Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

PENDAMPING LOKAL DESA (PLD)


DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA
TAHUN ANGGARAN 2016

I. Latar Belakang

Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) merupakan produk
hukum yang memberikan legitimasi pada keberadaan Desa, sekaligus visi baru
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa. UU Desa juga
mempromosikan dan mendorong implementasi nilai-nilai baru dalam kehidupan
berdesa. Karena itu pelaksanaan UU Desa perlu disertai kerangka kerja integratif
dari banyak pihak untuk menyiapkan banyak hal demi terwujudnya visi baru
dalam kehidupan berdesa. Selain penataan integrasi kerja birokrasi, hal lain yang
penting untuk dilakukan adalah mendorong kesiapan masyarakat Desa untuk
menjadi pelaku utama pembangunan Desa.

Pendamping terdiri dari pendamping dari unsur pemerintah, pendamping


profesional, dan pendamping organik (skala lokal Desa). Seluruh pendamping
bertugas untuk melaksanakan pendampingan Desa sebagai operasionalisasi atas
kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana diatur dalam ketentuan
Pasal 112 ayat (4) Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pasal
129 PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No.
6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana diubah dengan PP No. 47 Tahun 2015
memandatkan bahwa Pemberdayaan masyarakat Desa dilaksanakan dengan
pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan. Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kabupaten/Kota memiliki tanggungjawab pendampingan Desa dalam
rangka menuju Desa mandiri. Oleh karena keterbatasan SKPD maka perlu
dibantu oleh pendamping profesional di Kabupaten, Kecamatan dan Desa.

PLD yang akan ditugaskan dalam pendampingan Desa, akan menjadi mitra
hubungan konstruktif Pemerintah Desa dalam tata kelola pemerintahan,
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa. Keberadaan PLD tidak
akan mengambil alih peran, fungsi dan kuasa yang diberikan UU kepada
Pemerintah Desa, namun akan memberikan dukungan bagi Pemerintah Desa
sesuai batasan tugas pokok dan fungsi yang diberikan. Kerangka acuan ini,
menjadi salah satu referensi bagi PLD dalam menjalan tugas dan
tanggungjawabnya di Desa-Desa, yang akan ditindaklanjuti dengan petunjuk
teknis pendampingan Desa dan atau ketentuan lainnya dalam kontrak kerja.

Atas dasar itu maka Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi khususnya pada Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa (Ditjen PPMD), telah mengambil kebijakan
untuk melakukan rekrutmen tenaga Pendamping Lokal Desa (PLD), yang
diharapkan berasal dari Desa-Desa lokasi dampingan. Keberadaan PLD, tentu
tidak menjadi justifikasi mutlak bahwa proses pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa akan berjalan maksimal. Namun demikian, keberadaan PLD
paling tidak mempermudah rentang koordinasi pendampingan dari
1
Kabupaten/Kota ke Desa.
II. Tujuan pengadaan Pendamping Lokal Desa (PLD)

Pengadaan Pendamping Lokal Desa (PLD) oleh Pemerintah bertujuan untuk


mendampingi Desa dalam pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan Desa, kerja sama Desa, pengembangan Badan Usaha Milik Desa
(BUM Desa) dan pembangunan yang berskala lokal Desa.

III. Komposisi Pendamping Lokal Desa (PLD)

Pada Tahun Anggaran 2016, ketentuan kuota Pendamping Lokal Desa (PLD)
direncanakan masih sesuai dengan kebijakan yang dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2015, yaitu dengan ketentuan bahwa dalam 1 (satu) Kecamatan, 1
(satu) orang PLD mendampingi 4 (empat) Desa, dengan ketentuan perhitungan
sebagai berikut:

1. Kecamatan yang memiliki jumlah Desa 1 (satu) sampai dengan 4 (empat)


Desa, maka ditempatkan 1 (satu) orang PLD;
2. Jika jumlah Desa dalam satu Kecamatan lebih dari 4 (empat) Desa, maka
perhitungannya adalah jumlah Desa dibagi 4 (empat). Apabila terdapat sisa 1
(satu) sampai dengan 3 (tiga) Desa maka dilakukan penambahan 1 (satu)
orang PLD.
3. Bagi Kecamatan yang memiliki Desa terpencil secara geografis, perbatasan
dan kepulauan, maka dapat ditempatkan 1 (satu) orang Pendamping Lokal
Desa untuk 1 (satu) Desa yang diusulkan oleh pemerintah daerah atas
persetujuan Ditjen PPMD Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

IV. Lingkup Kerja, Tugas Pokok, Output Kerja dan Indikator

1. Lingkup kerja Pendamping Lokal Desa bertugas mendampingi masyarakat dan


pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa, pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) dan
pembangunan yang berskala lokal Desa;
2. Pendamping Lokal Desa bertugas mendampingi dan memberikan penguatan
kapasitas kepada Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya;
3. Secara garis besar rincian tugas pokok, output kerja dan Indikator Output
Pendamping Lokal Desa adalah sebagai berikut:

