Anda di halaman 1dari 39

MODUL DIKLAT

PENGADAAN TANAH TINGKAT I

BIAYA OPERASIONAL

2019

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan Modul Diklat Pengadaan Tanah Tingkat I.
Modul ini disusun agar peserta diklat dapat mempelajari dan memahami materi-
materi yang diberikan.

Pada kesempatan ini pula, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah Saudara-saudara
sekalian.

Semoga modul ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca, khususnya peserta diklat. Akhir kata dengan segala kerendahan hati,
penyusun menerima kritik dan saran membangun dari pembaca.

Terimakasih.

Jakarta, November 2016


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan,

H. Hasmi Hanafie, S.H., M.M.


NIP. 19570628 198903 1 001

Jakarta, September 2015

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 i

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan


Kementerian Agraria dan Tata Ruang/

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
BAB I RUANG LINGKUP BIAYA PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI
KEPENTINGAN UMUM ..................................................................................................... 1
A. DEFINISI ......................................................................................................................... 1
B. PENGATURAN BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG ................... 2
BAB II PENGGUNAAN BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG ..................... 7
A. KEGIATAN PADA TAHAP PERENCANAAN ............................................................ 7
B. KEGIATAN PADA TAHAP PERSIAPAN .................................................................... 9
C. KEGIATAN PADA TAHAP PELAKSANAAN ............................................................. 9
D. KEGIATAN PADA TAHAP PENYERAHAN HASIL ................................................ 10
BAB III HONORARIUM .............................................................................................................. 11
A. PEMBENTUKAN TIM .................................................................................................. 11
B. PEMBERIAN HONORARIUM .................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 13
LAMPIRAN ................................................................................................................................... 14

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 ii

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

BAB I
RUANG LINGKUP BIAYA
PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH
BAGI KEPENTINGAN UMUM

 
Biaya Penyelenggaraan Pengadaan Tanah diatur pada Perpres No. 71
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan
Umum sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Perpres Nomor 30
Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres Nomor 71 Tahun 2012
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum. Ketentuan-
ketentuan terkait pendanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dalam
Perpres ini pada umumnya sama dengan ketentuan dalam Undang-Undang No. 2
Tahun 2012. Akan tetapi, sebagai peraturan pelaksana dari Undang-Undang
tersebut, Perpres ini menetapkan pengaturan lebih lanjut untuk hal-hal yang
bersifat teknis.
Dalam perubahan pertama Peraturan Presiden tersebut menetapkan
bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai biaya operasional dan biaya pendukung
yang bersumber dari APBN diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Sedangkan ketentuan lebih lanjut mengenai biaya operasional dan biaya
pendukung yang bersumber dari APBD diatur dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri). Sebagai peraturan pelaksanaan atas perpres tersebut.

A. DEFINISI
Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang
selanjutnya disebut Biaya Operasional dan BiayaPendukung adalah biaya
yang diperlukan untuk penyelenggaraan pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum.

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 1

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

Alokasi Biaya Operasional dan Biaya Pendukung terdiri dari biaya untuk
kegiatan :
a. perencanaan;
b. persiapan;
c. pelaksanaan; dan
d. penyerahan hasil.
e. administrasi dan pengelolaan; dan
f. sosialisasi.

B. PENGATURAN BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG


1. Permendagri No. 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya
Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum dan Penetapan Harga pelaksanaan pengadaan
tanah yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Sebagai produk hukum turunan dari Undang-Undang No. 2 Tahun 2012,
maka penggunaan biaya operasional dan biaya pendukung dipergunakan
sesuai dengan Undang-Undang tersebut, yakni untuk membiayai
kegiatan:
a. Perencanaan;
b. Persiapan;
c. Pelaksanaan;
d. Penyerahan hasil;
e. Administrasi dan pengelolaan; dan
f. Sosialisasi.

Biaya Administrasi dan Pengelolaan


1) Biaya administrasi dan pengelolaan untuk mendukung tertib
administrasi dan tertib pengelolaan dalm pelaksanaan pengadaan
tanah.
2) Pelaksanaan sosialisasi atau tatap muka mengenai rencana
pembangunan yang dilakukan oleh Tim Persiapan baik secara

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 2

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

langsung maupun tidak langsung baik melalui media cetak maupun


media elektronik.
3) Besarnya biaya operasional dan biaya pendukung ditetapkan oleh
Gubernur untuk provinsi dan kabupaten/kota di provinsi yang
bersangkutan dengan Keputusan Gubernur mempedomani standar
harga satuan yang berlaku.
4) Penetapan standar harga satuan untuk biaya operasional dan biaya
pendukung memperhatikan satuan biaya yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
5) Penetapan standar harga satuan untuk biaya operasional dan biaya
mempedomani biaya tarif penerimaan Negara bukan pajak sesuai
peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan

