Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami panjatkan atas kehadirat Allah
SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Mineralogi yang berjudul Mineral
Non-Logam. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk
kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah
agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses
penyelesaian Laporan Mineralogi ini hingga rampungnya Laporan Mineralogi ini. Penulis
juga berharap semoga Laporan Mineralogi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
pembaca. Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, penulis meminta maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan Laporan Mineralogi ini, karena pada dasarnya
SAMPUL……………………………………………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II KRISTALOGRAFI.....................................................................................3
4.2 Pembahasan..............................................................................................21
BAB V PENUTUP................................................................................................25
5.1 Kesimpulan................................................................................................25
5.2 Saran........................................................................................................26
iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.2 Handphone……………………………………………………………………………………………….15
3.4 Paku………………………………………………………………………………………………………...16
3.7 Kaca…………………………………………………………………………………………………….…..17
3.8 Lup…………………………………………………………………………………………………….…….17
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
kimiawi, srtuktur kristal, sifat fisik termasuk juga sifat optik dari mineral. Pengkajian
yang lebih khusus dalam mineralogi adalah termasuk proses-proses yang terlibat
dalam pembentukan, asal usul, dan klasifikasi mineral, distribusinya secara geografik,
dan juga nilai guna mineral. Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui
proses geologis. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang telah diketahui.
Senyawa anorganik biasanya tidak termasuk, namun tahun 1995 The International
didefinisikan sebagai suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya
memiliki struktur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi (Kusmiyarti, 2016).
persenyawaan hidrokarbon atau berupa endapan garam. Contoh endapan ini adalah
Mika, batuan Granit, Batubara, Halit dan lain-lain. Penambangan mineral non-logam
seperti Zeolit, Bentonit, Gipsum dan sebagainya kurang diperhatikan dan diminati oleh
mineral logam seperti emas, perak, besi dan tembaga. Hal tersebut dikarenakan
kurang adanya publikasi yang jelas akan manfaat dari mineral non-logam tersebut
(Kuncoro, 2013).
1
Mineral non-logam penting adanya untuk dipelajari karena dengan mempelajari
mineral, kita dapat mengidentifikasi jenis-jenis mineral dari sifat fisik maupun sifat
kimianya. Hal tersebut tentu saja membantu seluruh mahasiswa teknik pertambangan
untuk memahami apa yang menjadi bahan dasar pembentuk bumi ini dari yang ada di
sekitar kita hingga jauh di dasar bumi. Kita dapat mengetahui jenis kandungan mineral
dalam batuan. Kita juga dapat memperkirakan jumlah kandingan mineral yang
terdapat pada lokasi tambang. Kita juga dapat mengetahui kualitas mineral bahan
non logam akan mampu meningkatkan kecerdasan bagi mahasiswa mengenai jenis-
sifat-sifat fisik mineral non-logam, dan mendeskripsikan mineral mulai dari warna,
cerat, kilap, kemagnetan, belahan, pecahan, kekerasan dan berat jenis. Praktikum ini
2
BAB II
MINERAL NON-LOGAM
Mineral adalah padatan alami dengan komposisi kimia tertentu dan struktur
kristal internal yang khas. Sebagian besar mineral terbentuk secara anorganik tetapi
ada juga yang terbentuk secara organik (oleh organisme hidup). Sebagian besar
mineral adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atau lebih unsur kimia. Namun,
beberapa mineral lainnya terjadi seperti tembaga, belerang, emas dan perak terbentuk
sebagai unsur "asli" atau tunggal. Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus
pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Sedangkan
mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang
dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Mineral didefinisikan dengan rumus
kimianya dan dengan susunan atom di dalam kristalnya. Misalnya, Iron sulfe memiliki
rumus kimia FeS2 (dimana Fe adalah Besi dan S adalah Belerang). Iron sulfe bisa
bagian lainnya yang ada di alam adalah makhluk hidup dan tanaman. Perbedaan di
antara keduannya adalah mineral tidak dapat berkembang biak seperti makhluk hidup.
bagian yang padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari
3
bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan
mengambil lithos dari bahasa latin yang berarti batu, dan sphere yang berarti selaput.
Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa
adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu karbon. Garam
dapur yang disebut mineral halit, mengandung senyawa dua unsur natrium dan chlorit
dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang tetap
dengan perbandingan tertentu. Studi yang belajar segala sesuatunya tentang mineral
dahulu sebelum mempelajari dasar-dasar geologi, dimana batuan yang terdiri dari
mineral, merupakan topik utama yang akan dibahas. Istilah mineral dalam arti geologi
adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta
tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu
pula. Diatas telah menyatakan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat mengenal
jenis-jenis batuan sebagai bahan yang membentuk litosfir ini adalah dengan cara
bahwa pembaca telah memahami dan memahami mineralogi, maka selanjutnya akan
diulas secara garis besar tentang mineral sebagai penyegaran saja (Noor, 2014).
kesamaan sifatnya, seperti warna, kilap, cerat, belahan, pecahan, kekerasan mineral,
tenacity, berat jenis, kemagnetan, dan kelistrikan. Berikut ini adalah penjelasan
4
1. Warna
membedakan mineral yang satu dengan yang lainnya. Warna mineral adalah
warna yang bisa ditangkap oleh mata bilamana mineral tersebut terkena sinar.
Warna ini penting untuk membedakan warna antara yang disebabkan oleh
campuran atau pengotoran dan elemen utama pada mineral tersebut. Banyak
mineral yang dinamakan berdasarkan warna. Misalnya warna asli dari elemen-
elemen utama pada mineral (idiochromatis), yaitu warna yang tetap dan khas.
Contoh mineral tersebut adalah azurite biru. Warna karena adanya pengotoran
2014).
2. Kilap
Kilap merupakan sifat optik dari mineral yang berhubungan dengan refleksi dan
Intensitas dari kilap sebenarnya merupakan kuantitas cahaya pantul dan pada
umumnya tergantung pada besaran indeks refraksi mineral. Kilap dapat dibagi
5
menjadi 3 (tiga), yaitu kilap logam, kilap sub logam, dan kilap bukan logam.
Kilap logam (kilap logam) adalah kilap yang dihasilkan dari mineral-mineral
logam.
Kilap sub logam (submetalic luster) terdapat pada mineral-mineral semi opak
sampai opak atau kilap yang dihasilkan dari mineral hasil alterasi. Kilap bukan
2014).
Cerat dapat untuk membeda-kan dua jenis mineral yang warna-nya tampak
sama tetapi warna ceratnya (warna dalam keadaan menjadi bubuk) berbeda.
Gores atau cerat lebih tidak dapat dipercaya oleh warna yang tidak disukai oleh
mineral karena warna cerat lebih stabil. Pada mineral yang kekerasan-nya
kurang dari enam, cerat dapat diperoleh dengan cara menumbuk mineral
6
Gambar 2.3 Gores Abu-Abu Galena (Amin, 2014)
4. Belahan
Belahan adalah sifat fisik mineral yang mampu membelah yang disebabkan
oleh tekanan dari luar atau pemukulan menggunakan palu. Belahan terjadi bila
mineral dipukul tidak hancur tetapi terbelah-belah mengikuti bidang belah yang
licin. Tidak semua mineral mempunyai sifat ini, sehingga kenakalan mudah
dibelah, sukar dibelah, atau tidak dapat dibelah. Belahan pada mineral dibagi
menjadi tiga, yaitu belahan satu arah, belahan dua arah, dan belahan tiga arah
(Amin, 2014).
7
5. Pecahan
Saat mineral dikenakan gaya maka mineral akan membelah, namun jika
mineral yang diberikan gaya tersebut tidak membelah secara teratur maka
mineral tersebut akan mengalami pecahan dengan arah yang tidak teratur. Ada
pecahan seperti kenampakan kulit kerang atau botol pecah contoh: kuarsa.
augit, hipersten.
hematit, kalkopirit.
