e
h:
Ac
hma
dRi
f
qi
Da
ndyAnuge
r
a
Syi
f
aPF
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan rahmat dan karuniaNya laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah dengan judul Parwisiata Indonesia: Sejarah Pembangunan Kepariwisataan
Nasional, Trend produk dan Pasar, dan Pemasaran Pariwisata sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan UTS mata kuliah Pariwisata Nasional yang merupakan kegiatan
akademik untuk mahasiswa di Program Studi Destinasi Pariwisata, Jurusan Kepariwisataan,
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Ibu Selvi Novianti, selaku dosen mitra (partner) mata kuliah Pariwisata Nasional
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik yang
sifatnya membangun kami harapkan dari semua pihak.
Penyusun,
Tim Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara resmi telah
terbentuk pada tanggal 21 Desember 2011 berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara.
Dengan mempertimbangkan lingkungan strategis global dan berbagai
arah kebijakan pembangunan nasional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif,
serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 2025, dan Instruksi
Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, maka
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki visi untuk mewujudkan
kesejahteraan
dan
kualitas
hidup
masyarakat
Indonesia
dengan
ii
dari 7,64 juta di tahun 2011 dan menjadi 8,04 juta ditahun 2012, tetapi juga
bersumber dari peningkatan rata-rata pengeluaran dari US$ 1.118,26 di tahun
2011, menjadi US$1,133,81 di tahun 2012. Dengan kata lain, peningkatan
kuantitas devisa kepariwisataan diikuti dengan peningkatan kualitas.
Sementara itu, sektor ekonomi menyumbang ekspor yang jauh lebih
tinggi dari nilai impornya. (Sumber BPS: angka sangat-sangat sementara).
iii
DAFTAR ISI
SEJARAH PARIWISATA INDONESIA........................................................................................................ 2
1.Masa Penjajahan Belanda ................................................................................................................... 3
A. Keadaan Transport ....................................................................................................................... 5
B. Kebudayaan .................................................................................................................................... 7
C. Promosi ............................................................................................................................................ 8
D. Organisasi Kepariwisataan ......................................................................................................... 9
2. Masa Pendudukan Jepang .............................................................................................................. 10
3. Setelah Indonesia Merdeka ............................................................................................................. 11
Lahirnya Yayasan Tourisme Indonesia ............................................................................................ 13
Lahirnya DTI (Dewan Tourisme Indonesia) .................................................................................... 13
Lahirnya Dewan Pariwisata Indonesia (DEPARI) .......................................................................... 15
Pembentukan Lembaga Pariwisata Nasional (LPN) ................................................................... 16
Perkembangan Pariwisata Indonesia dalam PELITA I ................................................................ 17
Perkembangan Pariwisata pada PELITA II...................................................................................... 18
Perkembangan Pariwisata pada PELITA III .................................................................................... 19
Perkembangan Pariwisata selama PELITA IV ................................................................................ 21
Perkembangan Pariwisata pada PELITA V ..................................................................................... 21
Perkembangan Pariwisata pada PELITA VI .................................................................................... 23
TREND PRODUK DESTINASI PARIWISATA NASIONAL.24
1. Eco-tourism...25
2. Cultural-tourism,,,.28
3. Marine-tourism...,,,32
TREND PRODUK DESTINASI PARIWISATA INTERNATIONAL.35
TEND PASAR DAN PEMASARAN DESTINASI PARIWISAT NASIONAL DAN
INTERNASIONAL.38
DAFTAR PUSTAKA..43
yang dilakukan
pejabat
pemerintah, missionaris atau orang swasta yang akan membuka usaha perkebunan di daerah
pedalaman. Para pejabat Belanda yang dikenai kewajiban untuk menulis laporan pada setiap
akhir perjalanannya. Pada laporan itulah terdapat keterangan mengenai peninggalan purbakala,
keindahan alam, seni budaya masyarakat nusantara.
