Anda di halaman 1dari 107

NOTULEN RAPAT PERSIAPAN

SUB KEGIATAN
PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

RAPAT KOORDINASI TENTANG PENGELOLAAN ADMINISTRASI


KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
TAHUN ANGGARAN 2021

I. DASAR
1. Undang-undang nomor 23 tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi
Banten;
2. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 4 tahun 2016 tentang batas
daerah Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak;
4. Surat keputusan kepala biro pemerintahan dan Keejahteraan Rakyat
setda provinsi banten nomor : 125.2/13-kpa/pemkes/2021 tentang
pembentukan panitia pelaksana Kegiatan pada Sub Bagian
Administrasi Pemerintahan dan Fasiltasi Penataan Wilayah Tahun
Anggaran 2021.

II. PESERTA RAPAT


1. Kepala Bagian Pemerintahan Selaku Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan;
2. Kepala Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan Fasilitasi
Penataan Wilayah Selaku Pejabat Pelaksana Teknis Sub Kegiatan;
3. Bendahara Pengeluaran Pembantu Biro Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten;
4. Staf Pelaksana pada Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan
Fasilitasi Penataan wilayah selaku Panitia Pelaksana Kegiatan pada
Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan Fasilitasi Penataan
wilayah.

III. PELAKSANAAN RAPAT


1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Rapat Koordinasi Tentang Pengelolaan
Administrasi Kebijakan Pemerintahan dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 12 April 2021 yang bertempat di Ruang Kepala Bagian
Pemerintahan Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda
Provinsi Banten Gedung SKPD Terpadu lantai 1 KP3B Palima Kota
serang;
2. Rapat di buka dengan sambutan dari Kepala Bagian Pemerintahan
Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten
selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan;
3. Acara Rapat dilanjutkan dengan penyampaian Maksud dan Tujuan
rapat oleh Kepala Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan
Fasilitasi Penataan Wilayah selaku Pejabat Pelaksana Teknis Sub
Kegiatan, antara lain:
• Rapat ini dilaksanakan untuk persiapan pelaksanaan Rapat
Koordinasi Tentang Pengelolaan Administrasi Kebijakan
Pemerintahan;
• Waktu Pelaksanaan Rapat Koordinasi Batas Daerah tersebut
rencananya akan dilaksanakan pada bulan April 2021;
• Rencana Tempat Pelaksanaan di Aula/Ruang Rapat Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten
Gedung SKPD Terpadu lantai 1 KP3B Palima Kota serang;
• Peserta dan Undangan terdiri dari Bagian Pemerintahan Setda
Kabupaten/Kota se Provinsi Banten dan Dinas/Instansi terkait di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Narasumber dari
Kemendagri, Anggota DPRD Provinsi Banten serta Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

IV. KESIMPULAN

Selanjutnya rapat di tutup oleh Kepala Bagian Pemerintahan,


dengan menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain :

a. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Tentang Pengelolaan


Administrasi Kebijakan Pemerintahan tersebut akan dilaksanakan
pada bulan April 2021 bertempat di Ruang Rapat Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten
Gedung SKPD Terpadu lantai 1 KP3B Palima Kota serang;
b. Peserta dan Undangan terdiri dari Bagian Pemerintahan Setda
Kabupaten/Kota se Provinsi Banten dan Dinas/Instansi terkait di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Narasumber dari
Kemendagri, Anggota DPRD Provinsi Banten serta Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten;
c. Narasumber untuk Kegiatan Rapat Koordinasi Tentang Pengelolaan
Administrasi Kebijakan Pemerintahan ini dari Kemendagri, Anggota
DPRD Provinsi Banten serta Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat Setda Provinsi Banten.
d. Demi terselenggaranya Kegiatan Rapat Koordinasi Tentang
Pengelolaan Administrasi Kebijakan Pemerintahan ini dimohon
dukungan dan bantuannya kepada seluruh pihak terkait agar dapat
berjalan dengan baik dan lancar.

KEPALA BAGIAN PEMERINTAHAN KEPALA SUB BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN


Selaku & FASILITASI PENATAAN WILAYAH
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Selaku
Pejabat Pelaksana Teknis Sub Kegiatan

Drs. NANANG IRAWAN, AP., M.Si ANDI JULIANTO, S.STP


Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a)
NIP. 19740211 199402 1 002 NIP. 19820712 200112 1 001
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| ii
TAHUN ANGGARAN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Warrahmatullahi Wabarakatu.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang


senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya, Alhamdulillah kami
dapat menyelesaikan Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Pemerintah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020. Standar
Pelayanan Minimal (SPM) merupakan ketentuan mengenai jenis dan
mutu untuk Pelayanan Dasar yang merupakan urusan pemerintahan
Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

SPM Provinsi Banten sebagai perwujudan upaya dalam memberikan pelayanan dasar kepada
masyarakat.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Provinsi Banten meliputi 6 (enam) pelayanan yaitu
Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Bidang
Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan
Perlindungan Masyarakat serta Bidang Sosial.

Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pemerintah Provinsi Banten


Tahun Anggaran 2020 ini, sudah dilaksanakan sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal pemenuhan ketentuan dan dalam
Pasal 20 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal.

Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pemerintah Provinsi Banten


Tahun Anggaran 2020 juga termasuk rekapitulasi Penerapan SPM daerah Kabupaten/Kota.

Demikian disampaikan, atas segala bantuan dan perhatian semua pihak, diucapkan
terimakasih.

GUBERNUR BANTEN

DR. H. WAHIDIN HALIM M.Si

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| iii


TAHUN ANGGARAN 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Dasar Hukum ................................................................................ 4
C. Kebijakan Umum .......................................................................... 5
1. Prioritas Unggulan ................................................................... 7
2. Tujuan dan Sasaran .................................................................. 9
D. Arah dan Kebijakan ...................................................................... 13
1. Belanja Tidak Langsung .......................................................... 14
2. Belanja Langsung ..................................................................... 18

BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN


MINIMAL ............................................................................................ 26

A. BIDANG URUSAN PENDIDIKAN ............................................ 26


1. Jenis Pelayanan Dasar .............................................................. 26
2. Target Pencapaian SPM oleh Daerah ....................................... 29
3. Realisasi ................................................................................... 29
4. Alokasi Anggaraan .................................................................. 30
5. Dukungan Personil .................................................................. 30
6. Permasalahan dan Solusi ......................................................... 32

B. BIDANG URUSAN KESEHATAN ............................................ 33


1. Jenis Pelayanan Dasar ............................................................... 33
2. Target Pencapaian SPM oleh Daerah ........................................ 33
3. Realisasi .................................................................................... 34
4. Alokasi Anggaraan ................................................................... 34
5. Dukungan Personil ................................................................... 35
6. Permasalahan dan Solusi .......................................................... 35

C. BIDANG URUSAN PEKERJAAN UMUM ................................ 36


1. Jenis Pelayanan Dasar ............................................................... 36
2. Target Pencapaian SPM oleh Daerah ........................................ 37
3. Realisasi .................................................................................... 37
4. Alokasi Anggaraan ................................................................... 38
5. Dukungan Personil ................................................................... 38
6. Permasalahan dan Solusi .......................................................... 39

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| iv


TAHUN ANGGARAN 2021
D. BIDANG URUSAN PERUMAHAN RAKYAT .......................... 40
1. Jenis Pelayanan Dasar ............................................................... 40
2. Target Pencapaian SPM oleh Daerah ........................................ 40
3. Realisasi .................................................................................... 40
4. Alokasi Anggaraan ................................................................... 41
5. Dukungan Personil ................................................................... 41
6. Permasalahan dan Solusi .......................................................... 42

E. BIDANG URUSAN KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN


PERLINDUNGAN MASYARAKAT........................................... 43
1. Jenis Pelayanan Dasar ............................................................... 43
2. Target Pencapaian SPM oleh Daerah ........................................ 45
3. Realisasi .................................................................................... 46
4. Alokasi Anggaraan ................................................................... 47
5. Dukungan Personil ................................................................... 48
6. Permasalahan dan Solusi .......................................................... 49

F. BIDANG URUSAN SOSIAL ....................................................... 49


1. Jenis Pelayanan Dasar ............................................................... 49
2. Target Pencapaian SPM oleh Daerah ........................................ 50
3. Realisasi .................................................................................... 50
4. Alokasi Anggaraan ................................................................... 52
5. Dukungan Personil ................................................................... 52
6. Permasalahan dan Solusi .......................................................... 55
BAB III PROGRAM DAN KEGIATAAN ...................................................... 56
A. Bidang Urusan Pendidikan ......................................................... 56
1. Program Pendidikan Menegah1
2. Program Pendidikan Khusus
B. Bidang Urusan Kesehatan .......................................................... 73
1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis
kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi
bencana provinsi0
2. Pelayanan Kesehatan bagi penduduk pada kondisi
kejadian luar biasa
C. Bidang Urusan Pekerjaan Umum ................................................ 74
1. Pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas
kabupaten/kota
2. Penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestic
regional lintas kabupaten/ kota
D. Bidang Urusan Perumahan Rakyat ............................................. 75
1. Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni
bagi korban bencana provinsi
2. Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi
Masyarakat yang terkena relokasi program
Pemerintah Daerah provinsi
E. Bidang Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum
dan Perlindungan Masyarakat ..................................................... 76

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| v


TAHUN ANGGARAN 2021
F. Bidang Urusan Sosial ...................................................................... 77
1. Rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas
Telantar di dalam panti
2. Rehabilitasi sosial dasar anak telantar di dalam panti
3. Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia telantar di dalam panti
4. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya
gelandangan dan pengemis di luar panti
5. Perlindungan dan jaminan sosial pada saat tanggap
& paska bencana bagi korban bencana kab/kota

BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 78


LAMPIRAN .......................................................................................................... 79
REKAPITULASI CAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
KABUPATEN/KOTA 2020

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| vi


TAHUN ANGGARAN 2021
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Realisasi Capaian SPM Urusan Pndidikan ............................... 29


Tabel 2.2 Realisasi Anggaran SPM Urusan Pndidikan ........................... 29
Tabel 2.3 Alokasi Anggaran SPM Urusan Pndidikan .............................. 30
Tabel 2.4 Jumlah dan Status Pegawai Urusan Pndidikan …...... ............ 30
Tabel 2.5 Targer dan Realisasi Kinerja SPM Urusan Kesehatan ............. 33
Tabel 2.6 Target Capaian SPM Urusan Kesehatan ................................... 33
Tabel 2.7 Realisasi SPM Urusan Kesehatan ........................................... 34
Tabel 2.8 Jumlah Sumber Daya Manusia Urusan Kesehatan ................... 35
Tabel 2.9 Jumlah Tempat Tidur RSUD Pemrov Banten .......................... 35
Tabel 2.10 Jumlah Ambulance RSUD Pemrov Banten ............................. 35
Tabel 2.11 Target Pencapaian SPM Urusan Perkerjaan Umum ................. 36
Tabel 2.12 Realisasi Anggaran SPM Urusan Pekerjaan Umum ................ 37
Tabel 2.13 Alokasi Anggaran SPM Urusan Pekerjaan Umum ................... 37
Tabel 2.14 Jumlah Sumber Daya Manusia Urusan Pekerjaan Umum ........ 38
Tabel 2.15 Permasalahan dan Solusi Urusan Pekerjaan Umum ................. 38
Tabel 2.16 Target Pencapaian SPM Urusan Perumahan Rakyat ................ 40
Tabel 2.17 Realisasi Capaian SPM UrusanPerumahan Rakyat .................. 40
Tabel 2.18 Alokasi Anggaran SPM Urusan Perumahan Rakyat ............... 41
Tabel 2.19 Dukungan Personil SPM Urusan Perumahan Rakyat ............... 41
Tabel 2.20 Permasalahan dan Solusi Urusan Perumahan Rakyat............... 42
Tabel 2.21 Realisasi Anggaran SPM Urusan Trantibumlinmas ................. 46
Tabel 2.22 Alokasi Anggaran SPM Urusan Trantibumlinmas ................... 47
Tabel 2.23 Dukungan Personil SPM Bidang Urusan Trantibumlinmas ..... 48
Tabel 2.24 Realisasi Capaian SPM Bidang Urusan Sosial ........................ 50
Tabel 2.25 Alokasi Anggaran SPM Bidang Urusan Sosial ........................ 51
Tabel 2.26 Jumlah dan Status Pegawai Bidang Urusan Sosial ................... 52
Tabel 2.27 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Urusan Sosial ..... 53
Tabel 3.1 Program Urusan Pendidikan .................................................... 55
Tabel 3.2 Program Urusan Kesehatan ...................................................... 72
Tabel 3.3 Program Urusan Pekerjaan Umum ........................................... 73
Tabel 3.4 Program Urusan Perumahan Rakyat ......................................... 74
Tabel 3.5 Program Urusan Trantibumlinmas............................................ 75
Tabel 3.6 Program Urusan Sosial ............................................................. 76

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| vii


TAHUN ANGGARAN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan rakyat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu
melalui otonomi luas, dalam lingkungan strategis globalisasi, Daerah diharapkan
mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman Daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya
percepatan terwujudnya kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan rakyat tersebut
dalam lingkungan strategis globalisasi dengan menggunakan prinsip pemerataan dan
keadilan salah satunya diwujudkan melalui penetapan dan penerapan SPM.

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah maka SPM tidak lagi dimaknai dalam kontekstual sebagai
norma, standar, prosedur, dan kriteria. Batasan pengertian SPM secara tekstual
memang tidak berubah, yaitu bahwa SPM merupakan ketentuan mengenai Jenis
Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga
Negara secara minimal, namun terdapat perubahan mendasar dalam pengaturan
mengenai Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar, kriteria penetapan SPM,
dan mekanisme penerapan SPM.

Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menjelaskan bahwa


penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Selanjutnya pada ayat
(2) pasal tersebut menyebutkan bahwa pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada
Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.

SPM yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


menyebutkan bahwa SPM merupakan hal yang strategis dalam rangka memfokuskan
kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah termasuk dalam hal yang harus
diprioritaskan dalam penggunaan belanja daerah. Hal ini sesuai berdasarkan amanat
Pasal 298 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Belanja
Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait
Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 1


TAHUN ANGGARAN 2021
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, maka terbitlah
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.

Pengaturan mengenai Jenis Pelayanan Dasar ditentukan dengan tegas dan jelas
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 dan tidak didelegasikan lebih lanjut
kedalam peraturan perundang-undangan lainnya. Terkait dengan Mutu Pelayanan
Dasar maka pengaturan lebih rincinya ditetapkan oleh masing-masing menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sesuai dengan jenis SPM.
Pengaturan oleh menteri terkait merupakan pengaturan mengenai standar teknis SPM.

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan


Minimal mendefinisikan SPM ditetapkan dan diterapkan berdasarkan prinsip:

a. kesesuaian kewenangan, yaitu SPM diterapkan sesuai dengan kewenangan Daerah


provinsi dan Daerah kabupaten/kota menurut pembagian Urusan Pemerintahan
Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar;

b. ketersediaan, yaitu SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin


tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap
Warga Negara secara minimal;

c. keterjangkauan, yaitu SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin


barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang mudah diperoleh oleh setiap Warga
Negara;

d. kesinambungan, yaitu SPM ditetapkan dan diterapkan untuk memberikan jaminan


tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar Warga Negara secara terus-
menerus;

e. keterukuran, yaitu SPM ditetapkan dan diterapkan dengan barang dan/atau jasa
yang terukur untuk memenuhi kebutuhan dasar Warga Negara; dan

f. ketepatan sasaran, yaitu SPM ditetapkan dan diterapkan untuk pemenuhan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara
minimal dan pemenuhan oleh Pemerintah Daerah ditujukan kepada Warga Negara
dengan memprioritaskan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu.

Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 menyebutkan Urusan


Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar terdiri atas:

a. pendidikan;

b. kesehatan;

c. pekerjaan umum dan penataan ruang;

d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 2


TAHUN ANGGARAN 2021
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan

f. sosial.

Dalam Penerapan SPM, Pemerintah Daerah menerapkan SPM untuk


pemenuhan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh
setiap Warga Negara secara minimal. Penerapan SPM dilakukan dengan tahapan:

a. pengumpulan data;

b. penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar;

c. penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar; dan

d. pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar.

Penerapan SPM diprioritaskan bagi Warga Negara yang berhak memperoleh


Pelayanan Dasar secara minimal sesuai dengan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu
Pelayanan Dasarnya.

Hasil pengumpulan data digunakan untuk penghitungan kebutuhan pemenuhan


Pelayanan Dasar yang diintegrasikan dengan sistem informasi pembangunan daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya hasil
penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan menjadi dasar dalam penyusunan
rencana pemenuhan Pelayanan Dasar.

Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan oleh Pemerintah


Daerah agar Pelayanan Dasar tersedia secara cukup dan berkesinambungan. Rencana
pemenuhan Pelayanan Dasar ditetapkan dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran pembangunan Daerah sebagai prioritas belanja Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dokumen perencanaan dan penganggaran
pembangunan Daerah tersebut seperti RPJMD (Rencana Program Jangka Menengah
Daerah) dan Renstra (Rencana Strategis) yang selanjutnya akan dituangkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Penerapan SPM di Daerah dilaporkan sebagai penyelenggaraan Pemerintahan


Daerah. Laporan Penerapan SPM tersebut termasuk dalam materi muatan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan disampaikan sesuai ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan Dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 3


TAHUN ANGGARAN 2021
Adapun manfaat dari hasil laporan Penerapan SPM yaitu:

a. Digunakan oleh Pemerintah Pusat untuk perumusan kebijakan nasional;

b. Digunakan oleh Pemerintah Pusat untuk pemberian insentif atau disinsentif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, pemberian insentif atau
disinsentif dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan keuangan negara;

c. Digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk:

1. Penilaian kinerja perangkat Daerah;

2. Pengembangan kapasitas Daerah dalam peningkatan pelaksanaan pemenuhan


Pelayanan Dasar; dan

3. Penyempurnaan kebijakan penerapan SPM dalam perencanaan dan


penganggaran pembangunan Daerah.

Untuk memberikan gambaran tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal


yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Banten tahun 2020, maka disusunlah
buku laporan ini.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan


Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan


Minimal;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan Dan Evaluasi


Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 101 Tahun 2018 Tentang Standar
Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub Urusan Bencana
Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2018 Tentang Standar
Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub Urusan
Kebakaran Daerah Kabupaten/Kota;

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 4


TAHUN ANGGARAN 2021
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 121 Tahun 2018 Tentang Standar
Teknis Mutu Pelayanan Dasar Sub Urusan Ketenteraman Dan Ketertiban
Umum Di Provinsi Dan Kabupaten/Kota;

10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2018 Tentang
Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan;

11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial Di Daerah
Provinsi Dan Di Daerah Kabupaten/Kota;

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor


29/PRT/M/2018 Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;

14. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005-2025;

15. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2017-2022;

16. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2017-2022;

C. KEBIJAKAN UMUM

Visi dan Misi Provinsi Banten yang dituangkan dalam Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Banten Tahun 2017-2022 merujuk pada kerangka pemahaman Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN tahun 2005-2025) dan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD
Provinsi Banten) 2005-2025 serta mengakselerasikan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN Tahun 2015-2019).

Selain itu mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis,


kearifan lokal yang menjujung tinggi konsep Iman dan Taqwa dalam
implementasinya Akhlaquk Karimah maka perlu diwujudkan suatu kondisi
masyarakat yang dinamis, masyarakat yang maju dan berdaya saing, sehingga
dirumuskan dalam Visi, yaitu menggambarkan arah pembangunan dan kondisi

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 5


TAHUN ANGGARAN 2021
masa depan, dalam Visi Pembangunan Provinsi Banten yang akan dicapai selama
lima tahun mendatang (2017-2022), yaitu:

VISI

“BANTEN YANG MAJU, MANDIRI, BERDAYA SAING, SEJAHTERA DAN


BERAKHLAQUL KARIMAH”
Provinsi Banten yang Maju berarti adanya perubahan dan kondisi semula
ke arah yang lebih baik. Cara-cara lama dalam mengelola pemerintahan
ditinggalkan, selanjutnya cara baru dalam mengelola permerintahan yang
menerapkan prinsip-prinsip good governanace.

Beberapa indikator indikator pengelolaan pemerintahan yang lebíh maju


adalah: adanya inovasi dalam tata kelola pemerintahan (lebih efisien, efektif,
transparan, akuntabel disertal perbaikan hubungan kelembagaan dengan
Kabupaten/Kota), dan adanya perubahani mindset atau perubahan budaya lama
yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Provinsi Banten yang Mandiri mengacu pada kemampuan keuangan


daerah untuk mendukung dan menjalankan pembangunan daerah. Suatu daerah
dikatakan mandiri bila pendapatan asli daerahnya dalam APBD cukup dominan,
sehingga tidak tergantung oleh bantuan atau subsidi pemerintah pusat. Beberapa
indikator Mandiri disini menunjukkan kemampuan fiskal yang cukup untuk
merealisasïkan berbagai program pemerintah daerah.

Provinsi Banten yang Berdaya Saing berarti kemampuan daerah


mengelola dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki serta
menghilangkan berbagai hambatan sehingga berhasil menjadi tujuan investasi
dibandingkan dengan daerah lainnya. Beberapa parameter berdaya saing ini,
berupa kemudahan, fasilitasi dan daya tarik ìnvestasi di provinsi Banten seperti
infrastruktur yang memadai, keamanan yang terjamin, pelayanan perijinan yang
mudah dan berkepastian hukum, sumber daya manusia yang berkualitas, serta
ketersediaan energi.

Provinsi Banten yang Sejahtera berarti kemampuan daerah dalam


mengelola aspek manusia yang diukur dengan pencapian angka Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Beberapa parameter Sejahtera, diukur dengan
angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang pencapaiannya melalui
kontribusi tiga indikator utama yaítu pencapaian indikator pendidikan, pencapaian
indikator kesehatan, dan pencapaian indikator daya beli masyarakat.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 6


TAHUN ANGGARAN 2021
Provinsi Banten yang AkhIakul Karimah berarti harapan daerah dalam
menekankan pada perilaku kehidupan masyarakat dan pemerintah yang
mencerminkan penerapan nilai-nilai agama, yaitu nilai-nilai yang sesuai dengan
hakikat ketuhanan, keberadaan manusia berserta alam seìsinya.

Beberapa parameter akhlakul karimah ini, tingkat kerukunan umat


beragama pada masyarakat, implemetasi terhadap rumusannya pada perilaku
aparatur pemerintahan daerah yang berorientasi pada peningkatan pelayanan
publik, dan penurunan indek persepsi korupsi di Provinsi Banten.

Untuk mencapai Visi tersebut, maka disusunlah Misi. Misi adalah


pernyataan tentang upaya yang harus dilakukan dalam usaha mewujudkan Visi.
Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Oleh
karena itu, untuk mewujudkan Visi Provinsi Banten 2017-2022 tersebut akan
ditempuh melalui lima misi pembangunan daerah sebagai berikut:

MISI
1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance);

2. Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur;

3. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan Pendidikan berkualitas;

4. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan Kesehatan berkualitas;

5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Setelah menetapkan Misi, selanjutnya adalah menetapkan Prioritas


Unggulan dari masing-masing Misi, yaitu:

1. PRIORITAS UNGGULAN
A. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance).

1. Penerapan E-Planning, E-monev, dan E-Bugdeting;

2. Reformasi Birokrasi;

3. Penerapan Manajemen Kinerja (Peningkatan Predikat LAKIP dari


CC ke BB);

4. Reformasi Tata Kelola Keuangan (Peningkatan predikat dari


Desclaimer/WDP ke WTP);

5. Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Publik;

6. Perbaikan Angka Indeks Persepsi Korupsi;

7. Perbaikan Hubungan Kerja Daerah Provinsi dengan Kabupaten/Kota.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 7


TAHUN ANGGARAN 2021
B. Membangun dan Meningkatkan kualitas infrastruktur.

