Anda di halaman 1dari 27

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk karena pembekuan magma.


Bila magma dapat mencapai permukaan bumi dan membeku maka terbentuklah
batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. Batuan beku merupakan batuan yang
paling banyak karena ditemukan dipermukaan bumi. Hal ini diakibatkan oleh
pembentukan muka bumi lebih banyak karena aktifitas geologis dan dalam waktu
pembentukanya relatif lebih cepat dibandingkan dengan batuan lain. Dalam
praktikum ini telah dilakukan percobaan tentang jenis-jenis batuan beku,mengamati
struktur dan tekstur batuan beku tersebut. Batuan beku terbentuk melalui proses
pendinginan dan pengerasan dari magma yang melewati proses kristalisasi atau
terkadang tidak melewati proses kristalisasi. Batuan beku merupakan batuan yang
terbentuk dari proses pembekuan larutan silikat cair, liat, pijar, bersifat mudah
bergerak yang disebut magma baik di bawah permukaan bumi sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan bumi sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang
sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi yang kemudian karena tekanan dan
suhu akhirnya meleleh.
Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan
sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya
saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan
beku ini. Penggolongan batuan beku telah banyak dilakukan dari dahulu hingga
sekarang, namun karena tidak adanya kesepakatan antara ahli petrologi dalam
mengklasifikasikan betuan beku dan mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat
atas dasar yang berbeda-beda. Batuan beku terbentuk dari bermacam-macam kristal
dan terjadi dari fasa cair danhampir selalu tidak berlapis. Magma dapat membeku
dibawah atau diataspermukaan bumi. Bila membeku dibawah permukaan
terbentuklah batuan bekudalam atau batuan beku intrusif. Sering juga disebut batuan
beku plutonik. Bila magma dapat mencapai permukaan bumi dan membeku maka
terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-37
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Praktikum ini dimaksudkan untuk dapat mengenal dan mengetahui, serta


menguasai ilmu tentang batuan yang menjadi salah satu aplikasi dasar terpenting
mengenai geologi.

1.2.2 Tujuan

a. Praktikan dapat menjelaskan proses pembentukan batuan beku;


b. Praktikan dapat mengetahui mineral penyusun pada batuan beku;
c. Praktikan dapat membedakan jenis batuan beku;
d. Praktikan dapat mendeskripsikan batuan beku.

1.3 Alat Dan Bahan

1.3.1 Alat

a. ATM (Alat Tulis Menulis);


b. Lap kasar dan lap halus;
c. Loop.
1.3.2 Bahan

a. Problem set;
b. Skala Fenton, Tahun 1940;
c. Skala Trevis, Tahun 1955;
d. Sampel batuan beku.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-38
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Batuan B e ku

Batuan adalah proses pembentukan beberapa mineral jadi, batuan beku atau
sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa
mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan
beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan
antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku
plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat
sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini
seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan
batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat
(misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.
Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
Pengolahan batuan beku sudah banyak dilakukan dari dulu hingga sekarang.
Berbagai cara telah di lakukan seperti penggabungan jenis – jenis yang sama dalam
satu golongan dan pemisahaan dari jenis – jenis yang tidak menunjukkan persamaan.
Karena tidak adanya kesepakatan di antara para ahli petrologi klasifikasi dibuat atas
dsar yang berbeda – beda. Perbedaan ini sangat berpenngaruh dalam menggunakan
klasifikasi pada berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing –
masing. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan kepada tiga patokan utama,
yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan
berdasarkan susunana minerologinya.dibawah ini akan diterangkan lebih lanjut dari
penggolongan batuan beku. . Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar
mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya
relatif besar.
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan
lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari
kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang
dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-39
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu
sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis
golongan. Mereka adalah: batuan beku (igneous rocks), batuan sedimen (sedimentary
rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk
dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi:
a. Batuan Beku Plutonik
Batuan beku plutonik, adalah batuan beku yang mendingin di bawah
permukaan bumi. Sehingga memiliki terktur mineral yang besar berukuran lebih dari
1 mm.
b. Batuan beku Vulkanik
Batuan beku vulkanik adalah batuan beku yang mendingin di permukaan bumi
yang memiliki tertur mineral yang kecil kecil kurang dari 1 mm.
Berdasarkan komposisi kimiawi di bagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Batuan beku Asam
Bila batuan beku tersebut mengandung lebih 66 % SiO 2 .Contoh batuan ini
Granit dan Riolit.
b. Batuan beku intermediet
Bila batuan tersebut mengandung 52% -66% SiO 2 .Contoh batuan ini adalah
Diorit dan Andesit.
c. Batuan beku basa
Bila batuan tersebut mengandung 45% - 52% SiO 2 . Contoh batuan ini adalah
Gabro dan Basalt.
d. Batuan beku ultra basa
Bila batuan beku tersebut mengandung kurang dari 45% SiO 2 . Contoh
batuan tersebut adalah Peridotit dan Dunit.

