Disusun Oleh :
Kelompok 2 / THP C
Rima Nadya W. 171710101011
Devi Hijrianti R. 171710101033
Siti Arfiyanti 171710101021
Aang Dwi Atma N. 171710101054
Thilal Nafis Lukito 171710101120
Jeruk merupakan tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari suku Rutacae
(suku jeruk jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging
dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak diantara anggotanya yang memiliki
rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang terkandung
pada semua anggotanya. Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling
bersilangan dan menghasilkan hibrida antarspesies (interspecific hybrid) yang memiliki
karakter yang khas, yang berbeda dari spesies yang lainnya. Keanekaragaman ini
seringkali menyulitkan klasifikasi, penamaan dan pengenalan terhadap
anggota-anggotanya, karena orang baru dapat melihat perbedaan setelah bunga atau
buahnya muncul. Akibatnya tidak diketahui dengan jelas berapa banyak jenisnya.
Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan adalah keterkaitan kuat Citrus dengan
genus Fortunella (kumkuat), Poncirus, serta Microcitrus dan Eremocitrus, sehingga ada
kemungkinan dilakukan penggabungan. Citrus sendiri memiliki dua anakmarga
(subgenus), yaitu Citrus dan Papeda.
Kerusakan fisik pada pasca panen menjadi entry point yang baik sekali bagi
mikroorganisme pembusuk dan sering menyebabkan nilai susut yang tinggi bila cara
pencegahan dan penanggulangannya tidak direncanakan dan dilakukan dengan baik.
Saat panen, produk segar telah dilabui oleh beragam macam mikroorganisme di bagian
permukaan produk dan dapat pula berada di dalamnya. Mikroorganisme patogenik
yang berada di dalam produk dapat belum berkembang selama pertumbuhan bagian
yang dipanen masih berada pada tanaman induknya dan melakukan pertumbuhan dan
perkembangan setelah panen (infeksi laten). Mikroorganisme yang melabuhi
permukaan produk beragam mulai dari yang saprofit dan patogenik. Bila terjadi
kerusakan mekanis ataupun kemunduran fisiologis pada produk, maka mikroorganisme
patogenik akan tumbuh dan berkembang menyebabkan pembusukan .Penanganan
pascapanen buah dan sayuran seperti Indonesia belum mendapat perhatian yang
cukup. Hal ini terlihat dari kerusakan-kerusakan pasca panen sebesar 25 % - 28%. Bila
pasca panen dilakukan dengan baik, kerusakan-kerusakan yang timbul dapat diperkecil
bahkan dapat dihindari, sehingga kerugian ditingkat konsumen dapat diperkecil
(Saifudin,1998)
1.2 Tujuan
Jeruk (Citrus sinesis) terdapat berbagai macam varietas jeruk. Keragaman jeruk
sangat inggi yang ditunjukkan oleh banyaknya anggota pada marga Citrus
(Kasinah,2002). Meskipun demikin yang dianggap sbagai jeruk yang asli hanya 3
kelompok yaitu jeruk madarin, jeruk besar dan jeruk sitron, sedangakan yang lainnya
hasil persilangan dari ketiga kelompok tersebut. Kelompok mandarin sendiri terdiri dari
banyak spesies yng secara fenotipik berbeda jauh (Hajrah,2009).
Klasifikasi
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Familia : Rutaceae
SubFamili : Aurantioideae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus reticulata/nobilis
Jeruk manis mempunyai rasa yang manis, kandungan air yang banyak dan
memiliki kandungan vitamin C yang tinggi (berkisar 27-49 mg/100 gram daging buah).
