Anda di halaman 1dari 35

STUDI PELAYANAN INSPEKSI DAN SERTIFIKASI FUMIGASI DI

UPT. PENGUJIAN SERTIFIKASI MUTU BARANG DAN


LEMBAGA TEMBAKAU JEMBER

LAPORAN MAGANG KERJA


Diajukan guna melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Magang Kerja (MK) Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember

Oleh:
Dimas Septian Mardi RusFani
NIM. 151710101128

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022

i
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama: Dimas Septian Mardi Rus Fani

NIM : 151710101128

MenyatakandengansesungguhnyabahwalaporanMagangKerja yang berjudul“Studi


Pelayanan Inspeksi Dan Sertifikasi Fumigasi Di UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu
Barang Dan Lembaga Tembakau Jember”adalah benar-benar hasil karya saya
sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya dan belum
pernah diajukan kepada institusi manapun serta bukan karya jiplakan. Saya
bertanggungjawab atas kebenaran isi laporan ini sesuai dengan sikap ilmiah yang harus
dijunjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa
ada tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 20 April 2022


Yang menyatakan,

Dimas Septian Mardi RusFani


NIM. 151710101128

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Magang Kerja berjudul “Studi Pelayanan Inspeksi Dan Sertifikasi Fumigasi
Di UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang Dan Lembaga Tembakau Jember”
merupakan karya Dimas Septian Mardi RusFani NIM. 151710101128 telah diuji dan
disahkan oleh Fakultas Teknologi Pertanian pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 20 April 2022
Tempat : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember

Mengetahui,

Dosen Pembimbing, Koordinator Progam Studi


Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember

Lailatul Azkiyah, STP.M.P,Ph.D. Dr. Triana Lindriati, ST.MP. NIP.


NIP.1972030119980220001 196912121998022001

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember

Dr. Ir. Bambang Marhaenanto, M.Eng., IPM


NIP 196312121990031002

iii
RINGKASAN

Studi Pelayanan Inspeksi Dan Sertifikasi Fumigasi Di Upt. Pengujian Sertifikasi


Mutu Barang Dan Lembaga Tembakau Jember; Dimas Septian Mardi Rus Fani,
151710101128; Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember.
Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan unggul di seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Teknologi pengolahan pascapanen tembakau meliputi
sortasi, penyujenan, dan pengolahan daun (pengeringan). Daun tembakau yang sudah
kering (krosok maupun rajangan) kemudian dikemas dengan rapi dan disimpan di dalam
gudang sebelum didistribusikan (dalam maupun luar negeri). Gudang tempat
penyimpanan tembakau harus bersih dan terbebas dari hama supaya kualitas tembakau
tetap bagus sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh pihak pembeli. Salah satu
industri prosesnya yaitu melalui fumigasi. Fumigasi adalah tindakan perlakuan terhadap
media pembawa organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan fumigan di
dalam ruang yang kedap gas udara pada suhu dan tekanan tertentu. Indrustri
perdagangan yaitu UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau
Jember (PSMB-LT) merupakan salah satu bawahan dari DINAS PERDAGANGAN
DAN PERINDUSTRIAN JAWA TIMUR yang mengurus mengenai sertifikasi dari
mutu barang dan jasa terkhususnya tembakau yang ada di daerah jawa timur.Lembaga
Inspeksi UPT PSMB–LT Jember mendapatkan akreditasi ISO 17020 dengan
No.Akreditasi: LI029-IDN oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta yang
meliputi Sertifikasi Mutu Tembakau, Inspeksi Fumigasi, Inspeksi Container, dan
Inspeksi Gudang.

Kata kunci : UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau (PSMB-
LT), Fumigasi, Sertifikasi fumigasi

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..……..i
LEMBAR
PERNYATAAN………………………………………………………………...………ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………iii
RINGKASAN…………………………………………………………………………..iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………....v
BAB 1. PENDAHULUAN………………………………..………………….................7
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….……7
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………….8
1.4 Manfaat ……………………………………………………………………...8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………….9
2.1 Tembakau…………………………………………………………………....9
2.2 Hama Gudang………………………………………………………………12
2.3 Fumigasi …………………………………………………………………...13
2.4 Fosfin ………………………………………………………………….…...16
BAB 3. METODE MAGANG KERJA………………………………………………18
3.1 Tempat dan Waktu………………………………………………………….18
3.2 Bentuk dan Sifat Kegiatan………………………………………………….18
3.3 Metode Pelaksanaan…….……………………………………………….…18
BAB 4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……………………………..……...20
4.1 Lokasi Perusahaan………………………………………………………….20
4.2 Sejarah Perusahaan…………………………………………………………20
4.3 Visi dan Misi Perusahaan…………………………………………………..21
4.4 Tenaga Perusahaan…………………………………………………………21
4.3 Peran Perusahaan…………………………………………………………...21
4.6 Kemampuan Perusahaan……………………………………………………22
4.7 Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan…………............................................23
4.8 Struktur dan Orgaisasi Perusahaan.. ……………………………………….24
4.9 Pengujian Rokok……………………………………………………………25

v
BAB 5.HASIL DAN
PEMBAHASAN………………………………………………..27
5.1 Inspeksi Fumigasi Di UPT PSMB-LT Jember……………………………….27

BAB 6.PENUTUP……………………………………………………………………..33
6.1Kesimpulan…………………………………………………………………...33
6.2 Saran………………………………………………………………………… 33
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………….34
LAMPIRAN…………………………………………………………………………...35

vi
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember (PSMB-
LT) merupakan salah satu bawahan dari DINAS PERDAGANGAN DAN
PERINDUSTRIAN JAWA TIMUR yang mengurus mengenai sertifikasi dari mutu
barang dan jasa terkhususnya tembakau yang ada di daerah Jawa Timur. Pengujian
mutu di UPT PSMB-LT Jember meliputi pengujian rokok, tembakau, beras, pupuk, dan
pertumbuhan kecambah bibit tembakau. UPT PSMB-LT Jember melakukan pengukuran
mutu pada tembakau yang akan di ekspor ke luar negeri.

Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan unggul di seluruh


dunia, termasuk Indonesia. Tanaman ini memiliki tinggi kira-kira 1,8 m dengan daun
yang melebar atau meruncing dan dapat tumbuh subur di dataran tinggi maupun dataran
rendah. Tembakau yang ditanam di dataran tinggi memerlukan ketinggian 1000–1500 m
di atas permukaan laut dengan curah hujan sekitar 1500–3500 mm/tahun sedangkan
tembakau yang ditanam di dataran rendah memerlukan ketinggian 50–550 m di atas
permukaan laut dengan curah hujan 2000 mm/tahun (Matnawi, 1997). Rokok
merupakan salah satu produk yang bahan baku utamanya ialah tembakau. Rokok
memiliki panjang sekitar 70-120 mm dan diameter 10 mm dengan isi tembakau yang
telah dicacah. Penggunaan tembakau dalam dunia usaha rokok berperan sangat penting.
Menurut Ali dan Hasan (2013) Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu penghasil
tembakau terbesar di Indonesia dengan presentase 58,2% total hasil produksi tembakau
Indonesia.

Teknologi pengolahan pascapanen tembakau meliputi sortasi, penyujenan, dan


pengolahan daun (pengeringan). Daun tembakau yang sudah kering (krosok maupun
rajangan) kemudian dikemas dengan rapi dan disimpan di dalam gudang sebelum
didistribusikan (dalam maupun luar negeri). Gudang tempat penyimpanan tembakau
harus bersih dan terbebas dari hama supaya kualitas tembakau tetap bagus sesuai
dengan persyaratan yang diajukan oleh pihak pembeli. Namun, tembakau yang

7
disimpan di dalam gudang ternyata masih berpeluang diserang oleh hama gudang atau
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) (Cahyono 1998).