2.2 Mineral Penyusun Batuan B e ku

Batuan beku atau batuan igneus (dari bahasa Latin : ignis, ”api”) adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa
proses kristalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Batuan beku

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-40
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

merupakan batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silica cair dan pijar, yang kita
kenal dengan nama magma. Karena tidak adanya kesepakatan dari para ahli petrologi
dalam mengklasifikasikan batuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat
atas dasar yang berbeda-beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam
menggunakan klasifikasi pada berbagai lapangan pekerjaan dan menurut
kegunaannya masing-masing.
Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair ke
padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan
terbentuk kristal-kristal mineral berukuran besar. Sedangkan bila energi
pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus.
Mineral pembentuk batuan beku hampir selalu mengandung unsur Silisium
(Si) sehingga sering disebut bahan silikat alam. Mineral tersebut ada yang tidak
berbentuk (amorf) dan ada yang berbentuk kristal.
Berdasarkan warna dan komposisi kimia maka mineral atau kristal pembentuk
batuan beku secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Kelompok mineral gelap atau mafic minerals, mengandung banyak unsur
magnesium (Mg) dan besi (Fe).
b. Kelompok mineral terang atau felsic minerals, banyak mengandung unsur
aluminium (Al), kalsium (Ca), natrium (sodium; Na), kalium (potassium;
K) dan silisium (Si). Banyaknya unsur logam berat seperti halnya Mg dan Fe
tersebut menyebabkan mineral menjadi berwarna gelap. Sebaliknya mineral
terang lebih dominan tersusun oleh logam ringan, seperti halnya Al, Ca, Na
dan K sehingga warnanya menjadi lebih terang.
Sesuai dengan reaksi Bowen, mineral gelap terdiri dari olivin, piroksen,
amfibol dan mika. Secara optik dan kimia piroksen dibagi menjadi piroksen tegak
(orto piroksen) dan piroksen miring (klino piroksen). Sementara itu mika terdiri dari
biotit (mika hitam) dan muskovit (mika putih). Mineral terang pada prinsipnya terdiri
dari feldspar, feldspatoid dan kuarsa. Feldspar dibagi lagi menjadi plagioklas dan
alkali feldspar. Secara mikroskopis dan kimiawi plagioklas dibagi lagi menjadi
anortit, bitownit, labradorit, andesin, oligoklas dan albit. Setiap mineral memiliki
kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral-mineral mafik umumnya mengkristal
pada suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral felsik. Bowen
memberikan suatu seri reaksi menerus (Continous) dan tidak menerus (discontinous).

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-41
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

Sebelah kiri mewakili mineral-mineral gelap (mafic minerals) yang terbentuk


pertama kali dalam temperatur sangat tinggi adalah: olivin, kemudian disusun oleh
piroksen, amfibol, biotit. Sedangkan sebelah kanan mewakili mineral-mineral terang
(felsic minerals) seperti plagioklas, di mana mineral kelompok ini tersebar luas mulai
dari batuan beku asam sampai basa. Sedangkan mineral yang terbentuk paling akhir
adalah kuarsa. Mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat tidak
stabil, sedangkan mineral yang terbentuk paling akhir adalah mineral yang paling
stabil.