Vitamin C bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh, yang dapat mencegah
kerusakan sel akibat aktivitas molekul radikal bebas. Sari buah jeruk manis
mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 ml, tergantung jenis jeruknya. Makin tua buah
jeruk, umumnya kandungan vitamin C semakin berkurang, tetapi rasanya semakin
manis
Pada deterjen terdapat bahan builder yang disebut juga pembentuk. Bahan ini
berfungsi untuk meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara
menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air. Bahan ini juga terdiri dari kumulan
beberapa bahan dasar sepert fasfat dalam ikatan Sodium Try Poly Phosphate dan
bahan asetat dalam Nitril Tri Acetate dan Ethylene Diamine Tetra Acetat
(Sarah,2008).Bahan lain yang ditambahakan agar dterjen terlihat menarik, yaitu bahan
aditif yang merupaka bahan suplemen/ tambahan seperti pewangi, pelarut, pemutih,
pewarna (Nugroho, 2004)
Cairan kalsium klorida (CaCl2) adalah senyawa ionik yang terdiri dari unsure
kalsium (logam alkali tanah) dan klorin. Ia tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak
beracun, yang digunakan secara ekstensif di berbagai industri dan aplikasi di seluruh
dunia(Greenwood,1997). Berlaku sebagai ion khalida yang khas dan padat pada suhu
kamar..Kalsium klorida dapat berfungsi sebagai sumber ion kalsium dalam larutan,
tidak seperti sebagai sumber ion kalsium dalam larutan, tidak seperti kebanyakan
senyawa kalsium lainnya, kalsium klorida larut. Sifat ini berguna untuk menggantikan
ion dari larutan. Sebagai contoh fosfat dipindahkan dari larutan oleh kalsium :
Kalsium klorida cair dapat dielektrolisis untuk memberikan logam kalsium dan gas klor :
Kalsium klorida merupakan suatu zat yang dapat memperpanjang unur simpan
buah(Scott,1984). Menurut (Shear,1975) kalsium klorida dapat menungkatan laju
reakasi yang terjadi pada buah, sehingga dapat mengahambat proses pemasakan dan
juga menambah daya simpan buah.Fungsi lain dari CaCl2, sebagai pelebur es di jalan
raya pada musim dingin, untuk menurunkan titik beku pada mesin pendingin, sebagai
pengenyal dan pengawet makanan.Kalsium klorida(CaCl2) juga digunakan untuk
de-icing dan pengeringan dalam industri seperti baja, kaca dan semen.
Air adalah suatu senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumusan kimia H2O
yang berikatan secara kovalen, ikatan ini terbentuk akibat dari terikatnya electron
secara bersama. Berdasarkan sifat fisiknya (secara fisika) terdapat tiga macam bentuk
air, yaitu air sebagai benda cair, air sebagai benda padat, dan air sebagai benda gas
atau uap (Suryanta.2012).Air berubah dari suatu bentuk kebentuk yang lainnya
tergantung pada waktu dan tempat serta temperaturnya. Pemakaian air secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan berdasarkan tujuan
penggunaannya, yaitu air untuk keperluan irigasi, air untuk keperluan pembangkit
energi, air untuk keperluan industri dan air untuk keperluan publik. Air untuk keperluan
publik dibedakan atas air konsumsi domestik dan air untuk konsumsi sosial dan
komersial (Achmad, 2011)
Air merupakan suatu zat yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Air juga
memiliki beberapa karateristik yaitu:
A. Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat
yang digunakan untuk mengukur.Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat
panas suatu zat. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Pada termometer, zat
yang paling banyak digunakan adalah alkohol dan raksa. Air memiliki perubahan suhu
yang berlangsung lambat, sehingga air sebagai penyimpan panas yang sangat baik
(Crittenden,2014).
B. Warna
Warna air sebenrnya terdiri dari warna asli dan warna tampak.Warna asli atau true
clour adalah warna yang disebabkan oleh substansi terlarut. Warna pada air
dilaboratorium diukur berdasarkan warna tsnadar yang telah dktehui konsentrasinya.
Intensitas wana ini dapat diukur dengan satuan unit standar yang dihasilkan oleh dua
mg/platina. Standar yang ditetapkan di Indonesia besarnya maksimal lima
unit(Sutrisno,2004).
Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama. Timbulnya rasa pada air minum
berkaitan erat dengan bau pada air minum. Pengukuran rasa dan bau tergantung pada
reaksi individual sehingga hasil yang dilaporkan tidak mutlak. Standar persyaratan air
minum yang menyangkut bau dan rasa yang menyatakan bahwa dalam air minum tidak
boleh terdapat bau dan rasa yang tidak diinginkan (Sutrisno, 2004).
