Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya
penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) Perencanaan Konsolidasi Tanah (KT) Tahun 2020 ini
dapat diselesaikan. Juknis ini berisi acuan dan kriteria-kriteria teknis yang memuat: dasar
hukum, pengertian-pengertian, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, hasil kegiatan, dan
tahapan pelaksanaan Perencanaan KT serta dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Juknis.
TCK Penyusunan Potensi Objek Konsolidasi Tanah (POKT) Tahun 2019 pada
dasarnya sudah menyesuaikan nomenklatur dan tahapan kegiatan perencanaan KT yang
diatur dalam Peraturan Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 12 Tahun 2019 tentang Konsolidasi Tanah. Sehingga penyusunan Juknis
Perencanaan Konsolidasi Tanah Tahun 2020 merupakan penyempurnaan dari TCK
Penyusunan Potensi Objek Konsolidasi Tanah (POKT) Tahun 2019.
Juknis Perencanaan KT ini diharapkan menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan yang
mudah dipahami oleh pelaksana di daerah sehingga hasil kegiatan ini dapat langsung
ditindaklanjuti dengan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di tahun berikutnya yang pada
akhirnya bermanfaat dan berkontribusi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak diharapkan untuk dapat
menyempurnakan Juknis Perencanaan KT, mengingat bahwa selalu ada keterbatasan dalam
setiap penulisan. Semoga Juknis Perencanaan KT ini dari waktu ke waktu dapat
disempurnakan dengan kualitas yang lebih baik. Demikian Juknis Perencanaan KT ini
disusun, untuk dapat dipedomani dalam pelaksanaan tugas.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya
penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) Perencanaan Konsolidasi Tanah (KT) ini dapat
diselesaikan. Juknis ini berisi acuan dan kriteria-kriteria teknis yang memuat: dasar hukum,
pengertian-pengertian, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, hasil kegiatan, dan tahapan
pelaksanaan Perencanaan KT serta dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Juknis.
Petunjuk Teknis Perencanaan Konsolidasi Tanah pada dasarnya merupakan
penyempurnaan dari Petunjuk Teknis Perencanaan Konsolidasi Tanah Tahun 2020.
Penyempurnaan diperlukan antara lain terkait perubahan beberapa peraturan dan
nomenklatur struktur organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
Juknis Perencanaan KT ini diharapkan menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan yang
mudah dipahami oleh pelaksana di daerah sehingga hasil kegiatan ini dapat langsung
ditindaklanjuti dengan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di tahun berikutnya yang pada
akhirnya bermanfaat dan berkontribusi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak diharapkan untuk dapat
menyempurnakan Juknis Perencanaan KT, mengingat bahwa selalu ada keterbatasan dalam
setiap penulisan. Semoga Juknis Perencanaan KT ini dari waktu ke waktu dapat
disempurnakan dengan kualitas yang lebih baik. Demikian Juknis Perencanaan KT ini
disusun, untuk dapat dipedomani dalam pelaksanaan tugas.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... i
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................................... iv
ii
D. Pembuatan Desain Awal/Visioning dan Penyepakatan (Penjajakan Kesepakatan)
................................................................................................................................................... 33
D.1. Pembuatan Desain Awal/Visioning (Sketch Block Plan) .......................................................... 33
D.2. Sosialisasi Rencana Konsolidasi Tanah ke Masyarakat dan Penyepakatan ................... 34
D.3. Pemaparan ke Pusat .................................................................................................................................. 35
E. Penetapan Lokasi .........................................................................................................................35
E.1. Persetujuan dan Dukungan Pemda............ .......................................................................................35
E.2. Pengajuan SK Penetapan Lokasi.........................................................................................................35
E.3. Penyusunan Laporan...............................................................................................................................36
iii
DAFTAR FORM
FORM KT-103. Format Berita Acara Hasil Sosialisasi Konsolidasi Tanah kepada Pemda ................ 54
FORM KT-105. Format Berita Acara Hasil Sosialisasi Konsolidasi Tanah kepada Masyarakat ...... 56
FORM KT-106. Form Kuesioner Pemetaan Sosial dan Potensi Kawasan .................................................. 57
FORM KT-107. Format Berita Acara Persetujuan dari Pemegang Hak dan/atau Penggarap Tanah
atas Rencana Konsolidasi Tanah ................................................................................................................................... 62
FORM KT-108. Format Berita Acara Komitmen Pemda terhadap Rencana Konsolidasi Tanah .... 65
FORM KT-109. Formar Rencana Umum Kegiatan Konsolidasi Tanah (Executive Summary) .......... 66
FORM KT-111. Format Surat Usulan Penetapan Lokasi kepada Bupati/Walikota ............................... 74
FORM KT-112. Format Surat Keputusan Bupati/Walikota tentang Penetapan Lokasi Konsolidasi
Tanah .......................................................................................................................................................................................... 75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Format Peta................................................................................................................................................... 80
iv
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 12 Tahun 2019 tentang Konsolidasi Tanah
1
BAGAN ALIR PERENCANAAN KONSOLIDASI TANAH
A B C D E
1. Peta Hasil
Pemetaan Sosial Peninjauan BA Persetujuan dari Pembuatan SK
1. Peta; Kajian 1. BA Hasil dan Analisis Sosialisasi Pengajuan SK
Lapang; Pemegang Hak Penetapan
2. Data Tata Kebijakan, Sosialisasi kepada Potensi Rencana KT dan Penetapan Lokasi
dan/atau Lokasi
Ruang (RTRW/ Rencana dan Pemda; Kawasan 2. Hasil Analisa Penyepakatan
Penggarap Tanah
Penyiapan RDTR); Program 2. Data Potensi Kuesioner. ke Masyarakat
atas Rencana KT
Data Awal 3. Rencana Sektor Dukungan Sektor.
Sektor.
Keterangan :
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsolidasi Tanah adalah kebijakan penataan kembali penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang, serta usaha penyediaan
tanah untuk kepentingan umum, dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dan
pemeliharaan sumberdaya alam dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Penyelenggaraan konsolidasi tanah selama ini tidak luput dari beberapa kendala
sehingga penyelesaian tidak sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan atau bahkan
tidak terlaksana. Dari hasil monitoring dan evaluasi selama ini diketahui bahwa kendala
atau terhambatnya pelaksanaan konsolidasi tanah antara lain adalah kurangnya
pemahaman masyarakat, ketidaktepatan pemilihan lokasi, waktu pelaksanaan yang hanya
satu tahun anggaran, serta kurangnya dukungan pemerintah daerah dalam membangun
infrastruktur di lokasi konsolidasi tanah, yang merupakan hasil koordinasi dengan
pengambil kebijakan di daerah.
Di dalam Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Konsolidasi Tanah, kegiatan Penyusunan Potensi Objek Konsolidasi Tanah (POKT) saat ini
menjadi salah satu bagian dari proses Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah yaitu
Perencanaan Konsolidasi Tanah (KT). Dengan menjadi bagian dari proses Penyelenggaraan
Konsolidasi Tanah maka Perencanaan KT menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Konsolidasi Tanah. Perbedaan esensial dalam Juknis Perencanaan KT dengan Penyusunan
POKT, antara lain :
1. Simplifikasi jumlah tahapan yang sebelumnya terdiri dari 8 (delapan) tahapan yaitu
persiapan, pembuatan peta kerja, penjajakan kebijakan, peninjauan lapang, pengolahan
data, penjajakan kesepakatan, penetapan lokasi, dan laporan berubah menjadi 5 (lima)
tahapan yaitu pembentukan tim, kajian tata ruang dan kebijakan sektor, pemetaan sosial
dan potensi kawasan, pembuatan desain awal (visioning) dan penyepakatan serta
penetapan lokasi;
2. Penyesuaian tim koordinasi dan tim perencana/pelaksana dengan Petunjuk Teknis
Konsolidasi Tanah mengingat bahwa perencanaan konsolidasi tanah telah menjadi
bagian awal proses penyelenggaraan konsolidasi tanah;
3. Penambahan analisis SWOT spasial pada proses pengolahan data lapangan;
4. Perubahan nomenklatur penyusunan Sket Rencana Awal (Sketch Block Plan) menjadi
Desain Awal (Visioning) yang memuat rencana penataan bidang disertai dengan hasil
analisis kewilayahan;
5. Penyelenggara perencanaan KT dapat dilaksanakan oleh pemangku kepentingan
lainnya. Dokumen perencanaan KT yang dihasilkan kemudian diverifikasi oleh Kantor
Pertanahan setempat.
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Perencanaan Konsolidasi Tanah tersebut,
perlu disusun Juknis Perencanaan Konsolidasi Tanah sebagai arahan atau pedoman
3
operasional pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing
wilayah, terutama bagi pelaksana yang langsung terlibat maupun pihak-pihak yang
membutuhkan.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
3. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
5. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
6. Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum;
7. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
10. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia No. 1 Tahun 1997 tentang Pemetaan Penggunaan Tanah Pedesaan,
Penggunaan Tanah Perkotaan, Kemampuan Tanah dan Penggunaan Simbol/Warna
Untuk Penyajian dalam Peta;
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan;
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria;
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahahan Nasional
Nomor 12 Tahun 2019 tentang Konsolidasi Tanah.
C. Definisi
1. Konsolidasi Tanah adalah kebijakan penataan kembali penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang serta usaha penyediaan
tanah untuk kepentingan umum dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dan
pemeliharaan sumberdaya alam dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat;
2. Perencanaan Konsolidasi Tanah adalah proses pemilihan lokasi untuk diusulkan dan
ditetapkan sebagai lokasi yang memenuhi kriteria Konsolidasi Tanah;
3. Indikasi Potensi Lokasi Konsolidasi Tanah adalah wilayah yang secara fisik berpotensi
sebagai objek konsolidasi tanah berdasarkan penggunaan tanah, rencana tata ruang
(RTRW/RDTR/RTBL/RP3KP) dan Gambaran Umum Penguasaan Tanah (GUPT);
4
4. Peta Potensi Subjek Konsolidasi Tanah adalah peta yang menunjukkan lokasi yang
telah diidentifikasi, dianalisa dan disepakati oleh calon Peserta dan pemangku
kepentingan untuk diusulkan dan ditetapkan sebagai lokasi Konsolidasi Tanah;
5. Objek Konsolidasi Tanah Pertanian adalah jenis penggunaan tanah yang peruntukan
dan pemanfaatannya sebagai sawah, tegalan/ladang, perkebunan, tambak, rawa yang
jenis arahan rencana pola ruangnya di dalam rencana tata ruang wilayah adalah
perikanan, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan tanaman tahunan;
6. Objek Konsolidasi Tanah Non Pertanian adalah jenis penggunaan tanah yang
peruntukan dan pemanfaatannya sebagai perkampungan/perumahan yang jenis
arahan rencana pola ruangnya didalam rencana tata ruang wilayah adalah
permukiman;
7. Penggunaan Tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang merupakan
bentukan alami maupun buatan manusia;
8. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah hasil perencanaan tata ruang
berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional yang telah ditetapkan;
9. Status Tanah adalah hubungan hukum antara orang per orang, kelompok orang, atau
badan hukum dengan tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
10. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional (Pasal 1 Undang
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang);
11. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya
(Pasal 1 Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang);
12. Desain Awal (Visioning) merupakan gambaran kasar mengenai tema dan arah
pengembangan lokasi konsolidasi tanah;
13. Penetapan Lokasi adalah lokasi potensi subjek konsolidasi tanah terpilih yang
ditetapkan menjadi lokasi konsolidasi tanah melalui Surat Keputusan
Bupati/Walikota.
5
c. Tersedianya SK Tim Koordinasi dan Tim Perencana/Pelaksana;
d. Tersedianya Kajian Tata Ruang dan Peta Indikasi Potensi Lokasi Objek KT;
e. Tersedianya Berita Acara Pemilihan Lokasi;
f. Tersedianya Peta Peninjauan Lapang;
g. Tersedianya Peta Hasil Peninjauan Lapang;
h. Tersedianya Berita Acara Sosialisasi KT kepada Masyarakat;
i. Tersedianya Peta Potensi Subjek KT;
j. Tersedianya Hasil Analisa SWOT;
k. Tersedianya Peta Desain Awal (Visioning);
l. Tersedianya Surat Persetujuan Pemegang Hak dan/atau Penggarap Tanah
terhadap Rencana Konsolidasi Tanah;
m. Tersedianya Berita Acara Komitmen Pemda terhadap Rencana Konsolidasi Tanah;
n. Tersedianya SK Penetapan Lokasi.
2. Sasaran
a. Standardisasi pelaksanaan Perencanaan Konsolidasi Tanah;
b. Standardisasi data dan peta hasil Perencanaan Konsolidasi Tanah.
E. Lingkup Kegiatan
1. Ruang Lingkup wilayah kegiatan Perencanaan Konsolidasi Tanah adalah wilayah
administrasi kecamatan;
2. Petunjuk Teknis Perencanaan Konsolidasi Tanah meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a. Pembentukan Tim;
b. Kajian Tata Ruang dan Kebijakan Sektor;
c. Pemetaan Sosial dan Analisis Potensi Kawasan;
d. Pembuatan Desain Awal (Visioning) dan Penyepakatan Konsolidasi Tanah;
e. Penetapan Lokasi Konsolidasi Tanah.
F. Keluaran
Kegiatan Perencanaan Konsolidasi Tanah diantaranya menghasilkan:
1. Laporan Monitoring Bulanan, untuk melaporkan progress perencanaan Konsolidasi
Tanah yang disampaikan ke Direktorat Konsolodasi Tanah setiap bulan. Format
laporan bulanan dapat dilihat pada Form KT-305.
2. Dokumen Perencanaan Konsolidasi Tanah yang memuat :
1) Rencana Umum Kegiatan Konsolidasi Tanah (Executive Summary);
2) SK Tim Koordinasi dan Tim Perencana;
3) Kajian Tata Ruang dan Peta Indikasi Potensi Lokasi KT;
4) Berita Acara Pemilihan Lokasi;
5) Peta Hasil Peninjauan Lapang;
6) Berita Acara Sosialisasi KT kepada Masyarakat;
7) Peta Potensi Subjek KT;
8) Hasil Analisa SWOT;
9) Peta Desain Awal (Visioning);
6
10) Berita Acara Persetujuan dan Pemegang Hak dan/atau Penggarap Tanah atas
Rencana Konsolidasi Tanah;
11) Berita Acara Komitmen Pemda terhadap Rencana Konsolidasi Tanah;
12) SK Penetapan Lokasi.
Dokumen Perencanaan Konsolidasi Tanah seperti tersebut di atas dibuat dalam bentuk
softcopy dan hardcopy. Data softcopy berupa :
a. Dokumen perencanaan dalam format .PDF dan .doc (MS Word);
b. Peta-peta dalam format .JPEG, .PDF dan .shp.
7
BAB II
KETENTUAN UMUM
8
B. Kriteria Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah
Berdasarkan Rancangan Peraturan Menteri tentang Konsolidasi Tanah yang sedang
disusun, kriteria konsolidasi tanah terdiri dari kriteria objek dan kriteria subjek.
10
Anggota Tim Koordinasi dapat dilengkapi unsur akademisi, praktisi, kelompok
masyarakat, dan unsur pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam
penyelenggaraan Konsolidasi Tanah disesuaikan dengan kebutuhan.
11
a. Membuat SK Tim Koordinasi dan menyiapkan data tekstual dan spasial;
b. Melaksanakan Kajian Tata Ruang dan Kebijakan Sektor;
c. Melaksanakan Analisis Pemetaan Sosial dan Analisis Potensi Kawasan;
d. Membuat Desain Awal (Visioning) dan Penyepakatan Konsolidasi Tanah;
e. Menyusun pengajuan SK Penetapan Lokasi;
f. Menyusun Dokumen Perencanaan Konsolidasi Tanah.
D. Pembiayaan
a) Pembiayaan penyelenggaraan Konsolidasi Tanah berasal dari salah satu atau
beberapa sumber berikut:
1) Partisipasi Masyarakat;
2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
3) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan atau;
4) Sumber pembiayaan lainnya yang sah.
b) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif lainnya dalam
penyelenggaraan Konsolidasi Tanah untuk meningkatkan nilai tambah kawasan.
c) Dalam hal kegiatan Konsolidasi Tanah dibiayai oleh APBN atau APBD, tahapan
kegiatan Konsolidasi Tanah dapat dilaksanakan pada tahun anggaran yang berbeda.
d) Pembiayaan penyelenggaraan Konsolidasi Tanah diperuntukkan bagi :
1) biaya perencanaan;
2) biaya administrasi pertanahan melalui mekanisme PNBP;
3) biaya kompensasi dan ganti rugi;
4) biaya relokasi sementara dan tunjangan kehilangan penghasilan;
5) biaya administrasi perizinan;
6) biaya pembangunan fisik bangunan dan Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU);
7) biaya pemeliharaan bangunan/gedung;
8) biaya peremajaan bangunan/gedung; dan
9) biaya lain-lain.
13
BAB III
TAHAPAN PERENCANAAN KONSOLIDASI TANAH
14
5) Daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta perlindungan terhadap
sumber daya alam, keanekaragaman hayati, lanskap (pusaka
saujana/heritage) dan situs budaya;
6) Data Bidang Tanah dan peta Gambaran Umum Penguasaan Tanah
(GUPT)/Peta Geo KKP/Peta IP4T;
7) Data Zona Nilai Tanah (ZNT);
8) Data dan peta lokasi Konsolidasi Tanah yang telah dilaksanakan;
9) Peta tematik lainnya yang dibutuhkan.
c) Penyiapan Data terkait Sosial dan Wilayah,
Data sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat antara lain meliputi data
kependudukan, mata pencaharian, tingkat ekonomi, kearifan lokal, serta
kemungkinan adanya masalah sosial. Data potensi kawasan diperoleh dari data-
data statistik wilayah;
d) Identifikasi kebijakan, rencana, dan program sektor terkait penataan kawasan
pada wilayah kegiatan Perencanaan Konsolidasi Tanah;
e) Usulan masyarakat di lokasi Konsolidasi Tanah;
f) Kebutuhan prasarana, sarana dan utilitas;
g) Program Pemberdayaan masyarakat; dan
h) Penyiapan peralatan yang dibutuhkan:
1) Perangkat keras (hardware) yang mendukung pengolahan data spasial;
2) Perangkat lunak (software) pengolahan data spasial.
