Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

RENCANA PENAMBANGAN DAN PEMBIAYAAN

4.1 Sistem Penambangan

Sistem penambangan merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana


(manual) maupun mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan
pengangkutan bahan galian. Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar
adalah:

1. Pembabatan (clearing)
2. Pengupasan tanah penutup (stripping)
3. Penggalian bahan galian (mining)
4. Pemuatan (loading)
5. Pengangkutan (hauling)
6. Penumpahan (waste dump)

Berdasarkan bentuk dan karakteristik lapisan batubara serta lapisan penutupnya, sistem
penambangan yang akan diterapkan adalah sistem tambang terbuka (open pit). Peralatan
tambang yang digunakan adalah kombinasi backhoe – heavy dump truck dibantu dengan
bulldozer sebagai alat garuk dorong dan grader untuk perawatan jalan.

Dalam menentukan metode penambangan dengan mempertimbangkan beberapa aspek


diantaranya:

1. Kemampuan perusahaan untuk melakukan usaha penambangan yang meliputi


kemampuan teknis dan finansial serta jumlah target produksi batubara pertahun.
2. Jumlah seam batubara sebanyak 4 seam yang akan ditambang dengan ketebalan
rata-rata 11,68 m untuk seam A, 2,02 m untuk seam A1, 8,73 m untuk seam A2,
dan 2,51 m untuk seam B.
3. Kemiringan lapisan batubara 9°.
4. Keadaan topografi daerah penyelidikkan merupakan daerah perbukitan dengan
tingkat kemiringan tanah 7-30%.

25
5. Kondisi daerah penyelidikan bukan merupakan daerah pemukiman sehingga tidak
mengganggu kegiatan penduduk.
6. Kondisi kekerasan batuan tanah penutup batubara.

Berdasarkan data - data yang meliputi bentuk dan karakteristik lapisan batubara serta
lapisan penutupnya, sistem penambangan yang akan diterapkan oleh PT. Sejahtera
adalah sistem penambangan terbuka.

4.2 Longterm Design

Rancangan (design) adalah penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang


rinci dan pasti untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan serta urutan teknis
pelaksanaannya. Di Industri pertambangan juga dikenal rancangan tambang (mine
design) mencakup kegiatan-kegiatan pada perencanaan tambang yang semua data dan
informasinya sudah terincikan. Longterm design (perencanaan jangka panjang) adalah
suatu perencanaan kegiatan penambangan yang jangka waktunya lebih dari beberapa
tahun dan secara terus menerus berkesinambungan.

Perkiraan umur tambang yang direncakan oleh PT. Sejahtera adalah 6 tahun dengan
jangka waktu perencanaan kegiatan penambangan (longterm design) yang dimulai dari
tahun 2021 sampai tahun 2026.

4.2.1 Tahapan Kegiatan Penambangan

Rencana penambangan endapan batubara di wilayah eksplorasi yaitu dengan sistem


tambang terbuka dan telah disusun kedalam bagan alir tahapan, adapun tahapannya
sebagai berikut

26
Pembersihan lahan
(Land Clearing)

Pengupasan Pengupasan
tanah pucuk tanah penutup

Penambangan
batubara

Pengangkutan
batubara

Pengolahan
batubara

Penjualan dan
pemasaran
Gambar 4.1 Bagan alir Penambangan batubara

4.2.1.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)


Tujuan dari pembersihan lahan yaitu membersihkan rencana lokasi tarnbang terhadap
tumbuhan, semak belukar, dan tanaman lainnya sehingga tidak mengganggu dan
mempermudah pekerjaan pengupasan tanah penutup serta pelaksanaan penambangan.
Tumbuhan dan semak belukar ini akan dikumpulkan pada suatu tempat tertentu dan
nantinya akan dipergunakan sebagai penutup bagian atas pada areal disposal. Hal ini
diharapkan untuk mengurangi kondisi erosi dan berguna untuk unsur hara pada area
disposal tersebut.

4.2.1.2 Pengupasan Tanah Pucuk dan Pengolahannya

Tanah pucuk merupakan bagian dari tanah penutup yang mengandung unsur hara yang
sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan sehingga dalam penanganannya tanah pucuk
ini diperlakukan secara berbeda.

