for strobist
the basics
Dalam buku ini akan dibahas mulai dari pengenalan dan manfaat
peralatan apa saja yang dibutuhkan, hingga teknik-teknik dasar
menggunakan flash seperti CLS, TTL, manual, high-speed sync,
stroboscopic, dan sebagainya.
2
daftar isi
Aksesori Pelengkap 93
STROBIST GEAR 35
External Flash 37
Jenis-Jenis External Flash 38
Fitur External Flash 40 STROBIST TECHNIQUES 96
Mode dan Istilah Flash 44
Bagian External Flash 50 Mengatur Eksposur 99
Swivel/Tilt 52 Shutter Speed vs Ambient 100
Zoom Head 53 Aperture vs Intensity 102
Tip Memilih Flash 54 ISO 105
3
daftar isi
4
pengenalan strobist
Perhatikan dua buah foto pada halaman di samping ini. Coba Anda tebak foto mana
yang dihasilkan dengan studio flash yang besar dan mahal dan foto mana yang dihasilkan
dengan external flash atau flash kecil?
Foto pertama dihasilkan menggunakan lampu studio dengan satu buah softbox dan satu
standard reflector. Sedangkan foto kedua dihasilkan menggunakan dua buah external flash.
Satu dipasangi lambency, satu lagi tidak dipasangi aksesori.
Secara kasat mata, kedua foto memiliki kualitas pencahayaan yang sama bagus. Walaupun
yang satu dihasilkan hanya menggunakan peralatan yang sederhana. Cahaya yang
dihasilkan oleh external flash memiliki kualitas yang sama dengan cahaya yang dihasilkan
oleh lampu studio.
External flash juga bisa dipasangi berbagai aksesori pembentuk cahaya yang sama seperti
lampu studio seperti misalnya softbox, umbrella, beauty dish, snoot, dan sebagainya
sehingga Anda bisa menghasilkan bentuk-bentuk cahaya yang bermacam-macam.
Sama seperti lampu studio, external flash juga bisa diletakkan pada berbagai posisi sehingga
Anda dapat menghasilkan pencahayaan yang berdimensi dan bervariasi seperti main light,
fill light, background light, dan lain-lain.
5
pengenalan strobist
6
off-camera flash
Kelebihan Off-Camera
Dengan peletakan secara off-camera, external flash tidak lagi terikat atau menempel ke
badan kamera, tetapi bisa diletakkan di mana saja sesuka hati. Dengan peletakan yang
bebas ini, fotografer dapat menghasilkan efek-efek pencahayaan yang diinginkan dan bisa
berkreasi tanpa batas.
Selain itu, fotografer tidak lagi terbatas hanya menggunakan satu buah flash saja. Dengan
sistem off-camera, Anda bisa menggunakan banyak flash sekaligus. Bisa dua, tiga, empat,
atau bahkan puluhan! Semuanya bisa dipicu oleh satu buah kamera yang sama secara
bersamaan.
Lalu bagaimana caranya memicu atau menembakkan flash-flash yang diletakkan terpisah
ini? Anda bisa melakukannya menggunakan kabel (wired) atau nirkabel (wireless).
Perhatikanlah gambar di sebelah yang menggunakan flash yang diletakkan secara on-
camera. Foto tampak sangat datar dan tidak ada dimensi sedikit pun. Selain itu, biasanya
on-camera flash akan menghasilkan pencahayaan yang harsh atau keras, jika tidak diberi
aksesori pelembut cahaya apa pun. Foto semacam ini kurang indah dipandang dan
berkesan tidak profesional.
Perhatikan foto di bawahnya yang dihasilkan dengan flash yang diletakkan secara off-
camera. Pada foto tersebut tampak ada dimensi terang gelap yang mampu membuat foto
menjadi lebih hidup dan bagus.