B. Kajian Tata Ruang dan Kebijakan Sektor (Pembuatan Peta Kerja dan
Penjajakan Kebijakan)
Dalam mencari lokasi konsolidasi tanah yang berasal Perencanaan Konsolidasi Tanah,
kajian yang pertama dilakukan adalah kajian tata ruang dan kebijakan sektoral yang akan
menghasilkan prioritas lokasi konsolidasi tanah dalam persiapan pelaksanaan konsolidasi
tanah. Tahapan Kajian Tata Ruang Dan Kebijakan Sektor meliputi kegiatan :
a. Kajian Tata Ruang meliputi : (1) Pembuatan Peta Indikasi Potensi Lokasi Konsolidasi
Tanah dan (2) Kajian Kesesuaian Tata Ruang;
b. Kajian Kebijakan, Rencana dan Program Sektor, meliputi : (1) Sosialisasi dengan Pemda
dan (2) Kajian Kebijakan, Rencana dan Program;
c. Pemilihan Lokasi, terdiri : (1) Koordinasi dan Sosialisasi dengan Pemda; (2) Penyusunan
peta peninjauan lapang.
15
B.1.1. Pembuatan Peta Indikasi Potensi Lokasi Konsolidasi Tanah
Pembuatan Peta Indikasi Potensi Lokasi Konsolidasi Tanah dilakukan dengan
langkah – langkah sebagai berikut:
a. Membuat Matriks Kesesuaian Potensi Lokasi Konsolidasi Tanah dengan cara
overlay peta penggunaan tanah dengan rencana pola ruang dalam
RTRW/RDTR/RTBL/RP3KP) dan menentukan kesesuaiannya berdasarkan
klasifikasi yang ada. Hasil yang didapatkan dari proses ini adalah Peta Kesesuaian
Potensi. Sebagai acuan pembuatan matriks kesesuaian potensi dilihat di Tabel 1.
1. Perkampungan/perumahan P/NT TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
2. Industri TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
3. Jasa P/NT TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
4. Perdagangan P/NT TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Hutan sejenis
13. TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
(contoh:bakau)
Hutan Tanaman Industri
14. TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
(HTI)
16
b. Membuat Matriks Indikasi Potensi Lokasi Konsolidasi Tanah dengan cara overlay
kesesuaian potensi lokasi konsolidasi tanah dan GUPT. Sebagai acuan
menganalisa indikasi potensi lokasi konsolidasi tanah, gunakan matriks pada
Tabel 2 sebagai berikut:
17
Proses pengolahan data spasial untuk mendapatkan Peta Indikasi Potensi Lokasi
Konsolidasi Tanah diilustrasikan dalam Gambar 1.
Peta Penggunaan
Tanah
Gambar 1. Ilustrasi Proses Pembuatan Peta Indikasi Potensi Lokasi Konsolidasi Tanah
18
B.1.2. Kajian Kesesuaian Tata Ruang
Kajian kesesuaian tata ruang berisi identifikasi terhadap arahan peruntukan
kawasan yang termuat dalam Peraturan Daerah tentang tata ruang maupun
peraturan zonasi yang berlaku. Hasil identifikasi ini akan memberikan informasi
alternatif pilihan arah pengembangan lokasi rencana Konsolidasi Tanah.
Sebagai contoh apabila pada lokasi indikasi potensi konsolidasi tanah
termasuk dalam pola ruang pertanian, kemudian dilakukan kajian terhadap Perda
tentang Tata Ruang yang berlaku. Arahan peruntukan yang diperbolehkan pada pola
ruang pertanian diantaranya untuk pembangunan pertanian lahan basah, pertanian
lahan kering, dan pariwisata. Maka hasil kajian untuk rencana konsolidasi tanah di
lokasi tersebut tidak hanya untuk pertanian namun juga dimungkinkan untuk
pengembangan pariwisata dengan tetap mengikuti batasan yang berlaku pada pola
ruang pertanian.
Hasil kajian kesesuaian tata ruang ini dapat menjadi arahan referensi dinas
atau instansi yang selanjutnya dapat menjadi mitra dalam Pelaksanaan Konsolidasi
Tanah. Berikut contoh peta RTRW/RDTR dapat dilihat di Gambar 3.
19
B.2.1. Sosialisasi Konsolidasi Tanah kepada Pemda
Sosialisasi Konsolidasi Tanah kepada Pemda dilaksanakan untuk
memberikan pemahaman mengenai Konsolidasi Tanah serta memaparkan
Peta Indikasi Potensi Lokasi Konsolidasi Tanah dan hasil kajian tata ruang
yang telah dilakukan. Materi yang disampaikan dalam sosialisasi antara lain
mengenai :
- Definisi dan tujuan Konsolidasi Tanah;
- Dasar Hukum Konsolidasi Tanah;
- Azas atau prinsip Konsolidasi Tanah;
- Tanah Objek Konsolidasi Tanah;
- Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah (Perencanaan, Pelaksanaan,
Pembangunan, dan Pengawasan);
- Dimensi Konsolidasi Tanah (secara Horizontal dan Vertikal);
- Prioritas lokasi Konsolidasi Tanah;
- Integrasi program Konsolidasi Tanah dengan Program Sektoral (misal :
Program KOTAKU, SP PUGAR, Replanting tanaman perkebunan, dll);
- Manfaat Konsolidasi Tanah bagi Masyarakat dan Pemda.
Hasil sosialisasi kepada Pemda dituangkan dalam bentuk Berita Acara sesuai
dengan format Form KT-103.
20
informasi terkait program sektor yang berpotensi untuk mendukung
Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah. Hasil Kajian Kebijakan, Rencana dan
Program Sektor di rekapitulasi dalam bentuk tabel seperti Tabel 3, yang akan
menjadi bahan pertimbangan pemilihan lokasi.
21
Tabel 4. Contoh Matriks Pemilihan Lokasi
No. Kajian/Analisis Alternatif Lokasi
A B C D E F
1. Kesesuaian Tata Tidak Tidak Tidak
Sesuai Sesuai Sesuai
Ruang Sesuai Sesuai Sesuai
2. Dukungan Sektor Tidak
Tidak Ada Ada Ada Ada Tidak Ada
Ada
3. Potensi Kawasan Tidak Tidak
Ada Tidak Ada Ada Ada
Ada Ada
Kesimpulan :
− Lokasi yang dapat dipilih adalah Lokasi C dan D karena memiliki kesesuaian dengan tata
ruang dan dukungan sektor. Keduanya dapat dipilih sebagai lokasi yang ditinjau ke
lapangan.
− Lokasi C memiliki nilai tambah dibanding D karena memiliki potensi kawasan, yang
kemudian dapat dikembangkan dalam arahan pengembangan apabila mendapatkan
kesepakatan masyarakat.
Sumber : Hasil Analisis Pemilihan Lokasi
22
lapang dalam bentuk bidang. Shapefile peta peninjauan lapang tersebut di input
atribut dengan kategori sebagai berikut:
Peta shapefile tersebut kemudian di overlay dengan citra resolusi tinggi sehingga
bidang-bidang tanahnya terlihat pada kondisi eksisting di lapangan. Peta peninjauan
lapang dibuat dalam 2 (dua) format cakupan, yaitu:
1. Satu wilayah adminitrasi kecamatan yang menampilkan seluruh lokasi
peninjauan lapang yang telah dipilih (skala menyesuaikan); dan
2. Per lokasi peninjauan lapang yang dicetak di atas kertas ukuran A0 atau lebih
kecil menyesuaikan dengan kebutuhan, skala 1:25.000 atau lebih besar, jika
memungkinkan dicetak dalam skala 1:5.000 (dizoom/diperbesar pada masing-
masing lokasi yang akan digroundcheck). Untuk peta per lokasi peninjauan
lapang tampilkan layer citra satelit untuk memudahkan kegiatan observasi
homogenitas fisik topografi dan penggunaan tanah di lapangan.
23
Gambar 5. Contoh Peta Peninjauan Lapang per Lokasi
24
masyarakat dapat memahami tentang maksud, tujuan, dan manfaat serta hak dan
kewajiban calon peserta Konsolidasi Tanah, sehingga masyarakat dapat
berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan konsolidasi tanah.
Metode yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi yaitu dengan mengumpulkan
masyarakat pemilik tanah sebagai calon peserta konsolidasi tanah dan
tokoh/pemuka masyarakat, tokoh-tokoh informal masyarakat, secara bersama-sama
melalui penyuluhan langsung ataupun dengan mendatangi satu-persatu calon
peserta konsolidasi tanah untuk memberikan penjelasan dengan lebih mendalam.