Pada awal abad ke-19, daerah Hindia Belanda mulai berkembang menjadisuatu daerah
yang mempunyai daya tarik luar biasa bagi para pengadu nasib dari Negara Belanda.Mereka
berkelana ke nusantara, membuka lahan perkebunan dalam skala kecil. Perjalanan dari satu
daerah ke daerah lain, dari nusantara ke Negara Eropa menjadi hal yang lumrah, sehingga
dibangunlah sarana dan prasarana yang menjadi penunjang kegiatan tersebut.
Kegiatan kepariwisataan masa penjajahan Belanda dimulai secara resmi, sejak tahun
1910 1912 setelah keluarnya keputusan Gubernur jenderal atas pembentukan Vereeneging
Toeristen Verkeer (VTV) yang merupakan suatu birowisata atau tourist bureau pada masa itu.
Saat itu kantor tersebut digunakan pula oleh maskapai penerbangan swasta Belanda KNILM
Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtfahrt Maatschapijj. yang memegang monopoli di
kawasan Hindia Belanda saat itu.
Meningkatnya perdagangan antar benua Eropa dan Asia dan Indonesia pada khususnya,
meningkatkan lalu lintas manusia yang melakukan perjalanan untuk berbagai kepentingan
masing-masing. Untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik untuk mereka yang
melakukan perjalanan ini maka didirikan untuk pertama kali suatu cabang Travel Agent di Jalan
Majapahit No. 2 Jakarta pada Tahun 1926 yang bernama Lissone Lindeman (LISLIND) yang
berpusat di Belanda. Sekarang tempat tersebut digunakan oleh PT NITOUR.
Tahun 1928 Lislind berganti menjadi NITOUR (Nederlandsche Indische Touristen Bureau)
yang merupakan bagian dari KNILM.Saat itu kegiatan pariwisata lebih banyak didominasi oleh
orang kulit putih saja, sedangkan bangsa pribumi sangat sedikit bahkan dapat dikatakan tidak
ada.Perusahaan perjalanan wisata saat itu tidak berkembang karena Nitour dan KNILM
memegang monopoli.
Pertumbuhan hotel di Indonesia sesungguhnya mulai di kenal pada abad 19ini meskipun
terbatas pada beberapa kota seperti di Batavia ;Hotel Des Indes, Hotel der nederlanden, Hotel
Royal, dan Hotel Rijswijk. Di Surabaya berdiri pula Hotel Sarkies, Hotel Oranye, di Semarang
didirikan Hotel Du pavillion, kemudian di Medan Hotel de Boer, dan Hotel Astoria, di Makassar
Hotel Grand dan Hotel Staat. Fungsi hotel saat itu lebih banyak digunakan untuk tamu-tamu
dari penumpang kapal laut dari Eropa.Mengingat belum adanya kendaraan bermotor untuk
membawa tamu tamu tersebut dari pelabuhan ke hotel dan sebaliknya, maka digunakan
kereta kuda serupa cikar.
Memasuki abad 20, mulailah perkembangan usaha akomodasi hotel ke kotalainnya
seperti Palace Hotel di Malang, Stier Hotel di Solo, Hotel Van Hangel, Preanger dan Homann di
bandung, Grand Hotel di Yogyakarta, Hotel Salak di Bogor, dan kemudian setelah kendaraan
bermotor digunakan dan jalan raya sudah berkembang, muncul pula hotel baru di kota lainnya
seperti : Hotel merdeka di Bukittinggi, Hotel Grand Hotel lembang di luar kota Bandung,
kemudian berdiri pula di Dieng, Lumajang, Kopeng, Tawang mangu, Prapat, Malino, Garut,
Sukabumi, disusul oleh kota-kota lainnya.
Perkembangan masyarakat yang seiring dengan perkembangan jaman mempertinggi
pula frekuensi perjalanan masyarakat non kulit putih sehingga berkembang pula bentuk usaha
akomodasi ini menjadi Penginapan besar (Hotel) dan Penginapan kecil (Losmen). Sebagai
gambaran perbandingan tingat penghunian kamar pada tahun 2014 dengan 2015 di Indonesia
dapat dilihat dalam tabel ini.
