Anda di halaman 1dari 25

BERITA ACARA PRAKTIKUM

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


HAMMER MILL

Dibuat untuk Memenuhi Syarat Praktikum Pengolahan Bahan Galian


Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Oleh :

ADE FITRA RAMADHAN


NIM.1032011026

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
BERITA ACARA PRAKTIKUM
HAMMER MILL

Balunijuk, 27 September 2022


Praktikan,

Ade Fitra Ramadhan


NIM.1032011026
Mengetahui
Asisten Dosen

Nando Apriyadi
NIM.1031811033

Menyetujui
Dosen Pengampuh,

Guskarnali, S.T., M.T.


NIP. 198808212019031011
LEMBAR PENILIAN
BERITA ACARA PRAKTIKUM
HAMMER MILL

Ade Fitra Ramadhan


NIM.1032011026

PENILAIAN :

Asisten Dosen

Nando Apriyadi
NIM.1031811033
Dosen Pengampuh

Guskarnali, S.T., M.T


NIP. 198808212019031011

Nilai Akhir

Catatan :
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayahnya sehingga laporan praktikum Pengolahan Bahan Galian dapat
terselesaikan. Pada laporan ini, sebelum penulis memaparkan hasil praktikum,
terlebih dahulu penulis menjelaskan meteri-materi yang berhubungan dengan
praktikum yang dilaksanakan. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat baik
bagi pembaca maupun penulis. Dengan penjelasan yang dipaparkan oleh penulis,
diharapkan pembaca dapat mengerti materi-materi yang akan dipraktikumkan.
Penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu
dalam praktikum yakni dosen pengampu, asisten dosen, dan teman-teman Jurusan
Teknik Pertambangan Universitas Bangka Belitung. Penulis juga menyadari bahwa
dalam menyusun laporan ini banyak kekurangan didalamnya baik dalam materi
penjelasan dan penulisan dari laporan praktikum Pengolahan Bahan Galian. Penulis
juga berharap semoga Laporan Praktikum Pengolahan Bahan Galian dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Balunijuk, 27 September 2022


Penulis,

Ade Fitra Ramadhan


DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................
LEMBER PENGESAHAN..............................................................................
LEMBAR PENILIAN......................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………..............
1.2.1 Maksud .........................................................................
1.2.2 Tujuan ...........................................................................
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengolahan Bahan Galian ..............................................................
2.2 Kominusi ........................................................................................
2.3 Crushing…......................................................................................
2.4 Grinding…...…................................................................................
2.5 Size Production…...........................................................................
2.6. Hammer Mill………………………………………………………
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan...............................................................................
3.2 Langkah – Langkah Praktikum......................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hammer Mill………......................................................................
4.2 Bagian – Bagian Hammer Mill………..........................................
4.3. Mekanisme Kerja Hammer Mill……….......................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................
5.2 Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alam
yang dapat diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharukan. Kebutuhan sumber
daya alam semakin berkembang dan terus meningkat sehingga memerlukan
sumber daya manusia yang berintelektual serta memiliki ilmu pengetahuan yang
luas untuk mengelolah dan mengandalkan semua sumber daya alam yang ada.
Bahan galian yang merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui dan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Pemanfaatan bahan
galian dalam industri sebagai salah satu bahan baku, namun dalam pemanfaatan
harus memenuhi persyaratan tertentu. Sehingga pada umumnya bahan galian
sebelum dimanfaatkan dilakukan pengolahan bahan galian.
Crushing merupakan salah satu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi
mineral yang diinginkan agar terpisahkan dengan mineral lainnya. Crusher adalah
alat yang dibuat untuk mengurangi atau mereduksi ukuran suatu benda dari yang
ukuran besar sampai ukuran yang kecil sehingga mudah untuk diolah selanjutnya.
Crushing dapat dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu primary crushing,
secondary crushing, dan tersier primary.
Grinding (penggerusan) adalah tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran
halus yang diinginkan. Grinding adalah proses pengurangan ukuran partikel
bahan dari bentuk kasar menjadi ukuran yang lebih halus untuk menyempurnakan
proses mixing yaitu hasil pencampuran yang merata dan menghindari segregasi
partikel-partikel bahan.
Hammer Mill adalah mesin yang tertujuan untuk menghancurkan bahan
material besar menjadi potongan kecil. Mesin ini memiliki banyak macam
aplikasi di banyak industry. Hammer Mill juga bisa dimasukkan kedalam tahap
crushing namun karena hasilnya yang mencapai ukuran yang kecil sehingga
dalam hal ini Hammer Mill juga termasuk ke tahap grinding.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari pelaksanaan praktikum mengenai alat Hammer Mill
yaitu untuk mengetahui secara teori dan praktek mengenai alat pengolahan
bahan galian Hammer Mill dan untuk memenuhi kurikulum mata kuliah
Praktikum Pengolahan Bahan Galian semester V Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung dengan dosen
pengampuh Bapak Guskarnali, S.T., M.T.