1. Pembangunan 273.000 meter ruas jalan Provinsi yang rusak dari total
852.000 meter jalan Provinsi;

2. Pembangunan Jalan Kolektor Baru untuk membuka jalur isolasi dan


membuka interkoneksi antar wilayah;

3. Pembangunan dan perbaikan jembatan pada seluruh jalan Provinsi;

4. Pembangunan Jembatan Penyeberangan untuk mempermudah akses


penduduk terhadap pelayanan publik dan kegiatan ekonomi;

5. Normalisasi 32 Sungai dari seluruh sungai yang ada di Banten;

6. Normalisasi 41 Situ untuk pengembalian fungsi Situ;

7. Pembangunan Terminal Tipe B dan Pengembangan Sistem


Transportasi Massal Skala Provinsi;

8. Pembangunan Infrastruktur yang menunjang Sistem Transportasi


Laut dan Aktivitas Ekonomi Sektor Maritim;

9. Revitalisasi Kawasan Banten Lama dalam rangka Pengembangan


Sektor Pariwisata dan Pelestarian Cagar Budaya serta kearifan lokal;

10. Penataan Kawasan Kumuh Kampung Nelayan, Perdesaan/Perkotaan;

11. Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah


Skala Provinsi untuk mepertahankan daya dukung lingkungan dan
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan;

12. Evaluasi Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Tata Ruang


Wilayah Provinsi;

13. Pembangunan dan Revitalisasi Infrastruktur Pertanian (Bendungan


dan Irigasi).

C. Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan berkualitas.

1. Pembangunan 2.016 Ruang Kelas Baru/168 Unit Sekolah untuk


jenjang SMA dan SMK untuk meningkatkan APK dari 66 ke 80,
Setara Biaya 705 Miliar;

2. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pendidikan Strata 1 bagi 343


Guru SMA dan 820 Guru SMK;

3. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pendidikan Strata 2 bagi 500


Guru SMA, SMK;

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 8


TAHUN ANGGARAN 2021
4. Peningkatan Kesejahteraan Guru melalui pemberian insentif bagi
Guru SMA dan SMK;

5. Peningkatan Prestasi Siswa Berbakat bagi siswa SMA dan Sekolah


Berkebutuhan Khusus;

6. Peningkatan Fungsi Sekolah dalam Menanamkan nilai-nilai Agama


serta membentuk karakter yang Berakhlaqul Karimah.

D. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan


berkualitas.

1. Pengembangan Rumah Sakit Umum Provinsi menjadi Rumah Sakit


Rujukan Regional;

2. Penyediaan Dokter pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Khususnya


untuk wilayah Terpencil dengan Pemberian Insentif bagi 440 Dokter
Umum/Gigi dan Petugas Kesehatan Masyarakat;

3. Peningkatan Kapasitas Regulasi di bidang Pelayanan Kesehatan;

4. Peningkatan Penyediaan Air Bersih kepada masyarakat melalui


Pembangunan 8 Sumber Air Baku di 8 Kabupaten/Kota.

E. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

1. Penciptaan Iklim Investasi melalui Perbaikan Perizinan, Infrastruktur,


Regulasi Tenaga Kerja, Fasilitasi Sumber Energi dan Menciptakan
Keamanan dan Ketertiban untuk Meningkatkan Daya Saing Daerah;

2. Pengendalian Inflasi Daerah;

3. Pemberdayaan Ekonomi bagi Masyarakat Miskin Khususnya Petani


dan Nelayan;

4. Pengembangan Kawasan Ekonomi yang Berbasis Ekonomi Kreatif


dan Pariwisata;

5. Peningkatan Tata Kelola APBD untuk Meningkatkan Kapasitas


Fiskal Daerah dalam rangka Mendukung Pembangunan Daerah serta
Fungsi APBD dalam Hal Distribusi dan Alokasi.

2. TUJUAN DAN SASARAN


Untuk mewujudkan misi, dijelaskan dengan tujuan yaitu berisi
Pernyataan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi
selama lima tahun yang didasarkan pada isu-isu analisis strategis, disertakan pula
indikator kinerja tujuan, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian tujuan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 9


TAHUN ANGGARAN 2021
yang akan dicapai selama lima tahun dan secara bertahap dapat diurai
pencapaiannya setiap tahun.

Berdasarkan lima misi yang telah ditetapkan, maka diurai masing masing
misi dengan pernyataan tujuan dan indikator tujuannya. Sasaran adalah Hasil
yang diharapkan dari tujuan yang diformulasikan spesifik, mudah dicapai,
rasional memperhatikan isu strategis daerah.

A. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

Tujuan:

Terwujudnya kelembagaan pemerintahan daerah yang berakhlakul


kariman dengan efektif, efisien,transparan, akuntabel,dan sumber daya
aparatur berintegritas, berkompetensi serta melayani masyarakat.

Sasaran:

1. Tercapainya penyelenggaraan Pemerintahan yang akuntabel, efektif, dan


efesien;

2. Pengelolaan keuangan dan aset daerah yang akuntabel;

3. Penyelenggaraan pemerintahan yang bebas dari korupsi;

4. Pelayanan pemerintahan yang berbasis teknologi dan keterbukaan


informasi;

5. Perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah yang berkualitas;

6. Penelitian dan pengembangan yang berkualitas;

7. Terwujudnya profesionalisme aparatur;

8. Terwujudnya kompetensi aparatur;

9. Pendapatan daerah yang optimal;

10. Ketenteraman dan ketertiban umum daerah yang aman dan kondusif;

11. Wawasan kebangsaan, keamanan dan stabilitas daerah yang kondusif


untuk mendukung NKRI;

12. Sistem penanggulangan kebencanaan yang efektif;

13. Administrasi kependudukan yang tertib dan akuntabel;

14. Terwujudnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya;

15. Pelayanan publik yang berkualitas.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 10


TAHUN ANGGARAN 2021
B. Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur.

Tujuan:
Meningkatnya infrastruktur daerah yang berkualitas dalam mendukung
kelancaran arus barang, orang dan jasa yang berorientasi pada peningkatan
pembangunan wilayah dan perekonomian daerah.

Sasaran:

1. Infrastruktur jalan dan jembatan yang berkualitas;

2. Perencanaan dan penataan ruang yang berkualitas;

3. Tersedianya perumahan dan pemukiman yang layak. Ketersediaan air


minum dan sanitasi lingkungan, pengeloaan sampah regional;

4. Terwujudnya keselamatan dan kenyamanan lalu lintas;

5. Penanggulangan banjir dan abrasi, serta ketersediaan air baku;

6. Sarana dan prasarana gedung strategis provinsi yang berkualitas;

7. Kinerja pelayanan, pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang


lebih baik.

C. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan Pendidikan


berkualitas.

Tujuan:

Terwujudnya akses dan kualitas pendidikan menuju kualitas sumber


daya manusia yang berakhlakul karimah dan berdaya saing.

Sasaran:

1. Meningkatnya akses dan mutu pendidikan menengah dan khusus;

2. Meningkatnya pelestarian kebudayaan;

3. Terwujudnya pemuda wirausahawan baru dan olahraga yang


berprestasi;

4. Kelembagaan PUG (Pengarusutamaan Gender) dan PUHA


(Pengarusutamaan Hak Anak) yang berkualitas;

5. Minat baca masyarakat yang meningkat;

6. Pengelolaan arsip pemerintah daerah yang berkualitas.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 11


TAHUN ANGGARAN 2021
D. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan Kesehatan
berkualitas.

Tujuan:

Terwujudnya peningkatan kualitas akses dan pemerataan pelayanan


kesehatan.

Sasaran:

1. Pelayanan kesehatan berkualitas dan mudah di akses;

2. Keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan;

3. Pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal;

4. Laju pertumbuhan penduduk yang terkendali.

E. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Tujuan:

Meningkatnya perekonomian Banten melalui kualitas pengelolaan keuangan,


kecukupan pangan dan energi, pengambangan sumber daya alam yang
memberikan solusi terhadap pengangguran dan kemiskinan.

Sasaran:

1. Meningkatnya Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal


Dalam Negeri (PMDN) dan kemudahan berusaha;

2. Pertumbuhan ekonomi sektor perindustrian yang optimal;

3. Pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan yang optimal dan inflasi yang


terkendali;

4. Pertumbuhan sektor perikanan yang optimal;

5. Ketahanan pangan daerah yang terjaga;

6. Pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata yang optimal;

7. Kelembagaan koperasi yang aktif dan sehat;

8. Koperasi dan usaha kecil yang berdaya;

9. Menurunnya PMKS;

10. Pelayanan kelistrikan dan energi terbarukan yang optimal;

11. Pengendalian, pengawasan dan perijinan geologi, air tanah, mineral


dan batubara yang efektif;

12. Desa tertinggal yang berkembang dan mandiri;

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 12


TAHUN ANGGARAN 2021
13. Tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat;

14. Lingkungan hidup yang berkualitas;

15. Pengelolaan dan konservasi hutan yang optimal;

16. Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang optimal.

D. ARAH DAN KEBIJAKAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Minimal, bahwa arah kebijakan ini merupakan orientasi
dan komitmen yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah selama satu tahun
anggaran dalam rangka penerapan dan pencapaian Standar Pelayaan Minimal yang
dituangkan dalam Kebijakan Umum Anggaran.

Kebijakan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dalam


Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2020 terkait belanja daerah dapat diuraikan
sebagaimana berikut ini.

1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, belanja daerah digunakan


untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi
kewenangan daerah dan pelaksanaan tugas organisasi yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja daerah tersebut diprioritaskan
untuk mendanai urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang
ditetapkan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM), sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
serta berpedoman pada standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;

2. Belanja daerah untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan
pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada analisis standar
belanja dan standar harga satuan regional;

3. Pemerintah Provinsi Banten menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik
dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan
kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran
dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program dan
kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki
korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan
dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target kinerjanya.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 13


TAHUN ANGGARAN 2021
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG

Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Belanja Pegawai.

a) Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil


Daerah (PNSD) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan
tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas dan gaji keempat
belas.

b) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon


PNSD sesuai formasi pegawai Tahun 2020.

c) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala,


kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan
memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5% (dua koma
lima persen) dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan
tunjangan. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan PNSD, Pemerintah
Provinsi Banten meningkatkan tarif Tambahan Penghasilan PNSD atau
tunjangan kinerja.

d) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala


Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta
PNSD dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2019 dengan
mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

e) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian


bagi PNSD dibebankan pada APBD dengan mempedomani Peraturan
Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 70
Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara. Penganggaran penyelenggaraan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 14


TAHUN ANGGARAN 2021
jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah serta Pimpinan dan Anggota DPRD, dibebankan pada
APBD disesuaikan dengan yang berlaku bagi pegawai Aparatur Sipil
Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

f) Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD harus memperhatikan


kemampuan keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat
Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005.
Kebijakan dan penentuan kriterianya ditetapkan terlebih dahulu dengan
peraturan Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 39 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Standar satuan biaya


Tambahan Penghasilan PNSD dimaksud memperhatikan aspek efisiensi,
efektivitas, kepatutan dan kewajaran serta rasionalitas.

g) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah


mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang
Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.

h) Tunjangan Profesi Guru PNSD, Dana Tambahan Penghasilan Guru


PNSD, dan Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus yang
bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2019 melalui DAK Non Fisik

dianggarkan dalam APBD provinsi dan kabupaten/kota pada kelompok


Belanja Tidak Langsung, jenis Belanja Pegawai, obyek Gaji dan
Tunjangan, dan rincian obyek belanja sesuai dengan kode rekening
berkenaan.

2) Belanja Hibah dan Bantuan Sosial.

Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber


dari APBD mempedomani peraturan Kepala Daerah yang mengatur tata
cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban
dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi hibah dan bantuan sosial,
yang telah disesuaikan dengan Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial Yang Bersumber dari APBD, sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 15


TAHUN ANGGARAN 2021
2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial Yang Bersumber dari APBD, serta peraturan perundang-undangan
lain di bidang hibah dan bantuan sosial.

3) Belanja Bagi Hasil Pajak.

a) Penganggaran dana bagi hasil pajak daerah yang bersumber dari


pendapatan pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota
mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Besaran alokasi
dana bagi hasil pajak daerah yang bersumber dari pendapatan
pemerintah provinsi dianggarkan secara bruto, sebagaimana maksud
Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005.

b) Tata cara penganggaran dana bagi hasil pajak daerah tersebut


memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah pada Tahun
Anggaran 2020, sedangkan pelampauan target Tahun Anggaran 2019
yang belum direalisasikan kepada pemerintah kabupaten/kota
ditampung dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2020 atau
dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah Provinsi Banten tidak
melakukan perubahan APBD Tahun Anggaran 2020.

4) Belanja Bantuan Keuangan

a) Belanja bantuan keuangan dari pemerintah daerah kepada pemerintah


daerah lainnya dapat dianggarkan dalam APBD sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah setelah alokasi belanja yang diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan dipenuhi oleh pemerintah daerah
dalam APBD Tahun Anggaran 2020. Belanja bantuan keuangan
tersebut, harus didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi
kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintahan daerah
yang tidak tersedia dan/atau menerima manfaat dari pemberian bantuan
keuangan tersebut, serta dalam rangka kerjasama antar daerah sesuai
kemampuan keuangan masing-masing daerah.

Pemberian bantuan keuangan bersifat umum dan bersifat khusus.


Bantuan keuangan yang bersifat umum digunakan untuk mengatasi
kesenjangan fiskal dengan menggunakan formula antara lain variabel:
pendapatan daerah, jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin dan luas
wilayah yang ditetapkan dengan peraturan Kepala Daerah. Bantuan
keuangan yang bersifat khusus digunakan untuk membantu capaian
kinerja program prioritas pemerintah daerah penerima bantuan keuangan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 16


TAHUN ANGGARAN 2021
sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan penerima
bantuan. Pemanfaatan bantuan keuangan yang bersifat khusus
ditetapkan terlebih dahulu oleh pemberi bantuan.

Dari aspek teknis penganggaran, dalam APBD pemberi bantuan


keuangan harus diuraikan daftar nama pemerintah Kabupaten/Kota
selaku penerima bantuan keuangan sebagai rincian obyek penerima
bantuan keuangan sesuai kode rekening berkenaan.

b) Bantuan keuangan kepada partai politik harus dialokasikan dalam


APBD Tahun Anggaran 2020 dan dianggarkan pada jenis belanja
bantuan keuangan, obyek belanja bantuan keuangan kepada partai
politik dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima bantuan
keuangan. Besaran penganggaran bantuan keuangan kepada partai
politik berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009
tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1
Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang
Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD dan
Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran dan Laporan
Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara
Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD dan Tertib Administrasi
Pengajuan, Penyaluran dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan
Bantuan Keuangan Partai Politik.

c) Sistem dan prosedur penganggaran, pelaksanaan dan


pertanggungjawaban belanja bantuan keuangan ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah, dengan memperhatikan ketentuan Pasal 47 dan
Pasal 133 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 dan peraturan perundang-undangan lainnya.

5) Belanja Tidak Terduga.

Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan


mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2018 dan kemungkinan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 17


TAHUN ANGGARAN 2021
adanya kegiatankegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya,
diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga
merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau
tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat
bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, kebutuhan
mendesak lainnya yang tidak tertampung dalam bentuk program dan
kegiatan pada Tahun Anggaran 2020, termasuk pengembalian atas
kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

2. BELANJA LANGSUNG

Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan


program dan kegiatan pemerintah daerah memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Penganggaran belanja langsung dituangkan dalam bentuk program dan
kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh
masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan
keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik serta
mendorong inovasi daerah. Penyusunan anggaran belanja pada setiap
program dan kegiatan untuk urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan
dasar ditetapkan dengan SPM dan berpedoman pada standar teknis dan
harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Penyusunan anggaran belanja pada setiap program dan kegiatan
untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan
dasar dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada analisis standar
belanja dan standar harga satuan regional.
2. Belanja Pegawai.
a. Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran
honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan,
kewajaran, rasionalitas dan efektifitas dalam pencapaian sasaran
program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan
kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD dan
Non PNSD dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa
keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki
peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan
dimaksud dengan memperhatikan pemberian Tambahan Penghasilan
bagi PNSD, pemberian Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 18


TAHUN ANGGARAN 2021
b. Suatu kegiatan tidak diperkenankan diuraikan hanya ke dalam jenis
belanja pegawai, obyek belanja honorarium dan rincian obyek belanja
honorarium PNSD dan/atau Non PNSD. Besaran honorarium bagi
PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan ditetapkan dengan keputusan
Kepala Daerah.
3. Belanja Barang dan Jasa
a. Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dianggarkan dalam kegiatan
yang besarannya ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.
b. Penganggaran untuk Jaminan Kesehatan bagi Pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri, yaitu pegawai tidak tetap, pegawai honorer, staf khusus
dan pegawai lain yang dibayarkan oleh APBD, dianggarkan dalam
APBD dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2013, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016.
c. Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat,
hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan
yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi.
d. Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan
nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi OPD, jumlah
pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi sisa
persediaan barang Tahun Anggaran 2019.
e. Pengembangan pelayanan kesehatan di luar cakupan penyelenggaraan
jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS yang diberikan kepada
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah hanya berupa pelayanan medical
check up sebanyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun, termasuk keluarga
(satu istri/suami dan dua anak) dalam rangka pemeliharaan kesehatan
dan dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang
secara fungsional terkait sebagaimana maksud Peraturan Pemerintah
Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah. Selanjutnya, pengembangan pelayanan
kesehatan di luar cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan yang
disediakan oleh BPJS yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota
DPRD hanya berupa pelayanan medical check up sebanyak 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun, tidak termasuk istri/suami dan anak dalam rangka
pemeriksaan kesehatan dan dianggarkan dalam bentuk program dan
kegiatan pada SKPD yang secara fungsional terkait sebagaimana

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 19


TAHUN ANGGARAN 2021
maksud Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak
Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota DPRD.
Berkaitan dengan itu, pelaksanaan medical check up dimaksud
dilakukan di dalam negeri dengan tetap memprioritaskan Rumah Sakit
Umum Daerah setempat, Rumah Sakit Umum Pusat di Provinsi atau
Rumah Sakit Umum Pusat terdekat.
f. Dalam rangka mewujudkan Universal Health Coverage, pemerintah
daerah melakukan integrasi Jaminan Kesehatan Daerah dengan Jaminan
Kesehatan Nasional. Penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi seluruh
penduduk, terutama bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang- Undang
Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012
tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan dan Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan, yang tidak menjadi cakupan penyelenggaraan jaminan
kesehatan melalui BPJS Kesehatan yang bersumber dari APBN,
dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang
menangani urusan kesehatan pemberi pelayanan kesehatan.
g. Penganggaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor milik pemerintah daerah dialokasikan pada
masing-masing SKPD sesuai amanat Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 dan besarannya sesuai dengan masingmasing
peraturan daerah.
h. Pengadaan barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak
ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada
jenis belanja barang dan jasa dengan mempedomani Pasal 298 ayat (4)
dan ayat (5) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2018, serta peraturan perundang- undangan lain di
bidang hibah dan bantuan sosial. Pengadaan belanja barang/jasa yang
akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 20


TAHUN ANGGARAN 2021
berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar harga beli/bangun barang/jasa
yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat ditambah seluruh
belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan barang/jasa
sampai siap diserahkan.
i. Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja
dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun
perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan
jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari
perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan
pemerintah daerah. Hasil kunjungan kerja dan studi banding dilaporkan
sesuai peraturan perundang-undangan. Khusus penganggaran perjalanan
dinas luar negeri berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun
2005 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2016 tentang Pedoman Perjalanan
Dinas Ke Luar Negeri bagi Aparatur Sipil Negara Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
j. Dalam rangka memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan daerah,
penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek
pertanggungjawaban sesuai biaya riil atau lumpsum, khususnya untuk
hal-hal sebagai berikut:
1) Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
Komponen sewa kendaraan tersebut hanya diberikan untuk
Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Wali kota/Wakil
Wali kota, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan pejabat yang
diberikan kedudukan atau hak keuangan dan fasilitas setingkat
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya.
2) Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
3) Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil. Dalam hal
pelaksana perjalanan dinas tidak menggunakan fasilitas hotel atau
tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan diberikan
biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di
kota tempat tujuan sesuai dengan tingkatan pelaksana perjalanan
dinas dan dibayarkan secara lumpsum.
4) Uang harian dan uang representasi dibayarkan secara lumpsum.
Standar satuan uang harian perjalanan dinas, besarannya harus
rasional sesuai dengan pengeluaran untuk kebutuhan transportasi

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 21


TAHUN ANGGARAN 2021
lokal, uang makan dan uang saku di daerah tujuan. Standar satuan
biaya untuk perjalanan dinas ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan
memperhatikan aspek transparansi, akuntabilitas, efisiensi,
efektivitas, kepatutan dan kewajaran serta rasionalitas.
k. Penyediaan anggaran untuk perjalanan dinas yang mengikutsertakan
Non PNSD diperhitungkan dalam belanja perjalanan dinas. Tata cara
penganggaran perjalanan dinas dimaksud mengacu pada ketentuan
perjalanan dinas yang ditetapkan dengan peraturan Kepala Daerah.
l. Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan
teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan sumber daya
manusia bagi:
1) pejabat daerah dan staf pemerintah daerah;
2) pimpinan dan anggota DPRD; serta
3) unsur lainnya seperti tenaga ahli,
diprioritaskan penyelenggaraannya di masing-masing wilayah
provinsi/ kabupaten/kota yang bersangkutan. Dalam hal terdapat
kebutuhan untuk melakukan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi, workshop, lokakarya, seminar,
atau sejenisnya di luar daerah dapat dilakukan secara selektif dengan
memperhatikan aspek urgensi, kualitas penyelenggaraan, muatan
substansi, kompetensi narasumber, kualitas advokasi dan pelayanan
penyelenggara serta manfaat yang akan diperoleh guna efisiensi dan
efektifitas penggunaan anggaran daerah serta tertib anggaran dan
administrasi oleh penyelenggara.
m. Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan
pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi, workshop, lokakarya, seminar
atau sejenis lainnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset
daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik
pemerintah daerah dengan mempedomani Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6
Tahun 2015 tentang Pedoman Pembatasan Pertemuan/Rapat di Luar
Kantor Dalam Rangka Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Kerja
Aparatur.
n. Penganggaran pemeliharaan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaan pengelola barang, pengguna barang atau kuasa pengguna
barang berpedoman pada daftar kebutuhan pemeliharaan barang,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 22


TAHUN ANGGARAN 2021
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun
2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.
4. Belanja Modal
a. Perangkat Daerah agar memprioritaskan alokasi belanja modal pada
APBD Tahun Anggaran 2020 untuk pembangunan dan pengembangan
sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan peningkatan
pelayanan publik serta pertumbuhan ekonomi daerah. Perangkat
Daerah agar melakukan upaya peningkatan alokasi belanja modal,
mengingat alokasi belanja modal secara nasional pada Tahun
Anggaran 2018 Rp 217,48 triliun atau 19,26% dari total belanja
daerah, dengan uraian untuk pemerintah provinsi Rp 59,40 triliun atau
16,99% dari total belanja daerah, dan untuk pemerintah
kabupaten/kota Rp 158,08 triliun atau 20,28% dari total belanja
daerah.
b. Penganggaran pengadaan barang milik daerah dilakukan sesuai dengan
kemampuan keuangan dan kebutuhan daerah berdasarkan prinsip
efisiensi, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel
dengan mengutamakan produk-produk dalam negeri. Penganggaran
pengadaan dan pemeliharaan barang milik daerah didasarkan pada
perencanaan kebutuhan barang milik daerah dan daftar kebutuhan
pemeliharaan barang milik daerah yang disusun dengan
memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi OPD serta
ketersediaan barang milik daerah yang ada. Selanjutnya, perencanaan
kebutuhan barang milik daerah merupakan salah satu dasar bagi
Perangkat Daerah dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk
kebutuhan barang milik daerah yang baru (new initiative) dan angka
dasar (baseline) serta penyusunan RKA-PD. Perencanaan kebutuhan
barang milik daerah dimaksud berpedoman pada standar barang,
standar kebutuhan dan/atau standar harga, penetapan standar
kebutuhan oleh Gubernur/Bupati/Wali kota berdasarkan pedoman
yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri sebagaimana diatur dalam
Pasal 9 ayat (1), ayat (3), ayat (4) dan ayat (6) Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014. Khusus penganggaran untuk pembangunan
gedung dan bangunan milik daerah mempedomani Peraturan Presiden
Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara. Selanjutnya, untuk efisiensi penggunaan anggaran,

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 23


TAHUN ANGGARAN 2021
pembangunan gedung kantor baru milik pemerintah daerah tidak
diperkenankan, sejalan dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-
841/MK.02/2014 tanggal 16 Desember 2014 hal
Penundaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor Kementerian
Negara/Lembaga, dan membatasi pengadaan kendaraan dinas, kecuali
penggunaan anggaran tersebut terkait langsung dengan upaya
peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
c. Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum
mempedomani Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaran Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72
Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum Yang Bersumber dari APBD serta Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 19 Tahun 2016.
d. Penganggaran belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang
dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan aset tetap dan aset
lainnya (aset tak berwujud) yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan, digunakan dalam kegiatan pemerintahan dan
memenuhi nilai batas minimal kapitalisasi aset (capitalization
threshold). Nilai aset tetap dan aset lainnya yang dianggarkan dalam
belanja modal tersebut adalah sebesar harga beli/bangun aset ditambah
seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset
sampai aset tersebut siap digunakan, sesuai maksud Pasal 27 ayat (7)
huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Pasal 53
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 dan Lampiran I Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) 01 dan PSAP 07, Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta Buletin
Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 17 tentang Akuntansi
Aset Tak Berwujud Berbasis Akrual.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 24


TAHUN ANGGARAN 2021
e. Pembangunan Sport Center akan dilaksanakan lebih dari 1 (satu) tahun
anggaran dalam bentuk kegiatan tahun jamak sesuai peraturan
perundang-undangan. Secara rinci kegiatan tahun jamak tersebut
dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara Kepala Daerah
dan DPRD Provinsi Banten.
f. Segala biaya yang dikeluarkan setelah perolehan awal aset tetap (biaya
rehabilitasi/renovasi) sepanjang memenuhi nilai batas minimal
kapitalisasi aset (capitalization threshold), dan memperpanjang masa
manfaat atau yang memberikan manfaat ekonomi dimasa yang akan
datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, atau peningkatan mutu
produksi atau peningkatan kinerja dianggarkan dalam belanja modal
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I PSAP Nomor 7, Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan Pasal 53 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011.
5. Surplus/Defisit APBD.
Surplus atau defisit APBD adalah selisih antara anggaran pendapatan
daerah dengan anggaran belanja daerah.
a. Dalam hal APBD diperkirakan surplus, dapat digunakan untuk
pembiayaan pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo,
penyertaan modal (investasi) daerah, pembentukan dana cadangan,
dan/atau pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah
daerah lain dan/atau pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial.
Pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial tersebut diwujudkan
dalam bentuk program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang
dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait dengan
tugasnya melaksanakan program dan kegiatan tersebut.
b. Dalam hal APBD diperkirakan defisit, pemerintah daerah menetapkan
penerimaan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut, yang
bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran
sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan, pinjaman daerah dan penerimaan pembiayaan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 25


TAHUN ANGGARAN 2021
BAB II
PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN
MINIMAL

2.1 BIDANG URUSAN PENDIDIKAN


2.1.1 Jenis Pelayanan Dasar

Penerapan SPM Bidang Urusan pendidikan di Provinsi Banten dilaksanakan


oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten sebagai implementasi dari
kebijakan dan strategi penanganan masalah-masalah pendidikan yang ditetapkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan dijadikan acuan dalam target
pencapaiannya.

