Disusun Oleh :
Nama : Rima Nadya Wulandari
NIM : 171710101011
Kelompok/Kelas : 5/ THP-C
Acara : Teh
2. Akhmad Nasykhuddin
3. Dafiq Kurniawan
4. Hanindia Dena P.
6. Nindy Rahayuningtyas
Pada saat ini konsumsi teh semakin meningkat. Sehingga banyak perusahan-
prusahaan yang memproduksi berbagai macam jenis teh. Sekarang ini banyak
ditemui industri pengolahan teh dengan menghasilkan berbagai macam produk
akhir seperti halnya teh kering, teh celup,teh instan dan bahkan teh dalam
kemasan botol, dan teh instan yang mana semuanya dapat memberikan
kemudahan bagi kita untuk mengkonsumsinya secara praktis. Teh celup yaitu
olahan teh kering yang dikemas menggunakan menggunakan kantong teh untuk
satu kali hidangan. Setiap sachet teh celup memiliki berat 2 gram. Teh
instan merupakan teh kering yang diolah lebih lanjut sehingga dihasilkan serbuk
teh yang langsung dapat diseduh dengan air dingin atau air hangat tanpa
menyisakan residu (Ajisaka 2012).
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum Teknologi Teh Hilir ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara pembuatan teh instan,
2. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi sukrosa terhadap sifat
fisik dan organoleptik teh instan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.3.2 Air
Dalam pengolahan pangan, air diperlukan untuk berbagai keperluan
misalnya : pencucian, pengupasan bahan pangan, penentuan kualitas bahan
(tenggelam atau mengambang), bahan baku proses, medium pemanasan atau
pendinginan, pembentukan uap, sterilisasi, melarutkan dan mencuci bahan sisa
(Sudarmadji, 2003). Menurut Purnomo (1995), air dalam suatu bahan makanan
terdapat dalam berbagai bentuk :
1. Air bebas
Jenis air ini terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular dan
poripori yang terdapat pada bahan.
2. Air yang terikat secara lemah
Jenis air ini teradsorbsi pada pemukaan kolloid makromolekuler seperti
protein, pektin pati, sellulosa. Selain itu air juga terdispersi diantara kolloid
tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada dalam sel. Air yang ada
dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas dan dapat
dikristalkan pada proses pembekuan. Ikatan antara air bebas dengan kolloid
tersebut merupakan ikatan hidrogen.
3. Air dalam keadaan terikat kuat
Jenis air ini membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionik sehingga relatif sukar
dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun pada 0ºF.
2.3.3 Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan rempah-rempah Indonesia
yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang
kesehatan. Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang
semu dan termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Jahe berasal dari
Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. ( Paimin, 2008).
Nutrisi Kandungan
Kalori 22
Natrium 4mg
Karbohidrat 5g
Vitamin C 1,4mg
Vitamin E 0,1mg
Niasin 0,2mg
Folat 3,1mg
Kolin 8,1mg
Magnesium 12mg
Kalium 116mg
Tembaga 0,1mg
Mangan 0,1mg
Sumber : Kurniawati, 2010
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
b. Fungsi perlakuan
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan teh instan. Langkah pertama
yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan sebagai sampel.
Sampel yang dignakan yaitu teh oolong, teh hijau, dan teh hitam. Selanjutnya
yaitu penimbangan sebanyak 10 gram. Lalu dilakukan ekstrasi teh hasil
penimbangan dengan menggunakan air panas. Selanjutnya penyaringan teh
hasil ekstrasi. Teh yang sudah disaring, dimasukkan kedalam wajan dengan
ditambahkan ekstrak jahe. Penambahan ekstrak jahe dilakukan dengan tiga
perlakuan yang pertama ditambahkan 5%, yang kedua ditambahkan 10%
yang ketiga ditambahkan 15%. Setelah itu dilakukan pemanasan dengan
menggunakan api kecil. Pada saat pemanasan berlangsung larutan teh
ditambahkan gula. Setelah itu dilakukan pengadukan hingga larutan menjadi
kristal. Selanjutnya dilakukan pengayakan untuk didapatkan kristal yang
lembut. Setelah didapatkan kristal teh yang lembut dilakukan uji sensori dan
uji kelarutan. Uji sensori dilakukan dengan cara melarutkan bubuk teh instan
kedalam air hangat.