Hal-hal yang perlu disampaikan kepada calon peserta adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan konsolidasi tanah secara umum baik manfaat langsung, prosedur
maupun persyaratannya;
2. Rencana Umum Pelaksanaan Konsolidasi Tanah;
3. Tanah untuk Pembangunan (TP) dalam rangka penyediaan prasarana sarana dan
utilitas serta pembangunan lainnya;
4. Pembentukan perhimpunan peserta konsolidasi tanah guna menampung segala
aspirasi sekaligus untuk menumbuh kembangkan motivasi, potensi dan peran
aktif peserta dalam mencapai manfaat yang optimal atas tanah milik mereka yang
akan ditata;
5. Hak dan Kewajiban peserta Konsolidasi Tanah;
6. Hal-hal lain terkait pelaksanaan konsolidasi tanah.
Hasil dari tahapan ini dituangkan dalam Berita Acara Hasil Sosialisasi
Konsolidasi Tanah kepada Masyarakat yang di dalamnya berisi tentang pemahaman,
respon, dan gambaran minat masyarakat mengenai konsolidasi tanah. Format Berita
Acara Sosialisasi kepada Masyarakat dapat dilihat pada Form KT-105.
25
Tabel 7. Jenis dan Hasil Kegiatan Pelaksanaan Peninjauan Lapang
No. Jenis Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan
1. Pemetaan Sosial :
1. Data kependudukan
(kepadatan, jenis mata
pencaharian, jumlah anggota ▪ Data sosial, ekonomi, ▪ Data awal dan hasil pengamatan
keluarga, jumlah budaya lapangan
pendapatan,dll) ▪ Analisis hasil kuesioner ▪ Lihat Form Kuesioner
2. Data Sosial Ekonomi (tingkat
kemiskinan, masalah-masalah
sosial)
3. Data Budaya
(adat/budaya/kearifan lokal
yang menonjol)
4. Kepahaman tokoh masyarakat
(lurah, camat, tokoh dll)
5. Kepahaman dan kesepakatan
masyarakat
2. Pemetaan Potensi Kawasan:
1. Validasi penggunaan tanah 1. Validasi penggunaan Untuk identifikasi dan validasi
tanah pada peta kerja penggunaan tanah dan GUPT dapat
peninjauan lapang dilakukan dengan cara membuat sketsa
deliniasi menggunakan alat tulis yang
digambar langsung di atas peta
2. Validasi GUPT : 2. Validasi GUPT pada peta kerja/peta peninjauan lapang pada saat
- Koordinat bidang –bidang kerja Data Lapang observasi fisik wilayah di lokasi.
tanah dalam lokasi bidang-bidang tanah Pindahkan hasil sketsa tersebut ke
- Bentuk dan luas bidang peninjauan lapang dalam peta potensi lokasi konsolidasi
- Status tanah (alas tanah melalui digitasi dan lakukan
hak/bukti kepemilikan updating pada tabel atributnya.
3. Sarana-prasarana:
- Prasarana Jalan 3. Peta sebaran sarana & Hasil identifikasi sarana-prasarana di
- Saluran Irigasi prasarana (jalan, saluran plot dengan GPS dan digambar
- Fasilitas Pendidikan irigasi, dll) pada peta langsung di atas peta kerja pada saat
- Fasilitas Peribadatan kerja peninjauan lapang melakukan observasi lapang. dan
dicatat pada lokasi potensi konsolidasi
tanah.
Sumber: Direktorat Konsolidasi Tanah
26
Tabel 8. Pemetaan Stakeholder Perencanaan Konsolidasi Tanah
Kabupaten/kota………. Provinsi ……….
Tahun 2020
Sikap / Posisi Terhadap Rencana Konsolidasi Tanah
Peran
No
Stakeholders Penting Mendukun Menentang Menerim Terdampak* Lain
.
/ g * a Manfaat * -lain
Utama
Pemerintah :
a. Pusat :
- Direktorat √
Konsolidas
i Tanah
- K/L
lainnya
1. b. Daerah :
- Dinas
terkait/
Instansi
Sektoral
- Camat
- Lurah
- dst
2. Kelompok Masyarakat
3. LSM
4. Akademisi
Praktisi/Asosiasi
5.
Profesi
Sumber: Hasil Analisa
*Jelaskan kemungkinan alasan peran penentang tidak sepakat dengan kegiatan konsolidasi tanah.
**Yang dimaksud dengan terdampak yaitu khawatir kegiatan konsolidasi tanah dapat merugikan pihaknya.
Jelaskan dampak yang dikhawatirkan.
28
Berikut ini adalah ilustrasi pembuatan Peta Potensi Subjek Konsolidasi
Tanah (Gambar 6):
Hasil Analisis SWOT dapat dirumuskan dalam bentuk Peta SWOT untuk analisis
SWOT spasial dan/atau berupa Tabel SWOT untuk analisis SWOT non spasial. Pada
29
hasil analisis SWOT harus dapat menggambarkan tema dari setiap komponen SWOT
spasial yaitu Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dengan ketentuan untuk
Peta SWOT digambarkan dengan skala peta minimal menampilkan lingkup wilayah
Kecamatan. Berikut merupakan contoh Hasil Analisis SWOT:
Sumber: Analisis SWOT Rencana Pemodelan KTV Permukiman Padat Pasar Manggis, JICA, 2019
30
Dari hasil analisis SWOT dibuat analisa secara deskriptif yang sesuai dengan
kondisi lokasi berdasarkan tabel di bawah ini sehingga diperoleh arahan penataan
untuk konsolidasi tanah yang paling sesuai dengan kebutuhan wilayah tersebut.
Arahan penataan konsolidasi tanah untuk pengembangan kebijakan antara lain
dalam rangka pengembangan wilayah; peremajaan kota; optimalisasi lahan pertanian
skala kecil dan areal pengembangan lainnya. Perhatikan Tabel 11 berikut ini untuk
menentukan arahan potensi subjek konsolidasi tanah.
Tabel 11. Kriteria Arahan Konsolidasi Tanah
1. Pengembangan 1. Penataan tanah 1. Rencana jalan dalam RTRW/RPJM yang menjadi prioritas
Wilayah dalam rangka Pemda (jalan lingkar luar, jalan penghubung)
pengadaan fasilitas 2. Rencana pengadaan tanah fasos (pasar, terminal) yang
umum/fasilitas telah menjadi program prioritas Pemda
sosial
2. Penataan wilayah 1. Daerah di luar pusat kota yang sudah mulai berkembang
pengembangan kota ditandai dengan adanya kegiatan pengembangan kota yang
sifatnya sporadik (sudah ada pengkavlingan oleh pemilik
tanah dan pembangunan rumah oleh pengembang)
2. Wilayah yang hendak dikembangkan oleh Pemda dalam
rangka kebutuhan permukiman dan pembangunan lainnya
3. Wilayah yang direncanakan menjadi kota pendukung pusat
kota (pusat desa, pusat kecamatan)
4. Wilayah yang dikembangkan karena sudah ada
sentra/pusat yang terbangun (universitas, terminal)
3. Penataan daerah Daerah yang terisolir fasum /fasosnya akibat adanya kegiatan
terisolir (tidak pengembangan kota/ pengembangan permukiman oleh
terhubung jaringan developer yang sifatnya sporadik
jalan ke wilayah lain)
2. Peremajaan Penataan wilayah 1. Daerah yang kondisi sarana prasarananya tidak sesuai
Kota kumuh kesehatan lingkungan
2. Daerah yang padat penduduk dan kepadatan/ kerapatan
bangunan tinggi
3. Daerah yang ada kecenderungan menjadi kumuh :
− Daerah yang bangunannya tidak teratur
− Daerah yang memiliki kualitas rumah rendah
− Daerah yang memiliki luasan RTH yang rendah
− Daerah yang rawan kemacetan transportasi darat
− Daerah yang kepadatan penduduknya tinggi
− Daerah yang penduduknya mempunyai mata pencaharian
yang beragam (tidak homogen)
− Daerah di sempadan sungai atau danau
− Daerah yang terletak di kawasan SUTET dan sempadan rel
KA
− Daerah yang penduduknya memiliki pendidikan dan
penghasilan rendah
− Daerah yang memiliki kondisi bangunan rumah yang
tidak permanen dan tidak memenuhi syarat
− Daerah rawan banjir, keamanan, kebakaran, penyakit, dan
keamanan
3. Optimalisasi 1. Tanah pertanian beririgasi teknis yang atas kebijakan
Pengusahaan pemerintah dipertahankan
Pertanian 2. Tanah pertanian irigasi teknis yang oleh pemilik tanah
Skala Kecil dipertahankan sebagai lahan pertanian penyangga kota
3. Tanah pertanian yang jika luasannya kecil dijadikan
pengusahaan bersama
Keterangan :
* = Pilih Arahan KT yang paling sesuai dengan kondisi lokasi
31
Arahan pengembangan potensi yang terdapat pada Tabel 11 merupakan garis
besar saja, dan dapat dibuat lebih spesifik lokasi mengingat setiap lokasi berbeda
kondisinya dan memiliki karakteristik tersendiri yang khas.
Arahan 2 : ……………………………..
Luas : …………………………….. ha
Deskripsi Lokasi : ……………………………..
32
2. Dst… Dst…
Sumber: Hasil Arahan Konsolidasi Tanah
Keterangan Kolom 3:
- Arahan : Diisi arahan konsolidasi tanah sesuai dengan hasil analisis, yaitu
Pengembangan Wilayah, Peremajaan Kota, Optimalisasi Pertanian Skala Kecil
- Luas : Diisi luasan wilayah arahan dengan satuan hektar (Ha)
- Deskripsi Lokasi : Diisi keterangan mengenai lokasi (kondisi fisik, kondisi sosial,
ekonomi dan budaya).
33
Awal/Visioning (skecth block plan) harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah
yang sudah ditetapkan menjadi peraturan daerah. Sket Rencana Awal Penataan ini
berbasis bidang, dan pada setiap bidangnya diberi urutan nomor.
Peta Desain Awal/Visioning (Sketch Block Plan) yang telah selesai dan disepakati,
ditandatangani oleh Bupati/Walikota atau pihak Pemda yang termasuk dalam Tim
Koordinasi dan Kepala Kantor Pertanahan setempat sebagai legalitas dalam
penetapan gambaran rencana awal penataan.
Selain Desain Awal tersebut, dibuatkan deskripsi manfaat pelaksanaan
konsolidasi tanah di lokasi terpilih baik berasal dari usulan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional maupun pemangku kepentingan lainnya
mengenai kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang ada di calon lokasi konsolidasi
tanah dan sekitar lokasi tersebut dengan mempertimbangkan program sektoral.
Disahkan oleh:
(……………………………..…… ) (……………………………..……)
( Nama ( Nama )
34
D.3. Pemaparan ke Pusat
Pemaparan ke Pusat dilaksanakan untuk melaporkan kemajuan hasil pelaksanaan
kegiatan Perencanaan Konsolidasi Tanah. Pemaparan wajib dilaksanakan di Direktorat
Konsolidasi Tanah dilaksanakan setelah penyusunan Desain Awal sesuai jadwal yang telah
dikoordinasikan sebelumnya dengan menggunakan slide powerpoint berisi materi sebagai
berikut:
1. Dasar Pemilihan Lokasi;
2. Peta Indikasi Potensi Lokasi Konsolidasi Tanah;
3. Peta Peninjauan Lapang;
4. Informasi Lokasi, meliputi :
− Letak
− Penggunaan tanah eksisting
− Penguasaan dan Pemilikan Tanah
− Arahan peruntukan Kawasan
5. Peta Potensi Subjek Konsolidasi Tanah
6. Berita Acara Persetujuan Pemegang dari Pemegang Hak dan/atau Penggarap Tanah
atas Rencana Konsolidasi Tanah;
7. Desain Awal/Sketch Block Plan (Visioning)
E. Penetapan Lokasi
Tahap penetapan lokasi adalah tahap akhir dari Perencanaan Konsolidasi Tanah. Tahap
ini meliputi beberapa kegiatan yaitu : (1) Persetujuan dan Dukungan Pemda, (2) Pengajuan
SK penetapan Lokasi, dan (3) Penyusunan Laporan.
35
Penetapan lokasi dapat berikan masa berlaku, dengan mempertimbangkan
kesanggupan (Pemerintah Daerah maupun ATR/BPN) dalam penyelesaian tahapan
Pelaksanaan/Pembangunan Konsolidasi Tanah nya.
36
d. Berita Acara Hasil Sosialisasi KT kepada Masyarakat;
e. Berita Acara Persetujuan Pemegang Hak dan/atau Penggarap Tanah terhadap
Rencana Konsolidasi Tanah;
f. Berita Acara Komitmen Pemda terhadap Rencana Konsolidasi Tanah;
g. Surat Usulan SK Penetapan Lokasi kepada Bupati/Walikota;
h. SK Penetapan Lokasi.
Semua peta tersebut di atas harus memuat informasi dasar wilayah mengenai :
1. Ibukota (Kabupaten/Kota dan kecamatan);
2. Administrasi (nama kabupaten, nama kecamatan, nama ibukota kabupaten, nama
ibukota kecamatan, batas administrasi);
3. Jalan (jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan setapak, jalan kereta api, rencana
jalan dan lain-lain);
4. Sungai
37
Tabel 13. Ilustrasi Jadwal Pelaksanaan Dalam Waktu 1 (Satu) Tahun Anggaran
38
BAB IV
PERENCANAAN KONSOLIDASI TANAH UNTUK KEPENTINGAN
TERTENTU
39
Tahapan perencanaan Konsolidasi Tanah dalam rangka relokasi pada dasarnya sama
dengan tahapan perencanaan Konsolidasi Tanah yang berlaku, namun beberapa hal khusus
yang perlu diperhatikan:
1. Pemetaan Sosial dan Analisis Potensi Kawasan
Tahapan pemetaan sosial dan analisis potensi kawasan pada Konsolidasi Tanah dalam
rangka relokasi dilakukan dengan ketentuan, objek yang diidentifikasi adalah lokasi
kawasan baru yang akan ditempati. Sedangkan untuk subjek yang dilakukan pemetaan
sosial adalah masyarakat yang akan menempati lokasi baru tersebut. Inventarisasi
data subjek yang menempati lokasi baru dapat diperoleh dari instansi terkait
penanganan bencana atau kawasan kumuh dan telah disahkan oleh pihak Pemda.
2. Pembuatan Desain Awal (Visioning) dan Penyepakatan
Pembuatan desain awal pada Konsolidasi Tanah dalam rangka relokasi dapat
dikoordinasikan dengan instansi terkait pembangunan PSU dengan memperhatikan
ketersediaan PSU di lokasi sebelumnya. Tahapan penyepakatan tetap dilakukan
dengan ketentuan daftar calon peserta KT adalah subjek yang akan menempati lokasi
baru.
40
2. Penetapan Lokasi
Tahapan Penetapan Lokasi dalam Perencanaan Konsolidasi Tanah SP-Pugar adalah
tahap yang paling awal dilasanakan. Lokasi perencanaan merupakan usulan dari
Bupati setempat dalam bentuk SK tentang Penetapan Rencana Kawasan Transmigrasi
(RKT) yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan Penetapan RKT menjadi Kawasan
Transmigrasi melalui Kepututan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
41
Sedangkan untuk subjek yang dilakukan pemetaan sosial adalah masyarakat yang akan
menempati lokasi baru tersebut, inventarisasi data subjek yang menempati lokasi baru
dapat dimintakan kepada instansi terkait dan disahkan oleh pihak Pemda.
42
BAB V
PENUTUP
Petunjuk Teknis Perencanaan Konsolidasi Tanah (Juknis Perencanaan KT) disusun dengan
beberapa penyempurnaan agar pelaksana di daerah dapat lebih mengeksplorasi kerjasama
dengan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka mendapatkan lokasi berpotensi untuk
ditata kawasannya melalui konsolidasi tanah. Juknis Perencanaan KT ini disempurnakan
dengan penyederhanaan tahapan yang menekankan pada output yang berkekuatan hukum
yaitu Penetapan Lokasi Konsolidasi Tanah dan output teknis yaitu Desain Awal dan Pemetaan
Sosial.
Perencanaan Konsolidasi Tanah harus dilaksanakan sesuai dengan standar sebagaimana
diatur dalam Juknis Perencanaan KT ini. Namun demikian, pada bagian-bagian dalam Juknis
Perencanaan KT masih dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, misalnya dalam
melakukan pemetaan sosial dan analisa arahan pengembangan.
Dalam rangka kesinambungan alur Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah dan optimalisasi
hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, maka hasil Perencanaan Konsolidasi Tanah seyogyanya dapat ditindaklanjuti dengan
Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di daerah masing-masing.
43
LAMPIRAN
44
FORM KT-101
SURAT KEPUTUSAN
BUPATI/WALIKOTA*)………………………
NOMOR : …………….
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI KONSOLIDASI TANAH
45
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5188);
8. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5280);
9. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 224 Tahun 1961 Tentang
Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian
(LembaranNegara tahun 1961 No. 280);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 3696);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4385);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 42);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 351,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5804);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5103);
17. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1991 tentang
Konsolidasi Tanah;
18. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;
19. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
11 Tahun 1997 tentang Penertiban Tanah-Tanah Obyek Redistribusi
Landreform.
20. Ketentuan lainnya yang dianggap perlu...
46
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN
BUPATI/WALIKOTA*)..…… ………..
_________________________________
Tembusan disampaikan kepada Yth. :
1. Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Cq. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan di Jakarta
2. Gubernur Provinsi …………… di ……………..
3. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi……, di …………..
4. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota*) …………….. di ………………….
