Anda di halaman 1dari 8

PERHITUNGAN TULANGAN BETON

Perhitungan tulangan beton adalah menghitung tegangan-tegangan yang terjadi atau


menghitung tulangan yang dibutuhkan untuk menahan beban yang ada.

Ada 2 sifat perhitungan struktur beton :


1. Perhitungan yang bersifat analisis (control)
2. Perhitung an yang bersifat perencanaan (design)
Perhitungan yang bersifat analisis :
Dimensi dan jumlah tulangan sudah diketahui, dihitung tegangan-tegangan yang terjadi,
selanjutnya dibuat kesimpulan apakah kuat atau tidak struktur tersebut dalam menahan
beban yang ada.
Perhitungan yang bersifat perencanaan :
Mutu bahan, beban luar dan dimensi sudah diketahui, dihitung tulangan yang sesuai.

ANALISIS BALOK PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL


(TARIK SAJA)
Di dalam analisis perilaku penampang umumnya diketahui nilai banding modulus
elastisitas dan tegangan-tegangan kerja ijin bahan-bahan yang digunakan, sehingga
permasalahannya dapat berupa:
(1) membandingkan tegangan kerja akibat momen lentur beban guna terhadap tegangan
kerja ijin, atau,
(2) menentukan momen Ientur beban guna ijin yang dapat didukung oleh penampang.
Ada dua metode pendekatan untuk penyelesaiannya yaitu cara keseimbangan
gaya-gaya dalam .
Cara keseimbangan gaya-gaya dalam adalah momen Ientur akibat beban luar
diimbangi atau dilawan oleh kopel momen gaya dalam. Kopel ini tersusun atas resul-tante
gaya tekan dalam ND dan resultants gaya tarik dalam NT, di mana arah kerja kedua-nya
berlawanan dan terpisah pada jarak yang disebut sebagai lengan momen (z) Harap
diperhatikan bahwa untuk penampang terlentur murni (tanpa gaya axial) garis netralnya
diperhitungkan berimpit dengan sumbu berat penampang.
Contoh :
Dengan menggunakan kondisi keseimbangan regangan, tentukan tegangan kerja pada
batang tulangan baja tarik dan serat tepi beton tertekan pada penampang Gambar
berikut akibat momen beban guna, Mw = 225 kNm. Modulus elastisitas beton 20000 MPa
dan baja 200000 MPa.Tulangan tarik menggunakan 4 D 16

Penyelesaian
Dianggap bahwa distribusi regangan linear, juga tegangan sebanding dengan regangan
seperti diperlihatkan pada Gambar 5.1. Langkah pertama penyelesaian adalah menentu-
kan letak garis netrai. Gaya-gaya dalam didapatkan dengan cara menghitung volume benda
tegangan. Maka gaya tekan dalam dari beton adalah:
ND = ½ fc 'bx=150fc 'x
Gaya tarik dalam adalah:

NT= fsAs= fs(4)(804,2) = 3217,2 fs


dengan keseimbangan gaya-gaya ND= NT didapatkan:

= …………………….. pers (1)


,

Rasio fs terhadap fc' tersebut dapat juga diperoleh dengan menggunakan hubungan re-
gangan linear dan hukum Hooke,

(600 − )
=

( )
= = = (10)…………………………….. pers. (2)

di mana n adalah nilai banding modulus elastisitas Es/Ec.


Dengan demikian didapatkan dua persamaan yang apabila disubstitusikan akan didapat:
150 (600 − )10
=
3217
150x 2 = 2171(600-x)
X2+214,48X= 128688
penyelesaian persamaan kuadrat tersebut menghasilkan:
(x+ 107,24)2= 128688 + (107,24)2
x= V140188 - 107,24 = 267,2 mm
Sampai di sini harap diperhatikan bahwa yang mempengaruhi penentuan letak garis
netral selain nilai banding modulus elatisitas juga sifat-sifat penampang (tinggi, lebar,
dan luas penampang batang tulangan baja).

