Anda di halaman 1dari 12

Ringkasan

BAB 1
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MANAJEMEN

1) Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan
melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi,
manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Beberapa definisi manajemen menurut para ahli sebagai berikut.

Drs. H.Malayu S.P. Hasibuan


Manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatansumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Andrew F. Sikula
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara
efisien.

G.R. Terry
Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya.

Horold Koontz dan Cyril O’Donnel


Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujua tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan
demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi
perencanaan, pengoranisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Jika kita simak definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.


2. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni.
3. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam
memanfaatkan unsur-unsurnya (6M).
4. Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerja sama dalam
suatu oragnisasi.
5. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab..
6. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.
7. Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

2) Pentingnya Manajemen
Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian)
sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya
kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan
tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka terbentuklah
kerja sama dan keterikatan formal dalam sutu organisasi.

Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab :


1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja,
tugas, dan tanggung jawab dalan penyelesaiannya.
2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.
3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang
dimiliki.
4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.
5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan 6M dalam
proses manajemen tersebut.
6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.

Manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur semua kegiatan dalam rumah
tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan, dan lain sebagainya. Dengan
manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan serasi dan harmonis, saling menghormati
dan mencintai, sehingga tujan optimal akan tercapai.

Manajemen pada dasarnya sudah ada sejak adanya pembagian kerja, tugas, tanggung jawab, dan
kerja sama formal dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan. Tegasnya, manajemen sudah ada
sejak adanya pemimpin/pengatur dan ada bawahan yang diatur untuk mencapai tujuan bersama,
walaupun masalahnya masih sangat sederhana.
Manajemen pada dasarnya baru dapat diterapkan, jika :

1. Ada tujuan bersama dan kepentingan yang sama yang akan dicapai.
2. Ada kerja sama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal dan ikatan tata tertib yang baik.
3. Ada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur.
4. Ada hubungan formal dan ikatan kerja yang tertib.
5. Ada sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan.
6. Ada organisasi (wadah) untuk melakukan kerja sama.
7. Ada wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility) dari setiap individu anggota.
8. Ada koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dari proses manajemen tersebut.
9. Ada pemimpin/pengatur dan bawahan yang diatur.
10. Ada relationships in organization dan human organization.
11. Ada the nature of men and the nature organization.
12. Ada komunikasi dan delegation of authority.

B. FILSAFAT DAN ASAS-ASAS MANAJEMEN

1) Filsafat Manajemen
Filsafat manajemen adalah kerja sama saling menguntungkan, bekerja efektif dan dengan
metode kerja yang terbaik untuk mencapai hasil yang optimal.
Dalam filsafat manajemen, manajer akan lebih bertanggung jawab dalam perencanaan dan
pengendalian serta dalam menafsirkan kepandaian-kepandaian para pekerja dan mesin-mesin
menurut aturan-aturan, hukum-hukum, dan formula-formula, sehingga dengan jalan demikian
akan membantu pekerja-pekerja melakukan pekerjaannya dengan biaya yang rendah bagi
majikan dan penghasilan yang lebih besar bagi buruh.
Filsafat manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar
atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah manajer.

Manfaat filsafat manajemen

 Memberikan suatu dasar dan pedoman bagi pekerjaan manajer.


 Memberikan kepercayaan dan pegangan bagi manajer dalam proses manajemen untuk mencapai
tujuan.
 Memberikan dasar dan pedoman berpikir efektif bagi manajer.
 Dapat dipergunakan untuk mendapatkan sokongan dan partisipasi para bawahan, jika mereka
mengetahui peranan manajer dan mengerti tindakan-tindakannya, asalkan mereka telah
menghayati filsafat manajemen.
 Memberikan pedoman arah pemecahan yang terbaik terhadap masalah-masalah yang dihadapi
manajer.
 Menjadi pedoman dasar dan kepercayaan bagi manajer dalam melakukan wewenang
kepemimpinannya.
Penerapan filsafat manajemen

 Filsafat yang berbeda-beda berkembang, karena itu manajemen diterapkan dalam keadaan yang
berbeda-beda.
 Perbedaan personalitas setiap manajer.
 Perbedaan dalam hal penilaian terhadap manusia.