SPM Bidang Urusan Pendidikan merupakan penjabaran dari target yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor Nomor 32 Tahun 2018
tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.

SPM Bidang Urusan Pendidikan daerah Provinsi mencakup 2 (dua) pelayanan


dasar yaitu :

a. pendidikan menengah (sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan);


dan

b. pendidikan khusus.

SPM Bidang Urusan Pendidikan daerah Kabupaten/Kota mencakup 3 (tiga)


pelayanan dasar yaitu :

a. pendidikan anak usia dini;

b. pendidikan dasar (sekolah dasar dan sekolah menengah pertama); dan

c. pendidikan kesetaraan.

Mutu Pelayanan Dasar untuk setiap Jenis Pelayanan Dasar SPM Pendidikan
mencakup:

a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;

b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan

c. tata cara pemenuhan standar.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 26


TAHUN ANGGARAN 2021
Sedangkan Penerima Pelayanan Dasar SPM Bidang Urusan Pendidikan yaitu:

a. Penerima Pelayanan Dasar SPM Pendidikan pada pendidikan anak usia dini
merupakan Peserta Didik yang berusia 5 (lima) tahun sampai dengan 6 (enam)
tahun;

b. Penerima Pelayanan Dasar SPM Pendidikan pada pendidikan dasar merupakan


Peserta Didik yang berusia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun;

c. Penerima Pelayanan Dasar SPM Pendidikan pada pendidikan kesetaraan merupakan


Peserta Didik yang berusia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun;

d. Penerima Pelayanan Dasar SPM Pendidikan pada pendidikan menengah merupakan


Peserta Didik yang berusia 16 (enam belas) tahun sampai dengan 18 (delapan belas)
tahun; dan

e. Penerima Pelayanan Dasar SPM Pendidikan pada pendidikan khusus merupakan


Peserta Didik penyandang disabilitas yang berusia 4 (empat) tahun sampai dengan
18 (delapan belas) tahun.

Adapun dasar hukum jenis Pelayanan Dasar Bidang Urusan Pendidikan diatur
dalam :

1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91);

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 27


TAHUN ANGGARAN 2021
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4941) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74
tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan


Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan


Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6041);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6178);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Tugas dan


Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6224);

10. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 192);

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 575).

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 28


TAHUN ANGGARAN 2021
2.1.2 Target Pencapaian SPM Oleh Daerah

Nilai rata-rata capaian SPM Bidang Urusan Pendidikan Provinsi


Banten tahun 2020 serta jenis pelayanan tercantum pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1
Realisasi Capaian SPM Urusan Pendidikan Tahun 2020

Jenis Sasaran Capaian Provinsi


No. Pelayanan Target Realisasi Capaian
Indikator Kinerja
Dasar (%) (%) (%)
Angka Partisipasi Kasar
Pendidikan
1. (APK) Sekolah 76,45% 78,74 103
Menengah
Menengah
Angka Partisipasi Murni
(APM) 61,88% 63,50 103
Sekolah Menengah
Angka Putus
0,16 0,11 145
Sekolah SMA
Angka Putus
0,32 0,29 110
Sekolah SMK
Angka Kelulusan
99,07% 99,8 101
SMA
Angka Kelulusan
99,92% 99,94 100
SMK
Nilai Rata - rata
54,48% 82,04 151
Ujian SMA IPA
Nilai Rata - rata
57,10% 82,58 145
Ujian SMK
Nilai Rata – rata
50,84% 81,87 161
Ujian SMA IPS
Persentase SMK yang
Menerapkan 51,00% 30,00 59
Link and Match
Cakupan Layanan Sekolah
2. Pendidikan Khusus 51,00% 61,00 120
Khusus dan Layanan Khusus

2.1.3 Realisasi

Realisasi anggaran yang mendukung penerapan dan pencapaian SPM


Bidang Pendidikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.2
Realisasi Anggaran SPM Urusan Pendidikan Tahun 2020

Jenis
No. Jumlah Realisasi (Rp)
Belanja

1. APBD 882.972.896.331

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 29


TAHUN ANGGARAN 2021
2.1.4 Alokasi Anggaran

Alokasi anggaran yang mendukung penerapan dan pencapaian SPM Bidang


Pendidikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.3
Alokasi Anggaran SPM Urusan Pendidikan

Jenis
No. Jumlah Anggaran (Rp)
Belanja

1. APBD 906.287.842.495

2.1.5 Dukungan Personil

Dukungan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dalam


mengelola suatu organisasi atau lembaga agar dapat berjalan secara optimal merupakan
hal yang sangat diperlukan. Baik atau buruknya kinerja organisasi akan sangat
ditentukan oleh tugas dan fungsinya masing-masing.

Sebagai salah satu perangkat kerja Pemerintah Provinsi Banten, Dinas


Pendidikan dan Kebudayaan didukung oleh sejumlah personil atau pegawai yang
mengemban tugas dan fungsi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi
Banten Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Banten. Sampai dengan bulan Desember 2020 Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Banten memiliki Pegawai sebanyak 6445 Orang yang terdiri dari
6158 Orang PNS dan 287 Orang Non PNS, dengan rincian seperti dalam tabel sebagai
berikut:

Tabel 2.4
Jumlah dan Status Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten

NO. KANTOR JUMLAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
1. PROVINSI 311 orang
BANTEN (Induk)
1.1 Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Esselon II 1 Orang
Esselon III 12 Orang
Esselon IV 25 Orang
Staff/Pelaksana 95 Orang
1.2 Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 245 Orang
Pamdal 12 Orang
Pramubakti 23 Orang
Pengemudi 3 Orang
2. UPTD TIKP 29 orang

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 30


TAHUN ANGGARAN 2021
2.1 Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Esselon III
Esselon IV 2 Orang
Staff/Pelaksana 4 Orang
2.2 Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 23 Orang
3. UPTD Museum dan Taman Budaya 12 orang
3.1 Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Esselon III
Esselon IV 2 orang
Staff/Pelaksana 3 orang
3.2 Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 4 Orang
Satpam 2 Orang
Pramubakti 1 Orang
4. KCD LEBAK 22 orang
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Esselon III 1 orang
Esselon IV 3 orang
Staff/Pelaksana 6 Orang
Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 9 Orang
Satpam 1 Orang
Pramubakti 2 Orang
5. KCD PANDEGLANG 30 Orang
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Esselon III 1 Orang
Esselon IV 3 Orang
Staff/Pelaksana 9 Orang
Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 13 Orang
Satpam 1 Orang
Pramubakti 3 Orang
6. KCD SERAGON 24 Orang
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Esselon III 1 Orang
Esselon IV 3 Orang
Staff/Pelaksana 12 Orang
Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 5 Orang
Satpam 2 Orang
Pramubakti 1 Orang
7. KCD KAB.TANGERANG 12 Orang
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Esselon III 1 Orang
Esselon IV 3 Orang
Staff/Pelaksana 4 Orang
Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 4 Orang
8. KCD KOTA TANGERANG DAN TANGSEL 13 Orang
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Esselon III 1 Orang

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 31


TAHUN ANGGARAN 2021
Esselon IV 3 Orang
Staff/Pelaksana 4 Orang
Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 5 Orang
9. Tenaga Pendidik ( Guru ) 5.411 Orang
10. Kepala Sekolah 172 Orang
11. Pengawas 50 Orang
12. Tenaga Kependidikan 455 Orang
PNS dan Non-PNS 6489
TOTAL
Orang
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Desember 2020

2.1.6 Permasalahan Dan Solusi


Sebagai akibat dari Pandemi COVID 19 dengan aturan protokol kesehatan
yang sangat ketat, beberapa target pelaksanaan kegiatan tidak dapat dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, bahkan di beberapa kegiatan alokasi
anggaran terkena imbas Refocusing anggaran sehingga anggaran kegiatan menjadi
berkurang bahkan nihil. Kondisi ini tentunya berdampak pada seluruh capaian,
target dari indikator-indikator program yang telah ditetapkan. Sebagai solusi atas
permasalahan tersebut diatas adalah, capaian program/ kegiatan yang belum bisa
dilaksanakan pada tahun 2020, akan dianggarkan kembali pada tahun anggaran
2021.
Pada indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) terkait Pendidik Tenaga
Kependidikan (PTK) dan Sarana Prasarana (Sarpras), nilai capaian SPM terhadap
Nilai Standar Nasional Pendidikan (SNP) masih tergolong rendah dibandingkan
capaian indikator lainnya. Solusi atas permasalahan ini adalah, Pemerintah Provinsi
Banten dan Pemerintah Pusat (Kemendikbud) harus memberikan perhatian penuh
atas kedua capaian indikator PTK dan Sarpras, karena permasalahan ini tentunya
secara tidak langsung akan berimbas pada mutu dan kualitas pendidikan di Provinsi
Banten.

2.2 BIDANG URUSAN KESEHATAN


2.2.1 Jenis Pelayanan Dasar
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 menjelaskan bahwa SPM
adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan
Urusan Wajib Pemerintah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal. Adapun jenis SPM yaitu: Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum,
Perumahan Rakyat, Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat,
Sosial. Sedangkan Materi muatan SPM mencakup jenis pelayanan dasar, mutu
pelayanan dasar, dan penerima pelayanan dasar. Setiap jenis pelayanan dasar harus

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 32


TAHUN ANGGARAN 2021
memiliki mutu pelayanan dasar. SKPM Kesehatan mencakup SPM Kesehatan
Provinsi dan SPM Kesehatan Kabupaten/Kota.
Jenis Pelayanan Dasar SPM bidang Kesehatan bagi Pemerintah Provinsi adalah:
1. Pelayanan Kesehatan bagi penduduk terdampak krisis Kesehatan akibat
bencana dan/potensi bencana provinsi,
2. Pelayanan Kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.

2.2.2 Target Pencapaian SPM Oleh Daerah


Jenis pelayanan dasar SPM bidang Kesehatan pada Pemerintah Daerah
Provinsi seseuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan yaitu: a) pelayanan dasar bagi penduduk terdampak krisis
kesehatan akbiat dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan b) pelayanan Kesehatan
bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa.

Adapun target pencapaian SPM bidang Kesehatan pada Dinas Kesehatan


Provinsi Banten pada berikut:

Tabel 2.5
Target dan Realisasi SPM Urusan Kesehatan Tahun 2020

Realisasi Kinerja
Indikator Kinerja Program
Program
Indikator Target Satuan Realisasi Satuan
Presentase Pelayanan Kesehatan
Terdampak Krisis Kesehatan akibat
100 % 100 %
Bencana dan/atau Berpotensi Bencana
Provinsi
Presentase Pelayanan Kesehatan Bagi
Penduduk Terdampak dan Beresiko Pada 100 % 100 %
Kondisi Kejadian Luar Biasa Provinsi

2.2.3 Alokasi Anggaran Dan Realisasi

Tabel 2.6
Alokasi Anggaran SPM Urusan Kesehatan Tahun 2020

Jumlah Orang Jumlah Orang


No SPM Anggaran
Terdampak yang Dilayani
1 Presentase Pelayanan 418.873 418.873 5.339.635.335

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 33


TAHUN ANGGARAN 2021
Jumlah Orang Jumlah Orang
No SPM Anggaran
Terdampak yang Dilayani
Kesehatan bagi Penduduk
Terdampak Krisis
Kesehatan Akibat
Bencana dan/Potensi
Bencana Provinsi
Prsentase Pelayanan
Kesehatan bagi Penduduk
19.086 19.086 600.000.000
pada Kondisi Kejadian
Luar Biasa Provinsi

Tabel 2.7
Realisasi SPM Urusan Kesehatan Tahun 2020

No SPM Anggaran Realisasi (Rp.) Sisa (Rp.)


(Rp.)
1 Persentase Pelayanan 5.339.635.335 4.835.541.028 504.094.307
Kesehatan bagi
Penduduk Terdampak
Krisis Kesehatan
Akibat Bencana
dan/Potensi Bencana
Provinsi
Persentase Pelayanan 600.000.000 321.402.990 278.402.010
Kesehatan bagi
Penduduk pada
Kondisi Kejadian Luar
Biasa Provinsi

2.2.4 Dukungan Personil


Dukungan personil dalam pelaksanaan SPM adalah seluruh sumber daya
Kesehatan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Banten, baik SDM maupun
infrastruktur Kesehatan yang dimiliki.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 34


TAHUN ANGGARAN 2021
Tabel 2.8
Jumlah SDM SPM Urusan Kesehatan Tahun 2020

Keterangan Jumlah
No
1 Dinas Kesehatan 246
2 UPT RSUD Banten 872
3 UPT RSUD Malingping 358

Tabel 2.9
Jumlah Tempat Tidur Urusan Kesehatan Tahun 2020

No Keterangan Jumlah

1 UPT RSUD Banten 153 Tempat tidur

2 UPT RSUD Malingping 52 Tempat tidur

Table 2.10
Jumlah Ambulance Urusan Kesehatan Tahun 2020

Keterangan Jumlah
No
1 Dinas Kesehatan 5 Ambulance
2 UPT RSUD Banten 6 Ambulance
3 UPT RSUD Malingping 1 Ambulance

2.2.5 Permasalahan Dan Solusi


Permasalahan atau kendala utama yang dihadapai dalam penerapan SPM
adalah kurangnya sosialisasi, masih belum jelasnya konsep pelayanan dasar,
penetapan target SPM yang terlalu tinggi, tidak adanya system insentif dan
disinsentif, keterbatasan anggaran daerah dan minimnya kualitas SDM.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas diperlukan peninjauan


Kembali konsep layanan dasar, peningkatan sosialisasi, peninjauan target
capaian SPM, serta pemberlakuan reward dan punishment, pengalokasian
anggaran harus menjadi skala prioritas serta peningkatan kualitas dan kuantitas
sumber daya yang dimiliki.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 35


TAHUN ANGGARAN 2021
2.3 BIDANG URUSAN PEKERJAAN UMUM
2.3.1 Jenis Pelayanan Dasar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 29/PRT/M/2018 Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jenis pelayanan dasar yang tertuang
dalam standar pelayanan minimal bidang perumahan rakyat sebagai berikut :

1. Pemenuhan kebutuhan Air Minum Curah lintas Kabupaten/Kota


2. Penyediaan pelayanan pengolahan Air Limbah Domestik regional
lintas Kabupaten/Kota
2.3.2 Target Pencapaian SPM oleh Daerah
Target pencapaian SPM oleh daerah selama tahun anggaran 2020 adalah
sebagai berikut :

Tabel 2.11
Target Pencapaian SPM Urusan Perumahan
dan Pemukiman Tahun 2020

Target Batas Waktu


Jenis Pelayanan Penanggung
No Pencapaian Pencapaian
Dasar Jawab Ket
SPM (Tahun)

1 Pemenuhan 800 l/dtk 2020 Dinas Wilayah Layanan :


kebutuhan Air Perkim
Minum Curah 1. Kab. Serang =
400 l/dtk dgn
lintas
jumlah pelayanan
Kabupaten/Kota
28.800 KK
2. Kota Serang =
200 l/dtk dengan
jumlah pelayanan
= 13.200 KK
3. Kota Cilegon =
200 l/dtk dengan
jumlah pelayanan
16.000 KK
2 Penyediaan 2000 Jiwa 2020 Dinas Pe,bangunan
pelayanan Perkim IPAL.Komunal
pengolahan Air
Limbah
Domestik
regional lintas
Kabupaten/Kota

2.3.3 Realisasi
Realisasi yang dapat dicapai atau di realisasikan oleh Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman selama 1 (satu) tahun anggaran 2020 adalah
sebagai berikut :

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 36


TAHUN ANGGARAN 2021
Tabel. 2.12.
Realisasi Pencapaian SPM Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2020

Jenis Pelayanan Dasar Sasaran Target


Jumlah
No Dalam Dalam %
absolut
Indikator Tahun Tahun

1 Pemenuhan kebutuhan Air


Minum Curah lintas
Kabupaten/Kota
Jumlah Warga Negara yang 2020 100% 800 l/dtk 100,00
memperoleh kebutuhan air
minum curah lintas
Kabupaten/Kota

2 Penyediaan pelayanan
pengolahan Air Limbah
Domestik regional lintas
Kabupaten/Kota
Jumlah Warga Negara yang 2020 100% 2000 Jiwa 100,00
memperoleh layanan pengolahan
air limbah domestik regional
lintas kabupaten/kota

2.3.4 Alokasi Anggaran


Alokasi anggaran baik jumlah belanja langsung maupun tidak langsung yang
ditetapkan dalam APBD dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM oleh
pemerintahan daerah, yang bersumber dari APBD Provinsi Banten.

Tabel. 2.13
Alokasi Anggaran SPM Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2020

No Jenis Pelayanan Dasar Alokasi Anggaran Keterangan

1 Pemenuhan kebutuhan Air Minum Rp. 70.530.732.533,00 Pembangunan


Curah lintas Kabupaten/Kota WTP Sindang
Heula + reservoir
Pipa Distribusi
Rp. 296.993.950,00 Review Jalur
JDU SPAM
Sindang Heula

Rp. 20.750.000,00 Review DED


Intake WTP
Sindang Heula

2 Penyediaan pelayanan pengolahan Rp.936.392.000,00 Pembangunan


Air Limbah Domestik regional IPAL Komunal
lintas Kabupaten/Kota

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 37


TAHUN ANGGARAN 2021
2.3.5 Dukungan Personil
Dukungan personil di lingkungan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Provinsi Banten yang terlibat dalam proses penerapan dan
pencapaian SPM sebanyak 0 orang dengan perincian :

Tabel. 2.14.
Jumlah Sumber Daya Manusia SPM Urusan Pekerjaan Umum

No Jenis Pelayanan Dasar Dukungan Personil

1 Pemenuhan kebutuhan Air Minum Curah lintas Kabupaten/Kota


a. PNS/CPNS 7
b. TKS 6
Jumlah tenaga PNS/CPNS sebanyak 0 orang, berdasarkan
pendidikan formal dengan perincian sebagai berikut :
a. S2 7
b. S1 6
c. D3 -
d. SLTA & sederajat -

a. PNS/CPNS 6
b. TKS 4
Jumlah tenaga PNS/CPNS sebanyak 0 orang, berdasarkan
pendidikan formal dengan perincian sebagai berikut :
a. S2 6
b. S1 4
c. D3 -
d. SLTA & sederajat -

2.3.6 Permasalahan dan Solusi


Permasalahan dan solusi yang dihadapi dalam penerapan dan pencapaian
SPM, baik permasalahan eksternal maupun internal, dan langkah-langkah
penyelesaian permasalahan yang ditempuh adalah sebagai berikut :

Tabel 2.15.
Permasalahan dan Solusi Urusan Perkerjaan Umum Tahun 2020

Jenis Pelayanan
No. Permasalahan Solusi
Dasar

1 Pemenuhan Tahun anggaran 2019 Dinas Pada tahun selanjutnya akan


kebutuhan Air Perumahan Rakyat dan dilaksanakan beberapa
Minum Curah lintas Kawasan Permukiman Provinsi kegiatan, diantaranya :
Kabupaten/Kota Banten telah melaksanakan
Pembangunan WTP Sindang 1. Pembangunan baru SPAM
Heula di Kabupaten Serang jaringan perpipaan (intake
untuk memenuhi penyediaan wtp sindangheula)
air bersih. 2. Pembentukan organisasi
pengelola SPAM

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 38


TAHUN ANGGARAN 2021
Karena adanya perubahan JDU, lintasKab/Kota
maka pada tahun anggaran 3. Kajian penyusunan
2020 dilakukan Review Jalur rencana induk
JDU SPAM Regional Sindang pengembangan SPA,
Heula, selain itu belum Privinsi Banten
terbentuknya kelembagaan 4. DED perpipaan jaringan
pelaksaaan penyelenggaraan (JDU) SPAM Sindang
SPAM Sindang Heula,
Heula
sehingga belum dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat Penyiapan kesepakatan
sinkronisasi program,
perencanaan dan pembiayaan
SPAM Regional sindang
Heula antara Pemerintah
Provinsi dan Kab/Kota Serang
dan Kota Cilegon maupun
Pemeritah Pusat

2 Penyediaan Adanya pengurangan anggaran Akan dilaksanakan


pelayanan karena adanya refocusing pengembangan IPAL di
pengolahan Air Banten Lama
Limbah Domestik
regional lintas
Kabupaten/Kota

2.4 BIDANG URUSAN PERUMAHAN RAKYAT


2.4.1 Jenis Pelayanan Dasar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 29/PRT/M/2018 Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan
Minimal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jenis pelayanan dasar
yang tertuang dalam standar pelayanan minimal bidang perumahan rakyat
sebagai berikut :

1. Penyediaan dan Rehabilitasi Rumah Layak Huni Bagi Korban


Bencana
2. Fasilitasi Penyediaan Rumah Layak Huni Bagi Masyarakat yang
Terkena Relokasi Program Pemerintah

2.4.2 Target Pencapaian SPM oleh Daerah


Target pencapaian SPM oleh daerah selama tahun anggaran 2020 adalah
sebagai berikut :

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 39


TAHUN ANGGARAN 2021
Tabel 2.16.
Target Pencapaian SPM Urusan Perumahan Rakyat Tahun 2020

Target Batas Waktu


Penanggung
No Jenis Pelayanan Dasar Pencapaian Pencapaian
Jawab
SPM (Tahun)
1 Penyediaan dan rehabilitasi
rumah yang layak huni bagi 483 2020 Dinas Perkim
korban bencana provinsi

2 Fasilitasi penyediaan rumah


yang layak huni bagi 0 2020 Dinas Perkim
masyarakat yang terkena
relokasi program
Pemerintah Daerah provinsi

2.4.3 Realisasi
Realisasi yang dapat dicapai atau di realisasikan oleh Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman selama 1 (satu) tahun anggaran 2020
adalah sebagai berikut :

Tabel 2.17.
Realisasi Pencapaian SPM Urusan Perumahan Rakyat Tahun 2020

Sasaran Target
Jenis Pelayanan Dasar Jumlah
No Dalam Dalam %
absolut
Indikator Tahun Tahun
1 Penyediaan dan rehabilitasi
rumah yang layak huni bagi
korban bencana provinsi
Jumlah Warga Negara korban 2020 100 % 250 51,87
bencana yang memperoleh
rumah layak huni

2 Fasilitasi penyediaan rumah


yang layak huni bagi
masyarakat yang terkena
relokasi program Pemerintah
Daerah Provinsi
Jumlah Warga Negara yang
terkena relokasi akibat program
Pemerintah Daerah provinsi
yang memperoleh fasilitasi 2020 100 % 0 0,00
penyediaan rumah yang layak
huni

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 40


TAHUN ANGGARAN 2021
2.4.4 Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran baik jumlah belanja langsung maupun tidak langsung
yang ditetapkan dalam APBD dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM
oleh pemerintahan daerah, yang bersumber dari APBD Provinsi Banten.