UPT PSMB–LT Jember merupakan lembaga di bawah naungan Dinas


Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur sesuai dengan PERGUB Prov.
JATIM No.60 Tahun 2018 yang memiliki empat jenis pelayanan meliputi pengujian,
kalibrasi, inspeksi, dan sertifikasi produk/jasa. Lembaga Inspeksi UPT PSMB–LT
Jember mendapatkan akreditasi ISO 17020 dengan No.Akreditasi: LI029-IDN oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta yang meliputi Sertifikasi Mutu Tembakau,
Inspeksi Fumigasi, Inspeksi Container, dan Inspeksi Gudang. Ilmu tentang sertifikasi
mutu tembakau ataupun inspeksi fumigasi belum diperoleh saat perkuliahan sehingga
perlu dilakukan kegiatan magang kerja untuk memperluas wawasan terkait tembakau,
khususnya tembakau kualitas baik dan memilki sertifikasi mutu tembakau.

1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Magang Kerja (MK) di UPT PSMB-LT Jember yaitu untuk
mempelajari Sertifikasi Mutu Tembakau di UPT PSMB-LT Jember yang meliputi
prosedur pelayanan inspeksi fumigasi di UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang –
Lembaga Tembakau Jember dan kegiatan pelayanan inspeksi fumigasi yang dilakukan
oleh UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember dibeberapa
perusahaan pengekspor tembakau di wilayah Kabupaten Jember.

1.3 Manfaat
Manfaat dari Magang Kerja(MK) di UPT PSMB-LT Jember adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pelayanan inspeksi fumigasi di UPT
Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menambah ilmu pengetahuan tentang dunia
kerja yang bergerak dibidang hasil pertanian (khususnya pelayanan jasa).

8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tembakau
Tembakau adalah tanaman musiman yang tergolong dalam tanaman perkebunan.
Menurut Cahyono (2005) tanaman tembakau berperan penting bagi perekonomian
Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi
petani dan sumber devisa bagi negara disamping mendorong berkembangnya agribisnis
tembakau dan agroindustri. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2016)
menyatakan bahwa produksi tembakau terbanyak dihasilkan dari pulau jawa dengan
total produksi 150.485 ton dengan luas tanam 169.663 ha.
Menurut Matnawi (2012) tanaman tembakau dapat di klasifikasikan sebagai berikut
:
Divisio : Spermatophyta
Sub divisia : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Personatae
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabaccum L.

Nicotiana tabacum L. dan Nicotiana rustica L. mempunyai perbedaan yang jelas.


Daun mahkota bunga dari Nicotiana tabacum L. berwarna merah muda sampai merah
dan berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong dan ujungnya runcing,
kedudukan daun pada batang tegak, serta merupakan induk tembakau sigaret dan

9
memiliki tinggi sekitar 120 cm. Nicotiana rustica L. memiliki daun mahkota bunga yang
berwarna kuning berbentuk seperti terompet berukuran pendek dan sedikit gelombang,
bentuk daun bulat dan ujungnya tumpul, serta kedudukan daun pada batang mendatar
supaya terkulai. Tembakau ini merupakan varietas induk untuk tembakau cerutu yang
memiliki tinggi sekitar 90 cm.
Menurut Cahyono (1998), tanaman tembakau memiliki bagian-bagian tanaman yaitu:
a. Akar
Tanaman tembakau berakar tunggang menembus ke dalam tanah sampai
kedalaman 50-75 cm sedangkan akar kecilnya menyebar ke samping. Selain itu,
tembakau juga memiliki bulu akar. Perakarannya dapat tumbuh dan berkembang baik
dalam tanah yang gembur, mudah menyerap air, dan subur.
b. Batang
Batang tembakau agak bulat, lunak tetapi kuat, dan semakin ke ujung semakin
kecil. Ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun dan batang tanaman
tidak bercabang atau sedikit bercabang. Setiap ruas batang selain ditumbuhi daun juga
tumbuh tunas ketiak daun dengan diameter 5 cm. Fungsi dari batang yaitu tempat
tumbuh daun dan organ lainnya, tempat jalan pengangkutan zat hara dari akar ke daun,
dan sebagai jalan menyalurkan zat hasil asimilasi ke seluruh bagian tanaman.
c. Daun
Bentuk daun tembakau yaitu bulat lonjong, ujungnya meruncing, tulang daunnya
menyirip, serta bagian tepi daun agak bergelombang dan licin.
Daun tembakau berperan sebagai tanaman obat yang dimanfaatkan sebagai
antibakteri dan antijamur. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa daun tembakau
bagian atas dan tengah mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid dan steroid
sedangkan daun tembakau bagian bawah hanya mengandung alkaloid, flavonoid dan
terpenoid (Puspita, 2011). Menurut Podlejski dan Olejniczak (1983), kandungan
senyawa kimia dalam daun tembakau dapat dilihat pada Tabel 2.1.

10
Tabel 2.1 Kandungan senyawa kimia daun tembakau
Komponen Komposisi (%bk)
Total Nitrogen 2.20
Protein Nitrogen 1.58
Nikotin 0,67
Nitrogen dari asam amino 0,30
Air terlarut karbohidrat 25,9
Selulosa 12,3
Pektin 13,4
Plypentosa 4,90
MInyak atsiri 0,13
Resin yang diekstrak menggunakan petroleum eter 6,20
Polifenol 4,39
Volatil karbonil (asetaldehid) 0,26
Asam organic 9,12
a. Asam oxalic 2,18
b. Asam citric 1.27
c. Asam malat 4,57
d. Asam Volatile 1.12
e. Abu 15,4

d. Bunga
Bunga tembakau merupakan bunga majemuk yang terdiri dari beberapa tandan
dan masing-masing berisi 15 bunga. Bunga berbentuk terompet dan panjang. Warna
bunga merah jambu sampai merah tua pada bagian atasnya sedangkan bagian lain
berwarna putih. Kelopak memiliki 5 pancung sedangkan benang sari berjumlah 5 tetapi
yang satu lebih pendek dan melekat pada mahkota bunga. Kepala putik atau tangkai
putik terletak di atas bakal buah di dalam tabung. Letak kepala putik dekat dengan
benang sari dengan kedudukan sama tinggi.

11
e. Buah
Buah tembakau akan tumbuh setelah tiga minggu penyerbukan. Buah tembakau
berbentuk lonjong dan berukuran kecil berisi biji yang sangat ringan. Biji tersebut dapat
digunakan untuk perkembangbiakan tembakau tersebut. Tanaman tembakau terdiri dari
batang, daun tembakau, dan bunga. Tanaman tembakau dipanen dengan cara bagian
daun secara bertahap dipetik mulai dari daun paling bawah, tengah, dan atas. Batang
tembakau selanjutnya dimanfaatkan untuk kayu bakar dan biji dari bunga digunakan
(secara selektif) untuk bibit sedangkan daun tembakau diproses menjadi rokok, cerutu,
tembakau rajangan, atau diekspor dalam bentuk tembakau yang sudah dikeringkan
(krosok).