2.3 Jenis Batuan B e k u

a. Batuan beku ekstruksi


Batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas permukaan
bumi baik di darat maupun di bawah muka air. Pada saat mengalir di permukaan,
masa tersebut membeku relatif cepat sehingga ukuran kristalnya kecil/tidak terlihat
dengan melepaskan kandungan gasnya. Oleh karena itu sering memperlihatkan
struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler).
b. Batuan beku intrusi
Batuan hasil pembekuan magma di bawah permukaan bumi. Masa tersebut
membeku relatif lambat sehingga memiliki ukuran kristal yang kasar. Magma bawah
permukaan bumi didefinisikan sebagai magma yang berhasil menerobos lapisan
lapisan batuan membentuk suatu intrusi magma yang dapat berupa batholite,
laccolite, lopolite, dike, dan sill.

2.4 Warna Batuan

Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya. Mineral


penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya
sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk
batuan yang mempunyai tekstur gelasan.
a. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang
tersusun atas mineral-mineral felsik misalnya kuarsa, potassium feldspar,
muskovit.
b. Batuan beku yang berwarna abu-abu umumnya adalah batuan beku
intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-42
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

c. Batuan beku yang berwarna gelap umumnya adalah batuan beku basa dengan
mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
d. Batuan beku berwarna hijau kelam dan biasanya monomineralik disebut
batuan beku ultrabasa dengan komposisi hampir seluruhnya mineral mafik.

2.5 Struktur Batuan B e ku

Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar.
Macam-macamnya :
a. Masif
Apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam
tubuhnya.
b. Pillow lava
Lava bantal merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu,
yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini adalah
umumnya 30 - 60 cm dan jaraknya bedekatan terjadi akibat lava yang mendingin di
bawah tekanan air.
c. Joint
Struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah
aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.
d. Vesikuler
Merupakan struktur batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan lubang-lubang
sebagai akibat pelepasan gas selama pendinginan.
1. Skorian : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
2. Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
3. Aliran : bila ada kenampakan aliran yang berasal dari kristal-kristal
maupun lubang gas.
4. Amigdaloidal: bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral
sekunder.
5. Xenolith : struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan
yang masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk
sebagai akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan.
6. Autobreccia : struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen
dari lava itu sendiri.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-43
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

2.5.5 Tingkat Atau Derajat Kristalisasi


Derajat kristalisasi merupakan keadaan proporsi antara masa kristal dan masa
gelas dalam batuan. Dikenal ada tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu :
a. Holokristalin
Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya terdiri dari keseluruhan
mineral yang membentuk kristal, hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi
berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan terbentuknya mineral-mineral
dengan bentuk kristal yang relatif sempurna.
b. Hipokristalin
Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari sebagaian mineral
membentuk kristal dan sebagiannya membentuk gelas, hal ini menunjukkan proses
kristalisasi berlangsung relatif lama namun masih memungkinkan terbentuknya
mineral dengan bentuk kristal yang kurang.
c. Holohyalin
Tekstur batuan yang kenampakannya terdiri dari mineral yang keseluruhannya
berbentuk gelas, hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi magma berlangsung
relatif singkat sehingga tidak memungkinkan pembentukan mineral-mineral dengan
bentuk yang sempurna.
2.5.6 Granularitas
Granularitas merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku, dapat sangat
halus yang tidak dapat dikenal meskipun menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula
sangat kasar. Umumnya dikenal tiga kelompok ukuran butir, yaitu:
a. Fanerik
Merupakan tekstur batuan beku di mana kristal pembentuknya dapat terlihat
dan dapat dibedakan dengan mata telanjang. Hal ini terjadi karena proses
pendinginan magma yang lambat sehingga kristal dapat berkembang dengan baik.
Dapat ditemui pada batuan beku intrusif.
b. Afanitik
Tekstur pada batuan beku di mana kristal penyusunnya halus dan tidak dapat
dibedakan dengan mata telanjang, dikarenakan proses pendinginan magma.
c. Porfiritik
Merupakan tekstur batuan beku yang material penyusunnya dapat dibedakan
menjadi 2. Ada bagian mineral yang ukurannya lebih besar dari sekelilingnya yang