Para perintis ilmu manajemen

Para perintis ilmu manajemen terdiri dari beberapa orang yaitu Frederick Winslow Taylor,
Henri Fayol, Babbage, dan Alexei Stakhanov

2) Asas-asas Manajemen
Asas( prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang
dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan
pengalaman. Asas ini sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas
yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran dasar dalam bidang ilmu tersebut. Asas
adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang absolut atau mutlak. Artinya, penerapan asas harus
mempertimbangkan keadaan-keadaan yang berubah-ubah.

Dengan menggunakan asas-asas manajemen, seorang manajer dapat mengurangi atau


menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam menjalankan pekerjaannya, dan kepercayaan
pada diri sendiri pun akan semakin besar.
Asas-asas umum manajemen
Asas-asas umum manajemen (general principles of management), menurut :

Henry Fayol

a. Division of work (asas pembagian kerja)


Asas ini sangat penting, karena adanya limit factors, artinya adanya keterbatasan-
keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan, yaitu :
 Keterbatasan waktu
 Keterbatasan pengetahuan
 Keterbatasan kemampuan
 Keterbatasan perhatian
Keterbatasan-keterbatasan ini mengharuskan diadakannya pembagian pekerjaan. Tujuannya
untuk memperoleh efesiensi organisasi dan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi
sangat diperlukan, baik pada bidang teknis maupun bidang kepemimpinan.

Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap organisasi, karena tanpa
pembagian kerja berarti tidak ada organisasi dan kerja sama di antara anggotanya. Dengan
pembagian kerja maka daya guna dan hasil guna organisasi dapat ditingkatkan demi
tercapainya tujuan.

b. Authority and Responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab)


Menurut asas ini, perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan
bawahan; wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Wewenang (authority)
menimbulkan “hak”, sedangkan tanggung jawab menimbulkan “kewajiban”. Hak dan
kewajiban menyebabkan adanya interaksi atau komunikasi antara atasan dan bawahan.
c. Discipline (asas disiplin)
Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan, dan perintah
atasan harus dihormati, dipatuhi serta dilaksanakan sepenuhnya.
d. Unity of command (asas kesatuan perintah)
Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan
dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Tetapi seorang atasan dapat
memberi perintah kepada beberapa orang bawahan.
e. Unity of Direction (asas kesatuan jurusan atau arah)
Setiap orang (sekelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu
perintah, dan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak, dan kesatuan
tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of command berhubungan dengan karyawan,
sedangkan unity of direction bersangkutan dengan seluruh perusahaan.
f. Subordintion of Individual Interest into General Interest (asas kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi)
Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama (organisasi), di
atas kepentingan pribadi.
g. Remuneration of Personnel (asas pembagian gaji yang wajar)
Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil, wajar, dan
seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik bagi
karyawan maupun majikan.
h. Centralization (asas pemusatan wewenang)
Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang, artinya wewenang itu dipusatkan atau
dibagi-bagikan tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil
keseluruhan yang memuaskan. Centralization ini sifatnya dalam arti relatif, bukan absolut
(mutlak).
i. Scalar of Chain (asas hierarki/rantai berkala)
Perintah harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah dengan cara yang
berurutan.
j. Order (asas keteraturan)
Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan ketertiban
dalam penempatan barang-barang dan karyawan.
k. Equity (asas keadilan)
Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian gaji dan jaminan
sosial, pekerjaan dan hukuman.
l. Initiative (asas inisiatif)
Menurut asas ini, seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan kesempatan kepada
bawahannya untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif
memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.
m. Esprit de crops (asas kesatuan)
Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina melalui sistem
komunikasi yang baik, sehingga terwujud kekompakan kerja (team work) dan timbul
kegiatan untuk mencapai hasil yang baik.
n. Stability of turn-over personnel (asas kestabilan masa jabatan)
Menurut asas ini, pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya
karyawan tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidakstabilan organisasi, biaya-
biaya semakin besar, dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang berpengalaman.

