Anda di halaman 1dari 6

Laporaninterim

PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN GRENENG

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLORA

2.1.1 Geografis dan Administratif


Kabupaten Blora adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah
Blora, sekitar 127 km sebelah timur Semarang. Berada di bagian timur Jawa Tengah,
Kabupaten Blora berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur.

Secara geografis Kabupaten Blora terletak di antara 111°016' s/d 111°338' Bujur
Timur dan diantara 6°528' s/d 7°248' Lintang Selatan. Secara administratif terletak
di wilayah paling ujung (bersama Kabupaten Rembang) disisi timur Propinsi Jawa
Tengah. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 57 km dan jarak terjauh dari utara
ke selatan 58 km.Batas wilayath Kabupaten Blora sebagai berikut :

 Utara : Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati


 Timur : Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur)
 Selatan : Kabupaten Ngawi (Jawa Timur)
 Barat : Kabupaten Grobogan

BAB II–halaman :1
Laporaninterim
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN GRENENG

Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kabupaten Blora

2.1.2 Kondisi Topografi


Wilayah Kabupaten Blora terdiri atas dataran rendah dan perbukitan dengan
ketinggian 20-280 meter dpl. Bagian utara merupakan kawasan perbukitan, bagian
dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Bagian selatan juga berupa perbukitan
kapur yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng, yang membentang dari
timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur). Ibukota kabupaten Blora sendiri
terletak di cekungan Pegunungan Kapur Utara.

Separuh dari wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan hutan, terutama di


bagian utara, timur, dan selatan. Dataran rendah di bagian tengah umumnya
merupakan areal persawahan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Blora merupakan
daerah krisis air (baik untuk air minum maupun untuk irigasi) pada musim
kemarau, terutama di daerah pegunungan kapur. Sementara pada musim
penghujan, rawan banjir longsor di sejumlah kawasan.

2.1.3 Kondisi Klimatologi


Wilayah Kabupaten Blora beriklim tropis dengan total curah hujan sepanjang
tahun 2014 sebanyak 1.321 mm dengan curah hujan rata-rata sebesar 112 mm/th,
dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 261 mm dan
terendah pada bulan September, yaitu 10 mm. Rata-rata hari hujan selama tahun

BAB II–halaman :2
Laporaninterim
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN GRENENG

2014 tercatat 8 hari dengan rata-rata hari hujan terbanyak pada bulan Januari yaitu
20 hari dan terendah pada bulan September dimana terdapat 1 hari hujan.

2.1.4 Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Blora Tahun 2014 mencapai 848.369 jiwa, dengan
rincian laki-laki sebanyak 417.582 jiwa dan perempuan sebanyak 430.787jiwa.
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui dari angka rasio
jenis kelamin (sex ratio). Sex ratio merupakan nilai perbandingan penduduk laki-
laki terhadap penduduk perempuan di suatu daerah. Nilai sex ratio yang lebih
besar dari 100 mencerminkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar
dibandingkan penduduk perempuan, dan sebaliknya nilai sex ratio di bawah 100
mencerminkan di suatu daerah jumlah penduduk perempuan lebih besar
dibandingkan penduduk laki-laki. Sex Ratio Kabupaten Blora tahun 2014 adalah
96,93.
Indikator penting untuk melihat persebaran penduduk adalah rasio kepadatan
penduduk (density ratio), yang sangat berkaitan erat dengan daya dukung (carrying
capacity) suatu wilayah. Indikator kepadatan penduduk merupakan rasio yang
menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah.Di
antara enam belas kecamatan yang ada, Kecamatan Cepudan Kecamatan Blora
merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya. Kecamatan Cepu
merupakan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil, namun dapat dikatakan
bahwa perekonomian Kabupaten Blora berkembang di kecamatan ini. Sedangkan
Kecamatan Blora sebagai ibukota kabupaten, merupakan pusat perekonomian
Kabupaten Blora. Adapun Kecamatan Jiken merupakan kecamatan dengan
kepadatan penduduk terkecil.

2.2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI


Bendungan Greneng didirikan pada tahun 1919 dan selesai pada tahun 1923.
Secara adminstrasi, Bendungan Greneng berada di Dukuh Greneng, Desa
Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah yang
berjarak 12 kilometer dari Kota Blora.

Bendungan Greneng dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda pada


tahun 1919, yang merupakan bendungan urugan tanah homogen, dengan luas
daerah tangkapan air ±4,99 km2. Bendungan yang mampu menampung air

BAB II–halaman :3
Laporaninterim
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN GRENENG

kondisi normal sebanyak ± 2,300,000 m3, dan sumber air Bendungan Greneng
berasal dari tadah hujan dengan induk sungai gowak dan anak sungai rante.

Bendungan Greneng memiliki fungsi utama untuk irigasi pertanian (251 ha),
selain itu Bendungan Greneng berfungsi sebagai lahan untuk pembesaran air
tawar dan sebagai tempat pariwisata bagi Kabupaten Blora. Hanya saja, nuansa
alaminya masih sangat kental, karena belum dikelola secara maksimal untuk
dijadikan sebagai objek wisata alam, untuk melengkapi objek wisata serupa di
Kabupaten Blora. Aktivitas keseharian warga sekitar juga masih mempertahankan
sifat kedaerahannya, demikian halnya rumah penduduk masih terlihat sangat
sederhana, sehingga penduduk modern bisa menikmati pemandangan yang
sangat jarang terlihat di wilayah perkotaan. Ketika sampai di lokasi, akan disuguhi
pemandangan begitu indah dan menarik, serta berlatar belakang dekat dengan
hutan Wilayah KPH Mantingan, sehingga menambah suasana keindahan
pemandangan alamnya. Waduk ini juga bisa dijadikan lokasi mancing, karena
luasnya yang mencapai 45 ha dipastikan memiliki potensi berbagai jenis ikan. Hal
ini dapat menambah semaraknya suasana sekaligus sebagai daya tarik objek
wisata waduk greneng. Untuk mencapai objek wisata dapat dijangkau dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat.

BAB II–halaman :4
Laporaninterim
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN GRENENG

Lokasi

Gambar 2.2 Peta Lokasi Bendungan Greneng

2.2.1 Data Teknis Bendungan Greneng


Data – data teknis Bendungan Greneng adalah sebagai berikut:
1. Hidrologi  
 Induk Sungai : Gowak
 Curahhujantahunan : tadahhujan
 Kapasitas areal Irigasi : 251 ha
2. Bendungan
 Type Bendungan : urugantanahhomogen
 Tinggidiatasdasargalian : 11,7 m
 Panjangpuncak : 240 m
 Lebarpuncak : 3 m
 Elevasipuncak : +122,85 m
 Volume tubuhbendungan : 2,3 juta m3

3. Waduk

BAB II–halaman :5
Laporaninterim
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN GRENENG

 Elevasimuka air minimal : +111,68 m


 Elevasimuka air normal : +120,80 m
 Elevasimuka air maksimum : +121,5 m
 Volume wadukpadam.a. normal : 2,3 juta m3
4. Pelimpah
 Tipe : Free over flow
 KapasitasPuncak : 15,00 m3/dtk
 LebarMercu : 5,5 m
 ElevasiMercu : +120,80 m
5. Irigasi: 251 Ha
 

BAB II–halaman :6

Anda mungkin juga menyukai