Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

FASILITASI PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR) DAERAH


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2022

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya berupa nikmat iman, kekuatan, keselamatan, dan kesabaran,
serta sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan jalan kebenaran kepada umatnya sehingga Laporan Pendahuluan Fasilitasi
Penyusunan RDTR Provinsi Jambi Tahun 2022 dapat terselesaikan dengan baik. Tidak
lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan RDTR Provinsi Jambi menggambarkan
proses persiapan kegiatan yang meliputi penyusunan rencana kerja, penyusunan tahapan
dan jadwal pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Penyusunan RDTR Provinsi Jambi Tahun 2022.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan
berguna di masa yang akan dating.

Jambi, 29 Juni 2022


Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Jambi

TTD

Wartomo, A.Ptnh., S.H., M.H.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Sasaran ................................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup ....................................................................................................... 2
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah ............................................................................................ 2
1.3.2 Ruang Lingkup Substansi........................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM PENATAAN RUANG DI PROVINSI JAMBI............................... 4
2.1 Gambaran Umum Provinsi Jambi ........................................................................... 4
2.2 Gambaran Umum Penguasaan Tanah di Provinsi Jambi ........................................ 7
2.3 Status RTRW dan RDTR di Provinsi Jambi ........................................................... 8
BAB III METODOLOGI DAN RENCANA KERJA ...................................................................... 10
3.1 Metodologi Pelaksanaan ....................................................................................... 10
3.2 Penyusunan Jadwal Kegiatan ................................................................................ 10
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI PENYUSUNAN RTR DAERAH ............ 12
4.1 Pelaksanaan Rapat Persiapan ................................................................................ 12
4.2 Penentuan Lokasi Fasilitasi Penyusunan Rencana Tata Ruang ............................ 12

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luasan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi .......................................................... 4


Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Di Provinsi Jambi ............................. 6
Tabel 2.3 Gambaran Umum Penguasaan Tanah di Provinsi Jambi ..................................... 7
Tabel 3.1 Rencana Jadwal Kegiatan ................................................................................... 11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Administrasi Provinsi Jambi ..................................................................... 5

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jambi tentang


Pengangkatan Tenaga Konsultan (Individual Kontrak) ................................................ 15
2. Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jambi tentang
Penetapan Tim Pelaksana ............................................................................................. 19
3. Dokumentasi Rapat Koordinasi Fasilitasi Penyusunan
Rencana Tata Ruang (RTR) Daerah di Provinsi Jambi ................................................ 24

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyelenggaraan penataan ruang merupakan upaya perwujudan ruang yang aman,
nyaman, dan berkelanjutan sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007. Hal ini terkait upaya pembangunan suatu wilayah/daerah secara efektif,
efisien, berkelanjutan, serta bersinergi antar berbagai pemangku kepentingan. Selain itu
penataan ruang merupakan pendekatan spasial untuk mendorong dan mewujudkan
pembangunan/pengembangan wilayah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
masyarakat yang berkeadilan sosial dalam lingkungan hidup yang lestari dan
berkesinambungan.
Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) DJTR tahun 2020-2024, program
prioritas bidang tata ruang yaitu percepatan penyediaan produk Rencana Tata Ruang
(RTR) khususnya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dalam rangka mendukung agenda
pembangunan Prioritas Nasional (PN) 2 “Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi
Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan”. Penguatan peran RDTR ini juga menjadi fokus
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU CK) untuk
mendukung ekosistem kemudahan berusaha yang terkait dengan persyaratan dasar dalam
penerbitan izin berusaha dan nonberusaha.
RDTR merupakan rencana rinci yang disusun pada suatu wilayah perencanaan yang
dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota. Wilayah perencanaan merupakan
bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis kabupaten/kota yang akan disusun
rencana rinci, sesuai dengan arahan yang telah ditetapkan di dalam RTRW kabupaten/kota
yang bersangkutan. Adapun muatan RDTR sendiri meliputi, tujuan penataan WP, rencana
struktur ruang, rencana pola ruang, ketentuan pemanfaatan ruang, dan peraturan zonasi.
Setelah ditetapkan melalui peraturan perundangan, RDTR berlaku dalam jangka waktu 20
(dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
Tata cara penyusunan RDTR sendiri meliputi proses penyusunan, pelibatan peran
masyarakat, pembahasan rancangan RDTR, dan penetapan RDTR. Prosedur penyusunan
dimulai dari persiapan, pengumpulan data dan informasi, pengolahan dan analisis data,
perumusan konsepsi, serta penyusunan rancangan peraturan kepala daerah. Penjelasan
lebih rinci mengenai tahapan penyusunan RDTR tercantum dalam Peraturan Menteri
ATR/Kepala BPN Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan

1
Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang.
Berdasarkan Draf Tata Cara Kerja (TCK) Fasilitasi Penyusunan Rencana Tata Ruang
(RTR) Daerah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun
2022, Provinsi Jambi termasuk ke dalam Wilayah I, yaitu fasilitasi penyusunan RTR
Daerah di Pulau Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung).
Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
mengamanatkan integrasi fungsi tata ruang ke dalam tugas pokok dan fungsi Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN) Provinsi, sehingga Kanwil BPN
Provinsi memiliki tugas untuk memfasilitasi penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang di
daerah.
Oleh karena itu, sebagai bentuk pelaksanaan tugas dan fungsi baru tersebut, maka
Kanwil BPN Provinsi Jambi bermaksud untuk membantu melakukan fasilitasi penyusunan
RTR Daerah dalam bentuk data dasar, mengingat salah satu kendala yang dihadapi
pemerintah daerah dalam penyusunan RDTR adalah minimnya ketersediaan data dasar
yang meliputi data dasar RDTR, data kependudukan, ekonomi, fisik dasar dan lingkungan,
pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, sarana dan prasarana serta kebijakan yang
dibutuhkan dalam proses analisis.

1.2 Tujuan dan Sasaran


Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu pemerintah daerah dalam penyediaan
data dasar penyusunan Rencana Detail Tata Ruang. Adapun sasaran yang ingin dicapai
dari kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), yaitu :
a. Tersedianya database RDTR di Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Merangin, Kabupaten Bungo, dan Kabupaten Tebo
(Cadangan).
b. Terlaksananya identifikasi pemutakhiran secara berkala status penyusunan dan
penetapan RDTR di seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jambi.

1.3 Ruang Lingkup


1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah fasilitasi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) ini
berada di 5 (lima) kabupaten/kota di Provinsi Jambi antara lain Kota Jambi, Kabupaten

2
Muaro Jambi, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin, Kabupaten Bungo, dan
Kabupaten Tebo (Cadangan).

1.3.2 Ruang Lingkup Substansi


Ruang lingkup substansi fasilitasi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
ini adalah melakukan pengumpulan, verifikasi, strukturisasi, dan penginputan data dasar ke
dalam sistem penyimpanan, serta menyiapkan pemutakhiran berkala status penyusunan dan
penetapan RDTR di 5 (lima) kabupaten/kota di Provinsi Jambi.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PENATAAN RUANG DI PROVINSI JAMBI

2.1 Gambaran Umum Provinsi Jambi


Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0° 45' - 2° 45' Lintang Selatan dan
101° 10' - 104° 55' Bujur Timur. Batas Provinsi Jambi antara lain :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau
b. Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu.
Luas Wilayah Provinsi Jambi 53.435 Km2, dengan luas daratan 50.160,05 Km2 yang
terbagi antara lain :
Tabel 2.1
Luasan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
No. Kabupaten/Kota Luas (Km2) Persentase (%)
1 Kota Jambi 205,43 0,41
2 Kota Sungai Penuh 391,5 0,78
3 Kabupaten Batanghari 5.804 11,57
4 Kabupaten Bungo 4.659 9,29
5 Kabupaten Kerinci 3.355,27 6,69
6 Kabupaten Merangin 7.679 15,31
7 Kabupaten Muaro Jambi 5.326 10,62
8 Kabupaten Sarolangun 6.184 12,33
9 Kabupaten Tanjung Jabung Barat 4.649,85 9,27
10 Kabupaten Tanjung Jabung Timur 5.445 10,86
11 Kabupaten Tebo 6.461 12,88
Total 50.160,05 100
(Sumber : Provinsi Jambi dalam angka 2021)

