Anda di halaman 1dari 6

Nama : Shinta Sulistiawati

Kelas : 1A
NPM : 2110631020043

Pengarahan Pengkoordinasian Manajemen


1. Pengarahan

Pengarahan menurut Siswanto (2007: 111) menyatakan “Pengarahan adalah suatu


proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan instruksi kepada bawahan agar
mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan”. Pengarahan juga
sering disebut sebagai fungsi directing atau fungsi actuating (menggerakkan).
Secara umum, pengarahan berarti suatu kegiatan memberikan instruksi, perintah,
dan petunjuk kepada orang lain. Pengarahan juga dapat diartikan sebagai proses
menuntun kegiatan-kegiatan para anggota organisasi ke arah yang tepat, suatu
keinginan atau proses untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan
menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada
tempatnya demi kepentingan jangka panjang suatu organisasi.

 Tujuan Pengarahan
Tujuan pengarahan juga sebagai upaya untuk memberikan penjelasan serta
bimbingan yang di lakukan oleh seorang pemimpin sebelum dan selama
melakukan tugas, diantaranya:
a) Memprakarsai aksi
b) Alat motivasi
c) Mengintegrasikan upaya
d) Menyediakan stabilitas
e) Menaikan koping dengan perubahan
f) Penggunaan sumber daya secara efesien
g) Menghindari kemungkinan yang tak berarti
h) Membudayakan SOP (Standard Operational Procedure)
i) Menjamin kontribusi perencanaan
j) Membina disiplin kerja
 Prinsip Pengarahan
Prinsip pengarahan menurut Kurniawan:
a) Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
b) Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c) Mananamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
d) Menghargai hasil yang baik dan sempurna
e) Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f) Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g) Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

Sedangkan menurut Haris, terdapat beberapa prinsip pengarahan yaitu:

- Prinsip mengarah pada tujuan

Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang


menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin
besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan
tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan
perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor- faktor lain seperti
:perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan
yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta
kemampuan bawahan.
- Prinsip keharmonisan dengan tujuan

Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang


mungkin tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka
mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan
yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai
pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu.
Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi
kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi
apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka
menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
- Prinsip kesatuan komando

Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan


arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para
bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala
kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka
pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta
semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil
maksimal.

 Jeni-Jenis Pengarahan
 Pengarahan Umum
Penggunaan pengarahan ini sangat bergantung pada preferensi manajer,
kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan
oleh bawahannya. Pengarahan umum ini merupakan suatu pengarahan
yang diberikan dalam lingkup yang lebih luas terhadap suatu kegiatan.
 Pengarahan Khusus
Sama halnya dengan pengarahan umum, pengarahan khusus merupakan
pengarahan yang sifatnya khusus hanya untuk beberapa hal yang dirasa
membutuhkan pengarahan yang mendetail.
 Pengarahan Lisan
Pengarahan secara lisan tidak dapat ditolak, meskipun mereka tidak
sependapat tentang suatu pengarahan yang di berikan secara lisan.
Biasanya perintah ini digunakan untuk tugas yang diperintahkan
merupakan tugas yang sederhana, dan dalam keadaan darurat, bawahan
yang di perintah sudah pernah mengerjakan perintah, perintah itu dapat
selesai dalam waktu yang singkat, apabila dalam mengerjakan tugas itu
ada kekeliruan, tidak akan membawa akibat yang besar,
 Pengarahan Tertulis
Pada umumnya perintah tertulis dapat di berikan dalam hal – hal sebagai
berikut:
a. Pada pekerjaan yang sulit, memerlukan keterampilan,
keterangan detail, angka – angka yang pasti dan terperinci.
b. Bila pegawai yang diperintah berada di tempat lain.
c. Tugas yang di perintah berlangsung dari suatu bagian ke bagian
yang lain.
d. Jika dalam pelaksanaan perintah itu, kesalahn yang terjadi dapat.
menimbulkan akibat yang besar.
 Pengarahan formal
Perngarahan formal merupakan pengarahan yang diberikan oleh suatu
orang terhadap orang lain sesuai dengan format aktivitas atau tugas yang
telah ditetapkan dalam sebuah organisasi.

 Pengarahan informal

Pengarahan informal merupakan pengarahan yang sifatnya tidak begitu


terikat, didalamnya biasa terdapat pengarahan yang berupa saran,
masukan, atau juga suatu bujukan.