2.2 Hama Gudang


Tembakau kering (krosok dan rajangan) yang disimpan di dalam gudang ternyata
masih berpeluang diserang oleh hama gudang. Hama gudang tembakau menjadi
ancaman serius bagi eksportir tembakau karena hama dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas daun tembakau sehingga tidak memiliki nilai ekonomis lagi. Hama gudang
tersebut akan membuat tembakau berlubang dan menyebabkan tidak laku untuk dijual,
terutama pada tembakau yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan cerutu.
Beberapa jenis hama yang biasa menyerang bahan pangan di gudang yaitu
Lasioderma serricorne (F.) atau lebih dikenal dengan nama Cigarette beetles dan
Setomorpha rutella Zell (Kalshoven (1981).
2.2.1Lasioderma serricorne (F.)
Menurut Roll(2009 Lasioderma serricorne (F.) atau kumbang tembakau lebih
dikenal dengan nama Cigarette beetles. Serangga kecil ini menjadi penyebab utama
kerusakan daun tembakau di dalam tempat penyimpanan. Panjang tubuh kumbang
tembakau sekitar 2–3 mm dan memiliki warna coklat kemerahan yang dilengkapi
dengan sedikit bulu. Kumbang dewasa dapat hidup 23–28 hari sedangkan siklus
hidupnya berkisar 42–63 hari. Kumbang tembakau memiliki bentuk tubuh bulat agak
oval dan kepala sering ditutupi pronotum apabila dilihat dari atas. Sayap depan
ditutupioleh bulu-bulu halus dan ketika diganggu, kumbang ini sering menarik
tungkainya dan membengkokkan kepalanya. Imago menyukai tempat gelap atau kurang

12
cahaya. Kumbang tembakau aktif menjelang sore hari dan akan terus aktif sampai
malam hari. Imago tidak makan tetapi hanya menghisap cairan. L. serricorne hampir
identik dengan Stegobium paniceum tetapi dapat dibedakan dengan dua karakter setelah
diidentifikasi.

Gambar 2.3 Kumbang Tmebakau/ Lasioderma serricorne (F.)


Serangan kumbang pada daun tembakau sering mengakibatkan daun berlubang-
lubang dan hal tersebut sangat tidak diinginkan oleh eksportir tembakau terutama untuk
tembakau sebagai bahan cerutu. Menurut Zulnayati et al. (2004), kerugian yang banyak
ditimbulkan oleh kumbang tembakau terhadap tembakau yang disimpan di dalam
gudang yaitu pada instar larva karena pada fase inilah kumbang sangat aktif mencari
makan. Sehingga terjadi kerusakn pada tembakau yang menyebabkan tidak laku terjual.
Daun tembakau yang telah terserang L. serricorne tidak lagi memiliki nilai
ekonomis karena hal itulah apabila gudang tembakau telah terkontaminasi atau telah
terserang L. serricorne maka eksportir tidak dapat lagi menghindari kerugian. Ancaman
L. serricorne pada gudang tembakau ini sangat membuat eksportir mengalami kerugian
besar (Zulnayati dkk. et al., 2004).

2.3 Fumigasi
Fumigasi adalah tindakan perlakuan terhadap media pembawa organisme
pengganggu tumbuhan dengan menggunakan fumigan di dalam ruang yang kedap gas
udara pada suhu dan tekanan tertentu (Badan Karantina Pertanian, 2011). Fumigasi
sebagai perlakuan Karantina Tumbuhan bertujuan untuk membebaskan media pembawa
dari organisme pengganggu tumbuhan atau mencegah masuk dan tersebarnya organisme
pengganggu tumbuhan. Oleh karena itu, fumigasi sebagai perlakuan karantina harus

13
dapat membunuh hama secara keseluruhan. Pemilihan jenis fumigan dalam pelaksanaan
fumigasi untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan tergantung pada OPT sasaran,
jumlah waktu yang tersedia, jenis komoditas yang difumigasi, biaya dan tingkat
kesulitan aplikasi, kemungkinan reaksi dengan material lain, serta persyaratan negara
tujuan.

2.3.1 Verifikasi
Verifikasi merupakan kegiatan dalam rangka memperoleh informasi untuk
mendapatkan kepastian bahwa fumigasi layak untuk dilakukan. Hal-hal yang perlu
diverifikasi meliputi waktu dan tempat pelaksanaan fumigasi, komoditas (jenis, jumlah,
kondisi kadar air, kemasan/packing), penumpukan/stacking komoditas, serta jenis hama
dan dosis.
a. Waktu
Verifikasi waktu dilakukan untuk memastikan ketersedian waktu yang cukup untuk
melaksanakan kegiatan fumigasi sesuai standar. Waktu yangdiperlukan mencakup
waktu untuk persiapan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan fumigasi.
b. Tempat
Verifikasi tempat dilakukan untuk menilai kelayakan tempat fumigasi dengan
Fosfin. Verifikasi tempat pelaksanaan fumigasi meliputi sumber/daya listrik dan air,
terlindung dari angin kencang dan hujan, ventilasi dan pencahayaan yang cukup,
kondisi keamanan lingkungan, serta bebas genangan air atau banjir. Kondisi lantai
fumigasi harus kedap, tidak dapat ditembus gas sehingga mampu mempertahankan
konsentrasi fumigan pada tingkat minimum selama masa perlakuan.
c. Komoditas
Verifikasi komoditas dilakukan untuk memastikan bahwa komoditas layak untuk
difumigasi dengan Fosfin. Beberapa verifikasi komoditas antara lain:
1. Jenis Komoditas
Beberapa jenis komoditas akan terpengaruh oleh Fosfin atau tidak dapat
difumigasi dengan Fosfin.
2. Jumlah/Volume Komoditas

14
Verifikasi jumlah/volume komoditas diperlukan untuk menyiapkan alat-alat dan
bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan fumigasi.
3. Kondisi Komoditas
Lapisan yang kedap gas (seperti lapisan plitur, lilin, cat, pernis, dan sejenisnya)
harus dibersihkan sebelum fumigasi dilaksanakan untuk menjamin keberhasilan
fumigasi. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan penetrasi gas berjalan dengan baik.
Komoditas yang dibungkus kemasan kedap gas seperti selofan (cellophane), plastik
film, kertas berlapis lilin/teer, kertas berlapis plastik (laminating), alumunium foil, atau
kertas yang kedap air harus dilubangi, dibuang, atau dibuka sebelum dilakukan
fumigasi. Pelubangan pada kemasan memungkinkan penetrasi gas sehingga fumigasi
dapat berlangsung efektif tanpa harus membuang, membuka, atau merobek kemasan.
Pelubangan yang memenuhi persyaratan fumigasi yaitu minimum empat lubang dengan
diameter 0,6 cm atau minimum lima lubang dengan diameter 0,5 cm setiap 100 cm2.
d. Hama dan Dosis
Fumigan Verifikasi hama dilakukan untuk memastikan jenis dan stadia hama
yang akan difumigasi karena berpengaruh pada dosis yang akan digunakan dan waktu
pemaparan (exposure time) fumigan. Namun, penggunaan dosis juga tergantung pada
jenis komoditas dan permintaan pelanggan/ketentuan negara tujuan.
e. Verifikasi Tumpukan Komoditas (Stacking)
Verifikasi tumpukan komoditas untuk memastikan kondisi tumpukan komoditas
cukup baik untuk sirkulasi gas di ruang fumigasi dan untuk memudahkan penempatan
selang monitor. Komoditas harus ditumpuk sedemikian rupa dan diberi jarak dengan
lantai minimum 5 cm sehingga memungkinkan sirkulasi gas berjalan dengan baik di
dalam ruang fumigasi dan memudahkan peletakan Fosfin secara merata. Komoditas
hendaknya disusun dengan menggunakan palet untuk memungkinkan penetrasi gas ke
dalam tumpukan dengan jarak minimum 5 cm antara satu palet dengan palet lainnya
apabila volume tumpukan relatif besar. Tinggi, lebar, dan panjang tumpukan dalam
setiap palet hendaknya tidak melebihi 2,5 m. Fumigasi dalam peti kemas atau kamar
sebaiknya juga menggunakan palet untuk menyusun atau menyangga komoditas. Jarak
antara tumpukan komoditas dengan dinding peti kemas atau kamar pada bagian atas dan
sisi harus tidak kurang dari 10 cm. Komoditas yang mudah menyerap gas (sorpsi)