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-44
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

disebut dengan fenokris, dan ada mineral yang ukurannya jauh lebih kecil dari
fenokris yang disebut massa dasar atau ground mass.
Secara umum terdapat 2 jenis tekstur porfiritik yaitu :
1. Porfiroafanitik : Apabila massa dasarnya bersifat afanitik.
2. Faneroporfiritik :Apabila massa dasarnya bersifat fanerik.
2.5.3 Kemas
a. Bentuk Kristal.
Ditinjau dari pandangan dua dimensi, dikenal tiga macam :
1. Euhedral, apabila bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai bidang
kristal yang sempurna.
2. Subhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagi
bidang kristal yang sempurna.
3. Anhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh
sebagian bidang kristal yang tidak sempurna.
b. Relasi antar kristal
Merupakan hubungan antara kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan
dari ukuran dikenal :
1. Granularitas atau Equiqranular, apabila mineral mempunyai ukuran butir
yang relatif seragam, terdiri dari :
2. Panidiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineral berukuran seragam
dan euhedral. Bentuk butir euhedral merupakan penciri mineral-mineral yang
terbentuk paling awal, hal ini dimungkinkan mengingat ruangan yang tersedia
masih sangat luas sehingga mineral- mineral tersebut sampai membentuk
kristal secara sempurna.
3. Hipiodiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran
relatif seragam dan subhedral. Bentuk butiran penyusun subhedral atau kurang
sempurna yang merupakan penciri bahwa pada saat mineral terbentuk, maka
rongga atau ruangan yang tersedia sudah tidak memadai untuk memadai untuk
dapat membentuk kristal secara sempurna.
4. Allotiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran relatif
seragam dan anhedral. Bentuk anhedral atau tidak beraturan sama sekali
merupakan pertanda bahwa bahwa pada saat mineral- mineral penyusun ini
terbentuk hanya dapat mengisi rongga yang tersedia saja. Sehingga dapat

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-45
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

ditafsirkan bahwa mineral-mineral anhedral tersebut terbentuk paling akhir


dari rangkaian proses pembentukan batuan beku.
5. Inequigranular, apabila mineralnya mempunyai ukuran butir tidak sama ,
antara lain terdiri dari :
a. Faneroporfiritik , bila kristal mineral yang besar (Fenokris) dikelilingi
kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat dikenali dengan
mata telanjang. Contoh : Diorot Porfiri
b. Porfiroafanitik, bila Fenokris dikelilingi oleh massa dasar yang
afanitik. Contoh : Andesit Porfiri.
Di dalam batuan beku bertekstur holokristalin inequigranular dan hipokristalin
terdapat kristal berukuran butir besar, disebut fenokris, dikelilingi oleh kristal
mineral yang lebih kecil (massa dasar/groundmass).
Kenampakan demikian disebut tekstur porfir atau porfiri atau firik. Tekstur
holokristalin porfiritik adalah apabila di dalam batuan beku itu terdapat kristal besar
(fenokris) yang tertanam di dalam massa dasar kristal yang lebih halus. Tekstur
hipokristalin porfiritik diperuntukkan bagi batuan beku yang mempunyai fenokris
tertanam didalam massa dasar gelas. Tekstur vitrofirik adalah tekstur dimana mineral
penyusunya secara dominan adalah gelas, sedangkan kristalnya hanya sedikit
(<10%).

2.6 Struktur Batuan

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan


beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan
pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah
yang disebut sebagai struktur batuan beku.
2.6.1 Struktur Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki
berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-46
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal.
Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.
2.6.2 Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
a. Konkordan Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu . Sill tubuh batuan yang
berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya .
Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan
tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih
berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter. Lopolith, bentuk
tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh
batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar
dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman
ribuan meter. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau
antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara
ratusan sampai ribuan kilometer
b. Diskordan Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu. Dyke, yaitu tubuh batuan yang
memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau
memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-47
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

dengan panjang ratusan meter. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki
ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman
yang besar. Stock , yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi
ukurannya lebih kecil.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-48
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Berhubung dengan adanya pandemi Covid-19, kami akhirnya melaksanakan