Pengelolaan Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung Pengadaan


Tanah
1) Biaya operasional dan biaya pendukung dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis,
transparan dan akuntabel.
2) Biaya operasional dan biaya pendukung dianggarkan ke dalam
program dan kegiatan, kelompok belanja langsung yang diuraikan
sesuai jenis, obyek dan rincian obyek belanja berkenaan.
3) Kode rekening penganggaran biaya operasional dan biaya pendukung
tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
4) Pertanggungjawaban biaya operasional dan biaya pendukung
berpedoman pada peraturan perundang-undangan di bidang
pengelolaan keuangan daerah.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.02/2013 dan Nomor


10/PMK.02/2016 tentang Perubahan Atas PERMENKEU NOMOR
13/PMK.02/2013 - Tentang Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 3

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum Yang


Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.
a. Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Sumber Dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Biaya operasional dan biaya
pendukung meliputi:
1) perencanaan;
2) persiapan;
3) pelaksanaan;
4) penyerahan hasil;
5) biaya administrasi;
6) biaya pengelolaan;
7) biaya sosialisasi;
tidak termasuk biaya ganti kerugian dan jasa penilai
b. Besaran satuan biaya, Biaya Operasional dan Pendukung mengacu
pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai standar biaya.
c. Satuan biaya tidak tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai standar biaya, PA/KPA dapat menggunakan satuan biaya
lainnya dan bertanggungjawab atas kesesuaian penggunaan standard
biayanya.
d. Besaran paling tinggi Biaya Operasional dan Biaya Pendukung untuk
kegiatan tahapan pelaksanaan dan penyerahan hasil tercantum dalam
Lampiran I.(PMK 10/PMK.02/2016)
e. Biaya Inventarisasi dan Identifikasi Mengacu pada tarif (PP 128 tahun
2015) tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
Badan Pertanahan Nasional
1) pengukuran dan pemetaan batas keliling lokasi;
2) pengukuran dan pemetaan bidang per bidang tanah;
Mengacu pada tarif pelayanan pengukuran dan pemetaan batas
Bidang Tanah
3) identifikasi inventarisasi data pihak yang berhak dan objek
pengadaan tanah.

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 4

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

4) Biaya inventarisasi dan identifikasi


Mengacu pada tarif pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A
f. Biaya Operasional dan Biaya Pendukung dibebankan dalam Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja yangmemerlukan
pengadaan tanah bagi pembangunan untukkepentingan umum pada
tahun anggaran berkenaan.
g. Biaya Operasional dan Biaya Pendukung dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis,
transparan, dan akuntabel.
h. Pelaksanaan pembayaran dan pertanggungjawaban Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung dilakukan sesuai denganketentuan
dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran
dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran diperlukan


keseragaman peraturan yang berlaku guna tercapainya tujuan. Untuk
mewujudkan pengelolaan Biaya Operasional dan Biaya Pendukung secara
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis,
transparan, dan akuntabel dengan diperlukan mekanisme :
a. Penggunaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
Pemerintah dituntut untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan
fungsi pemerintahan. Oleh karena itu, Pemerintah wajib menyusun
Rencana Kerja Jangka Panjang, Rencana Kerja Jangka
Menengah/Rencana Strategis, dan Rencana Kerja Tahunan. Dalam
rangka menjaga kesinambungan program/ kegiatannya, pemerintah
dituntut menyusun anggaran dengan perspektif waktu jangka menengah.
Selain menyajikan anggaran yang dibutuhkan selama tahun berjalan,
pemerintah juga dituntut memperhitungkan implikasi biaya yang akan
menjadi beban pada APBN/APBD tahun anggaran berikutnya
sehubungan dengan adanya program/kegiatan tersebut.

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 5

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

Perencanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana


dimaksud UU didasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah dan prioritas
pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah, Rencana Strategis, Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang
bersangkutan.
b. Penganggaran Berbasis Kinerja
Konsep yang digunakan dalam anggaran ini adalah alokasi anggaran
sesuai dengan hasil yang akan dicapai, terutama berfokus pada output
atau keluaran dari kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu, untuk
keperluan ini diperlukan adanya program/kegiatan yang jelas, yang akan
dilaksanakan pada suatu tahun anggaran. Dalam penerapan anggaran
berbasis kinerja ini diperlukan adanya: indikator kinerja, khususnya output
(keluaran) dan outcome (hasil), standar pelayanan minimal yang harus
dipenuhi oleh pemerintah, standar analisa biaya, dan biaya standar
keluaran yang dihasilkan.
c. siklus pengelolaan keuangan negara
pengelolaan keuangan negara tidak terlepas dengan fungsi-fungsi
manajemen dengan siklus yang terdiri dari: perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan anggaran/perbendaharaan, akuntansi, pemeriksaan dan
pertanggungjawaban.