1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum dan penulisan laporan yaitu :
1. Memahami bagian-bagain dari alat Hammer Mill.
2. Memahami mekanisme kerja peralatan yang digunakan dalam mengolah
bahan galian yaitu alat mekanis Hammer Mill.
3. Memahami dan menganalisis hasil dari alat Hammer Mill.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengolahan Bahan Galian


Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral
dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-
perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produk bahan galian yang
bersangkutan. Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut pencucian
batubara (coal washing) atau preparasi batubara (coal preparation). Pengertian
lain dari pengolahan bahan galian adalah proses pemisahan mineral berharga dari
mineral tak berharga (gangue minerals), yang dilakukan secara mekanis
menghasilkan produk yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan produk
mineral berharganya berkadar rendah, karena dari gangue minerals (tailing).
(Anonim, 2012)
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah
jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap
untuk dileburkan atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu, bahan galian tersebut perlu
menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat
ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan
yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :
1. Mengurangi ongkos angkut.
2. Mengurangi ongkos peleburan.
3. Mengurangi kehilangan (looses) logam berharga pada saat peleburan.
4. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.
Metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
memperoleh logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari
cara-cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun
paduannya (alloy). Metalurgi ada dua macam atau kelompok utama, yaitu :
1. Metalurgi ekstraksi (extractive metallurgy).
2. Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science).

2.2 Kominusi
Kominusi merupakan tahap awal yang dilakukan dalam proses pengolahan
bahan galian. Kominusi merupakan proses mereduksi ukuran butir atau proses
meliberasi bijih. Comminution adalah mereduksi ukuran butiran sehingga
menjadi lebih kecil dari ukuran semula dengan menggunakan alat crushing dan
grinding. Sedangkan sizing adalah pengelompokan mineral dengan cara
screening dan classifiying.
Kominusi ini memiliki tujan sebagai berikut :
1. Membebaskan (meliberasi) mineral berharga dari mineral pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan
pada proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat
lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ini tidak terlepas dari penggunaan alat crushing dan grinding agar
dapat mengurangi ukuran butir atau bijih dari suatu bahan galian. Sehingga dapat
dikatakan bahwa proses kominusi ini memiliki 2 macam, yaitu peremukan
(crushing) dan penggerusan (grinding). Ada beberapa tahap dalam crushing dan
grinding diantaranya yaitu :
1. Tahap pertama/primer (primary stage).
2. Tahap kedua/sekunder (secondary stage).
3. Tahap ketiga/tersier (tertiary stage).
4. Kadang-kadang ada tahap keempat quartenary stage.
2.3 Crushing
Peremukan ini merupakan proses bagian dari kominusi yang bertujuan untuk
mengurangi atau mereduksi ukuran butir dari bijih bahan galian yang telah
ditambang. Crushing ini sendiri memiliki arti proses reduksi ukuran dari bahan
galian atau bijih yang langsung dari tambang (ROM : Run Of Mine) dan memiliki
ukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan
bisa mencapai ukuran 2,5 cm. Crushing bagian dari kominusi ini memiliki 3
tahap, yaitu primary crushing, secondary crushing, dan fine crushing (grinding).
Tahapan Crushing tersebut yaitu :
1. Primary crushing (Tahap Pertama) : Dapat memecah batuan yang berukuran
sekitar 1500 mm menjadi ukuran 30-100 mm. Ukuran terbesar dari tahapan
ini adalah 200 mm. Alat peremuk yang biasanya digunakan pada tahap ini
adalah Jaw Crusher dan Gyratory Crusher.
2. Secondary crushing (Tahap kedua) : Dapat memecahkan material yang
berukuran 150 mm menjadi 12,5-25,4 mm. Pada tahapan ini kadang masih
dijumpai ukuran partikel 75 mm sehingga perlu dilakukan crushing tahap
ketiga. Alat peremuk yang digunakan adalah Cone Crusher, Hammer Mill,
dan Rolls.
3. Fine crushing (Tahap lanjutan) : Material yang di crushing biasanya
berukuran lebih besar dari 25,4 mm. Apabila hasil tidak memuaskan maka
perlu dilakukan crusher lagi. Alat yang digunakan Rolls, Dry Ball Mills, dan
Ring Mills (Vincentius, 2016)