praktikum secara daring (Virtual) dengan memanfaatkan teknologi yang ada serta
bahan dan alat yang menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Sebelum praktikum
dimulai terlebih dahulu siapkan alat dan bahan. Seperti alat tulis menulis, Aplikasi
Zoom, Bdan problem set minimal 10. Setelah itu, amati sampel batuan beku mulai
dari warna segar dan warna lapuknya. Kemudian menentukan jenis batuan dan
teksturnya. Teksturnya meliputi kristanilisasi, granularits, dan fabrik. Dimana fabrik
terbagi lagi menjadi bentuk dan relasi. Selanjutnya, mengamati komposisi mineral.
Setelah itu, menentukan strukturnya. Kemudian menentukan nama sampel batuan
beku dengan menggunakan skala Fenton tahun, 1950 dan skala Travis tahun, 1955.
Terakhir, mengambil gambar (foto) batuan tersebut. Melakukan langkah pertama
sampai ketujuh untuk sampel batuan selanjutnya.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-48
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan 1
No. Peraga :1 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinitas : Hipokristalin
Warna Segar : Hijau Granularitas : Porfiro Porfiritik
Jenis Batuan : Ultrabasa Fabrik : Bentuk: Subhedral
Relasi : Inequigra nular
Struktur : Masif

Komposisi Mineral Nama mineral % Komposisi kimia


Mineral Utama Olivin 60 (Mg, Fe)2SiO4

Mineral Tambahan Piroksin 20 XY(SiO6)2O6


Asbes 20 SiO2, MgO

Nama Batuan : Fenton(1950) Limburgit


Trevis(1955) Porfiri Limburgit
Simbol batuan : + ++ ++

+ ++ ++

Asisten Praktikum Praktikan

Ayu Elvina Santi Waode Ghina Radhatul Jannah

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-49
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.1.50 Hasil Pengamatan 2


No. Peraga :2 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinitas : Hipokristalin
Warna Segar : Hitam Granularitas : Porfiro Afanitik
Jenis Batuan : Basa Fabrik : Bentuk: Subhedral
Relasi : Inequigra nular
Struktur : Masif

Komposisi Mineral Nama mineral % Komposisi kimia


Mineral Utama Piroksin 70 XY(SiO6)2O6

Mineral Tambahan Olivin 15 (Mg,Fe)2SiO4


Plagioklas 15 Mg3(SiO6)(OH)4

Nama Batuan : Fenton(1950) Basalt Phorphyri


Trevis(1955) Porfiri Basalt
Simbol batuan : + ++ ++

+ ++ ++

Asisten Praktikum Praktikan

Ayu Elvina Santi Waode Ghina Radhatul Jannah

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182

Batuan Beku-50
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.1.51 Hasil Pengamatan 2


No. Peraga :3 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinitas : Holokristalin
Warna Segar : Abu-abu Granularitas : Fanero Porfiritik
Jenis Batuan : Intermediet Fabrik : Bentuk: Subhedral
Relasi : Inequigra nular
Struktur : Masif

Komposisi Mineral Nama mineral % Komposisi kimia


Mineral Utama Plagioklas 65 Mg2(SiO5)(OH)4

Mineral Tambahan Amfibol 35 Ca3(MgFeAl)3(AlSi)8O2


(OH2)

Nama Batuan : Fenton(1950) Quartz Diorite Phorphyri


Trevis(1955) Phorphyri Diorite Quartz
Simbol batuan : + ++ ++

+ ++ ++

Asisten Praktikum Praktikan

Ayu Elvina Santi Waode Ghina Radhatul Jannah


AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH
09320180126 09320190182

Batuan Beku-51
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.1.52 Hasil Pengamatan 2


No. Peraga :4 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinitas : Hipokristalin
Warna Segar : Hitam Granularitas : Fanero Porfiritik
Jenis Batuan : Basa Fabrik : Bentuk: Subhedral
Relasi : Inequigra nular
Struktur : Masif

Komposisi Mineral Nama mineral % Komposisi kimia


Mineral Utama Piroksin 60 XY(SiAl)2O6

Mineral Tambahan Plagioklas 20 Mg3(SiO6)(OH)4


Kuarsa 20 SiO2

Nama Batuan : Fenton(1950) Gabro


Trevis(1955) Porfiri Gabro
Simbol batuan : + ++ ++

+ ++ ++

Asisten Praktikum Praktikan

Ayu Elvina Santi Waode Ghina Radhatul Jannah


AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH
09320180126 09320190182

Batuan Beku-52
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.1.53 Hasil Pengamatan 5