Tabel 1.1
A. Keadaan Transport
a.
Penerbangan udara
Keadaan transport penerbangan yang menghubungkan Indonesia dengannegara
lain saat itu di monopoli oleh KNILM . Tahun 1927 dilakukan penerbangan dengan
pesawat fokker dari lapangan terbang schipol di Belanda keCililitan (airport Batavia
waktu itu) yang ditempuh sekitar 15 hari mengingat alatangkut yang belum secanggih
saat ini. Di dalam kawasan Indonesia sendiridilakukan penerbangan terbatas yang
Transportasi Laut
Seperti halnya KNILM pada tahun 1927, angkutan laut dimonopoli oleh KPM,
namun ada pula maskapai lain yang diijinkan melayani rute-rute tertentu seperti The
Loyd Triestino yang bekerja sama dengan Marritima Italiana yang menghubungkan
Genoa-Loghorn-Naples dan Batavia, kemudian ke Semarang dan Surabaya. Sedangkan
World Cruises yang beroperasi ke Indonesia adalah :
c.
Kereta Api
Jaringan Kereta api pertama kali dibangun oleh Belanda dalam untuk
kepentingan militer dan angkutan barang. Pembangunan rel kereta api dalam rangka
membangun jalan raya pos Anyer-Panarukan, pembangunan rel kereta api SemarangTanggung pada tahun 1867, menjadi bukti akan adanya hal ini. Angkutan kereta api
baru mulai efektif di pulau Jawa pada tanggal 1 Oktober 1927. Pada waktu itu para
penumpang dapat melakukan reservasi tiga jam sebelum kereta berangkat. Hubungan
kereta api masih terbatas yaitu menghubungkan :
d.
Taksi
Pada masa ini, telah pula dikenal alat angkut taksi yang disewaborongkan
sebagaimana halnya jaman kini untuk beberapa hari tour dari Batavia seperti :
B. Kebudayaan
Pada masa itu Indonesia telah dikunjungi oleh orang-orang ternama dalam
bidang kebudayaan. Dua diantaranya yang terkenal adalah :
C. Promosi
Promosi telah diberi perhatian besar meskipun saat itu model dan teknologi
promosi belum secanggih masa kini. Tercatat pada tahun 1913 telah dibuat guide book
oleh VTV (Vereeneging Touristen Verkeer) yang dapat dikatakan baik sekali dalam
mengenalkan daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Bali, Lombok, kawasan
Sumatra, Toraja di Sulawesi Selatan, yang dicetak dalam kemasan mewah dengan
menggunakan bahasa Inggris.Pada tahun 1923 beredar pula surat kabar mingguan yang
merupakan JavaTourist Guide yang diterbitkan oleh Toerist Enquiry Office Garoet yang
berisi informasi tentang Express Train Service, News from abroad in brief, Who-WhereWhen to Hotels, Postal News, Short and Useful sentences, dan artikel kepariwisataan
lainnya.
Selain dikeluarkan oleh lembaga yang bertanggung jawab dalam hal pariwisata,
material promosi dikeluarkan pula oleh perusahaan yang mengelola usaha pariwisata,
yang telah menyadari pentingnya promosi. Beberapa guide book yang diterbitkan
antara lain :
Di
negeri
Belanda
sendiri
banyak
diterbitkan
artikel
mengenai
VTV cukup beragam dan dicetak dalam kemasan yang baik. Untuk menyebarkan brosurbrosur pariwisata tersebut dan menampung pertanyaan serta pusat informasi pariwisata
Indonesia, di kota Paris pada tahun 1920 didirikan kantor yang bernama Official Tourist
Bureau for Holland and The Netherland Indie, yang beralamat di 42 Boulevard Raspail,
Paris, suatu daerah perkotaan/pusat bisnis yang mewah.