27
Tanah pucuk dikupas dengan batasan sampai kedalaman 3 m dari permukaan tanah
merata keseluruh permukaan lokasi tambang dan ditempatkan dekat dengan rencana
bukaan tambang dengan jarak timbunan 1-2 km, ini dimaksudkan agar setelah bekas
tambang ditimbun kembali, tanah pucuk dapat ditebarkan ke lokasi yang sudah
ditimbun tersebut.

Tempat pembuangan tanah penutup dibedakan penanganannya menjadi beberapa, yaitu;

1. Pembuangan tanah penutup ke luar areal tambang berjarak 1-2,5 km.


2. Pembuangan tanah penutup ke dalam area tambang yaitu digunakan sebagai
penimbun kembali ke bekas tambang.

4.2.1.3 Penambangan Batubara


4.2.1.3.1 Geometri Lereng

Berdasarkan Peraturan Pertambangan yang dituangkan dalam Kepmen Pertambangan


dan Energi No. 1827.K/30/MEM/2018 Pasal 241, tentang Tinggi permukaan Kerja dan
Lebar Teras Kerja. Rencana batas maksimum geometri lereng (tinggi dan kemiringan),
untuk lereng tunggal dan lereng keseluruhan baik penambangan maupun di timbunan.
Selain berdasarkan Kepmen tersebut di atas, juga didasarkan atas kajian geoteknik
tambang terbuka dan data litologi, yang berupa batu pasir dan batu lempung di daerah
penyelidikan yang relatif agak keras dan struktur geologi berupa struktur antiklin
(kedudukan lapisan litologi berlawanan arah dip/kemiringan).

Secara umum geometri lereng dinding bukaan tambang batubara dibagi dua macam,
yaitu lereng tunggal dan lereng keseluruhan. Selain menghitung dimensi lereng, juga
perhitungan untuk lereng timbunan maka direncanakan sebagai berikut:

Lereng Penambangan:
a. Geometri Lereng Tunggal

28
Tabel 4.1 Rekomendasi Tinggi dan Kemiringan Lereng Tunggal
No Jenis Batuan Tinggi Jenjang Sudut FK
1 Sandstone 10 m 70° 1,605
2 Batubara 10 m 70° 1,559
3 Claystone 10 m 70° 1,893

Grafik 4.1 Rekomendasi FK Lereng Tunggal

Faktor Keamanan pada single slope


2
1.8
1.6 Sandstone
1.4 Batubara
1.2
Claystone
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

b. Geometri Lereng Keseluruhan


Tabel 4.2 Rekomendasi Tinggi dan Kemiringan 32Lereng Tunggal
No Jenis Lereng Tinggi Sudut FK
Highwall & Lowwall
2 103,923 32° 1,513
Overburden

Gambar 4.2 Rekomendasi FK Lereng Keseluruhan


4.2.1.3.2 Penggalian OverBurden dan Batubara

29
Tahap awal sebelum menentukan target produksi yaitu menentukan batas elevasi yang
akan dicapai selama 6 tahun kedepan. Dimana target elevasi yang digunakan adalah -65
m untuk seam A, -106 m untuk seam A1, -120 m untuk seam A2, dan 130 m untuk
seam B

Tabel 4.3 Target Produksi Longterm


Volume Longterm
Top soil (BCM) 8,244,600.0
Overburden (BCM) 161,057,725.8
Batubara (MT) 39,405,538.67
SR 4.3

4.3 Shortterm Design

Short-term desain adalah desain jangka pendek dengan kurun waktu yang ditentukan
oleh masing-masing pihak terkait dari perusahaan untuk memaksimalkan model
tambang yang akan dibentuk. Short-term desain yang dibuat oleh PT. Sejahtera
merupakan short-term dalam jangka waktu pertahun untuk memaksimalkan besarnya
produksi yang akan dikejar oleh pihak PT. Sejahtera.

