DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
1.4.4. Query..................................................................................................................... 30
2.2. Overlay.......................................................................................................................... 37
2.2.1. Intersect................................................................................................................. 37
2.3.1. Buffer..................................................................................................................... 41
2.4.2. Dissolve.................................................................................................................. 45
3.1. Slope............................................................................................................................. 47
ii
TUTORIAL 7. PENGGUNAAN ALAT SURVEY……………………………………………………………………114
7.1. Countur GPS…………………………………………………………………………………………………………..114
7.1.1 Persiapan…………………………………………………………………………………………………………..114
DAFTAR GAMBAR
ii
BAGIAN 1
Pengenalan dan analisis dasar spasial memberikan perpaduan teori dan praktik
tentang bekerja dengan data spasial, analisis data vektor dan raster, pemodelan 3
dimensi, serta produksi peta
TUTORIAL 1
BEKERJA DENGAN DATA SPASIAL
Data dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan data yang berorientasi geografis, memiliki
sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang
membuatnya berbeda dari data lain, yaitu: informasi spasial (lokasi) dan informasi atribut
(deskriptif). Data masukan dalam SIG dapat berupa: peta (analog atau digital), pengukuran
lapangan, data GPS, foto udara dan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM), data statistik
dalam bentuk laporan dan tabel, serta berbagai jenis data lainnya. Secara sederhana format data
dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: data vektor dan data
raster.
Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam bentuk titik, garis dan area
(daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes
(merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).
Keuntungan utama format data vektor adalah: ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik,
garis dan area yang sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi seperti
basisdata batas kadaster, dapat mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur, sedangkan
kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan
gradual.
Data Raster
ata raster direpresentasikan sebagai pixel (picture element), dimana resolusi pixel menggambarkan
objek permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra sehingga semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya.
Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas yang berubah secara gradual, seperti jenis
tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya sedangkan keterbatasan utama
dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi pixel semakin besar pula
ukuran filenya.
2
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Data citra satelit dapat diunduh secara gratis melalui Earth Explorer dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
2. Ketikkan nama daerah, kota atau alamat, lalu klik Show. Klik pada hasil pencarian yang
muncul pada bagian bawah kolom Address (boks hijau) untuk menampilkan ikon merah pada
muka peta.
Untuk pencarian data citra dalam rentang waktu tertentu dan dalam bulan tertentu, pengguna
dapat memasukkannya dalam opsi Data Range
3
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Pilih dataset yang diinginkan pada tab disebelah kanan atau bagian bawah aplikasi. Pengguna
akan memperoleh seluruh data yang dapat diunduh dari aplikasi Earth Explorer.
4. Pilih data sesuai dengan keinginan, dalam hal ini Landsat Archieve, L7 ETM+SLC-off (2003-
4
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
present)
5. Klik tab Additional Criteria di bagian atas atau bawah aplikasi, tambahkan parameter
tambahan yang diinginkan, seperti persentasi tutupan awan (Cloud Cover), stasiun dan tipe
data kemudian klik Results.
6. Seluruh dataset sejak tanggal 1 Januari 1920 dan memenuhi persyaratan dalam Additional
5
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Criteria akan tampil. Pilih dataset yang diinginkan kemudian klik pada ikon Download. Pada
latihan ini, akan dicoba untuk mengunduh data citra Landsat dengan tanggal perekaman yang
berdekatan dengan tanggal perekaman citra Landsat L8 OLI TIRS L1T pada latihan sebelumnya.
Catatan: untuk mengunduh data dalam bentuk Level 1 Product maka pengguna harus melakukan
login.
6
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
8. Login dengan menggunakan User Name dan Password. Bila belum memiliki akun, pengguna
dapat melakukan registrasi terlebih dahulu. Pengguna dapat mengaktifkan akun di USGS
dengan memasuki tautan yang dikirimkan ke email yang Anda gunakan pada saat registrasi
9. Jika proses login berhasil, maka pada bagian pojok kanan atas akan muncul user name yang
digunakan.
10. Untuk melanjutkan proses download, klik ikon download scene yang diinginkan.
Catatan: waktu yang dibutuhkan untuk mengunduh data sangat tergantung dari koneksi
internet yang digunakan.
7
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
11. Setiap scene menghasilkan 1 buah file dalam bentuk zip. Untuk dapat menampilkan citra
Landsat, pengguna harus melakukan unzip. Klik kanan pada file dengan ekstensi *zip dan pilih
Extract to Here, dah hasil ekstraksi ditampilkan sebagai berikut:
Catatan: informasi lebih lanjut mengenai level dan cara pengolahan citra Landsat oleh USGS dapat
diakses melalui tautan http://landsat.usgs.gov/Landsat_Processing_Details.php
sedangkan Aturan penamaan file scene Landsat dapat dilihat di
http://landsat.usgs.gov/naming_conventions_scene_identifiers.php
8
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2. Lakukan registrasi terlebih dahulu, pada kolom Operation, klik Register & Modification.
3. Isikan kolom-kolom informasi pengguna sesuai ketentuan, lalu Next. Akan muncul Confirm
User Information, klik Register.
4. Jika proses registrasi sudah selesai, maka akan langsung Login secara otomatis. Untuk
memulai pencarian klik Search.
5. Pilih lokasi yang diinginkan dengan memanfaatkan tools Zoom In dan Zoom Out. Pemilihan
lokasi dapat dilakukan secara langsung, menggunakan poligon, menggunakan shapefile, atau
menggunakan koordinat. Untuk memilih lokasi Tekan Grid dan Start.
9
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
7. Sebuah dialog box file data DEM yang akan diunduh akan muncul. Klik Next
Catatan: Apabila pengguna memilih beberapa file dalam pada langkah sebelumnya maka
seluruhnya akan muncul pada dialog box.
10
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
8. Pada Select Purpose, pilih salah satu kategori. Lalu klik Agree. Klik Download.
10. Ekstrak .zip terlebih dahulu sebelum file siap untuk digunakan
11
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Connecting Folder Data. Untuk dapat menambah data ke dalam ArcMap, lakukan koneksi folder
kerja yang akan digunakan. Agar dapat menampilkan direktori tempat penyimpanan data di
dalam ArcCatalog, kita harus melakukan proses connecting data, arahkan kursor pada Catalog
12
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Tree, pilih Icon connect to folder, arahkan ke folder tempat penyimpanan data OK
4. Tambahkan citra raster dengan klik ikon Add Data. Pilih Sleman.tiff
5. Buat Folder baru untuk menyimpan hasil digitasi. Klik kanan pada folder penyimpanan New
Folder Beri Nama Folder
6. Buat shapefile baru untuk sebagai layer data hasil digitasi. Klik kanan pada folder yang dibuat
sebelumnya Shapefile
13
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
7. Akan muncul dialog box, isikan nama layer sesuai dengan karakteristiknya dan pilih feature
type yang bersesuaian, yang terdiri dari point (titik), polyline (garis) dan polygon (luasan).
Pada sesi latihan ini kita akan mendigitasi data masjid untuk tipe data titik, data jalan dan sungai
untuk tipe data polyline dan Tutupan Lahan untuk tipe data polygon.
14
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Aktifkan tool Editor dengan klik kanan pada Menu Bar Atas Pilih and Check Editor. Akan
muncul tool Editor pada tampilan layer.