15
seperti rumput pakan ternak (baled hay), tumpukan dapat dimuat hingga memenuhi
seluruh ruangan peti kemas atau kamar tanpa ada jarak antara tumpukan dengan
dinding. Sorpsi adalah penyerapan fumigan oleh bahan yang sedang difumigasi.
Fumigan yang terserap tidak dapat dilepas kembali karena bereaksi dengan bahan yang
difumigasi.

2.4 Fosfin (Phosphine/PH3)


Pemilihan Fosfin sebagai fumigan dalam pelaksanaan fumigasi sebagai salah satu
alternatif bagi komoditas yang tidak direkomendasikan difumigasi dengan
menggunakan metilbromida seperti benih, produk makanan, produk olahan, serta biji-
bijian yang mengandung lemak dan protein tinggi karena selain merupakan fumigan
yang sangat beracun, Fosfin relatif aman terhadap komoditas yang difumigasi.
Perlakuan dengan Fosfin secara berulang-ulang relatif tidak meninggalkan residu pada
komoditas. Sesuai dengan ketentuan Codex Alimentarius, batas residu untuk inorganic
Phosphine yang diperbolehkan pada biji-bijian belum diolah 0,1 mg/kg dan 0,01 mg/kg
pada biji-bijian yang telah diolah. Selain itu, penggunaan Fosfin banyak dipersyaratkan
oleh negara-negara tertentu karena ion Fosfin juga diketahui sebagai zat yang tidak
menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon. Fumigasi menggunakan Fosfin harus
memperhatikan sifat fisik dan kimianya, serta dalam aplikasinya membutuhkan waktu
yang lebih panjang dibandingkan dengan metil bromida. Oleh karena itu yang perlu
diperhatikan sebelum pelaksanaan fumigasi dengan Fosfin adalah ketersedian waktu
yang cukup untuk pelaksanaan fumigasi, kandungan air komoditas yang akan
difumigasi, jenis komoditas, dan jenis organisme pengganggu tumbuhan yang menjadi
sasaran fumigasi.
Perlakuan fumigasi harus dilaksanakan di ruang yang kedap gas supaya
Cocentration Time Product (CTP) tercapai. Fumigasi yang dilakukan pada ruang yang
tidak kedap gas dapat mengakibatkan kegagalan fumigasi karena berkurangnya
konsentrasi yang dapat membunuh OPT sasaran dan dapat membahayakan lingkungan
sekitar karena dapat terpapar fumigan yang keluar dari ruang fumigasi. Sungkup atau
lembar penutup (sheet fumigation) dapat digunakan apabila ruang fumigasi tidak kedap

16
gas. Penggunaan sheet fumigation tidak diperlukan jika dapat dibuktikan bahwa ruang
sudah kedap gas.
Suhu ruangan merupakan faktor yang penting dalam menentukan konsentrasi
Fosfin yang efektif membunuh OPT sasaran. Di Indonesia yang beriklim tropis
(hangat), suhu ruang pada umumnya tidak menjadi masalah yang serius bagi
pelaksanaan fumigasi yang efektif. Suhu optimum untuk pelaksanaan fumigasi dengan
Fosfin minimum 21ºC. Suhu memiliki korelasi dengan lamanya waktu papar fumigasi.
Fumigasi pada suhu dibawah 21ºC akan memiliki waktu papar yang lebih lama di
bandingkan dengan fumigasi pada suhu 21ºC atau lebih. Suhu dibawah 10ºC tidak
disarankan untuk dilakukan fumigasi dengan Fosfin. Suhu minimum ruang fumigasi
masih perlu dipastikan selama fumigasi berlangsung meskipun Indonesia beriklim tropis
dan hal tersebut bukanlah masalah yang serius dalam pelaksanaan fumigasi. Pencatatan
suhu minimum dilakukan berdasarkan informasi dari pihak berwenang untuk
memastikan suhu minimum sesuai dengan yang diharapkan.

17
BAB 3. METODOLOGI MAGANG KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja ini dilaksanakan selama 30 hari terhitung sejak
tanggal 2 Mei 2019 – 14 juni 2019 yang bertempat di UPT Pengujian Sertifikasi Mutu
Barang – Lembaga Tembakau Jember (UPT PSMB–LT Jember).

3.2 Bentuk dan Sifat Kegiatan


Bentuk dan sifat kegiatan Magang Kerja di UPT PSMB–LT Jember yaitu kurikuler.
Mahasiswa mempelajari dan mengikuti semua kegiatan di UPT PSMB– LT Jember
selama Magang Kerja berlangsung secara langsung yang terbagi menjadi dua tempat
yaitu di dalam dan di luar UPT PSMB–LT Jember. Kegiatan yang berada di dalam UPT
PSMB–LT Jember meliputi pengujian rokok, , serta pengarsipan surat dan dokumen
sedangkan kegiatan yang berada di luar UPT PSMB–LT Jember berupa inspeksi
pelaksanaan fumigasi di beberapa eksportir tembakau yang ada di sekitar Kabupaten
Jember.

3.3 Metode Pelaksanaan


3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data pelaksanaan Magang Kerja meliputi:
a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan dengan
memberikan beberapa pertanyaan kepada narasumber. Data Primer juga dapat
diperoleh dengan melakukan observasi secara langsung.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (perusahaan) yang dapat
berbentuk foto, arsip, jurnal-jurnal, atau catatan instansi terkait yang dimiliki oleh
perusahaan terutama yang berhubungan dengan Magang Kerja.

18
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Magang Kerja meliputi:
a. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara
langsung kepada karyawan yang bekerja di UPT PSMB–LT Jember
sehinggadapat mengumpulkan informasi sebanyak mungkin terkait perusahaan
dan tahapan inspeksi fumigasi yang dilakukan.
b. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melihat langsung dan membantu proses
inspeksi fumigasi yang dilakukan oleh UPT PSMB–LT Jember di beberapa
perusahaan eksportir tembakau yang berada di wilayah Kabupaten Jember
sehingga dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam inspeksi fumigasi.
c. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mencatat hasil pengamatan di lapangan terkait
inspeksi fumigasi dan mendokumentasikannya dalam bentuk foto.
d. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data yang
berkaitan dengan tembakau dan inspeksi fumigasi sehingga dapat menambah
wawasan tentang inspeksi fumigasi meliputi persyaratan pelaksanaan fumigasi,
fumigan yang digunakan, dan lain sebagainya.

19
BAB 4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Lokasi Perusahaan


Lokasi perusahaan tempat Magang Kerja yaitu di UPT Pengujian Sertifikasi
Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Timur yang berada di Jl. Kalimantan No.1 Sumbersari, Jember – Jawa
Timur (68121). Lokasi Magang Kerja sangat strategis sehingga mudah dijangkau oleh
kendaraan umum maupun pribadi. Lokasi Magang Kerja juga dilengkapi dengan area
parkir yang cukup luas.