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 6

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

BAB II
PENGGUNAAN BIAYA OPERASIONAL
DAN BIAYA PENDUKUNG

Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan


Tanah Untuk Kepentingan Umum 4 (empat) Tahapan Pelaksanaan Pengadaan
Tanah yang memuat :

1.  Perencanaan  2. Persiapan  3. Pelaksanaan  4. Penyerahan Hasil 


     
 Dasar Perencanaan   Tim Persiapan   Sosialisasi Pengadaan Tanah   Serah Terima Dokumen 
 Kelembagaan     Tim Kajian  Kepada Masyarakat  Pengadaan Tanah 
 Substansi    Tahap   Inventarisasi dan Identifikasi   Kegiatan Pembangunan  
Perencanaan  Kegiatan   Penetapan Penilai    Kegiatan Pendaftaran 
 Dokumen    Penetapan   Musyawarah Reformasi  (Sertipikasi) 
Perencanaan  Lokasi  Peraturan Pengadaan Tanah   
  Bagi Pembangunan Untuk 
Kepentingan Umum  
 

Alokasi Biaya Oparasional dan Biaya Pendukung pada tiap tahapan digunakan
untuk:
A. KEGIATAN PADA TAHAP PERENCANAAN
Penggunaan Biaya Operasional dan Biaya Pendukung pada tahap
perencanaan, terdiri dari:
1. penelitian dan analisa terhadap rencana pembangunan dengan tata
ruang, prioritas pembangunan, rencana pembangunan jangka
menengah, rencana strategis, dan renca kerja pemerintah;

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 7

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

2. koordinasi dengan instansi teknis terkait;


3. membuat analisa rencana pembangunan;
4. melakukan kajian teknis dengan instansi terkait;
5. melakukan kajian oleh lembaga profesional;
6. merumuskan rencana pengadaan tanah;
7. melakukan dan menganalisa maksud dan tujuan serta rencana
pembangunan;
8. merumuskan hasil kajian yang menguraikan maksud dan tujuan rencana
pembangunan;
9. mendata objek dan subjek atas rencana lokasi pengadaan tanah;
10. menentukan kepastian letak, status tanah dan luas tanah yang
diperlukan;
11. memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk proses
pengadaan tanah;
12. melakukan analisa waktu yang diperlukan termasuk tahapan pengadaan
tanah yang meliputi:
a. persiapan pelaksanaan pengadaan tanah;
b. pelaksanaan pengadaan tanah;
c. penyerahan hasil pengadaan tanah; dan
d. pelaksanaan pembangunan;
13. melakukan kegiatan survei/sosial, kelayakan lokasi, termasuk
kemampuan pengadaan tanah dan dampak yang akan terkena rencana
pembangunan;
14. melakukan studi budaya masyarakat, politik, keagamaan, budaya, dan
kajian analisa mengenai dampak lingkungan;
15. melakukan analisa kesesuaian fisik lokasi terutama kemampuan tanah
dituangkan dalam peta rencana lokasi pembangunan;
16. melakukan perhitungan ganti kerugian ruang atas tanah dan bawah
tanah, bangunan, tanaman, dan benda-bendayang berkaitan dengan
tanah;
17. menyusun rencana kebutuhan biaya dan sumber;

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 8

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

18. melakukan perhitungan alokasi anggaran yang meliputi perencanaan,


persiapan, pelaksanaan, penyerahan hasil, administrasi, pengelolaan,
dan sosialisasi;
19. melakukan perhitungan dan analisis biaya yang diperlukan; dan
20. melakukan analisa dan manfaat pembangunan.

B. KEGIATAN PADA TAHAP PERSIAPAN


Penggunaan Biaya Oparasional dan Biaya Pendukung pada tahap
persiapan, terdiri dari:
1. pemberitahuan rencana pembangunan;
2. pendataan awal lokasi;
3. konsultasi publik/konsultasi publik ulang;
4. penetapan lokasi;
5. pengumuman penetapan lokasi;
6. menerima keberatan pihak yang berhak;
7. melakukan kajian atas keberatan pihak yang berhak;
8. menerima/menolak keberatan pihak yang berhak;
9. proses beracara di pengadilan tata usaha negara ataskeberatan dari
pihak yang berhak; dan
10. proses beracara di mahkamah agung atas keberatan daripihak yang
berhak.

C. KEGIATAN PADA TAHAP PELAKSANAAN


Penggunaan Biaya Oparasional dan Biaya Pendukung pada tahap
pelaksanaan, terdiri dari:
1. penyiapan pelaksanaan pengadaan tanah;
2. pemberitahuan kepada pihak yang berhak;
3. inventarisasi aspek fisik;
4. identifikasi aspek yuridis;
5. publikasi hasil inventarisasi dan identifikasi serta daftarnominatif;
6. keberatan dari pihak yang berhak dilakukan verifikasiulang oleh satgas;

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 9

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

7. penunjukan jasa penilai atau penilai publik oleh Badan Pertanahan


Nasional dan pengumuman penilai;
8. menilai dan membuat berita acara penilaian;
9. musyawarah dengan masyarakat;
10. persetujuan dan pelepasan hak serta pembayaran;
11. proses beracara di pengadilan negeri dan mahkamah agung; dan
12. penyerahan pemberian ganti kerugian atau penitipan uang.

D. KEGIATAN PADA TAHAP PENYERAHAN HASIL


Penggunaan Biaya Oparasional dan Biaya Pendukung pada tahap
penyerahan hasil, terdiri dari:
1. penyerahan hasil pengadaan tanah;
2. pemantauan dan evaluasi; dan
3. sertifikasi.