No Tugas Pokok Output Kerja Indikator Output


1) Mendampingi Perencanaan dan a) Terlaksananya sosialisasi
Desa dalam penganggaran Desa Undang-Undang No. 6
perencanaan berjalan sesuai aturan Tahun 2014 tentang Desa
pembangunan dan dan ketentuan yang dan peraturan turunannya;
keuangan Desa. berlaku. b) Terfasilitasinya musyawarah
Desa yang partisipatif untuk
menyusun RPJM Desa,
RKP Desa dan APBDes;
c) Tersusunnya Rancangan

2
Peraturan Desa tentang
kewenangan lokal berskala
Desa dan kewenangan
Desa berdasarkan hak asal-
usul dan Peraturan lain
yang diperlukan;
2) Mendampingi Pelaksanaan a) Adanya koordinasi dengan
Desa dalam pembangunan Desa PD dan pihak terkait
pelaksanaan berjalan sesuai aturan mengenai pembangunan
pembangunan dan ketentuan yang Desa;
Desa. berlaku. b) Terfasilitasinya kerjasama
antar Desa;
c) Terfasilitasinya pelaksanaan
pembangunan desa yang
sesuai dengan prinsip tata
kelola yang baik.
d) Terfasilitasinya ketersediaan
informasi publik terkait
pembangunan desa
3) Mendampingi Penyelengaraan Terlaksananya kegiatan
masyarakat Desa pemberdayaan peningkatan kapasitas kader
dalam kegiatan masyarakat dan Desa desa, masyarakat dan
pemberdayaan dengan melibatkan kelembagaan Desa.
masyarakat dan kelompok perempuan,
Desa. difabel/berkebutuhan
khusus, kelompok
masyarakat miskin dan
marginal.

4) Mendampingi Proses pelaksanaan dan a) Terlaksananya peningkatan


Desa dalam evaluasi kegiatan kapasitas Badan
pemantauan dan pembangunan Desa Permusyawaratan Desa
evaluasi kegiatan berjalan sesuai ketentuan (BPD) dalam melakukan
pembangunan yang berlaku. pemantauan dan evaluasi
Desa. pembangunan Desa;
b) Terlaksananya evaluasi
pembangunan Desa melalui
musyawarah Desa;
c) Masyarakat terlibat dalam
pelaksanaan evaluasi
kegiatan pembangunan
desa.

3
V. Kualifikasi Pendamping Lokal Desa (PLD)

1. Latar belakang pendidikan minimal Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau
sederajat;
2. Memiliki pengalaman kegiatan pembangunan desa dan/atau pemberdayaan
masyarakat minimal 2 (dua) tahun;
3. Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengorganisasi pelaksanaan
program dan kegiatan di Desa;
4. Memiliki pengalaman dalam pengembangan kapasitas, kaderisasi dan
pengorganisasian masyarakat;
5. Memahami sistem pembangunan partisipatif dan pemerintahan Desa;
6. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tulisan;
7. Memiliki kemampuan dan sanggup bekerjasama dengan aparat pemerintah
Desa;
8. Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office (Word, Excel, Power
Point) dan internet;
9. Sanggup bekerja penuh waktu sesuai standar operasional prosedur dan siap
bertempat tinggal di lokasi tugas; dan
10. Pada saat mendaftar usia minimal 25 (dua puluh lima) tahun dan maksimal 45
(empat puluh lima) tahun.
11. Tidak terlibat dalam kegiatan partai politik yang dapat mengganggu kinerja.

VI. Pengaturan Kerja dan Pelaporan

1. Seluruh Pendamping Lokal Desa (PLD) bekerja di Desa-Desa di bawah


koordinasi Camat dengan supervisi dari PD dan TAPM kabupaten;
2. Pendamping Lokal Desa (PLD) membuat laporan tugas bulanan kepada Satker
Provinsi melalui Camat yang diketahui oleh PD; dan
3. Aturan kerja dan pelaporan secara teknis akan diatur melalui Standar
Operasional dan Prosedur (SOP) Pendampingan Desa.

VII. HakHak Pendamping Lokal Desa (PLD)

1. Pendamping Lokal Desa (PLD) berhak mendapatkan honorarium/gaji, biaya


operasional dan asuransi sesuai ketentuan yang berlaku; dan
2. Pendamping Lokal Desa (PLD) berhak mendapatkan cuti kerja dan fasilitas lain
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

VIII. Kontrak Kerja dan Jangka Waktu

1. Kontrak kerja Pendamping Lokal Desa (PLD) adalah kontrak individu secara
langsung dengan Satker Provinsi pada BPMD Provinsi;
2. Jangka waktu kontrak individu secara normal dihitung sesuai tahun anggaran
pemerintah, yakni sejak tanggal 1 Januari s.d. 31 Desember pada tahun
anggaran berjalan;
3. Kontrak dapat diperpanjang apabila memenuhi performa kinerja yang baik
berdasarkan standar evaluasi kinerja yang dilakukan oleh Satker Provinsi.

4
IX. Penutup

Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai panduan


pengadaan dan pembiayaan Pendamping Lokal Desa (PLD).

Apabila dalam pelaksanaannya terdapat perubahan kebijakan atau terdapat hal-


hal yang belum diatur terkait dengan kerangka acuan kerja Pendamping Lokal
Desa (PLD), maka kerangka acuan ini akan dilakukan revisi sesuai peraturan
yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai