Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MINERALOGI

CARA TERBENTUKNYA BERBAGAI MACAM SUMBER DAYA


MINERAL

KELOMPOK II

Baharuddin H221 10 006


Risma H221 10 008
Arfina H221 10 901
Nurul Muhlisah H221 11 901
Wa Ode Isra Mirani H221 11 284
Heryanto H221 11 272
Muhammad Irsul K H221 11 253
Rosyida Fatihah H221 11 010
Fadlan H221 11 255

PROGRAM STUDI GOEFISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Pujidan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah – Nyalah sehingga Makalah mineralogi dapat disusun sebaik mungkin.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya
kepada Allah SWT dan orang tua serta kepada dosen pengajar Mata Kuliah
mineralogi hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam makalah ini.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
 perbaikan makalah ini agar dapat dijadikan atau digunakan sebagai pedoman
makalah berikutnya. Amin

Makassar, oktober 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH……………………………………………… i
KATA PENGANTAR ..........................................
................................................................
...........................
..... .. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LatarBelakang ……………………………………………….. 1
I.2 Rumusan Masalah…….……………………………………… 2
I.3 Tujuan………………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Mineral …………………….................
……………………...............................
.............. 3
II.2 Proses Pembentukan Mineral............................
Mineral.................................................
..................... 5
II.3 Mineral Pembentuk Batuan ……………………...................... 9.
II.4 Penyebaran Serta jenis-jenis sumber daya mineral di Indonesia 16
II.5 Manfaat Batuan & Bahan Tambang ………………………….. 20

II.6 Jenis-jenis Bahan Galian ………………………............................. 24

BAB III PENUTUP


III.1 Kesimpulan…………………………………………………... 9
III.2 Saran…………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................


..................................................................
...............................
......... 26
LAMPIRAN ............................................
..................................................................
............................................
........................
.. 27
DAFTAR PERTANYAAN ..........................................
................................................................
........................
.. 29
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Mineral (menurut Barry and Masson) adalah suatu benda padat homogen yang
erdapat di alam, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia pada batas
 batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur. Di alam
mineral dijumpai bermacam-macam dengan berbagai bentuk yang bervariasi,
terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau gugusan kristal-kristal dalam
rongga-rongga atau celah batuan, tetapi umumnya mineral dijumpai sebagai
kumpulan butiran kristal yang tumbuh bersama membentuk batuan. Bentuk kristal
mineral merupakan suatu system tersendiri dimana setiap jenis mineral
mempunyai bentuk kristal sendiri. System ini di kelompokkan menjadi enam
yaitu: Isometrik, Tetragonal, Hexagonal/Trigonal, Orthorhombik, Monoklin dan
Triklin.

Kristalisasi dapat terjadi dari larutan, hal ini merupakan hal yang umum yaitu bila
larutan telah jenuh, selain itu juga jika temeratur larutan di turunkan. Benda padat
akan meleleh karena tigginya temperature yang membeku, membentuk kristal-
kristal bila mendingin. Gas dengan unsur kimia tertentu akan dapat mengkristal,
unsure tersebut misalnya belerang, kristalisasi terjadi dari larutan peleburan, uap
atau gas. Meskipun telah di definisiskan kristalin tetapi di anggap sebagai mineral,
tipe ini di kenal ada dua macam yaitu :
1. Metamic mineral, dimana asalnya adalah kristalin yang kemudian struktur
kristalnya hancur. Umumnya senyawa dari asm lemah seperti zirkon (ZrSiO4)
dan Thorite (ThSiO4).
2. Mineral amorf, yang terjadi karena pedinginan yang ce[at sehingga tidak
terbentuk kristal. Mineral ini yang paling umum adalah opal, mineral
lempung, hydrated iron dan alluminium oxides.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa saja pengertian mineral menurut para ahli ?
2. Bagaimana proses pembentukan mineral ?
3. Bagaimana keterkaikatan mineral dengan batuan ?
4. Apa saja jenis serta tempat penyebaran sumber daya mineral di Indonesia?

I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian dari mineral menurut para Ahli.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan mineral.
3. Untuk menjelaskan bagaimana keterkaikatan mineral dengan batuan.
4. Dan untuk mengetahui jenis serta tempat penyebaran sumber daya mineral
di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Mineral
Dahulunya ilmu mineralogi memiliki dua defenisi mineral, yaitu :
1. Sebelum tahun 1977
Defenisi ini disebut sebagai “Defenisi Klasik”, yang dipelopori oleh Whitten,
Brook, Robinson, Barry, Mason.
Mineral adalah suatu benda padat yang anorganik yang terbentuk secara alami,
homogen (tidak dapat diuraikan lagi menjadi ukuran terkecil) yang mempunyai
 bentuk kristal dan rumus kimia yang tetap. Jadi, menurut pengertian ini yang
termasuk mineral hanya berbentuk padat saja.
2. Sesudah tahun 1977
Defenisi ini disebut sebagai “Defenisi Kompilasi”, yang dipelopori oleh Potter
dan Robinson. Mineral adalah suatu bahan zat yang homogen, anorganik yang
terbetuk secara alami yang mempunyai sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia yang
tetap. Jadi, menurut defenisi ini yang termasuk mineral adalah juga cair daan gas
seperti air, air raksa, gas belerang tetapi minyak bumi dan batubara tidak
termasuk mineral.

Persamaan dan perbedaan dari kedua defenisi tersebut, yaitu :


 Persamaan defenisi mineral dari kedua defenisi tersebut adalah mineral
 bersifat homogen yang mempunyai bentuk kristal (fisik) dan rumus kimia
yang tetap
 Perbedaan kedua defenisi tersebut adalah menurut defenisi klasik mineral
adalah hanya benda padat saja, sedangkan menurut defenisi kompilasi mineral
adalah semua zat.
Jadi, dari kedua defenisi tersebut defenisi mineral adalah suatu benda padat
homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi
kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara
teratur.
- Anortit (CaAlSi3O8) Calcic Plagioklas Ca >> Basa
Feldspatoid
Mineral ini disebut juga mineral penggaci Feldspar atau Feldspatoid, oleh karena
terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2. Dalam batuan yang
mengandung SiO2  bebas, mineral Feldspatoin tidak dapat dibentuk karena yang
akan terbentuk adalah Feldspar.
Mineral yang termasuk di dalam kelompok Feldspatoid (Foida), adalah :
 Nefelin KNaAl2Si2O4
Leusite KAlSi2O6
Sodalite Na4Al3Si3O12Cl
Scapolite Ca4(Al2Si2O8)3(CO3)
Cancrinite Na3Ca(Al3Si3O12)CO3(OH)2
Analcite Na(AlSi2O6)H2O
Tetapi dari keenam jenis mineral Foid hanya dua yang umum dan sering dijumpai
yaitu Nefelin dan Leucite.
 Nefelin (KNaAl2Si2O4)
Sistem Kristal : Hexagonal tetapi bentuk kristalnya jarang dijumpai,
 biasanya masif dan fine grain.
Berat Jenis : 2,55-2,65
Kekerasan : 5,5-6,0
Belahan : Paralel permukaannya berbentuk prisma yang terdapat dalam
kristal- kristal besar.
Kilap : Vitrous Luster dan sering Greassy Luster.
Warna : Putih, Kuning, tetapi yang masif warnanya bervariasi,
abu-abu merah.
 Nefelin berupa Rock Forming Mineral yang sering dijumpai pada batuan beku
dalam bentuk Dike.
Leucit (KAlSi2O6)
Sistem Kristal : Pseudo Isometrik dalam bentuk Trapezohedron
Berat Jenis : 2,45-2,50
Kekerasan : 5,50-6,60
Warna : Putih abu-abu
Leucit mempunyai bentuk halus dan kecil dan terkenal dengan nama Fine Grain
Matrix.

 II.3.2. Mafic Mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan
mempunyai berat jenis yang besar atau berat.
Contoh :
 Olivin (MgFe)2SiO4
Merupakan kristaal-kristal campuran antara Mg2SiO4 dengan Fe 2SiO4 dalam hal
ini Mg selalu lebih banyak daripada Fe. Olivin kadang-kadang disebut dengan
Chrysolite, adalah suatu bentuk mineral yang merupakan mineral pembentuk
 batuan terutama beku berwarna gelap.
Berat Jenis : 3,27-4,27
Kekerasan : 5,50-7,00
Kilap : Vitreous Luster
Umum terdapat pada batuan beku basa (Gabro, Basalt, Peridotite, Dunite).
Forsterite Fayalite
Mg2SiO4 Fe2SiO4
Olivin
 Kelompok Piroksen
Merupakan kelompok mineral Silikat yang komplek dan mempunyai hubungan
erat dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia walaupun mereka
mengkristal dalam dua sistem yang berbeda yaitu Orthorombik dan Monoklin.
Secara struktur Piroksen terdiri atas mata rantai yang tidak ada habisnya dan
Tetrahedra SiO4 yang diikat bersama-sama secara lateral oleh ion-ion logam Mg
dan Ca yang berikatan dengan Oksigen, tetapi tidak secara langsung dengan
Silikon. Sejak setiap ion Silikon berikatan dengan ion Oksigen dan setiap Oksigen
dengan Silikon lainnya atau ion logam menghasilkan ratio Si : O = 1 : 3 dan
memberi rumus kimia Piroksen MgSiO3 atau CaMg(SiO3)2 . Bentuk kristal
Piroksen adalah prismatik sedangkan belahannya spesifik. Komposisi kimia
Piroksen secara umum adalah W1-p(X3Y)1+pZ2O6 dimana simbol W X Y Z
menunjukkan unsur yang mempunyai jari-jari ion yang sama dan dapat mereplace
yang satu terhadap yang lainnya dalam struktur.
W = Na, Ca Y = Al, Fe, Ti
X = Mg, Fe, Li, Mn Z = Si dan Al dalam jumlah kecil
Ukuran atom dari W ke Z berkurang. Karena substitusi atom maka rumus kimia
Piroksen bervariasi. Dari rumus di atas p adalah o atau mendekati 0 untuk
Diopside Hedenbergite dan Gegirite Yodeite Series.
- p = 1 atau hampir 1 untuk Piroksen Series
- p = variasi untuk Piroksen Monoklin dan Pigionite
Unsur -unsur yang lebih lengkap dari Piroksen mungkin sebagai contoh adalah :
* Ozthopiroksen Mg, Fe+2Fe+3Al(SiAlO3)2
* Diopsiede Hedenbergite CaMgFe(SiO3)2
* Augite (CaMgFe+2) (MgFe+2AlFe+3)(SiAlO3)2
Unsur-unsur yang digarisbawahi adalah unsur penting.
Dalam tubuh batuan vulkanik Piroksen adalah  Augote Calcio  rendah atau
Pigionite, sedang dalam batuan Plutonik Piroksen adalah Augite Piroksen
Orthorombik, kalsium hampir bebas.
Dalam petrologi biasanya secara megaskopis disebut saja Piroksen dengan ciri
warna hijau sampai hijau kehitaman mempunyai belahan dengan sudut lebih
kurang 900.

 Kelompok Amphibol
Amphibole mungkin dapat dibagi menjadi lima seri, yaitu Anthopillite,
Cumingtonite-Qrunerite, Tremolite-Actinolite, Alluminian Amphibole, Sodic
Amphibole. Mereka ada hubungannya dalam sifat-sifat Kristalografi, sifat fisik
dan kimia. Struktur Amphibole adalah type Tetrahedra SiO4 dalam struktur rantai
ganda, berupa dua mata rantai tunggal dengan disela-sela Tetrahedra dihubungkan
oleh bagian dari Oksigen, memberi ratio Si : O = 4 : 11 pengganti 1: 3 sebagai
dalam mata rantai tunggal. Dalam struktur mata rantai ganda menempati sejajar
sumbu C dan diikat bersama secara lateral oleh ion logam. Kekuatan ikatan antara
rantai-rantai tidak sekuat ikatan Si – O, ini direfleksikan dalam serta yang
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Mineral adalah suatu benda padat yang anorganik yang terbentuk secara alami,
homogen (tidak dapat diuraikan lagi menjadi ukuran terkecil) yang mempunyai
 bentuk kristal dan rumus kimia yang tetap. Proses pembentukan mineral-mineral
 baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat
 perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan, keterdapatan serta
 pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut. Mineral yang bersifat ekonomis dapat
diketahui bagaimana keberadaannya dan keterdapatannya dengan memperhatikan
asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses
eksplorasi, penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa
keberadaan suatu mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat
 berpengaruh, antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia, aspek
 biologis dan fisika.

