LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
1.3.1 Alat
a. Problem set;
b. Skala Fenton, Tahun 1940;
c. Skala Trevis, Tahun 1955;
d. Sampel batuan beku.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan adalah proses pembentukan beberapa mineral jadi, batuan beku atau
sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa
mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan
beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan
antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku
plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat
sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini
seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan
batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat
(misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.
Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
Pengolahan batuan beku sudah banyak dilakukan dari dulu hingga sekarang.
Berbagai cara telah di lakukan seperti penggabungan jenis – jenis yang sama dalam
satu golongan dan pemisahaan dari jenis – jenis yang tidak menunjukkan persamaan.
Karena tidak adanya kesepakatan di antara para ahli petrologi klasifikasi dibuat atas
dsar yang berbeda – beda. Perbedaan ini sangat berpenngaruh dalam menggunakan
klasifikasi pada berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing –
masing. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan kepada tiga patokan utama,
yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan
berdasarkan susunana minerologinya.dibawah ini akan diterangkan lebih lanjut dari
penggolongan batuan beku. . Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar
mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya
relatif besar.
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan
lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari
kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang
dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah
kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu
sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis
golongan. Mereka adalah: batuan beku (igneous rocks), batuan sedimen (sedimentary
rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk
dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi:
a. Batuan Beku Plutonik
Batuan beku plutonik, adalah batuan beku yang mendingin di bawah
permukaan bumi. Sehingga memiliki terktur mineral yang besar berukuran lebih dari
1 mm.
b. Batuan beku Vulkanik
Batuan beku vulkanik adalah batuan beku yang mendingin di permukaan bumi
yang memiliki tertur mineral yang kecil kecil kurang dari 1 mm.
Berdasarkan komposisi kimiawi di bagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Batuan beku Asam
Bila batuan beku tersebut mengandung lebih 66 % SiO 2 .Contoh batuan ini
Granit dan Riolit.
b. Batuan beku intermediet
Bila batuan tersebut mengandung 52% -66% SiO 2 .Contoh batuan ini adalah
Diorit dan Andesit.
c. Batuan beku basa
Bila batuan tersebut mengandung 45% - 52% SiO 2 . Contoh batuan ini adalah
Gabro dan Basalt.
d. Batuan beku ultra basa
Bila batuan beku tersebut mengandung kurang dari 45% SiO 2 . Contoh
batuan tersebut adalah Peridotit dan Dunit.
Batuan beku atau batuan igneus (dari bahasa Latin : ignis, ”api”) adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa
proses kristalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Batuan beku
merupakan batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silica cair dan pijar, yang kita
kenal dengan nama magma. Karena tidak adanya kesepakatan dari para ahli petrologi
dalam mengklasifikasikan batuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat
atas dasar yang berbeda-beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam
menggunakan klasifikasi pada berbagai lapangan pekerjaan dan menurut
kegunaannya masing-masing.
Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair ke
padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan
terbentuk kristal-kristal mineral berukuran besar. Sedangkan bila energi
pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus.
Mineral pembentuk batuan beku hampir selalu mengandung unsur Silisium
(Si) sehingga sering disebut bahan silikat alam. Mineral tersebut ada yang tidak
berbentuk (amorf) dan ada yang berbentuk kristal.
Berdasarkan warna dan komposisi kimia maka mineral atau kristal pembentuk
batuan beku secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Kelompok mineral gelap atau mafic minerals, mengandung banyak unsur
magnesium (Mg) dan besi (Fe).
b. Kelompok mineral terang atau felsic minerals, banyak mengandung unsur
aluminium (Al), kalsium (Ca), natrium (sodium; Na), kalium (potassium;
K) dan silisium (Si). Banyaknya unsur logam berat seperti halnya Mg dan Fe
tersebut menyebabkan mineral menjadi berwarna gelap. Sebaliknya mineral
terang lebih dominan tersusun oleh logam ringan, seperti halnya Al, Ca, Na
dan K sehingga warnanya menjadi lebih terang.
Sesuai dengan reaksi Bowen, mineral gelap terdiri dari olivin, piroksen,
amfibol dan mika. Secara optik dan kimia piroksen dibagi menjadi piroksen tegak
(orto piroksen) dan piroksen miring (klino piroksen). Sementara itu mika terdiri dari
biotit (mika hitam) dan muskovit (mika putih). Mineral terang pada prinsipnya terdiri
dari feldspar, feldspatoid dan kuarsa. Feldspar dibagi lagi menjadi plagioklas dan
alkali feldspar. Secara mikroskopis dan kimiawi plagioklas dibagi lagi menjadi
anortit, bitownit, labradorit, andesin, oligoklas dan albit. Setiap mineral memiliki
kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral-mineral mafik umumnya mengkristal
pada suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral felsik. Bowen
memberikan suatu seri reaksi menerus (Continous) dan tidak menerus (discontinous).
c. Batuan beku yang berwarna gelap umumnya adalah batuan beku basa dengan
mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
d. Batuan beku berwarna hijau kelam dan biasanya monomineralik disebut
batuan beku ultrabasa dengan komposisi hampir seluruhnya mineral mafik.
Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar.
Macam-macamnya :
a. Masif
Apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam
tubuhnya.
b. Pillow lava
Lava bantal merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu,
yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini adalah
umumnya 30 - 60 cm dan jaraknya bedekatan terjadi akibat lava yang mendingin di
bawah tekanan air.
c. Joint
Struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah
aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.
d. Vesikuler
Merupakan struktur batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan lubang-lubang
sebagai akibat pelepasan gas selama pendinginan.
1. Skorian : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
2. Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
3. Aliran : bila ada kenampakan aliran yang berasal dari kristal-kristal
maupun lubang gas.
4. Amigdaloidal: bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral
sekunder.
5. Xenolith : struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan
yang masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk
sebagai akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan.
6. Autobreccia : struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen
dari lava itu sendiri.
disebut dengan fenokris, dan ada mineral yang ukurannya jauh lebih kecil dari
fenokris yang disebut massa dasar atau ground mass.
Secara umum terdapat 2 jenis tekstur porfiritik yaitu :
1. Porfiroafanitik : Apabila massa dasarnya bersifat afanitik.
2. Faneroporfiritik :Apabila massa dasarnya bersifat fanerik.
2.5.3 Kemas
a. Bentuk Kristal.
Ditinjau dari pandangan dua dimensi, dikenal tiga macam :
1. Euhedral, apabila bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai bidang
kristal yang sempurna.
2. Subhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagi
bidang kristal yang sempurna.
3. Anhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh
sebagian bidang kristal yang tidak sempurna.
b. Relasi antar kristal
Merupakan hubungan antara kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan
dari ukuran dikenal :
1. Granularitas atau Equiqranular, apabila mineral mempunyai ukuran butir
yang relatif seragam, terdiri dari :
2. Panidiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineral berukuran seragam
dan euhedral. Bentuk butir euhedral merupakan penciri mineral-mineral yang
terbentuk paling awal, hal ini dimungkinkan mengingat ruangan yang tersedia
masih sangat luas sehingga mineral- mineral tersebut sampai membentuk
kristal secara sempurna.
3. Hipiodiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran
relatif seragam dan subhedral. Bentuk butiran penyusun subhedral atau kurang
sempurna yang merupakan penciri bahwa pada saat mineral terbentuk, maka
rongga atau ruangan yang tersedia sudah tidak memadai untuk memadai untuk
dapat membentuk kristal secara sempurna.
4. Allotiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran relatif
seragam dan anhedral. Bentuk anhedral atau tidak beraturan sama sekali
merupakan pertanda bahwa bahwa pada saat mineral- mineral penyusun ini
terbentuk hanya dapat mengisi rongga yang tersedia saja. Sehingga dapat
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal.
Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.
2.6.2 Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
a. Konkordan Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu . Sill tubuh batuan yang
berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya .
Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan
tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih
berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter. Lopolith, bentuk
tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh
batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar
dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman
ribuan meter. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau
antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara
ratusan sampai ribuan kilometer
b. Diskordan Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu. Dyke, yaitu tubuh batuan yang
memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau
memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer
dengan panjang ratusan meter. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki
ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman
yang besar. Stock , yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi
ukurannya lebih kecil.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan 1
No. Peraga :1 Tekstur
Warna Lapuk : Coklat Kristalinitas : Hipokristalin
Warna Segar : Hijau Granularitas : Porfiro Porfiritik
Jenis Batuan : Ultrabasa Fabrik : Bentuk: Subhedral
Relasi : Inequigra nular
Struktur : Masif
+ ++ ++
+ ++ ++
Batuan Beku-50
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU
+ ++ ++
Batuan Beku-51
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU
+ ++ ++
Batuan Beku-52
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU
Simbol batuan : + ++ ++
+ ++ ++
+ ++ ++
+ ++ ++
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sampel 1
Batuan Beku-56
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU
4.2.57 Sampel 2
Batuan Beku-57
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU
4.2.58 Sampel 2
Batuan Beku-58
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU
4.2.59 Sampel 2
Batuan Beku-59
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU
4.2.60 Sampel 2
Batuan Beku-60
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU
4.2.61 Sampel 2
Batuan Beku-61
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU
4.2.7 Sampel 7
Batuan Beku-62