Anda di halaman 1dari 8

Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah menjadi permasalahan yang serius akhir-akhir ini. Semakin
berkembangnya sebuah kota, maka akan semakin banyak limbah yang dihasilkan. Disinilah
peran pengolahan air limbah diperlukan. Bila tidak ada pusat pengolahan dan pengolahan air
limbah, maka air limbah akan menjadi ancaman bagi penduduk kota tersebut. Banyak
penyakit dan kelainan kesehatan yang cukup serius bahkan mengancam jiwa yang dapat
timbul akibat limbah ini.

Pengolahan air limbah

Pengolahan air limbah bertujuan untuk memurnikan air limbah, yaitu air yang sudah tercemar
dengan zat-zat sisa dari produksi sebuah pabrik maupun kegiatan rumah tangga, seperti
mencuci dan mandi. Air hasil pengolahan dapat digunakan untuk 2 keperluan. Biasanya untuk
pabrik besar, Pusat pengolahan air limbah dibuat agar limbah yang dihasilkan menjadi lebih
aman untuk dibuang dan tidak merusak lingkungan maupun membahayakan makhluk hidup
disekitar, termasuk kita, manusia.

Air limbah yang sudah diproses melalui sistem Pengolahan air limbah akan dapat diuraikan
oleh mikroorganisme di alam. Jadi, Pengolahan air limbah ini selaras dengan proses
pemurnian air secara alami. Hal ini menjadi kewajiban setiap pabrik dan perusahaan saat ini.
Seperti yang kita tahu, kualitas air di banyak kota industri di Indonesia dapat dikatakan sangat
buruk. Sistem Pengolahan air limbah dapat mengatasi masalah itu. Yang menjadi masalah
adalah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membangun sistem pengolahan air
limbah mereka sendiri sangat besar. Belum lagi biaya perawatan dan pengoperasian yang
perlu dikeluarkan setiap bulannya. Oleh karena itu, dibutuhkan kecermatan dalam memilih
teknologi dan proses yang paling efektif, Sehingga pengolahan air limbah dapat berfungsi
dengan lebih optimal. Hal ini tidak hanya akan menghemat dana yang dikeluarkan, tetapi, hasil
yang didapat juga jauh lebih baik.

Teknologi pengolahan air limbah yang dipilih harus sesuai dengan limbah yang dihasilkan
oleh pabrik. Karena itu, pemilihan teknologi ini memerlukan penelitian dan pengumpulan data
secara mendalam agara benar-benar tepat sasaran.

Proses pengolahan air limbah pada banyak perusahaan terdiri dari 5 tahapan, antara lain:
1. Tahap pengolahan air limbah dalam bentuk fisik.

Artinya, semua zat padat dihilangkan pada tahap ini, sehingga tersisa zat cair saja.

2. Tahap pengolahan fisik lanjutan.

Kali ini, dilakukan pemurnian air yang lebih dalam lagi, agar semua zat pada yang tercampur
didalam air limbah benar-benar hilang.

3. Tahap ketiga adalah pengolahan air limbah tahap lanjutan.


Tahap ini diperlukan untuk menghilangkan zat-zat yang tidak dapat dihilangkan pada 2 tahap
pertama.

4. Tahap keempat adalah tahap pemurnian.

Biasanya, pengolahan air limbah tahap ini sudah mulai memasuki tahap ionisasi dan
penyerapan karbon. Sehingga, air benar-benar aman untuk dibuang dan diuraikan di alam.

5. Tahap terakhir adalah tahap pengolahan sisa-sisa 4 proses pengolahan sebelumnya.

Sisa-sia 4 Proses pengolahan air limbah yang pertama biasanya berbentuk seperti lumpur.
Lumpur ini akan diolah dan dihilangkan, seperti dengan dikeringkan, dibakar dan lainnya.
Setelah itu, lumpur sisa-sia pengolahan aman untuk dibuang ke alam.

Namun, ada juga sistem pengolahan air limbah yang bertujuan untuk memurnikan air agar air
dapat dikonsumsi kembali oleh manusia. Akan tetapi, proses ini sangat beresiko, karena belum
tentu semua zat berbahaya dapat dihilangkan. Meskipun jumlahnya kecil, bila dikonsumsi
terus menerus, maka akan dapat terakumulasi dan menimbulkan penyakit.