Dengan menggunakan kondisi keseimbangan yang kedua,


Mw= 225 kNm = (ND atau NT) x (lengan)
Lengan kopel momen dalam (z) adalah jarak dari pusat berat benda tegangan tekan (letak
resultante gaya tekan ND) terhadap pusat berat tulangan baja tarik (letak resultante gaya
tarik NT):
lengan z= 600 - ⅓x= 600 -1/3(267,2) = 510,9 mm Maka untuk suatu
momen lentur yang ditahan menimbulkan gaya tekan (atau gaya tarik):

225
= = = = 440
0,5109

dan tegangan-tegangannya didapatkan meialui persamaan sebagai berikut :

440(10)
= = = 10,98
150 150(267,2)

440(10)
= = = 136,77
3217,2 3217,2
.

PERENCANAAN BALOK PERSEGI


BERTULANG TUNGGAL (TARIK SAJA)

Dalam proses perencanaan diberikan nilai-nilai momen lentur, rasio modulus elastisitas, dan
tegangan-tegangan kerja ijin, untuk kemudian menetapkan nilai-nilai b, d, dan As. Keinginan
untuk mencapai penampang beton bertulangan ideal jarang sekali dapat terpenuhi secara tepat
karena nilai b dan h harus ditetapkan sebagai angka bulat, selain itu nilai AS yang dipasang harus
dipilih dari sejumlah batang tulangan yang tersedia di pasaran yang jumlah luas penampangnya
tidak dapat tepat sama dengan As perlu. Harap diperhatikan pula bahwa dalam hal menentukan
ukuran balok pada bangunan gedung umumnya untuk suatu kelompok balok yang mempunyai
pembebanan dan bentangan kira-kira sama akan ditetapkan ukuran b dan h yang sama pula.
Ketentuan tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan ekonomi dan teknis pelaksanaan
pembangunannya.
Untuk menjelaskannya berikut ini akan diuraikan langkah-langkah penentuan nilai-nilai
teoretis b, h, dan As suatu penampang beton bertulang ideal yang untuk sementara waktu tanpa
menghiraukan pembulatan nilai-nilai b dan h perlu, atau pemilihan batang tulangan baja yang
akan digunakan. Dengan mengacu gambar penampang balok beton bertulangan ideal, dari dua
segitiga sebanding oqr dan uqs didapat nilai perbandingan sebagai berikut:


= =
′ +

Penyederhanaan notasi :

• m didefinisikan sebagai rasio dari xideal terhadap tinggi efektif d.



= =
′ +

• j didefinisikan sebagai rasio lengan momen ter hadap tinggi efektif d


z = jd = d - ⅓. (md)
j=1-⅓m
• p didefinisikan sebagai ratio penulangan
Dengan menggunakan keseimbangan gaya ND= NT, serta As= bd,
1
( )( )= ( )( )
2
1
′ ( . . )= ( . . )
2
dengan demikian,
( )
=
2( )
• k merupakan penyederhanaan notasi pada momen dalam,
Momen dalam Mw didapatkan dengan mengalikan ND(atau NT) dengan lengan z(atau jd):
Mw = ND. z
Mw = 1/2(fc'ijin) (bmd)(jd)
= 1/2(fc'ijin).jm.bd2.
= kbd2

Sedangkan untuk :
Mw = NT(jd) = As .(fs ijin) .jd

=
( )
Kesimpulan :
Besaran-besaran m, j, p, dan k dinamakan sebagai empat besaran perencanaan untuk suatu
penampang bertulang ideal.
Nilai-nilainya tergantung pada tegangan kerja ijin fc' dan fs serta nilai banding modulus elastisitas
n.
Besaran m, j, dan p adalah bilangan tanpa dimensi, sedangkan untuk k umumnya dalam MPa.
Dengan demikian ringkasan langkah-langkah untuk menentukan nilai-nilai teoretis b, h, dan
As penampang balok beton bertulangan ideal adalah sebagai berikut:
1) Menentukan nilai bd2 yang diperlukan dari Mw/k.
2) Perkirakan nilai b kemudian tentukan d, memilih komposisi b dan h kemudian memeriksa
beratnya.
3) Tentukan Asdari pbd dan periksalah nilai tersebut dari persamaan,

= ( )