D. Organisasi Kepariwisataan
Pada masa pendudukan Belanda ini sudah banyak model jasa yang disediakan
oleh badan atau organisasi pariwisata swasta dalam rangka pengembangan pariwisata
di daerah. Beberapa organisasi diantaranya adalah :-
Tabel 1.3
Dari catatan VTV itu pula diketahui bahwa sejak tahun 1927 Pulau Balimulai
dikenal oleh wisman dan jumlah kunjungannya meningkat sebanyak 100 % bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
masa
kelabu
bagi
dunia
kepariwisataan
Indonesia.Semuanya
porak
poranda.Kesempatan dan keadaan yang tidak menentu serta keadaan ekonomi yang
sangat sulit, Kelangkaan pangan, papan dan sandang, tidak memungkinkan orang untuk
berwisata.Kunjungan wisatawan mancanegara dapat dikatakan tidak ada.
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, masa pendudukan Jepangtercatat
sebagai masa yang yangat pedih dan sulit .Ketakutan, kegelisahanmerajalela, paceklik,
perampasan harta oleh tentara Jepang membuat duniakepariwisataan nusantara
10
hotel yang diambil alih oleh Jepang dan diubah fungsi untuk keperluan rumah sakit,
asrama, dan hotel-hotel yang lebih bagus disita untuk ditempati para perwira
Jepang.Data dan informasi pariwisata
dalam
masa
pendudukan
Jepang
dapat
11
Tugas
panitia
tersebut
antara
lain
menjajagikemungkinan
terbukanya kembali Indonesia sebagai daerah tujuan wisata. PadaTahun 1953 beberapa
tokoh perhotelan ahirnya mendirikan Serikat GabunganHotel dan Tourisme Indonesia
(SERGAHTI) yang diketuai oleh A Tambayong, pemilik hotel Orient yang berkedudukan
di Bandung. Badan tersebut dibantu pulaoleh S Saelan (pemilik hotel Cipayung di
Bogor), dan M Sungkar Alurmei(Direktur hotel Pavilion/Majapahit di Jakarta), yang
kemudian medirikan cabangdan menetapkan komisaris di masing masing daerah di
wilayah Indonesia.Keanggotaan SERGAHTI pada saat itu mencakup seluruh hotel di
Indonesia.
Disamping
SERGAHTI,
beberapa
pejabat
tinggi
Negara
yang
posisinya
potensi pariwisata
nasional mendirikan
YayasanTourisme Indonesia atau YTI pada tahun 1955, yang nantinya akan
menjadiDEPARI, Dewan Pariwisata Indonesia yangmenjadi cikal bakal Departeman
Pariwisata dan Budaya saat ini. Hal ini akandibahas lebih rinci pada paparan di bawah
Pada tahun 1955 Bank Industri Negara mendirikan perusahaan berbadanhukum
perseroan terbatas dengan nama PT NATOUR Ltd. (National HotelandTourism
Corporation Limited). Perusahaan ini dipimpin oleh Singgih dan SHaryowiguno, dan
memiliki hotel di Jakarta (Hotel Transaera), Bali (Hotel Bali,Kuta Beach Hotel, dan Sindhu
Beach), Jayapura (Hotel Jayapura).
12
disertai
dengan
meningkatnya
gairah
kebangkitanusaha
pariwisata
13
PT Nitour dan Hotel Des Indes saat itu memegang jaringan terbesar dalam
pengaturan wisatawan mancanegara di Indonesia.Atas ijin pemerintah, DTImembeli
Nitour untuk dapat lebih mengembangkan kegiatannya.
Pada masa peralihan tersebut, situasi keamanan di Indonesia memanassehingga
muncul ancaman pembatalan kunjungan 4.500 wisman eks kapal pesiar Statendam,
Kungsholn, Lurline, Caronia, dan Bergensjord yang diageni olehAmexco dan Thomas
Cooks Atas lobi intens DTI dengan para operator tersebut,kunjungan wisman ahirnya
terjadi dan berhasil sukses. Prestasi ini memperkukuhkepercayaan pemerintah kepada
DTI sebagai badan pengembang pariwisata.