No. Peraga :5 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinitas : Hipokristalin
Warna Segar : Abu-abu Granularitas : Porfiro Afanitik
Jenis Batuan : Intermediet Fabrik : Bentuk: Subhedral
Relasi : Inequigra nular
Struktur : Masif

Komposisi Mineral Nama mineral % Komposisi kimia


Mineral Utama Plagioklas 60 Mg3(SiO6)(OH)4

Mineral Tambahan Piroksin 20 SiO2


Kuarsa 20 XY(SiAl)2O6

Nama Batuan : Fenton(1950) Phorphyri Dasit


Trevis(1955) Dasit

Simbol batuan : + ++ ++

+ ++ ++

Asisten Praktikum Praktikan

Ayu Elvina Santi Waode Ghina Radhatul Jannah

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-53
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.1.54 Hasil Pengamatan 5


No. Peraga :6 Tekstur
Warna Lapuk : Abu-abu Kristalinitas : Holokristalin
Warna Segar : Merah Granularitas : Fanerik
Jenis Batuan : Asam Fabrik : Bentuk: Euhedral
Relasi : Equigranular
Struktur : Masif

Komposisi Mineral Nama mineral % Komposisi kimia


Mineral Utama Feldspar 60 KalSiO8

Mineral Tambahan Kuarsa 25 SIo2


Biotit 15 K(MgFe)3(AlS2O)

Nama Batuan : Fenton(1950) Granit pegmatit


Trevis(1955) Granit
Simbol batuan : + ++ ++

+ ++ ++

Asisten Praktikum Praktikan

Ayu Elvina Santi Waode Ghina Radhatul Jannah

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-54
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.1.55 Hasil Pengamatan 5


No. Peraga :7 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinitas : Hipokristalin
Warna Segar : Abu-abu Granularitas : Porfiro Afanitik
Jenis Batuan : Asam Fabrik : Bentuk: Subhedral
Relasi : Inequigra nular
Struktur : Masif

Komposisi Mineral Nama mineral % Komposisi kimia


Mineral Utama Feldspar 60 KalSi3O8

Mineral Tambahan Plagioklas 20 Mg3(Si2O3)(OH)4


Amfibol 20 Ca(MgFe4)

Nama Batuan : Fenton(1950) Terchite Phonolite


Trevis(1955) Porfiri Fonolit
Simbol batu + ++ ++

+ ++ ++

Asisten Praktikum Praktikan

Ayu Elvina Santi Waode Ghina Radhatul Jannah

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182
Batuan Beku-55
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.2 Pembahasan
4.2.1 Sampel 1

Gambar 4.1 Sampel 2


Pada sampel yang pertama warna segar hijau, dan warna lapuknya coklat jenis
batuan ini batuan beku ultrabasa dan tekstur terbagi tiga kristalinitasnya hipokristalin
granulitasnya parfiro apanitik dan fabrik terbagi dua lagi ada bentuknya subhedral
dan relasinya in equigranular . Komposisi mineral ada mineral utama yaitu olivin 60
% , mineral pelengkap pirosin 20 % dan mineral tambahan asbes 20 % dari struktur
batuan ini struktur massif dan dapat simpulkan nama dengan menggunakan dua
skala, skala fenton limburgit dan travis porfiri limburgit.
Kebanyakan mineral olivin dapat di temukan pada permukaan bumi. Pada
batuan beku yang berwarna gelap. Mineral ini biasanya mengkristal persaan dengan
piroksin dan plagioklas untuk membentuk batu gabbro ataupun basalt. Olivine
merupakan nama yang di berikan oleh sekelompok mineral silikat yang memiliki
komposisi (A)2Si04. Apabila berdasarkan komposisi umumnya, biasanya merupakan
Mg atau FB olivin dapat di temukan ultrabasa dan kelereng yang terbentuk dari batu
gamping murni bermetofosis. Manfaat dari mineral olivin ini yaitu dapat digunakan
sebagai bahan tahan api.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182