4.2 Sejarah Perusahaan


Pemerintah Indonesia pada masa Pemerintahan Belanda memiliki pandangan
bahwasannya harus ada kegiatan perusahaan pertembakauan yang bertugas untuk
mengambil tindakan-tindakan perbaikan mutu dan produksi tembakau di Indonesia
mulai dari penanaman, pengelolaan, sampai pemasarannya yang diberi nama Krosok
Centrale (1830). Nama Krosok Centrale berubah menjadi Badan Urusan Tembakau
melalui UU Darurat No.12 Tahun 1954, Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian,
dan Menteri Perekonomian No.98/UM/54 tanggal 23 September 1954 serta menetapkan
UU Darurat tersebut menjadi UU No.22 Tahun 1958. Melalui Surat Keputusan Menteri
Perdagangan. No.3095/M/SK/62 tanggal 6 Oktober 1962, Badan Urusan Tembakau
berubah nama menjadi Lembaga Tembakau dan selanjutnya pada 6 tanggal Agustus
1965 dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Dalam Negeri atau Kuasa Menteri
Perdagangan Luar Negeri No.0103/MPDN/SK/65. Pemerintah menetapkan bahwa
Lembaga Tembakau merupakan Badan Penasehat Menteri Perdagangan Dalam atau
Kuasa Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Menteri Perkebunan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Perkebunan dan Menteri Perdagangan Dalam Negeri atau Kuasa
Menteri Perdagangan Dalam Negeri No.SK/09/MEN.PERK/65 dan
No.091/MPDN/SK/65. Tugas dan Susunan Cabang Lembaga Tembakau di daerah
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Perdagangan
No.195/KP/V/1980. Sejak tahun 1983, Lembaga Tembakau menangani proyek
Pengendalian Pengawasan dan Mutu Barang dengan nama proyek Balai Pengawasan

20
Mutu Barang (BPMB) dan berubah nama menjadi Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu
Barang (BPSMB) pada tahun 2001. Sejak tahun 2008, BPSMB berubah nama menjadi
UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember (UPT PSMB–
LT Jember).

4.3 Visi dan Misi Perusahaan


Visi UPT PSMB–LT Jember yaitu menjadi unit yang mampu mewujudkan hasil
penelitian, pengembangan, dan pelayanan yang profesional. Misi yangdilaksanakan
UPT PSMB–LT Jember untuk mewujudkan visi tersebut yaitu menciptakan inovasi
baru sesuai tuntutan dan perkembangan pasar, memberikan teamwork yang efektif dan
efisien terhadap unit-unit strategis terkait, serta meningkatkan dan memberdayakan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional.

4.4 Tenaga Kerja Perusahaan


Tenaga kerja di UPT PSMB–LT Jember terdiri dari Kepala UPT, Bagian Tata
Usaha, Seksi Pengembangan Jasa Penilaian Kesesuaian dan Kalibrasi, serta Seksi
Pelayanan Teknis Jasa Penilaian Kesesuaian dan Kalibrasi. Perekrutan tenaga kerja
pada bagian-bagian tersebut diatur oleh perusahaan yang disesuaikan dengan bidang
keahlian masing-masing. Kualifikasi tenaga kerja di UPT PSMB– LT Jember dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kualifikasi tenaga kerja UPT PSMB–LT Jember
Uraian Sarjana SMA Sederajat SD Sederajat Keterangan
Pendidikan S1 = 12 orang 7 Orang 9 Orang -
S2 = 1 orang

4.5 Peran Perusahaan


UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember (UPT
PSMB–LT Jember) adalah UPT dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Timur yang memiliki peran strategis pada pelayaan publik yang merupakan
pelayanan dan juga perlindungan konsumen serta meningkatkan daya saing komoditas
strategis yang berada di Jawa Timur. UPT PSMB–LT Jember saat ini itu penting untuk

21
persiapan menghadapi tantangan global dan menjadikan Lembaga Tembakau sebagai
satu-satunya Pusat Informasi Tembakau sehingga dapat menjadi warisan budaya serta
menjadikan tembakau sebagai ikon dari Kabupaten Jember. Selain itu, UPT PSMB–LT
Jember juga berperan sebagai sarana edukasi karena memiliki Museum dan
Perpustakaan Tembakau. Museum dan Perpustakaan Tembakau menyajikan hal-hal
terkait tembakau seperti rajangan.

4.6 Kemampuan Perusahaan


UPT PSMB–LT Jember memiliki empat jenis pelayanan yaitu pengujian,
kalibrasi, inspeksi, dan sertifikasi produk/jasa. Perusahaan ini telah menerapkan ISO
9001 untuk Sistem Manajemen Mutu oleh Balai Besar Bahan dan Barang Teknis (B4T)
di Bandung dengan ruang lingkup yaitu: a. Pengawasan Fumigasi b. Pemeriksaan
Container c. Pemeriksaan Tempat Uji Laboratorium Penguji UPT PSMB–LT Jember
sudah terakreditasi ISO 17025 dengan No.Akreditasi : LP-035-IDN oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta dengan ruang lingkup yaitu: a. Pengujian Mutu
Tembakau (Visual) b. Pengujian Mutu Vanili c. Pengujian Mutu Kimia Tembakau
(Nikotin, Gula, Chlorida, Abu, Air) d. Pengujian Daya Kecambah Benih Tembakau e.
Pengujian Tar Dan Nikotin Rokok f. Pengujian Mutu Berbagai Komoditas (Tembakau,
Lada Putih, Lada Hitam, Jagung, Beras, Gabah) g. Pengujian Residu Pestisida h.
Pengujian Pupuk (C Organik, Kadar Air, pH Pupuk Organik) Lembaga Inspeksi UPT
PSMB–LT Jember juga mendapat akreditasi ISO 17020 dengan No.Akreditasi : LI-029-
IDN oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta yang meliputi:
a. Inspeksi Mutu Tembakau
b. Inspeksi Fumigasi
c. Inspeksi Container
d. Inspeksi Gudang
Selain itu, Laboratorium Kalibrasi di UPT PSMB–LT Jember yang memberikan
pelayanan berupa kalibrasi untuk besaran suhu, massa, volume, dan tekanan serta juga
telah mendapatkan akreditasi ISO 17025 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN)
Jakarta dengan No.Akreditasi : LK-214-IDN. Lembaga Sertifikasi Produk/Jasa juga
telah mendapat akreditasi ISO 17065 dengan No.Akreditasi : LSPR-070-IDN oleh

22
Komite Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta yang meliputi Sertifikasi Pasar Rakyat dan
Sertifikasi Pupuk. UPT PSMB–LT Jember juga mengimplementasikan ISO 37001 :
2016 tentang Anti Penyuapan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, kebal
terhadap segala bentuk penyuapan, gratifikasi, dan bebas pungli. Hal tersebut
merupakan komitmen UPT PSMB–LT Jember didalam melayani stakeholder dan
bekerja profesional sepenuh hati.