Awal tahun 1958 DTI mengadakan Musyawarah Turisme II di Tretes.Salah satu
hasil
musyawarah
adalah
masalah
keuangan
organisasi,
yang
memerlukan
pengembangan bentuk usaha dari non komersil menjadi komersil agar dapat
mengembangkan usaha pariwisata yang diakuisisi.Terdapat pula hal penting yaitu istilah
pariwisata yang mulai dipakai dalam munas ini yang dipopulerkan oleh GPH
Djatikusumo yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan darat.
Setelah menghadiri konferensi IUOTO (International Union of Official Travel
Organization) Sultan Hamengkubuwono IX lebih berperan dalam pariwisata dunia,
kemudian menteri perhubungan darat mengeluarkan keputusan Nomor H2/3/1960
tanggal 14 Maret 1960 yang intinya adalah :
Menunjuk DTI sebagai satu satunya badan yang bertanggung jawab untuk
mengatur turisme Indonesia
14
Munas DTI III yang dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 4 Agustus 1961 diJakarta
kemudian menghasilkan beberapa keputusan antara lain :
Dukungan
terhadap
ketua
Depari
untuk
melaksanakan
tugas
yang
dibebankanoleh pemerintah
15
16
17
Tabel 1.4
Sebagai gambaran pula bahwa di saat yang sama jumlah kunjungan wisman ke
Hongkong adalah 900.000, ke Jepang 800.000, Thailand 800.000. Halitu menunjukan
bahwa kunjungan ke Indonesia masih sangat rendah.Pada tahap ini pembangunan di
Indonesia terfokus pada pemenuhan kebutuhan pangan, upaya pembangunan
pariwisata hanya terfokus pada pemugaran bangunan bersejarah seperti kuil, keraton di
Jawa dan Bali.
Pelita I menandai pula dibentuknya lembaga diklat pariwisata di Bandung oleh
pemerintah sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan SDM pariwisata.
pariwisata
dan
kebijaksanaan
pokok
yang
mendasari
pengaturandan
18
induk telah mulai diperhatikan, demikian pula perbaikan infrastruktur dan pembuatan
daya tarik wisata baru, begitu juga promosi.
Kenaikan jumlah wisman pada PELITA I dapat terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 1.5
Pelita
III
dimulai
dengan
tercapainya
jumlah
kunjungan
19
Sebaran wisatawan pada Pelita III ini telah meliputi 10 Daerah tujuan wisata
(DTW) meskipun jumlah kunjungan ke masing-masing DTW belum merata. Di sisi lain,
perkembangan terjadi pula dalam bidang diklat pariwisata.Tercatat 24 lemdiklat
pariwisata di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah wisman selama PELITA III dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1.7
pengembangan
pariwisata
di
daerah
yang
sudahada
kegiatan
20
Penambahan aksesibilitas
21
Bagian akhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahap Iadalah masa
pemantapan, pada masa itu pemerintah mengumumkan SaptaPesona Produk Pariwisata
Indonesia:
a. Keamanan
b. Ketertiban
c. Kebersihan
d. Kesehatan
e. Keindahan
f. Keramahan
g. Kenangan
22
Pada tahun 1991, pemerintah mencanangkan Visit Indonesia Year /Tahun Kunjungan
Indonesia.
23
24
25
Tren wisata Indonesia pada tahun 2015 ini telah mengalami perubahan paradigma yang
cukup besar, yaitu perubahan dari Mass tourism menjadi wisata minat khusus seperti
yang telah dipaparkan di atas. Menurut Menteri Pariwisata
Arief Yahya bahwa kekuatan pariwisata di Indonesia terdiri dari 3 unsur, yaitu :
Culture
Manmade
Nature
5%
bahari,
dan
wisata
petualangan
2. Culture yang berpotensi
sebesar 35%, dikembangkan
sebagai wisata heritage dan
religi,
wisata
kuliner
dan
26
Ecotourism Destination
Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung l
ingkungan dan sosial-budaya masyarakat
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5.
masyarakat setempat
6. 5.