5. Ketua Bappeda Kabupaten/Kota *)……………… di ………………
6. Camat yang bersangkutan.
7. Kepala Desa/Lurah yang bersangkutan.
8. Yang bersangkutan
Keterangan:
*) Pilih salah satu
Catatan:
• Dasar hukum dalam bagian mengingat dan Substansi Surat Keputusan dapat disesuaikan dengan Konsolidasi
Tanah yang akan dilaksanakan;
47
LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA*)..............
NOMOR : ....................................................
TANGGAL : ....................................................
Jabatan
Pangkat/
No Nama Jabatan Dalam
Golongan
Kegiatan
1. Bupati/ Walikota*).......... Ketua
(Pengarah)
2. Kepala Kantor Ketua Harian
PertanahanKabupaten/Kota*)... (Ketua)
.......
10. ……………………………..
48
Jabatan
Pangkat/
No Nama Jabatan Dalam
Golongan
Kegiatan
10. Perwakilan Instansi terkait Anggota
dan/atau pihak lain yang
berkompeten sesuai kebutuhan
penataan
BUPATI/WALIKOTA*)..…… ………..
_________________________________
49
FORM KT-102
SURAT KEPUTUSAN
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PERENCANA KONSOLIDASI TANAH
50
Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5280);
9. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 224 Tahun 1961 Tentang
Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian
(LembaranNegara tahun 1961 No. 280);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 3696);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4385);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 42);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 351,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5804);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5103);
17. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1991 tentang
Konsolidasi Tanah;
18. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;
19. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
11 Tahun 1997 tentang Penertiban Tanah-Tanah Obyek Redistribusi
Landreform.
20. Ketentuan lainnya yang dianggap perlu...
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN
51
KETIGA : Segala biaya akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan pada
anggaran................................
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN : ….......................…………..
KABUPATEN/KOTA*)..…… ………..
______________________________
NIP.
1. Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Cq. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan di Jakarta
Keterangan:
Catatan:
• Dasar hukum dalam bagian mengingat dan Substansi Surat Keputusan dapat disesuaikan dengan Konsolidasi
Tanah yang akan dilaksanakan;
52
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA*)..............
NOMOR :....................................................
TANGGAL :....................................................
Jabatan
Pangkat/
No Nama Jabatan Dalam
Golongan
Kegiatan
Kepala Kantor Pertanahan Ketua
Kabupaten/Kota*)..........
Kepala Seksi Pengadaan Tanah Sekretaris
dan Pengembangan
Perwakilan instansi terkait dan Anggota
pihak lain yang berkompeten
sesuai kebutuhan penataan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Anggota
atau pegawai yang ditunjuk
Kepala Seksi Survei dan Anggota
Pemetaan atau pegawai yang
ditunjuk
Kepala Seksi Penetapan Hak dan Anggota
Pendaftaran atau pegawai yang
ditunjuk
Kepala Seksi Pengendalian dan Anggota
Penanganan Sengketa atau
pejabat yang ditunjuk
KABUPATEN/KOTA*)..…… ………..
________________________________
NIP.
53
FORM KT-103
BERITA ACARA
HASIL SOSIALISASI DENGAN PEMERINTAH DAERAH
KEGIATAN PERENCANAAN KONSOLIDASI TANAH
KABUPATEN/KOTA………. PROVINSI ……….
TAHUN ……….
NOMOR:………………………….
1.
2.
3.
4.
5.
dst…
Telah dilaksanakan Sosialisasi oleh Kanwil BPN Provinsi ....................... dan Kantor Pertanahan
Kota/Kabupaten .......................... dengan Pemerintah Daerah ........................... dengan hasil sebagai berikut :
1. Kesepahaman para pihak mengenai mekanisme Konsolidasi Tanah sebagai instrumen dari
penataan kawasan;
2. Bahwa pada tahun 2019 akan dilaksanakan kegiatan Perencanaan Konsolidasi Tanah di
Kabupaten/Kota………… sebagai bagian dari Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah;
3. Dalam rangka mensukseskan kegiatan Konsolidasi Tanah tersebut diperlukan koordinasi dan
kerjasama dengan Pemerintah Daerah terutama dengan instansi terkait untuk pembangunan
Prasarana, Sarana dan Utilitas di lokasi rencana Konsolidasi Tanah sesuai dengan kesepakatan.
Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
54
FORM KT-104
NOMOR:………………………….
Hasil dari pembahasan bersama Tim Koordinasi dengan Tim Perencana/Pelaksana pada hari ini maka
dipilih lokasi yang terletak di Desa/Kelurahan............................ dan Desa/Kelurahan................................
Kecamatan................................ yang akan ditindaklanjuti dengan peninjauan ke lapangan oleh tim dari
Kanwil BPN Provinsi, Perwakilan dari Pemda, dan Kantor Pertanahan.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
1.
2.
3.
4.
dst…
55
FORM KT-105
BERITA ACARA
HASIL SOSIALISASI KEPADA MASYARAKAT
KEGIATAN PERENCANAAN KONSOLIDASI TANAH
KABUPATEN/KOTA………. PROVINSI ……….
TAHUN ……….
NOMOR:………………………….
Ketua RT.../RW…
1.
2. Warga RT.../Desa …
3. Warga RT.../Desa …
4.
5.
Dst…
Telah dilaksanakan Sosialisasi oleh Kanwil BPN Provinsi ....................... dan Kantor Pertanahan
Kota/Kabupaten ..........................kepada Masyarakat di Desa/Kelurahan ........................... dengan hasil sebagai
berikut :
1. Kesepahaman para pihak mengenai manfaat Konsolidasi Tanah sebagai instrumen dari
penataan kawasan;
2. Bahwa sebagai tindak lanjut akan dilaksanakan Pemetaan Sosial dan Potensi Kawasan oleh
Petugas Pelaksana dari Kanwil/Kantah dalam rangka Perencanaan Konsolidasi Tanah.
Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
56
FORM KT-106
1 Kepala Keluarga
5
dst
DATA HUNIAN
Status tanah: Bentuk tatanan rumah: Status Hunian:
57
Sket bentuk bidang tanah :
1 Kepala
keluarga
58
RENCANA MENAMBAH PENGHASILAN
Untuk mendapatkan penghasilan tambahan, apa rencana Anda? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Pindah/mencari pekerjaan baru
Mencari pekerjaan sambilan
Membuat usaha baru
Jika Anda merencanakan untuk membuat usaha baru:
1. Bidang apa yang Anda pilih?
Berdagang
Menerima jahitan
Bengkel
Salon
Kerajinan tangan berupa
2. Dari mana kira-kira modal usaha tersebut akan dapat Anda peroleh?
Menggunakan modal sendiri
Meminjam dari bank
Meminjam dari koperasi
Meminjam dari keluarga/temen
Meminjam dari rentenir
Menggunakan modal patungan
…………………………………………………
3. Di luar modal, bantuan apa lagi yang kira-kira akan Anda perlukan?
Pelatihan manajemen
Pelatihan teknis
Bimbingan rutin dari tenaga ahli
Bantuan memasarkan produk
………………………………………
59
KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA
Listrik
Sumur Pompa
Tampungan Air
Hujan
Drainase
MCK
Tangki Septik
Pagar
Telepon
Tempat Sampah
Keberadaan Kondisi
Jenis Prasarana Tidak Bentuk/Nama Jenis Prasarana
Ada Baik Cukup Kurang
Ada
Peribadatan
Pendidikan
Olahraga
Kesehatan
Hiburan
Tempat
Pertemuan
Warga
Transportasi
TPS
Gardu Listrik
Jalan (aspal/kerikil/tanah)
RTH
Penerangan
Jalan
Ruang Terbuka
Pos Keamanan
60
Keberadaan Kondisi
Jenis Prasarana Tidak Bentuk/Nama Jenis Prasarana
Ada Baik Cukup Kurang
Ada
Taman
bacaan/mading
1. Bagaimana jarak antar pintu (muka) rumah yang ada di lingkungan Anda?
Kurang dari 1 meter
1 – 2 meter
Lebih dari 2 meter
2. Bagaimana kondisi sirkulasi udara di lingkungan rumah Anda?
Baik
Kurang Baik
3. Apakah ada kegiatan/adat istiadat/kearifan lokal yang terkait pembangunan/penataan
lingkungan (misalnya : gotong royong, pengairan dengan teknik subak, dll)
Tidak
Ya, (nama kegiatan)
…………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Apakah pernah dilaksanakan program pemerintah untuk pertanahan dari Badan Pertanahan
Nasional (BPN) di lingkungan rumah Anda?
Pernah. Jika pernah mohon sebutkan program pertanahan apa?.................................
Belum pernah
5. Apakah Anda mengetahui tentang program Konsolidasi Tanah?
Tahu. Jika mengetahuinya dari manakah Anda tahu?................................................... Apakah
Anda paham manfaat program Konsolidasi Tanah?
Iya
Tidak
Apakah Anda berminat mengikuti program Konsolidasi Tanah?
Minat
Tidak
Tidak Tahu
61
FORM KT-107
BERITA ACARA
PERSETUJUAN DARI PEMEGANG HAK
DAN/ATAU PENGGARAP TANAH ATAS RENCANA KONSOLIDASI TANAH
KEGIATAN PERENCANAAN KONSOLIDASI TANAH
KABUPATEN/KOTA………. PROVINSI ……….