4.7 Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan


Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No.13 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas Perindustrian dan Perdagangan ProvinsiJawa
Timur, UPT PSMB–LT Jember mempunyai tugas melaksanakan sebagian besar tugas
kedinasan, pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis, kalibrasi, sertifikasi mutu,
sertifikasi produk, pembinaan, pengawasan mutu barang, serta ketatausahaan dan
pelayanan masyarakat. Fungsi dan tugas UPT PSMB–LT Jember yaitu pelaksanaan:
a. Perencanaan kegiatan pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis, kalibrasi,
sertifikasi mutu dan produk/jasa, pembinaan, serta pengawasan mutu.
b. Kegiatan pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis, kalibrasi, sertifikasi mutu
dan produk/jasa, pembinaan, serta pengawasan mutu.
c. Pembinaan teknis dan penyediaan dibidang mutu sesuai dengan standar
nasional/internasional atau dengan standar lain.
d. Sertifikasi Produk Pengguna Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI).
e. Pengujian dan sertifikasi mutu pada tembakau beserta sarannya.
f. Pengujian mutu barang yang beredar dipasaran.
g. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
h. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian mutu tembakau beserta hasil olahannya.
i. Tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

23
4.8 Struktur Organisasni Perusahaan
STRUKTUR ORGANISASI
UPT PENGUJIAN SERTIFIKASI MUTU BARANG - LEMBAGA TEMBAKAU
(UPT PSMB - LT JEMBER)

KEPALA BAGIAN TATA USAHA

Sandra Maharani, STP


KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN JASA KEPALA SEKSI PELAYANAN TEKNIS
PENILAIAN KESEHATAN DAN KALIBRASI JASA PENILAIAN KESESUAIAN DAN KALIBRASI
NIP. 19700525 200701 2 015
Budi Nugraheni, ST Kukuk Tri Wahyuningtyas, STP

Staf
NIP. 19771209 201102 2 002 NIP. 19720704 200801 2 002
Dra. Satsiwi Pertiwi

Staf Staf
NIP. 19630909 198303 2 008
Sunito Rahayu Triastutik

Staf
NIP. 19680312 200701 1 029 NIP. 19630814 198503 2 003
Tutik Irawati
Staf Staf
NIP. 19680211 196910 2 001
Tristiyanto, S.Si Salim

Staf
NIP. 19841115 201403 1 001 NIP. 19690805 200901 1 002
Sumiyatno
Staf
NIP. 19610614 198303 1 013
M. Nisab

Staf
NIP.19730521 201001 1 002
Didik Saptono Wijaya
Staf
NIP. 118 19111983 012011 2731
Perdana Adi Nugraha, ST

Staf
NIP. 118 13041980 012010 2729
Joko Prabowo

Staf
NIP. 118 30081982 12011 2730
Esti Aditya Kusuma, S.ST
Staf
NIP. 125 03021993 042018 9826
Mokhamad Holik
Staf
NIP. 19650223 200701 1 007
Fibrian Fajar Triwijaksono
Staf
Mislan

NIP. 118 05061974 012010 2732

24
4.9 Pengujian rokok
Pengujian rokok di Unit Pelaksanaan Teknis Sertifikasi Mutu dan Barang –
Lembaga Tembakau (UPT PSMB-LT) Jember di mulai dari penerimaan sampel rokok
dari perusahaa, persiapan sampel uji, dan pengujian rokok. Berikut Merupakan
penjelasan dari masing-masing proses.

4.1.1 Penerimaan Sampel Rokok


Penerimaan sampel rokok di Unit Pelaksanaan Teknis Sertifikasi Mutu dan
Barang – Lembaga Tembakau (UPT PSMB-LT) Jember dilakukan di bagian
resepsionis. Karyawan resepsionis akan menulis kode sampel sesuai dengan nomor urut
penerimaan sampel yang dikirim ke Unit Pelaksanaan Teknis Sertifikasi Mutu dan
Barang – Lembaga Tembakau (UPT PSMB-LT) Jember. Setelah penulisan kode
karyawan resepsionis akan mengantarkan kebagian pengujian. Sampel akan di letakkan
di laboratorium pengujian dan akan di uji sesuai nomor urutnya.

4.1.2 Persiapan Sampel Uji


Persiapan sampel uji terdiri dari 2 tahap yaitu pengambilan sampel atau contoh

dan conditioning. Berikut merupakan penjelasan dari setiap tahapan :

a. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara acak sesuai dengan jenis rokok yang akan
di ujikan. Menurut Menteri Perindustrian dan Perdagangan (2004) pengambilan
dilakukan secara acak sebanyak 6 batang untuk rokok kretek dan 3 batang untuk rokok
filter ,sampel diambil dari 10 pack contoh. Pengambilan contoh dilakukan secara streril
pengguakan jas laboratorium, pinset, kaos tangan plastik, dan masker. Semua
pengambilan yang dilakukan sesua prosedur yang ditetapkan. Pada setiap rokok dikasih
tanda batas sebesar ± 2 – 2,2 cm.
b. Pengkonsisian (Conditioning) sampel
Conditioning merupakan cara yang digunakan untuk mengkondisikan suatu
sampel dari keadaan luar yang dilakukan secara sengaja. Hal ini sesuai dengan Skiner
(1953) dimana teori ini mengungkapkan bahwa tikah laku bukanlah sekedar respon

25
terhadap stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja. Conditioning dilakukan selama
2 hari dengan suhu ± 22,10C dan Kelembapan ± 60,5. Hal ini sudah sesuai dengan
pedoman Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indnesia (2004) yang menyatakan
bahwa kodisikan rokok dalam conditioning chamber pada suhu (22±1)0C dan
kelembaban (60 ±5) % selama 48 jam.

4.1.3 Pengujian Rokok


Pengujian rokok merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui besar
kandungan senyawa yang ada didalam rokok. Pengujian rokok dilakukan menggunakan
alat Smoking machine tipe rotary atau linear. Berikut tahapan yang dilakukan dalam
pengujian rokok :
1. Pengisian filter pad kedalam port.
2. Port kemudian dilakukan penimbangan.
3. Port di masukan ke dalam mesin, lalu mesin di atur sesuai pedoman.
4. Rokok di masukan dalam port yang sudah tertancap dalam mesin, kemudian di
lakukan pembakaran oleh mesin. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-
masing contoh sebanyak 10.
5. Port di lepaskan dan didiamkan 5-10 menit, kemudian di timbang kembali.
6. Filter pad dikeluarkan, dan di masukkan kedalam erlenmayer 25ml.
7. Ditambahkan larutan acetic acid sebanyak 5ml, kemudian di shaker selama 10
menit dengan kecepatan 270 rpm.
8. Larutan hasil shaker dimasikkan ke vial, kemudian di lakukan pengujian
menggunakan alat GC (Gas Chromatographic) selama 24 jam, kemudian hasilnya
akan di olah mnggunakan Microsoft Excel.

26
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran


strategis dalam perekonomian Indonesia yaitu sebagai salah satu sumber pendapatan
negara, sumber pendapatan petani, dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
(PERMENTAN RI, 2012). Tembakau pada umumnya dimanfaatkan bagian daunnya
sebagai bahan baku pembuatan cerutu dan rokok sehingga diperlukan daun tembakau
dengan kualitas bagus dan terbebas dari hama. Tembakau yang sudah diolah (krosok
dan rajangan) kemudian disimpan di dalam gudang. Penyimpanan di dalam gudang
ternyata masih memicu adanya serangan dari hama gudang sehingga diperlukan suatu
tindakan untuk mencegah adanya kerusakan pada tembakau kering tersebut. Salah satu
cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan Karantina Tumbuhan
melalui fumigasi yang bertujuan untuk membebaskan tembakau dari hama sehingga
masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi. pelaksanaan fumigasi perlu diawasi oleh
pihak ketiga fumigasi yang telah dilaksanakan sudah sesuai persyaratan yaitu dengan
dikeluarkannya sertifikat fumigasi oleh pihak ketiga. Salah satu pihak ketiga yang
mengawasi jalannya fumigasi yaitu UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga
Tembakau Jember (UPT PSMB–LT Jember).