4. Klik Editor Start Editing. Pada menubar bagian Kanan, akan muncul Create Feature, klik
layer Masjid, pilih Point pada Construction Tools.
5. Digit objek Masjid pada Citra
3. Aktifkan tool Editor dengan klik kanan pada Menu Bar Atas Pilih and Check Editor. Akan
muncul tool Editor pada tampilan layer.
15
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
4. Klik Editor Start Editing. Pada menubar bagian Kanan, akan muncul Create Feature, klik
layer Jalan, pilih Line pada Construction Tools.
5. Digit objek jalan pada Citra
3. Aktifkan tool Editor dengan klik kanan pada Menu Bar Atas Pilih and Check Editor. Akan
muncul tool Editor pada tampilan layer.
16
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
4. Klik Editor Start Editing. Pada menubar bagian Kanan, akan muncul Create Feature, klik
layer Sawah, pilih Polygon pada Construction Tools.
5. Digit objek Sawah pada Citra
6. Lanjutkan proses untuk beberapa layer: Sungai, Kebun Campuran, Sawah, serta Permukiman,
dengan mengikuti langkah-langkah yang ada di atas.
7. Berikut tampilan hasil digitasi
17
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Browse untuk mengganti input File ke GPX File dan browse untuk menyimpan Output file
dalam bentuk shapefile (.shp) Kik OK
18
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
1. Siapkan file hasil digitasi di google earth, contohnya Waduk Gajah Mungkur seperti gambar
dibawah ini.
19
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
4. Masukan file KML Waduk Gajah Mungkur sebagai input, tentukan lokasi folder penyimpanan
hasil output dan terakhir isikan nama layer di kolom Output Data Klik OK
6. Untuk mengkonversi Feature Class keformat shapefile. Klik Kanan pada layer di Table of
Content Data Export Data. Akan muncul dialog box, klik tombol Browse. Tentukan
lokasi penyimpanan, Save As: Shapefile Klik OK. Hasil konversi akan ditampilkan di
ArcMap.
20
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Data spasial dari GPS dapat diedit dengan menggunakan MS. Excel untuk menambah data
pelengkap lainnya. Data hasil editing di MS. Excel tersebut dapat dikonversi menjadi Data Spasial
yang dapat dibaca oleh ArcGIS dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Pembuatan Tabel Data Proyek Strategis
21
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Catatan:
Sebelum melakukan konversi data pastikan format koordinat dalam bentuk Derajat-Decimal
(DD), jika data koordinat masih berbentuk Derajat-Menit-Detik (DMS) maka data koordinat
menit dan detik dirubah menjadi derajat, dengan besaran nilai konversi 1 derajat = 60 menit =
3600 detik.
X adalah Bujur (0°-360°) dan Y adalah Lintang (0°-90°), apabila Y berada di lintang selatan
maka nilai Y menjadi minus (-). Sebaiknya nilai koordinat diatur dengan 5 (lima) digit
dibelakang koma.
4. Kemudian Klik Kanan simbol Layer, maka akan tampil beberapa menu pilihan lalu klik
Add Data. Pilih file Proyek Strategis.xlsx Klik Add. Pilih worksheet yang diinginkan
Klik Add
22
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
6. Perhatikan dan Teliti data tabular sebelum dikonversi, apakah semua datanya sudah benar.
7. Tutup jendela tabel data tabular. Klik Kanan pada layer data di Table of Content >> klik
Display XY Data .
23
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
8. Muncul Display XY Data. Masukan KOORD_X untuk kolom X dan KOORD_Y untuk kolom Y,
atur koordinat proyeksinya dengan Klik tombol Edit Select Pilih Geograpic Coordinate
System WGS 1984. Akan muncul sebaran koordinat proyek strategis.
Catatan:
Harus di perhatikan ini hanya tampilan, belum menjadi shapefile (*.shp) dan masih berupa
Events sehingga masih membutuhkan proses konversi.
24
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
10. Dibagian Export Data, biarkan All Features dan This Layer’s Source Data. Browse untuk memilih
lokasi penyimpanan file output berbentuk .shp Klik OK Klik Yes pada dialog box: Do you
want to add the exported data to the map as a layer.
11. File ouput telah muncul pada display ArcGIS dan dapat disajikan dan dianalisis secara spasial
bersama peta tematik lainnya
25
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
1.4.1. Identify
Identify adalah fungsi yang digunakan untuk menampilkan informasi data atribut dari fitur yang
dipilih. Identify akan memunculkan semua informasi atribut yang menjelaskan tentang objek spasial
yang dipilih.
26
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Untuk membuka table dari layer tertentu dapat dilakukan dengan cara Klik Kanan di layer yang
ingin dilihat, misalnya layer Proyek_Strategis Pilih Open Atribute Table
27
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2. Sebagai contoh, tambahkan field “Kode_Bps”, Isikan nama Field : Kode_Bps, Type: Double.
Klik OK
3. Sebuah Field akan muncul di table dengan nama “Kode_BPS” dan nilai 0 (nol) pada semua
baris.
28
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Catatan:
Untuk menambahkan Field, pengguna perlu memperhatikan tipe dari field yang dibutuhkan.
Perhatikan Tabel dibawah ini:
Remove Field
Remove field digunakan untuk membuang atribut yang tidak digunakan dalam data atribut. Perlu
diperhatikan bahwa jika kita melakukan Remove Field, maka field yang bersangkutan akan dibuang
dari data secara permanen.
1. Klik Kanan layer Kab_Jogja Open Atribute Table Klik Kanan pada Field “Negara”
2. Pilih Delete Field. Jika ada peringatan bahwa proses ini tidak dapat di Undo Klik Yes
29
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
1.4.4. Query
Query adalah salah satu cara untuk melakukan pemilihan data atribut dengan kriteria tertentu.
ArcGIS menyediakan tool untuk melakukan query secara lengkap dengan bahasa SQL.
Select by Feature
Select Feature adalah tool yang dapat digunakan untuk memilih secara visual, baris dalam data
atribut dengan langkah-langkah berikut:
Select by Attributes
1. Bersihkan hasil pilihan dari query sebelumnya dengan memilih pada ikon Clear Selected
Features
2. Klik pada menu Selection Select by Attributes atau pada Attribute Table Table
Options Select by Attributes
3. Double Klik Provinsi, Klik Get Unique Values
4. Klik =, Klik ‘Bangka Belitung’ OK
5. Maka semua provinsi yang mengandung kata Bangka Belitung akan terpilih
30
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Numerik
Mengisi kolom (Field) untuk tipe data numerik dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
31
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
6. Setelah selesai mengisikolom-kolom tersebut, Klik Editor Save Edits dan Stop Editing
maka data yang telah diisikan telah tersimpan.
Text
Mengisi kolom (Field) untuk tipe data teks dapat dilakukan dengan langkah-langkah diatas, hanya
saja pada saat pengisian nilai Field harus menggunakan tanda “……”
32
TUTORIAL 2
ANALISIS VEKTOR
Analisis data vektor tingkat dasar meliputi beberapa proses pengolahan data
sederhana yang bermanfaat untuk mempersiapkan data spasial agar dapat
digunakan dalam proses analisis lebih lanjut.