4
Gambar 2.1
Peta Administrasi Provinsi Jambi

5
Luas wilayah terbesar di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Merangin sebesar
7.679 Km2 atau sebesar 15,31 persen dari total luas wilayah Provinsi Jambi, diikuti oleh
Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun masingmasing sebesar 6.461 Km2 dan 6.184
Km2 . Unsur iklim di Provinsi Jambi diamati melalui 3 lokasi, yaitu Stasiun BMKG Depati
Parbo di Kerinci, Stasiun Klimatologi Jambi di Muaro Jambi, dan Stasiun BMKG Sultan
Thaha di Kota Jambi. Di antara ketiga lokasi pengamatan, Stasiun BMKG Depati Parbo
yang menunjukkan rata-rata suhu udara di Kerinci adalah yang terendah, yaitu 23,07 °C di
tahun 2020.
Suhu minimum di Kerinci tahun 2020 adalah 15,30 °C lebih hangat dibanding
dengan suhu pada tahun 2019. Tekanan udara di Stasiun Pengamatan BMKG Depati Parbo
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 923,39 mb dengan range 913,40 mb sampai dengan
1.015,40 mb. Tekanan udara di Stasiun Pengamatan Klimatologi Jambi di Muaro Jambi
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1.007,66 mb dengan range 1.000,10 mb sampai
dengan 1.018,80 mb. Dan, tekanan udara di Stasiun Pengamatan BMKG Sultan Thaha
Jambi menunjukkan nilai rata-rata 1.006,56 mb dengan range 1.005,50 mb sampai dengan
1.012,10 mb.
Jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2020 sebanyak 3.548,2 ribu jiwa,
mengalami penurunan sebesar 76,4 ribu jiwa apabila dibandingkan dengan jumlah
penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2019 yang memiliki jumlah 3.624,6 ribu jiwa.
Kepadatan penduduk terpadat di Provinsi Jambi terdapat di Kota Jambi dengan tingkat
kepadatan mencapai 2.951 orang/Km2. Kemudian di urutan kedua terletak di Kota Sungai
Penuh dengan tingkat kepadatan 247 orang/Km2. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk
serta tingkat kepadatannya di Provinsi Jambi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Di Provinsi Jambi
Kepadatan
No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk
(orang/Km2)
1 Kerinci 250,3 75
2 Merangin 354,1 46
3 Sarolangun 290,1 47
4 Batang Hari 301,7 52
5 Muaro Jambi 402,0 75
6 Tanjung Jabung Timur 229,8 42
7 Tanjung Jabung Barat 317,5 68
8 Tebo 337,7 52
9 Bungo 362,4 78
10 Kota Jambi 606,2 2.951
11 Kota Sungai Penuh 96,6 247
Jumlah 3.548,2 339,36
(Sumber : Provinsi Jambi dalam angka 2021)

6
2.2 Gambaran Umum Penguasaan Tanah di Provinsi Jambi
Pengertian penguasaan dapat dipakai dalam arti fisik, juga dalam arti yuridis. Ada
penguasaan beraspek privat dan beraspek publik. Penguasaan dalam arti yuridis adalah
penguasaan yang dilandasi hak yang dilindungi oleh hukum dan pada umumnya memberi
kewenangan kepada pemegang hak untuk menguasai secara fisik tanah yang dihaki,
misalnya pemilik tanah mempergunakan atau mengambil manfaat dari tanah yang dihaki,
tidak diserahkan kepada pihak lain (Urip Santoso 2005: 73). Penguasaan secara yuridis,
biarpun memberi kewenangan untuk menguasai tanah yang dihaki secara fisik, pada
kenyataannya penguasaan fisiknya dikuasai oleh pihak lain. Sebagai contoh, seseorang
yang memiliki tanah tidak mempergunakan tanahnya sendiri akan tetapi disewakan kepada
pihak lain.
Dalam hal ini secara yuridis tanah tersebut dimiliki oleh pemilik tanah akan tetapi
secara fisik dilakukan oleh penyewa tanah. Ada juga penguasaan secara yuridis yang tidak
memberi kewenangan untuk menguasai tanah yang bersangkutan secara fisik. Sebagai
contoh, kreditor (Bank) pemegang hak jaminan atas tanah mempunyai hak penguasaan
yuridis atas tanah yang dijadikan agunan (jaminan) akan tetapi secara fisik penguasaannya
tetap ada pada pemegang hak atas tanah. Penguasaan yuridis yang beraspek publik, yaitu
penguasaan atas tanah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 45 dan Pasal
2 UUPA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 penguasaan tanah adalah
hubungan hukum antara orang perorangan, kelompok masyarakat atau badan hukum
dengan tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Secara umum luas tanah di Provinsi Jambi ± 5.000.000 Ha dan dibagi menjadi dua
kawasan, yaitu kawasan hutan dan kawasan areal penggunaan lain. Tanah yang terletak di
kawasan hutan merupakan wewenang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) sehingga sedikit sulit untuk mengetahui (perusahaan) siapa yang mengelola
beserta luasannya.
Tabel 2.3
Gambaran Umum Penguasaan Tanah di Provinsi Jambi
No. Nama Kawasan Luas (Ha)
1 Hutan 2.122.366
2 Areal Penggunaan Lain (APL) 2.783.396
Total 4.905.762
(Sumber : SK.6613/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021)

7
Berdasarkan tabel luas kawasan hutan di Provinsi Jambi seluas ± 2.122.366 Ha.
Sedangkan luas Areal Penggunaan Lain (APL) seluas ± 2.783.396 Ha. Pada lahan APL
terdapat penguasaan Hak Guna Usaha (HGU) seluas ± 285.246, 66 Ha, Hak Milik (HM)
seluas ± 342.552,7 Ha, dan Hak Guna Bangunan seluas ± 8.584,19 Ha.