BAB 4. HASIL PENGAMATAN
4.1 Kelarutan
Kelarutan (detik)
No. Jenis The
5% 10% 15%
Rata-rata 3,8 4,08 3,4 2,44 2,68 2,76 2,24 2,96 2,32
Keterangan:
463 = Teh Hijau + Jahe 5%
279 = Teh Hijau + Jahe 10%
570 = Teh Hijau + Jahe 15%
Teh Oolong
Sampel
Panelis Warna Aroma Rasa
802 981 457 802 981 457 802 981 457
1 2 2 2 2 3 3 2 2 3
2 4 3 3 4 4 4 2 2 3
3 4 3 3 4 3 4 3 2 2
4 2 2 2 2 3 2 2 3 2
5 4 3 1 3 1 2 3 1 2
6 4 3 3 3 2 2 3 3 3
7 2 2 2 3 3 4 2 4 3
8 3 3 3 3 4 3 4 3 4
9 3 2 2 3 2 3 3 4 3
10 3 3 3 3 2 2 4 4 4
11 3 2 2 3 4 4 2 2 4
12 2 3 2 2 2 3 2 3 3
13 1 2 1 2 4 4 3 2 4
14 2 2 2 2 3 2 2 2 1
15 2 3 2 2 3 2 3 3 2
16 2 2 2 3 3 3 4 4 3
17 3 3 2 2 2 3 3 3 3
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2
19 2 3 2 4 3 3 3 2 4
20 3 3 3 4 2 4 5 2 4
21 2 2 2 2 2 2 2 2 2
22 3 3 1 2 2 1 1 3 1
23 3 2 2 2 3 2 2 2 3
24 2 2 1 4 2 4 2 3 2
25 3 1 1 1 1 4 2 1 2
Rata-rata 2,64 2,44 2,04 2,68 2,6 2,88 2,64 2,56 2,76
Keterangan:
802 = Teh Oolong + Jahe 5%
981 = Teh Oolong + Jahe 10%
457 = Teh Oolong + Jahe 15%
Teh Hitam
Sampel
Panelis Warna Aroma Rasa
845 012 407 845 012 407 845 012 407
1 2 2 3 2 3 4 3 3 2
2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
4 2 2 3 2 2 4 2 2 4
5 2 1 2 2 2 2 2 4 2
6 3 2 2 2 3 3 2 2 2
7 2 2 2 2 4 4 3 2 5
8 3 3 3 3 3 4 4 4 4
9 3 2 3 2 4 5 2 2 5
10 5 2 2 2 3 3 4 4 2
11 2 2 3 2 4 3 2 3 4
12 1 1 3 2 2 2 2 2 3
13 2 2 2 3 3 4 3 4 3
14 2 1 3 2 1 2 2 2 2
15 3 2 3 2 3 4 3 3 4
16 2 2 2 2 2 2 3 4 3
17 3 2 2 2 2 3 3 2 3
18 2 2 2 2 2 4 2 1 2
19 3 2 3 3 2 2 2 4 2
20 3 3 3 2 3 4 3 3 4
21 2 2 2 2 3 3 2 4 3
22 2 1 2 1 2 4 3 4 3
23 3 2 1 2 3 3 3 3 2
24 2 1 1 3 5 1 4 2 3
25 1 1 2 2 1 4 2 2 5
Rata-rata 2,44 1,92 2,4 2,2 2,72 3,2 2,68 2,8 3,12
Keterangan:
845 = Teh Hitam + Jahe 5%
012 = Teh Hitam + Jahe 10%
407 = Teh Hitam + Jahe 15%
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Kelarutan
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut
dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut (Effendi, 2012). Dari
praktikum yang telah dilakukan diperoleh data kelarutan tercepat pada teh dengan
penambahan jahe konsentrasi 5% adalah Olong dengan kelarutan 13.26 detik,
sedangkan kelarutan yang paling lambat terdapat pada teh hijau dengan kelarutan
55,84 detik. Kelarutan tercepat pada teh dengan penambahan jahe konsentrasi
10% adalah teh olong dengan kelarutan 11,45 detik, sedangkan kelarutan yang
paling lambat terdapat pada teh hijau dengan kelarutan 25,3 detik. Kelarutan
tercepat pada teh dengan penambahan jahe konsentrasi 15% adalah teh olong
dengan kelarutan 10,27 detik, sedangkan kelarutan terlambat terdapat pada teh
hijau dengan kelarutan 53 detik.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kelarutan bergantung pada
sifat dan konsentrasi zat-zat yang ditambahkan, terutama ion-ion dalam
campuran itu. Selain itu kelarutan juga tergantung pada pengadukan. Pengadukan
zat terlarut dalam pelarut dapat mempercepat laju pelarutan karena membantu
mendistribusikan partikel terlarut keseluruh pelarut. Selain itu suhu juga
mempengaruhi kelarutan teh. Semakin tinggi suhu pelarut maka semakin cepat
zat terlarut akan larut. Ukuran partikel zat terlarut juga mempengaruhi kelarutan
karena jika partikel kecil akan memiliki luas permukaan yang lebih besar.