Objek Pembelajaran
Extract Proximity
Overlay Generalization
Analisis data vektor biasanya digunakan untuk memetakan fenomena permukaan bumi
yang bersifat diskrit, yaitu batas antar fenomena dapat dibedakan, contohnya: jalan, sungai,
penggunaan lahan dan batas wilayah. Adapun yang termasuk dalam kelompok alat analisis data
vektor antara lain: proses extract (clip dan split), overlay (intersect dan symmetrical difference),
proximity (buffer) dan generalization (merge dan dissolve).
2.1. Extract
2.1.1. Clip
Clip adalah pemotongan bagian tertentu dari suatu layer data dengan menggunakan layer data lain
sebagai bidang pemotong. Umumnya, Clipping digunakan untuk memecah data peta besar menjadi
bagian lebih kecil atau mengekstrak bagian layer data tertentu dari suatu layer data, seperti
ditunjukkan dalam Gambar 3 dibawah ini.
Contoh: membuat data spasial berupa pengunaan lahan kabupaten gunung kidul (output) dari data
pengunaan lahan Provinsi D.I Yogyakarta (input) dipotong dengan menggunakan feature batas
kabupaten gunung kidul (clip Feature). Proses clipping dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
2. Klik ArcToolbox Analysis Tools Extract kemudian Double Klik pada Clip
34
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Catatan: Gunakan ikon Browser untuk membuka input features, clip features dan menyimpan
output features
2.1.2. Split
Split merupakan tools yang digunakan untuk memisahkan feature data berdasarkan bagian-bagian
tertentu, seperti ilustrasi pada Gambar 4 dibawah ini.
Contoh: pemisahan penggunaan lahan Provinsi Yogyakarta menggunakan batas kabupaten sebagai
feature pemotongnya. Proses splitting dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Klik ArcToolbox Analysis Tools Extract kemudian Double Klik pada Split
35
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Terbentuk feature-feature class baru penggunaan lahan (*shp), sesuai dengan Kabupaten di
Provinsi Yogyakarta
36
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2.2. Overlay
Overlay adalah proses tumpang susun dua layer peta atau lebih yang menghasilkan data baru yang
mengintegrasikan informasi dari kedua layer penyusunnya, dengan ilustrasi seperti Gambar 5
dibawah ini.
Terdapat beberapa macam kategori overlay, namun, ada tiga tipe yang paling sering digunakan
yaitu: intersect, union dan symmetrical difference.
2.2.1. Intersect
Intersect adalah penggabungan dua layer dengan hanya menyisakan bagian yang overlap dari
kedua layer tersebut sebagai data keluaran, seperti diilustrasikan dengan Gambar 6 dibawah ini.
Contohnya: untuk mendapatkan data penggunaan lahan sesuai dengan lokasi kabupatennya, maka
lakukan intersection antara DIY_PenggunaanLahan_Geo sebagai input dan batas_yogya sebagai
intersect feature dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Klik ArcToolbox Analysis Tools Overlay, Double Klik pada Intersect
37
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
38
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Contohnya: kita akan memetakan lokasi yang memiliki hak guna usaha saja atau izin lokasi dengan
menggunakan data spasial hak guna usaha dan data spasial izin lokasi, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Add Hak_Guna_Usaha.shp dan Izin_Usaha.shp
2. Klik ArcToolbox Analysis Tools Overlay, Double Klik pada Symmetrical Difference.
3. Pilih Input Features: Hak_Guna_Usaha.shp, pilih Update Features: Izin_Usaha.shp Output
Feature Class Hak_Guna_Usaha_SymDiff.shp dan arahkan ke folder penyimpanan OK.
39
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2.2.3. Union
Union adalah penggabungan dua layer dengan tetap menyisakan seluruh bagian dari kedua layer
masukan, batas-batas antar polygon dalam output akan dipertahankan sesuai dengan inputnya,
seperti diilustrasikan dengan Gambar 8 dibawah ini.
Contohnya: kita akan memetakan lokasi yang memiliki baik hak guna usaha maupun izin usaha,
dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Add Hak_Guna_Usaha.shp dan Izin_Usaha.shp
2. Klik ArcToolbox Analysis Tools Overlay, Double Klik pada Union.
3. Pilih Input Features: Izin_Usaha.shp dan Hak_Guna_Usaha.shp dan Output Feature Class:
izin_usaha_union.shp dan arahkan ke folder penyimpanan OK.
40
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2.3. Proximity
2.3.1. Buffer
Buffering adalah proses pembuatan zona dengan luasan tertentu disekeliling data tertentu, sesuai
dengan kriteria jarak tertentu oleh operator, seperti ditunjukkan pada Gambar 9 dibawah ini.
Digunakan untuk membuat feature baru berdasarkan penambahan luasan dengan jarak/radius
tertentu dari feature input. Buffer ini dapat digunakan terhadap feature titik, garis dan polygon.
Contohnya: pembuatan buffer garis untuk area berjarak 15 meter dari centerline (as) jalan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
41
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Multiple Ring Buffer digunakan membuat lebih dari satu buffer secara berurutan dalam satu proses
analisis untuk mengetahui distance jarak-jarak tertentu secara sistematis, seperti Gambar 10
dibawah ini.
Contohnya: pembuatan buffer untuk daerah disekitar situ dengan jarak radius 100 m, 200 m dan
300 m dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Add situ.shp
2. Klik ArcToolbox Analysis Tools Proximity, Double Klik pada Multiple Ring Buffer
5. Pilih input feature: Situ.shp, Output Feature Class: Situ_multiple_buffer.shp, dan arahkan
ke folder penyimpanan
42
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Pada kolom Distance, ketik angka 100, lalu klik tanda plus (+) ketik angka 200 dan 300. Ubah
Buffer Unit menjadi Meters OK
2.4. Generalization
2.4.1. Merge
Merge digunakan untuk menggabungkan feature dengan jenis yang sama, yaitu: point dengan
point, line dengan line dan polygon dengan polygon dari layer-layer data yang berbeda dengan
syarat layer harus saling berbatasan atau overlap seperti Gambar 11 dibawah ini.
43
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Contohnya: penggabungan batas kecamatan kabupaten bantul dengan batas kecamatan kabupaten
kulonprogo dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Add batas_kec_bantul.shp dan batas_kec_kulonprogo.shp.
2. Klik ArcToolbox Data Management Tools, Double Klik pada Merge.
3. Pilih Input Dataset: batas_kec_bantul.shp dan batas_kec_kulonprogo.shp dan Output
Dataset: batas_kec_bantul_Merge.shp dan arahkan ke folder penyimpanan
4. Secara default, semua field dari kedua layer akan terbawa pada kolom Field Map, selanjutnya
kita dapat menambah dengan tanda plus (+) atau menguranginya dengan tanda silang (x)
Klik OK jika sudah selesai.
44
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2.4.2. Dissolve
Dissolve adalah proses penyatuan berbagai kenampakan dari sebuah feature data garis atau
polygon menjadi satu berdasarkan atribut yang sama untuk item tertentu, seperti ditunjukkan pada
Gambar 12 dibawah ini.
45
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
46
TUTORIAL 3
ANALISIS RASTER
Analisis data raster dalam bentuk surface interpolation dan surface analysis yang
dapat digunakan dalam proses analisis lanjutan maupun modeling 3 dimensi
Objek Pembelajaran
Slope Hillshade
Aspect TIN
Analisis raster banyak digunakan untuk pemetaan fenomena yang bersifat kontinu, yaitu:
batas antar fenomena yang tidak terlihat jelas di lapangan, seperti data ketinggian, serta
pemodelan spasial, baik statis maupun dinamis. Beberapa contoh analisis raster yang dapat
diturunkan dari Digital Elevation Model (DEM), yaitu: Slope, Aspect, Hillshade dan TIN. Untuk
melakukan analisis data raster, kita akan menggunakan data SRTM yang dapat diunduh secara
gratis (http://srtm.usgs.gov/) dengan langkah-langkah pada Tutorial 1.1.1.
3.1. Slope
Slope atau kemiringan lereng dapat dinyatakan dalam derajat dari posisi horizontal (0-90) atau
persen slope (percent rise), seperti Gambar 13 dibawah ini.
Analisis slope atau kemiringan lereng dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3. Pilih Input Raster: srtm_jogja.tiff, Output Raster: slope, arahkan ke folder penyimpanan
dan Output Measurement (optional): Degree. Klik OK
48
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3.2. Aspect
Aspect merupakan salah satu dari peta turunan yang bisa dihasilkan dari DEM. Peta aspect banyak
digunakan dalam pemodelan erosi, iluminasi matahari, koreksi citra satelit, perencanaan
infrastruktur, dan lain—lain. Aspect dikalkulasi dengan cara memfilter DEM dari arah horizontal dan
vertikal dan kemudian hasilnya dikombinasikan dan dikonversi menjadi sudut azimuth, seperti
disimulasikan pada Gambar 14 dibawah ini.
Analisis arah lereng dari data SRTM dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
3. Pilih Input Raster: srtm_jogja.tiff, Output Raster: aspect, arahkan ke folder penyimpanan.
Klik OK
49
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3.3. Hillshade
Model hillshade adalah model bayangan relief dari data DEM dengan mensimulasikan sinar
matahari di permukaan bumi, sehingga hillshade dapat menggambarkan bentuk topografi, seperti
ditampilkan dalam Gambar 15 dibawah ini.
Pembentukan model Hillshade dari data SRTM dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
50
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2. Klik ArcToolbox 3D Analyst Tools Raster Surface, Double Klik pada Hillshade
Catatan: secara default, Azimuth diset pada angka 315 dan altitude pada 45
51
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3.4. TIN
Model TIN adalah rangkaian segitiga yang tidak tumpang tindih pada ruang tak beraturan dengan
koordinat x,y dan nilai z yang menyajikan data elevasi. Model TIN tersusun atas topologi antara
suatu segitiga dengan segitiga lain didekatnya, tiap bidang segitiga digabungkan dengan tiga titik
segitiga yang dikenal sebagai facet. Titik tak teratur pada TIN biasanya merupakan hasil sampel
permukaan titik khusus, seperti lembah, igir, dan perubahan lereng seperti pada Gambar 16
dibawah ini (Mark, 1975)
Pembentukan model TIN dari data SRTM dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
3. Pilih Input Raster: srtm_jogja.tiff, biarkan pengaturan lainnya, dan Output Raster: tin,
arahkan ke folder penyimpanan. Klik OK
52
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
53
TUTORIAL 4
LAYOUT DAN EXPORT PETA
Hasil pengolahan dan analisis data spasial dapat ditampilkan dalam bentuk peta
sebelum dicetak melalui proses layout dan export peta.
Objek Pembelajaran
Layout Peta Export Peta
Pembuatan Layout Peta menggunakan Layout View di ArcMap bertujuan untuk menyusun
suatu Peta lengkap dengan unsur – unsur kartografi sebelum dicetak, dimana hasil cetakan peta
akan sama dengan tampilan di Layout View. Pada bagian ini anda akan bekerja pada menu Layout
View dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Klik pada Menu Bar Bawah ArcMap Layout View. Aktifkan tools Layout dan Draw dengan
Klik kanan pada Menu Bar dan check pada tools tersebut.
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2. Tentukan ukuran kertas yang akan digunakan untuk menampilkan hasil layout peta yang
diinginkan. Klik File Page and Print Setup Atur ukuran kertas menjadi A3 dan posisi
Landscape OK
3. Untuk menyempurnakan posisi peta yang akan ditampilkan dengan halaman kertas
klik kanan pilih Align Align to Left, sisakan bagian kanan layout untuk menempatkan
legenda peta.
4. Tambahkan rectangle sebagai garis tepi Layout, pilih menu Drawing kemudian Rectangle.
Tambahkan sebuah rectangle sebagai garis tepi peta dan sebagai garis tepi legenda.
55
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
5. Klik kanan pada area layout pilih Properties pilih Symbol, kemudian pada Fill Color pilih No
Color lalu OK. Untuk membuat muka peta dan garis tepi legenda sejajar, klik Kanan pada
bagian kiri Layout View untuk menambahkan Guidelines.
6. Tentukan Frame peta agar tampil penuh sesuai layout, dapat menggunakan Skala dan ikon
Zoom In serta Zoom Out maupun Pan untuk mengatur muka peta.
7. Tambahkan Arah Utara dengan Menu Insert North Arrow Esri North Arrow 8 Klik
Properties Size: 120.
56
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
8. Menambahkan Skala Peta dalam bentuk skala garis dengan Menu Insert Scale Bar
Pilih Double Alternating Scale Bar 1 Klik Properties
9. Pada Tab Scale and Units, klik number of divisions: 3, number of subdivision: 2. Division
berfungsi untuk mengatur jumlah pembagian skala garis sedangkan subivision berfungsi untuk
mengatur jumlah pembagian sub skala garis paling kiri. Pada Tab Format, atur ukuran teks dan
bar sesuai dengan keinginan.
10. Selain skala garis, kita juga dapat menambahkan skala teks ke dalam layout peta, dengan
Menu Insert Scale Text Pilih 1 cm = 10 km Properties. Ubah separator menjadi “:”
57
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
11. Tambahkan Legenda Peta untuk setiap layer data yang tampil di layout dengan Menu Insert
Legend Legend Wizard. Secara otomatis Legend item akan menampilkan seluruh layer data
yang aktif (on) pada Map View. Gunakan “>” atau “<” untuk menambahkan atau mengurangi
jumlah layer data yang akan dimunculkan dalam legenda Klik Next.
Catatan: untuk merubah nama layer yang muncul di Legenda agar sesuai dengan nama layer
yang diinginkan, kita bisa merubah langsung pada nama layer data sebelum melakukan
Insert Legenda.
58
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
12. Beri Legend Title: Legenda, klik Next, biarkan pengaturan lainnya, klik Next dan Finish,
maka akan muncul Legenda pada Layout View.
59
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
13. Modifikasi tampilan Legenda dengan Klik Kanan Convert to Graphic dan Klik Kanan
sekali Lagi Ungroup. Kita dapat menghilangkan Item – item dalam legenda yang tidak kita
butuhkan. Atur jarak antar legenda dengan mempersempit jarak antar item, lalu pilih semua
layer yang akan diatur jaraknya Klik Kanan Distribute Vertically dan Atur Alignment
nya dengan Klik Kanan Align Align Left.
14. Tambahkan judul peta dengan Menu Insert Teks Ketik Judul Peta: “Peta Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta”. Klik Kanan Pada Teks Properties Klik Change
Symbol, ubah Size nya menjadi 40 Ok dan Ok
60
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
15. Membuat Grid Peta, klik Kanan pada Muka Peta Properties Klik Tab Grids New
Grid Next. Pilih tipe Graticule.