Tabel 2.18
Alokasi Anggaran SPM Urusan Perumahan Rakyat Tahun 2020

No Jenis Pelayanan Dasar Alokasi Anggaran

1 Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni


bagi korban bencana provinsi Rp. 12.500.000.000,00

2 Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi


masyarakat yang terkena relokasi program Rp. 0,00
PemerintahDaerah provinsi

2.4.5 Dukungan Personil


Dukungan personil di lingkungan Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Provinsi Banten yang terlibat dalam proses penerapan
dan pencapaian SPM sebanyak 23 orang dengan perincian :

Tabel 2.19
Dukungan Personil SPM Urusan Perumahan Rakyat Tahun 2020

No Jenis Pelayanan Dasar Dukungan Personil


Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana provinsi
1
a. PNS/CPNS 12
b. TKS 11
Jumlah tenaga PNS/CPNS sebanyak 12 orang, berdasarkan pendidikan formal
dengan perincian sebagai berikut :
a. S2 4
b. S1 6
c. D3 -
d. SLTA & sederajat 2
Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena
2
relokasi program Pemerintah Daerah provinsi
a. PNS/CPNS -
b. TKS -
Jumlah tenaga PNS/CPNS sebanyak 0 orang, berdasarkan pendidikan formal
dengan perincian sebagai berikut :
a. S2 -
b. S1 -
c. D3 -
d. SLTA & sederajat -

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 41


TAHUN ANGGARAN 2021
2.4.6 Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dan solusi yang dihadapi dalam penerapan dan
pencapaian SPM, baik permasalahan eksternal maupun internal, dan
langkah-langkah penyelesaian permasalahan yang ditempuh adalah sebagai
berikut :

Tabel 2.20.
Permasalahan dan Solusi SPM Urusan Perumahan Rakyat
Tahun 2020

Jenis Pelayanan
No Permasalahan Solusi
Dasar
1 Penyediaan dan
Pada tahun 2019 Dinas Perumahan Pembangunan akan
rehabilitasi rumahRakyat dan Kawasan Permukiman dilanjutkan pada
yang layak huni telah melaksanakan pembebasan lahan tahun anggaran
bagi bagi korban bencana tsunami dan
korban 2021 sebanyak 223
bencana provinsi gempa bumi yaitu seluas 72.322 M2 unit
untuk menampung 706 unit hunian
yang berada di 7 Desa dan 3
Kecamatan, sebagai berikut :
- Desa Sumber jaya, Kec. Carita
- Desa Cigorondong, Kec. Carita
- Desa Tunggal Jaya, Kec. Carita
- Desa Taman Jaya, Kec. Carita
- Desa Jaya, Kec. Sumur
- Desa Sukarame, Kec. Carita
- Desa Banyumekar, Kec. Labuan.
Pembangunan secara bertahap mulai
tahun anggaran 2020 oleh BPBD
Kabupaten Pandeglang sebanyak 483
hunian
2 Fasilitasi Pada tahun 2019 telah dilaksanakan selanjutnya tahun
penyediaan Land Banking di lokasi Curug Pada 2021 akan
rumah yang layak tahun 2020 akan dilaksanakan, namun dilaksanakan
huni bagi tidak dilaksanakan karena adanya pendataan
masyarakat yang refocusing penyediaan dan
terkena relokasi rehabilitasi relokasi
program korban program
Pemerintah pemerintah daerah
Daerah provinsi provinsi

2.5 BIDANG URUSAN KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN


PERLINDUNGAN MASYARAKAT
2.5.1 Jenis Pelayanan Dasar
SPM Urusan Ketenteraan, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
terdiri dari 3 (tiga) Sub Urusan, yaitu:
a. Sub Urusan Ketenteraman Dan Ketertiban Umum;
b. Sub Urusan Kebakaran; dan
c. Sub Urusan Bencana Daerah.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 42


TAHUN ANGGARAN 2021
a. SUB URUSAN KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN UMUM

Jenis Pelayanan SPM Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum dan


Perlindungan Masyarakat pada Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah:
 Sub Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum, dengan Jenis Pelayanan
Pelayanan ketentraman dan ketertiban Umum.
Sedangkan Mutu Pelayanan Dasar Sub Urusan Ketenteraman, Ketertiban
Umum dan Perlindungan Masyarakat pada Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota meliputi:

a. Standar operasional prosedur Satpol PP;

b. Standar sarana prasarana Satpol PP;

c. Standar peningkatan kapasitas anggota Satpol PP dan anggota


perlindungan masyarakat; dan

d. Standar pelayanan yang terkena dampak gangguan Trantibum akibat


penegakan hukum terhadap pelanggaran Perda dan Perkada.

Penerima Jenis Pelayanan Dasar Sub Urusan Ketenteraman,


Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat pada Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yaitu warga negara yang
terkena dampak gangguan Trantibum akibat penegakan hukum terhadap
pelanggaran Perda Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Perkada.

b. SUB URUSAN KEBAKARAN

SPM Sub Urusan Kebakaran dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah


Kabupaten/Kota. Jenis Pelayanan Dasar sub urusan kebakaran daerah
kabupaten/kota yaitu pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban
kebakaran.
Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran sebagaimana
di atas paling sedikit memuat:
a. layanan respon cepat (Response Time) penanggulangan kejadian
kebakaran;
b. layanan pelaksanaan pemadaman dan pengendalian kebakaran;
c. layanan pelaksanaan penyelamatan dan evakuasi;
d. layanan pemberdayaan masyarakat/relawan kebakaran; dan

e. layanan pendataan, inspeksi dan investigasi pasca kebakaran.

Mutu Pelayanan Dasar meliputi:

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 43


TAHUN ANGGARAN 2021
a. Tingkat waktu tanggap (response time) 15 menit sejak diterimanya
informasi/laporan sampai tiba di lokasi dan siap memberikan layanan
penyelamatan dan evakuasi;

b. Prosedur operasional penanganan kebakaran, penyelamatan dan


evakuasi;
c. Sarana prasarana pemadam kebakaran, penyelamatan dan evakuasi;
d. Kapasitas aparatur pemadam kebakaran dan penyelamatan/sumber daya
manusia;
e. Pelayanan pemadaman, penyelamatan dan evakuasi bagi warga negara
yang menjadi korban kebakaran; dan
f. Pelayanan penyelamatan dan evakuasi bagi warga negara yang
terdampak kebakaran.

c. SUB URUSAN BENCANA DAERAH

SPM Sub Urusan Bencana Daerah dilaksanakan hanya pada Pemerintah


Daerah Kabupaten/Kota. Adapun jenis pelayanan dasar sub-urusan bencana
daerah kabupaten/kota meliputi:
a. Pelayanan informasi rawan bencana;
b. Pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana; dan
c. Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana.
Kegiatan pelayanan informasi rawan bencana, paling sedikit memuat:
a. Penyusunan kajian risiko bencana; dan
b. Komunikasi Informasi dan Edukasi rawan bencana.
Kegiatan pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana, paling
sedikit memuat:
a. Penyusunan rencana penanggulangan bencana;
b. Pembuatan rencana kontinjensi;
c. Pelatihan pencegahan dan mitigasi;
d. Gladi kesiapsiagaan terhadap bencana;
e. Pengendalian operasi dan penyediaan sarana prasarana kesiapsiagaan
terhadap bencana; dan
f. Penyediaan peralatan perlindungan dan kesiapsiagaan terhadap bencana.
Kegiatan pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c paling sedikit memuat:
a. Respon cepat kejadian luar biasa penyakit/wabah zoonosis prioritas;
b. Respon cepat darurat bencana;
c. Aktivasi sistem komando penanganan darurat bencana;

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 44


TAHUN ANGGARAN 2021
d. Pencarian pertolongan dan evakuasi korban bencana; dan
e. Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana.
Mutu pelayanan dasar dalam pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan
terhadap bencana, meliputi standar:
a. Prosedur operasional penanggulangan bencana;
b. Sarana prasarana penanggulangan bencana;
c. Peningkatan kapasitas personil/sumber daya manusia; dan
d. Pelayanan Warga Negara yang berada di kawasan rawan bencana dan
yang menjadi korban bencana.
2.5.2 Target Pencapaian SPM Oleh Daerah

SPM Sub Urusan Ketenteraman Dan Ketertiban Umum yang


dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten yaitu
mencakup Standar Pelayanan yang Terkena Dampak Gangguan Ketenteraman
dan Ketertiban Umum Akibat Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Perda
dan Perkada dengan target pencapaian 100% meliputi:

a. Pelayanan kerugian materil.

Kerugian materil adalah berupa kerusakan atas barang atau aset pribadi
yang diakibatkan dari penegakan pelanggaran Perda dan Perkada. Kerugian
materil terdiri atas :

1) Rusak ringan yaitu kerugian yang dialami dan ditaksir tidak lebih dari
2,5% (dua koma lima persen) dari biaya operasional penegakan perda
dan perkada yang sedang dilakukan.

2) Rusak sedang dan/atau berat yaitu kerugian yang dialami dan ditaksir
sama dan/atau lebih dari 2,5% (dua koma lima persen) dari biaya
operasional penegakan perda dan perkada yang sedang dilakukan.

b. Pelayanan pengobatan.

Berupa tindakan pertolongan pertama bagi warga negara yang terkena


cidera fisik ringan diakibatkan dari penegakan pelanggaran Perda dan
Perkada dan ditindaklanjuti dengan membawa ke rumah sakit/ pusat
kesehatan masyarakat bila terkena cidera fisik sedang/berat.

2.5.3 Realisasi

Dalam pelaksanaan SPM Ketentraman dan Ketertiban Umum dan


Perlindungan Masyarakat, terdiri dari 3 Program dan 9 kegiatan dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 2.788.560.600,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
2.556.099.800, untuk rinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 45


TAHUN ANGGARAN 2021
Tabel 2.21
Realisasi Anggaran SPM Urusan Trantibumlinmas

Rencana dan Realisasi Anggaran per 31 Desember 2020


No Uraian Kegiatan Realisasi
Rencana % Sisa %
Keuangan
I Program Ketentraman 1.576.481.400 1.550.682.700 98,36 25.798.700 1,64
dan Ketertiban Umum
1 Pemeliharaan dan 1.186.775.000 1.166.071.600 98,26 20.703.400 1,74
Penanggulangan
Ketentraman dan
Ketertiban Umum
2 Pengamanan Hari Besar 209,706,400 205.907.100 98,19 3.799.300 1,81
Nasional, Kantor Pem.
dan Rumah Jabatan di
Lingkungan Pemerintah
Provinsi Banten
3 Kerjasama Peningkatan 180.000.000 178.704.000 99,28 1.296.000 0,72
Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat
II Program Penegakan 833.211.000 727.285.400 87,29 105.925.600 11,48
Peratuaran Perundang-
undangan Daerah
4 Pembinaan, Penyuluhan 500.307.000 453.743.400 90,69 46.563.600 9,31
dan Pengawasan
Peraturan Perundang-
Undangan Provinsi
Banten dalam Sektor
Sosial Kemasyarakatan
5 Pembinaan, Penyuluhan 255.356.000 196.294.000 76,87 59.062.000 19,43
dan Pengawasan
Peraturan Perundang-
Undangan Provinsi
Banten dalam Sektor
Ekologis
6 Penegakan dan Kajian 77.548.000 77.248.000 99,61 7.365.000 0,39
Peraturan Daerah Provinsi
Banten
III Program Perlindungan 378.868.200 278.131.700 73,41 100.736.500 26,59
Masyarakat
7 Supervisi dan 158.071.200 154.147.700 97,52 3.923.500 2,48
Pendayagunaan Potensi
Anggota Satuan Linmas
Penyelenggaraan
1 Teknis 145.797.000 55.322.000 37,94 90.475.000 62.06
8 Fungsional dan
Pemantapan Tugas
Anggota Satpol PP
Provinsi Banten
9 Penyediaan Data 75.000.000 68.662.000 91,55 6.338.000 8.45
Pembangunan Sektoral
JUMLAH 2.788.560.600 2.556.099.800 86,35 232.460.800 13,65

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 46


TAHUN ANGGARAN 2021
2.5.4 Alokasi Anggaran

Dalam pelaksanaan SPM Ketentraman dan Ketertiban Umum dan


Perlindungan Masyarakat, terdiri dari 3 Program dan 9 kegiatan dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 2.788.560.000, untuk rinciannya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.22
Alokasi Anggaran SPM Urusan Trantibumlinmas Tahun 2020

Alokasi
Program dan
No Uraian Kegiatan
Kegiatan
Tahun 2020
I Program Ketentraman dan Ketertiban Umum 1.576.481.400
Pemeliharaan dan Penanggulangan Ketentraman dan Ketertiban
1 1.186.775.000
Umum
Pengamanan Hari Besar Nasional, Kantor Pemerintah dan Rumah
2 209,706,400
Jabatan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten
Kerjasama Peningkatan Ketertiban Umum dan Ketentraman
3 180.000.000
Masyarakat

II Program Penegakan Peratuaran Perundang-undangan Daerah 833.211.000


Pembinaan, Penyuluhan dan Pengawasan Peraturan
4 Perundang-Undangan Provinsi Banten dalam Sektor Sosial 500.307.000
Kemasyarakatan
Pembinaan, Penyuluhan dan Pengawasan Peraturan Perundang-
5 255.356.000
Undangan Provinsi Banten dalam Sektor Ekologis

6 Penegakan dan Kajian Peraturan Daerah Provinsi Banten 77.548.000

III Program Perlindungan Masyarakat 378.868.200

7 Supervisi dan Pendayagunaan Potensi Anggota Satuan Linmas 158.071.200

Penyelenggaraan Teknis Fungsional dan Pemantapan Tugas


8 145.797.000
Anggota Satpol PP Provinsi Banten
9 Penyediaan Data Pembangunan Sektoral 75.000.000

JUMLAH 2.788.560.600

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 47


TAHUN ANGGARAN 2021
2.5.5 Dukungan Personil

Hal-hal yang menyangkut Standar Peningkatan Kapasitas Anggota


Satpol PP tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018
tentang Satuan Polisi Pamong Praja salah satunya adalah dukungan personil.
Adapun jumlah personil yang dimiliki oleh Satpol PP Provinsi Banten adalah
sebagai berikut:
a. Jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja Tahun 2020 adalah 83 orang
yang terdiri dari Laki-laki 77 orang dan perempuan 6 orang.
b. Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Banten di dukung oleh 238 orang merupakan Tenaga Bantuan
Polisi Pamong Praja (Banpolpp), 4 orang Pramu Bhakti, dan 1 Orang
Driver Pimpinan (Kasat).

Tabel 2.23
Dukungan Personil SPM Urusan Trantibumlinmas Tahun 2020

GOLONGAN (ORANG)
STATUS TOTAL (ORANG)
IV III II I LAINNYA
PNS 14 18 49 2 - 83
PH/TT/ TKK - - - - 5 5
BANPOLPP - - - - 238 238
Total 14 18 49 2 243 326

2.5.6 Permasalahan Dan Solusi

Walaupun pencapaian SPM Ketentraman dan Ketertiban Umum dan


Perlindungan Masyarakat pada Tahun 2020 mencapaian 100% namun
terdapat beberapa permasalahan yang perlu ditindaklanjuti. Adapun
beberapa permasalahan adalah sebagai berikut:

a. Jumlah Personel dalam melakukan Pelayanan masih dinilai kurang


memadai; dan

b. Keamanan layanan belum sesuai dengan keinginan masyarakat yang


memerlukan pelayanan yang maksimal.

Adapun solusi atau tindaklanjut yang harus dilaksanakan adalah sebagai


berikut:

a. Diperlukan penambahan personel di Satpol PP yang berkompeten; dan

b. Diperlukan pelatihan/penyegaran Bimtek Pelayanan PRIMA kepada


frontliners/petugas layanan secara kontinue/berkelanjutan.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 48


TAHUN ANGGARAN 2021
2.6 BIDANG URUSAN SOSIAL

Penerapan SPM Bidang Urusan Sosial di Provinsi Banten dilaksanakan


oleh Dinas Sosial Provinsi Banten sebagai implementasi dari kebijakan dan
strategi penanganan masalah-masalah kesejahteraan sosial yang ditetapkan oleh
Kementerian Sosial RI dan dijadikan acuan dalam target pencapaiannya.

2.6.1 Jenis Pelayanan Dasar


SPM Bidang Urusan Sosial merupakan penjabaran dari target yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Sosial RI berdasarkan Peraturan Menteri
Sosial RI Nomor Nomor 9 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial di Daerah Provinsi
dan Kabupaten/Kota.

SPM Bidang Urusan Sosial mencakup 5 (lima) pelayanan dasar yaitu :

a. Rehabilitasi Sosial Dasar Penyandang Disabilitas Terlantar

di dalam panti;

b. Rehabilitasi Sosial Dasar Anak Terlantar di dalam panti ;

c. Rehabilitasi Sosial Dasar Lanjut Usia Terlantar di dalam panti ;

d. Rehabilitasi Sosial Dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan


pengemis di dalam panti ;
e. Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat
bencana bagi korban bencana ;

Adapun dasar hukum jenis Pelayanan Dasar Bidang Urusan Sosial diatur
dalam :
a. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor Nomor 9 Tahun 2018 tentang Standar
Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial
di Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
b. Lampiran II Peraturan Menteri Sosial RI Nomor Nomor 9 Tahun 2018
tentang Teknis Pembiayaan Pemenuhan Pelayanan, Sumber Daya
Manusia, Sarana dan Prasarana SPM Bidang Sosial di Daerah
Kabupaten/Kota.

2.6.2 Target capaian SPM dan realisasi.

Nilai rata-rata capaian SPM Bidang Urusan Sosial Provinsi Banten


tahun 2020 adalah 100% dengan rincian capaian serta jenis pelayanan
tercantum pada tabel dibawah ini.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 49


TAHUN ANGGARAN 2021
Tabel 2.24
Realisasi Capaian SPM Urusan Sosial Tahun 2020

Sasaran Capaian Provinsi


No Jenis Tahun
. Pelayanan Indikator Kinerja Pencapaian Target Realisasi Capaian
Dasar (%) (%) (%)

1. Rehabilitasi Sosial Terpenuhinya 2020 20 orang 20 orang 100


Dasar Penyandang Kebutuhan Dasar
Disabilitas Penyandang
Terlantar di dalam Disabilitas
panti Terlantar di dalam
panti.
Persentase (%)
Penyandang
Disabilitas
Terlantar yang
Terpenuhi
Kebutuhan
Dasarnya di
dalam panti
2. Rehabilitasi Sosial Terpenuhinya 2020 15 orang 15 orang 100
Dasar Anak Kebutuhan Dasar
Terlantar di dalam Anak Terlantar di
panti. Dalam Panti
Persentase (%)
Anak Terlantar
yang Terpenuhi
Kebutuhan
Dasarnya di dalam
Panti
3. Rehabilitasi Sosial Terpenuhinya 2020 60 orang 60 orang 100
Dasar Lanjut Usia Kebutuhan Dasar
Terlantar di Dalam Lanjut Usia
panti Terlantar di dalam
Panti Persentase
(%) Lanjut Usia
Terlantar yang
Terpenuhi
Kebutuhan
Dasarnya di dalam
Panti
4. Rehabilitasi Sosial Terpenuhinya 2020 10 orang 10 orang 100
Dasar Tuna sosial Kebutuhan Dasar
khususnya Tuna sosial
gelandangan dan khususnya
pengemis di dalam gelandangan dan
panti. pengemis di
dalam
Panti.Persentase
(%) Tuna sosial
khususnya
gelandangan dan
pengemis yang
Terpenuhi
Kebutuhan
Dasarnya di dalam
panti

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 50


TAHUN ANGGARAN 2021
5. Perlindungan dan Persentase (%) 2020 1.300 Bencana 100
jaminan sosial Korban Bencana jiwa Banjir
pada saat dan Alam dan Sosial Bandang :
setelah tanggap yang Terpenuhi 4.195
darurat bencana Kebutuhan
bagi korban Dasarnya Pada
bencana provinsi Saat dan Setelah
Tanggap Darurat
Bencana bagi
korban bencana
provinsi.
Nilai Rata-Rata Capaian SPM Urusan Sosial

2.6.3 Alokasi Anggaran


Alokasi anggaran yang mendukung penerapan dan pencapaian SPM Bidang
Sosial oleh Dinas Sosial Provinsi Banten adalah sebagai berikut :

Tabel 2.25
Alokasi Anggaran Pencapaian SPM Urusan Sosial

No. Jenis Belanja Jumlah Anggaran (Rp)


1. APBD 3.140.574.000,-
2. Sumbangan Pihak Donatur Bagi PMKS -

2.6.4 Dukungan Personil


Dukungan personil menggambarkan jumlah personil atau pegawai yang
terlibat dalam proses penerapan dan pencapaian SPM:
a. Dinas Sosial Provinsi Banten sbb;
b. UPTD Perlindungan Sosial sbb ;
c. UPTD panti Sosial Rehabilitasi Tuna Sosial sbb

A. SUSUNAN KEPEGAWAIAN

Dukungan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dalam


mengelola suatu organisasi atau lembaga agar dapat berjalan secara optimal
merupakan hal yang sangat diperlukan. Baik atau buruknya kinerja organisasi
akan sangat ditentukan oleh tugas dan fungsinya masing - masing.

Sebagai salah satu perangkat kerja Pemerintah Provinsi Banten, Dinas


Sosial didukung oleh sejumlah personil atau pegawai yang mengemban tugas
dan fungsi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Banten
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Banten. Sampai dengan bulan Desember 2020 Dinas Sosial Provinsi

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 51


TAHUN ANGGARAN 2021
Banten memiliki Pegawai sebanyak 228 Orang yang terdiri dari 78 Orang
PNS dan 150 Orang Non PNS, dengan rincian sebagai berikut :

a. Dinas Sosial
Dinas Sosial Provinsi Banten sampai dengan Bulan Desember 2020
memiliki Pegawai sebanyak 127 Orang yang terdiri dari 51 Orang PNS, 74
Orang TKS, 10 Orang Satpam, 4 Orang Pramubakti.
b. UPTD Perlindungan Sosial (PS)
UPTD Perlindungan Sosial (PS) didukung oleh Pegawai sebanyak 49
Orang yang terdiri dari 12 Orang PNS, 25 Orang TKS, 6 Orang Satpam
dan 6 Orang Pramubakti dan Juru Masak.
c. UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Tuna Sosial (PSRTS)
UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Tuna Sosial (PSRTS) mempunyai 38
Orang Pegawai terdiri dari 13 Orang PNS, 12 Orang TKS, 6 Orang Satpam
dan 7 Orang Pramubakti.