Sistem pengolahan air limbah jenis ini biasanya dilakukan pada daerah-daerah yang benar-
benar kekurangan air. Namun, di Indonesia proses pemurnian air limbah untuk kebutuhan air
minum tidak dilakukan.

Akibat dari air limbah bagi kehidupan masyarakat

Air limbah yang dihasilkan oleh beberapa industri memberi dampak yang sangat buruk bagi
masyarakat.

Beberapa dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung, antara lain:

Pencemaran udara
Pencemaran air
Penyakit kulit
Terkonaminasinya air
Rusaknya Lingkungan hidup
Meskipun demikian, pengolahan air limbah kadang dilupakan oleh perusahaan karena
membutuhkan biaya yang sangat tinggi dalam pengolahannya. Seharusnya pengolahan air
limbah mutlak diperlukan di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. Saat ini, Jakarta
bahkan terancam akan kehilangan sumber air bersih dari air tanah mereka, karena terlalu
banyak pusat pembuangan limbah yang dekat dengan sumber air bersih ini. Contohnya, septic
tank, limbah deterjen dan lainnya. Bahkan, saat diteliti, air di Jakarta saat ini sudah tercemar
dengan bakteri Coli karena adanya masalah ini dan tercemar oleh beberapa logam berat
lainnya akibat ketidak adaan pengolahan air limbah didalam perusahaan.
Pengolahan air limbah akan sangat membantu untuk mengatasi masalah air limbah di
beberapa kota. Hal ini juga perlu dilakukan untuk mencegah pencemaran yang dapat
membahayakan kesehatan dan kebersihan lingkungan. Namun, harus diperhatikan agar
pengolahan air limbah tidak lagi diperlukan oleh perusahaan, jikalau proses dan metode yang
digunakan dalam memproduksi adalah metode yang ramah lingkungan.

Mungkin saat ini belum banyak ditemukan teknologi dan metode yang benar-benar bebas dari
limbah, jadi sistem pengolahan limbah masih dibutuhkan. Oleh karena dibutuhkan kesadaran
dari seluruh pelaku industri untuk lebih memperhatikan air limbah yang akan dihasilkan oleh
perusahaan mereka. Dan kita tidak akan ada lagi sistem pengolahan air limbah yang tidak
sesuai dengan karakter limbah industrinya. Alam kita pun akan menjadi lebih bersih dan
manusia tidak perlu khawatir akan terkena berbagai macam penyakit akibat limbah dan polusi
yang ditimbulkan oleh pabrik. Selain itu, peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan
juga dibutuhkan.

Beberapa pengolongan pengolahan air limbah, antara lain:


1. STP Pengolahan air limbah
STP ( Sewage treatment plan ) adalah limbah yang dihasilkan oleh Rumah tangga, kantin
maupun rumah sakit, biasanya limbah yang dihasilkan adalah Deterjen, Minyak, dan sisa
makanan. sistem Pengolahan air limbah ini biasanya disebut sebagai STP.

2. WWTP pengolahan air limbah


WWTP ( Waste Water treatment Plan ) adalah Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang
dibuat untuk mengolah air limbah dari proses produkti, seperti limbah tekstil, Limbah
Percetakan dan Limbah lainnya.

Macam-macam teknologi yang digunakan untuk pengolahan air limbah, antara lain

1. Clarifier pengolahan air limbah


Clarifier merupakan proses pengolahan air limbah sederhana, dengan menggunakan chemical
yang biasa disebut Koagulan maupun Floakulan untuk mengendapkan kotoran yang
tersuspensi / Koloid, mengumpulkan dan mengendapkan kotoran tersebut. sehingga
dihasilkan air yang bersih secara fisik.

2. Ultrafiltrasi pengolahan air limbah


Ultrafiltrasi merupakan proses pengolahan air limbah yang merupakan pengganti dari
Clarifier, dengan hanya membutuhkan tempat yang tidak terlalu besar, Ultrafiltrasi banyak
digunakan untuk menggantikan fungsi dari clarifier.

3. Bioteknologi Pengolahan air limbah


Proses pengolahan limbah dengan menggunakan bioteknologi menjadi fokus utama para
pemerhati kesehatan, karena didalam proses ini, limbah diurai dengan tanpa menggunakan
zat kimia tambahan yang dapat berbahaya bagi kesehatan. Hanya menggunakan bakteri untuk
mengurai limbah hasil industri. sehingga menghasilkan air buangan yang benar-benar aman
bagi lingkungan dan kesehatan. Bioteknologi berkembang pesar di Negara Belanda.