Dari kajian sebelumnya memacu pada desain Longterm, diketahui bahwa umur tambang
PT. Sejahtera adalah 6 tahun. Untuk itu, dalam hal permodelan short-term desain kali
ini, PT. Sejahtera memaksimalkan desain short-term dengan sequence pertahun hingga
tahun ke-4. Adapun hasil dari desain short-term pertahun PT. Sejahtera (Terlampir).

Dari hasil permodelan short-term yang telah dibuat berdasarkan acuan desain longterm,
untuk masing-masing sequence telah diketahui cadangan aktualnya dilapangan dengan
hasil sumberdaya yang tidak jauh berbeda.

4.3.1 Rencana Produksi


Kegiatan penambangan pada PT. Sejahtera akan dimulai dari elevasi -65 m untuk seam
A, -106 m untuk seam A1, -120 m untuk seam A2, dan 130 m untuk seam B. Adapun
hasil dari rencana produksi per-sequence dari PT. Sejahtera adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Produksi Batubara per tahun


Produksi Coal Inventory
Tahun Coal Exposed (MT)
(MT) (MT)

30
2021 39,405,538.67 93,085.50 39,312,453.17

2022 39,312,453.17 8,952,837.09 30,359,616.08

2023 30,359,616.08 9,488,706.44 20,870,909.64

2024 20,870,909.64 6,676,130.52 14,194,779.12

2025 14,194,779.12 7,236,405.10 6,958,374.02

2026 6,958,374.02 6,958,374.02 0

Tabel 4.5 Kualitas Batubara Per Tahun


IM ASH TS CV
Tahun SEAM
%(adb) %(adb) %(adb) (kkal/kg, adb)
2021 13.52 10.49 1.70 5577.67 A,B

2022 13.01 7.67 1.22 5810.33 A,A1,A2,B

2023 12.86 4.26 0.44 6081.27 A,A1,A2,B

2024 16.2 5.37 0.55 7653.41 A,A1,A2,B

2025 12.88 4.39 0.47 6071.80 A,A1,A2,B

2026 12.85 4.38 0.49 6073.52 A,A1,A2,B

Tabel 4.6 Produksi dan Rencana Umur Tambang


Umur Produksi Mining Batubara
Volume OB SR :
Tambang Tahun Batubara Looses Terjual
(bcm) 1
(MT) (±2%) (MT)
1 2021 208.447,80 93.085,5 1.861,71 91.223,79 2,24
2 2022 43.970.199,13 8.952.837,09 179.056,74 8.773.780,35 4,91
3 2023 27.294.273,34 9.488.706,44 189.774,13 9.298.932,31 2,88
4 2024 34.188.347,50 6.676.130,52 133.522,61 6.542.607,91 5,12
5 2025 35.784.729,05 7.236.405,10 144.728,10 7.091.677,00 4,95
6 2026 27.856.329,00 6.958.374,02 139.167,48 6.819.206,54 4
Total 169.302.325,82 788.110,7 38.617427,90
4.3.2 Waktu Kerja

Waktu kerja pada setiap sequence pada umumnya sama dengan pembagian waktu 2
shift berdasarkan perhitungan untuk karyawan operator.

31
Sistem kerja sesuai dengan UU RI No.13 Tahun 2004 pasal 77 ayat (2) a, yaitu : 7 jam 1
hari dan 40 jam 1 minggu. Apabila mengacu pada undang-undang tersebut diatas maka
untuk kelebihan jam kerja setiap harinya akan dihitung sebagai kerja lembur.

Tabel 4.7 Waktu Kerja


NO URAIAN JAM KERJA
1 Hari Kalender/Tahun 365
2 Hari Minggu (untuk ganti shift) 52
3 Hari libur Nasional 10
4 Jumlah hari libur (point 2 + point 3) 62
5 Jumlah Kalender hari kerja/Tahun (point 1 – point 303
4)
6 Ketersediaan jam kerja/hari 24
Total jam Kalender/Tahun (point 5 x point 6) 7.272
8 Kehilangan jam kerja yang direncanakan
- Istirahat makan (jam/hari) 1.00 303
- Pertukaran shift (jam/hari) 0,50 151,5
- Persiapan (jam/hari) 0,50 151,5
9 Sholat Jumat (jam/Minggu) 52
Total Kehilangan jam kerja yang direncanakan/tahun 658
10 Jumlah jam kerja yang direncanakan (jam/tahun) 6.614
11 Kehilangan jam kerja yang tidak direncanakan
a. Faktor hujan
[rata-rata hari hujan/tahun x (jam hujan/hari +
pembersihan peralatan)] 564
a) Lain-lain (%) 2% 96
12 Jam kerja /Tahun = [point 10 – (poit 11.a + point 5.954
11.b)]
Jam Kerja Efektif/Tahun 5.954