7
off-camera flash
On-Camera Flash
Off-Camera Flash
8
external flash
Fitur External Flash
External flash memiliki beberapa fitur tertentu yang membuatnya lebih unggul dari lampu-
lampu kilat jenis lain.
TTL
Pengukuran yang dilakukan dengan menembakkan pre-flash
untuk menentukan eksposur flash yang tepat. Pengukuran ini
akan membaca berapa besar cahaya yang jatuh pada objek
utama. Selanjutnya kamera secara otomatis akan menentukan
intensitas flash yang tepat.
Slow Sync
Melambatkan kecepatan sehingga kamera dapat ikut merekam
cahaya ambient. Dengan slow sync Anda mendapatkan
eksposur yang seimbang antara objek utama dan lingkungan
di sekitarnya.
9
trigger
Fungsi Trigger
Trigger adalah alat yang dapat membuat kamera mampu berkomunikasi dengan flash dari
jarak jauh. Dengan trigger, kamera dapat memicu nyala flash tanpa harus menempel di
badan kamera.
Anda perlu meletakkan flash pada posisi-posisi di luar badan kamera agar pengaturan
cahaya menjadi lebih bebas sehingga dapat membentuk arah pencahayaan yang berbeda-
beda. Seperti misalnya peletakan di samping model bisa menghasilkan cahaya split (gelap
sebagian), peletakan dari atas bisa membentuk cahaya butterfly, dan sebagainya.
10
pembentuk cahaya
DIFFUSER
LAMBENCY
11
eksposur
SHUTTER SPEED VS AMBIENT
Shutter speed adalah kecepatan rana kamera saat Anda menekan tombol shutter. Artinya,
kecepatan curtain kamera saat membuka dan menutup untuk melewatkan cahaya dari
lensa ke sensor kamera.
Shutter speed diukur dalam satuan detik. Sebagai contoh: 1/100 detik, 1/30 detik, 1/2 detik,
1/1 detik, dan seterusnya. Shutter speed 1/100 detik artinya curtain bergerak lebih cepat
dari shutter speed 1/2 detik.
Semakin cepat shutter speed, semakin sedikit cahaya yang ditangkap oleh sensor kamera.
Sebaliknya, semakin lambat shutter speed, artinya semakin lama curtain membuka sehingga
semakin banyak cahaya yang direkam oleh sensor kamera. Sebagai contoh: kecepatan
1/30 akan menyebabkan kamera menangkap lebih banyak cahaya dibandingkan dengan
kecepatan 1/60.
12
memotret dengan ttl
CONTOH MEMOTRET DALAM MODE TTL
Pada contoh di bawah ini saya menggunakan dua buah external flash SB-600 yang dipasangi
receiver TTL. Mode flash yang digunakan adalah TTL, dengan aperture f/11, kecepatan 1/640,
dan ISO 200. Di sini intensitas flash dinaikkan dan diturunkan menggunakan Flash Exposure
Compensation atau Flash Exposure Value (FEV).
13
stroboscopic
14 Model RHANI MAKEUP INDRA TAN Lens 50 mm f/1.4 Exposure f/3.5, 2.5S, ISO 100
exposure compensation
MANFAAT FLASH EXPOSURE COMPENSATION
Flash Exposure Compensation (FEC) atau Flash Exposure Value (FEV) biasanya digunakan
pada pemotretan dengan mode TTL untuk mengatur kekuatan flash dengan penambahan
atau pengurangan intensitas flash yang ditembakkan ke objek.
Pada mode TTL, intensitas flash sudah diukur secara otomatis oleh kamera. Namun kadang
mode TTL terlalu pas atau bahkan bisa agak meleset pengukurannya sehingga memberikan
intensitas flash yang tidak sesuai dengan kehendak Anda. Di sinilah FEV dapat digunakan
untuk membantu menambah atau mengurangi eksposur sehingga pencahayaan yang
Anda inginkan bisa didapatkan.