8
6. Kekerasan
mineral satu terhadap mineral yang lain, dengan cara mengadakan saling gores
kekerasan untuk mineral yang satu mungkin ke segala arah sama keras dan
untuk mineral lainnya tidak demikian. Skala kekerasan mineral yang lazim
digunakan adalah skala kekerasan mosh. Skala kekerasan ini terdiri atas 10
1 Talk H2Mg3(SiO3)4
2 Gipsum CaSO4.2H2O
3 Kalsit CaCO3
4 Flourit CaF2
5 Apatit CaF2Ca3(PO4)2
6 Ortoklas KAlSi3O8
7 Kuarsa SiO2
8 Topas Al2SiO3O8
9 Korundum Al2O3
10 Intan C
9
7. Sifat Dalam
Sifat dalam atau tenacity adalah sifat mineral yang berhubungan dengan daya
sifat dalam mineral, yaitu rapuh, mudah ditempa, dapat diiris, fleksibel, dan
8. Berat Jenis
Setiap mineral ditentukan berat ditentukan jenis tertentu. Besarnya oleh unsur-
berat sekitar 2,7 meskipun berat jenis rata-rata unsur logam didalamnya
9. Kemagnetan
10
seperti mineral Magnetite dan Pyrhotite. Mineral-mineral yang menolak gaya
seutas benang. Sedikit demi sedikit mineral didekatkan pada magnet. Bila
tidaknya bisa terlihat dari sudut besar kecilnya yang dibuat benang tersebut
10. Kelistrikan
Kelistrikan adalah sifat mineral terhadap arus listrik. Sifat listrik mineral dapat
menjadi dua, yaitu sebagai pengantar arus atau konduktor dan yang tidak
menghantarkan arus listrik atau non konduktor. Pada prakteknya, batas ini
tidak tegas sehingga dijumpai istilah semi konduktor, yaitu mineral bersifat
menjadi konduktor listrik yang baik dan mineral non logam menjadi isolator
mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Tersedia 8 (delapan) kelompok mineral Non-
silikat, yaitu kelompok oksida, sulfida, sulfat, native elemen, halida, karbonat,
hidroksida, dan fospat. Di awal telah dikemukakan bahwa tidak kurang dari 2000 jenis
mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis saja
yang terlibat dalam gugusan batuan. Ada yang tidak dapat bersenyawan dengan
mineral lain, adapula mineral yang bisa bersenyawaan dengan logam atau bukan
11
dinamakan mineral pembentuk batuan, atau mineral pembentuk batuan, yang
merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel bumi batuan pembentuk
batuan dikelompokan menjadi empat, yaitu silikat, oksida, sulfida dan karbonat dan
1. Mineral Silikat
Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
logam. Karena perintah yang besar, maka hampir 90% dari berat kerak bumi
terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100% dari mantel bumi (sampai
kedalaman 2900 Km dari kerak bumi). Silikat merupakan bagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan
(Noor, 2014).
2. Mineral Oksida
umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga
lebih berat kecuali sulfida. Unsur paling utama dalam oksida adalah besi,
3. Mineral Sulfida
sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri.
Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai
ekonomis, atau bijih, seperti pirit, galena, dan sphalerit (Noor, 2014).
12
mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan
Mineral non logam adalah kelompok komoditas mineral yang tidak termasuk
mineral logam, batubara maupun mineral energi lainnya (tidak dapat menghantarkan
listrik). Mineral non logam biasa disebut juga sebagai bahan galian non logam atau
bahan galian industri atau bahan galian golongan C. Hingga saat ini masih belum
memang belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini.
Namun pada umumnya dikenal dua definisi mineral, definisi klasik yang disimpulkan
sebelum tahun 1977 dan definisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
Menurut definisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk
secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia yang
tetap dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam
dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan
2001).
bahan galian bangunan, bahan galian mineral industri, bahan galian mineral keramik,
dan bahan galian batu permata. Berikut adalah penjelasannya (Lutgents, 2006).
Bahan galian bangunan; meliputi andesit, granit, marmer, onik, batu apung,
pasir dan batu, batubara, serta aspal. Andesit banyak ditemukan di Sumatra
Barat, Jawa Barat dan Jawa Timur. Lombok. Pasir banyak ditemukan di Jawa
13
b. Bahan Galian Mineral Industri
magnesit, fosfat, belerang, batu gamping, talk, dan zeolit. Magnesit banyak
Belerang banyak ditemukan Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa timur, dan
Bahan galian mineral keramik; meliputi pasir kuarsa, bond clay, dan kaolin.
Bahan galian batu permata meliputi; intan yang banyak ditemukan di Riau,
safir di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, giok di Aceh, Jawa Tengah,
14
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM
1. Buku Rocks and Minerals adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam
Mineral Non-Logam.
15
3. Kawat tembaga digunakan untuk menetukan kekerasan dari suatu mineral.
16
6. Alat Tulis digunakan untuk menulis deskripsi dari suatu mineral.
8. Lup digunakan sebagai alat untuk mengamati tekstur mineral secara lebih
detail.
17
Bahan yang digunakan pada pratikum kali ini adalah:
18
3.2 Prosedur Pratikum
disediakan (Mengamati warna segar dan warna lapuk dari suatu mineral;
Menentukan cerat dari suatu mineral dengan cara menggoreskan paku baja
pada mineral yang diamati kemudian ditentukan warna dari hancuran mineral
tersebut; Menentukan belahan dari suatu mineral dalam hal ini dengan
mengamati arah belahan pada mineral tanpa memberikan gaya pada mineral
kuku, kawat tembaga, paku atau kikir baja pada mineral dan mengamati pada
alat apa mineral tersebut hancur ketika digores; Menentukan sistem kristal dari
suatu mineral; Menentukan komposisi kimia dan berat jenis mineral dengan
19
BAB IV
Awaluit,
GF-03 Serpentin
Besi Murni
Basalt, Gabro,
ST-04 Olivin Dunite,
Peridotit
Marmer,
ST-06 Kalsit
Kapur
20
Karbonat,
Maagdolomi
ST-07 Dolomit
Ferrierite,
ST-08 Zeolit Heulandite,
Leumonit
Marmer,
ST-10 Kalsit
Kapur
4.2 Pembahasan
Pada nomor sampel GF-03 terdapat mineral yang memiliki warna segar dari
mineral tersebut berwarna hijau gelap dan warna lapuknya cokelat kehitaman,kilap
yang dimiliki oleh mineral ini adalah kilap lemak, belahan nya tergolong dalam belahan
sempurna tapi tidak tampak, pecahannya berbentuk konkoidal, memiliki kekrasan (3),
berat jenisnya 2,4 gram, sistem kristalnya membentuk monoklin maupun triklin,
termasuk dalam kelompok mineral silikat dan komposisi mineralnya adalah (Mg,Fe,Ni) 3
21
Si2 O6(OH)4 .jika dilihat dari sifat fisiknya nama mineral yang dapat didefinisakan adalah
serpentine.
Pada nomor sempel ST-04, mineral non logam yang teridentifikasi adalah
mineral Olivin. Penamaan ini berdasarkan ciri-ciri dari mineral ini dimana mineral ini
memiliki warna segar hitam, warna lapuk coklat. Kilap dari mineral ini berupa kilap non
logam, belahan dua arah dan pecahan uneven dengan cerat abu-abu. Memiliki berat
jenis 3,27-4,5 gr/cm3 dengan sistem kristal Orthorombik. Mineral ini juga termasuk
Mineral Olivin banyak ditemukan dibatuan beku yang berwarna gelap. Mineral
ini biasanya mengkristal bersamaan dengan Plagioklas dan Piroksin untuk membentuk
batu Gabro ataupun Basalt. Berdasarkan skala Mohs, kekerasan dari mineral ini adalah
22
6-6,5. Komposisi kimia dari Kuarsa adalah (Mg,Fe) 2 SiO4. Olivin biasa digunakan dalam
Pada nomor stasiun ST-06, mineral non logam yang teridentifikasi adalah mineral
Kalsit. Penamaan ini berdasarkan ciri-ciri dari mineral ini dimana mineral ini memiliki
warna segar putih kekuningan, warna lapuk coklat. Kilap dari mineral ini berupa kilap
mutiara, belahannya tidak ada dan pecahan konkoidal dengan cerat putih. Memiliki
berat jenis 2,7 gr/cm3 dengan sistem kristal Heksagonal. Mineral ini juga termasuk
dan melalui proses hidrotermal dan biasa ditemukan di batuan, batuan metamorf dan
pada batuan sedimen. Kalsit merupakan sumber senyawa CaCO3, yang digunakan
untuk membuat semen, campuran adulan semen, pupuk, kapur, tohor, industri kimia,
industri besi baja, dan pembenahan tanah. Berdasarkan skala Mohs, kekerasan dari
mineral ini adalah 5,5-6. Komposisi kimia dari Kalsit adalah CaCO 3.