4.3.3 Alat Gali Muat dan Alat Angkut

Pada proses pengerjaannya digunakan alat angkut dan alat gali muat yang telah
disesuaikan dengan produksi tambang PT Sejahtera, berdasarkan cost sehingga dapat
diperoleh data sebagai berikut.

32
Tabel 4.8 Sequence 1

Overburden & Top Soil


Loader KOMATSU PC 450 - 8  
Type
Hauler DT SCANIA P-380  
Vessel capacity 10.5 m³
Bucket capacity 2.7 m³
Jarak dumping 1500 m
Empty 35 km/jam
Speed Hauler Loade
25 km/jam
d
Loader 0.25 Menit
CT
Hauler 7.4 Menit
Ʃ Hauler 3 unit
Ʃ Loader 2 unit
Batubara
Loader KOMATSU PC600LC-8  
Type
Hauler SCANIA P410CB-8X4  
Vessel capacity 40 m³
Bucket capacity 3.5 m³
Jarak dumping 30000 m
Empty 45 km/jam
Speed Hauler Loade
30 km/jam
d
Loader 0.17 Menit
CT
Hauler 102 Menit
Ʃ Hauler 21 unit
Ʃ Loader 1 unit

Tabel 4.9 Sequence 2

Top Soil
Loader KOMATSU PC 450 - 8
Type
Hauler DT SCANIA P-380
Vessel capacity 10,5 m³
Bucket capacity 2.7 m³
Jarak dumping 1500 m
Empty 35 km/jam
Speed Hauler
Loaded 25 km/jam
Loader 0,25 Menit
CT
Hauler 7,4 Menit
Ʃ Hauler 7 unit
Ʃ Loader 1 unit

33
Overburden
Loader KOMATSU PC 2000 - 8
Type
Hauler HD 785-5
Vessel capacity 60 m³
Bucket capacity 12 m³
Jarak dumping 1500 m
Empty 35 km/jam
Speed Hauler
Loaded 25 km/jam
Loader 0,25 Menit
CT
Hauler 7,4 Menit
Ʃ Hauler 22 unit
Ʃ Loader 4 unit
Batubara
Loader KOMATSU PC600LC-8
Type
Hauler SCANIA P410CB-8X4
Vessel capacity 40 m³
Bucket capacity 3,5 m³
Jarak dumping 30000 m
Empty 45 km/jam
Speed Hauler
Loaded 30 km/jam
Loader 0,17 Menit
CT
Hauler 102 Menit
Ʃ Hauler 110 unit
Ʃ Loader 2 unit

Tabel 4.10 Sequence 3

Top Soil
Loader KOMATSU PC 450 - 8  
Type
Hauler DT SCANIA P-380  
Vessel capacity 10,5 m³
Bucket capacity 2.7 m³
Jarak dumping 1500 m
km/ja
Empty 35
Speed m
Hauler Loade km/ja
25
d m
Loader 0,25 Menit
CT
Hauler 7,4 Menit
Ʃ Hauler 6 unit
Ʃ Loader 1 unit
Overburden
Type Loader KOMATSU PC 2000 - 8  

34
Hauler HD 785-5  
Vessel capacity 60 m³
Bucket capacity 12 m³
Jarak dumping 1500 m
km/ja
Empty 35
Speed m
Hauler Loade km/ja
25
d m
Loader 0,25 Menit
CT
Hauler 7,4 Menit
Ʃ Hauler 14 unit
Ʃ Loader 3 unit
Batubara
Loader KOMATSU PC600LC-8  
Type
Hauler SCANIA P410CB-8X4  
Vessel capacity 40 m³
Bucket capacity 3,5 m³
Jarak dumping 30000 m
km/ja
Empty 45
Speed m
Hauler Loade km/ja
30
d m
Loader 0,17 Menit
CT
Hauler 102 Menit
Ʃ Hauler 117 unit
Ʃ Loader 3 unit