TAHUN ……….
NOMOR:………………………….
Warga RT…/Desa …
1.
2. Warga RT…/Desa …
3. Warga RT.../Desa …
4.
5.
Dst…
Telah dilaksanakan Sosialisasi Rencana Konsolidasi Tanah, Musyawarah dan Penyepakatan antara
masyarakat/calon peserta konsolidasi tanah dengan Kanwil BPN Provinsi ........................... dan Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota .........................../Tim Koordinasi dalam rangka pelaksanaan Konsolidasi
Tanah di Desa/Kelurahan ........................... Kecamatan ........................... Kabupaten/Kota ........................... dengan
hasil kesepakatan sebagai berikut:
1. Bahwa pemilik tanah yang terletak di Desa/Kelurahan*) ...................... Kecamatan .........................
Kabupaten/Kota*) ........................ sebanyak ...... orang (.....%) setuju mengikuti kegiatan Konsolidasi
Tanah sebagaiman surat pernyataan terlampir, dengan jumlah bidang tanah sebanyak ........ bidang
dengan luas ± ......(Ha/m2) (....%) dari luas ± ......(Ha/m2);
2. Bahwa pemilik bidang tanah yang setuju mengikuti kegiatan Konsolidasi Tanah bersepakat:
a. Memberikan sebagian tanahnya Untuk Pembangunan (TP) sebesar ......% (sesuai
kesepakatan) yang akan dipergunakan untuk prasana dan sarana berupa .......................... dan
Tanah untuk Bersama (TUB) (sesuai hasil kesepakatan).
b. Memberikan prasarana dan sarana berupa: ......................(contoh: jalan) ...................... diberikan
hak atas tanah kepada ........................ (Pemerintah Daerah Kab/Kota) .................
62
c. TUB seluas .... m2 dikelola oleh Calon Perhimpunan ... (nama calon perhimpunan Peserta)
dan ditetapkan pemanfaatannya sesuai kesepakatan serta hak atas tanahnya diterbitkan
atas nama peserta Konsolidasi Tanah. (apabila ada TUB sesuai kesepakatan perhimpunan)
3. Dan seterusnya (kebutuhan sesuai kesepakatan)
Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
63
DAFTAR PERSETUJUAN PEMILIK /PENGGARAP TANAH
KEGIATAN PERENCANAAN KONSOLIDASI TANAH
KABUPATEN/KOTA………. PROVINSI ……….
TAHUN ……….
1 2 3 4 5 6 7 8
1. ( )
2. ( )
3. ( )
4. ( )
5. ( )
dst
9. ( Wakil Peserta )
Keterangan:
64
FORM KT-108
BERITA ACARA
KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP RENCANA KONSOLIDASI TANAH
KABUPATEN/KOTA………. PROVINSI ……….
TAHUN ……….
NOMOR:………………………….
1.
2.
3.
4.
5.
Dst…
Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Keterangan :
* Poin kesepakatan dapat disesuaikan dengan yang disepakati.
65
FORM KT-109
A. URAIAN UMUM
1. Nama Kegiatan :
2. Pelaksana :
(Sebutkan siapa pelaksana kegiatan tersebut, jika berbentuk kerjasama antar beberapa instansi, sebutkan
instansi yang terlibat dan bertanggungjawab dalam hal apa).
3. Jenis Konsolidasi Tanah : Non Pertanian/Pertanian *)
4. Lokasi Kegiatan :
a. Letak (Kode Lokasi : _ _ . _ _ . _ _ . _ _ . _ _)
1) Desa/Kelurahan :
2) Kecamatan :
3) Kabupaten/Kota :
4) Provinsi :
b. Luas lokasi : Ha (m2)*)
Jumlah luas bidang tanah : Ha (m2)*)
Jumlah bidang tanah : bidang tanah
Jumlah pemilik bidang tanah : orang
5. Peta Petunjuk Letak Lokasi (terlampir)
(Peta tersebut minimal menunjukan letak lokasi terhadap Ibukota Kabupaten/Kota, Kota Kecamatan dan
Desa/Kelurahan dengan ukuran folio).
6. Latar Belakang Pemilihan Lokasi Perencanaan Konsolidasi Tanah (Urgensi dan Manfaat serta Proses
Mendapatkan dan/atau Pemilihan Lokasi.
b) Tabel Sarana.
No. Jenis Sarang Luas (m2) Jumlah (unit) Keterangan
1.
2.
dst
Jumlah
66
5. Kondisi Penguasaan Tanah.
a) Status dan Pemilikan Tanah:
Jumlah
Jumlah Pemilik/
No. Status Tanah Luas (Ha/m2) Bidang Keterangan
Penggarap (KK)
(Persil)
1. Tanah Negara
2. Tanah Hak:
a. Hak Milik
Adat
b. Hak ...
c. Hak ...
dst
Jumlah
2. Gambaran Umum Ketentuan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah sekitar Lokasi
a. Menurut PERDA No……….Tahun ……..
b. Rencana Peruntukan pada lokasi:
c. Rencana Prasarana/sarana menurut PERDA (uraikan secara singkat).
67
3. Rencana Blok Secara Umum:
a. Tabel Peruntukan Blok secara Umum Setelah Konsolidasi Tanah.
No. Rencana Peruntukan Blok Luas (m2) Keterangan
1. Perumahan/pertanian
2. Prasarana jalan
3. Taman
4. Sarana
dst
Jumlah
b. Peta Rencana Blok secara umum seperti Terlampir:
4. Perkiraan Perhitungan Tambahan Tanah Untuk Pembangunan (TP).
Berdasarkan Rencana Blok secara umum tersebut dihitung perkiraan tambahan TP yang diperlukan
sebagaimana dijelaskan dalam petunjuk teknis.
F. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
2. Saran Tindak Lanjut
……………, ……......……..20…
_________________________
Catatan:
*) pilih salah satu/coret yang tidak perlu
Kode Lokasi 10 digit, 8 digit pertama mengikuti ketentuan penomoran buku tanah/sertipika hak atas tanah
dengan isian sebagai berikut:
1. dua digit pertama untuk kode Provinsi
2. dua digit kedua untuk kode kabupaten/kota
3. dua digit ketiga untuk kode kecamatan
4. dua digit keempat untuk kode desa/kelurahan
5. dua digit kelima untuk lokasi Konsolidasi Tanah (lokasi ke berapa di kab/kota tsb)
68
FORM KT-110
FORMULIR VERIFIKASI
DOKUMEN PERENCANAAN KONSOLIDASI TANAH
Ketersediaan
dan Rekomendasi/
No Poin Verifikasi Materi / Isi Berkas yang diperlukan
Kesesuaian Catatan
Berkas*
1. Letak Lokasi (1) Mencantumkan lokasi dengan jelas Uraian dalam narasi dan peta
Rencana KT yaitu wilayah desa/kelurahan, administrasi lokasi
Kecamatan, Kabupaten/Kota
(2) Mencantumkan koordinat batas dan
luas areal yang direncanakan
penataan KT
2. Maksud dan (1) Menguraikan maksud dan tujuan Uraian dalam narasi
tujuan rencana penataan KT yang direncanakan.
penataan KT (2) Menguraikan urgensi dan manfaat
penataan KT (secara khusus bagi
masyarakat/ peserta dan secara
umum bagi
69
Ketersediaan
dan Rekomendasi/
No Poin Verifikasi Materi / Isi Berkas yang diperlukan
Kesesuaian Catatan
Berkas*
pembangunan/pemerintah serta
lingkungan)
3. Kajian Kesesuaian (1) Menguraikan kesesuaian rencana (1) Peta kesesuaian rencana lokasi
dengan Rencana lokasi KT dengan RTRW KT dengan RTRW atau
Tata Ruang (2) Menginfomasikan perencanaan Telaahan dari Dinas Tata
konsolidasi Tanah telah sesuai Ruang setempat
Wilayah dan
dengan rencana kerja instansi (2) BA Sosialisasi ke dinas terkait
Kebijakan Sektor terkait, diantaranya Dinas tata ruang (3) BA Pemilihan Lokasi
Provinsi/Kabupaten Kota, Instansi
terkait.*
(3) Kesepakatan dengan Pemerintah
Daerah mengenai pemilihan lokasi.*
70
Ketersediaan
dan Rekomendasi/
No Poin Verifikasi Materi / Isi Berkas yang diperlukan
Kesesuaian Catatan
Berkas*
(4) Data sosial masyarakat/calon pemilik/penggarap dan luas
peserta KT melalui pengisian bidang- bidang tanahnya (cek
kuesioner dengan data Geo KKP)
(4) Rekap/Tabulasi data sosial
masyarakat calon peserta KT
71
Ketersediaan
dan Rekomendasi/
No Poin Verifikasi Materi / Isi Berkas yang diperlukan
Kesesuaian Catatan
Berkas*
persiapan, pelaksanaan, penyerahan
hasil), administrasi, pengelolaan dan
sosialisasi.