Contoh :
Rencanakan suatu penampang balok persegi untuk mendukung beban hidup terbagi rata
27 kN/m dan beban mati terbagi rata 14 kN/m (tidak termasuk berat sendiri), terletak
diatas bentangan sederhana 10 m, mutu bahan f’c = 25 MPa, fy = 400 MPa
Penyelesaian
Tegangan-tegangan ijin,
f’c ijin= 0,45fc'= 11,25 MPa, dan fs ijin = 170 MPa (mutu baja 40), nilai n = 9
Menghitung besaran-besaran :

=
′ +
11,25
= = 0,3733
170
11,25 + 9

j =1-⅓m = 0,8756
k = ½ (f’c ijin) jm
= ½ (11,25)(0,3733)(0,8756) = 1,8386 MPa
( )
= = 0,0124
2( )
Menentukan dimensi balok ( b.s diperkirakan 7 kN/m)
Mw = 1/8 (27)(10)2 + 1/8 (14+7) (10)2
= 600 kNm
600 (10)
²= = = 326335,3255
1,8386
selanjutnya dilakukan cara coba-coba nilai b dan d sebagai berikut :

dicoba b didapat d
300 1042,9
380 926,7
450 851,6
500 807,9
Dengan memperkirakan menggunakan dua lapis batang tulangan baja berdiameter
sama, tinggi total yang diperlukan (h)
h = d + selimut beton + D sengkang + D tul.pokok + ½ jarak bersih antar lapis tul.
Selimut beton 40 mm (anggapan), setengah jarak bersih lapis tulangan 125 mm ( SNI 3-
2847-2002). Dengan demikian, untuk balok dengan dua lapis batang tulangan baja
memerlukan tambahan tinggi 85 -100 mm terhadap tinggi efektif d.
Tinggi total h = 807,9 +100 = 907,9 mm ~ 950
mm Tetapkan ukuran balok 500 mm x 950 mm.
Pemeriksaan berat sendiri balok, dan revisi langkah apabila diperlukan.
Berat balok = 0,50(0,95)(23) = 10,925 kN/m
Mw = 337,5+1/8 (24,925)(lO)2
= 337,5+ 311,5 = 649 kNm
untuk b = 500 mm, dengan mengulang cara coba-coba didapatkan d= 840 mm sehingga
h = 840 + 100 = 940 mm. Maka, ukuran balok 500 mm x 950 mm dapat dipakai.
Menentukan luas batang tulangan baja yang diperlukan:
Apabila diperkirakan akan menggunakan batang tulangan D10, maka untuk mendapatkan
d dapat dikurangkan nilai 90 mm terhadap h, bukannya 100 mm seperti contoh yang lalu.
d aktual = 950 - 90 = 860 mm
= = 4687
( )

digunakan 8 batang tulangan D29 dalam dua lapis, As = 5284 mm2


Kontrol tegangan yang terjadi :
d= 950 - 40 - 10 - 29 - 12,5 = 858,5 mm
letak garis netral:
500.(1/2X) = 5284(9)(858,5-x)
X2 + 190,2 x= 163307,3
x=320mm
lengan kopel momen = 858,5-1/3(320) = 752 mm

= = = 797,85

= = 150

′ = = 9,97
½( . )
TUGAS 1

Untuk no reg. Genap :


Rencanakan suatu balok beton bertulang penampang persegi pada dukungan sederhana
7,0 m, mendukung beban kerja merata yang terdiri dari beban hidup merata 30 kN/m'
dan beban mati merata (tidak termasuk berat sendiri balok) 15 kN/m', fc' = 20 MPa,
fy=400 MPa. Berikan sketsa rencananya.
Ketentuan : Bentangan balok 10,0 m satu angka terakhir diganti dengan satu angka
akhir nomor registrasi mhs. !
Untuk no reg. Ganjil :
Rencanakan suatu balok beton bertulang persegi pada dukungan sederhana 11,0 m, mendukung
beban kerja merata yang terdiri dari beban hidup merata 30 kN/m ' dan beban mati merata
(tidak termasuk berat sendiri balok) 23 kN/m', fc‘ = 20 MPa, fy = 300 MPa.
Berikan sketsa rencananya.
Ketentuan : Bentangan balok 11,0 m satu angka terakhir diganti dengan satu angka
akhir nomor registrasi mhs. !

Anda mungkin juga menyukai