7.
pendukung
27
pengurangan
pengangguran
dan
kemiskinan,
pelestarian
terjamin.Sistemhomestay mempunyai
nilai
tinggi
sebagai
produk
28
29
MARINE TOURISM
Abad 19: pasar untuk segmen orang kaya Eropa dan Amerika
menggunakan
moda
transportasi
kapal
wisata/yacht/cruise/seaplane
30
Perkiraan ke 2020:
dapat
menyerap
tenaga
kerja,
meningkatkan
pendapatan
31
32
Integrasi
manajemen
pengelolaan
destinasi
(DMO)
oleh
seluruh
33
CULTURAL TOURISM
34
diasimilasi oleh masyarakatnya yang menciptakan kreasi baru yang unik yang
tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia.
Pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui Batik Indonesia sebagai
benda Warisan Budaya Dunia, mengikuti Keris Indonesia yang sudah diakui
sebelumnya, dan Wayang Kulit. Berikutnya Angklung menyusul diakui
UNESCO pada tanggal 18 November 2010 sebagai warisan budaya
dunia.Baru-baru ini Tari Saman asal Gayo Lues, Aceh juga dikukuhkan
dalam List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safe guarding
UNESCO pada 24 November 2011.
Indonesia memang kaya akan kesenian dan kerajinan. Dalam bidang
tekstil, Sumatera menghasilkan sarung tenun emas dan perak terbaik, yang
dikenal sebagai songket. Wanita di Sulawesi Selatan membuat sutra tenunan
berwarna-warni, sementara Bali, Flores dan Timor menghasilkan beberapa
tekstil terbaik dari serat alami dengan menggunakan motif rumit.
Dalam kerajinan kayu, perajin Bali memproduksi patung yang indah,
seperti halnya suku Asmat di Papua, baik tradisional maupun modern.
Pengrajin di Jawa Tengah menghasilkan perabotan ukir yang halus sedangkan
pembuat kapal dari bugis Sulawesi Selatan terus membangun kapal
layar "Phinisi" yang agung di laut Indonesia sampai hari ini.
Berbagai jenis perbedaan budaya dan tradisi di seluruh negara ini juga
dinyatakan dalam acara yang banyak dan menarik, baik acara agama atau
acara terkenal yang diselenggarakan sepanjang tahun.Anda dapat melihat
upacara agama Hindu Dharma yang meriah diadakan terus menerus di Bali,
prosesi pemerintahan selama Sekaten di Yogyakarta, serta Festival Tabot di
Bengkulu.Sumatera, untuk memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad,
Hasan dan Husein.Upacara Waisak agama Budha diadakan setiap tahun di
sekitar Borobudur, seperti festival Toa Peh Kong Cina di Manado.Sedangkan
Hari Raya kematian diadakan di Toraja, kedua duanya diadakan di pulau
35
Sulawesi, dan upacara Kasada yang diadakan setiap akhir tahun di Gunung
Bromo, Jawa Timur, untuk menenangkan jiwa nenek moyang dan para Dewa.
Indonesia juga kaya dengan pentas seni.Sendra Tari Ramayana yang
indah digelar pada musim kemarau di pelataran Candi Prambanan saat sinar
bulan
purnama.Tari-tarian
Indonesia
sangat
beragam,
dramatis,
dan
menghibur. Mulai dari tari yang bersinkronisasi yaitu tari saman dari Aceh
sampai tarian yang gemulai dari Jawa yang diiringi suara gamelan, atau tari
perang di Kalimantan, Papua, dan Sulawesi.
Pengaruh Cina dapat terlihat di sepanjang Pantai Utara Jawa mulai dari
motif batik Cirebon dan Pekalongan sampai mebel dan pintu ukiran yang
halus dari Kudus, Jawa Tengah.Ada juga baju pengantin sulam emas yang
rumit dirangkai begitu elok dari Sumatra Barat.