16. Klik Appearance: Tick marks and labels Next. Klik Next Next dan Finish. Akan
muncul Graticule baru Klik OK.
61
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
17. Untuk memodifikasi Grid Peta, klik Kanan pada Muka Peta, Klik Tab Grid, Klik Graticule dan
Properties. Klik Tab Axes, ubah ukuran Tick menjadi: 4 pts
18. Klik Tab Labels Atur ukurannya menjadi 8, Label Offset: 4 pts dan check pada Label
Orientation, Vertical Labels Left dan Right Klik Ok
62
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
19. Tambahkan Sumber Data dengan cara Insert Text dan masukkan sumber data sebagai
berikut:
20. Export Peta yang dihasilkan dengan File Export Map Pilih Tipe File: JPG dan Resolution:
120 dpi Save.
63
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
64
BAGIAN 2
ANALISIS SPASIAL
BIDANG BINA MARGA
Analisis spasial bidang bina marga meliputi penggunaan data geospasial untuk
penentuan rute, area pelayanan dan pencarian fasilitas terdekat.
TUTORIAL 5
PEMBANGUNAN GEODATABASE JALAN
Analisis jaringan digunakan untuk membantu pemecahan permasalahan
penggunaan jaringan seperti jaringan jalan, sungai, pipa atau kabel. Untuk dapat
melakukan analisis, perlu disusun geodatabase berisikan data-data geospasial yang
dibutuhkan.
Objek Pembelajaran
Geodatabase Network Dataset
Network Geodatabase
ArcGIS mengelompokkan jaringan dalam dua kategori: Geometric Network, dan Network
Datasets. Geometric Network merupakan jaringan yang memungkinkan aliran satu arah, seperti:
jaringan listrik, gas dan selokan. Contohnya, minyak yang mengalir dalam pipa dipengaruhi oleh
gaya eksternal seperti gravitasi, elektromagnet, tekanan air dan lain-lain. Seorang teknisi
mengontrol arah aliran dengan mengontrol gaya eksternal yang bekerja pada benda yang mengalir
tersebut. Jenis jaringan ini tidak membutuhkan ekstensi ArcGIS Network Analyst untuk proses
pemodelannya.
Network datasets adalah jaringan transportasi yang memungkinkan perjalanan dua arah
seperti: jalan, rel kereta api dan jalur pejalan kaki sehingga agen perjalanan pada jaringan, seperti
seorang supir, secara umum bebas untuk memutuskan arah serta tujuan perjalanan. Dalam proses
analisis jaringan ini diperlukan ekstensi ArcGIS Network Analyst.
Gambar 17. Ilustrasi Geometric Network (kiri) dan Network Datasets (kanan)
(Sumber: ESRI, 2012)
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Menurut ESRI (2012), layer Network Analyst dikelompokkan menjadi lima kelompok besar,
yaitu:
1. Route
Ekstensi ini digunakan untuk menemukan rute terbaik untuk bergerak dari suatu lokasi ke
lokasi lain. Rute terbaik dapat berarti: terdekat, tercepat atau terindah tergantung pada
impedansi yang dipakai sehingga apabila impedansi yang dipakai adalah waktu, maka rute
terbaik adalah rute yang tercepat.
2. Closest Facility
Closest facility digunakan untuk menemukan fasilitas mana yang paling dekat, seperti: rumah
sakit yang terdekat, sekolah terdekat dan lain-lain, untuk kemudian dapat menampilkan rute
yang terbaik untuk menuju fasilitas tersebut.
3. Service Areas
Service areas dapat digunakan untuk menemukan area yang dapat diakses dari suatu titik di
suatu jaringan. Contohnya, service area 10 menit dari suatu fasilitas akan menunjukkan seluruh
jalan yang dapat mencapai fasilitas tersebut dalam waktu 10 menit.
4. OD Cost Matrix
OD (Origin-Destination) cost matrix adalah suatu tabel yang berisi impedansi jaringan dari
berbagai titik asal ke berbagai titik tujuan. Ekstensi ini dapat membuat peringkat setiap tujuan
yang terhubung dengan berbagai titik asal berdasarkan impedansi minimum yang diperlukan
untuk berjalan dari titik asal tersebut ke berbagai tujuan.
Tool ini berfungsi untuk menyediakan pelayanan level tinggi terhadap pelanggan dengan
memperhatikan waktu operasi secara keseluruhan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk
setiap rute sekecil mungkin. Konstrain dari tool ini adalah menyelesaikan suatu rute dengan
sumber daya yang tersedia dan batas waktu yang dipengaruhi oleh shift bekerja supir,
kecepatan mengemudi dan komitmen dari para pelanggan.
Penentuan rute terbaik oleh software Network Analyst dilakukan dengan menggunakan
sebuah algoritma yang dikembangkan oleh Edgar Dijkstra (1959). Algoritma Dijkstra dapat
digunakan untuk mengkalkulasi jalur terpendek dari titik awal ke semua titik lainnya, lihat Gambar
18. Jarak terpendek dari titik 1 ke semua titik lain ditunjukkan melalui garis panah yang ditebalkan.
Angka di atas garis panah tersebut menunjukkan biaya atau cost dari setiap jalur.
67
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Network dataset dibuat dari fitur sumber, seperti: garis, titik dan belokan, serta menyimpan
konektivitas dari fitur sumber. Dalam analisis dengan Network Analyst diperlukan sebuah network
datasets. Network datasets harus dibangun dari suatu jaringan yang telah dibuat pada tahap
sebelumnya. Tahap ini termasuk mengatur impedansi pada setiap segmen, mendefinisikan arah
dan jalan satu arah serta mengatur batasan belokan (ESRI, 2005 dalam Dewi, 2010).
Impedansi Perjalanan
Impedansi merupakan biaya atau beban dari perjalanan yang dilakukan pada suatu jaringan.
Impedansi perjalanan ini dapat dinyatakan dalam jarak, waktu, konsumsi bahan bakar, biaya dan
lain-lain. Dalam simulasi evakuasi vertikal, waktu adalah impedansi yang digunakan karena
terbatasnya waktu dalam melakukan evakuasi.
Restriksi
Jaringan jalan memiliki aturan tertentu tentang bagaimana suatu objek berjalan di jaringan jalan
tersebut. Pengaturan arah dan belokan dapat digunakan untuk menciptakan aliran yang sesuai dari
jaringan tersebut. Misalnya, aturan tentang belokan menyimpan informasi apakah belokan
diperbolehkan pada jaringan tersebut atau tidak. Untuk mengatur arah, maka atribut one-way
diperlukan.
Waktu Evakuasi
Waktu evakuasi diperlukan untuk menyiapkan sebuah tool untuk pra perencanaan dan berpengaruh
pada pengambilan keputusan.
68
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Secara umum, terdapat 5 (lima) tahapan dalam membuat suatu network datasets (ESRI, 2012):
1. Menyiapkan feature datasets dan sources
1. Jika membuat sebuah geodatabase based network dataset, maka seluruh feature class
yang diikutkan harus berada dalam satu feature dataset
2. Jika membuat sebuah network dari shapefile, maka aturlah agar seluruh shapefile yang
berpartisipasi berada dalam folder yang sama
2. Menyiapkan sumber untuk peran yang sesuai dalam network datasets
Yaitu menambahkan field attribute yang mewakili impedansi perjalanan, seperti jarak, waktu
dan lain-lain. Lebih baik memberi nama field sesuai dengan satuan impedansi yang digunakan.
