhadap asam pekat dan larutan alkali. Kelemahannya
adalah karena mikaleks menyerap air (higroskopis). Jika mikaleks
direndamair selama 24 jam tan  nya akan berubah dengan tajam.

d) Karet
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa
jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan
internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae).
Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang
sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin),
sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya,
serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk
mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai
dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai
untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara
sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan.
Penggunaan karet sebagai bahan isolasi antara lain SIA, SIAF, N4G4,
N4G4F, H O5 RRF, HO7, dan RNF.karet alam pemakaiannya terbatas karena
kepekaan terhadap resistansinya terhadap suhu rendah dan pemakain dalam
waktu yang lama akan retak-retak dan mudah putus. Untuk menaikan
kemampuannya maka perlu divulkanisasi dengan memanasi dan
menambahkan sulfur pada karet tersebut.
- Karet butadin
- Karet butil
- Karet poli
- Karet poli chloropren
- Karet silikon

4.Serat Optik

Serat optik merupakan media transmisi yang menggunakan media cahaya sebagai
penyalur informasi (data) dimana menawarkan kecepatan data yang lebih besar
sepanjang jarak yang lebih jauh.Sistem komunikasi serat optic dengan cepat mampu
bersaing dengan menggantikan system- system lain dengan kelebihan serat optic yaitu :
bandwith yang besar, redaman transmisi kecil, ukuran kecil, kemudahan penambahan
kapasitas, performansi yang lebih baik, tingkat ketersediaan yang tinggi dan jaringan
transport yang handal.

Sitem komunikasi yang menggunakan transmisi serat optic pada sisi pengirim yang mana
harus mengubah sinyal-sinyal listrik menjadi inyal cahaya dan pada sisi penerimanya
harus mengubah sinyal-sinyal cahaya menjadi sinyal listrik. Dan pada system
komunikasi tersebut diperlukan suatu sumber optic pada sisi pengirim dan detector optic
pada sisi penerima.
Saluran transmisi serat optik dapat dilewati oleh satu atau lebih ragam (mode) gelombang
optik. Berdasarkan jumlah ragam gelombang yang merambat padanya, serat optik dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Serat optik ragam jamak (multi mode optic fibre), dan


2. Serat optik ragam satu (single mode optic fibre).

Serat optik ragam tunggal mempunyai diameter inti (core) antara 8 - 10 μm dan selubung
(cladding) 125 μm. Mode cahaya tunggal menjalar pada serat dengan arah paralel
terhadap panjang serat dan dapat dipertahankan sampai jarak yang jauh lebih panjang
daripada serat jenis ragam jamak sehingga dapat digunakan untuk sensor jarak jauh
hingga 5-10 km.

Kelemahannya, karena ukuran inti serat yang kecil maka harus menggunakan sumber
cahaya laser yang cukup mahal harganya dan cukup susah pengoperasiannya
(memerlukan rangkaian untuk stabilisasi, dll.).

Serat optik jenis ragam jamak dengan diameter inti sekitar 50 - 62.5 μm umum digunakan
untuk berbagai aplikasi jarak pendek (hingga 1 – 2 km), misalnya untuk sistem
komunikasi LAN (local area network). Kelebihannya, karena ukuran intinya yang lebih
besar maka lebih mudah penanganannya dan bisa menggunakan sumber cahaya yang
lebih murah seperti

LED (Light Emitting Diode).

Stuktur serat optik biasanya terdiri atas 3 bagian, yaitu :

1. Bagian yang paling utama dinamakan inti (core) Gelombang cahaya yang dikirim
akan merambat dan mempunyai indeks bias
lebih besar dari lapisan kedua, dan terbuat dari kaca. Inti (core) mempunyai diameter
yang bervariasi antara 5 – 50 μm tergantung jenis serat optiknya.
2. Bagian kedua dinamakan lapisan selimut /selubung (cladding) Bagian ini mengelilingi
bagian inti dan mempunyai indeks bias lebih kecil dibanding dengan bagian inti, dan
terbuat dari kaca.
3. Bagian ketiga dinamakan Jacket (coating) Bagian ini merupakan pelindung lapisan
inti dan selimut yang terbuat dari bahan plastik elastik.
A. Teknik Pembuatan
Serat optik fungsinya menyalurkan sinyal2 informasi dalam bentuk energy cahaya, maka
bahan bahan untuk inti harus transparan terhadap cahaya dgn panjang gelombang yang
diinginkan
Ada 4 cara pembuatan serat optik:

1. Pengendapan uap kimia

Adalah pembuatan yg menggunakan (Silikon dioksida), juga dikenal sebagai silika


(dari silex Latin), adalah oksida silicon dengan rumus kimia SiO2
Cara pembuatan uap kimia ini dapat di bedakan menjadi 3 yaitu :
a. Pengendapan uap kimia intern

Figure 1: o2h2 hidrogen proksida, He helium SF6 = sulfur heksaflorida

Bahan2 silika (sicl4), germanium clorida (GeCl4), phosphor clorida( PCl3 ) dimasukan
ke dalam tabung
Kemudian tabung tsb di panasi dgn suhu tinggi atau juga biasa ditiup dgn (o2)
sehingga di peroleh (si o2 ). Untuk membuat inti gunakan bahan lapisan yang
direaksikan germanium clorida (GeCl4), phosphor clorida( PCl3 ).Selanjutnya senyawa
dimasukan kemesin pencetak agar diperoleh hasil yang dikehendaki
Teknik Pembuatan Serat Optik Menggunakan Bahan Kimia :

b. Uap Kimia Ekstern


Di awali dengan pengendapan uap kimimia intern , pembuatannya pada permukaan
suatu batang aluminium oksida (Alo3) yg diputar dgn suhu tinggi, bila ketebalan
sudh di capai di tiupkan oksigen ked lam manderel yg sedahb terlapisi jelaga
tersebut dgn demikian lapisan terluar akan ter oksidasi dan lapisan ini akan
menjadi cladding, Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai
indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang
mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

c. Uap Kimia Plasma

Adalah pembuatan serat optic dengan menggunakan gelombang mikro, Gelombang


mikro (microwave) merupakan bentuk gelombang radio yang beroperasi pada
frekuensi tinggi (dalam satuan gigahertz), yang meliputi kawasan UHF, SHF dan
EHF. Gelombang mikro banyak digunakan pada sistem jaringan MAN, warnet dan
penyedia layanan internet (ISP)., cara pembuatannya sama dengan apa yg di
jelaskan tadi

2. Gelas Komponen Jamak


Serat optic dari gelas komponen jamak dibuat dari oksida-oksida dan garam karbonat
yang diproses dengan senyawabasa, Suhu yang dipakai adalahsekitar 800C. metode ini
dapat memproduksi dalam jumlah besar danwaktu yang relatif singkat. Dalam hal ini
kemurnian yang diperoleh tidak sebaik pada proses pengendapan kimia
3. Metode “Batang dan Tabung”

Dengan metode batang dan tabung, yaitu dengan cara membuat batang inti gelas yang
dimasukkan pada lapisan yang berbentuk tabung kemudian dipanasi dan dimasukkan
pada pengarah. Kelemahan metode ini yaitu pencetakan menggunakan proses
pemanasan kaca dingin, sehingga memungkinkan terjadi perubahan permukaan baik
pada inti maupun lapisannya.
4. Serat Silika Dilapis Resin Silikon
Dengan serat silika dilapisi resin silikon, yaitu dengan kosntruksi dasar serat yang terbuat dari
silika dioksidasi (Si O2) dan lapisannya terbuat dari plastik yang mengandung resin (damar)
silikon. Jenis ini lazim disebut serat optik dilapis plastic (Plastic Clad Silica Fibre : PCS
Fibre). Pada prakteknya, serat optik yang digunakan untuk transmisi telekomunikasi
diperkuat dengan komponen tambahan,antara lain : pembungkus atau jaket yang berfungsi
menahan pengaruh luar (udara dan air), bahan penguat seperti : kawat baja, plastik, pengisi,
pita, dan konduktor terisolasi yang membentuk satu kesatuan kabel.

Anda mungkin juga menyukai