Anda di halaman 1dari 10

Penampang Balok Persegi Berulang Tunggal

Telah dijelaskan bahwa kondisi seimbang tercapai apabila tulangan baja luluh pada saat beton
mencapai regangan ultimitnya sebrsar 0,003, artinya pada saat ini tulangan baja mencapai
regangan luluhnya = /

Gbr.3.9 Penampang persegi pada kondisi seimbang.

Dari diagram regangan pada gambar 3.9, maka dengan menggunakan perbanding

Dari diagram regangan pada gb.3.9. maka dengan menggunakan perbandingan segitiga akan
diperoleh hubungan berikut :
,
= ............................................................................................(3.7)
,

Atau jika niai Es diambi sebesar 200.000 MPa, maka :

c = d ...........................................................................................(3.8)

Selanjutnya dengan menggunakan persamaan keseimbangangaya,maka dapat dituliskan :


C = T
0,85 fc’ abb = Asbfy ............................................................................(3.9)
atau jika dituliskan untuk nilai ab :

= ............................................................................................(3.10)
,

Persentase tulangan yang dibutuhkan untuk menghasilkankondisi seimbang disebut sebagai


rasio tulangan seimbang . Nilai sama dengan luas tulangan baja dibagi dengan luas
penampang efektif :
= .............................. ..............................................................(3.11)

dengan :
b = lebar penampang yang tertekan
d = jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan baja tarik
Substitusikan nilai Asb ke dalam persamaan 3.9 :
0,85 fc’ab b = fy bd
, ,
atau ρ = a = β x c ..................................................(3.12)

Selanjutnya substitusikan nilai cb dari pers.3.8, untuk mendapatkan persamaam umum rasio
tulangan seimbang :
,
=

= 0,85β ................................................................................(3.13)

Secara umum, momen nominal dari suatu balok persegi pertulangan tunggal dihitung
dengan mengalikan nilai C atau T pada gbr.3.9. dengan jarak antara kedua gaya tersebut.
Maka :
Mn = C.z = T.z

= 0,85 . . − = . − ........................................(3.14)

Nilai a dihitung lebih dahulu dari pers.3.10. Untuk mendapatkan besarnya kuat rencana
(∅ ), maka kuat momen nominal (Mn) harus direduksi dengan cara dikalikan dengan faktor
reduksi ∅ :

∅ = ∅ −

=∅ − .......................................................................(3.15)
,

Karena As = bd, maka pers.3.15 dapat dituliskan pula dalam variabel rasio tulangan baja
sebagai berikut :

∅ = ∅ ,

=∅ 1− ,
......................................................................(3.16)

Pers.tersebut dapat dituliskan secara singkat menjadi :


∅ = ............................................................................................(3.17)
dengan

= ∅ 1− .........................................................................(3.18)
,
Selanjutnya akan ditinjau batasan persentase tulangan baja yang diijinkan dalamsuatu
komponen struktur lentur, balok persegi bertulang tunggal. Sebelum 2002, ACI menyatakan
bahwa tulangan tarik maksimum yang diijinkan untuk balok adalah sebesar 0,75 Asb. Hal
serupa digunakan juga dalam SNI 03-2847-2002. Namun dalam SNI 2847:2013 Pasal 10.3.5
disyaratkan bahwa nilai pada kondisi kuat lentur nominal harus ≥ 0,004. Syarat ini berlaku
utnuk balok beton non prategang serta komponen struktur yang memikul beban aksial <
0,1 .
Regangan penampang pada kondisi seimbang ditunjukkan dalam gbr.3.10 dari hubungan yang
sudah diturunkan sebelumnya diperoleh :
=

= = = =
, , ,

dengan cara yang sama diperoleh pula hubungan :

=
,

Gbr.3.10.Penampang seimbang dan penampang terkendali tarik

Dari kedua pers.tersebut dapat dinyatakan perbandingan antara c dan cb :


,
= .
,

Apabila kedua ruas dibagi dengan d, maka diperoleh :


= . ...............................................................................................(3.19)

Dari gbr.3.10 dengan menggunakan perbandingan segitiga, didapatkan persamaan :


,
= ........................................................................(3.20)
,

dan didapat pula :


,
= .........................................................................................(3.21)
,