1. Sebagai contoh, bila impedansi yang digunakan adalah waktu, maka berilah nama field
MINUTES, atau apabila nilai impedansi berbeda antar arah perjalanan, maka sediakan
dua field yang terpisah untuk setiap arah, sebagai contoh FT_Minutes dan TF_Minutes (FT
singkatan dari From-To sedangkan TF adalah sebaliknya)
2. Jika memodelkan jalan satu arah, maka siapkan juga field bernama ONEWAY atau One_way,
yang memiliki nilai sebagai berikut:
FT atau F mengindikasikan jalan tersebut hanya mengizinkan perjalanan yang searah
dengan arah digitasi
TF atau T mengindikasikan jalan tersebut hanya mengizinkan perjalanan dengan arah
berlawanan dengan arah digitasi
N menandakan jalan tersebut tidak mengizinkan berjalan ke arah manapun
B menandakan jalan tersebut dapat dilalui dua arah.
3. Menyiapkan turn feature classes dan menambahkan informasi belokan
Turn feature class berisi fields dengan informasi yang akan digunakan pada atribut jaringan,
seperti impedansi belokan (contohnya, belokan ini membutuhkan waktu dua menit) atau
pembatasan belokan (contohnya, hanya truk yang tidak boleh belok)
4. Membuat network dataset menggunakan New Network datasets Wizard
Pembuatan network datasets melalui wizard ini akan melalui tahapan penamaan datasets,
identifikasi sources, identifikasi data elevasi (opsional), menetapkan turn sources (jika
diperlukan), mendefinisikan atribut (seperti costs, descriptors, restrictions dan hierarchy) dan
mengatur spesifikasi pemberitahuan arah.
5. Membangun network datasets
Membangun network datasets adalah sebuah proses menciptakan elemen-elemen jaringan,
menetapkan konektivitas dan menetapkan nilai-nilai terhadap atribut yang terdefinisi.
69
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Buat eodatabase, klik kanan didalam Table of Contents New File Geodatabase, beri nama
Jalan Surabaya.gdb
70
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
4. Buat Feature Dataset, klik kanan Jalan Surabaya.gdb New Feature Dataset, beri nama:
Jalan klik Next. Definisikan sistem koordinat, pilih Projected Coordinate Systems UTM
WGS 1984 Southern Hemisphere WGS 1984 UTM Zone 49S Next Next, klik Finish
5. Import data shapefile Jalan, klik kanan pada Jalan Dataset Import Feature Class (single).
Input Feature: Jalan.shp, Output Feature: Jalan, klik Ok, maka akan terbentuk feature class:
Jalan
71
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
6. Buat Topology Jalan, klik kanan pada Dataset Jalan New Topology, klik Next Next
72
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
73
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2. Klik kanan didalam area Contents New Network Dataset, Network Dataset Name: Jalan
Next
3. Pilih Feature Class: Jalan Next, klik Yes pada Model Turns
74
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
4. Klik pada Connectivity, Connectivity Policy: Any VertexOk, kemudian klik Next. Pilih none
pada Model the Elevation Next
5. Klik Add untuk menambahkan Atribut Baru, New Attribute Name: Travel Time, Units: Minutes
Ok
75
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
6. Ketik Evaluator
7. Klik pada kolom type: Field, Value: Direction From-To FT dan Direction To-From TF, klik
Ok Next
76
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
9. Isikan Prefix, Prefix Type dan Field sesudahnya dengan Field LAYER Ok, klik Next dan Finish
77
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
78
TUTORIAL 6
ANALISIS RUTE, AREA PELAYANAN DAN
FASILITAS TERDEKAT
Analisis rute, fasilitas terdekat dan area pelayanan dapat dilakukan dengan
menggunakan ekstensi Network Analyst pada ArcMap.
Objek Pembelajaran
Penentuan rute terbaik Penentuan area pelayanan
Penentuan fasilitas terdekat
Jalan merupakan jaringan yang paling familiar dan umumnya memiliki aliran dua arah, kecuali
untuk beberapa situasi seperti: jalan satu arah, jalan tol dan jalan transisi. Sistem transportasi
dimodelkan dalam bentuk Network Dataset, sedangkan analisisnya dilakukan dengan menggunakan
ekstensi Network Analysis, seperti: analisis rute, analisis fasilitas terdekat dan area pelayanan.
1. Buka ArcMap, klik Start Menu All Programs ArcGIS ArcMap 10.1
2. Tampilkan layer batas_surabaya.shp dan dataset Jalan dalam Jalan Surabaya.gdb
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
1. Klik New Route pada Toolbar Network Analsyt, maka akan terbentuk Grup Layer Route
3. Pastikan pada Network Analyst Window, kursor pada posisi Stops lalu klik pada Create Network
Location Tool
80
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
4. Klik pada Muka Peta untuk memasukkan titik asal (1) dan titik tujuan (2) secara manual
5. Untuk mengetahui waktu tempuh dari titik asal menuju titik tujuan, aktifkan Route Properties,
klik Accumulation Tab, check Time Travel
81
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
6. Pada Network Locations tab, check Middle dan End di Jalan dataset Ok
7. Klik Solve pada Network Analyst Toolbar, maka akan terlihat rute hasil analisis rute
8. Untuk melihat informasi hasil dari rute analisis, klik kanan pada Routes Open Attribute Table,
maka akan terlihat panjang rute dan waktu tempuh yang diperlukan menuju lokasi tersebut.
82
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2. Klik pada Create Network Location Tool pada toolbar Network Analyst
83
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Tambahkan titik-titik rute pada ruas jalan yang akan dilewati yang akan kita lalui secara manual
4. Lakukan perubahan pada Route Properties. Pada Accumulation tab, check travel time dan Pada
Network Location, check Middle dan End.
84
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
5. Klik Solve pada Network Analyst Toolbar, maka akan terbentuk track yang merupakan Route
yang akan dilalui
6. Klik Directions maka akan muncul dialog box berisikan track ruas jalan beserta jarak dan waktu
yg ditempuhnya
85
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
7. Kita pun dapat menambahkan titik-titik lokasi lain akan dilalui dengan menambahkan Create
Network Location Tool pada toolbar Network Analyst
8. Klik solve, maka terbentuklah Track hasil penambahan titik-titik lokasi rute
86
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
9. Simpan data lokasi titik-titik manual yang telah dibuat tadi, klik kanan pada Stops Selection
Select All
87
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
12. Simpan rute yang dihasilkan dari proses analisis rute, klik kanan pada Routes pilih Export Data,
beri nama: Rute.shp
13. Hasil Export data berupa Titik_Manual.shp dan Rute.shp dari hasil analisis rute
88
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Sebelum kita membuat objek area pelayanan, tentukan radius area pelayanan dari objek
tersebut. Misalnya, kita akan menentukan area pelayanan dari bank atau pemadam kebakaran
yaitu 5 km (daerah terlayani), klik pada Service Area Properties.