2.4 Grinding
Penggerusan (grinding) merupakan salah satu tahap awal proses pengecilan
akuran (penghalusan) bijih atau batuan. Penggerusan dilakukan sebelum bahan
Balian memasuki proses pengolahan. Penggerusan ini bisa merupakan tahap
akhir sebelum bahan galian dimanfaatkan untuk keperluan tertentu. Penggerusan
yang sering juga disebut penggilingan, dilakukan terhadap agregat-agregat
berukuran kecil agar menjadi butiran yang sangat halus. Agregat ini diperoleh
sebagai hasil proses pemecahan batuan. Pada bahan galian industri, penggerusan
dilakukan untuk menjadikan butiran-butiran batuan yang berukuran kecil
menjadi serbuk sangat halus berukuran beberapa milimeter. Pada bijih logam,
penggerusan dilakukan sampai dicapai ukuran yang sesuai dengan ukuran yang
diperlukan untuk proses selanjutnya. Misalnya, agar terjadi pemisahan fisik
anatara mineral berharga dan mineral pengotornya.
Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi
farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan
konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau ukuran butiran
dapat menentukan tingkat homogenitas zat aktif dan tingkat kerja optimal.
Penggerusan juga dilakukan untuk menjamin perolehan kandungan zat aktif yang
diinginkan sekuantitatif mungkin. Suatu proses penggerusan meningkatkatkan
gaya tekan, gaya bentur, gaya gesek dan gaya geser. Penggerusan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu penggerusan kering dan penggerusan basah.
Pada penggerusan basah, kedalam bahan yang digerus diberi cairan dimana
bahan tidak melarut didalamnya. Proses penggerusan yang paling sederhana
dapat dilakukan dengan menggunakan mortir dan stemper. Alat ini terutama
untuk penggerusan sediaan farmasi yang berbentuk serbuk. Peralatan yang
digunakan untuk menghaluskan dipilih sesuai dengan tujuan yang dikehendaki
tergantung dari jumlah material dan sifat fisikanya, ukuran partikel awal bahan
yang digerus, dan ukuran partikel akhit produk yang diinginkan.
Penggerusan dapat diklsifikasikan menjadi 3 kelompok sesuai dengan tingkat
kehalusan yang dicapai yaitu:
1. Mesin penggerus butir kasar.
2. Mesin penggerus butir sedang.
3. Mesin penggerus butir halus.
Sifat fisik alamiah dari bahan menentukan proses penghalusan, misalnya
bahan berserat tidak dapat digerus dengan tekanan atau tumbukan tetapi hahan
tersebut harus diiris. Dalam proses penggerusan adanya air lebih dari 5 % dapat
menghalangi penghalusan. Efek ini lebih nyata dampaknya pada bahan yang
memiliki partikel halus daripada partikel yang lebih besar. Penggerusan juga