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 10

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

BAB III
HONORARIUM

Dalam rangka penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk


kepentingan umum dibentuk Tim yang terdiri dari :
a. tim persiapan pengadaan tanah;
b. tim kajian keberatan ;
c. pelaksana pengadaan tanah; dan
d. satuan tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya, tim diberikan honorarium. Struktur dan
satuan honorarium sebagaimana tercantum dalam Lampiran II pada Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 10/PMK.02/2016. Struktur dan
besaran honorarium yang tercantum pada lampiran tersebut merupakan batas
tertinggi.

A. PEMBENTUKAN TIM
1. Tim yang dibentuk oleh Gubernur :
a. Tim persiapan pengadaan tanah untuk membantu gubernur dalam
melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan, pendataan awal
lokasi rencana pembangunan dan konsultasi publik rencana
pembangunan.
b. Tim kajian keberatan untuk membantu gubernur melaksanakan
inventarisasi masalah yang menjadi alasan keberatan, melakukan
pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang keberatan, melakukan
kajian dan membuat rekomendasi diterima atau ditolaknya keberatan.
2. Tim yang dibentuk oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional atau KepalaKantor Pertanahan :
a. Pelaksana pengadaan tanah merupakan untuk mendukung kelancaran
prosespelaksanaan dan penyerahan hasil pengadaan tanah.

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 11

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

b. Satuan tugas merupakan satuan yang dibentuk untuk membantu


pelaksanaan pengadaan tanah.

B. PEMBERIAN HONORARIUM
1. Tim Persiapan
Honorarium untuk tim persiapan pengadaan tanah diberikan sejak
pelaksanaan pemberitahuan rencana pembangunan kepada masyarakat
sampai dengan pengumuman penetapan lokasi pembangunan, atau
pendelegasian persiapan pengadaan tanah kepada bupati/walikota jika
diperlukan.
2. Tim Kajian
Honorarium untuk tim kajian keberatan diberikan sejak
penginventarisasian masalah sampai dengan hasil kajian diserahkan
kepada Gubernur.
3. Pelaksana
Honorarium untuk pelaksana pengadaan tanah diberikan sejak penyiapan
pelaksanaan pengadaan tanah sampai dengan penyerahan pemberian
ganti kerugian atau penitipan uang.
4. Satuan Tugas
Honorarium untuk satuan tugas diberikan sejak penyusunan rencana
jadwal kegiatan sampai dengan penyerahan hasil inventarisasi dan
identifikasi kepada ketua pelaksana.

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 12

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Biaya


Operasional Dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara. Kementerian Keuangan
Republik Indonesia. Jakarta.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2016


tentang Perubahan Atas PERMENKEU NOMOR 13/PMK.02/2013 - Tentang
Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara. Kementerian Keuangan Republik
Indonesia. Jakarta.

 
   

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 13

 
DIKLAT PENGADAAN TANAH TINGKAT I

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

LAMPIRAN

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Pusdiklat Kementerian ATR/BPN 2016 14