89
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
4. Lalu klik pada Analysis Setting tab, isikan angka 5.000 (5 km) pada Default Breaks OK
5. Masukkan objek area pelayanan misalnya lokasi bank atau lokasi kantor pemadam kebakaran
yang terdekat dari jaringan jalan. Klik pada layer facilities, pilih Create Network Location Tool
90
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
6. Lalu masukkan lokasi fasilitas tersebut pada jaringan jalan, lalu klik Solve pada Network Analyst
Toolbar
91
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2. Klik Network Analyst Windows. Masukkan Facilities dengan cara klik kanan pada Facilities
Load Locations
3. Load From: SPBU.shp dalam folder penyimpanan data, Location Analysis Properties Name: Id
Ok
92
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
4. Klik Service Area Properties, pada Accumulation tab, check Time Travel
5. Pada Analysis Setting tab, ganti Impedance: Time Travel (Minutes) dan Default Breaks : ketik
angka 5 10 15 30 60 (interval waktu)
93
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
6. Klik Polygon Generation tab, Check Generate Polygons, Polygon Type: Generalized dan Uncheck
Trim Polygons. Multi Facilities Options: Merge by break value klik Apply OK
7. Klik pada Toolbar Network Analyst lalu pilih Options. Check Snap to Position Along Network
OK
94
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
8. Pilih Solve pada Toolbar Network Analyst, maka akan terbentuk polygon seperti dibawah ini
95
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
9. Simpan data hasil menjadi Area SPBU, klik kanan pada Polygon, Export all features, Output
feature class: Area_SPBU.shp Ok
10. Atur Symbology berdasarkan Name, maka kita akan mendapatkan Polygon Area sesuai interval
waktu tempuh dari SPBU ataupun menuju SPBU yakni 0-5 menit, 5-10 menit, 10-15 menit, 15-
30 menit dan 30-60 menit.
96
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2. Input lokasi sebaran alat berat, klik Network Analyst Window pada Toolbar Network Analyst,
klik pada Falicities klik Create Network Location Tool
97
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Misalkan kita punya data 3 lokasi sebaran alat berat, klik 3 lokasi tersebut pada peta jalan
4. Klik pada Incidents, klik Create Network Location Tool, input lokasi kejadian longsor
5. Klik pada Closest Facility Properties, pada Accumulation tab, check Time Travel. Pada Network
Locations tab, check Middle dan End dari jalan dataset
98
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
6. Klik solve pada Network Analyst toolbar, maka akan terlihat hasil analisis
99
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
7. Untuk melihat informasi hasil analisis, klik kanan pada Routes pilih Open Attribute Table, maka
terlihat total panjang rute dan waktu tempuh yg harus dilalui
100
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2. Masukkan lokasi SPBU, klik kanan Facilities kemudian pilih Load Locations
3. Load From: SPBU.shp pada folder penyimpanan data, pada Location Analysis Properties,
masukkan Name: field ID OK
101
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
4. Masukkan lokasi objek-objek penting, Klik kanan pada Incidents Load Locations
5. Untuk Load From: Locations.shp yang terdapat pada folder penyimpanan. Pada Location
Analysis Properties: isi dengan field Location Ok
6. Klik pada Closest Facility Properties, pada Accumulation tab, check Time Travel
102
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
7. Pada Network Locations, check Middle dan End dari jalan dataset
8. Karena kita ingin mencari satu lokasi SPBU terdekat, pastikan Facilities To Find: 1 Ok
9. Klik solve pada Network Analyst Toolbar, maka akan muncul 20 rute
103
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
10. Untuk melihat atribut dari rute tersebut, klik kanan pada Routes Open Attribute Table
Maka kita akan mendapatkan attribute tabel dari rute-rute tersebut, dengan No/ID SPBU
terdekat, nama lokasi, total jarak dan waktu tempuh menuju lokasi SPBU terdekat.
104
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
11. Selanjutnya kita akan mencoba mencari 2 lokasi SPBU terdekat dari objek-objek penting yang
telah diinput pada langkah no. 5. Klik Closest Facility Properties
12. Klik pada Analysis Settings tab, ganti nilai Facilities To Find menjadi 2 Ok
105
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
13. Klik solve pada Network Analyst toolbar, maka akan menghasilkan 40 rute
14. Untuk melihat atribut dari rute tersebut, klik kanan pada Routes Open Attribute Table, maka
kita akan mendapatkan 40 attribute dari rute tersebut
106
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
15. Simpan rute-rute yang dihasilkan, klik kanan pada Routes lalu pilih Export Data, beri nama
menjadi Rute_SPBU, klik Yes untuk menampilkannya pada ArcMap
107
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
108
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
109
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
110
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
7. Pada Accumulation tab, check Time Travel. Pada Network Locations tab, check middle dan end
pada layer jalan
111
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
8. Klik Solve pada Network Analyst Toolbar, maka akan terlihat hasil OD Cost Matrix
9. Untuk melihat informasi hasil OD Cost Matrix, klik kanan pada Lines Open Attribute Table,
maka akan terlihat informasi dari satu lokasi menuju lokasi lain yang dilengkapi jarak dan
waktu tempuh yang harus dilalui menuju lokasi tersebut.
112
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
10. Simpan hasil OD Cost Matrix, klik kanan pada Lines Export Data, beri nama:
OD_Matrix.shp, klik Save dan Yes untuk menampilkan hasilnya di ArcMap.
113
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
TUTORIAL 7
PENGGUNAAN ALAT SURVEY
Bab ini menjelaskan tentang tata cara penggunaan alat suvey untuk pengumpulan
data video bereferensi geografis.
Objek Pembelajaran
Demo Countur GPS
Pengolahan Data Survei
7.1.1 Persiapan
Contour GPS merupakan kamera video berformat High Definition, produk dari Contour
(dulunya bernama VholdR), yang dilengkapi dengan teknologi GPS, berukuran kecil sehingga
mudah dibawa. Selain fungsi perekaman video, alat ini juga mempunyai fungsi untuk pengambilan
foto hanya dengan mengubah mode dari video menjadi foto dan sebaliknya melalui sebuah switch.
Contour GPS dapat dimanfaatkan untuk trase jalan, mengukur kecepatan dan ketinggian
tempat. Lensa kamera yang dipakai termasuk lensa lebar dengan sudut pandang 135°, dapat
dirotasi 180° searah jarum jam dan 180° berlawanan arah jarum jam.
114
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
1. Tekan dan geser ke atas Kunci Penutp (K) Contour GPS untuk membuka penutup belakang.
2. Masukkan baterai pada bagian (E) dengan tanda (+) berada di atas.
3. Pastikan Contour GPS dalam fungsi perekam video yaitu pada bagian (H) mode 1
sedangkan mode 2 untuk fungsi kamera foto.
4. Tutup bagian belakang Contour GPS, sejajarkan dan geser ke bawah sampai berbunyi klik.
Pastikan penutup bagian belakang telah terkunci dengan baik.
2. Setelah menyala; Contour GPS akan mulai mencari sinyal GPS, ditandai dengan lampu
indikator yang berkedip (berwarna hijau, di bagian bawah alat).
115
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Tunggu hingga lampu indikator GPS berhenti berkedip (berwarna hijau, menyala secara
tetap). Kondisi ini menandakan bahwa Contour GPS sudah menangkap sinyal dari satelit GPS.
4. Putar lensa kamera sesuai dengan kebutuhan, bisa horisontal atau vertikal (lihat tanda
terkunci atau sejajar dengan tanda >). Posisi lensa horisontal, tanda berada di atas, maka
video atau foto direkam dengan posisi landscape. Apabila posisi lensa vertikal, tanda
berada di samping kanan atau kiri, maka video atau foto direkam dengan posisi portrait.