POKOK-POKOK PERBANDINGAN MANAJEMEN F.W TAYLOR DAN HENRY FAYOL

Frederick Winslow Taylor Henry Fayol


1. Shop Level Management 1. Top Level Management
Orientasinya dari tingkat atas Orientasinya dari tingkat atas ke
organisasi atau dari tingkat buruh ke tingkat bawah atau dari top
tingi top management. management ke tingkat buruh.
2. Production Oriented 2. Human Oriented
Berorientasi pada peningkatan Berorientasi pada unsur (peranan)
produksi secara langsung yang manusia dalam rangka peningkatan
cenderung menyamakan buruh produksi. Jadi, peningkatan produksi
dengan mesin. secara tidak langsung.
3. Pencipta Organisasi Fungsional 3. Pencipta Organisasi Lini
Fungsionalisasi kegiatan pada level Terdapat pemusatan wewenang pada
operasi, berdasarkan spesialisasi, tingkat pimpinan organisasi,
karena pemisahan fungsi sehingga berbagai fungsi berpusat
perencanaan dari fungsi operasi dalam tangan pimpinan tertentu.
pelaksana. 4. Ruang Lingkup Teori Manajemen
4. Ruang Lingkup Teori Manajemen Skop manajemen yang
Skop teori manajemen sempit dan dikembangkan lebih luas, karena
sering dikatakan manajemen pabrik, berhasil mengemukakan asas-asas
karena aspek-aspek yang lebih manajemen yang lebih umum, dan
umum kurang diperhatikan, juga juga berhasil mengemukakan fungsi-
tidak berhasil mengungkapkan fungsi manajemen.
fungsi-fungsi manajemen. F.W. Henry Fayol dikenal sebagai Bapak
Taylor dikenal sebagai Bapak Manajemen Modern.
Scientific Management.
C. ILMU DAN SENI MANAJEMEN
Ilmu (science) adalah sekumpulan pengetahuan yang telah disistematisasikan, dikumpulkan
dan diterima menurut pengertian kebenaran umum mengenai keadaan suatu objek dan objek
tertentu.

Science manajemen (manajemen ilmiah) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang


disistemasi, dikumpulkan, dan diterima menurut pengertian kebenaran-kebenaran universal
mengenai manajemen.

Sciencetific management adalah manajemen menggunakan ilmu (science) dan sciencetific


method.

Sciencetific method adalah suatu pendekatan yang tetay terhadap suatu objek ilmu dan tujuan
utamanya ialah untuk menambah pengetahuan yang sudah ada.

Sciencetific management memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 Tersusun secara sistematis/teratur


 Dapat dipelajari dan diajarkan
 Menggunakan metode-metode ilmiah
 Dapat dijadikan suatu teori
 Objektif dan rasional

Sciencetific management ialah manajer yang menggunakan science dan sciencetific method
dalam usaha memimpin kegiatan-kegiatan bawahannya melalui fungsi-fungsi manajemen.
Seni (art) adalah suatu kreativitas pribadi yang kuat dan disertai keterampilan.

Science mengajarkan kepada orang suatu pengetahuan, sedangkan art (seni) mendorong
orang untuk berpraktek.

Seni manajemen meliputi kecakapan untuk melihat totalitas dari bagian-bagian yang terpisah
dan berbeda-beda, kecakapan untuk menciptakan sesuatu gambaran tentang visi tertentu,
kecakapan untuk menyatukan visi tersebut dengan skills (keterampilan) atau kecakapan yang
efektif.

Manajer adalah seorang ilmuwan dan sekaligus seniman, yang mengendalikan diri pada ilmu,
ia pun harus mempunyai “firasat, keyakinan-keyakinan, kreativitas” dan menguasai cara-cara
“penerapannya”. Karena itu, seorang yang mempunyai pengetahuan luas tentang manajemen bisa
saja gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang manajer yang kompeten, jika ia kurang
menguasai art of management (seni manajemen).
Perbedaan antara Science dan Art

Science/ilmu Art/seni

Berkembang secara teoretis Berkembang secara praktis

Membuktikan Merasa

Meramalkan Menerka

Memberikan definisi Menguraikan/mengajarkan

Memberikan kepastian/ukuran Memberikan pendapat

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu mengajarkan kita tentang sesuatu,
sedangkan seni mengajarkan kita bagaimana sesuatu hal dilakukan.

Pendekatan ilmu yang dilakukan oleh para ahli dikenal atas “pendekatan klasik dan
pendekatan modern”. Kedua cara pendekatan ini mempunyai perbedaan yang sifatnya gradual
saja, sebagai berikut.

1. Pendekatan klasik lebih memfokuskan analisis spesialisasi dan penguraian yang sifatnya mikro.
Sedangkan pendekatan modern lebih memfokuskan teori dengan penguraian kepada perpaduan
dan perencanaan, menyajikan seluruh (generalis) pandangan yang dibutuhkan, jadi sifatnya
makro.
2. Pendekatan klasik (ilmu klasik) penggunaannya (sifatnya) unidimensi, jadi cenderung kepada
hal-hal yang terbatas, sedangkan pendekatan modern cenderung pandangannya multidimensi,
jadi penggunaan kepada hal-hal yang luas.
3. Pendekatan klasik terhadap manajemen/organisasi lebih memfokuskan pada internal (metode
dan prosedur kerja), sedangkan pendekatan modern generalis meliputi metode, prosedur, dan
sistem (internal dan eksternal)-nya.