III.2 Saran
Adapunsaran dari penulis kepada pembaca adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya makalah yang telah disusun ini dapat dimanfaatkan sebaik -


 baiknya oleh pembaca terutama pada mata kuliah yang relevan dengan
makalah ini
2. Semoga penyusunan makalah berikutnya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://tambangunsri.blogspot.com/2011/02/sumber-daya-mineral-dan-genesa-
 bahan.html
http://sumbardayaalamindonesia.blogspot.com/
http://esdm.sulbarprov.go.id/index.php?id=1&news=235
http://paramayati.blogspot.com/2012/03/tugas-geografi-sda-mineral-xi-ips2
aspa.html
http://gaoscity.blogspot.com/2009/03/bijih-besi.html
http://www.sentra-edukasi.com/2013/05/pengertian-penggolongan-sumber-daya-
alam.html
http://dunia-atas.blogspot.com/2011/05/klasifikasi-mineral-berdasarkan-pada.html
http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/praktikum-mineralogy.html
http://dearthurjr.blogspot.com/2013/05/endapan-mineral.html
http://jojogeos.blogspot.com/2012/12/mineral-silika-dan-non-silika.html
http://tigakali-enam.blogspot.com/2011/10/genesa-mineral.html
http://geologimania.blogspot.com/2010/10/mineral-pembentuk-batuan-rock -
forming.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Mineral
http://petroclanlaboratory.weebly.com/bowen-reaction-series.html
http://kangmujeckethnic-miningzone.blogspot.com/2013/04/krismin.html
http://dearthurjr.blogspot.com/2013/05/endapan-mineral.html
http://tigakali-enam.blogspot.com/2011/10/genesa-mineral.html
LAMPIRAN REFERENSI
DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana cara pembentukan mineral intan? Apakah harus melalui proses


magmatic dan proses pelapukan? (Wahidah)
Jawab : Proses pembentukan mineral intan yaitu melalui salah satu proses
saja yaitu magmatic atau pelapukan, jadi tidak harus kedua proses tersebut.
2. Apakah proses pembentukan emas mempengaruhi kualitas emas?
(Harjumi)
Jawab : Proses pembentukan emas tidak mempengaruhi kualitas emas
tersebut, kualitas emas hanya dipengaruhi oleh proses pengolahannya.
3. Apakah yang dimaksud kontak metasomatisme? Dan apakah perbedaanya
dengan proses alterasi? (Muh. Taufiq Rafie)
Jawab : Kontak metasomatisme adalah proses pembentukan mineral
karena terjadinya kontak antara magma dengan batuan yang dilaluinya saat
magma menerobos keluar
4. Apakah yang dimaksud dengan bahan galian jarang? (Andi
Darmawansyah)
Jawab : Bahan galian jarang adalah bahan galian yang jarang ditemukan
atau langka.
5. Apakah ada zona-zona tertentu dimana mineral emas terbentuk?
(Nurfadhilah Arif)
Jawab : zona-zona mineral emas terbentuk yaitu pada zona magmatic,
zona kontak metasomatisme dan pada zona hidrotermal.
6. Apakah parameter yang digunakan sehingga mineral tersebut dikatakan
sebagai mineral industry? (Sernita Domapa)
Jawab : Parameter yang digunakan sehingga mineral disebut mineral
industry adalah jika mineral tersebut dapat dimanfaatkan sehingga
mempunyai nilai ekonomis, contohnya yaitu : Kaca.
7. Pada suhu dan kedalaman berapakah mineral intan terbentuk? ( Alexander
Yafet)
Jawab : Mineral intan terbentuk pada temperature 1000 K dan pada
kedalaman lebih dari 150 km.

Anda mungkin juga menyukai