 
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13/PMK.02/2013

TENTANG

BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG PENYELENGGARAAN


PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 120 ayat


(1) Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung
Dalam Rangka Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5280);
2. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 156);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG BIAYA
OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG PENYELENGGARAAN
PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA.
Pasal 1
(1) Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum yang selanjutnya disebut Biaya Operasional dan Biaya
Pendukung adalah biaya yang diperlukan untuk
penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum.
(2) Biaya Operasional dan Biaya Pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari biaya untuk kegiatan pada
tahapan:
a. perencanaan;
b. persiapan;
c. pelaksanaan; dan
d. penyerahan hasil.
(3) Biaya Operasional dan Biaya Pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) termasuk untuk biaya administrasi
dan pengelolaan serta biaya sosialisasi.
(4) Biaya Operasional dan Biaya Pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak termasuk untuk biaya ganti
kerugian dan biaya jasa penilai.
Pasal 2
(1) Besaran satuan biaya yang digunakan untuk Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung mengacu pada Peraturan
Menteri Keuangan mengenai standar biaya.
(2) Dalam hal jenis dan besaran satuan biaya yang digunakan
tidak tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai standar biaya, penggunaan satuan biayanya harus
dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa
Pengguna Anggaran.
(3) Penggunaan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan untuk
honorarium dan/atau fasilitas yang menambah penghasilan
dengan mempertimbangkan prinsip kewajaran, kepatutan,
efisiensi, dan efektifitas.
(4) Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(5) Besaran paling tinggi Biaya Operasional dan Biaya
Pendukung untuk kegiatan pada tahapan pelaksanaan dan
penyerahan hasil tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
(6) Besaran biaya inventarisasi dan identifikasi untuk kegiatan
pada tahap pelaksanaan untuk:
a. pengukuran dan pemetaan batas keliling lokasi;
b. pengukuran dan pemetaan bidang per bidang tanah; dan
c. identifikasi inventarisasi data pihak yang berhak dan objek
pengadaan tanah dalam rangka kegiatan pelaksanaan
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum, mengacu pada Peraturan Pemerintah mengenai
jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional dan
Peraturan Menteri Keuangan mengenai indeks dalam
rangka penghitungan penetapan tarif layanan Penerimaan
Negara Bukan Pajak pada Badan Pertanahan Nasional.
Pasal 3
Biaya Operasional dan Biaya Pendukung digunakan untuk:
1. Kegiatan pada tahapan perencanaan, terdiri atas:
a. penelitian dan analisa terhadap rencana pembangunan
dengan tata ruang, prioritas pembangunan, rencana
pembangunan jangka menengah, rencana strategis, dan
rencana kerja pemerintah;
b. koordinasi dengan instansi teknis terkait;
c. membuat analisa rencana pembangunan;
d. melakukan kajian teknis dengan instansi terkait;
e. melakukan kajian oleh lembaga profesional;
f. merumuskan rencana pengadaan tanah;
g. melakukan dan menganalisa maksud dan tujuan serta
rencana pembangunan;
h. merumuskan hasil kajian yang menguraikan maksud dan
tujuan rencana pembangunan;
i. mendata objek dan subjek atas rencana lokasi pengadaan
tanah;
j. menentukan kepastian letak, status tanah dan luas tanah
yang diperlukan;
k. memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk
proses pengadaan tanah;
l. melakukan analisa waktu yang diperlukan termasuk
tahapan pengadaan tanah yang meliputi:
1) persiapan pelaksanaan pengadaan tanah;
2) pelaksanaan pengadaan tanah;
3) penyerahan hasil pengadaan tanah; dan
4) pelaksanaan pembangunan;
m. melakukan kegiatan survei/sosial, kelayakan lokasi,
termasuk kemampuan pengadaan tanah dan dampak yang
akan terkena rencana pembangunan;
n. melakukan studi budaya masyarakat, politik, keagamaan,
budaya, dan kajian analisa mengenai dampak lingkungan;
o. melakukan analisa kesesuaian fisik lokasi terutama
kemampuan tanah dituangkan dalam peta rencana lokasi
pembangunan;
p. melakukan perhitungan ganti kerugian ruang atas tanah
dan bawah tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda
yang berkaitan dengan tanah;

q. menyusun rencana kebutuhan biaya dan sumber;