BAB 2
TUJUAN, BIDANG, DAN MAZHAB MANAJEMEN
A. TUJUAN MANAJEMEN
Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan
nonmateri dari hasil kerjanya. Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business
organization) atau pelayanan/pengabdian (public organization) melalui proses manajemen itu.
Tujuan adalah sesuatu hasil (generalis) yang ingin dicapai melalui proses manajemen
(penulis). Tujuan adalah hasil yang diinginkan yang melakukan skop yang jelas, serta
memberikan arah kepada usaha-usaha seorang manajer (G.R Terry).
Tujuan-tujuan ini dapat kita kaji dari beberapa sudut dan dibedakan sebagai berikut.

1. Menurut tipe-tipenya, tujuan dibagi atas :


a) Profit objectives, bertujuan untuk mendapatkan laba bagi pemiliknya.
b) Service objectives, bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen
dengan mempertinggi nilai barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
c) Social objectives, bertujuan meningkatkan nilai guna yang diciptakan perusahaan untuk
kesejahteraan masyarakat.
d) Personal objectives, bertujuan agar para karyawan secara individual economic, social
psychological mendapat kepuasan di bidang pekerjaannya dalam perusahaan.

2. Menurut prioritasnya, tujuan dibagi atas :


a) Tujuan primer
b) Tujuan sekunder
c) Tujuan individual
d) Tujuan social

3. Menurut jangka waktunya, tujuan dibagi atas :


a) Tujuan jangka panjang
b) Tujuan jangka menengah
c) Tujuan jangka pendek

4. Menurut sifatnya, tujuan dibagi atas :


a) Management objectives, tujuan dari segi efektif yang harus ditimbulkan oleh manajer.
b) Management objectives, tujuan yang harus dicapai daya upaya atau kreativitas-
kreativitas yang bersifat manajerial.
c) Administrative objectives, tujuan-tujuan yang pencapaiannya memerlukan administrasi.
d) Economic objectives, tujuan-tujuan yang bermaksud memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dan memerlukan efisiensi untuk pencapaiannya.
e) Social objectives, tujuan suatu tanggung jawab, terutama tanggung jawab moral.
f) Technical objectives, tujuan berupa detail teknis, detail kerja, dan detail karya.
g) Work objectives, yaitu tujuan-tujuan yang merupakan kondisi kerampungan suatu
pekerjaan.

5. Menurut tingkatnya, tujuan dibagi atas :


a) Overall enterprise objectives, tujuan semesta (generalis) yang harus dicapai oleh badan
usaha secara keseluruhan.
b) Divisional objectives, adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap divisi.
c) Departemental objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh masing-masing
bagian.
d) Sectional objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh setiap seksi.
e) Group objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh setiap kelompok urusan.
f) Individual objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh masing-masing
individu.

6. Menurut bidangnya, tujuan dibagi atas :


a) Top level objectives, adalah tujuan-tujuan umum, menyeluruh, dan menyangkut berbagai
bidang sekaligus.
b) Finance objectives, adalah tujuan-tujuan tentang modal.
c) Production objectives, adalah tujuan-tujuan tentang produksi.
d) Marketing objectives, adalah tujuan-tujuan mengenai bidang pemasaran barang dan jasa-
jasa.
e) Office objectives, adalah tujuan-tujuan mengenai bidang ketatausahaan dan
administrasinya.

7. Menurut motifnya, tujuan dibagi atas :


a) Public objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai berdasarkan ketentuan-
ketentuan undang-undang negara.
b) Organizational objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai berdasarkan
ketentuan-ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan statuta organisasi yang
bersifat zakelijk dan impersonal (tidak boleh berdasarkan pertimbangan perasaan atau
selera pribadi) dalam upaya pencapaiannya.
c) Personal objectives, adalah tujuan pribadi/individual (walaupun berhubungan dengan
organisasi) yang dalam usaha pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh selera ataupun
pandangan pribadi.