Tabel 4.11 Sequence 4

Top Soil
Loader KOMATSU PC 450 - 8  
Type
Hauler DT SCANIA P-380  
Vessel capacity 10,5 m³
Bucket capacity 2.7 m³
Jarak dumping 1500 m
Empty 35 km/jam
Speed Hauler
Loaded 25 km/jam
Loader 0,25 Menit
CT
Hauler 7,4 Menit
Ʃ Hauler 6 unit
Ʃ Loader 1 unit
Overburden
Loader KOMATSU PC 2000 - 8  
Type
Hauler HD 785-5  

35
Vessel capacity 60 m³
Bucket capacity 12 m³
Jarak dumping 1500 m
Empty 35 km/jam
Speed Hauler
Loaded 25 km/jam
Loader 0,25 Menit
CT
Hauler 7,4 Menit
Ʃ Hauler 17 unit
Ʃ Loader 3 unit
Batubara
Loader KOMATSU PC600LC-8  
Type
Hauler SCANIA P410CB-8X4  
Vessel capacity 40 m³
Bucket capacity 3,5 m³
Jarak dumping 30000 m
Empty 45 km/jam
Speed Hauler
Loaded 30 km/jam
Loader 0,17 Menit
CT
Hauler 102 Menit
Ʃ Hauler 82 unit
Ʃ Loader 2 unit

Tabel 4.12 Sequence 5

Top Soil
Loader KOMATSU PC 450 - 8  
Type
Hauler DT SCANIA P-380  
Vessel capacity 10,5 m³
Bucket capacity 2.7 m³
Jarak dumping 1500 m
Empty 35 km/jam
Speed Hauler
Loaded 25 km/jam
Loader 0,25 Menit
CT
Hauler 7,4 Menit
Ʃ Hauler 4 unit
Ʃ Loader 1 unit
Overburden
Loader KOMATSU PC 2000 - 8  
Type
Hauler HD 785-5  
Vessel capacity 60 m³
Bucket capacity 12 m³
Jarak dumping 1500 m

36
Empty 35 km/jam
Speed Hauler
Loaded 25 km/jam
Loader 0,25 Menit
CT
Hauler 7,4 Menit
Ʃ Hauler 18 unit
Ʃ Loader 3 unit
Batubara
Loader KOMATSU PC600LC-8  
Type
Hauler SCANIA P410CB-8X4  
Vessel capacity 40 m³
Bucket capacity 3,5 m³
Jarak dumping 30000 m
Empty 45 km/jam
Speed Hauler
Loaded 30 km/jam
Loader 0,17 Menit
CT
Hauler 102 Menit
Ʃ Hauler 89 unit
Ʃ Loader 2 unit

Tabel 4.12 Sequence 6

Top Soil
Loader KOMATSU PC 450 - 8  
Type
Hauler DT SCANIA P-380  
Vessel capacity 10,5 m³
Bucket capacity 2.7 m³
Jarak dumping 1500 m
km/ja
Empty 35
Speed m
Hauler Loade km/ja
25
d m
Loader 0,25 Menit
CT
Hauler 7,4 Menit
Ʃ Hauler 3 unit
Ʃ Loader 1 unit
Overburden
Loader KOMATSU PC 2000 - 8  
Type
Hauler HD 785-5  
Vessel capacity 60 m³
Bucket capacity 12 m³
Jarak dumping 1500 m
Speed Empty 35 km/ja
Hauler m

37
Loade km/ja
25
d m
Loader 0,25 Menit
CT
Hauler 7,4 Menit
Ʃ Hauler 14 unit
Ʃ Loader 3 unit
Batubara
Loader KOMATSU PC600LC-8  
Type
Hauler SCANIA P410CB-8X4  
Vessel capacity 40 m³
Bucket capacity 3,5 m³
Jarak dumping 30000 m
km/ja
Empty 45
Speed m
Hauler Loade km/ja
30
d m
Loader 0,17 Menit
CT
Hauler 102 Menit
Ʃ Hauler 86 unit
Ʃ Loader 2 unit

Tabel 4.13 Peralatan Utama


I H CT Produksi
FLEET Material
(%) 3
(m ) (min) (m3/Th)
OVERBURDEN
KOMATSU PC2000-8 OB 0,85 12 0,25 12.007.974,10
KOMATSU PC45-8 OB 0,85 2,1 0,25 4.502.990,29
HD KOMATSU 785 OB 0,85 60 7,4 1.934.106,84
DT SCANIA P380 OB 0,85 10,5 7,4 718.843,04
Produksi
COAL GETTING & HAULING
(MT/TH)
KOMATSU PC 600LC-8 Coal 0,74 3,5 0,17 8.366.240,45
SCANIA P410CB-8X4 Coal 0,74 40 101 82.426,01

4.4 Road Design

Road design atau desain jalan merupakan salah satu penunjang utama bagi kegiatan
penambangan di lokasi tambang. Fasilitas jalan ini digunakan untuk kegiatan
pengangkutan batubara, pengangkutan lapisan tanah penutup dan kegiatan penunjang
lainnya di areal . Jalan tambang ini akan di bagi menjadi 2 bagian yaitu jalan kearah
stocksoil dan disposal. Panjang jalan ke arah stocksoil dan disposal masing-masingnya

38
dari pit ke stock soil adalah 1.2 Km, dari pit ke disposal mulai dari 1 - 3 km. Grade
jalan yang digunakan bervariasi mulai dari -8% hingga 8%, dengan beda tinggi yang
dipengaruhi oleh topografi dan RL antara pit dan masing- masing disposal.

4.5 Disposal Design

Disposal design atau rancangan disposal merupakan suatu hal yang penting karena area
tersebut digunakan untuk menampung overburden setiap sequence. Disposal design
menggunakan single slope 60˚, lebar berm 10m, tinggi 10 meter dengan request level 65
m.design disposal ini hanya menampung 49,581,693.27 CCM karena overburden
tersebut akan di tampung di disposal sampai tahun 2023. Sedangkan tahun selanjunnya
pemindahan overburden dilakukan dengan sistem inpit dump. Untuk design top soil ini
hanya menampung sampai dengan 7,885,030.84 CCM menyesuaikan dengan top soil
yang di dapat saat penambangan dan akan digunakan dalam proses reklamasi

Tabel 4.14 Pemindahan Overburden dan Top Soil


Total Tanah
Top Soil Lokasi
Tahun Vol. OB Buangan Lokasi Timbunan
(bcm) Galian
(bcm) (bcm)

Disposal Area &


2021 208,447.80 70,200.00 138,247.80 BLOK A
Top Soil Area

BLOK Disposal Area & Top


2022 43,970,199.13 2,246,100.00 41,724,099.13
A,B,C,D Soil Area

BLOK
Disposal Area, Top
2023 27,294,273.34 1,914,600.00 25,379,673.34 D,E,F,G,
Soil Area, In Pit Area
H,I

BLOK
Disposal Area, In Pit
2024 34,188,347.50 1,749,000.00 32,439,347.50 D,E,F,G,
Area
H,I,J,K,L

BLOK
Disposal Area, In Pit
2025 35,784,729.05 1,367,700.00 34,417,029.05 F.G.H.I.J.
Area
K.L.M

BLOK
Disposal Area, In Pit
2026 27,856,329.00 897,000.00 26,959,329.00 H,I,J,K,L,
Area
M