Dengan luas permukaan yang lebih besar, akan memungkinkan area kontak yang
lebih besar antara partikel zat terlarut dan pelarut.
5.2 Parameter Sensoris
5.2.1 Parameter Warna
Warna
4.5 4.08
4 3.8
3.4
3.5
3
3 2.64
2.44 2.44
2.5 2.04 1.92
2
1.5
1
0.5
0
teh hijau teh olong teh hitam
Rasa
3.5
3.12
2.96
3 2.76 2.8
2.64 2.56 2.68
2.5 2.24 2.32
1.5
0.5
0
teh hijau teh olong teh hitam
Aroma
3.5 3.2
2.88
3 2.68 2.76 2.68 2.6 2.72
2.44
2.5 2.2
2
1.5
1
0.5
0
teh hijau teh olong teh hitam
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Teh instan dapat dibuat dengan mencampurkan ekstrak jahe, gula yang
dipanaskan dan larutan teh
2. Tingkat penerimaan konsumen pada setiap produk teh berbeda-beda. Pada
warna para panelis rata-rata menyukai teh hijau dengan penambahan ekstrak
jahe 10%, untuk rasa para panelis rata-rata menyukai teh hitam dengan
penambahan ekstrak jahe 15% dan aroma para panelis rata-rata menyukai
teh hitam dengan penambahan ekstrak jahe 15%
3. Semakin banyak penambahan ekstrak jahe, waktu larut teh juga semakin
lama pada teh hijau dan teh oolong, sedangkan pada teh hitam semakin
besar penambahan ekstrak jahe, waktu larut teh semakin cepat.
6.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah:
1. Praktikan seharusnya lebih tenang apabila bekerja dalam laboratorium
sehingga tidak mengganggu praktikan yang lain.
2. Praktikan seharusnya lebih menguasai apa yang akan dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ajisaka. 2012. Teh Dahsyat Khasiatnya. Surabaya: Stomata.
Adji, Suranto., 2004. Khasiat dan Manfaat madu Herbal. Jakarta : Agromedia
Pustaka
Badan Standarisasi Nasional. 1991. SNI 01-1902-1991. Teh Hijau. Jakarta :
Badan Standarisasi Nasional.
Bungsu, P. 2012. Pengaruh Kadar Tanin Pada Teh Celup Terhadap Anemia Gizi
Besi Pada Ibu Hamil. Thesis. Depok : FKMUI.
Effendi, I. 2012. Materi Kuliah Farmasi Fisika. Makassar: UNHAS.
Ferruzzi, M. G., Bohm, V., Courtney, P.D., dan S.J. Schwartz., 2002. Antioxidant
and antimutagenic activity of dietary chlorophyll derivatives determined
by radical scavenging and bacterial reverse mutagenesis assays. J. Food
Sci. 67(6):2589-2594
Gramza, A., K. Pawlak-Lemañska, J. Korczak, E. Wsowicz, and M. Rudzinska.
2005. Tea Extracts as Free Radical Scavengers. Polish Journal of
Environmental Studies Vol. 14 No. 6: 861-867.
Hambali, E. M. Z. Nasution dan E. Herliana. 2005. Membuat Aneka Herbal Tea.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Imaeda A. I., Watanabe A., Sohail A. S., Mahmood S., et al. 2009.
Acetaminopheninduced hepatotoxicity in mice is dependent on Tlr9 and
the Nalp3 inflammasome. The Journal of Clinical Investigation. Volume
119 (2) : 246
Kurniawati, Nia. 2010. Sehat & Cantik Alami Berkat: Khasiat Bumbu Dapur.
Bandung: Qanita.
Kushiyama M, Shimazaki Y, Murakami M, Yamashita Y. 2009. Relationship
Between Intake of Green Tea and Periodontal Disease. J Periodontol :
372-77
Paimin F B., Murhananto, 2008 . Seri Agribisnis Budi Daya Pengolahan,
Perdagangan Jahe. Cetakan XVII. Jakarta : Penebar Swadaya : 5 – 20.
Purnomo, H. 1995. Aktifitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan. UI-
Press, Jakarta.
Sujayanto, G. 2008. Khasiat Teh Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Flona Serial
Oktober(I): hal. 34-38.
Tuminah, S., 2004. Teh [Camellia sinensis O.K. var. Assamica (Mast)] sebagai
Salah Satu Sumber Antioksidan. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran.
Available www.kalbe.co.id [diakses pada 10 Mei 2016].
LAMPIRAN DOKUMENTASI TEH