2.3 Status RTRW dan RDTR di Provinsi Jambi


Rencana tata ruang merupakan wujud penataan ruang yang berisi tentang
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang yang
semestinya digunakan sebagai acuan kebijakan bagi pembangunan di setiap sektor, lintas
sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat dilaksanakan secara sinergis, serasi
dan berkelanjutan. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian ruang. Penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan
lingkungan, efisien dalam pola alokasi investasi yang bersinergi dan dapat dijadikan acuan
dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan undang-undang No. 26 Tahun 2007, dalam rangka
mengimplementasikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), diperlukan produk
dokumen perencanaan yang lebih operasional. Dalam hal ini adalah diperlukannya
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai penjabaran lebih lanjut dari RTRW. Karena
pada dasarnya, RDTR merupakan pendalaman materi dari RTRW agar dapat lebih
operasional dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik
wilayah. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan rencana yang memuat ketentuan-
ketentuan mengenai penetapan fungsi bagian wilayah yang pada hakekatnya menjadi
arahan lokasi berbagai kegiatan yang memiliki kesamaan fungsi maupun lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu. Pada prinsipnya, RDTR juga merupakan
rencana tiga dimensi yang mengandung pengertian upaya penetapan intensitas penggunaan
ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan fungsinya di dalam struktur tata ruang
secara keseluruhan.
Di sebelas Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Jambi telah disusun Rencana
Tata Ruang Wilayah. Dari sebelas Kabupaten/Kota Tersebut terdapat satu Kota di Provinsi
Jambi yang telah selesai menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Kota tersebut
yakni Kota Sungai Penuh. Harapan kedepan sepuluh Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
yang belum memiliki Rencana Detail Tata Ruang dapat segera menyelesaikan Rencana
Detail Tata Ruang. Penyusunan RDTR Provinsi Jambi disusun dengan memperkirakan

8
perkembangan yang akan datang, berdasarkan pertimbangan daya dukung lahan, potensi
sumber daya yang ada, serta batasan kendala yang di hadapi. Selain itu sinergi antar
stakeholder yang ada di dalam Provinsi Jambi sangat dibutuhkan dalam menyusun RDTR
demi menuju arah pembangunan Provinsi Jambi yang lebih baik. Dengan demikian
diharapkan RDTR ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam pemanfaatan ruang
sehingga perkembangan sosial ekonomi dapat berjalan secara efisien dan efektif dengan
tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan.

9
BAB III
METODOLOGI DAN RENCANA KERJA

3.1 Metodologi Pelaksanaan


Dalam pelaksanaan fasilitasi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) ini
melalui beberapa tahapan antara lain tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pelaporan. Ruang lingkup metodologi antara lain:
a. Penyiapan tim kerja;
b. Penentuan lokasi kabupaten/kota yang akan dilakukan penyusunan data dasar;
c. Melaksanakan rapat persiapan pelaksanaan kegiatan secara daring/luring;
d. Mengumpulkan sekurang-kurangnya 30 jenis data dasar di tiap Kabupaten/Kota
untuk 4 (empat) kabupaten/kota;
e. Melakukan verifikasi data dasar yang telah terkumpul;
f. Melakukan strukturisasi data;
g. Melaksanakan rapat hasil verifikasi dan strukturisasi data;
h. Melakukan input data dasar ke dalam sistem penyimpanan dan diserahterimakan
ke Ditjen Tata Ruang c.q. Direktorat Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah
Wilayah I atau Direktorat Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II dan
pemerintah kabupaten/kota;
i. Melakukan koordinasi dengan Ditjen Tata Ruang c.q. Direktorat Bina
Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I atau Direktorat Bina Perencanaan Tata
Ruang Daerah Wilayah II, pemerintah kabupaten/kota dan kementerian/lembaga;
j. Menyiapkan pemutakhiran berkala status penyusunan dan penetapan RDTR di
seluruh Kabupaten/Kota untuk dikoordinasikan dengan Direktorat Bina
Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I atau Direktorat Bina Perencanaan Tata
Ruang Daerah Wilayah II sebagai bahan masukan Protaru; dan
k. Menyusun Laporan Fasilitasi Penyusunan RDTR di Kabupaten/Kota.