Selanjutnya dari persamaan 3.19 dan 3.21 :

,
= . = ..........................................................................(3 .22)
,

Substitusikan pers.3.22 ke pers.3.20 dan

0,003 0,003
=
0,003 +
0,003 +

, ,
=
, ,

,
= ..........................................................(3.23)
,

Dalam hal desain balok atau komponen struktur lainnya,batas maksimum ratio tulangan dapat
diambil dengan menggunakan nilai = 0,005, sehingga persamaan 3.23 dapat dirumuskan :
,
= .....................................................................(3.24)
,

Jika tulangan baja mempunyai fy = 400 MPa dan Es = 200.000 MPa, maka ,

dan dengan menggunakan batasan tersebut maka penampang dikategorikan sebagai


penempang terkendali tarik, dan nilai faktor reduksi ∅ dapat ditentukan sebesar 0,9.
Untuk balok atau komponen struktur dengan > , akan menghasilkan yang kurang
dari 0,005.
Pada SNI 2847:2013 pasal 10.3 mensyaratkan nilai tidak boleh kurang dari 0,004, hal ini untuk
menjamin tingkat daktilitas serta memperhatikan tanda-tanda yang nampak secara visual
sebelum terjadi keruntuhan.
Bila nilai diambil sebesar 0,004,maka pers.3.23 menjadi :
,
= ..........................................................................(3.25)
,
Untuk fy =400 MPa dan Es = 200.000 MPa , maka = 0,714 . Namun faktor
∅, tidak diambil sebesar 0,9 karena penampang berada pada daerah transisi untuk penampang
dengan tulangan non spiral, maka nilai ∅ pada daerah transisi adalah sebesar :

∅ = 0,65 + ( − 0,002) = 0,65 + (0,004 − 0,002) = 0,817

Tabel 3.2 menunjukkan nilai dan Ru (= Mu/bd2) untuk penampang terkendali tarik, =0 ,005
dan nilai faktor reduksi kekuatan ∅ = 0,90. Sedangkan tabel 3.3 menunjukkan nilai dan Ru
untuk penampang pada daerah transisi dengan fy = 400 MPa dan ∅ = 0,817.
Tabel3.2 Nilai dan Ru(Mu/bd2) utnuk Penampang Terkendali Tarik = ,005 dan ∅ = 0,90
f’c (MPa) fy(MPa) ( )

20 400 0,850 0,217 0,01355 4,100

25 400 0,850 0,271 0,01693 5,125

30 400 0,836 0,0320 0,01998 6,065

35 400 0,800 0,0357 0,02231 6,828

40 400 0,764 0,0390 0,02436 7,513

Tabel 3.2 Nilai dan Ru(Mu/bd2) untuk Penampang daerah transisi =0 ,004 dan ∅ = 0,817
f’c (MPa) fy(MPa) ( )

20 400 0,850 0,217 0,01548 4,138

25 400 0,850 0,271 0,01935 5,173

30 400 0,836 0,0320 0,02283 6,126

35 400 0,800 0,0357 0,02550 6,905

40 400 0,764 0,0390 0,02784 7,609

Contoh
Tentukan besarnya kuat momen rencana ∅M , serta lokasi sumbu netral dari penampang balok
pada gbr dibawah, gunakan tulangan baja 3D29, dengan f’c=20 MPa dan fy= 400 MPa.
Penyelesaian :
1. Luas total tulangan baja 3D29 adalah 1.980mm2, sehingga :
2. Hitung besaran-besaran :
=0,850

= 0,85 = 0,85. 0,850 ( ) = 0,217

, ,
= = .
0,217 = 0,01355
, ,

= = = 0,012

= 0,01355 > = 0,012 , penampang terkendali tarik ∅ = 0,90, atau


periksa nilai .

= = = 155,29 mm
, ,

= = 182,69 mm
,

d = d = 550 mm

= 0,003 = 0,00602 > 0,005 (terkendali tarik), ∅ = 0,90

atau =0,3322 < 0,375 (terkendali tarik)......................................OK


3. Hitung nilai ∅M :
∅ = ∅ ( − )
,
= 0,90 1980 400 (500 − )

= 336694,644 Nmm = 336,69 kNm

Contoh 3.3
Hitung kuat momen rencana (ϕ Mn ) pada penampang balok dibawah, jika f’c = 20MPa
dan fy = 400 MPa

Penyelesaian :
1. Periksa nilai
,
= = = 189,23 mm
, ,

= ,
= 222,62 mm = = 550

= 0,40476 > 0,375.......(daerah transisi)


,
=( ) 0,003 = ,
0,003 = 0,00441.......(daerah transisi)

Penampang berada pada daerah transisi :

∅ = 0,65 + ( − 0,002) = 0,851


2. Hitung nilai ∅ :
∅ = ∅ ( − )
,
= 0,851 2412,74 400(550 − )

= 374006195,91 Nmm
= 374,01 kNm

Apabila momen terfaktor yang bekerja pada balok cukup kecil, sehingga luas tulangan
baja yang dibutuhkan juga sedikit, maka dalam SNI 2847:2013 Pasal 10.5.1 disyaratkan
perlunya memberikan tulangan minimum sebesar :
,
= ≥ .....................................(3.26)

atau, jika dinyata kan sebagai rasio tulangan minimum.


,
= ≥ .........................................................(3.27)

Suku pertama dari pers tersebut digunakan untuk beton dengan mutu yang lebih dari 30
MPa sedangkan suku kedua dalam pers digunakan untuk mutu beton kurang dari 30 MPa. Hal
ini dikarenakan kedua persyaratan tersebut akan memiliki nilai sama besar pada nilai f’c =
31,4MPa.oleh karena itu dapat dirumuskan pula :
,
= untuk mutu beton f ≥ 30MPa

= untuk mutu beton f > 30MPa

Suatu penampang dikatakan “cukup”apabila kuat momen rencana penampang ∅ , tersebut


sama atau lebih besar dari momen terfaktor eksternal Mu yang bekerja pada penampang
tersebut atau secara matematis dapat dikatakan ∅ ≥ .
Prosedur pemeriksaan kecukupan penampang dapat dilakukan dengan prosedur sbb :
1. Hitung besarnya momen terfaktor Mw
2. Hitung ∅ dengan urutan :
a. Periksa apakah < <

b. Hitung = dan periksa nilai dan ∅


,

c. Hitung ∅ =∅ ( − )

3. Jika ∅ ≥ , maka penampang dikatakan mencukupi.


Contoh :
Sebuah balok kantilever beton bertulang sepanjang 2,5 m memiliki penampang peregi
dengan penulangannya seperti ditunjukkan pada gbr.berikut. Balok memiliki beban mati
(termasuk berat sendiri balok) sebesar 20 kN/m. Dengan menggunakan f’c= 25 MPa dan fy
=400 MPa, periksalah apakah balok cukup untuk memikul beban yang bekerja.

Penyelesaian :
1. Hitung momen terfaktor yang timbul akibat beban kerja :
= 1,2 + 1,6
= 1,2(20) +1,6(13)
= 44,8 kNm
= = ½(44,8)(2,5)2 = 140 kNm

2. Periksa nilai :

= = = 107,29 mm
, ,

= ,
= 126,22 mm

= = 400
= 0,3155 < 0,375

= 0,003
,
= ,
0,003

= 0,00651 > 0,005...................∅ = 0,90


atau dengan cara lain yaitu memeriksa nilai :

= = = 0,01425 < = 0,01693

sehingga penampang termasuk kategori terkendali tarik dan ∅ = 0,90


3. Hitung nilai ∅ :
∅ = ∅ ( − )
,
= 0,95 11400 400 (400 − )

= 142144092 Nmm
= 142,14 kNm > Mu.........(penampang mencukupi)

Tugas 3 :
Sebuah balok beton bertulang berdimensi 300 x 550 mm terletak pada perletakan sederhana
dengan bentangan 5,00 m, mendukung beban kerja merata yang terdiri dari beban hidup
merata 15,00 kN/m dan beban mati merata 12,00 kN/m (tidak termasuk berat sendiri balok),
menggunakan tulangan baja mutu 400, fc' = 30 MPa. Tulangan As = 6D25, sengkang dari
batang tulangan D10. Periksalah apakah balok tersebut cukup kuat menahan beban yang ada.
Catatan : Bentangan dan beban ...,00 (diganti dengan angka akhir no.reg masing)

Anda mungkin juga menyukai