Perhatikan ketiga foto di atas. Ketiga foto ini diambil dengan mode flash TTL pada diafragma
f/2.8 dan kecepatan 1/1000. Digunakan satu buah flash yang mengarah langsung ke model
tanpa menggunakan aksesori tambahan.
Foto pertama (paling kiri) diambil dengan setting FEV standar yaitu 0.0. Walaupun sudah
menggunakan TTL, di sini tampak intensitas cahaya flash masih agak terlalu keras sehingga
pada beberapa titik di wajah model terdapat over-exposure atau terlalu terang. Oleh karena
itu saya ingin mengurangi intensitas flash sedikit menggunakan Flash Exposure Value.
Pada foto kedua (tengah), saya mengurangi nilai FEV menjadi -1.0. Di sini tampak cahaya
flash sudah berkurang sedikit, tetapi menurut saya masih terlalu keras.
15
group/zone
GROUP / ZONE
Setiap grup bisa terdiri dari satu atau lebih flash yang
semuanya dikendalikan oleh Master. Dari Master, Anda bisa
mengatur intensitas setiap flash yang berada di dalam grup.
Flash yang terdapat pada Master bisa ikut menyala atau mati
jika Anda inginkan, tetapi ia akan tetap memicu flash-flash
lainnya.
Contoh konfigurasi:
• Master (M) menggunakan flash SB-700: flash ini diset
tidak menyala.
• Remote Group (A) terdiri dari satu buah flash SB-700:
flash ini diset menyala dalam mode TTL dan intensitasnya
dinaikkan sebesar +1.0.
• Remote Group (B) terdiri dari dua buah flash SB-600:
kedua flash ini diset menyala dalam mode TTL dan
intensitasnya diturunkan sebesar -3.0.
16
high speed sync
• Membekukan gerakan
Untuk membekukan gerakan, terutama gerakan yang
cepat, Anda membutuhkan kecepatan atau shutter
speed yang tinggi. Biasanya kecepatan yang bisa
membekukan gerakan misalnya di atas 1/500, 1/1000,
atau bahkan lebih tinggi dari itu. Jika menggunakan
flash, berarti Anda membutuhkan kecepatan yang lebih
besar dari sync speed.
17
BOOKS BY ADIMODEL
Sejak tahun 2009, sudah lebih dari sepuluh buku fotografi ditulis
oleh adimodel. Dengan metoda pendekatan yang mudah, ringkas,
dan cepat, adimodel ingin mengajak pembaca buku-bukunya aktif
mempraktekkan semua yang dipelajari.
WEBSITE : www.adimodel.com
EMAIL : adimodel@adimodel.com
TWITTER : @adimodel
FACEBOOK : www.facebook.com/adimodel
BOOKS BY ADIMODEL
Di buku Basic Lighting for Beauty Part II Teknik lighting strobist dibahas pada
akan diajarkan teknik-teknik dasar buku Lighting for Strobist - Lighting
pencahayaan yang wajib diketahui untuk Techniques. Dilengkapi dengan lebih
menghasilkan foto yang baik. Mulai dari dari 30 portfolio karya adimodel, buku ini
pencahayaan flat, Broad Light, Short Light, menyajikan pendekatan bedah foto, di
Butterfly, Rembrandt, Cross, High Key, Low mana pembaca bisa mempelajari teknis,
Key, dan banyak lagi. konsep, komposisi, hingga pemosisian
lighting.
Lighting for Strobist - Glamour Lighting with Available Light berisi cara
menampilkan foto-foto glamour yang memotret dengan memanfaatkan cahaya
diambil khusus menggunakan teknik alami seperti matahari, lampu rumah,
strobist atau external flash. Khusus neon, lilin, dan sebaginya. Topik yang
bagi pembaca dewasa, dalam buku ini dibahas mulai dari pengaturan white
ditampilkan foto-foto glamour yang balance, memahami mode pemotretan,
indah dan elegan. metering, dan sebagainya.