5.1 Inspeksi Fumigasi di UPT PSMB–LT Jember


UPT PSMB–LT Jember merupakan lembaga di bawah naungan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur sesuai dengan PERGUB Prov.
JATIM No.60 Tahun 2018 yang memiliki empat jenis pelayanan meliputi pengujian,
kalibrasi, inspeksi, dan sertifikasi produk/jasa. Lembaga Inspeksi UPT PSMB–LT
Jember mendapatkan akreditasi ISO 17020 dengan No.Akreditasi : LI029-IDN oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta yang meliputi Inspeksi Mutu Tembakau,
Inspeksi Fumigasi, Inspeksi Container, dan InspeksiGudang. Pelayanan inspeksi
fumigasi di UPT PSMB–LT Jember memiliki instruksi kerja proses inspeksi fumigasi
yang bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan proses fumigasi berjalan efektif.

27
Prosedur pelayanan inspeksi fumigasi di UPT PSMB–LT Jember yaitu:
1. Penerimaan Surat Permohonan dari Eksportir
2. Pembuatan Lembar Disposisi
3. Terjun ke Lapangan
Langkah-langkah inspeksi fumigasi:
 Pemeriksaan kondisi yang akan difumigasi (terpal, ruangan, container)
 Pengukuran gas PH3
 Penerbitan sertifikat inspeksi fumigasi dan sertifikat fumigasi

Fumigasi di UPT PSMB–LT Jember terdapat 2 macam yaitu inspeksi fumigasi


dengan pengukuran gas PH3 dan inspeksi fumigasi tanpa pengukuran gas PH3. Hal
tersebut disesuaikan dengan permintaan para pelanggan (eksportir tembakau). Selama
kegiatan Magang Kerja berlangsung terdapat beberapa pelanggan di daerah Kabupaten
Jember yang menggunakan jasa inspeksifumigasi UPT PSMB–LT Jember diantaranya
yaitu perusahaan X dan perusahaan Y. Perusahaan X menggunakan jasa inspeksi
fumigasi dengan pengukuran gas PH3 sedangkan perusahaan Y menggunakan jasa
inspeksi tanpa pengukuran gas PH3. Hal tersebut dikarenakan perusahaan Y memiliki
peralatan sendiri untuk melakukan pengukuran gas PH3. Perusahaan X sebenarnya juga
memiliki peralatan untuk mengukur gas PH3 tetapi alat tersebut sudah rusak sehingga
perusahaan tersebut selain menggunakan jasa inspeksi fumigasi juga menggunakan jasa
pengukuran gas PH3
5.1.1 Penerimaan Surat Permohonan dari Eksportir
Perusahaan pengguna jasa inspeksi fumigasi UPT PSMB–LT Jember harus
mengirimkan surat permohonan inspeksi fumigasi baik dengan atau tanpa pengukuran
gas PH3 terlebih dahulu sebelum pelaksanaan fumigasi berlangsung (maksimal 1 hari
sebelum fumigasi dilaksanakan). Pengiriman surat permohonan dapat diantarkan secara
langsung ke UPT PSMB–LT Jember atau dapat dikirimkan melalui e-mail
(pengujianmututembakau@yahoo.co.id).

28
5.1.2 Pembuatan Lembar Disposisi
Surat permohonan (dokumen) yang sudah diterima oleh resepsionis kemudian
diberikan kepada Subag TU untuk dibuatkan lembar disposisi. Lembar disposisi ini
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai isi dokumen dari pelanggan. Lembar
disposisi tersebut berisi pengirim surat, tanggal dan nomor surat, tanggal terima, nomor
agenda, sifat surat, perihal, serta ditujukan ke Kepala Seksi yang bertugas dalam hal
pelayanan teknis. Dokumen tersebut diberikan kepada Kepala Seksi Pelayanan Teknis
Jasa Penilaian Kesesuaian dan Kalibrasi untuk diperiksa kembali mengenai perihal
dokumen tersebut. Selain itu, Kepala UPT menugaskan 1 sampai 2 orang staff tertentu
untuk menjadi pengawas fumigasi baik dengan atau tanpa pengukuran gas Fosfin
(inspektor). Staff yang ditugaskan oleh KepalaUPT kemudian mencetak Surat Perintah
Tugas (SPT).
5.1.3 Terjun ke Lapangan
Inspektor yang telah ditugaskan untuk melakukan inspeksi fumigasi mendatangi
perusahaan yang mengajukan permohonan inspeksi fumigasi tersebut pada waktu yang
telah ditentukan dengan membawa lembar kendali serta lembar yang berisi identitas
fumigasi, pelaksanaan fumigasi, pelaksanaan pengukuran gas Fosfin, dan hasil
pengukuran kandungan gas Fosfin. Lembar kendali berisikan nomor, jenis kegiatan,
tanggal dan tempat kegiatan, nama pelanggan, pelaksana (jumlahnya sesuai dengan
lamanya waktu pengukuran dan inspektor yang bertugas dapat berbeda staff, sesuai
dengan SPT yang dikeluarkan oleh Kepala UPT), serta prosedur memperoleh sertifikat
fumigasi dimulai dari penerimaan permohonan hingga penerimaan sertifikat fumigasi
oleh pelanggan
a. Pemeriksaan Kondisi yang Difumigasi (terpal, ruangan, container)
Inspektor yang bertugas setelah tiba di perusahaan terkait langsung melakukan
pengisian lembar kendali meliputi identitas fumigasi dan pelaksanaan inspeksi. Pada
bagian identitas fumigasi yang perlu diisi yaitu nama inspektor, tanggal dan waktu
pelaksanaan, jumlah (terpal/kamar/container), jenis komoditi, volume ruangan, nama
fumigan, jumlah fumigan, jumlah kemasan (yang akan difumigasi), dan kelengkapan
sedangkan pada bagian pelaksanaan inspeksi, inspektor harus memberikan tanda
centang disetiap persyaratan yang ada seperti pengukuran volume ruangan,

29
pemeriksaan kondisi terpal/kamar/container, pemeriksaan penempatan selang,
pemeriksaan jumlah dan penempatan fumigan, serta pengontrolan terpal pada
lantai/pintu dan penumpukan snake sand. Lembar kendali bagian pelaksanaan
pengukuran gas PH3 dilakukan 24 jam setelah peletakan fumigan dan periodenya
disesuaikan dengan permintaan pelanggan dan jenis fumigasi yang dilakukan oleh
perusahaa tertentu dengan menggunakan Terpal/plastik lembaran sebanyak 1 terpal.
Komoditi (tembakau jenis BES/TBN/NO/2018) yang sudah dikemas rapi
menggunakan karton sebanyak 296 karton disusun terlebih dahulu dengan panjang
15,30 m; lebar 8,00 m; dan tinggi 1,70 m sehingga membentuk volume ruang sebesar
208 m3. Komoditi tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai sehingga perlu
diberi tatakan atau alas (biasanya terbuat dari kayu). Kemudian, plastik lembaran
dipasang mengelilingi tumpukan karton hingga tertutup semua. Plastik lembaran
tersebut cukup tebal (kira-kira 150–250 µm) yang diimpor langsung dari Jerman.
Plastik lembaran yang digunakan sebagai penutup tidak harus terbuat dari bahan
tertentu tetapi yang terpenting plastik tersebut dapat membuat ruangan fumigasi
menjadi kedap gas sehingga fumigasi dapat berjalan dengan efektif. Plastik lembaran
yang sudah terpasang kemudian dilakukan pengecekan untuk memastikan jika plastik
yang digunakan tidak cacat (sobek, berlubang, atau kerusakan pada sambungan)
sehingga dapat mengakibatkan ruang fumigasi tidak kedap gas dan mengalami
kebocoran gas. ). Fumigan kemudian dimasukkan ke dalam ruang fumigasi. Petugas
yang menempatkan fumigan harus menggunakan masker khusus supaya bau dari
fumigan tersebut tidak terhirup. Inspektor dan petugas lain yang berada di dalam
ruangan tersebut harus menggunakan masker supaya aman.