Sesuaikan dengan kebutuhan.
a. Perekaman Video
1) Untuk memulai perekaman, geser saklar ke depan (ke arah Start, seperti yang
terlihat pada gambar di atas). Pastikan lampu indikator GPS tetap berwarna
hijau agar fungsi GPS dapat berjalan.
2) Arahkan kamera agak ke atas dan bergerak perlahan (panning dari kiri ke kanan
atau sebaliknya) untuk mendapatkan video terbaik.
3) Untuk berhenti merekam, geser saklar ke belakang (ke arah Stop, lihat gambar
di atas).
b. Perekaman Foto
1) Untuk mengganti mode dari video ke foto, matikan terlebih tombol powernya
agar tidak terjadi error/malfungsi, buka penutup bagian belakang, kemudian
pindahkan mode melalui saklar (H) yang berada di bagian belakang, nyalakan
kembali.
2) Setelah alat menangkap sinyal GPS, geser saklar ke arah Start (lihatgambar di
atas) untuk memulai perekaman foto. Perekaman foto dilakukan dengan cara
diam sejenak (± 3 detik) saat merekam objek satu titik, geser kembali saklar ke
arah stop (lihat gambar di atas) untuk menghentikan perekaman.
3) Untuk perekaman foto lebih dari 1 (satu) objek, geser saklar ke arah Start (lihat
gambar di atas) kemudian diam sejenak (± 3 detik) pada titik awal, kemudian
bergerak perlahan ke titik berikutnya dan begitu seterusnya sesuai yang
dikehendaki. Apabila sudah selesai merekam, geser saklar ke arah Stop. Waktu
116
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
perekaman foto satu titik sekitar 3 detik diasumsikan bahwa waktu tersebut
cukup untuk merekam gambar diam, apabila terlalu cepat merekam
kemungkinan besar foto tidak akan terekam dengan baik.
6) Tidak ada SD Card (3 kali bunyi “bip”, indikator status memori berwarna kuning).
7) Memory penuh (3 kali bunyi “bip”, indikator status memori berwarna kuning).
8) SD Card sedang diformat (3 kali bunyi “bip”, indikator status memori berwarna
kuning dan merah). Catatan: untuk memformat memori, tekan tombol format
memori (yang kecil), kamera akan berbunyi “bip” jika proses format telah
selesai.
117
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Sebelum melakukan pengolahan data hasil survei lapangan maka sebelumnya kita harus memiliki
software-software yang telah di install dalam PC desktop, software tersebut antara lain Opanda
IExif, QuickTimeInstaller, Contour StoryTeller, Any Video Converter dan ArcGIS Desktop 10.1,
berikut ini tahapan proses instalasi perangkat lunak :
b. Berikutnya akan keluar License Agreement klik pada I accept the agreement kemudian
next
118
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
d. Pilih folder dimana Opanda IExit akan di instal dengan meng-klik tombol Browse, setelah
itu klik tombol next
119
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
e. Klik tombol Next setelah menentukan pilihan dengan cara check atau ancheck
f. Setelah semuanya siap klik install, lalu biarkan proses instalasi berjalan
120
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
121
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
c. Klik Install setelah menentukan di folder apa aplikasi ini akan di install
Biarkan proses instalasi berjalan dan klik finish setelah proses instalasi selesai.
122
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
123
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
d. Pilih next setelah menentukan difolder dimana aplikasi ini akan diinstal
124
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Any Video Converter adalah sebuah tool yang powerful dengan GUI yang mudah
diakses, kecepatan konversi tinggi dan kualitas video yang baik., Any Video Converter
menangani hampir semua format video termasuk DivX, XviD, MOV, RM, RMVB,
MPEG, VOB, DVD, WMV, AVI, MPEG-4 Pod/PSP dan format video perangkat
lainnya. Berikut langkah-langkah instalasi :
a. Klik 2 kali pada file any-video-converter.exe, pilih Bahasa English untuk instalasinya
kemudian pilih ok
125
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
d. Pilih next setelah menentukan difolder dimana aplikasi ini akan diinstal
126
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
f. Klik pada create a desktop icon jika ingin membuat desktop icon kemudian next
127
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
1. Buka aplikasi Contour Storyteller dari Desktop atau dari Start Menu
2. Pilih dan Import Video yang akan dikonversi data spasialnya
3. Klik pada file Video yang telah di import, lalu Pilih menu File – Export Movie GPS. Browse (Pilih
tempat penyimpanan yang diinginkan), Pilih format video “GPX”, klik Export, lalu klik OK
128
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
4. Buka Aplikasi Google Earth dari Desktop atau dari Start Menu
5. Buka file “GPX” yang telah dibuat pada langkah 3. Check “Buat LineString KML” dan klik OK
6. Simpan File yang dibuka dalam format KML. Klik File – Simpan – Simpan Sebagai. Pilih save as
type: kml (*kml) lalu klik Save.
129
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
8. Tampilkan Icon ArcToolBox dan klik Kanan pada folder ArcToolbox – Add Toolbox. Pilih GPSFile
to SHP, klik Open.
9. Klik pada ArcToolbox – Convert GPSFile to SHP – Convert KML to SHP untuk memunculkan
dialog box seperti pada Gambar 2.21. Pilih KML file yang telah dibuat sebelumnya, simpan
Output Shapefile ditempat yang diinginkan, lalu klik OK.
130
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
131
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
Video hasil survei lapangan yang akan ditampilkan dalam SIGI – PU harus diedit dan
dikonversi menjadi File Flash Video (*flv) agar dapat ditampikan secara online tanpa membebani
kinerja server. Untuk melakukan konversi video dilakukan melalui tahap – tahap sebagai berikut:
1. Buka aplikasi Any Video Converter dari Desktop atau Start Menu kemudian set Output Folder
untuk video – video yang akan dikonversi.
132
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
2. Pilih file video yang telah diedit durasinya untuk dikonversi ke dalam format flv. Klik File – Add
Video Files atau dengan klik icon lalu pilih video yang akan dikonversi.
133
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
3. Pilih format output file Flash Video Movie (*.flv), setting Videonya sehingga menghasilkan file
dengan ukuran maksimal 5 Mb,
a. Output File : Flash Video Movie (*.flv)
b. Frame size 320x240
c. Video Bitrate 216
d. Video Framerate 20
e. Audio Options : Disable Audio: Yes
f. Durasi 3 Menit (dapat diketik) atau melalui Menu Video Clipping
Untuk pemilihan durasi (start dan end time), sebelum melakukan konversi video yang akan
diedit dan dikonversi harus ditayangkan secara keseluruhan untuk mendapatkan gambaran
terbaik dari aset/proyek strategis yang divideokan.
Lalu klik Convert Now
134
Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Analisis Data Spasial Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman 2015
1. Bina Marga
16_18_Pelebaran Jalan Bengkunat - Sanggi I
Foto yang diambil untuk bina marga adalah Foto Awal (Paket Kegiatan) dan Foto Akhir
(Paket Kegiatan).
2. Sumber Daya
3_34_Rehabilitasi_ Rekonstruksi_Bangunan_Sabo_DAM_Paket_II
3. Cipta Karya
9_14_Pembangunan PIP2B Kota Pekanbaru
Keterangan :
2 digit awal untuk urutan kode paket kegiatan dalam database dan 2 digit berikutnya untuk kode
provinsi, dan terakhir nama paket kegiatan.
135