Pengolahan Air Limbah


A. Jenis Pengolahan Air Limbah
Dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : pengolahan secara fisik, kimiawi dan biologi.

Pengolahan secara fisik :

Pengolahan secara fisik tidak dapat di terapkan untuk berbagai pengolahan limbah. Dalam
pengolahan limbah secara fisik, polutan akan di pisahkan dengan cara di endapkan. Hasil yang
dicapai sangant terbatas dan memerlukan waktu yang cukup lama.

Pengolahan secara kimiawi :

Pengolahan limbah secara kimiawi dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia


kedalam air limbah. Dalam hal ini yang sangat penting adalah menentukan jenis bahan-bahan
kimia yang diperlukan.

Dalam pengolahan limbah secara kimiawi, waktu dan area yang di perlukan jauh lebih kecil
dibandingkan pengolahan limbah secara fisik dan biologi. Air limbah yang mengandung zat-zat
kimia termasuk logam berat, sangat tepat bila pengolahan limbah dilakukan secara kimiawi.

Pengolahan secara biologi :

Pengolahan limbah secara biologi terutama memanfaatkan kerja mikroorganisme. Dalam


pengolahan limbah secara biologi, polutan yang degradabel yang segera dapat dihilangkan.
Polutan yang degradabel merupakan makanan bagi bakteri, sehingga dalam waktu singkat
bakteri akan berkembangbiak dan menghabiskan makanan yang ada didalam air limbah.

Proses penghancuran polutan secara biologi dapat dipercepat dengan memacu pertumbuhan
bakteri.
Bakteri akan tumbuh dan berkembang dengan pesat, apabila kondisi yang sesuai bagi
kehidupan bakteri terpenuhi. Kondisi yang sesuai antara lain adalah pH air limbah sekitar 7,
dan suhu air limbah sekitar 350 C.

Pengolahan limbah secara biologi sangat baik, tetapi memerlukan waktu yang lama dan area
yang luas.
B. Sumber Air Limbah
Limbah Industri

Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang
produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan
masalah lingkungan yang cukup serius. Buangan air limbah industri mengakibatkan timbulnya
pencemaran air sungai yang dapat merugikan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran
sungai, seperti berkurangnya hasil produksi pertanian, menurunnya hasil tambak, maupun
berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh penduduk.

Seiring dengan makin tingginya kepedulian akan kelestarian sungai dan kepentingan menjaga
keberlanjutan lingkungan dan dunia usaha maka muncul upaya industri untuk melakukan
pengelolaan air limbah industrinya melalui perencanaan proses produksi yang effisien
sehingga mampu meminimalkan limbah buangan industri dan upaya pengendalian
pencemaran air limbah industrinya melalui penerapan installasi pengolahan air limbah. Bagi
Industri yang terbiasa dengan memaksimalkan profit dan mengabaikan usaha pengelolaan
limbah agaknya bertentangan dengan akal sehat mereka, karena mereka beranggapan bahwa
menerapkan instalasi pengolahan air limbah berarti harus mengeluarkan biaya pembangunan
dan biaya operasional yang mahal.

Di pihak lain timbul ketidakpercayaan masyarakat bahwa industri akan dan mampu
melakukan pengelolaan limbah dengan sukarela mengingat banyaknya perusahaan industry
yang dibangun di sepanjang aliran sungai, dan membuang air limbahnya tanpa pengolahan.
Sikap perusahaan yang hanya berorientasi Profit motive dan lemahnya penegakan peraturan
terhadap pelanggaran pencemaran ini berakibat timbulnya beberapa kasus pencemaran oleh
industry dan tuntutan-tuntutan masyarakat sekitar industry hingga perusahaan harus
mengganti kerugian kepada masyarakat yang terkena dampak.