(3) Menjabarkan sumber
pendanaan/penganggaran
(APBN/APBD atau dana internal
stakeholder penyelenggara)
Keterangan:
* Isi dengan ada sesuai / ada tidak sesuai / tidak ada
**bagi pemangku kepentingan yang juga menganggarkan biaya pembangunan TP maka tidak diperlukan BA Sosialisasi ke dinas terkait dan BA Pemilihan
Lokasi
***Bila prosentase persetujuan pemegang hak atas rencana KT berjumlah lebih dari 60%, maka kegiatan Perencanaan KT dapat dilanjutkan dengan
Pelaksanaan KT
Catatan :
72
Berdasarkan verifikasi yang telah dilaksanakan, Dokumen Perencanaan Konsolidasi Tanah yang diajukan oleh ...............................sudah/belum
memenuhi ketentuan dalam perencanaan Konsolidasi Tanah sehingga dapat/tidak dapat ditindaklanjuti dengan Penetapan Lokasi Konsolidasi
Tanah.
Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun
Mengetahui,
Verifikator 1 Verifikator 2
Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan
Kantor Pertanahan Kota/Kab............................................ ..................................................
(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
73
FORM KT-111
…………,...............… 20.......
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Perihal : Usulan Penetapan Konsolidasi Tanah Di
Desa/Kelurahan*)……..,Kecamatan………
Kabupaten/Kota*)…. Provinsi …………
Kepada Yth.
Bupati/Walikota*)......………….
Di-
………………
Dalam rangka kegiatan Perencanaan Konsolidasi Tanah, dengan ini kami mengajukan
permohonan Penetapan Lokasi hasil kegiatan Perencanaan Konsolidasi Tanah yang terletak di
Desa/Kelurahan*)...................………......................,Kecamatan...…………...........….,
kabupaten/Kota*)……...…….Provinsi…..………..Seluas……Ha/M 2*) menjadi lokasi Objek Konsolidasi
Tanah.
Sebagai Bahan Pertimbangan, Bersama Ini Kami Lampirkan:
1. Rencana Umum Kegiatan Konsolidasi Tanah (Executive Summary);
2. Berita Acara Hasil Sosialisasi Konsolidasi Tanah kepada Masyarakat;
3. Berita Acara Hasil Komitmen Pemda terhadap Rencana Konsolidasi Tanah;
4. Berita Acara Persetujuan Pemegang Hak dan/atau Penggarap Tanah atas Rencana Konsolidasi
Tanah;
5. Daftar Pemilik/Penggarap;
6. Sket Rencana Awal Penataan (Sketch Block Plan);
7. Peta Situasi Lokasi Objek Konsolidasi Tanah;
8. Peta RTRW/RDTR Kabupaten/Kota*) ………………….
9. Formulir Verifikasi Dokumen Perencanaan Konsolidasi Tanah**
10. Dan Seterusnya (Disesuaikan Dengan Kebutuhan).
Keterangan:
*) Pilih Salah Satu/Coret Yang Tidak Perlu
**) Untuk Perencanaan Konsolidasi Tanah oleh Pemangku Kepentingan
74
FORM KT-112
SURAT KEPUTUSAN
BUPATI/WALIKOTA*)………………………
NOMOR : ..………….
TENTANG
PENETAPAN LOKASI KONSOLIDASI TANAH
DI DESA/KELURAHAN*)………...... KECAMATAN..……..….
KABUPATEN/KOTA*) …………….....…………
MENIMBANG :1. Bahwa dalam rangka dalam rangka pemanfaatan tanah secara optimal,
melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas penggunaan tanah dan
ruang serta peningkatan kualitas lingkungan,sekaligus memberikan
kepastian hukum hak atas tanah masyarakat, dipandang perlu
melakukan penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah baik secara fisik maupun yuridis dengan melibatkan
partisipasi masyarakat melalui penyelenggaraan konsolidasi tanah;
2. Bahwa agar penyelenggaraan konsolidasi tanahdapat berjalan efektif dan
optimal, perlu ditetapkan lokasi konsolidasi tanah dengan Surat
Keputusan Bupati/Walikota*)…………….;
MEMPERHATIKAN : 1. Rencana Umum Kegiatan Konsolidasi Tanah di
Kabupaten/Kota*)...............;
2. Hasil musyawarah antara calon peserta Konsolidasi Tanah dengan Tim
Koordinasi dalam rangka pelaksanaan Konsolidasi Tanah di
Desa/Kelurahan*)…………….,Kecamatan.……………Kabupaten/Kota*)
..................... tanggal …………….
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2043);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2000 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 Tentang Bea
Perolehan Hak Atas Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 130);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 66);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang
Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 131);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
75
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
8. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5280);
9. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5433);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 224 Tahun 1961
Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian
(Lembaran Negara tahun 1961 No. 280);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3696);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4385);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 351, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5804);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5103);
17. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1991
tentang Konsolidasi Tanah ;
18. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah;
19. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 11 Tahun 1997 tentang Penertiban Tanah-Tanah Objek
Redistribusi Landreform;
20. Ketentuan lainnya yang dianggap perlu...
76
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN
PERTAMA : Lokasi Kegiatan Konsolidasi Tanah di:
Desa/Kelurahan*) :……………..……………………
Kecamatan :…………………………………..
Kabupaten/Kota*) :………………………………..…
Luas : ………… Ha/m2*) Peta Situasiterlampir
Jumlah pemilik/peserta :…………orang
Jumlah Bidang :…………bidang
KEDUA : Selama pelaksanaan konsolidasi tanah, tidak diperkenankan untuk
mengalihkan/memindahtangankan hak atas tanah di lokasi konsolidasi
tanah dan/atau melakukan perubahan penggunaan tanah tanpa seijin
Bupati/Walikota*)........................
KETIGA : Setelah dilaksanakannya penataan kembali penguasaan pemilikan
pemanfaatan dan penggunaan tanah melalui konsolidasi tanah, akan
dilakukan pembangunan prasarana dan sarana terhadap tanah untuk
pembangunan (TP) sesuai rencana pembangunan Kabupaten/Kota*)
..........................
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN : ….......................…………..
PADA TANGGAL : ….......................…………..
BUPATI/WALIKOTA*)..……...…..
______________________________
Keterangan:
*) Pilih salah satu
Catatan:
Substansi Surat Keputusan dapat disesuaikan...
77
FORM KT-305
LAPORAN BULANAN PERENCANAAN KONSOLIDASI TANAH
Bulan................Tahun ..................
KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI .......................
.....................,............................20.......
Kepala Kantor Wilayah BPN
Provinsi...........................
_________________________
NIP.
Keterangan:
*) Pilih Salah Satu/Coret Yang Tidak Perlu
**) Hanya Contoh
78
FORM KT-312
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Hasil Akhir
Lampiran
79
Lampiran 1. Format Peta
80
Lampiran 2. Format Desain Awal (Sketch Block Plan)
DESAIN AWAL
PERENCANAAN KONSOLIDASI TANAH
TAHUN …..
KAB/KOTA ………
KECAMATAN……….
DESA……………
81
Lampiran 3. Format Peta Zoom In Lokasi
82
Lampiran 4. Pewarnaan Peta
NO LEGENDA R G B KETERANGAN
1 Sepakat 38 115 0
83
Lampiran 5. Klasifikasi Kawasan pada RTRW
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten dan Kota, klasifikasi Kawasan pada Rencana Tata Ruang Wilayah sbb:
84
• Kawasan peternakan
d. Kawasan Perikanan
• Kawasan perikanan tangkap
• Kawasan perikanan budidaya
e. Kawasan Pertambangan dan Energi
• Kawasan pertambangan mineral
• Kawasan pertambangan batubara
• Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi
• Kawasan panas bumi
• Kawasan pembangkitan tenaga listrik
f. Kawasan Peruntukkan Industri
g. Kawasan Pariwisata
h. Kawasan Permukiman
• Kawasan permukiman perkotaan
• Kawasan permukiman perdesaan
i. Kawasan Pertahanan dan Keamanan
85
c. Kawasan Perikanan
• Kawasan perikanan tangkap
• Kawasan perikanan budidaya
d. Kawasan Pertambangan dan Energi
• Kawasan pertambangan mineral
• Kawasan pertambangan batubara
• Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi
• Kawasan panas bumi
• Kawasan pembangkitan tenaga listrik
e. Kawasan Peruntukkan Industri
• Kawasan industri
• Sentra industri kecil dan menengah
f. Kawasan Pariwisata
g. Kawasan Permukiman
• Kawasan perumahan
• Kawasan perdagangan dan jasa
• Kawasan perkantoran
• Kawasan peribadatan
• Kawasan Pendidikan
• Kawasan Kesehatan
• Kawasan olahraga
• Kawasan transportasi
• Kawasan sumber daya air
• Kawasan ruang terbuka non hijau
• Tempat evakuasi bencana
• Kawasan sektor informal
• Kawasan permukiman perdesaan
h. Kawasan Hutan Rakyat
i. Kawasan Pertahanan dan Keamanan
86