r. melakukan perhitungan alokasi anggaran yang meliputi
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, penyerahan hasil,
administrasi, pengelolaan, dan sosialisasi;
s. melakukan perhitungan dan analisis biaya yang
diperlukan; dan
t. melakukan analisa dan manfaat pembangunan.
2. Kegiatan pada tahapan persiapan, terdiri atas:
a. pemberitahuan rencana pembangunan;
b. pendataan awal lokasi;
c. konsultasi publik/konsultasi publik ulang;
d. penetapan lokasi;
e. pengumuman penetapan lokasi;
f. menerima keberatan pihak yang berhak;
g. melakukan kajian atas keberatan pihak yang berhak;
h. menerima/menolak keberatan pihak yang berhak;
i. proses beracara di pengadilan tata usaha negara atas
keberatan dari pihak yang berhak; dan
j. proses beracara di mahkamah agung atas keberatan dari
pihak yang berhak.
3. Kegiatan pada tahapan pelaksanaan, terdiri atas:
a. penyiapan pelaksanaan pengadaan tanah;
b. pemberitahuan kepada pihak yang berhak;
c. inventarisasi aspek fisik;
d. identifikasi aspek yuridis;
e. publikasi hasil inventarisasi dan identifikasi serta daftar
nominatif;
f. keberatan dari pihak yang berhak dilakukan verifikasi
ulang oleh satgas;
g. penunjukan jasa penilai atau penilai publik oleh Badan
Pertanahan Nasional dan pengumuman penilai;
h. menilai dan membuat berita acara penilaian;
i. musyawarah dengan masyarakat;
j. persetujuan dan pelepasan hak serta pembayaran;
k. proses beracara di pengadilan negeri dan mahkamah
agung; dan
l. penyerahan pemberian ganti kerugian atau penitipan
uang.
4. Kegiatan pada tahapan penyerahan hasil, terdiri atas:
a. penyerahan hasil pengadaan tanah;
b. pemantauan dan evaluasi; dan
c. sertifikasi.
Pasal 4
(1) Dalam rangka penyelenggaraan pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum dibentuk:
a. tim persiapan pengadaan tanah;
b. tim kajian keberatan;
c. pelaksana pengadaan tanah; dan
d. satuan tugas.
(2) Tim persiapan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a merupakan tim yang dibentuk oleh gubernur
untuk membantu gubernur dalam melaksanakan
pemberitahuan rencana pembangunan, pendataan awal
lokasi rencana pembangunan dan konsultasi publik rencana
pembangunan.
(3) Tim kajian keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan tim yang dibentuk oleh gubernur untuk
membantu gubernur melaksanakan inventarisasi masalah
yang menjadi alasan keberatan, melakukan pertemuan atau
klarifikasi dengan pihak yang keberatan, melakukan kajian
dan membuat rekomendasi diterima atau ditolaknya
keberatan.
(4) Pelaksana pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c merupakan tim yang dibentuk oleh Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional atau Kepala
Kantor Pertanahan untuk mendukung kelancaran proses
pelaksanaan dan penyerahan hasil pengadaan tanah.
(5) Satuan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
merupakan satuan yang dibentuk oleh Badan Pertanahan
Nasional untuk membantu pelaksanaan pengadaan tanah.
Pasal 5
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, kepada tim persiapan
pengadaan tanah, tim kajian keberatan, pelaksana
pengadaan tanah, dan satuan tugas diberikan honorarium.
(2) Struktur dan besaran honorarium untuk tim persiapan
pengadaan tanah, tim kajian keberatan, pelaksana
pengadaan tanah, dan satuan tugas sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(3) Struktur dan besaran honorarium sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) merupakan batas tertinggi.
Pasal 6
(1) Honorarium untuk tim persiapan pengadaan tanah diberikan
sejak pelaksanaan pemberitahuan rencana pembangunan
kepada masyarakat sampai dengan pengumuman penetapan
lokasi pembangunan, atau pendelegasian persiapan
pengadaan tanah kepada bupati/walikota jika diperlukan.
(2) Honorarium untuk tim kajian keberatan diberikan sejak
penginventarisasian masalah sampai dengan hasil kajian
diserahkan kepada Gubernur.
(3) Honorarium untuk pelaksana pengadaan tanah diberikan
sejak penyiapan pelaksanaan pengadaan tanah sampai
dengan penyerahan pemberian ganti kerugian atau penitipan
uang.
(4) Honorarium untuk satuan tugas diberikan sejak penyusunan
rencana jadwal kegiatan sampai dengan penyerahan hasil
inventarisasi dan identifikasi kepada ketua pelaksana.
Pasal 7
(1) Biaya Operasional dan Biaya Pendukung dibebankan dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja yang
memerlukan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum pada tahun anggaran berkenaan.
(2) Biaya Operasional dan Biaya Pendukung dikelola secara
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif,
efisien, ekonomis, transparan, dan akuntabel.
Pasal 8
Pelaksanaan pembayaran dan pertanggungjawaban Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung dilakukan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata
cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Pasal 9
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. ketentuan mengenai biaya yang diperlukan dalam proses
pengadaan tanah yang sedang dilaksanakan sebelum
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum diundangkan, mengikuti
ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
58/PMK.02/2008 tentang Biaya Panitia Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
sampai dengan paling lama tanggal 31 Desember 2014;
b. ketentuan mengenai biaya yang diperlukan dalam proses
pengadaan tanah yang dilaksanakan setelah Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum diundangkan, mengikuti ketentuan dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 58/PMK.02/2008 tentang Biaya
Panitia Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum sampai dengan Peraturan Menteri
ini diundangkan; dan
c. ketentuan mengenai biaya yang diperlukan dalam proses
pengadaan tanah yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum setelah Peraturan Menteri ini diundangkan, mengikuti
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 10
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 58/PMK.02/2008 tentang Biaya
Panitia Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 11
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Januari 2013
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D.W. MARTOWARDOJO


Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 4 Januari 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 27
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


NO MOR 10 /PMK.02/2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR
13/PMK.02/2013 TENTANG BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG
PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN
UNTUK KEPENTINGAN UMUM YANG BERS UMBER DARI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 120


ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 30 Tahun 2015, Menteri Keuangan telah
menetapkan Peraturan Menteri· Keuangan Nomor
13/PMK.02/2013 tentang Biaya Operasional Dan Biaya
Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara;
b. bahwa dalam rangka penyempurnaan pengaturan biaya
operasional dan biaya pendukung penyelenggaraan
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum yang bersumber dari anggaran penclapatan clan

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 2-

belanja negara, perlu dilakukan perubahan atas


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.02/2013
tentang Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pem bangunan
Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.02/2013
Tentang Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang


Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5280);
2. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 156) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 30 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 55) ;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.02/2013
tentang Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR
13/PMK.02/2013 TENTANG BIAYA OPERASIONAL DAN

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 3-

BIAYA PENDUKUNG PENYELENGGARAAN PENGADAAN


TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA.

Pasall
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 13/PMK.02/2013 tentang Biaya Operasional Dan
Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber
Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara, diubah
sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 2 diubah sehingga berbunyi sebagai
·

berikut:
Pasal 2
(1) Besaran satuan biaya yang digunakan untuk
Biaya Operasional dan Biaya Pendukung dalam
rangka kegiatan pada tahapan perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, dan penyerahan hasil
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan
mengenai standar biaya.
(2) Dalam hal jenis clan besaran satuan biaya yang
digunakan tidak tercantum dalam Peraturan Menteri
Keuangan mengenai standar biaya,
Pengguna Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran
dapat menggunakan satuan biaya lainnya yang
antara lain didasarkan pada:
a. harga pasar; dan
b. satuan harga yang ditetapkan oleh
menteri/pimpinan lembaga/instansi teknis
yang berwenang.
(3) Pengguna anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
bertanggung jawab atas kesesuaian penggunaan
standar biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan bertanggung jawab atas kebenaran formal dan
material terhadap penggunaan satuan biaya lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) .

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 4-

(4) Pengawasan atas penggunaan standar biaya


sebagaimana climaksucl pacla ayat (1) dan satuan
biaya masukan lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan oleh aparat pengawas intern
pemerintah kementerian negara/lembaga sesuai
clengan ketentuan peraturan perunclang-unclangan.
(5) Perhiturtgan besaran Biaya Operasional clan Biaya
Penclukung untuk kegiatan pacla tahapan
pelaksanaan clan penyerahan hasil se bagaimana
climaksucl clalam Pasal 1 ayat (2) huruf c clan
huruf cl tercantum clalam Lampiran I yang
merupakan bagian ticlak. terpisahkan clari Peraturan
Menteri ini.
(6) Besaran biaya inventarisasi clan iclentifikasi untuk
kegiatan pacla tahap pelaksanaan untuk
pengukuran clan pemetaan batas keliling lokasi,
serta pengukuran clan pemetaan biclang per biclang
tanah yang clilaksanakan oleh Satuan Tugas A
mengacu pada tarif pelayanan pengukuran dan
pemetaan batas biclang tanah dalam Peraturan
Pemerintah mengenai jenis dan tarif atas jenis
penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pacla
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dan Peraturan Menteri
Keuangan mengenai incleks dalam rangka
penghitungan penetapan tarif layanan penenmaan
negara bukan pajak pacla Kementerian Agraria clan
Tata Ruang/Baclan Pertanahan Nasional.
(7) Besaran biaya inventarisasi clan iclentifikasi untuk
kegiatan pacla tahap pelaksanaan untuk iclentifikasi
inventarisasi data pihak yang berhak clan objek
pengaclaan tanah clalam rangka kegiatan
pelaksanaan pengaclaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum yang clilaksanakan oleh
Satuan Tugas B mengacu pacla tarif pelayanan
pemeriksaan tanah oleh Panitia A clalam Peraturan
Pemerintah mengenai jenis clan tarif atas jenis

www.jdih.kemenkeu.go.id
-5-

penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada


Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dan Peraturan Menteri
Keuangan mengenai indeks dalam rangka
penghitungan penetapan tarif layanan penenmaan
negara bukan pajak pada Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
2. Lampiran II dihapus.
3. Mengubah Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 1 3/PMK.02/20 1 3 tentang Biaya Operasional Dan
Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan. Dan Belanja
Negara, sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

Pasal II
Peraturan Menteri 1m mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 6 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerin tahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Januari 20 16

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO

Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 29 Januari 20 16

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 20 1 6 NOMOR 144

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro-!:lmu
_,f:li .1b : ·�:{>�, .
Kepala!Bagian T. u. Kerne terian

I
*'4
�� ..... � ... 1:... ..1

I
I

GIARTO
NIP 195 04201984021001

www.jdih.kemenkeu.go.id
-7-

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 /PMK.02/20 1 6
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN
NOMOR 1 3/PMK.02/20 1 3 TENTANG BIAYA OPERASIONAL
DAN BIAYA PENDUKUNG PENYELENGGARAAN PENGADAAN
TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA

BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG


PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH
BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
PADA TAHAPAN PELAKSANAAN DAN PENYERAHAN HASIL

Biaya Operasional dan Biaya Pendukung untuk kegiatan pacla tahapan


pelaksanaan dan penyerahan hasil ditentukan berdasarkan perhitungan
dimulai dari 4% (empat persen) untuk nilai ganti kerugian tanah sampm
dengan atau setara dengan Rpl0.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah)
pertama dan selanjutnya dengan prosentase menurun sebagai berikut:

s.d RplO miliar =


(4 % x RplO miliar )

Di atas RplO miliar


=
(Rp400.000.000) + ( 3% x Rp5 miliar)
s.d Rp 1 5 miliar

Di atas Rp 1 5 miliar
=
(Rp550. 000.000) + ( 2% x Rp 1 5 miliar)
s.d Rp30 miliar

Di atas Rp30 miliar


=
(Rp850.000.000) + ( 1% x Rp20 miliar)
s.d Rp50 miliar

Di atas Rp50 miliar


=
(Rpl.050.000.000) + ( 0, 50% x Rp50 miliar)
s.d RplOO miliar

Di atas Rp 1 00 miliar
=
(Rpl.300.000.000) + ( 0, 25% x Rp 1 50 miliar)
s.d Rp250 miliar

Di atas Rp250 miliar


=
(Rpl.675.000.000) + ( 0,20% x Rp250 ni_iliar)
s.d RpSOO miliar

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 8-

(Rp2. l 75.000.000) + ( 0, 1 5% x (Nilai ganti


Di atas Rp500 miliar =
kerugian tanah- Rp500 miliar) )