D. Kekeruhan
Kekeruhan merupakan sifat op tik dari sua tu larutan yang menyebabkan cahaya
yang melaluinya terabsorbsi dan terbias dihitung dalam satuan mg/l. Air akan dikatakan
keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi,
sehingga memberikan warna atau rupa yang berlumpur atau kotor(Sutrisno, 2004)
3.5 Pengertian Plastik
Plastik merupakan polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu sama lain.
Secara umum plastik tersusun dari polimer yaitu rantai panjang yang satuannya lebih
kecil yang disebut monomer. Plastik berbahaya bagi kesehatan manusia karena migrasi
residu monomer vinil klorida sebagai unit penyusun polivinilklorida (PVC) yang bersifat
karsinogenik. Monomer-monomer tersebut akan masuk ke dalam makanan dan
selanjutnya akan masuk kedalam tubuh orang yang mengkonsumsinya. Penumpukan
bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak dapat larut dalam air sehingga
tidak dapat dibuang keluar bersama urin maupun feses. Penumpukan bahan-bahan
inilah yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan bagi pemakainya dan bisa
mengakibatkan kanker (Siswono, 2008). Plastik merupakan bahan yang relative
nondegradable sehingga pemanfaatan plastik harus diperhatikan mengingat besarnya
limbah yang di hasilkannya.
Jenis plastik
Plastik dapat digolongkan berdasarkan:
1.Sifat fisikanya
A.Termoplastik
Merupakan jenis plastik yang bisa didaur ulang/dicetak
lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren
(PS), ABS, polikarbonat (PC)
B. Termoset
Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang atau dicetak lagi.
Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh:
resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
2.Berdasarkan sumbernya
A. Polimer alami
Berasal dari bahan kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
C. Polimer sintetis:
Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester,
polipropilen, polistiren. Bahan ini terdapat tetapi dibuat oleh proses
buatan: karet sintetis
D.Polimer alami yang dimodifikasi:
Berasal dari seluloid, cellophane.
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
1. Timbangan analitik
2. Pisau
3. Beaker glass
4. Sendok
5. Kertas label
6. Baskom
7. Loyang
8. Oven
3.1.2 Bahan
1. Plastik tipis
2. Buah jeruk
3. Deterjen
4. CaCl2
5. Air
3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
3.2.1 Skema Kerja
Buah jeruk
Penimbangan bahan
Diamati selama 3 hari dan sensorinya( warna, kenampakan, terkstur bera,t dan aroma)
3.2.2 Fungsi perlakuan
Langkah pertama yang harus dilakukan pada praktikum kali ini yaitu kupas
buah jeruk yang telah disediakan. Setelah itu potong buah yang sudah dikupas
menjadi 6 bagian yang sama besar. Beri label atau tanda pada jeruk yang sudah
dipotong guna untuk mengetahui mana jeruk yang menjadi kontrol, yang akan
direndam deterjen, direndam CaCl2, direndam air panas, dioven, dicelup air biasa.
Setelah semua jeruk sudah di beri label/ tanda, timbang buah jeruk satu per satu.
Catat hasil timbangan bua jeruk tersebut.
Setelah dilakukan penimbangan pisahkan jeruk yang digunakan sebagai
kontrol(tanpa perlakuan) yang berfungsi untuk pembanding buah yang diberi
perlakuan. Selanjutnya masukkan empat buah jeruk kedalam larutan deterjen
7%,kedalam larutan CaCl2 7%, kedalam air panas, dan kedalam air biasa masing-
masing satu buah dengan waktu perendaman 10 menit. Perendaman pada
deterjen ini bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang menempel pada
buah. Deterjen membunuh mikroorganisme dengan jalan merusak dinding sel
mikroorganisme yang menempel pada buah. Perendaman pada CaCl2 bertujuan
untuk meningkatkan kandungan kalsium pada buah sehingga dapat menghambat
proses perubahan warna( browning). perendaman pada air panas ini bertujuan
untuk membunuh bakteri yang menempel pada buah, dan direndam menggunakan
air biasa bertujuan untuk memperpanjang umur simpan bahan pangan dengan
mengurangi jumlah mikroba pathogen. Buah jeruk yang tersisa satu masukkan
untuk dilakukan proses pengovenan selama dua jam guna untuk mencegah infeksi
mikroba pathogen. Setelah semua buah diberi perlakuan sesuai dengan waktunya
masing masing, buah jeruk diberi alas plastik dan amati perubahan yang terjadi.