Kesimpulan bahwa tujuan merupakan hal terjadinya proses manajemen dan aktivitas kerja,
tujuan beraneka macam, tetapi harus ditetapkan secara jelas, realistis, dan cukup menantang
berdasarkan analisis data, informasi, dan pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada. Kecakapan
manajer dalam menetapkan tujuan dan kemampuannya memanfaatkan peluang, mencerminkan
tingkat hasil yang dapat dicapainya.

B. BIDANG-BIDANG MANAJEMEN
Bidang-bidang manajemen dikenal atas :
1. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja, agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan.
2. Manajemen Permodalan/Pembelanjaan
Dalam manajemen permodalan, pembahasan lebih dititikberatkan bagaimana
mengelola/mengatur dana/uang, supaya mendapatkan keuntungan yang wajar.
3. Manajemen Akuntansi Biaya
Dalam manajemen akuntansi biaya, membahas masalah pemakaian material, supaya
efisien dan efektif sehingga pemborosan dapat dihindarkan seminimal mungkin.
4. Manajemen Produksi
Dalam manajemen produksi ini membahas pengertian produksi, tata ruang perusahaan,
perawatan, dan lain sebagainya.
5. Manajemen Pemasaran
Dalam manajemen ini, yang dibahas adalah bagaimana mengatur supaya barang dan jasa-
jasa dapat terjual seoptimal mungkin dan mendapatkan laba yang wajar.

C. MAZHAB-MAZHAB MANAJEMEN
Menurut G.R. Terry mazhab-mazhab manajemen itu adalah :
1. Mazhab Manajemen Berdasarkan Kebiasaan (Management by Custom School)
Menurut mazhab ini, memimpin, mengatur, mengambil keputusan, pemecahan masalah,
dan lain sebagainya hanya didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang telah dilakukan oleh
pihak-pihak lain, sehingga tidak menimbulkan kreasi-kreasi baru dan menghilangkan
daya piker dan kreativitas.

2. Mazhab Manajemen Ilmiah (Scientific Managemet School)


Menurut mazhab ini, penyelesaian masalah, pengambilan keputusan,
memimpin/mengatur, dan lain sebagainya dilakukan berdasarkan metode-metode ilmiah.

3. Mazhab Perilaku (Behavior School)


Dalam mazhab ini, titik tolak penting tindakan manajer adalah perilaku manusia. Manajer
harus menyadari bahwa manajemen tidaklah dilakukan sendiri, justru manajerlah yang
harus menyebabkan orang lain melakukannya, berdedikasi, dan berpartisipasi tinggi
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

4. Mazhab Sosial (The Social School)


Menurut mazhab ini manajemen dianggap merupakan suatu sistem sosial dan sistem
hubungan kultural. Dalam mazhab ini dipersoalkan hubungan-hubungan antar organisasi,
lingkungan intern dan ekstern serta kekuatan-kekuatan yang menimbulkan perubahan-
perubahan dan penyesuaian-penyesuaian. Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa mazhab
sosial menentukan interaksi dan kerja sama manusia yang bersama-sama membentuk
suatu entitas sosial.

5. Mazhab Manajemen Sistem (System Management School)


Dalam mazhab ini sistem-sistem merupakan intisarinya. Untuk memenuhi tuntutan
efesiensi dan efektivitas kerja setiap petugas diperlukan adanya sistem kerja yang up to
date, tepat guna serta sesuai dengan kondisi setempat.

6. Mazhab Manajemen Berdasarkan Keputusan (Decisional Management School)


Menurut mazhab ini, pengambilan keputusan-keputusan merupakan tugas utama seorang
manajer.
7. Mazhab Pengukuran Kuantitatif (Quantitative Measure)
Penganut mazhab ini menyatakan bahwa manajemen adalah sebuah entitas logis yang
tindakan-tindakannya dapat dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol matematis,
hubungan-hubungan matematis, dan data yang dapat diukur. Mazhab ini juga
mementingkan persoalan pembuatan keputusan.

Ciri-ciri mazhab ini adalah :


Mengoptimalkan hasil (output) dari input (masukan)
Menggunakan model-model matematis

8. Mazhab Proses Manajemen (Management Process)


Para penganut mazhab ini menganggap bahwa manajemen merupakan serangkaian
aktivitas yang terdiri dari sub-subaktivitas tertentu.

9. Mazhab Manajemen Menurut Keadaan (Contingency Management School)


Para penganut mazhab ini melihat kemungkinan-kemungkinan peristiwa yang mungkin
terjadi merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan di dalam mempelajari
organisasi dan manajemen.

Anda mungkin juga menyukai