3.2 Penyusunan Jadwal Kegiatan


Rencana jadwal pelaksanaan kegiatan penyediaan data dasar penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) disusun dengan menyelaraskan semua tahapan kegiatan serta
ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan anggaran. Jangka waktu efektif
pelaksanaan kegiatan diperkirakan selesai dalam waktu sekitar 10 bulan kalender. Dapat
dilihat pada tabel berikut.

10
Tabel 3.1
Rencana Jadwal Kegiatan
Bulan ke
Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Proses Persiapan
a) Penyiapan tim kerja.
b) Penyusunan rencana kerja.
c) Melaksanakan rapat persiapan pelaksanaan kegiatan dan penyamaan persepsi dengan Ditjen Tata Ruang c.q. Dit. Bina
Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I atau Dit. Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II.
d) Penentuan lokasi kabupaten/kota yang akan dilakukan penyusunan data dasar
Pelaksanaan
a) Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Kantor Pertanahan dan Kementerian/Lembaga
b) Melakukan pengumpulan data dasar untuk penyusunan RDTR pada 3 – 5 Kabupaten/Kota
c) Melakukan verifikasi data dasar yang telah terkumpul;
d) Melakukan strukturisasi data;
e) Melaksanakan rapat hasil verifikasi dan strukturisasi data;
f) Melakukan input data dasar ke dalam sistem penyimpanan dan disampaikan ke Ditjen Tata Ruang c.q. Dit. Bina
Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I atau Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II dan pemerintah
kabupaten/kota
g) Menyiapkan pemutakhiran berkala status penyusunan dan penetapan RDTR di seluruh Kabupaten/Kota untuk
dikoordinasikan dengan c.q. Dit. Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I atau Dit. Bina Perencanaan Tata
Ruang Daerah Wilayah II sebagai bahan masukan Protaru
Pelaporan
a) Laporan pendahuluan
b) Laporan triwulan
c) Laporan akhir
d) Kompilasi data
(Sumber : Tata Cara Kerja Penyusunan Fasilitasi RTR Daerah)

11
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI PENYUSUNAN RTR DAERAH

4.1 Pelaksanaan Rapat Persiapan


Sebelum terjun ke lapangan untuk mengecek lokasi maka diperlukan adanya rapat
persiapan guna mematangkan persiapan. Rapat persiapan ini bertujuan untuk :
a. Menyamakan pemahaman terkait maksud dan tujuan kegiatan penyediaan data
dasar Penyusunan RDTR;
b. Menjaring masukan dari stakeholders terkait usulan lokasi pelaksanaan kegiatan
kegiatan penyediaan data dasar Penyusunan RDTR;
c. Menyepakati mekanisme pelaksanaan program dan anggaran; dan
d. Menyepakati tim pelaksana kegiatan kegiatan penyediaan data dasar Penyusunan
RDTR.
Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan di Kanwil BPN Provinsi Jambi dilaksanakan
pada tanggal 14 Juni 2022.

4.2 Penentuan Lokasi Fasilitasi Penyusunan Rencana Tata Ruang


Dalam proses penentuan lokasi kegiatan fasilitasi penyusunan RTR Daerah terdapat
beberapa faktor yang perlu diperhatikan yakni :
a. Lokasi merupakan ibukota provinsi;
b. Lokasi kabupaten/kota yang mempunyai wilayah desa yang ditetapkan sebagai
desa prioritas nasional;
c. Lokasi kabupaten/kota yang mempunyai informasi bidang pertanahan yang cukup
lengkap;
d. Sesuai arahan RTRW;
e. Luas wilayah sekitar 2.000 – 6.000 Ha;
f. Terdapat dukungan data dasar; dan
g. Lokasi yang disepakati melalui rapat koordinasi dengan DJTR (Direktorat Bina
Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I atau Direktorat Bina Perencanaan Tata
Ruang Daerah Wilayah II) dan Pemerintah Daerah.
Berdasarkan kriteria di atas, maka lokasi yang akan dijadikan sebagai lokasi fasilitasi
penyususnan rencana tata ruang yaitu :
1. Kota Jambi;
2. Kabupaten Muaro Jambi;

12
3. Kabupaten Sarolangun;
4. Kabupaten Merangin;
5. Kabupaten Bungo; dan
6. Kabupaten Tebo (Cadangan).

13
LAMPIRAN

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
DOKUMENTASI RAPAT KOORDINASI FASILITASI PENYUSUNAN
RENCANA TATA RUANG (RTR) DAERAH DI PROVINSI JAMBI

24
25
26

Anda mungkin juga menyukai