Indonesia tidak melulu kebudayaan warisan leluhur. Saat ini, dalam
bidang musik, di ibukota Jakarta, Java Jazz Festival menjadi acara music jazz
tahunan bagi musisi jazz Indonesia dan mancanegara. Indonesia juga bangga
memiliki beberapa band ternama, penyanyi rock dan pop terbaik. Band
seperti Nidji, Ungu, Slank, dan penyanyi seperti Iwan Fals, Rossa, Anggun,
Agnes Monica, Krisdayanti, Ari Lasso, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Mereka tidak pernah gagal membuat sensasi panggung bahkan telah
menghibur penggemarnya hingga negara tetangga seperti Malaysia dan
Singapura.
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang tersebar ke dalam
200 etnik, karena itu destinasi wisata berbasis budaya di Indonesia telah
menjadi sorotan baik bagi wisatawan lokal maupun Internasional.
36
TREND PRODUK
DESTINASI PARIWISATA
INTERNASIONAL
Pada tahun 2014 2015 ini tingkat kunjungan destinasi wisata telah
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti konflik di beberapa Negara,
teroris,
penyebaran
penyakit,
dan
keadaan
ekonomi
global
yang
areas
1
Paris
18,8
New York
18,5
London
16,1
Bangkok
14,6
Barcelona
12,4
37
USA
USA
Inggris
Inggris
China
Thailand
Kanada
Itali
Jepang
China
Jerman
Jerman
38
39
pada
tahun
2015
ini,
dan
60%
dari
mereka
40
Untuk tren pasar Internasional berdasarkan hasil laporan ITB TRAVEL AND
TOURISM TRENDS 2014/2015 adalah sebagai berikut :
dunia
mengalami
kemunduran,
dibuktikan
dengan
peningkatan perjalanan sebesar 4,5% pada tahun 2014 dari tahun 2011,
dan kenaikan sebesar 6% dalam pengeluaran anggaran wisatawan
sebesar 1,750 miliardolar.
41
Tabel 3.1
World travel trends (change in % over respective previous year)
2011
2012
2013
2014
Outbond trips
+5%
+4%
+4%
+4,5%
Outbond nights
+4%
+2%
+4%
+3%
Outbonds
+8%
+4%
+6%
+6%
spending in Euro
Sumber : World Travel Monitor 2014, IPK Internasional.
Tabel 3.2
Rank. Top long haul
SOURCE MARKETS
SOURCE DESTINATION
USA
USA
Inggris
Inggris
China
Thailand
Kanada
Itali
Jepang
China
42
Jerman
Jerman
Tabel 3.3
Tabel kunjungan wisatawan di kota kota besar
Rank. Metropolitan destination areas
Trips in mn.
Paris
18,8
New York
18,5
London
16,1
Bangkok
14,6
Barcelona
12,4
Singapura
10,6
43
Negara
teratas
yang
mengalami
peningkatan
44
negara,
wisatawan
asal
Tiongkok
diperkirakan
akan
45
DAFTAR PUSTAKA
Puskompublik.(2014).Prospek cerah target pariwisata 2015 ditetapkan sebesar
10juta wisman/(online).Tersedia : http://www.parekraf.go.id.
(12 April 2015).
Hidayat feriawan.(2015).Kecanggihan teknologi bakal warnai tren wisata di
2015/(online).Tersedia : http://www.beritasatu.com.(12 April 2015).
Setyono, Budi.(2014).Ekowisata bukan sekedar wisata alam/(online).Tersedia :
http://green.kompasiana.com.(12 April 2015)
Messe Berlin, ITB world travel trends report.Desember 2014.
Germany.Berlin.
Ferbianty, Dieny.2007.Sejarah pariwisata Indonesia.Institut Teknologi Bandung,
Bandung
Indecon.(2014).Regulasi/(online).Tersedia : http://www.indecon.or.id.
(12 April 2015)
Anonim.(2014).Ini tren wisata 2015/(online).Tersedia :
http://www.indonesia.travel/id.(12 April 2015)
46