Batuan Beku-56
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.2.57 Sampel 2

Gambar 4.2 Sampel 2


Pada sampel batuan yang kedua memiliki warna segar hitam dan warna lapuk
cokelat. Jenis batuan basa. Batuan ini memiliki tekstur kristalinitas hipokristalin,
granularitas porfiroafanitik . Dan fabriknya memiliki bentuk subhedral dan relasi
inequigranular. Mineral utama piroksen 70% dan mineral tambahan plagioklas dan
olivin masing-masing 15%.batuan ini memiliki struktur yang masih nama batuan ini
pada skala fenton yaitu basalt phorphyri dan pada skala trevis yaitu porfiri basalt.
Piroksin adalah sebuah kelompok pada mineral silikat yang banyak ditemukan
yang merupakan gabungan dari kalsium, natrium, besi+2, magnesium, seng, mangan,
dan litium. Piroksin juga memiliki hubungan erat dalam struktur kimia walaupun
mereka mengkristal pada dua sistem yang berbeda.batuan ini juga memiliki fungsi
sebagai bahan bangunan yaitu semen dan juga dapat digunakan sebagai perhiasan
yang dimana persilangan tersebut menggunakan salah satu kandungan batuan yaitu
basalt.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182

Batuan Beku-57
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.2.58 Sampel 2

Gambar 4.3 Sampel 3


Pada sampel batuan yang ketiga memiliki warna segar abu-abu dan warna
lapuk yang cokelat. Jenis batuan ini termasuk batuan intermediet dengan struktur
batuan yaitu masif. Batuan ini memiliki tekstur pada kristalinitas yaitu holokristalin
granularitas nya yaitu faneroporfiritik. Dan fabriknya memiliki bentuk yang
subhedral dan relasi inequigranular. Batuan Ini mengandung mineral utama
plagioklas sebanyak 65% dan memiliki mineral tambahan yaitu amphibole 35%.
Menurut skala fenton batuan ini memiliki nama yaitu quartz diorite phorphyri dan
menurut skala trevisnya yaitu porfiri diorite kuarsa.
Mineral plagioklas ini terbentuk pada suhu yang rendah dan kaya akan
kalsium mineral ini dapat berasosiasi dengan mineral kuarsa, tomalin, muskovit.
Mineral plagioklas dapat ditemukan pada batuan vulkanik dengan butiran
halus.mineral ini biasa terdapat pada hampir semua batuan beku dan juga terdapat
pada batuan sedimen klastik sebagkegunaan dari mineral ini adalah sebagai
penyusun utama di kerak bumi karena merupakan diagnostik penting dalam
teknologi untuk dapat mengidentifikasi komposisi, asal dan evolusi batuan beku.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182

Batuan Beku-58
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.2.59 Sampel 2

Gambar 4.4 Sampel 4


Pada sampel batuan yang keempat memiliki warna segar hitam dan warna
lapuk yang cokelat. Jenis batuan ini yaitu basa. Batuan ini memiliki tekstur
kristalinitas hipokristalin, granularitas nya yaitu faneroporfiritik dan pabriknya
memiliki bentuk subhedral dan relasi inequigranular. Batuan ini memiliki komposisi
mineral utama yaitu piroksen 60% dan mineral tambahan plagioklas 20% dan kuarsa
20% serta memiliki struktur batuan yang masif. Nama batuan ini pada skala fenton
yaitu gabro dan pada skala trevis yaitu porfiri gabro.
Piroksin adalah sebuah kelompok pada mineral silikat yang banyak ditemukan
pada batuan beku dan metamorf. Plagioklas dapat dijumpai pada batuan beku asam
sampai bahasa yang ada pada batuan metamorfik. Sedangkan mineral kuarsa adalah
mineral umum yang dapat ditemukan pada kerak bumi. Batuan ini juga memiliki
fungsi sebagai bahan bangunan yaitu semen dan juga dapat digunakan sebagai
perhiasan yang di mana pernyataan tersebut menggunakan salah satu kandungan
pada batuan yaitu basalt.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182