Latar belakang yang menyebabkan terjadinya permasalahan pencemaran tersebut dapat


diidentifikasikan sebagai berikut:

Upaya pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk mencegah dan atau memperkecil
dampak negatif yang dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri
belum berjalan secara terencana.
Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal dan dana pembangunan,
pemeliharaan fasilitas bangunan air limbah yang terbatas, menyebabkan perusahaan enggan
menginvestasikan dananya untuk pencegahan kerusakan lingkungan, dan anggapan bahwa
biaya untuk membuat unit IPAL merupakan beban biaya yang besar yang dapat mengurangi
keuntungan perusahaan.
Tingkat pencemaran baik kualitas maupun kuantitas semakin meningkat, akibat
perkembangan penduduk dan ekonomi, termasuk industri di sepanjang sungai yang tidak
melakukan pengelolaan air limbah industrinya secara optimal.
Perilaku sosial masyarakat dalam hubungan dengan industri memandang bahwa sumber
pencemaran di sungai adalah berasal dari buangan industri, akibatnya isu lingkungan sering
dijadikan sumber konflik untuk melakukan tuntutan kepada industri berupa perbaikan
lingkungan, pengendalian pencemaran, pengadaan sarana dan prasarana yang rusak akibat
kegiatan industri.
Adanya Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran
air nomor: 82 Tahun 2001, meliputi standar lingkungan, ambang batas pencemaran yang
diperbolehkan, izin pembuangan limbah cair, penetapan sanksi administrasi maupun pidana
belum dapat menggugah industri untuk melakukan pengelolaan air limbah.

C. SIFAT AIR LIMBAH


Limbah cair memiliki 2 karakteristik yaitu karakteristik fisik dan kimia.

Adapun karakter fisiknya dari limbah cair antara lain :

Padatan : pada limbah cair terdapat padatan organic dan nonorganik yang mengendap dan
tersuspensi sehingga bisa mengendap dan menyebabkan pendangkalan.

Kekeruhan : kekeruhan menunjukkan sifat optis di dalam air karena terganggunya cahaya
matahari saat masuk ke dalam air akibat adanya koloid dan suspensi
Bau : bau dikarenakan karena adanya mikroorganisme yang menguraikan bahan organic.
Suhu : limbah cair memiliki suhu yang berbeda dibandingkan dengan air biasa, biasanya
suhunya lebih tinggi karena adanya proses pembusukan
Sedangkan karakter kimia dari limbah cair yaitu :

Keasaman : keasaman limbah cair dipengaruhi oleh adanya bahan buangan yang bersifat asam
atau basa. Agar limbah tidak berbahaya, maka limbah diupayakan untuk memiliki pH netral.
Logam berat beracun : Cadmium dari industri tekstil, merkuri dari pabrik cat, raksa dari
industri perhiasan dan jenis logam berat yang lainnya.
Nitrogen : umumnya terdapat sebagai bahan organic dan diubah menjadi ammonia oleh
bakteri sehingga menghasilkan bau busuk dan bisa menyebabkan permukaan air menjadi
pekat sehingga tidak bisa ditembus cahaya matahari.
Fenol : salah satu bahan organic yang berasal dari industri tekstil, kertas, minyak dan batubara
sehingga menyebabkan keracunan.
BOD : kebutuhan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organic yang ada di
dalam air.
COD : kebutuhan oksigen yang diperlukan mikroba untuk menghancurkan bahan organik

D. LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Langkah-langkah Pengolahan Air Limbah

Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah tangga) maupun
industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah
tidak memenuhi baku mutu limbah. Sebagai contoh, mari kita lihat Kota Jakarta. Jakarta
merupakan sebuah ibukota yang amat padat sehingga letak septic tank, cubluk (balong), dan
pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah. Terdapat sebuah penelitian yang
mengemukakan bahwa 285 sampel dari 636 titik sampel sumber air tanah telah tercemar oleh
bakteri coli. Secara kimiawi, 75% dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum
yang parameternya dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan.

Trickling filter. Sebuah trickling filter bed yang menggunakan plastic media.

Bagaimana dengan air limbah industri? Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung
zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif,
produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa
peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes. Agar dapat
memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat
dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses
produksi (end-pipe pollution prevention).

Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang
ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah
proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan peencemar sehingga pada
akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.

Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena
pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak
sedikit. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari
perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.

Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang
digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter
organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran
jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah.

Parameter ini terdiri dari total organic carbon (TOC), chemical oxygen demand (COD),
biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan total petrolum
hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter total
suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi. Sedangkan
kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik atau inorganik.

Pabrik air minum dalam kemasan


Usaha air minum isi ulang
Klien kami
Lampu ultraviolet
Ozon Generator
Mesin Reverse osmosis
Filter Ultrafiltrasi
Pengolahan air bersih

Anda mungkin juga menyukai