39
Total 161,057,725.8
169,302,325.8 8,244,600.00
2

4.6 Design Infrastruktur

Kegiatan penambangan batubara diperlukan beberapa fasilitas dan infrastruktur untuk


menunjang kegiatan dilokasi tambang, diantaranya:

a. Penirisan Tambang
Penirisan tambang adalah upaya untuk mencegah atau mengeluarkan air yang
masuk atau menggenangi suatu daerah penambangan yang dapat aktivitas
penambangan. Perkiraan air yang masuk ke dalam tambang berasal dari air
limpasan berupa air hujan dan air tanah berupa rembesan. Upaya yang dilakukan
pada penirisan tambang ini diantaranya adalah:

a. Catchment Area
Dari proses pengolahan data yang dilakukan, didapatkan hasil dimana luas
daerah inPit yaitu 150,65 Ha, dan untuk daerah outPit yaitu 501,10 Ha ,
sedangkan untuk total luas daerah catchman area yaitu 651,754 Ha. Pada
daerah outPit merupakan daerah hutan dan perkebunan yang memiliki
koefisien 0,4. Pada daerah inPit merupakan daerah tambang yang
memiliki Koefisien 0,9. Dari hasil tersebut maka total debit limpasan pada
daerah inpit dan outpit ialah pada sequence A year 1 longterm untuk debit
limpasannya yaitu 402790,69 m3/jam.

b. Pemompaan
Pemompaan ini dilakukan jika air yang telah masuk ke dalam tambang
tidak bisa dialirkan langsung menuju saluran yang dibuat. Untuk
mengeluarkan air yang masuk kedalam tambang maka dibuatlah suatu
saluran penirisan dan pemompaan. PT Sejahtera menggunakan jenis
pompa Multi Flo RF 420 EXHV dengan kapasitas pemompaan sebesar

40
1548 m3/jam, pada pemompaan air longterm dapat menggunakan 10 Unit
Pompa.

c. Pembuatan sump / sumuran


Sumuran dibuat untuk menampung air yang masuk kedalam tambang
dan dibuat pada dasar bukaan kemudian dipompa keluar menuju kolam
pengendapan atau settling pond yang lainnya. Setelah dari tambang
tersebut diendapkan, sebagian dipergunakan untuk keperluan tambang
sebagian dialirkan ke laut atau sungai sekitar. PT. Sejahtera
merencanakan volume sump sebesar 56175 m3, dengan kedalaman
berkisar 35-40 m

b. Jalan Tambang
Fasilitas jalan ini digunakan untuk kegiatan pengangkutan batubara dan kegiatan
penunjang lainnya. Jalan tambang ini panjang maksimal kurang lebih 1-2,5 km
adalah infrastruktur yang akan dibangun oleh PT. Sejahtera sendiri.

4.7 Rencana Reklamasi Pasca Tambang

Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus sesuai dengan Rencana Tahunan Pengelolaan


Lingkungan (RTKL) yang telah disetujui. Dalam melaksanakan kegiatan reklamasi,
perusahaan pertambangan bertanggung jawab sampai kondisi rona akhir yang telah
disepakati tercapai. Pelaksanaan reklamasi lahan meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Perlapisan lahan, berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan bentuk
lahan (landscaping), pengaturan/penempatan lahan kadar rendah yang belum
dimanfaatkan.
b. Pengendalian erosi dan sedimentasi
c. Pengolahan tanah pucuk (top soil)
d. Revegetasi (penanaman kembali) dan pemanfaatan lahan bekas tambang untuk
tujuan lainnya.

41
Pada akhir penambangan diusahakan akan ditutup lubang akhir penambangannya.
Lubang akhir penambangan akan ditutup dengan over burden dari disposal area.
Sehingga akan terjadi penurunan relatif morfologi dibanding rona awalnya.

Pelaksanaan kegiatan penambangan dengan memperhatikan aspek pelestarian


lingkungan, pada akhir penambangan diharapkan tidak timbul lubang bukaan. Hal ini
dimungkinkan dengan cara menimbun lubang bekas penambangan diakhir produksi
ditutup kembali oleh tanah dan over burden berasal dari disposal area.

Sehingga perusahaan akan membuat dokumentasi Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan (AMDAL) dan reklamasi lahan yang ditambang dilaksanakan sesuai
prosedur yang terdapat dalam dokumen tersebut. Pelaksanaan ini dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kemajuan tambang dari kegiatan penambangan.