Batuan Beku-59
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.2.60 Sampel 2

Gambar 4.5 Sampel 5


Pada sampel batuan yang kelima memiliki warna segar abu-abu dan warna
lapuk yang coklat. Jenis batuan ini yaitu intermediet. Batuan ini memiliki tekstur
kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiro afanitik dan fabriknya memiliki bentuk
subhedral dan realasi inequigranular. Batuan ini memiliki komposisi mineral utama
yaitu plagioklas 60% dan mineral tambahan piroksin 20% dan kuarsa 20%, dengan
struktur batuan yaitu masif. Nama batuan ini pada skala fenton yaitu porfiri dasit dan
skala trevisnya yaitu dasit.
Mineral plagioklas dapat dijumpai pada batuan beku asam sampai basa pada
batuan metamorf yang dapat berkembang pada sakis dan genis dan mineral piroksin
adalah sebuah kelompok pada mineral inosilikat yang banyak ditemukan pada batuan
beku dan metamorf. Sedangkan mineral kuarsa biasanya ditemukan pada kerak
kontingen bumi. Batuan ini dapat dimanfaatkan sebagai batu gurinda dan olahan
untuk keperluan industry tertentu. Mineral ikutannya juga dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan keramik halus dan kaca yang merupakan dua industri yang paling
banyak mengkonsumsi olahan mineralnya.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182

Batuan Beku-60
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.2.61 Sampel 2

Gambar 4.6 Sampel 6


Pada sampel keenam ini memiliki warna segar merah dan warna lapuk yang abu-
abu. Jenis batuan ini termasuk jenis batuan asam. Batuan ini memiliki tekstur kristalinitas
holokristalin, granularitasnya fanerik , dan batuan ini memiliki bentuk fabrik yaitu
subhedral dan relasinya yaitu equigranular. Pada komposisi mineral, mmineral
utamanya yaitu feldspar 60%, mineral tambahannya kuarsa 25% dan mineral biotit
15%. Batuan ini memiliki struktur massif. Nama batuan ini pada skala fenton yaitu
granit pegmatit dan skala trevisnya yaitu granit.
Feldspar terdapat pada banyak batuan beku metamorf dan juga batu pasir
yang memiliki banyak mafaat terutama pada bidang industri. Mineral kuarsa banyak
ditemukan pada batuan metamorf, batuan beku dan batuan sedimen. Sedangkan pada
mineral biotit dapat ditemukan pada berbagai batuan beku seperti batuan diorit,
granit, gabbro, peridotit dan juga permatit. Biotit ini juga terbentuk pada kondisi
metamorf. Mineral biotit ini juga memiliki kegunaan secara komersial seperti dapat
digunakan sebagai pengisi dan extender cat.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182

Batuan Beku-61
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU

4.2.7 Sampel 7

Gambar 4.7 Sampel 7


Pada Sampel ketujuh warna segarnya yaitu abu-abu dan warna lapuknya yaitu
coklat. Jenis batuan ini termasuk jenis batuan asam. Batuan ini memiliki struktur
masif. Batuan ini memiliki tekstur kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiro
afanitik . Batuan ini memiliki bentuk fabrik subhedral dan relasi inequigranular.
Batuan ini mengandung komposisi mineral feldspar 60% sebagai mineral utama dan
plagioklas serta amfibol masing-masing 20%. Menurut skala fenton nama batuan
yaitu terchite phonolite dan menurut skala trevis yaitu porfiri fonolit.
Feldspar berasosiasi dengan kuarsa, mika dan rutil. Ganesa dari mineral ini
yaitu terbentuk dari proses kristalisasi magma. Feldspar biasanya berasosiasi dengan
batuan granit dan batuan metamorf. Mineral ini biasanya ditemukan pada batuan
beku, batuan erupsi dan batuan metamorf, baik yang bersifat asam maupun basa.
Feldspar digunakan diberbagai industri dan banyak diperlukan sebagai bahan pelebur
pada suhu yang tinggi dalam pembuatan keramik.

AYU ELVINA SANTI WAODE GHINA RADHATUL JANNAH


09320180126 09320190182

Batuan Beku-62

Anda mungkin juga menyukai