dapat mengubah struktur kristal dan menyebabkan perubahan struktur kimiawi
pada zatzat tertentu.
Operasi penggerusan (grinding) dapat dilakukan secara kering maupun basah.
Beberapa kriteria yang digunakan untuk penentuan grinding dilakukan secara
kering atau basah adalah :
1. Pengolahan berikutnya dilakukan secara basah atau kering. Pengolahan
mineral/bijih pada umumnya dilakukan secara basah. Pada umumnya operasi
konsentrasi atau pemisahan mineral dilakukan secar basah. Namun
penggerusan klingker untuk menghasilkan semen selalu cara kering.
2. Penggerusan secara basah memerlukan energi lebih kecil dibandingkan
dengan cara kering.
3. Klasifikasi/sizing lebih mudah dan memerlukan energi lebih kecil
dibandingkan cara kering.
4. Lingkungan pada penggerusan cara basah relatif lebih bersih dan tidak
memerlukan peralatan untuk menangkap debu.
5. Penggerusan cara kering mensyaratkan bijig betul-betul kering, sehingga
memerlukan operasi pengeringan terlebih dahulu.
6. Pada penggerusan cara basah, konsumsi media gerus dan bahan pelapis relatif
lebih banyak karena terjadi korosi.
Penggerusan dilakukan dalam alat yang disebut penggerus atau Tumbling
Mill berbentuk tabung silinder yang berputar pada sumbu horizontalnya.
Didalam tabung silinder terdapat media gerus, bijih yang akan digerus dan air
untuk operasi cara basah. Penggerusan cara basah menggunakan air sebagai
campuran bijih, membentuk persen solid tertentu. Persen solid menyatakan
perbandingan antara berat padatan atau bijih terhadap berat pulp atau slurry atau
campuran padatan dan air.
2.5 Size Reduction
Size reduction adalah proses pengurangan ukuran partikel besar menjadi
potongan yang lebih kecil dengan cara pemotongan atau pemecahan. Size
reduction memiliki metode yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Tujuan
percobaan size reduction yaitu untuk memperbesar luas permukaan agar
memudahkan proses lebih lanjut. Ukuran partikel yang dikecilkan juga dapat
meningkatkan reaktivitas partikel dan memudahkan pemisahan bahan campuran
lain yang tidak diinginkan (McCabe, 1993).
Klasifikasi dari peralatan size reduction antara lain:
a. Crushers
Crushers adalah mesin penghancur padatan berkecepatan rendah, digunakan
untuk padatan kasar dalam jumlah yang besar. Crushers memiliki berbagai
macam bentuk diantaranya jaw crushers, gyratory crushers, dan smooth-roll
crushers yang beroperasi dengan gaya tekan dan mampu mematahkan bahan
padat yang sangat keras, serta toothed-roll crushers mampu menghancurkan
umpan yang lebih lembut seperti batu bara, tulang, dan serpihan lunak.