Tabel 2.26
Jumlah dan Status Pegawai SPM Urusan Sosial Tahun 2020

NO. KANTOR JUMLAH


1. DINAS SOSIAL PROVINSI BANTEN 126 Orang
1.1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 50 Orang
- Pembina Utama Madya (IV/d) 1 Orang
- Pembina Tk. I (IV/b) 3 Orang
- Pembina (IV/a) 7 Orang
- Penata Tk. I (III/d) 20 Orang
- Penata (III/c) 8 Orang
- Penata Muda Tk. I (III/b) 3 Orang
- Penata Muda (III/a) 4 Orang
- Pengatur Muda Tk I ( II/b ) 4 orang
1.2 Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) 88 Orang
- Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 74 Orang
- Pamdal 10 Orang
- Pramubakti 4 Orang
2. UPTD PERLINDUNGAN SOSIAL (PS) 49 Orang
2.1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 13 Orang
- Pembina Tk. I (IV/b) -
- Pembina (IV/a) 3 Orang
- Penata Tk. I (III/d) 4 Orang

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 52


TAHUN ANGGARAN 2021
NO. KANTOR JUMLAH
- Penata Muda Tk. I (III/b) 3 Orang
- Penata Muda (III/a) 1 Orang
2.2 Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) 37 Orang
- Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 25 Orang
- Satpam 6 Orang
- Pramubakti dan Juru Masak 6 Orang
3. UPTD PANTI SOSIAL REHABILITASI TUNA 39 Orang
SOSIAL (PSRTS)
3.1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 Orang
- Pembina Tk. I (IV/a) 3 Orang
- Penata Tk. I (III/d) 5 Orang
- Penata (III/c) 2 Orang
- Penata Muda (III/b) -
- Penata Muda (III/a) 2 Orang
- Pengatur Tk. I (II/d) 1 Orang
- Pengatur (II/c) 1 Orang
- Pengatur Muda Tk. I (II/b) 1 Orang
3.2 Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) 25 Orang
- Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 12 Orang
- Satpam 6 Orang
- Pramubakti 7 Orang
TOTAL 78 PNS dan 150 Non-PNS
Sumber : Dinas Sosial, Desember 2020

Adapun komposisi Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Sosial dipilah berdasarkan
golongannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.27
Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan
SPM Urusan Sosial Tahun 2020

GOLONGAN

NO KANTOR II III IV

∑ % ∑ % ∑ %
1. Dinas Sosial
4 10,00 35 68,00 11 22,00
Provinsi Banten

2. UPTD Perlindungan Sosial


0 0,00 10 75,00 3 25,00
(PS)

3.
UPTD Panti Sosial 3 21,40 9 57,20 3 21,40
Rehabilitasi Tuna Sosial

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 53


TAHUN ANGGARAN 2021
(PSRTS)

TOTAL 7 8,97 54 69,62 17 21,80

Sumber : Dinas Sosial, Desember 2020

Dari tabel diatas, terlihat bahwa komposisi pegawai berdasarkan


tingkat golongan pada Dinas Sosial didominasi oleh pegawai Golongan III
yakni sebesar 69,62 %, selanjutnya Golongan IV sebesar 21,80 %, dan
Golongan II sebesar 8,97 %.

Adapun komposisi Pegawai Negeri Sipil berdasarkan tingkat


pendidikan yang ditamatkan, menunjukan bahwa sebagian besar pegawai
memiliki tingkat pendidikan yang relatif cukup memadai. Kondisi ini
ditunjukan dengan banyaknya pegawai yang memiliki bekal pendidikan
hingga jenjang Strata Satu (S1) bahkan Strata Dua (S2)

2.6.5 Permasalahan dan Solusi


Permasalahan :

- Belum semua Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dapat


tertangani sesuai dengan kewenangan daerah Provinsi,

- Pemerintah Provinsi Banten baru memiliki 2 ( dua ) UPTD yang melayani


Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yakni UPTD Perlindungan
Sosial dan UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Tuna Sosial Solusi :

- Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait, lintas daerah, panti sosial


milik masyarakat yang menangani PMKS terlantar,

- Meningkatkan kualitas hidup PMKS melalui peningkatan kualitas


pelayanan, pemberdayaan PMKS dan peran aktif panti sosial milik
masyarakat dalam penyelenggaraan penanganan permasalahan sosial;

- Perlunya pelatihan teknis terhadap PNS untuk peningkatan SDM serta


ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan dalam penanganan PMKS.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 54


TAHUN ANGGARAN 2021
BAB. III

PROGRAM DAN KEGIATAN

A. BIDANG URUSAN PENDIDKAN


1.1 Program Pendidikan Menengah
Tabel 3.1
Program Urusan Pendidikan Menegah

PAGU SISA
NO KEGIATAN REALISASI
ANGGARAN ANGGARAN

Program 891.728.808.643,47 869.840.072.487,17 21.888.736.156,30


Penyelenggaran
Pendidikan
Menengah
1 Penyelenggaraan 1.781.500.000,00 1.768.300.000,00 13.200.000,00
Pendidikan Sman 1
Pandeglang
2 Penyelenggaraan 1.797.200.000,00 1.765.100.000,00 32.100.000,00
Pendidikan Sman 2
Pandeglang
3 Penyelenggaraan 1.748.400.000,00 1.670.025.000,00 78.375.000,00
Pendidikan Sman 3
Pandeglang
4 Penyelenggaraan 1.468.600.000,00 1.468.600.000,00 0,00
Pendidikan Sman 4
Pandeglang
5 Penyelenggaraan 1.549.000.000,00 1.517.800.000,00 31.200.000,00
Pendidikan Sman 5
Pandeglang
6 Penyelenggaraan 1.360.750.000,00 1.307.875.000,00 52.875.000,00
Pendidikan Sman 6
Pandeglang
7 Penyelenggaraan 1.364.500.000,00 1.330.700.000,00 33.800.000,00
Pendidikan Sman 7
Pandeglang
8 Penyelenggaraan 1.333.800.000,00 1.301.700.000,00 32.100.000,00
Pendidikan Sman 8
Pandeglang
9 Penyelenggaraan 984.300.000,00 867.875.000,00 116.425.000,00
Pendidikan Sman 9
Pandeglang
10 Penyelenggaraan 1.324.100.000,00 1.292.900.000,00 31.200.000,00
Pendidikan Sman 10
Pandeglang
11 Penyelenggaraan 1.179.800.000,00 1.034.700.000,00 145.100.000,00
Pendidikan Sman 11
Pandeglang
12 Penyelenggaraan 927.200.000,00 887.150.000,00 40.050.000,00

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 55


TAHUN ANGGARAN 2021
Pendidikan Sman 12
Pandeglang
13 Penyelenggaraan 543.700.000,00 543.700.000,00 0,00
Pendidikan Sman 13
Pandeglang
14 Penyelenggaraan 543.300.000,00 480.725.000,00 62.575.000,00
Pendidikan Sman 14
Pandeglang
15 Penyelenggaraan 816.400.000,00 781.225.000,00 35.175.000,00
Pendidikan Sman 15
Pandeglang
16 Penyelenggaraan 923.500.000,00 895.900.000,00 27.600.000,00
Pendidikan Sman 16
Pandeglang
17 Penyelenggaraan 948.100.000,00 948.100.000,00 0,00
Pendidikan Sman 17
Pandeglang
18 Penyelenggaraan 9.080.028.000,00 6.337.213.315,00 2.742.814.685,00
Pendidikan Sman
Cmbbs
19 Penyelenggaraan 2.243.600.000,00 2.024.575.000,00 219.025.000,00
Pendidikan Sman 1
Kabupaten Tangerang
20 Penyelenggaraan 2.325.700.000,00 2.306.100.000,00 19.600.000,00
Pendidikan Sman 2
Kabupaten Tangerang
21 Penyelenggaraan 2.796.900.000,00 2.328.000.000,00 468.900.000,00
Pendidikan Sman 3
Kabupaten Tangerang
22 Penyelenggaraan 1.614.300.000,00 1.553.350.000,00 60.950.000,00
Pendidikan Sman 4
Kabupaten Tangerang
23 Penyelenggaraan 2.048.300.000,00 1.874.425.000,00 173.875.000,00
Pendidikan Sman 5
Kabupaten Tangerang
24 Penyelenggaraan 1.881.600.000,00 1.881.600.000,00 0,00
Pendidikan Sman 6
Kabupaten Tangerang
25 Penyelenggaraan 1.460.600.000,00 1.438.125.000,00 22.475.000,00
Pendidikan Sman 7
Kabupaten Tangerang
26 Penyelenggaraan 2.085.700.000,00 2.038.000.000,00 47.700.000,00
Pendidikan Sman 8
Kabupaten Tangerang
27 Penyelenggaraan 1.849.300.000,00 1.845.700.000,00 3.600.000,00
Pendidikan Sman 9
Kabupaten Tangerang
28 Penyelenggaraan 1.174.600.000,00 1.138.900.000,00 35.700.000,00
Pendidikan Sman 10
Kabupaten Tangerang
29 Penyelenggaraan 3.077.800.000,00 3.027.525.000,00 50.275.000,00
Pendidikan Sman 11
Kabupaten Tangerang
30 Penyelenggaraan 2.527.000.000,00 2.325.600.000,00 201.400.000,00
Pendidikan Sman 12
Kabupaten Tangerang

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 56


TAHUN ANGGARAN 2021
31 Penyelenggaraan 2.101.900.000,00 1.992.000.000,00 109.900.000,00
Pendidikan Sman 13
Kabupaten Tangerang
32 Penyelenggaraan 2.104.000.000,00 2.103.400.000,00 600.000,00
Pendidikan Sman 14
Kabupaten Tangerang
33 Penyelenggaraan 1.560.700.000,00 1.345.925.000,00 214.775.000,00
Pendidikan Sman 15
Kabupaten Tangerang
34 Penyelenggaraan 1.376.500.000,00 1.373.300.000,00 3.200.000,00
Pendidikan Sman 16
Kabupaten Tangerang
35 Penyelenggaraan 1.523.600.000,00 1.499.375.000,00 24.225.000,00
Pendidikan Sman 17
Kabupaten Tangerang
36 Penyelenggaraan 1.870.100.000,00 1.870.100.000,00 0,00
Pendidikan Sman 18
Kabupaten Tangerang
37 Penyelenggaraan 2.334.400.000,00 2.266.150.000,00 68.250.000,00
Pendidikan Sman 19
Kabupaten Tangerang
38 Penyelenggaraan 2.295.600.000,00 2.148.625.000,00 146.975.000,00
Pendidikan Sman 20
Kabupaten Tangerang
39 Penyelenggaraan 2.076.600.000,00 2.045.050.000,00 31.550.000,00
Pendidikan Sman 21
Kabupaten Tangerang
40 Penyelenggaraan 1.745.400.000,00 1.744.400.000,00 1.000.000,00
Pendidikan Sman 22
Kabupaten Tangerang
41 Penyelenggaraan 1.367.300.000,00 1.152.575.000,00 214.725.000,00
Pendidikan Sman 23
Kabupaten Tangerang
42 Penyelenggaraan 2.202.700.000,00 2.088.850.000,00 113.850.000,00
Pendidikan Sman 24
Kabupaten Tangerang
43 Penyelenggaraan 1.723.600.000,00 1.654.200.000,00 69.400.000,00
Pendidikan Sman 25
Kabupaten Tangerang
44 Penyelenggaraan 1.627.600.000,00 1.613.600.000,00 14.000.000,00
Pendidikan Sman 26
Kabupaten Tangerang
45 Penyelenggaraan 2.941.100.000,00 2.933.600.000,00 7.500.000,00
Pendidikan Sman 27
Kabupaten Tangerang
46 Penyelenggaraan 2.514.400.000,00 2.133.750.000,00 380.650.000,00
Pendidikan Sman 28
Kabupaten Tangerang
47 Penyelenggaraan 831.700.000,00 782.400.000,00 49.300.000,00
Pendidikan Sman 29
Kabupaten Tangerang
48 Penyelenggaraan 4.279.800.000,00 3.886.770.000,00 393.030.000,00
Pendidikan Smkn 2
Pandeglang
49 Penyelenggaraan 1.505.700.000,00 1.505.700.000,00 0,00
Pendidikan Smkn 3

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 57


TAHUN ANGGARAN 2021
Pandeglang
50 Penyelenggaraan 2.724.000.000,00 2.641.250.000,00 82.750.000,00
Pendidikan Smkn 4
Pandeglang
51 Penyelenggaraan 2.298.800.000,00 2.268.050.000,00 30.750.000,00
Pendidikan Smkn 5
Pandeglang
52 Penyelenggaraan 2.483.500.000,00 2.425.950.000,00 57.550.000,00
Pendidikan Smkn 6
Pandeglang
53 Penyelenggaraan 1.752.400.000,00 1.669.500.000,00 82.900.000,00
Pendidikan Smkn 7
Pandeglang
54 Penyelenggaraan 1.455.200.000,00 1.334.300.000,00 120.900.000,00
Pendidikan Smkn 8
Pandeglang
55 Penyelenggaraan 1.174.400.000,00 1.123.800.000,00 50.600.000,00
Pendidikan Smkn 9
Pandeglang
56 Penyelenggaraan 1.648.500.000,00 1.576.800.000,00 71.700.000,00
Pendidikan Smkn 10
Pandeglang
57 Penyelenggaraan 1.389.100.000,00 1.090.600.000,00 298.500.000,00
Pendidikan Smkn 11
Pandeglang
58 Penyelenggaraan 1.485.500.000,00 1.404.000.000,00 81.500.000,00
Pendidikan Smkn 12
Pandeglang
59 Penyelenggaraan 3.961.900.000,00 3.711.625.000,00 250.275.000,00
Pendidikan Smkn 1
Kabupaten Tangerang
60 Penyelenggaraan 6.097.500.000,00 5.890.125.000,00 207.375.000,00
Pendidikan Smkn 2
Kabupaten Tangerang
61 Penyelenggaraan 2.348.800.000,00 2.262.600.000,00 86.200.000,00
Pendidikan Smkn 3
Kabupaten Tangerang
62 Penyelenggaraan 3.001.600.000,00 2.891.575.000,00 110.025.000,00
Pendidikan Smkn 4
Kabupaten Tangerang
63 Penyelenggaraan 6.192.500.000,00 6.029.050.000,00 163.450.000,00
Pendidikan Smkn 5
Kabupaten Tangerang
64 Penyelenggaraan 2.521.300.000,00 2.277.975.000,00 243.325.000,00
Pendidikan Smkn 6
Kabupaten Tangerang
65 Penyelenggaraan 4.312.700.000,00 3.792.875.000,00 519.825.000,00
Pendidikan Smkn 7
Kabupaten Tangerang
66 Penyelenggaraan 3.281.700.000,00 3.202.400.000,00 79.300.000,00
Pendidikan Smkn 8
Kabupaten Tangerang
67 Penyelenggaraan 3.652.600.000,00 3.525.475.000,00 127.125.000,00
Pendidikan Smkn 9
Kabupaten Tangerang
68 Penyelenggaraan 4.045.400.000,00 3.915.925.000,00 129.475.000,00

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 58


TAHUN ANGGARAN 2021
Pendidikan Smkn 10
Kabupaten Tangerang
69 Penyelenggaraan 3.077.900.000,00 2.905.775.000,00 172.125.000,00
Pendidikan Smkn 11
Kabupaten Tangerang
70 Penyelenggaraan 2.949.600.000,00 2.714.100.000,00 235.500.000,00
Pendidikan Smkn 12
Kabupaten Tangerang
71 Penyelenggaraan 2.891.500.000,00 2.628.100.000,00 263.400.000,00
Pendidikan Smkn 1
Pandeglang
72 Biaya Operasional 23.583.468.235,25 24.743.467.697,00 (1.159.999.461,75)
Sekolah (Bos) Sma
Negeri (Dak) Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Pandeglang
73 Biaya Operasional 45.483.562.479,00 46.259.794.861,63 (776.232.382,63)
Sekolah (Bos) Sma
Negeri (Dak) Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Tangerang
74 Biaya Operasional 22.628.400.002,00 22.953.452.614,73 (325.052.612,73)
Sekolah (Bos) Smk
Negeri (Dak) Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Pandeglang
75 Biaya Operasional 33.596.000.000,00 34.462.403.639,00 (866.403.639,00)
Sekolah (Bos) Smk
Negeri (Dak) Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Tangerang
76 Penyelenggaraan 951.200.000,00 907.000.000,00 44.200.000,00
Pendidikan Sman 1
Lebakwangi
Kabupaten Serang
77 Penyelenggaraan 482.800.000,00 474.450.000,00 8.350.000,00
Pendidikan Sman 18
Pandeglang
78 Penyelenggaraan 427.300.000,00 427.300.000,00 0,00
Pendidikan Sman 2
Panggarangan
Kabupaten Lebak
79 Penyelenggaraan 1.277.300.000,00 1.254.675.000,00 22.625.000,00
Pendidikan Smkn 1
Waringinkurung Kab.
Serang
80 Penyelenggaraan 936.900.000,00 936.900.000,00 0,00
Pendidikan Smkn 1

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 59


TAHUN ANGGARAN 2021
Padarincang Kab.
Serang
81 Penyelenggaraan 896.800.000,00 896.800.000,00 0,00
Pendidikan Smkn 13
Pandeglang
82 Penyelenggaraan 894.400.000,00 862.175.000,00 32.225.000,00
Pendidikan Smkn 1
Wanasalam Kab.
Lebak
83 Peningkatan Pelayanan 125.000.000,00 77.159.300,00 47.840.700,00
Sma Dan Kebudayaan
Pada Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Lebak
84 Peningkatan Pelayanan 150.000.000,00 48.840.000,00 101.160.000,00
Sma Dan Kebudayaan
Pada Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Pandeglang
85 Peningkatan Pelayanan 39.550.000,00 39.549.200,00 800,00
Sma Dan Kebudayaan
Pada Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kota Cilegon, Kota
Serang Dan Kab.
Serang
86 Peningkatan Pelayanan 150.000.000,00 11.680.000,00 138.320.000,00
Sma Dan Kebudayaan
Pada Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Tangerang
87 Peningkatan Pelayanan 150.000.000,00 95.300.000,00 54.700.000,00
Sma Dan Kebudayaan
Pada Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kota Tangerang Dan
Kota Tangerang
Selatan
88 Peningkatan Pelayanan 125.000.000,00 104.265.000,00 20.735.000,00
Smk Dan Skh Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Lebak
89 Peningkatan Pelayanan 150.000.000,00 31.850.000,00 118.150.000,00
Smk Dan Skh Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Pandeglang

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 60


TAHUN ANGGARAN 2021
90 Peningkatan Pelayanan 0,00 0,00 0,00
Smk Dan Skh Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kota Cilegon, Kota
Serang Dan Kab.
Serang
91 Peningkatan Pelayanan 150.000.000,00 9.400.000,00 140.600.000,00
Smk Dan Skh Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Tangerang
92 Peningkatan Pelayanan 150.000.000,00 117.597.000,00 32.403.000,00
Smk Dan Skh Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kota Tangerang Dan
Kota Tangerang
Selatan
93 Penyelenggaraan 668.400.000,00 668.400.000,00 0,00
Pendidikan Smkn 14
Pandeglang
94 Penyelenggaraan 1.405.600.000,00 1.405.600.000,00 0,00
Pendidikan Sman 1
Banjarsari
95 Penyelenggaraan 973.700.000,00 968.900.000,00 4.800.000,00
Pendidikan Sman 2
Banjarsari
96 Penyelenggaraan 1.300.600.000,00 1.254.250.000,00 46.350.000,00
Pendidikan Sman 1
Bayah
97 Penyelenggaraan 688.800.000,00 688.800.000,00 0,00
Pendidikan Sman 2
Bayah
98 Penyelenggaraan 695.700.000,00 689.700.000,00 6.000.000,00
Pendidikan Sman 1
Bojongmanik
99 Penyelenggaraan 687.300.000,00 679.600.000,00 7.700.000,00
Pendidikan Sman 1
Cibadak
100 Penyelenggaraan 1.050.200.000,00 1.038.125.000,00 12.075.000,00
Pendidikan Sman 1
Cibeber
101 Penyelenggaraan 875.600.000,00 866.950.000,00 8.650.000,00
Pendidikan Sman 2
Cibeber
102 Penyelenggaraan 915.400.000,00 903.300.000,00 12.100.000,00
Pendidikan Sman 3
Cibeber
103 Penyelenggaraan 598.300.000,00 541.100.000,00 57.200.000,00
Pendidikan Sman 1
Cigemblong
104 Penyelenggaraan 677.700.000,00 667.800.000,00 9.900.000,00

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 61


TAHUN ANGGARAN 2021
Pendidikan Sman 1
Cihara
105 Penyelenggaraan 1.163.500.000,00 1.113.425.000,00 50.075.000,00
Pendidikan Sman 1
Cijaku
106 Penyelenggaraan 609.700.000,00 609.700.000,00 0,00
Pendidikan Sman 1
Cikulur
107 Penyelenggaraan 669.700.000,00 660.700.000,00 9.000.000,00
Pendidikan Sman 1
Cileles
108 Penyelenggaraan 1.280.900.000,00 1.280.900.000,00 0,00
Pendidikan Sman 1
Cilograng
109 Penyelenggaraan 811.800.000,00 724.800.000,00 87.000.000,00
Pendidikan Sman 1
Cimarga
110 Penyelenggaraan 1.284.800.000,00 1.071.850.000,00 212.950.000,00
Pendidikan Sman 1
Cipanas
111 Penyelenggaraan 706.200.000,00 659.000.000,00 47.200.000,00
Pendidikan Sman 1
Curugbitung
112 Penyelenggaraan 806.300.000,00 806.300.000,00 0,00
Pendidikan Sman 1
Gunung Kencana
113 Penyelenggaraan 963.000.000,00 961.900.000,00 1.100.000,00
Pendidikan Sman 1
Kalanganyar
114 Penyelenggaraan 1.398.000.000,00 1.376.900.000,00 21.100.000,00
Pendidikan Sman 1
Leuwidamar
115 Penyelenggaraan 1.130.900.000,00 982.725.000,00 148.175.000,00
Pendidikan Sman 2
Leuwidamar
116 Penyelenggaraan 822.300.000,00 777.825.000,00 44.475.000,00
Pendidikan Sman 1
Maja
117 Penyelenggaraan 1.464.800.000,00 1.436.200.000,00 28.600.000,00
Pendidikan Sman 2
Maja
118 Penyelenggaraan 1.770.300.000,00 1.757.200.000,00 13.100.000,00
Pendidikan Sman 1
Malingping
119 Penyelenggaraan 942.100.000,00 942.100.000,00 0,00
Pendidikan Sman 2
Malingping
120 Penyelenggaraan 1.210.200.000,00 1.178.575.000,00 31.625.000,00
Pendidikan Sman 1
Muncang
121 Penyelenggaraan 1.829.600.000,00 1.828.600.000,00 1.000.000,00
Pendidikan Sman 1
Panggarangan
122 Penyelenggaraan 630.800.000,00 629.000.000,00 1.800.000,00
Pendidikan Sman 1
Rangkas Bitung