2. Pengkoordinasian

Pengkoordinasian adalah proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan


yang terpisah pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif.
Menurut G.R. Terry berpendapat bahwa, koordinasi merupakan suatu usaha yang
sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan
mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan
harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.

 Tujuan Pengkoordinasian
Tujuan Koordinasi merupakan daya upaya untuk menyinkronkan dan
menyatukan tindakan-tindakan sekelompok manusia. Menurut Siagian
(1993:110), tujuan dari koordinasi yakni:

 Sebagai pencegah konflik dan kotradiksi


 Sebagai pencegah persaingan yang tidak sehat
 Sebagai pencegah pemborosan
 Sebagai pencegah kekosongan ruang dan waktu
 Sebagai pencegah adanya perbedaan pendekatan dan pelaksanaan

Dari hal diatas, terdapat juga tujuan dilakukannya koordinasi, yakni:

 Meraih dan menjaga keefektifitasan organisasi seoptimal mungkin dengan


sinkronasi, kebersamaa, keselarasan serta keseimbangan antara aktivitas
yang saling berhubungan.
 Menjalankan pencegahan pada munculnya konflik dan membuat efisiensi
yang optimal pada berbagai kegiatan yang interdependen dengan
kesepakatan yang mengakomodir semua elemen yang berhubungan.
 Koordinasi berupaya untuk menciptakan dan menjaga supaya suasana dan
perilaku yang ada saling merespon dan mengantisipasi pada setiap unit
kerja baik yang berhubungan atau tidak. Hal ini agar kesuksesan masing-
masing unit tidak mengganggu atau diganggu oleh unit lainya. Untuk itu
dibutuhkan koordinasi dengan jaringan komunikasi dan informasi yang
efektif.

 Prinsip Pengkoordinasian
- Prinsip kesatuan arah dan tujuan.
- Prinsip kesepakatan tentang kegiatan atau tindakan yang harus
dilakukan masing-masing pihak, termasuk target dan jadwalnya.
- Prinsip ketaatan atau loyalitas.
- Prinsip saling tukar informasi tentang kegiatan, hasil yang dicapai dan
masalah yang dihadapi.
- Prinsip saling menghormati, saling percaya, dan saling membantu.
- Prinsip profesionalitas.
- Prinsip saling dapat dipercaya.
- Prinsip ketepatan penggunaan alat koordinasi.
- Prinsip efisiensi.
- Prinsip adanya koordinator atau pemimpin yang menggerakan dan
memonitor seluruh pelaksanaan kerjasama dalam organisasi dan
mengerti serta mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

 Jenis-Jenis Pengkoordinasian
Koordinasi pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 klasifikasi utama, yaitu
dapat diklasifikasikan berdasarkan Ruang Lingkup dan berdasarkan Aliran
koordinasinya.

1. Jenis Koordinasi berdasarkan Ruang Lingkup (Scope)


 Koordinasi Internal adalah koordinasi di antara berbagai unit kerja
atau departemen dalam suatu organisasi dengan mengintegrasikan
tujuan dan kegiatan pada unit kerja atau departemen tersebut.
 Koordinasi Eksternal adalah koordinasi antara organisasi dan
lingkungan eksternalnya yang terdiri dari pemerintah, komunitas,
pelanggan, investor, pemasok, pesaing, lembaga penelitian,
masyarakat setempat dan lain sebagainya.

2. Jenis Koordinasi berdasarkan Alirannya (Flow)


 Koordinasi Vertikal adalah koordinasi antara berbagai tingkatan
organisasi dan harus memastikan bahwa semua tingkatan dalam
organisasi bertindak selaras dan sesuai dengan kebijakan organisasi.
Koordinasi Vertikal ini pada dasarnya adalah yang berkaitan dengan
kegiatan pengarahan dan penyatuan instruksi dari atasan ke
bawahannya atau ke unit-unit kerja yang berada dibawah tanggung
jawab dan wewenangnya.
 Koordinasi Horizontal adalah koordinasi antara berbagai departemen
atau unit kerja pada tingkat hirarki manajemen yang sama. Misalnya
koordinasi antara departemen produksi dengan departemen
pemasaran ataupun koordinasi antara departemen keuangan dengan
departemen pembelian.

Anda mungkin juga menyukai