Gambar 2.5.1 Toothed-roll Crusher Gambar 2.5.2 Smooth-roll Crusher


Gambar 2.5.3 Blake Jaw Crusher Gambar 2.5.4 Gyratory Crusher
b. Grinders
Grinders merupakan intermediate crusher yang digunakan untuk
menghancurkan bahan padat dengan cara penggilingan. Produk dari crusher
sering diumpankan ke dalam grinders yang akan direduksi menjadi bentuk
serbuk. Macam-macam grinders yaitu hammer mills dan impactor, attrition
mills, dan tumbling mills.

Gambar 2.5.5 Impactor Gambar 2.5.6 Attrition Mills


c. Ultrafine Grinders
Produk-produk serbuk mempersyaratkan ukuran partikel 1 sampai 20 µm.
Alat yang dapat menghaluskan padatan sampai ukuran tersebut diatas disebut
dengan ultrafine grinder. Penghalusan ultra halus (ultrafine grinding) dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan hammer mill
berkecepatan sangat tinggi dilengkapi dengan screen, jet mill atau fluid-energy
mill dan wet-grinding dalam sebuah agitated mills.

Gambar 2.5.7 Fluid-energy Miill


2.6 Hammer Mill
Hammer Mill adalah mesil yang bertujuan untuk menghancurkan bahan
material besar menjadi potongan kecil. Hammer Mill merupakan salah satu alat
mekanis dalam pengolahan bahan galian, alat ini adalah alat pada tahap
secondary crushing atau tersier crushing. Hasil ukuran partikel dengan
menggunakan alat ini dapat diukur dengan ukuran mesh dan tidak dapat diukur
dengan penggaris. Sampel atau bahan galian yang dimasukkan kedalam Hammer
Mill harus melewati primary crushing karena dalam hal ini bahan galian yang
akan dimasukkan kedalam alat ini harus < 2 cm.
Hammer Mill maupun Roller Mill bisa mencapai hasil yang diinginkan untuk
mencapai tingkat kehalusan partikel, tetapi faktor lain juga perlu dilihat sebelum
memilih metode yang cocok untuk menggiling.
Prinsip dasar Hammer Mill adalah mesin yang berbahan dasar baja drum
berisi poros berputar vertikal atau horizontal atau drum yang dipasang palu. Palu
bebas ayunan diujung salib atau tetap untuk rotor tengah. Rotor diputar pada
kecepatan tinggi di dalam drum sementara bahan dimasukkan ke dalam Hopper
feed. Materi yang mempengaruhi oleh palu bar dan dengan demikian diparut dan
dikeluarkan melalui screen dalam drum ukuran yang dipilih.

Gambar 2.6 Hammer Mill (Feriyanto, 2013)


BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sebagai
berikut :
1. Safety Glasses.
2. Ear Plug.
3. Rompi.
4. Dust Mask (Respirator).
5. Batu Granit 2 kg.
6. Ember.
7. Timbangan.
8. Hammer Mill tipe MT-160.
9. Clipboard.
10. Hvs A4.
11. Alat tulis.
12. Penggaris.
13. Kamera.
3.2 Langkah-Langkah Praktikum
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada praktikum kali ini yaitu
penggunaan alat Hammer Mill sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum kali ini
yaitu berupa alat pelindung diri (APD) safety dan ukuran feed rata-rata 2-3
cm (hasil dari Jaw Crusher).
2. Hubungkan alat dengan sumber listrik.
3. Tekan tombol on untuk memulai menghidupkan alat.
4. Masukkan batuan atau sampel dengan ukuran 2 cm kedalam Hammer Mill
melalui hopper.
5. Kemudian, setelah batuan dimasukkan tunggu beberapa saat dan lihat
hasilnya di dalam bak penampungan.
6. Setelah dikeluarkan dari bak penampung, jangan lupa ukur hasil sampel.
Namun hasil out putnya mencapai pasir sedang-pasir halus, sehingga
komperator untuk membandingkan ukuran butirnya yaitu skala wentworth.
7. Melakukan dokumentasi terhadap feed yang didapatkan dari alat Hammer
Mill.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hammer Mill
Hammer Mill adalah salah satu alat dalam pengolahan bahan galian yang
berfungsi untuk meremukan material dengan hasil yang lebih kecil. Hammer Mill
adalah alat yang digunakan pada tahap secondary crushing namun ada juga yang
menyatakan bahwa Hammer Mill adalah alat yang digunakan pada tahap
grinding karena ukuran yang sangat kecil. Input yang dimasukkan pada alat
Hammer Mill harus melewati proses salah satu alat pada tahap primary crushing
karena ukuran material pada alat ini < 2 cm, jika melebihi maka alat ini akan
lebih mudah rusak.