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 62


TAHUN ANGGARAN 2021
123 Penyelenggaraan 1.336.500.000,00 1.308.975.000,00 27.525.000,00
Pendidikan Sman 2
Rangkas Bitung
124 Penyelenggaraan 1.019.600.000,00 996.450.000,00 23.150.000,00
Pendidikan Sman 3
Rangkas Bitung
125 Penyelenggaraan 891.500.000,00 858.200.000,00 33.300.000,00
Pendidikan Sman 1
Sajira
126 Penyelenggaraan 953.600.000,00 872.600.000,00 81.000.000,00
Pendidikan Sman 1
Sobang
127 Penyelenggaraan 1.662.000.000,00 1.613.100.000,00 48.900.000,00
Pendidikan Sman 1
Wanasalam
128 Penyelenggaraan 525.600.000,00 478.475.000,00 47.125.000,00
Pendidikan Sman 1
Warung Gunung
129 Penyelenggaraan 1.925.800.000,00 1.704.175.000,00 221.625.000,00
Pendidikan Sman 1
Anyer
130 Penyelenggaraan 1.413.700.000,00 1.413.700.000,00 0,00
Pendidikan Sman 1
Bandung
131 Penyelenggaraan 1.574.450.000,00 1.467.000.000,00 107.450.000,00
Pendidikan Sman 1
Baros
132 Penyelenggaraan 882.100.000,00 882.100.000,00 0,00
Pendidikan Sman 1
Binuang
133 Penyelenggaraan 1.504.100.000,00 1.481.325.000,00 22.775.000,00
Pendidikan Sman 1
Bojonegara
134 Penyelenggaraan 1.299.900.000,00 1.127.725.000,00 172.175.000,00
Pendidikan Sman 1
Carenang
135 Penyelenggaraan 3.187.500.000,00 3.158.700.000,00 28.800.000,00
Pendidikan Sman 1
Cikande
136 Penyelenggaraan 1.273.100.000,00 1.254.000.000,00 19.100.000,00
Pendidikan Sman 1
Cikeusal
137 Penyelenggaraan 1.530.200.000,00 1.408.350.000,00 121.850.000,00
Pendidikan Sman 1
Cinangka
138 Penyelenggaraan 2.147.800.000,00 2.052.050.000,00 95.750.000,00
Pendidikan Sman 1
Ciomas
139 Penyelenggaraan 1.641.300.000,00 1.585.000.000,00 56.300.000,00
Pendidikan Sman 1
Ciruas
140 Penyelenggaraan 777.800.000,00 777.800.000,00 0,00
Pendidikan Sman 1
Gunung Sari
141 Penyelenggaraan 1.771.300.000,00 1.706.650.000,00 64.650.000,00
Pendidikan Sman 1

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 63


TAHUN ANGGARAN 2021
Jawilan
142 Penyelenggaraan 1.595.800.000,00 1.472.825.000,00 122.975.000,00
Pendidikan Sman 1
Kibin
143 Penyelenggaraan 1.747.100.000,00 1.747.100.000,00 0,00
Pendidikan Sman 1
Kopo
144 Penyelenggaraan 1.256.100.000,00 1.256.100.000,00 0,00
Pendidikan Sman 1
Kragilan Kj Sman 1
Ciruas
145 Penyelenggaraan 1.127.700.000,00 1.088.550.000,00 39.150.000,00
Pendidikan Sman 1
Kramat Watu
146 Penyelenggaraan 1.232.400.000,00 1.178.250.000,00 54.150.000,00
Pendidikan Sman 1
Mancak
147 Penyelenggaraan 1.551.200.000,00 1.542.350.000,00 8.850.000,00
Pendidikan Sman 1
Pabuaran
148 Penyelenggaraan 1.450.400.000,00 1.428.300.000,00 22.100.000,00
Pendidikan Sman 1
Padarincang
149 Penyelenggaraan 1.919.000.000,00 1.904.600.000,00 14.400.000,00
Pendidikan Sman 1
Pamarayan
150 Penyelenggaraan 1.529.100.000,00 1.524.875.000,00 4.225.000,00
Pendidikan Sman 1
Petir
151 Penyelenggaraan 1.836.100.000,00 1.625.125.000,00 210.975.000,00
Pendidikan Sman 1
Pontang
152 Penyelenggaraan 821.500.000,00 817.650.000,00 3.850.000,00
Pendidikan Sman 1
Puloampel
153 Penyelenggaraan 1.679.000.000,00 1.418.375.000,00 260.625.000,00
Pendidikan Sman 1
Tirtayasa
154 Penyelenggaraan 1.031.400.000,00 1.031.150.000,00 250.000,00
Pendidikan Sman 1
Waringinkurung
155 Penyelenggaraan 870.400.000,00 834.750.000,00 35.650.000,00
Pendidikan Sman 1
Cilegon
156 Penyelenggaraan 984.200.000,00 937.500.000,00 46.700.000,00
Pendidikan Sman 2
Krakatau Steel Cilegon
157 Penyelenggaraan 772.000.000,00 713.800.000,00 58.200.000,00
Pendidikan Sman 3
Cilegon
158 Penyelenggaraan 733.800.000,00 730.300.000,00 3.500.000,00
Pendidikan Sman 4
Cilegon
159 Penyelenggaraan 708.300.000,00 696.125.000,00 12.175.000,00
Pendidikan Sman 5
Cilegon

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 64


TAHUN ANGGARAN 2021
160 Penyelenggaraan 2.013.700.000,00 1.772.950.000,00 240.750.000,00
Pendidikan Sman 1
Kota Serang
161 Penyelenggaraan 2.527.000.000,00 2.333.575.000,00 193.425.000,00
Pendidikan Sman 2
Kota Serang
162 Penyelenggaraan 2.047.500.000,00 1.808.675.000,00 238.825.000,00
Pendidikan Sman 3
Kota Serang
163 Penyelenggaraan 2.141.500.000,00 2.120.575.000,00 20.925.000,00
Pendidikan Sman 4
Kota Serang
164 Penyelenggaraan 2.008.600.000,00 1.964.450.000,00 44.150.000,00
Pendidikan Sman 5
Kota Serang
165 Penyelenggaraan 1.641.800.000,00 1.524.550.000,00 117.250.000,00
Pendidikan Sman 6
Kota Serang
166 Penyelenggaraan 879.300.000,00 835.650.000,00 43.650.000,00
Pendidikan Sman 7
Kota Serang
167 Penyelenggaraan 2.005.800.000,00 1.963.050.000,00 42.750.000,00
Pendidikan Sman 8
Kota Serang
168 Penyelenggaraan 1.093.100.000,00 992.000.000,00 101.100.000,00
Pendidikan Sman 1
Tangerang
169 Penyelenggaraan 1.519.900.000,00 1.239.525.000,00 280.375.000,00
Pendidikan Sman 2
Tangerang
170 Penyelenggaraan 1.045.400.000,00 1.031.775.000,00 13.625.000,00
Pendidikan Sman 3
Tangerang
171 Penyelenggaraan 1.285.400.000,00 1.010.950.000,00 274.450.000,00
Pendidikan Sman 4
Tangerang
172 Penyelenggaraan 1.605.000.000,00 1.477.250.000,00 127.750.000,00
Pendidikan Sman 5
Tangerang
173 Penyelenggaraan 1.528.400.000,00 1.309.900.000,00 218.500.000,00
Pendidikan Sman 6
Tangerang
174 Penyelenggaraan 1.158.500.000,00 1.082.150.000,00 76.350.000,00
Pendidikan Sman 7
Tangerang
175 Penyelenggaraan 1.177.900.000,00 1.042.300.000,00 135.600.000,00
Pendidikan Sman 8
Tangerang
176 Penyelenggaraan 1.393.200.000,00 1.348.400.000,00 44.800.000,00
Pendidikan Sman 9
Tangerang
177 Penyelenggaraan 1.047.500.000,00 966.650.000,00 80.850.000,00
Pendidikan Sman 10
Tangerang
178 Penyelenggaraan 1.259.200.000,00 1.144.300.000,00 114.900.000,00
Pendidikan Sman 11

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 65


TAHUN ANGGARAN 2021
Tangerang
179 Penyelenggaraan 1.443.000.000,00 1.059.075.000,00 383.925.000,00
Pendidikan Sman 12
Tangerang
180 Penyelenggaraan 1.047.300.000,00 804.000.000,00 243.300.000,00
Pendidikan Sman 13
Tangerang
181 Penyelenggaraan 1.591.600.000,00 1.357.650.000,00 233.950.000,00
Pendidikan Sman 14
Tangerang
182 Penyelenggaraan 1.733.500.000,00 1.440.550.000,00 292.950.000,00
Pendidikan Sman 15
Tangerang
183 Penyelenggaraan 1.533.600.000,00 1.432.325.000,00 101.275.000,00
Pendidikan Sman 1
Kota Tangerang
Selatan
184 Penyelenggaraan 2.059.400.000,00 1.793.300.000,00 266.100.000,00
Pendidikan Sman 2
Kota Tangerang
Selatan
185 Penyelenggaraan 1.310.000.000,00 1.287.900.000,00 22.100.000,00
Pendidikan Sman 3
Kota Tangerang
Selatan
186 Penyelenggaraan 1.287.600.000,00 1.155.675.000,00 131.925.000,00
Pendidikan Sman 4
Kota Tangerang
Selatan
187 Penyelenggaraan 1.185.000.000,00 1.000.950.000,00 184.050.000,00
Pendidikan Sman 5
Kota Tangerang
Selatan
188 Penyelenggaraan 1.239.300.000,00 1.163.250.000,00 76.050.000,00
Pendidikan Sman 6
Kota Tangerang
Selatan
189 Penyelenggaraan 2.339.400.000,00 2.105.275.000,00 234.125.000,00
Pendidikan Sman 7
Kota Tangerang
Selatan
190 Penyelenggaraan 1.317.600.000,00 1.272.950.000,00 44.650.000,00
Pendidikan Sman 8
Kota Tangerang
Selatan
191 Penyelenggaraan 1.373.300.000,00 1.261.525.000,00 111.775.000,00
Pendidikan Sman 9
Kota Tangerang
Selatan
192 Penyelenggaraan 1.436.200.000,00 1.236.800.000,00 199.400.000,00
Pendidikan Sman 10
Kota Tangerang
Selatan
193 Penyelenggaraan 1.872.500.000,00 1.703.525.000,00 168.975.000,00
Pendidikan Sman 11
Kota Tangerang

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 66


TAHUN ANGGARAN 2021
Selatan
194 Penyelenggaraan 2.606.600.000,00 2.471.850.000,00 134.750.000,00
Pendidikan Sman 12
Kota Tangerang
Selatan
195 Penyelenggaraan 1.938.400.000,00 1.913.700.000,00 24.700.000,00
Pendidikan Smkn 1
Bayah
196 Penyelenggaraan 1.302.200.000,00 1.107.950.000,00 194.250.000,00
Pendidikan Smkn 1
Cibeber
197 Penyelenggaraan 1.383.500.000,00 1.306.300.000,00 77.200.000,00
Pendidikan Smkn 1
Cikulur
198 Penyelenggaraan 890.900.000,00 890.900.000,00 0,00
Pendidikan Smkn 1
Cileles
199 Penyelenggaraan 1.277.200.000,00 1.213.500.000,00 63.700.000,00
Pendidikan Smkn 1
Sobang
200 Penyelenggaraan 1.733.800.000,00 1.414.325.000,00 319.475.000,00
Pendidikan Smkn 1
Cipanas
201 Penyelenggaraan 848.750.000,00 842.375.000,00 6.375.000,00
Pendidikan Smkn 1
Cirinten
202 Penyelenggaraan 882.700.000,00 880.600.000,00 2.100.000,00
Pendidikan Smkn
Curug Bitung
203 Penyelenggaraan 892.000.000,00 892.000.000,00 0,00
Pendidikan Smkn 1
Gunung Kencana
204 Penyelenggaraan 544.300.000,00 520.000.000,00 24.300.000,00
Pendidikan Smkn 1
Lebak Gedong
205 Penyelenggaraan 4.525.700.000,00 4.322.025.000,00 203.675.000,00
Pendidikan Smkn 1
Malingping
206 Penyelenggaraan 3.709.900.000,00 3.546.125.000,00 163.775.000,00
Pendidikan Smkn 1
Rangkasbitung
207 Penyelenggaraan 3.753.200.000,00 3.449.125.000,00 304.075.000,00
Pendidikan Smkn 2
Rangkasbitung
208 Penyelenggaraan 901.400.000,00 870.350.000,00 31.050.000,00
Pendidikan Smkn 1
Warunggunung
209 Penyelenggaraan 2.889.900.000,00 2.724.900.000,00 165.000.000,00
Pendidikan Smkn 1
Anyer
210 Penyelenggaraan 2.398.300.000,00 2.332.000.000,00 66.300.000,00
Pendidikan Smkn 1
Cikande
211 Penyelenggaraan 2.143.300.000,00 2.073.850.000,00 69.450.000,00
Pendidikan Smkn 1
Cinangka

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 67


TAHUN ANGGARAN 2021
212 Penyelenggaraan 2.128.500.000,00 2.115.390.000,00 13.110.000,00
Pendidikan Smkn 1
Ciruas
213 Penyelenggaraan 3.111.300.000,00 3.057.500.000,00 53.800.000,00
Pendidikan Smkn 1
Kragilan
214 Penyelenggaraan 1.035.500.000,00 1.035.500.000,00 0,00
Pendidikan Smkn 1
Kramatwatu
215 Penyelenggaraan 2.256.400.000,00 2.256.400.000,00 0,00
Pendidikan Smkn 1
Puloampel
216 Penyelenggaraan 2.465.300.000,00 2.448.075.000,00 17.225.000,00
Pendidikan Smkn 1
Tanara
217 Penyelenggaraan 1.839.400.000,00 1.717.100.000,00 122.300.000,00
Pendidikan Smkn 1
Tunjung Teja
218 Penyelenggaraan 1.786.000.000,00 1.784.050.000,00 1.950.000,00
Pendidikan Smkn 1
Cilegon
219 Penyelenggaraan 858.800.000,00 848.200.000,00 10.600.000,00
Pendidikan Smkn 2
Cilegon
220 Penyelenggaraan 1.537.300.000,00 1.465.250.000,00 72.050.000,00
Pendidikan Smkn 3
Cilegon
221 Penyelenggaraan 1.164.700.000,00 1.164.100.000,00 600.000,00
Pendidikan Smkn 4
Cilegon
222 Penyelenggaraan 3.280.800.000,00 3.111.500.000,00 169.300.000,00
Pendidikan Smkn 1
Kota Serang
223 Penyelenggaraan 3.041.700.000,00 3.002.075.000,00 39.625.000,00
Pendidikan Smkn 2
Kota Serang
224 Penyelenggaraan 2.207.700.000,00 2.120.875.000,00 86.825.000,00
Pendidikan Smkn 3
Kota Serang
225 Penyelenggaraan 2.494.400.000,00 2.471.600.000,00 22.800.000,00
Pendidikan Smkn 4
Kota Serang
226 Penyelenggaraan 3.041.500.000,00 2.874.100.000,00 167.400.000,00
Pendidikan Smkn 5
Kota Serang
227 Penyelenggaraan 2.148.700.000,00 1.888.000.000,00 260.700.000,00
Pendidikan Smkn 6
Kota Serang
228 Penyelenggaraan 2.755.200.000,00 2.500.350.000,00 254.850.000,00
Pendidikan Smkn 7
Kota Serang
229 Penyelenggaraan 1.989.900.000,00 1.986.075.000,00 3.825.000,00
Pendidikan Smkn
Pertanian
230 Penyelenggaraan 1.272.500.000,00 1.126.800.000,00 145.700.000,00
Pendidikan Smkn 1

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 68


TAHUN ANGGARAN 2021
Tangerang
231 Penyelenggaraan 1.519.200.000,00 1.424.500.000,00 94.700.000,00
Pendidikan Smkn 2
Tangerang
232 Penyelenggaraan 1.975.600.000,00 1.928.225.000,00 47.375.000,00
Pendidikan Smkn 3
Tangerang
233 Penyelenggaraan 1.930.700.000,00 1.580.175.000,00 350.525.000,00
Pendidikan Smkn 4
Tangerang
234 Penyelenggaraan 1.970.300.000,00 1.916.600.000,00 53.700.000,00
Pendidikan Smkn 5
Tangerang
235 Penyelenggaraan 1.790.100.000,00 1.732.750.000,00 57.350.000,00
Pendidikan Smkn 6
Tangerang
236 Penyelenggaraan 1.412.500.000,00 1.375.050.000,00 37.450.000,00
Pendidikan Smkn 7
Tangerang
237 Penyelenggaraan 1.826.700.000,00 1.588.000.000,00 238.700.000,00
Pendidikan Smkn 8
Tangerang
238 Penyelenggaraan 2.512.700.000,00 2.341.150.000,00 171.550.000,00
Pendidikan Smkn 9
Tangerang
239 Penyelenggaraan 2.772.100.000,00 2.237.625.000,00 534.475.000,00
Pendidikan Smkn 1
Kota Tangerang
Selatan
240 Penyelenggaraan 2.664.600.000,00 2.355.300.000,00 309.300.000,00
Pendidikan Smkn 2
Kota Tangerang
Selatan
241 Penyelenggaraan 1.619.300.000,00 1.285.075.000,00 334.225.000,00
Pendidikan Smkn 3
Kota Tangerang
Selatan
242 Penyelenggaraan 2.335.100.000,00 1.885.650.000,00 449.450.000,00
Pendidikan Smkn 4
Kota Tangerang
Selatan
243 Penyelenggaraan 2.302.800.000,00 1.860.950.000,00 441.850.000,00
Pendidikan Smkn 5
Kota Tangerang
Selatan
244 Penyelenggaraan 1.787.200.000,00 1.529.300.000,00 257.900.000,00
Pendidikan Smkn 6
Kota Tangerang
Selatan
245 Penyelenggaraan 1.677.000.000,00 1.358.725.000,00 318.275.000,00
Pendidikan Smkn 7
Kota Tangerang
Selatan
246 Biaya Operasional 30.661.739.000,00 32.997.732.844,00 (2.335.993.844,00)
Sekolah (Bos) Sma
Negeri (Dak) Pada

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 69


TAHUN ANGGARAN 2021
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Lebak
247 Biaya Operasional 40.792.051.722,75 40.679.062.687,00 112.989.035,75
Sekolah (Bos) Smk
Negeri (Dak) Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kota Cilegon, Kota
Serang Dan Kab.
Serang
248 Biaya Operasional 45.085.212.627,26 44.865.019.653,55 220.192.973,71
Sekolah (Bos) Sma
Negeri (Dak) Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kota Tangerang Dan
Kota Tangerang
Selatan
249 Biaya Operasional 18.169.437.700,00 18.271.920.039,00 (102.482.339,00)
Sekolah (Bos) Smk
Negeri (Dak) Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kab. Lebak
250 Biaya Operasional 53.633.335.896,24 57.318.016.577,01 (3.684.680.680,77)
Sekolah (Bos) Sma
Negeri (Dak) Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kota Cilegon, Kota
Serang Dan Kab.
Serang
251 Biaya Operasional 29.810.255.246,37 29.858.217.489,25 (47.962.242,88)
Sekolah (Bos) Smk
Negeri (Dak) Pada
Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah
Kota Tangerang Dan
Kota Tangerang
Selatan
252 Penyelenggaraan 1.294.200.000,00 1.294.200.000,00 0,00
Pendidikan Sman 30
Kabupaten Tangerang
253 Peningkatan Sarana 58.582.791.734,60 58.429.637.540,00 153.154.194,60
Dan Prasarana Sma
254 Sarana Dan Prasarana 11.207.948.000,00 11.028.787.520,00 179.160.480,00
Sma (Dak Fisik)
255 Peningkatan Sarana 6.484.293.000,00 5.578.307.110,00 905.985.890,00
Dan Prasarana Smk

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 70


TAHUN ANGGARAN 2021
256 Peningkatan Peserta 60.800.000,00 0,00 60.800.000,00
Didik Smk
257 Sarana Dan Prasarana 68.633.285.000,00 64.950.363.400,00 3.682.921.600,00
Smk (Dak Fisik)

1.2 Program Pendidikan Khusus


Tabel 3.2.
Program Urusan Pendidikan Khusus

Pagu
No Kegiatan Realisasi Sisa Anggaran
Anggaran

Program Pendidikan 14.559.033.851,53 13.132.823.843,53 1.426.210.008,00


Khusus
258 Peningkatan Kurikulum 10.000.000,00 9.960.000,00 40.000,00
Pendidikan Khusus
259 Peningkatan Sarana Dan 4.300.000.000,00 2.810.809.631,00 1.489.190.369,00
Prasarana Pendidikan
Khusus
260 Peningkatan Peserta Didik 754.273.500,00 745.205.400,00 9.068.100,00
Pendidikan Khusus
261 Pendidikan Khusus (Dak 1.735.239.000,00 1.735.139.000,00 100.000,00
Fisik)
262 Penyelenggaraan 877.600.000,00 877.600.000,00 0,00
Pendidikan Skhn 03 Lebak
263 Penyelenggaraan 434.100.000,00 434.100.000,00 0,00
Pendidikan Skhn 01 Lebak
264 Penyelenggaraan 786.100.000,00 786.100.000,00 0,00
Pendidikan Skhn 02 Lebak
265 Penyelenggaraan 1.119.600.000,00 1.119.600.000,00 0,00
Pendidikan Skhn 1
Pembina Pandeglang
266 Penyelenggaraan 536.400.000,00 514.300.000,00 22.100.000,00
Pendidikan Skhn 01
Kabupaten Tangerang
267 Penyelenggaraan 776.000.000,00 756.500.000,00 19.500.000,00
Pendidikan Skhn 02 Kota
Serang
268 Penyelenggaraan 882.200.000,00 882.200.000,00 0,00
Pendidikan Skhn 01 Kota
Serang
269 Biaya Operasional 749.571.351,53 760.371.351,53 (10.800.000,00)
Sekolah (Bos) Skh Negeri
(Dak) Pada Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah Kab.
Lebak
270 Biaya Operasional 220.950.000,00 220.900.461,00 49.539,00
Sekolah (Bos) Skh Negeri
(Dak) Pada Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah Kab.
Pandeglang

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 71


TAHUN ANGGARAN 2021
271 Biaya Operasional 824.000.000,00 874.400.000,00 (50.400.000,00)
Sekolah (Bos) Skh Negeri
(Dak) Pada Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah Kota
Cilegon, Kota Serang Dan
Kab. Serang
272 Biaya Operasional 553.000.000,00 605.638.000,00 (52.638.000,00)
Sekolah (Bos) Skh Negeri
(Dak) Pada Cabang Dinas
Pendidikan Dan
Kebudayaan Wilayah Kab.
Tangerang

B. BIDANG URUSAN KESEHATAN


Pelaksanaan indikator kinerja SPM bidang Kesehatan diampu oleh Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit melaui kegiatan Surveilans, Imunisasi
dan Krisis Kesehatan, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.3
Program Urusan Kesehatan

Sisa
Kegiatan (Tolak Pagu
Realisasi Anggaran
No Program Ukur) Anggaran
(Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 Pencegahan Pengendalian 5.939.635.335 601.323.893
Penyakit
1 Surveilans, 5.339.635.335 5.318.241.438 504.094.307
imunisasi dan
krisis
kesehatan
- Pelayanan 5.339.635.335 4.835.541.028 504.094.307
kepada Daerah
terdampak
krisis
kesehatan
akibat bencana
dan kejadian
luar biasa
2 Surveilans, 600.000.000 502.700.414 97.299.586
imunisasi dan
krisis
Kesehatan
(DAK)

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 72


TAHUN ANGGARAN 2021
Dari total anggaran kegiatan Surveilans, Imunisasi dan Krisis Kesehatan pada
tolak ukur Pelayanan Kepada Daerah Terdampak Krisis Kesehatan Akibat Bencana
dan Kejadian Luara Biasa yaitu sebesara Rp. 5.339.635.335, digunakan untuk
pembelian 3 unit Ambulance sebesar Rp.4.572.135.335 pada penyediaan sarana dan
prasarana kantor dan untuk penanganan daerah terdampak krisis Kesehatan akibat
bencana dan KLB sebesar Rp.767.600.000

C. BIDANG URUSAN PEKERJAAN UMUM

Tabel 3.4.
Program Penyelenggaraan Urusan Kawasan dan Pemukiman

PAGU SISA
PROGRAM DAN REALISASI
NO. ANGGARAN ANGGARAN
KEGIATAN
(Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5

PROGRAM 98,165,080,880.00 96,705,796,743.00 1,459,284,137.00


PENYELENGGARAAN
KAWASAN
PERMUKIMAN DAN
PERUMAHAN
1 Peningkatan Kualitas 31,358,587,813.00 31,057,313,192.00 301,274,621.00
Kawasan Permukiman
Kumuh

2 Perencanaan dan 3,305,876,500.00 3,210,649,040.00 95,227,460.00


Pengawasan Teknis
Bidang Kawasan
Permukiman
3 Penatagunaan Kawasan 477,946,300.00 426,146,300.00 51,800,000.00
Permukiman