Dari hasil perhitungan penyebaran Top Soil dan kegiatan Reklamasi untuk tiap tahun di
mulai dari tahun 2024, didapatkan data perhitungan serta lokasi dan luas lokasi
pelaksaan kegiatan reklamasi seperti berikut :

Tabel 4.15 Rencana Penyebaran Top Soil dan Reklamasi


Lokasi Penyebaran
Top Soil Penyebaran Luas
Tahun dan Rencana
(bcm) (bcm) (Ha)
Reklamasi
2024 8,244,600.0 996,900.0 A,B,C,D 66.46
2025 7,247,700.0 671,100.0 D,E,F 44.74
2026 6,576,600.0 885,000.0 F,G,H,I 59.00
2027 5,349,450.0 1,569,000.0 I,J,K,L,M,N 104.6
Total 27,418,350.0 4,122,000.0 -

4.8 Kebutuhan Biaya Investasi Pola Penambangan Dikerjakan Sendiri Modal


Tetap

42
Modal tetap adalah biaya yang besarnya relative tidak berubah atau tergantung pada
perubahan volume produksi atau tingkat aktifitas yang dilakukan. Modal tetap terdiri
dari :
a. Biaya Pra-penambangan
Biaya Pra-penambangan terdiri dari ;
1. Biaya perijinan Studi Kelayakan dan AMDAL. Biaya pengurusan perijinan
ini terdiri dari biaya-biaya yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertambangan
dan Energi Sintang, yang antara lain untuk pemblokiran wilayah, jaminan
kesungguhan dan lain-lain. Biaya perijinan yang telah dikeluarkan oleh PT.
Sejahtera: US$ 170.500.

2. Biaya Eksplorasi, Penyelidikan Test pit, drilling, trenching, topography,


proximate analysis yang telah dikeluarkan oleh PT. Sejahtera sebesar : US$
83.541,25.

3. Biaya pembuatan jalan kerja dan perbaikan jalan keluar, ganti rugi jalan
ganti rugi stockpile, ganti rugi tanam tumbuh dan lain lain yang telah di
keluarkan oleh PT. Sejahtera sebesar US$ 621,075.00.

4. Biaya Mobilisasi yaitu biaya pemindahan unit unit dan peralatan penunjang
menuju site yang telah dikeluarkan oleh PT. Sejahtera yaitu US$ 6.500.

b. Biaya Pengembangan atau Masa Konstruksi


Biaya masa konstruksi terdiri dari pembuatan kantor dilokasi tambang, peralatan
kantor, workshop dan jalan tambang. Biaya yang dianggarkan pada masa
konstruksi adalah sebesar : US$ 15,475,000.00.

c. Biaya pembelian peralatan


Biaya yang dibutuhkan untuk pembelian peralatan tambang adalah sebesar US$
4,613,089.66.

4.8.1 Modal Kerja


a. Biaya Tak Langsung

43
Biaya tak langsung untuk parameter terdiri dari : asuransi alat, gaji karyawan tetap,
asuransi tenaga kerja, biaya kantor, biaya pengolahan dan pemantauan lingkungan serta
K3, iuran tetap dan PBB. Besarnya biaya tak langsung ini adalah sebesar US$
2,201,964.59.

4.8.2 Biaya Produksi


Biaya produksi adalah biaya dibutuhkan untuk memproduksi 1 MT batubara atau 1
BCM yang dihitung dari biaya tetap dan biaya berubah (variabel). Untuk biaya produksi
per tahun dijelaskan pada table dibawah sebagai berikut:

Tabel
4.16
Biaya
Prod
uksi
Batu
bara
XTah Produksi Batubara Biaya Produksi Batubara
un (MT/tahun) (US$/Ton)
2021 93,085.50 47.13
2022 8,952,837.09 7.28
2023 9,488,706.44 6.64
2024 6,676,130.52 7.63
2025 7,236,405.10 7.45
2026 6,958,374.02 7.28

Tabel Produksi OB (BCM/tahun) Biaya Pengupasan OB (US$/BCM)


4.17
Biaya
Prod
uksi
Over
burde
n

44
XTah
un
2021 208,447.80 6.19
2022 43,970,199.13 0.32
2023 27,294,273.34 0.36
2024 34,188,347.50 0.33
2025 35,784,729.05 0.32
2026 27,856,329.00 0.34

45

Anda mungkin juga menyukai