Catat hasil pengamatan. Selanjutnya masukkan keenam buah jeruk kedalam
wadah besar untuk dilakukan proses pendiaman pada suhu ruang selama 4 hari.
Amati lagi perubahan buah setelah pendiaman dua haridan empat hari.
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hari ke-0(Jum’at,6 April 2018)
H(0) Warna Kenampaka Terkstur Berat aroma
n
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan pada buah jeruk terhadap warna,
kenampakan, tekstur, berat dan aroma dengan bahan pencelup berupa larutan deterjen,
larutan CaCl2, air panas, oven, dan air biasa. Selain itu dilakukan perlakuan fisis yaitu
pendiaman di suhu ruang selama 4 hari, guna untuk mengetahui jangka waktu buah
tersebut mengalami kerusakan.
Hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum kali ini menunjukkan jeruk
yangdijadikan sebagaikontrol hanya sedikit mengalami perubahan sifat fisik dan
kimianya
Pengamatan pada perndaman kedalam larutan deterjen dengan waktu 10 menit dan
dibiarkan selama 4 hari mengalami penurunan berat, teksturnya yang semakin
lunak,dan aroma yang semakin tidak segar serta pemudaran pada warna jeruk. Hal ini
sesuai dengan teori bahwasannya deterjen mengandung bahan berupa pemutih. Bahan
ini dapat menyebabkan perubahan warna akan tetapi perubahan yang terjadi tidak
terlalu signifikan melainkan hanya sedikit berupa dan lebih konstan(Arifin,2008)
Hasil pengamatan keempat yaitu pada perendaman air biasa. Pada perendaman ini
perubahan hampir sama seperti buah kontrol(tidak ada perlakuan) namun tetap terjadi
penurunan pada berat, pemudaran pada warna, tekstur yang semakin melunak,dan
aroma yang mulai tidak segar. Hal ini dikarenakan pendiaman pada suhu ruangan
dengan tempat yang terbuka, sehingga bakteri yang ada diruangan sangat mudah
menyerang pada buah
Hasil pengamatan selanjutnya yaitu pada proses pengovenan. Pada proses ini
menunjukkan bahwasanya terjadi perubahan warna dan kenampakan, teksturnya pun
semakin melunak tetapi tidak terlalu tampak bila terjadi pelunakkan, menurunnya berat
buah dan juga aroma yang sudah tidak segar.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pad praktikum kali ini adalah:
1. Pemberian larutan pada bahan pertanian mempengaruhi pada perubahan warna,
tekstur, berat, dan aroma, akan tetapi penyimpan buah juga harus diperhatikan. Seperti
contoh perendaman pada CaCl2 tidak dapat menghambat proses pemasakan pada buah
dan tidak mencegah kerusakan, dikarenakan proses penyimpan diruang terbuka yang
dapat menyebakan bakteri tetap mudah mengkontaminasi bahan.
2. Pada semuah bahan terjadi perubahan fisik dan kimia. Hal ini terjadi karena adanya
mikroorganisme yang ada pada buah dan juga pada ruangan. Serta terjadi penurunan
berat pada bahan, dikarenakan adanya proses penguapan dan juga pembusukan yang
menyebabkan kandungan air pada bahan meluber disekitar bahan
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini adalah:
1. Tidak terlalu banyak komunikasi di laboratorium sehingga tidak menamabah mikroba
yang ada pada laboratorium.
2. Pastikan praktikan memilik alat yang dibutuhkan masing masing sehingga dapat
menyingkat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Hajrah, Wa Ode. 2009. Mempelajari Profil Sensori Jeruk Keprok Batu 55 (Citrus
reticulata blanco), Keprok Blinyu (Citrus reticulata blanco), ManisPunten(Citrussinensis
osbeck) Serta Manis Valencia (Citrus sinensis Osbeck) Dengan Analisis Sensori
Deskriptif. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor: tidak diterbitkan.
Kasinah, S. Purnomo, Sudjijo, dan Sukarmin. 2002. Perbaikan Tekstur Buah Jeruk
Siam melalui Hibridisasi. Laporan Hasil Penelitian Tahun 2002. Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika,Solok.