b. Pengukuran Gas Fosfin


Inspektor melakukan pengukuran gas PH3 di ruang fumigasi milik perusahaan X
setelah 24 jam dari pemberian fumigan menggunakan Multiwarn II/X-am 7000. Selain
itu, inspektor harus menggunakan masker khusus supaya aman (tidak menghirup gas
Fosfin) pada saat pengukuran gas PH3 berlangsung. Apabila ppm dari pengukuran gas
Fosfin kurang dari 200 atau 300 ppm maka perlu dilakukan deteksi kebocoran gas
menggunakan Gas Detektor.

30
Fumigasi adalah tindakan perlakuan terhadap media pembawa organisme
pengganggu tumbuhan dengan menggunakan fumigan di dalam ruang yang kedap gas
udara pada suhu dan tekanan tertentu (Badan Karantina Pertanian, 2011). Fumigasi
sebagai perlakuan Karantina Tumbuhan bertujuan untuk membebaskan media
pembawa dari organisme pengganggu tumbuhan atau mencegah masuk dan
tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan. Oleh karena itu, fumigasi sebagai
perlakuan karantina harus dapat membunuh hama secara keseluruhan. Pemilihan jenis
fumigan dalam pelaksanaan fumigasi untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan
tergantung pada OPT sasaran, jumlah waktu yang tersedia, jenis komoditas yang
difumigasi, biaya dan tingkat kesulitan aplikasi, kemungkinan reaksi dengan material
lain, serta persyaratan negara tujuan.
c. Penerbitan Sertifikat Inspeksi Fumigasi dan Sertifikat Fumigasi
Konsep sertifikat fumigasi yang sudah dibuat inspektor terakhir kemudian
diketik. inspektor juga membuat sertifikat inspeksi fumigasi. Sertifikattersebut
kemudian diberikan kepada Penyelia untuk dikoreksi (data yangdimasukkan sudah
sesuai atau belum dengan hasil inspeksi). Apabila sudah sesuai maka akan
ditandatangani oleh Penyelia tetapi apabila terdapat kesalahan maka inspektor harus
memperbaikinya. Setelah dikoreksi, kedua sertifikat tersebut diserahkan ke resepsionis
yang selanjutnya akan diserahkan kepada Kepala UPT untuk ditandatangani (jika
Kepala UPT tidak ada maka diserahkan kepada Kepala Seksi yang ada). Kemudian,
sertifikat yang sudah ditandatangani diserahkan ke pendistribusi dokumen untuk
distempel dan diberikan ke Pemeliknya kembali. Sertifikat akan diberikan apabila
pengguna jasa sudah melunasi biaya penggunaan jasa.
Sertifikat fumigasi berisi pemilik tembakau, jenis tembakau, jumlah kemasan,
nama inspektor, tanggal pelaksanaan inspeksi fumigasi, jenis dan jumlah fumigan,
lokasi dan volume ruang fumigasi, serta keterangan dari party tembakau.Sertifikat
inspeksi fumigasi berisi pemilik komoditi, penerima barang (komoditi), pelaksana
inspeksi fumigasi, serta deskripsi fumigasi meliputi tipe fumigasi, jenis dan bentuk
fumigan, volume ruang fumigasi, pelaksanaan fumigasi dan aerasi. Aerasi adalah
kegiatan mengangin-anginkan suatu ruangan dan komoditas yang telah difumigasi yang

31
bertujuan untuk menghilangkan sisa fumigan sampai dengan batas ambang aman
(Badan Karantina Pertanian, 2011).

32
BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Magang Kerja di UPT PSMB–LT Jember maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Prosedur pelayanan inspeksi fumigasi di UPT PSMB–LT Jember meliputi
penerimaan surat permohonan dari eksportir atau pelanggan, pembuatan lembar
disposisi, dan terjun ke lapangan.
2. Kegiatan saat terjun ke lapangan meliputi pemeriksaan kondisi yang difumigasi,
pengukuran gas PH3, serta penerbitan sertifikat inspeksi fumigasi dan sertifikat
fumigasi.

6.2 Saran
Pelaksanaan Magang Kerja sudah cukup baik tetapi perlu ditingkatkan supaya
lebih baik lagi. Mahasiswa yang akan melaksanakan Magang Kerja sebaiknya terlebih
dahulu mencari informasi terkait tempat magang yang dituju sehingga dapat
menentukan topik yang akan dipelajari dan mampu mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin terkait topik yang dipilih. Selain itu, mahasiswa juga harus mempelajari atau
membaca ulang terkait pengetahuan/ilmuilmu dasar yang sesuai dengan topik yang
dipilih supaya saat terjun langsung ke lapangan akan mudah memahami dan mengetahui
apa yang akan dikerjakan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., Hasan, B.W. 2013. Teknik Budidaya Tembakau. Surabaya : Fakultas
Pertanian Universitan Merdeka Surabaya
Badan Karantina Pertanian. 2011. Tata Cara Pelaksanaan Fumigasi dengan Fosfin.
Jakarta: Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Cahyono, B. 1998. Tembakau : Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta:
Kanisius.
Cahyono, B. 2005. Tembakau: Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius,.
Yogyakarta
Direktorat Jendral Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017
TEMBAKAU. Jakarta : Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian
Pertanian.
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revisi dan Terjemahan oleh
P.A Van der Laan. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.
MatnawiBadan Karantina Pertanian. 2011. Tata Cara Pelaksanaan Fumigasi dengan
Fosfin. Jakarta: Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Matnawi, H. 1997. Budidaya Tembakau Dibawah Naungan. Yogyakarta: Kanisius
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 56 Tahun 2012. Pedoman
Penanganan Pascapanen Tembakau. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 913. Jakarta.
Podlejski, J. dan W. Olejniczak. 1983. Methods and Techniques in Research of Tobacco
Flavour. Nahrung. 27 (5) : 429-436.
Puspita, P. E. 2011. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Tembakau Temanggung Varietas
Genjah Kemloko. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Roll, D. 2009. General Pest Control. Catetory 10A. A Study Guide for Commercial
Applicators. Pesticide and Fertilizer Regulation, Ohio. J. Agric. 3 (1) : 52-53.
Suryani, L. 2017. Efektivitas Fumigasi Fosfin Terhadap Mortalitas Kumbang Khapra
(Trogoderma granarium Everts). Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin.
27 Mei. Halaman 1-6.
Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: UGM Press.
Zulnayati, S. Suzana, dan P. Yuswani. 2004. Patologi Benih dan Hama Pasca Panen.
Medan: USU Press.

34
DOKUMENTASI

Pengukuran PH3 Inspeksi Fumigasi

Linting rokok Penggarisan rokok untuk pengujian

35

Anda mungkin juga menyukai