Biaya-biaya yang berkaitan dengan biaya operasional clan biaya


pendukung dalam rangka kegiatan pelaksanaan dan penyerahan hasil, antara
lain untuk honorarium, pengadaan bahan, alat tulis kantor, cetak/ stensil,
fotokopi/penggandaan, rapat, sidang-sidang yang berkaitan clengan proses
pengadaan tanah, satuan tugas (satgas) , biaya keamanan, penu11Jang
musyawarah, sosialisasi, dan biaya perjalanan dinas clalam rangka
penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum, (tidak termasuk untuk biaya ganti kerugian dan jasa penilai) .
Contoh:
Pengadaan tanah bagi pembangunan kepentingan umum dengan nilai ganti
kerugian tanah sebesar Rpl.000.000.000.000,- (satu triliun rupiah) , besaran
biaya operasional dan biaya pend.ukung (BOBP) adalah sebagai berikut:
BOBP (Rp2. l 75.000.000) + ( 0, 1 5% x (Nilai ganti kerugian tanah­
Rp500 miliar) )
(Rp2.l75.000.000) + ( 0, 15% x (Rpl triliun - Rp500 miliar))
(Rp2.l75.000.000) + ( 0, 15% x Rp500 miliar)
Rp2.l 75.000.000 + Rp750.000.000
Rp2.925.000.000

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.
BAMBANG P.S.BRODJONEGORO

Salinan sesu.a:i-d-en- g-ap. aslinya


· ,;
Kepala Biro :rnum l�::(�
. / sG''<.;A'<r
// ,,
/1,<"iy.b. ,
Kepali 'J3-atgffin T. U . Ifeme , terian

;,
fl�
'J..� - .. v ........ l
1,,
J

GIARTO,
'lo:
NIP 195 0420l984021001

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 9 -

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 / PMK.02 / 20 1 6
TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KJ�UANGAN


NOMOR 1 3 / PMK.02 / 20 1 3 TENTANG BIAYA OPERASIONAL
DAN BIAYA PENDUKUNG PENYELENGGARAAN PENGADAAN
TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA

STRUKTUR DAN BESARAN HONORARIUM


TIM PERSIAPAN PENGADAAN TANAH, TIM KAJIAN KEBERATAN,
PELAKSANA PENGADAAN TANAH, DAN SATUAN TUGAS

NO URAIAN SATUAN BE SA RA N

I. TIM PERSIAPAN PENGADAAN TANAH/


PELAKSANA PENGADAAN TANAH

A. Ganti Kerugian Tanah s.d RplO Miliar

l. Ketua Merangkap Anggota OB per Paket Rpl.600.000,-

2. Sekretaris Merangkap Anggota OB per Paket Rpl.300.000,-

3. Anggota OB per Paket Rpl.100.000,-

4. Sekretariat OB per Paket RpS00.000,-

B. Ganti Kerugian Tanah di atas RplO Miliar s.d


Rp50 Miliar

l. Ketua Merangkap Anggota OB per Paket Rp2.400.000,-

2. Sekretaris Merangkap Anggota OB per Paket Rpl.900.000,-

3. Anggota OB per Paket �pl.600.000,-


4. Sekretariat OB per Paket Rp900.000,-

C. Ganti Kerugian Tanah di atas Rp50 Miliar

OB per Paket Rp3.700.000,-


l. Ketua Merangkap Anggota

2. Sekretaris Merangkap Anggota OB per Paket Rp2.900.000,-

3. Anggota OB per Paket Rp2.400.000,-

4. Sekretariat OB per Paket Rpl.000.000,-

II. TIM KAJIAN KEBERATAN

l. Ketua Merangkap Anggota Per Hasil Kajian Rpl.100.000,-

2. Sekretaris Merangkap Anggota Per Hasil Kajian RpS00.000,-

3. Anggota Per Basil Kajian Rp750.000,-

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -

III. SATUAN TUGAS Mengacu p ada ketentuan dalam:

1. Peratu ran Pemerintah


mengenai Jenis clan Tarif Atas
Jenis Peneri1naan Negara
Bukan Pajak Yang Berlaku
Pada Kementerian Agraria clan
Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional;

2. Peraturan M en t e r i Keu anga n


mengenai Incle ks Dalam
Rangka Penghi tu ngan
Penetapan Ta ri f Pelayanan
Penerimaan Negara Bu kan
Pajak Pad a K e m en t erian
Agraria clan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasion a l;

3. Peraturan Menteri Keuangan


mengenai Persetujuan
Penggunaan Sebagian Dana
Penerimaan Negara Bukan
Pajak Pacla Kementerian
Agraria clan Ta ta Ruang/ Badan
Pertanahan Nasional.

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro- l.Jgi:um " -

,/ ----... ...._
/ u.b. \
· ' ' �

Kepala;f3agi �inentenan
k
�[�
- ::.., V'-'1tl
'-"t1J
. \
,, .A -- I
GIARTG ?
NIP 19590420198402.100,1

www.jdih.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai