Anda di halaman 1dari 11

 Sejarah Berdirinya PT.

Indofood Makmur

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan


Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249
tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20
Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991,
dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari
1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya
Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum
Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51
tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie
instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang
perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan
Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang
dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai
beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak
200 orang

Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di
lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie
instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota,
diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado,
Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi,
sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar
produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik
berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta
membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.
 Struktur Organisasi

 Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

 Tujuan Pendirian

Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah (1)
memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun
pengembangan usaha strategis; (2) mengurangi biaya transportasi; (3) selalu
meningkatkan kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan
persediaan barang; dan (5) berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
adalah realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai,
arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.

Visi        : “Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan


produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri
makanan”.

Misi       : “Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia


di bidang industri makanan”.

 Usaha Awal

Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang
bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.
Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan
bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi,
rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan
ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima.

Akhir tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di
pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur
Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negara-
negara di Afrika.

 Perkembangan Perusahaan

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan


Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan keputusan Rapat Umum
Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51
tanggal 5 Februari 1994 Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya
Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Pada awalnya, PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan
dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.

PT. Indofood Sukses Makmur terus mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan
dengan adanya pesebaran distribusi produk  yang dipasarkan. Saat ini, PT. memliki 36
pabrik, lebih dari  10 merek dengan 150 rasa dan tipe distributor yang melayani hampir
150.000 outlet.

PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung merupakan salah satu bagian dari
noodle division, PT. Indofood Sukses Makmur memiliki areal kantor dan pabrik seluas
61.640 m². Cabang Bandung daerah cakupan pemasaran di kabupaten dan kota Bandung,
Cimahi, Cikampek, Purwakarta, Subang, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi,
Cianjur, Indramayu, dan Sumedang.

PT. Indofood Sukses Makmur TBK cabang Indofood Grup yang bergerak
dibidang mie instan merupakan pelopor dalam industri makanan olahan di Indonesia. Saat
ini perusahaan menjadi perusahaan pengolahan mie terdepan dan memegang market
leader pada masing-masing brand yang dimilikinya.

 Input Perusahaan
Input PT Indofood Terdiri dari Modal, Tenaga Kerja, Bahan Baku, dan Material
Lainnya. PT Berikut adalah perbandingan data Nilai Input PT Indofood Sukses
Makmur TBK pada Tahun 2007 dan 2008:
o Tenaga Kerja
Pada saat ini Divisi Noodle, PT ISM memiliki lebih dari 1500 karyawan
yaitu sekitar 70% merupakan pegawai pabrik dan 30% adalah staaf manajemen.
Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh karyawan bervariasi mulai dari SD sampai
dengan Strata Satu.
Dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan komitmen perusahaan
terhadap kepercayaan pelanggan, maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan
mutu dan inovasi tenaga kerja adalah melalui pelatihan. Pelatihan yang dilakukan
perusahaan terdiri dari tiga kategori, yaitu pelatihan dasar, pelatihan teknis
fungsional, dan pelatihan manajerial.

o Bahan Baku
1.1 Bahan Baku Utama

Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam


pembuatan mie instan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa
perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Adapun bahan baku tersebut adalah :

 Tepung Terigu

Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung
terigu dalam pembuatan mie instan, antara lain memberi atau membentuk adonan
selama proses pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain dan
mendistribusikan secara merata, mengikat gas selama proses penggorengan,
membentuk struktur mie instan, serta sebagai sumber karbohidrat dan protein.

Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis tepung terigu


sebagai bahan baku utama, yaitu strong flour (tepung keras cap Cakra Kembar),
medium flour (tepung setengah keras cap Segitiga Biru) dan soft flour (tepung
lunak cap Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung tersebut bukan dianggap kelas-
kelas mutu tepung, tetapi mempunyai klasifikasi khusus sehingga akan
disesuaikan untuk tujuan penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung tersebut sudah
mengandung telur sehingga mempunyai kadar protein tertentu. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie
instan. Adapun standar bahan baku tepung terigu dapat terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Standar Bahan Baku Tepung Terigu

No. Jenis Tepung pH Kadar Air (%) Gluten (%) Protein (%)
1. Cakra Kembar 5,5-6,8 14,5 (max) 31 (min) 13
2. Segitiga Biru 5,5-6,8 14 (max) 25 (min) 10,5-11,5
3. Segitiga Hijau 5,5-6,8 14 (max) 21 (min) 9

Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah terigu yang bermutu paling
baik untuk pembuatan roti dan mie karena memiliki kandungan protein yang
paling tinggi, yaitu sebesar 13 % yang dihasilkan dari 100% hard wheat.

 Tepung Tapioka

Tepung tapioka digunakan untuk membentuk tekstur mie menjadi lebih


keras, sehingga adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan.
Tepung tapioka yang baik digunakan untuk pembuatan mie instan adalah 
memiliki pH 4-8 dan kadar pati 80%. Tepung tapioka ini diperoleh dari
perusahaan Darma Grindo, Lampung. Tepung tapioka ini dikemas dalam
karung dengan berat per karung 50 kg.

1.2        Bahan Baku Penunjang

 Air

Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten,


mengkontrol kepadatan dan suhu adonan, melarutkan garam dan bahan-bahan
tambahan lainnya, sehingga bahan-bahan tersebut dapat tersebar secara merata
dalam adonan. Air yang digunakan harus air bersih, baik secara kimiawi
maupun mikro biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM).

 Alkali

Alkali merupakan campuran dari zat antioksidan, pengemulsi, pengatur


keasaman, pengental, pengembang, pewarna, mineral dan penguat rasa yang
aman untuk dikonsumsi dan berfungsi untuk membuat bentuk, warna, rasa dan
mutu mie instan lebih baik.

Identifikasi kebutuhan bahan baku adalah penentuan jumlah bahan


baku yang diperlukan untuk produksi mendatang. Identifikasi tersebut
dilakukan berdasarkan perkiraan penjualan produk mie instan yang dihasilkan
perusahaan dan pemakaian bahan baku pada periode sebelumnya.

1.3        Pemasok Bahan Baku


PT. Indofood Sukses Makmur TBK Bandung bekerja sama dengan
beberapa pemasok (supplier) yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku (raw
material) dan bahan pendukung lainnya. Adapun supplier-supplier yang
ditunjuk untuk pengadaan bahan baku dan bahan pendukung produksi mie
instan dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 2 Supplier Raw Material

No Material Supplier Lokasi


1 Tepung terigu Bogasari Flour Mills Jakarta
2 Minyak goreng Salim Ivomas Jakarta
3 Bumbu PT. Food Ingredient Cikampek
Development
4 Karton Packing Raci Pack Jakarta
Puri Nusa Bandung
5 Etiket Supermova Jakarta
Prima Makmur Jakarta
Respati Jakarta
Cipta Kemas Abadi Jakarta

Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM,
Tbk melibatkan beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya dalam
perusahaan, yaitu Departemen ASP, PPIC, Purchasing (Pembelian), Ware House
(Gudang), PDQC dan Finance and Accounting. Ke enam bagian ini memegang
peranan penting dalam pengadaan bahan baku baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga produksi dapat berlangsung karena ketersediaan bahan baku
tersebut.

1.4   Sistem Persediaan Bahan Baku

Penyimpanan bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse


(Gudang). Dalam manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle , PT. ISM, Tbk
terdapat penanganan bahan baku, yaitu :

 Penerimaan

Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan


mengontrol jumlah yang diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan
selanjutnya Departemen Quality Control akan mengambil contoh untuk
memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan jumlah bahan baku tepung
terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar yang telah
ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat
50 kg per zak, dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga
berat per zak 49,85 kg. Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg
dan perusahaan juga telah memperhitungkan rendemennya sehingga berat per
zak 24,55-24,85 kg.

 Penyusunan
Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan
cara diangkat oleh kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau
kontainer, bahan baku terlebih dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling
mengunci antar satu lapisan dengan lapisan lainnya di atas palet, sehingga
bahan baku tidak terkontak langsung dengan lantai. Tinggi tumpukan maksimal
tepung adalah 10 zak per palet.