warna segar yaitu putih kekuningan serta warna lapuknya yaitu coklat. Mineral ini
mempunyai jenis kilap yaitu kilap logam. Mineral ini mempunyai merupakan jenis
23
pecahan konkoidal dan jenis belahan yaitu belahan tiga arah. Mineral ini memiliki
warna cerat putih. Tingkat kekerasan kalsit yaitu 3 dalam skala mohs. Tenacity dari
mineral ini yaitu Brittle. Sifat kemagnetan yang dimiliki oleh mineral ini adalah
diamagnetik. Kalsit dengan komposisi kimia CaCO 3. Unsur kimia pembentuknya terdiri
dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO 3). Golongan mineral ini yaitu Sulfat. Mineral ini
bernama Kalsit. Kalsit sangat umum ditemukan di seluruh dunia baik di dalam batuan
menganggapnya sebagai "ubiquitous mineral" atau mineral yang dapat hadir di hampir
semua jenis batuan. Batu kapur (batugamping) dan Marmer digunakan sebagai batuan
ornamen konstruksi seperti lantai/ubin dan pagar, ini sudah tentu setelah melewati
Pada nomor sampel ST-08, dapat dilihat warna segar dari mineral tersebut
berwarna putih dan warna lapuknya abu-abu, kilap yang dimiliki oleh mineral ini
adalah kilap tanah, belahan nya sempurna 3 arah, pecahannya berbentuk uneven,
memiliki kekrasan (2,5), berat jenisnya 2,7 gram, sistem kristalnya membentuk triklin,
Al2O32SiO22H2O .jika dilihat dari sifat fisiknya nama mineral yang dapat didefinisakan
adalah kaolin.
24
Gambar 4.5 Mineral Zeolit
Pada Nomor sampel ST-10, mineral non logam yang teridentifikasi adalah
mineral Kalsit. Penamaan ini berdasarkan ciri-ciri dari mineral ini dimana mineral ini
memiliki warna segar putih kekuningan, warna lapuk coklat. Kilap dari mineral ini
berupa kilap mutiara, belahannya tidak ada dan pecahan konkoidal dengan cerat putih.
Memiliki berat jenis 2,7 gr/cm 3 dengan sistem kristal Heksagonal. Mineral ini juga
dan melalui proses hidrotermal dan biasa ditemukan di batuan, batuan metamorf dan
pada batuan sedimen. Kalsit merupakan sumber senyawa CaCO3, yang digunakan
untuk membuat semen, campuran adulan semen, pupuk, kapur, tohor, industri kimia,
industri besi baja, dan pembenahan tanah. Berdasarkan skala Mohs, kekerasan dari
mineral ini adalah 5,5-6. Komposisi kimia dari Kalsit adalah CaCO 3.
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
termasuk mineral logam, batubara maupun mineral energi lainnya (tidak dapat
menghantarkan listrik). Mineral non logam biasa disebut juga sebagai bahan
galian non logam atau bahan galian industri. Mineral non-logam yang
2. Mineral non-logam dapat dilihat dari sifat fisiknya. Beberapa sifat fisik mineral
antara lain: warna, kilap, kekerasan, pecahan, belahan, cerat, berat jenis dan
tenacity.
a. Warna adalah warna yang bisa di tangkap oleh mata bilamana mineral
terkena sinar.
b. Kilap adalah kesan yang diberikan oleh mineral saat terkena pantulan
cahaya.
26
g. Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume
mineral.
arti mineral tersebut tidak akan tertarik oleh medan magnet. Tidak bereaksi
5.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Darmono, D.S. 2001. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UIP.
Lutgens, K.F. 2006. Mineral Exploration. New Delhi: New India Publishing Agency.