Gambar 4.1 Hammer Mill di Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Teknik


Pertambangan

4.2 Bagian-Bagian Hammer Mill


Berikut ini adalah bagian-bagian dari alat Hammer Mill beserta keterangan
gambar dan penjelasnnya :
1. Motor Listrik, digunakan sebagai alat penggerak dari Hammer Mill.
Gambar 4.2.1 Motor Listrik

2. Belt Pulley Well, sabuk yang menggerakkan roda dan dihubungkan ke roda
penggerak.

Gambar 4.2.2 Belt Pulley Well

3. Bak atau tempat penampungan (Box Production), berfungsi untuk


menampung material dari hasil peremukan.
Gambar 4.2.3 Bak atau tempat penampung (Box Production)

4. keterangan mengenai tipe Hammer Mill.

Gambar 4.2.4 Tipe Hammer Mill MT-160

5. Palu, berfungsi sebagai alat penggerus material, roller hammer mill berfungsi
untuk memutarkan palu dan berhubungan dengan belt, lubang screen
berfungsi untuk wadah dari palu sebagai penggerus dan tempat keluarnya
material yang loose.
Gambar 4.2.5 Palu, Roller, dan Lubang screen

6. Hopper berfungsi sebagai tempat masuknya material.

Gambar 4.2.6 Hopper

4.3 Mekanisme Kerja Hammer Mill


Cara kerja Hammer Mill yaitu dengan cara menggeruskan atau meremukkan
material dengan menggunakan palu yang terdapat pada bagian alat. Palu yang
berputar dengan berlawan arah jarum jam yang dibantu oleh alat Roller Hammer
Mill kemudian material yang telah digerus dapat melewati lubang screen. Ukuran
lubang screen yang terdapat pada alat Hammer Mill pada praktikum kali ini
sekitar 0,5 cm dan ukuran antara lubang screen dengan palu juga berkisar antara
0,5 cm.
Gambar 4.3 Mekanisme Kerja alat Hammer Mill
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan dan hasil praktikum pengolahan bahan galian mengenai
alat Hammer Mill yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Hammer Mill adalah salah satu alat dalam pengolahan bahan galian yang
berfungsi untuk meremukan material dengan hasil yang lebih kecil. Hammer
Mill adalah alat yang digunakan pada tahap secondary crushing namun ada
juga yang menyatakan bahwa Hammer Mill adalah alat yang digunakan pada
tahap grinding karena ukuran yang sangat kecil.
2. Cara kerja Hammer Mill yaitu dengan cara menggeruskan atau meremukkan
material dengan menggunakan palu yang terdapat pada bagian alat. Palu yang
berputar dengan berlawan arah jarum jam yang dibantu oleh alat Roller
Hammer Mill kemudian material yang telah digerus dapat melewati lubang
screen.
3. Ukuran lubang screen yang digunakan pada alat Hammer Mill pada
praktikum kali ini yaitu 0,5 cm.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan praktikan berharap bahwa
alat yang terdapat di Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Teknik
Pertambangan untuk dikalibrasi sehingga alat dapat digunakan dan hal ini dapat
meminimalisir terjadinya penggunaan data sekunder yang bertujuan agar
praktikan mampu menganalisis sendiri dan mengetahui hasil maupun kinerja dari
alat Hammer Mill tersebut secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Elya. 2017. Hammer Mill. Balunijuk. Universitas Bangka Belitung.

Anonim, 2014. Pengolahan Bahan Galian. Received from to


(http://1902miner.wordpress.com) Di akses pada tanggal 27 September 2022

McCabe L, dkk. (1993): Unit Operations of Chemical Engineering. McGraw- Hill:


Singapore.

Sudaryanto, 2006. Petunjuk Praktikum Pengolahan Bahan Galian. Laboratorium


Pengolahan Bahan Galian Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan
Nasional Veteran. Yogyakarta.

Ricardo S, Vincentius. 2016. Jaw Crusher dan Double Roll Crusher. Balunijuk.
Universitas Bangka Belitung.
LAMPIRAN

(Gambar kelengkapan dalam menggunakan APD


saat di Laboratorium PBG)

Anda mungkin juga menyukai