 Pengeluaran

Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out


(FIFO) yaitu bahan baku yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih
dahulu dari gudang untuk proses produksi. Hal ini berkaitan dengan sifat bahan
baku yang mempunyai batas kadaluarsa dan kerugian akibat penyimpanan yang
terlalu lama. Bahan baku tepung terigu mempunyai batas penyimpanan di
gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan melebihi
satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.

o Modal

 Proses Produksi yang Terjadi di PT. ISM

Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran),
pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting
and folder (pemotongan dan pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan)
dan packing (pengemasan). Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :

 Mixing atau Pencampuran


Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang
terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa
ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau
homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau
dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses
pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35oC.

Proses mixing adalah proses pencampuran material tepung dan air alkali
sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Proses pencampuran
ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35oC.

 Pressing atau Pengepresan


Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin
pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll
press. Adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi
pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll
press sehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak
terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung
dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan
adalah 1,12 – 1,18 mm.

Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan
mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat
keluar dari roll press. . Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll
press sehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak
terputus dengan ketebalan tertentu.

 Slitting atau Pembentukan Untaian


Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian
siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke
dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net, sehingga
terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.

Pada proses slitting, terjadi pemotongan lembaran adonan menjadi untaian


mie dan kemudian siap dibentuk gelombang mie.

  Streaming atau Pengukusan


Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter
secara kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki
tekanan upa yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan
berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65 oC. Tujuannya adalah
memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses
streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang
menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.

Dalam proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi
gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki
tekstur lembut, lunak, dan elastis. Proses pengukusan akan berlangsung
selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65 oC. Tujuannya adalah supaya
mie menjadi sifat fisik yang padat.

 Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan


Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran
tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian
mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan
menggunakan alat berupa pisau yang berputar.

Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada
ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang.
 Frying atau Penggorengan
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok
pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam
hal ini minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu.
Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie
dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4%
sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.

Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok


penggorengan dengan merendamnya di dalam media penghantar panas.
Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam
mie dan pemantapan pati tergelatinisasi.

 Cooling atau Pendinginan


Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah
kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam
ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie
panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C
sebelum dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah
sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama
beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada
permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur.
Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.

Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang


keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum
dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum
dikemas, maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama
beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang menimbulkan jamur.

 Output PT Indofood Sukses Makmur TBK

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana


produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar.
Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas
maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi
guna memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.

Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan
terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :

1. Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan


2. Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng
melainkan dikeringkan.

Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu,


minyak bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk
melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie
tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah dikemas,
selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke dalam karton. Setelah mie dimasukkan
ke dalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang
untuk disalurkan.

Nb: data diatas merupakan Daftar produk yang di produksi PT Indofood Sukses Makmur.

fprintf ('Keliling = %.2f cm \n',keliling);


fprintf ('Volume = %.2f cm^3 \n',volume);
keliling = 4*(panjang+lebar+tinggi);
volume = panjang*lebar*tinggi;

function MENGHITUNG_BALOK(p,l,t,luas,keliling,volume)
fprintf ('\n');
disp(' PROGRAM MENGHITUNG LUAS, KELILING, DAN VOLUME BALOK ')
disp(' ===================================================')
fprintf ('\n');
panjang=input('Panjang Balok (cm) = ');
lebar=input('Lebar Balok (cm) = ');
tinggi=input('Tinggi Balok (cm) = ');

luas = 2*((panjang*lebar)+(panjang*tinggi)+(lebar*tinggi));
keliling = 4*(panjang+lebar+tinggi);
volume = panjang*lebar*tinggi;

fprintf ('\n\n');
disp(' HASIL PERHITUNGAN : ');
fprintf ('\t => Luas = %.2f cm^2 \n',luas);
fprintf ('\t => Keliling = %.2f cm \n',keliling);
fprintf ('\t => Volume = %.2f cm^3 \n',volume);

fprintf('\n\n');
disp('Selesai');

Anda mungkin juga menyukai