4 Penyediaan dan 54,335,015,000.00 53,471,946,844.00 863,068,156.00


Pembangunan Perumahan

5 Perencanaan dan 6,469,922,000.00 6,414,816,100.00 55,105,900.00


Pengawasan Teknis
Perumahan

6 Penatagunaan 910,304,800.00 867,224,800.00 43,080,000.00


Pengembangan
Perumahan

7 Penyelenggaraan 1,307,428,467.00 1,257,700,467.00 49,728,000.00


Pengadaan Lahan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 73


TAHUN ANGGARAN 2021
D. BIDANG URUSAN PERUMAHAN RAKYAT

Tabel 3.5.
Program Urusan Keciptakaryaan

PAGU SISA
PROGRAM DAN REALISASI
NO. ANGGARAN ANGGARAN
KEGIATAN
(Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5
PROGRAM
68,002,568,000.00 62,469,290,248.00 5,533,277,752.00
KECIPTAKARYAAN

1 Pengelolaan dan 14,573,767,000.00 14,121,871,000.00 451,896,000.00


Pengembangan Air Bersih

2 Pengelolaan dan 6,591,392,000.00 6,486,467,434.00 104,924,566.00


Pengembangan Sanitasi

3 Penyelenggaraan Pengadaan
35,199,260,000.00 34,811,895,303.00 387,364,697.00
Lahan Infrastruktur
Keciptakaryaan
Pengelolaan dan
4 572,889,000.00 566,197,000.00 6,692,000.00
Pengembangan Persampahan
5 Perencanaan dan Pengawasan
Teknis Bidang Infrastruktur 11,065,260,000.00 6,482,859,511.00 4,582,400,489.00
Permukiman

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 74


TAHUN ANGGARAN 2021
E. URUSAN BIDANG KETENTRAMAN KETERTIBAN UMUM DAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Tabel 3.6.
Program Pelayanan Ketentramana dan Ketertiban Umum

Pagu Sisa
Realisasi
No Kegiatan Anggaran Anggaran
(Rp) (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5=3-4)
Pemeliharaan dan
Penanggulangan
1 Ketentraman dan
1.186.775.000,00 1.166.071.600,00 20.703.400,00
Ketertiban
Umum

Pengamanan Hari
Besar Nasional,
Kantor
2 Pemerintah dan 209.706.400,00 205.907.100,00 3.799.300,00
Rumah Jabatan
di Lingkungan
Pemerintah
Provinsi Banten
Kerjasama
Peningkatan
3 Ketertiban
Umum dan 180.000.000,00 178.704.000,00 1.296.000,00
Ketentraman
Masyarakat
Jumlah 1.576.481.400,00 1.550.682.700,00 25.798.700,00

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 75


TAHUN ANGGARAN 2021
F. PROGRAM BIDANG URUSAN SOSIAL

Tabel 3.7.
Program Urusan Sosial

No. Program Kegiatan Pagu Dana Realisasi Realisa


si
Keuangan Fisik
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Program Rehabilitasi
Pelayanan sosial 354.200.000,- 348.140.700,- 98.29
dan penyandang %
Rehabilitasi disabilitas
Sosial Dalam terlantar di
Panti dalam panti
Rehabilitasi
sosial tuna sosial 150.292.000,- 139.368.000,- 92,73
yang terpenuhi %
kebutuhan
dasarnya di
dalam panti
2. Program Perlindungan
pelayanan sosial lanjut usia 1.377.370.000- ,-1.343.703.100,- 97,56
dan terlantar di %
perlindungan dalam panti
sosial dalam
panti
Perlindungan
sosial anak 416.572.000,- 408.309.500,- 98,02
terlantar di %
dalam panti
3. Program Perlindungan
perlindungan sosial korban 842.240.000,- 838.140.000,- 99,51
dan jaminan bencana %
sosial

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 76


TAHUN ANGGARAN 2021
BAB IV
PENUTUP

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Provinsi Banten meliputi 6 (enam)


pelayanan yaitu Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Bidang
Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat serta Bidang Sosial.
Sesuai dengan Pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun
2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal bahwa dalam rangka Penerapan
SPM dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pengumpulan data;

b. Penghitungan kebutuhan pemenuhan pelayanan dasar;

c. Penyusunan rencana pemenuhan pelayanan dasar; dan

d. Pelaksanaan pemenuhan pelayanan dasar.

Berkaitan dengan hal itu, dalam teknis pelaksanaan masih belum dilakukan
secara maksimal pelaksanaan tahapan tersebut, terutama pada tahapan pengumpulan
data mencakup:

a. Jumlah dan identitas lengkap Warga Negara yang berhak memperoleh barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar secara minimal sesuai dengan Jenis Pelayanan Dasar
dan Mutu Pelayanan Dasarnya serta khusus pengumpulan data untuk penerapan
SPM pendidikan Daerah kabupaten/kota mencakup jumlah dan identitas lengkap
seluruh Warga Negara yang berhak memperoleh barang dan/atau jasa kebutuhan
dasar secara minimal; dan

b. Jumlah barang dan/atau jasa yang tersedia, termasuk jumlah sarana dan prasarana
yang tersedia.

Pengumpulan dan pendataan di atas sesuai dengan Standar Teknis SPM


ditujukan untuk pencapaian target 100% (seratus persen) dari Target dan Indikator
penerima layanan setiap tahun. Target dan Indikator penerima layanan setiap tahun
dari masing-masing urusan SPM sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Menteri Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018.

Selanjutnya, hasil pendataan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah


diintegrasikan dengan Sistem Informasi Pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan-undangan.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 77


TAHUN ANGGARAN 2021
Ketidakmaksimalan pengumpulan data mempengaruhi dalam penetapan target,
sehingga masih terdapat target capaian SPM bersifat kualitatif, tidak kuantitatif
berdasarkan standar teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian pengampu SPM.

Oleh karena itu, perlu dilakukan Sosialisasi atau lokakarya dalam Penerapan
SPM bagi seluruh aparatur, baik pada Pemerintah Daerah Provinsi maupun Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROVINSI BANTEN TAHUN 2020| 78


TAHUN ANGGARAN 2021
LAPORAN
RAPAT KOORDINASI BATAS DAERAH
Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 4 Tahun 2016
Tentang
Batas Daerah antara Kabupaten Pandeglang
dengan Kabupaten Lebak

1. LATAR BELAKANG

Batas Daerah memiliki fungsi yang sangat strategis, disamping sebagai pemisah
wilayah kewenangan secara administrasi, batas daerah juga menjadi titik tolak seluruh
kegiatan pembangunan daerah untuk melakukan upaya maksimal dalam pelayanan
terhadap masyarakat diwilayahnya. Dalam pelaksanaannya banyak sekali kendala
yang dihadapi dari mulai wilayah perbatasan yang sangat sulit dijangkau, sulitnya
mencapai kesepakatan karena wilayah yang berbatasan memiliki nilai ekonomi yang
tinggi serta adanya perbedaan persepsi mengenai cakupan data wilayah administrasi.
Dalam perkembangan kondisi lapangan seperti sekarang ini Kementrian Dalam Negeri
telah menerbitkan Permendagri No. 141 Tahun 2017 sebagai pengganti Permendagri
Nomor 76 Tahun 2012.

Dalam era reformasi dewasa ini yang sekaligus merupakan era pembenahan dan
restrukturisasi di segala bidang, perlu diarahkan untuk terus memelihara kelangsungan
dan normalisasi kehidupan nasional. Oleh karena itu upaya untuk menata ulang sistem
penyelenggaraan pemerintahan dan mekanisme pengelolaan pembangunan dalam
konteks upaya perubahan ke arah perbaikan, dan pemberdayaan Pemerintah Daerah
serta masyarakat perlu dilanjutkan. Dalam kaitan hal tersebut di atas agar selalu terjaga
keserasian dan terjamin keseimbangan hubungan antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah khususnya dalam menghadapi tuntutan dinamika kehidupan
masyarakat, maka perlu dilakukan upaya-upaya mendorong sinergitas jalannya
pemerintahan.

Pada saat ini terdapat berbagai permasalahan di daerah khususnya yang menyangkut
batas antar daerah. Berbagai langkah dan kebijakan telah, sedang dan akan terus
dilakukan untuk mencari pemecahan atas berbagai masalah yang dihadapi khususnya
dalam penataan batas daerah. Penegasan wilayah administrasi pemerintahan perlu
diatur, sehingga ada kejelasan batas hak dan tanggung jawab yang pada gilirannya
dapat terwujud konsolidasi dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pelayanan
masyarakat di setiap jenjang pemerintahan baik Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten maupun Kota. Lahirnya daerah otonom baru dalam suatu daerah tentu
akan banyak menimbulkan berbagai hal yang harus ditata kembali terutama dalam
kaitan dengan tapal batas masing-masing daerah.

Sedangkan aktivitas atau proses dalam penentuan batas di lapangan mulai dari
penelitian dokumen, pelacakan batas, pemasangan pilar batas, pengukuran dan
penentuan posisi pilar dan pembuatan peta batas merupakan urusan Pemerintah yang
bersifat konkuren, sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara bersama
Laporan Rapat Koordinasi Batas Daerah (Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 1
Tahun 2016 Tentang Batas Daerah Antara Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak)
Tahun 2021
antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
kegiatan penegasan batas antar daerah diperlukan langkah koordinasi untuk
terciptanya sinkronisasi pada proses penegasan batas daerah antar Provinsi. Di wilayah
Provinsi Banten terdapat 20 (dua puluh) segmen batas daerah dengan rincian 5 (lima)
segmen berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta, 5 (lima) segmen berbatasan dengan
Provinsi Jawa Barat dan 10 (sepuluh) segmen batas antar Kabupaten/Kota di Wilayah
Provinsi Banten. Sebagaimana amanat Permendagri No 141 Tahun 2017 yang mana
apabila permendagri batas suatu daerah telah terbit harus disosialisasikan, maka
Pemerintah Provinsi Banten perlu melaksanakan Rapat Koordinasi Batas Daerah
dalam rangka Implementasi Permendagri Nomor 4 Tahun 2016 tentang Batas Daerah
Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak.

2. DASAR HUKUM

a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten;


b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 141 Tahun 2017 sebagai Pengganti
Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Penegasan Batas Daerah;
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2016 tentang Batas Daerah
Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak;

3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud kegiatan yaitu terselenggaranya Rapat Koordinasi Batas Daerah pada


Kegiatan Pelaksanaan Tugas Pemerintahan, Sub Kegiatan Fasilitasi Penataan Wilayah.

Tujuan kegiatan yaitu :

a. Sinkronisasi Batas Daerah antara Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak;


b. Penataan Batas Daerah sebagai tindaklanjut Penetapan Permendagri tentang Batas
Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten;
c. Sebagai sarana penyebarluasan informasi terkait dengan titik koordinat dan lokasi
penempatan pilar batas daerah pada segmen batas daerah antara Kabupaten
Pandeglang dengan Kabupaten Lebak.

4. SASARAN

Sasaran kegiatan adalah sebanyak 60 orang, yang terdiri dari unsur Bagian
Pemerintahan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Pekerjaan Umum dan
Tata Ruang, serta para Camat yang berbatasan langsung antara Kabupaten Pandeglang
dengan Kabupaten Lebak .

Laporan Rapat Koordinasi Batas Daerah (Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 2
Tahun 2016 Tentang Batas Daerah Antara Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak)
Tahun 2021
5. PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari, yaitu hari Senin, tanggal 29 Maret
2021, bertempat di Ruang Rapat Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat,
Gedung SKPD Terpadu Lt.1, Provinsi Banten – Serang.

6. HASIL PELAKSANAAN

Diperolehnya kesepahaman dan persamaan persepsi mengenai Batas Daerah antara


Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak.

7. PENUTUP

Demikian Laporan Rapat Koordinasi Batas Daerah terkait dengan Implementasi


Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 2016 tentang Batas Daerah antara
Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak. Kami menyadari bahwa dalam
pembuatan laporan ini masih terdapat kekurangan, tentu dalam penyusunan laporan ini
diharapkan masukan, saran dan kritik demi kesempurnaan pada kegiatan-kegiatan
yang akan datang, dan harapan kami kegiatan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya untuk kepentingan masyarakat Banten dan Pemerintah Provinsi Banten.
Kepada semua pihak yang telah membantu dari mulai persiapan, pelaksanaan kegiatn
dan penyusunan laporan ini, kami ucapkan terima kasih.

Serang, Maret 2021


K
KEPALA BIRO PEMERINTAHAN DAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT

G
GUNAWAN RUSMINTO, AP. M.Si
NIP. 19741004 199402 1 002

Laporan Rapat Koordinasi Batas Daerah (Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 3
Tahun 2016 Tentang Batas Daerah Antara Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak)
Tahun 2021
NOTULEN
RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
FASILITASI KERJASAMA ANTAR PEMERINTAH TAHUN 2021

I. Hari : Senin
Tanggal : 25 Januari 2021
Waktu : 09.00 s.d 11.00
Tempat : Ruang Rapat Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten

II. Pimpinan Rapat : Kepala Sub Bagian Pemerintahan Umum dan Kerjasama Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten
Peserta Rapat : 1. 6 (enam) orang staf Sub Bagian PUM dan Kerjasama;
2. 1 (satu) orang staf Sub Bagian Tata Usaha.

III. Acara : Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Kerjasama Antar Daerah.

IV. Pembahasan:

1. Kerjasama Daerah sebagai sebuah mekanisme yang inovatif dalam penyelenggaraan


urusan pemerintahan dan memiliki posisi yang sangat strategis. Dengan Kerjasama,
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang memiliki eksternalitas lintas daerah dan
penyediaan layanan publik yang lebih efektif dan efisien dapat dikelola bersama.
2. Koordinasi Penyelenggaraan Kerjasama Daerah merupakan kunci sukses
penyelenggaraan kerjasama daerah. Melalui koordinasi, identifikasi potensi daerah,
rencana, pelaksanaan dan evaluasi kerjasama daerah dapat dilakukan secara maksimal.
3. Kegiatan Fasilitasi Kerjasama Antar Pemerintah adalah tugas pokok dan fungsi Sub
Bagian Pemerintahan Umum dan Kerjasama pada Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat Setda Provinsi Banten, dimana implementasi dari tugas pokok dan fungsi tersebut
adalah merencanakan, mengorganisasikan dan memfasilitasi penyelenggaraan kerjasama
antar pemerintah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Dalam rangka menunjang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, telah dialokasikan anggaran sebagaimana
tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun 2021 sebesar Rp.
375.000.000,- (Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah).
4. Untuk pedoman pelaksanaannya, telah disusun alokasi anggaran kegiatan perbulan
sebagaimana tertuang dalam Rencana Operasinal Kegiatan (ROK).
5. Pada Tahun Anggaran 2021 ini terdapat agenda pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a. Tolok ukur Rapat Koordinasi Kerjasama Daerah yang akan dilaksanakan pada bulan
Maret 2021.
b. Tolok ukur Rapat Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD) yang akan
dilaksanakan pada bulan Februari, April, Juni, Agustus, September, dan November
2021.
c. Koordinasi dalam daerah pada bulan Februari dan Maret 2021.
d. Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah pada bulan Januari, Februari, Maret, April,
Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember 2021.
6. Selain agenda pelaksanaan kegiatan tersebut, ada belanja Jasa Kontribusi Asosiasi Tahun
2021 yakni:
a. Iuran keanggotaan Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU) sebesar
Rp. 50.000.000,- akan dibayarkan pada bulan Maret 2021.
b. Iuran keanggotaan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) sebesar
Rp. 150.000.000,- akan dibayarkan pada bulan Februari 2021.
7. Untuk Rapat Koordinasi Kerjasama Daerah, diagendakan pembahasan tata cara dan
mekanisme kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Daerah dan Lembaga di
Luar Negeri, mengingat banyaknya rencana/tawaran kerjasama dari Pemerintah Daerah
Fasilitasi Kerjasama Daerah Tahun 2021 1
dan Lembaga di luar negeri ke Pemerintah Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten. Untuk itu, untuk menyamakan persepsi semua stakeholder akan
diundang Kepala Pusat Fasilitasi Kerjasama Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam
Negeri sebagai narasumber pada kegiatan tersebut.
8. Untuk Rapat Tim Koordinasi Kerjasama Daerah, diagendakan pembahasan rencana
kerjasama OPD Provinsi Banten yakni: Biro Perekonomian dan Administrasi
Pembangunan, Badan Pendapatan Daerah, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
9. Guna suksesnya pelaksanaan kegiatan tersebut, diharapkan dukungan semua pihak terkait
di Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

V. Kesimpulan:

1. Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Pemerintahan
Umum dan Kerjasama, telah dialokasikan anggaran dalam Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) Tahun 2021 sebesar Rp. 375.000.000,- (Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Juta)
dengan alokasi anggaran kegiatan perbulan sebagaimana tertuang dalam Rencana
Operasinal Kegiatan (ROK).
2. Pada Tahun Anggaran 2021 ini terdapat agenda pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
Rapat Koordinasi Kerjasama Daerah, Rapat Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD)
serta Koordinasi dan Konsultasi ke dalam dan luar daerah.
3. Belanja Jasa Kontribusi Asosiasi Tahun 2021 yakni: Iuran keanggotaan Forum
Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU) sebesar Rp. 50.000.000,- akan
dibayarkan pada bulan Maret 2021, dan Iuran keanggotaan Asosiasi Pemerintah Provinsi
Seluruh Indonesia (APPSI) sebesar Rp. 150.000.000,- akan dibayarkan pada bulan
Februari 2021.
4. Guna suksesnya pelaksanaan kegiatan tersebut, diharapkan dukungan semua pihak terkait
di Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

Demikian notulen rapat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,
Pimpinan Rapat Notulis Rapat

DAMARYANTO, S.IP, M.Si SISWANTO, S.Sos


NIP. 19780130 200112 1 002 NIP. 19710214 201410 1 003

Fasilitasi Kerjasama Daerah Tahun 2021 2


NOTULEN RAPAT PERSIAPAN
SUB KEGIATAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

RAPAT KOORDINASI TENTANG PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN


PEMERINTAHAN SE KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BANTEN TA. 2021

I. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 23 tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Banten;
2. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah;
3. Surat keputusan kepala biro pemerintahan dan Keejahteraan Rakyat setda
provinsi banten nomor : 125.2/13-kpa/pemkes/2021, tentang pembentukan
panitia pelaksana Kegiatan pada Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan
Fasiltasi Penataan Wilayah Tahun Anggaran 2021.

II. PESERTA RAPAT


1. Kepala Bagian Pemerintahan;
2. Kepala Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan Fasilitasi Penataan Wilayah;
3. Bendahara Pengeluaran Pembantu Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat Setda Provinsi Banten;
4. Staf Pelaksana pada Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan Fasilitasi
Penataan wilayah.

III. PELAKSANAAN RAPAT


1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Pengelolaan
Administrasi Kebijakan Pemerintahan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30
Maret 2021 yang bertempat di Ruang Kepala Bagian Pemerintahan Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten Gedung SKPD
Terpadu lantai 1 KP3B Palima Kota serang;
2. Rapat di buka dengan sambutan dari Kepala Bagian Pemerintahan Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten selaku Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan;
3. Acara Rapat dilanjutkan dengan penyampaian Maksud dan Tujuan rapat oleh
Kepala Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan Fasilitasi Penataan Wilayah
selaku Pejabat Pelaksana Teknis Sub Kegiatan, antara lain:
 Rapat ini dilaksanakan untuk persiapan pelaksanaan Rapat Koordinasi
Pengelolaan Administrasi Kebijakan Pemerintahan;
 Waktu Pelaksanaan Rapat Koordinasi Batas Daerah tersebut rencananya
akan dilaksanakan pada bulan April 2021;
 Rencana Tempat Pelaksanaan di Aula/Ruang Rapat Biro Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten Gedung SKPD Terpadu lantai 1
KP3B Palima Kota serang;
 Peserta dan Undangan dari Unsur Bagian Pemerintahan Setda
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dengan Narasumber dari Kemendagri
dan dari Pemerintah Provinsi Banten.

IV. KESIMPULAN

Selanjutnya rapat di tutup oleh Kepala Bagian Pemerintahan, dengan


menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain :

a. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Pengelolaan Administrasi Kebijakan


Pemerintahan tersebut akan dilaksanakan pada bulan April 2021 bertempat
di Ruang Rapat Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi
Banten Gedung SKPD Terpadu lantai 1 KP3B Palima Kota serang;
b. Peserta dan Undangan dari Unsur Bagian Pemerintahan Setda
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten;
c. Untuk Narasumber Kegiatan Rapat Koordinasi Pengelolaan Administrasi
Kebijakan Pemerintahan dari Kemendagri dan dari Pemerintah Provinsi
Banten.

Demi terselenggaranya Kegiatan Rapat Koordinasi Pengelolaan Administrasi Kebijakan


Pemerintahan ini dimohon dukungan dan bantuannya kepada seluruh pihak terkait agar
dapat berjalan dengan baik dan lancar.

KEPALA BAGIAN PEMERINTAHAN KEPALA SUB BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN &


Selaku FASILITASI PENATAAN WILAYAH
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Selaku
Pejabat Pelaksana Teknis Sub Kegiatan

Drs. NANANG IRAWAN, AP., M.Si ANDI JULIANTO, S.STP


Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a)
NIP. 19740211 199402 1 002 NIP. 19820712 200112 1 001
NOTULEN
RAPAT PERSIAPAN
SUB KEGIATAN FASILITASI PENATAAN WILAYAH

RAPAT KOORDINASI BATAS DAERAH DALAM RANGKA IMPLEMENTASI


PERMENDAGRI NO 4 TAHUN 2016 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN
PANDEGLANG DENGAN KABUPATEN LEBAK
TAHUN ANGGARAN 2021

I. DASAR
1. Undang-undang nomor 23 tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Banten;
2. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 141 tahun 2017 tentang penegasan
batas daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 4 tahun 2016 tentang batas daerah
Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak;
5. Surat keputusan kepala biro pemerintahan dan Keejahteraan Rakyat setda
provinsi banten nomor : 125.2/13-kpa/pemkes/2021 tentang pembentukan
panitia pelaksana Kegiatan pada Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan
Fasiltasi Penataan Wilayah Tahun Anggaran 2021.

II. PESERT A RAPAT


1. Kepala Bagian Pemerintahan;
2. Kepala Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan Fasilitasi Penataan
Wilayah;
3. Bendahara Pengeluaran Pembantu Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat Setda Provinsi Banten;
4. Staf Pelaksana pada Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan Fasilitasi
Penataan wilayah.

III. PELAKSANAAN RAPAT


1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Rapat Koordinasi Batas Daerah dalam rangka
Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Batas Daerah Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 26 Januari 2021 yang bertempat di Ruang Kepala
Bagian Pemerintahan Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda
Provinsi Banten Gedung SKPD Terpadu lantai 1 KP3B Palima Kota serang;
2. Rapat di buka dengan sambutan dari Kepala Bagian Pemerintahan Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten selaku
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan;
3. Acara Rapat dilanjutkan dengan penyampaian Maksud dan Tujuan rapat oleh
Kepala Sub Bagian Administrasi Pemerintahan dan Fasilitasi Penataan
Wilayah selaku Pejabat Pelaksana Teknis Sub Kegiatan, antara lain:
 Rapat ini dilaksanakan untuk persiapan pelaksanaan Rapat Koordinasi
Batas Daerah dalam rangka Implementasi Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 4 Tahun 2016 tentang Batas Daerah Kabupaten
Pandeglang dengan Kabupaten Lebak;

 Waktu Pelaksanaan Rapat Koordinasi Batas Daerah tersebut rencananya


akan dilaksanakan pada bulan Februari 2021;
 Rencana Tempat Pelaksanaan di Aula/Ruang Rapat Biro Pemerintahan
dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten Gedung SKPD Terpadu
lantai 1 KP3B Palima Kota serang;
 Peserta dan Undangan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Bagian Pemerintahan di Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten Lebak serta Camat yang berbatasan di
Wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak dengan
Narasumber dari Kemendagri, Badan Informasi Geospasial (BIG) serta
Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

IV. KESIMPULAN

Selanjutnya rapat di tutup oleh Kepala Bagian Pemerintahan, dengan


menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain :

a. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Batas Daerah dalam rangka


Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2016
tentang Batas Daerah Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak
tersebut akan dilaksanakan pada bulan Februari 2021 bertempat di Ruang
Rapat Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten
Gedung SKPD Terpadu lantai 1 KP3B Palima Kota serang;
b. Peserta dan Undangan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Bagian Pemerintahan di Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten Lebak serta Camat yang berbatasan di
Wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak;
c. Narasumber untuk Kegiatan Rapat Koordinasi Batas Daerah dalam rangka
Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2016
tentang Batas Daerah Kabupaten Pandeglang dengan Kabupaten Lebak ini
dari Kemendagri, Badan Informasi Geospasial (BIG) serta Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

Demi terselenggaranya Kegiatan Rapat Koordinasi Batas Daerah ini dimohon dukungan
dan bantuannya kepada seluruh pihak terkait agar dapat berjalan dengan baik dan
lancar.

KEPALA BAGIAN PEMERINTAHAN KEPALA SUB BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN


Selaku & FASILITASI PENATAAN WILAYAH
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Selaku
Pejabat Pelaksana Teknis Sub Kegiatan

Drs. NANANG IRAWAN, AP., M.Si ANDI JULIANTO, S.STP


Pembina Tk. I (IV/b) Pembina (IV/a)
NIP. 19740211 199402 1 002 NIP. 19820712 200112 1 001
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
SEKRETARIAT DAERAH
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B)
Jalan Syech Nawawi Al-Bantani, Palima Serang Banten Telp. (0254) 200123 Fax. 200520

NOTULEN
RAPAT TIM KOORDINASI KERJASAMA DAERAH
PEMBAHASAN PERMOHONAN KERJASAMA MAL PELAYANAN PUBLIK
KOTA TANGERANG SELATAN

I. Hari : Rabu
Tanggal : 24 Maret 2021
Waktu : 13.00 s.d 14.30
Tempat : Ruang Rapat Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Setda Provinsi Banten

II. Pimpinan Rapat :


Kepala Sub Bagian Pemerintahan Umum dan Kerjasama Biro Pemerintahan dan
Kesra Setda Provinsi Banten

III. Peserta Rapat :


1. Badan Pendapatan Daerah Provinsi Banten;
2. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten;
3. Biro Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Banten;

V. Risalah Rapat :
A. Gambaran Umum
Sebagaimana Surat Walikota Tangerang Selatan Nomor: 130/827/Pem
Tanggal 08 Maret 2021 Perihal Permohonan Kerja Sama Mal Pelayanan Publik,
bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik, Pemerintah Kota
Tangerang Selatan sedang menyiapkan pembentukan Mal Pelayanan Publik
Kota Tangerang Selatan. Merujuk Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik, penyelenggaraan Mal
Pelayanan Publik wajib mengikutsertakan pelayanan kementerian/
lembaga/pemerintah daerah lainnya serta pelayanan badan usaha milik
negara/badan usaha milik daerah/swasta. Sehubungan hal tersebut,
Pemerintah Kota Tangerang Selatan menyampaikan permohonan kerja sama
penyelenggaraan pelayanan Pemerintah Provinsi Banten pada Mal Pelayanan
Publik Kota Tangerang Selatan, khususnya pelayanan pajak provinsi di Kota
Tangerang Selatan.
Pembentukan Mal Pelayanan Publik dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik, sehingga pelayanan publik menjadi semakin cepat,
terjangkau dan mudah.
Tujuan dibentuknya Mal Pelayanan Publik adalah:
 Memberikan kemudahan, kecepatan, keterjangkauan, keamanan, dan
kenyamanan kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
 Meningkatkan daya saing global dalam memberikan kemudahan berusaha di
Indonesia.

Manfaat penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik adalah sebagai berikut:


 Memberikan kemudahan kepada pengguna layanan dalam memproses
layanan pada satu lokasi atau gedung.
 Memberikan pelayanan yang lebih transparan dan lebih maksimal kepada
masyarakat.
 Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dengan pelayanan yang lebih
cepat, mudah, terjangkau dan akuntabel serta bebas dari pungutan liar.

Pada Tahun 2020 lalu Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah


membangun Gedung Pelayanan Perizinan yang terletak Jalan Raya Serpong KM
16 Cilenggang Kecamatan Serpong. Gedung Pelayanan Perizinan ini terdiri dari
delapan lantai, lantai satu sampai tiga diperuntukan untuk Mal Pelayanan
Publik.

B. Pembahasan
1. Amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Pasal 363 bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat,
daerah dapat mengadakan kerja sama yang didasarkan pada pertimbangan
efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan. Kerja
sama tersebut dapat dilakukan oleh daerah dengan daerah lain, pihak
ketiga, dan/atau lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Selanjutnya, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang


Kerja Sama Daerah, kerja sama daerah dikategorikan menjadi dua jenis,
yaitu kerja sama wajib dan kerja sama sukarela. Kerja sama wajib adalah
kerja sama antar daerah yang berbatasan dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang memiliki eksternalitas lintas daerah dan penyediaan
layanan publik yang lebih efisien jika dikelola bersama. Cakupan kerja sama
wajib adalah kerja sama antar daerah, kerja sama antar daerah provinsi dan
daerah kabupaten atau kota dalam wilayahnya, kerjasama antar daerah
provinsi dan daerah kabupaten atau kota dari provinsi berbeda, kerja sama
antar daerah kabupaten/kota dari daerah provinsi yang berbeda, dan kerja
sama antar daerah kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi. Adapun
kerja sama sukarela merupakan kerja sama dilaksanakan oleh daerah yang
berbatasan atau tidak berbatasan untuk penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah namun dipandang lebih
efektif dan efisien jika dilaksanakan dengan bekerjasama.

3. Tahapan penyelenggaraan Kerja Sama Daerah Dengan Daerah Lain (KSDD)


sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 6 ayat (1) PP No. 28 Tahun 2018
adalah sebagai berikut :
a. Persiapan;
b. Penawaran;
c. Penyusunan Kesepakatan Bersama;
d. Penandatanganan Kesepakatan Bersama;
e. Persetujuan DPRD;
f. Penyusunan Perjanjian Kerja Sama;
g. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama;
h. Pelaksanaan;
i. Penatausahaan; dan
j. Pelaporan.

5. Dalam penyelenggaraan pembangunan yang melibatkan beberapa daerah


untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat secara lebih efektif dan
efisien, pemerintah daerah dapat menganggarkan program dan kegiatan
melalui pola kerjasama antar daerah dengan mempedomani PP 28/2018
tentang Kerja Sama Daerah dan Permendagri 22/2020 tentang Kerja Sama
Daerah dengan Daerah Lain dan Kerja Sama Daerah dengan Pihak Ketiga.

6. Dengan mempertimbangkan beberapa peraturan perundang-undangan


terkait kerjasama daerah dan pelayanan publik, Pemerintah Provinsi Banten
menyambut baik permohonan Kerja Sama Mal Pelayanan Publik yang
disampaikan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dengan rencana
bergabung untuk menyelenggarakan pelayanan SAMSAT Drive Thru di Mal
Pelayanan Publik Kota Tangerang Selatan.

7. Pemerintah Provinsi Banten melalui Tim Koordinasi Kerjasama Daerah


menfasilitasi penyelenggaraan kerjasama Mal Pelayanan Publik di Kota
Tangerang Selatan dengan menyusun Draft Naskah Kesepakatan Bersama
yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penyusunan Draft Perjanjian
Kerjasama sebagaimana yang diamanatkan oleh PP No. 28 Tahun 2018.

8. Draft Naskah Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Banten dan


Pemerintah Kota Tangerang Selatan tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Publik di Mal Pelayanan Publik Kota Tangerang Selatan, Sekretariat Tim
Koordinasi Kerjasama Daerah telah menyusun draft tersebut dan telah
disetujui oleh peserta rapat Tim Koordinasi Kerjasama Daerah dengan
pokok-pokok Kesepakatan Bersama sebagai berikut:
 Maksud dan tujuan: maksud untuk menjadi dasar bagi para pihak dalam
melakukan kerja sama penyelenggaraan pelayanan publik di Mal
Pelayanan Publik Kota Tangerang Selatan, dan tujuan untuk
mensinergikan potensi dan sumber daya yang dimiliki para pihak dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di Mal Pelayanan Publik Kota
Tangerang Selatan.
 Objek Kesepakatan Bersama adalah penyelenggaraan pelayanan publik di
Mal Pelayanan Publik Kota Tangerang Selatan.
 Ruang lingkup meliputi: a. Penyediaan dan pemeliharaan sarana
prasarana; b. Penyiapan sumber daya manusia; c. Pelaksanaan
pelayanan; d. Pertukaran data dan informasi; dan e. Monitoring dan
evaluasi.
 Jangka waktu berlaku untuk 3 (tiga) tahun.

9. Untuk Naskah Perjanjian Kerjasama akan disusun kemudian dan akan


dibahas pada rapat Tim Koordinasi Kerjasama Daerah pada waktu yang
akan datang.
C. Kesimpulan
1. Pemerintah Provinsi Banten menyambut baik permohonan Kerja Sama Mal
Pelayanan Publik yang disampaikan Pemerintah Kota Tangerang Selatan,
dengan rencana bergabung untuk menyelenggarakan pelayanan SAMSAT
Drive Thru di Mal Pelayanan Publik Kota Tangerang Selatan.

2. Pemerintah Provinsi Banten melalui Tim Koordinasi Kerjasama Daerah


menfasilitasi penyelenggaraan kerjasama Mal Pelayanan Publik di Kota
Tangerang Selatan dengan menyusun Draft Naskah Kesepakatan Bersama
yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penyusunan Draft Perjanjian
Kerjasama.

D. Rekomendasi
1. Draft Naskah Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Banten dan
Pemerintah Kota Tangerang Selatan tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Publik di Mal Pelayanan Publik Kota Tangerang Selatan agar segera diproses
untuk penandatanganannya.

2. Draft Naskah Perjanjian Kerjasama agar segera disusun dengan


berkoordinasi dengan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Banten dan
DPMPTSP Kota Tangerang Selatan.

Mengetahui, Notulis,
Pimpinan Rapat
Kepala Sub. Bagian PUM & Kerjasama

DAMARYANTO, S.IP, M.Si SISWANTO, S.Sos


NOTULEN
RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

I. Hari : Kamis
Tanggal : 04 Februari 2021
Waktu : 09.00 s.d 12.00
Tempat : Ruang Rapat Tata Usaha Biro Pemkesra Setda Provinsi Banten

II. Pimpinan Rapat : Kepala Bagian Pemerintahan Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat Setda Provinsi Banten
Peserta Rapat : 1. 1 (satu) Orang Sub Bagian Tata Usaha;
2. 13 (tiga belas) orang staf Sub Bagian Tata Usaha.

III. Acara : Keg. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berdasarkan Tugas dan Fungsi.

IV. Pembahasan:

1. Tata Usaha merupakan bagian utama dalam perkantoran dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang memiliki posisi yang sangat strategis. Tata Usaha juga sejalan dengan
prinsip good governance karena menghubungkan masyarakat, pemerintah dan sektor privat
dalam pembuatan kebijakan. Tata Usaha berkaitan dengan tugas sebagai fasilitator di
lingkungan Biro Pemkesra dan dengan Lembaga di Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berdasarkan Tugas dan Fungsi adalah tugas
pokok dan fungsi Sub Bagian Tata Usaha pada Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat Setda Provinsi Banten, dimana implementasi dari tugas pokok dan fungsi tersebut
adalah merencanakan, mengorganisasikan dan memfasilitasi penyelenggaraan Tata Usaha
di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi tersebut, telah dialokasikan anggaran sebagaimana tertuang dalam
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun 2021 sebesar Rp. 45.000.000,- (Empat Puluh
Lima Juta Lima Rupiah).
3. Untuk pedoman pelaksanaannya, telah disusun alokasi anggaran kegiatan perbulan
sebagaimana tertuang dalam Rencana Operasinal Kegiatan (ROK).
4. Pada Tahun Anggaran 2021 ini terdapat agenda pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a. Rapat Persiapan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai berdasarkan Tugas dan Fungsi
yang akan dilaksanakan pada bulan Januari s.d Desember 2021.
b. Koordinasi dalam daerah pada bulan Januari s.d Desember 2021.
5. Rapat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berdasarkan Tugas dan Fungsi adalah tugas
pokok dan fungsi, diagendakan pembahasan rencana pedidikan dan pelatihan bagi pegawai
Biro Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Banten yakni: Para Eselon dan Pelaksana.
6. Selain hal tersebut, Rapat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berdasarkan Tugas dan
Fungsi adalah tugas pokok dan fungsi juga diagendakan untuk pembahasan pengiriman
diklat bagi para pegawai.
7. Guna suksesnya pelaksanaan kegiatan tersebut, diharapkan dukungan semua pihak terkait
di Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

Fasilitasi Kerjasama Daerah Tahun 2021 1


V. Kesimpulan:

1. Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sub Tata Usaha, telah
dialokasikan anggaran sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Tahun 2021 sebesar Rp. 45.000.000,- (Empat Puluh Lima Juta Lima Rupiah). Untuk
pedoman pelaksanaannya, telah disusun alokasi anggaran kegiatan perbulan sebagaimana
tertuang dalam Rencana Operasinal Kegiatan (ROK).
2. Pada Tahun Anggaran 2021 ini terdapat agenda pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berdasarkan Tugas dan Fungsi adalah tugas pokok dan
fungsi yang akan dilaksanakan pada bulan Januari s.d Desember 2021; Koordinasi dalam
daerah pada bulan Januari s.d Desember 2021.
3. Guna suksesnya pelaksanaan kegiatan tersebut, diharapkan dukungan semua pihak terkait
di Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

Demikian notulen rapat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,
Pimpinan Rapat Notulis Rapat

Drs. H. NANANG IRAWAN, M.Si ADE IRMAWAN


NIP. 19740211 199402 1 002 NIP. 19820830 201101 1 003

Fasilitasi Kerjasama Daerah Tahun 2021 2


NOTULEN
RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
EVALUASI PELAKSANAAN KERJASAMA TAHUN 2021

I. Hari : Rabu
Tanggal : 27 Januari 2021
Waktu : 09.00 s.d 12.00
Tempat : Ruang Rapat Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten

II. Pimpinan Rapat : Kepala Sub Bagian Pemerintahan Umum dan Kerjasama Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten
Peserta Rapat : 1. 7 (tujuh) orang staf Sub Bagian PUM dan Kerjasama;
2. 1 (satu) orang staf Sub Bagian Tata Usaha.

III. Acara : Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama.

IV. Pembahasan:

1. Kerja sama daerah merupakan usaha untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan
daerah yang satu dengan daerah yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia, menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antar daerah serta
meningkatkan pertukaran pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiskal. Selain itu, melalui
kerja sama daerah diharapkan dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam penyediaan
pelayanan umum khususnya yang ada di wilayah terpencil, perbatasan antar daerah dan
daerah tertinggal. Kerjasama Daerah dapat dilakukan oleh Daerah dengan Daerah lain
baik dalam kategori kerjasama wajib maupun kerjasama sukarela, kerjasama daerah
dengan pihak ketiga dan kerjasama Daerah dengan pemerintah daerah di luar negeri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Guna mengetahui dan memahami lebih jauh tentang pelaksanaan kerjasama yang
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten dengan
daerah lain, pihak ketiga/badan usaha/swasta baik dalam negeri maupun luar negeri, perlu
dilakukan evaluasi. Selain itu, dengan evaluasi diharapkan pelaksanaan kerjasama dapat
berjalan secara efektif dan efisien, tertib administrasi, serta tertib azas.
3. Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama adalah tugas pokok dan fungsi Sub Bagian
Pemerintahan Umum dan Kerjasama pada Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Setda Provinsi Banten, dimana implementasi dari tugas pokok dan fungsi tersebut adalah
mengevaluasi penyelenggaraan kerjasama antar pemerintah dan kerjasama badan usaha
di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi tersebut, telah dialokasikan anggaran sebagaimana tertuang dalam
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun 2021 sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh
Lima Juta Rupiah).
4. Untuk pedoman pelaksanaannya, telah disusun alokasi anggaran kegiatan perbulan
sebagaimana tertuang dalam Rencana Operasinal Kegiatan (ROK).
5. Pada Tahun Anggaran 2021 ini terdapat agenda pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a. Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Antar Pemerintah yang akan dilaksanakan pada
bulan Februari 2021.
b. Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Badan Usaha yang akan dilaksanakan pada bulan
November 2021.
c. Koordinasi ke dalam daerah pada bulan Januari, Maret, April, Mei, Juni, dan Agustus,
2021.
d. Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah pada bulan Januari, Oktober, dan November
2021.

Fasilitasi Kerjasama Daerah Tahun 2021 1


6. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan kegiatan rapat dan kunjungan
kerja ke Kabupaten/Kota se-Banten dengan tujuan mendapatkan masukan yang akurat
tentang kondisi kerjasama, baik yang telah, sedang, maupun yang akan dilakukan oleh
Kabupate/Kota se-Provinsi Banten serta OPD Provinsi Banten yang bekerjasama dengan
daerah lain, pihak ketiga/badan usaha/swasta baik dalam negeri maupun luar negeri.
7. Guna suksesnya pelaksanaan kegiatan tersebut, diharapkan dukungan semua pihak terkait
di Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

V. Kesimpulan:

1. Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Pemerintahan
Umum dan Kerjasama, telah dialokasikan anggaran dalam Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) Tahun 2021 sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Lima Juta) dengan alokasi
anggaran kegiatan perbulan sebagaimana tertuang dalam Rencana Operasinal Kegiatan
(ROK).
2. Pada Tahun Anggaran 2021 ini terdapat agenda pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Antar Pemerintah yang akan dilaksanakan pada bulan
Februari 2021, Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Badan Usaha yang akan dilaksanakan
pada bulan November 2021, serta Koordinasi dan konsultasi ke dalam dan luar daerah
pada bulan Januari, Maret, April, Mei, Juni, dan Agustus, Oktober, dan November 2021.
3. Guna suksesnya pelaksanaan kegiatan tersebut, diharapkan dukungan semua pihak terkait
di Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

Demikian notulen rapat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,
Pimpinan Rapat Notulis Rapat

DAMARYANTO, S.IP, M.Si DAYAT HIDAYAT, S.IP


NIP. 19780130 200112 1 002 NIP. 19770610 200112 1 003

Fasilitasi Kerjasama Daerah Tahun 2021 2


NOTULEN
RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
FASILITASI KERJASAMA BADAN USAHA TAHUN 2021

I. Hari : Rabu
Tanggal : 10 Februari 2021
Waktu : 09.00 s.d 12.00
Tempat : Ruang Rapat Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten

II. Pimpinan Rapat : Kepala Sub Bagian Pemerintahan Umum dan Kerjasama Biro
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten
Peserta Rapat : 1. 8 (delapan) orang staf Sub Bagian PUM dan Kerjasama;
2. 1 (satu) orang staf Sub Bagian Tata Usaha.

III. Acara : Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Kerjasama Badan Usaha.

IV. Pembahasan:

1. Kerjasama Daerah sebagai sebuah mekanisme yang inovatif dalam penyelenggaraan


urusan pemerintahan memiliki posisi yang sangat strategis. Kerjasama daerah juga
sejalan dengan prinsip good governance karena menghubungkan masyarakat, pemerintah
dan sektor privat dalam pembuatan kebijakan. Kerjasama Daerah dapat dilakukan oleh
Daerah dengan Pihak Ketiga; serta kerjasama Daerah dengan Lembaga di luar negeri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kegiatan Fasilitasi Kerjasama Badan Usaha adalah tugas pokok dan fungsi Sub Bagian
Pemerintahan Umum dan Kerjasama pada Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Setda Provinsi Banten, dimana implementasi dari tugas pokok dan fungsi tersebut adalah
merencanakan, mengorganisasikan dan memfasilitasi penyelenggaraan kerjasama badan
usaha di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Dalam rangka menunjang pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi tersebut, telah dialokasikan anggaran sebagaimana tertuang
dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun 2021 sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima
Puluh Lima Juta Rupiah).
3. Untuk pedoman pelaksanaannya, telah disusun alokasi anggaran kegiatan perbulan
sebagaimana tertuang dalam Rencana Operasinal Kegiatan (ROK).
4. Pada Tahun Anggaran 2021 ini terdapat agenda pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a. Rapat Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD) yang akan dilaksanakan pada
bulan Maret, Juli dan Oktober 2021.
b. Koordinasi dalam daerah pada bulan April, Mei, Juli, Agustus, September, Oktober,
dan November 2021.
c. Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah pada bulan Februari, Maret, Juli, dan
September 2021.
5. Rapat Tim Koordinasi Kerjasama Daerah, diagendakan pembahasan rencana kerjasama
OPD Provinsi Banten yakni: Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Peningkatan Sumber
Daya Manusia, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Dinas Komunikasi,
Informatika, Statistik dan Persandian.
6. Selain hal tersebut, Rapat Tim Koordinasi Kerjasama Daerah juga diagendakan untuk
pembahasan tindak lanjut Nota Kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Banten dengan
Perguruan Tinggi (Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, dan Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa).
7. Guna suksesnya pelaksanaan kegiatan tersebut, diharapkan dukungan semua pihak terkait
di Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

Fasilitasi Kerjasama Daerah Tahun 2021 1


V. Kesimpulan:

1. Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Pemerintahan
Umum dan Kerjasama, telah dialokasikan anggaran sebagaimana tertuang dalam Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun 2021 sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Lima Juta
Rupiah). Untuk pedoman pelaksanaannya, telah disusun alokasi anggaran kegiatan
perbulan sebagaimana tertuang dalam Rencana Operasinal Kegiatan (ROK).
2. Pada Tahun Anggaran 2021 ini terdapat agenda pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
Rapat Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD) yang akan dilaksanakan pada bulan
Maret, Juli dan Oktober 2021; Koordinasi dalam daerah pada bulan April, Mei, Juli,
Agustus, September, Oktober, dan November 2021; dan Koordinasi dan Konsultasi ke
luar daerah pada bulan Februari, Maret, Juli, dan September 2021.
3. Guna suksesnya pelaksanaan kegiatan tersebut, diharapkan dukungan semua pihak terkait
di Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten.

Demikian notulen rapat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,
Pimpinan Rapat Notulis Rapat

DAMARYANTO, S.IP, M.Si SISWANTO, S.Sos


NIP. 19780130 200112 1 002 NIP. 19710214 201410 1 003

Fasilitasi Kerjasama Daerah Tahun 2021 2


REKAPITULASI PELAKSANAAN KOORDINASI/KONSULTASI FASILITASI KERJASAMA DAERAH TAHUN 2021
BULAN : FEBRUARI

HARI/TANGGAL URAIAN HASIL TINDAK LANJUT


1 2 3 4
Selasa  Koordinasi dengan Biro Perekonomian dan Administrasi  Untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah dalam rangka  Biro Pemerintahan akan terus
2 Februari 2021 Pembangunan Setda Provinsi Banten perihal Rencana meningkatkan pendapatan asli daerah, pelayanan dan kesejahteraaan berkoordinasi dengan OPD terkait
Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Banten kepada masyarakat, Pemerintah Provinsi Banten melakukan upaya penggalian potensi dan PT. Agrobisnis Banten Mandiri
PT. Agrobisnis Banten Mandiri (Perseroda) Tahun 2021. (Perseroda) untuk pematangan draft
ekonomi melalui Penyertaan Modal Daerah pada Badan Usaha Milik Daerah
naskah dan penandatanganan
PT. Agrobisnis Banten Mandiri (Perseroda). Perjanjian Kerja Sama antara
 Disusunnya Draft Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Provinsi Banten Pemerintah Provinsi Banten dengan
dengan PT. Agrobisnis Banten Mandiri (Perseroda) tentang Penyertaan Modal PT. Agrobisnis Banten Mandiri
Pemerintah Provinsi Banten Kepada PT. Agrobisnis Banten Mandiri (Perseroda) tentang Penyertaan
(Perseroda) Tahun Anggaran 2021. Modal Pemerintah Provinsi Banten
 Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama adalah penyertaan modal Pemerintah Kepada PT. Agrobisnis Banten
Provinsi Banten kepada PT. Agrobisnis Banten Mandiri (Perseroda) Tahun Mandiri (Perseroda) Tahun
Anggaran 2021, dengan nilai penyertaan modal sebesar Rp. 65.000.000.000,- Anggaran 2021.
(enam puluh miliar rupiah).

Anda mungkin juga menyukai